• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tradisi Marsirimpa “Gotong-Royong dalam Keseharian Warga Desa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Performansi Marsirimpa “Gotong-Royong” dalam Pekerjaan Umum

4.3.8 Tradisi Marsirimpa “Gotong-Royong dalam Keseharian Warga Desa

122

Dokumentasi pribadi

Gotong royong mengenai kesejahteraan warga didesa sigapiton

4.3.8 Tradisi Marsirimpa “Gotong-Royong” dalam Keseharian Warga Desa

123 partamiangan dohot di bahen do arisan lao mambahen khas simpan pinjam Terjemahan:

Dikampung ini selalu dilakukan kegiatan rutin mengenai kesejahteraan warga desa contohnya perkumpulan doa dan juga dibuat semacam arisan untuk membuat koprasi simpan pinjam

bersama warga yang sedang

membutuhkan Konteks situasi:

dilakukan dalam siklus kehidupan setiap hari

Dalam keseharian warga desa Sigapiton juga melibatkan unsur-unsur gototng-royong. Adapun yang dilakukan warga desa tersebut yaitu,

124 (a). simpan pinjam pupuk,

(b). arisan rumah tangga, (c). serikat tolong menolong

(a). Simpan pinjam pupuk, simpan pinjam pupuk juga termasuk dalam teknis bergotong-royong. Setiap masyarakat yang terdaftar dalam kelompok tani akan bersama-sama menanam dan merawat lahan pertanian. Salah satu cara dalam merawat dan menjaga agar panen tetap berbuah dengan maksimal harus diberi pupuk.

Warga terkadang tidak memiliki cukup modal untuk membeli pupuk dengan jumlah yang banyak, sehingga kelompok tani yang di bentik oleh warga desa Sigapiton ini dapat membantu permasalahan petani-petani yang kekurangan modal. Teknis simpan pinjam pupuk ini disinyalir menimbulkan manfaat yang cukup baik, salah satunya dari segi finansial. Saat masa tanam telah usai warga akan segera memupuk hasil tanamannya, sehingga warga akan datang untuk meminjam dari kelompok tani.

Dalam tahap ini pengembaliannya akan diberikan pada saat panen tiba atau saat sudah memiliki uang untuk mengembalikannya. Teknis pengembalian pupuk ini tidak berupa uang melainkan mengembalikan juga dengan pupuk karna setiap musimnya bisa saja harga pupuk berubah.

(b). Arisan rumah tangga, arisan rumah tangga juga tergolong dalam teknis gotong-royong. Disebut dengan arisan karna sistemnya seperti berupa simpan pinjam uang. Guna dari arisan ini dimaksudkan untuk memperoleh modal usaha dalam jumlah cukup atau untuk keperluan lain yang memerlukan dana besar seperti untuk modal pertanian, modal usaha atau untuk keperluan sekolah anak-anak. Dalam teknis

125

arisan ini setiap keluarga yang terdaftar akan menabung setiap minggu atau setiap harinya untuk tetap terdaftar. Saat memulai pengundian akan mencabut nama anggota keluarga setiap minggu atau setiap bulannya. Dalam arisan rumah tangga ini juga cukup membantu untuk menjamin kehidupan sosial setiap warga yang ikut di dalam kelompok ini, dengan cara ini juga berguna untuk bergotong-royong dalam sistem kehidupan.

(c). Serikat tolong menolong, serikat tolong menolong ini juga tak jauh beda dengan arisan berumah tangga. Hanya saja dalam serikat tolong menolong ini lebih mengarah kepada kehidupan sosial dengan teknis pergumulan. Biasanya kegiatan kegiatannya lebih mengarah kepada kebaktian, bakti sosial, kunjungan orang sakit, kunjungan orang meninggal, dan acara-acara lain yang melibatkan keanggotaan dari serikat tolong menolong tersebut. Didalam kesehariannya yang tergabung dalam serikat tolong menolong ini akan mengadakan kebaktian secara rutin dengan jadwal sebulan sekali, dan juga setiap anggota dari serikat tolong menolong ini akan diwajibkan membayar iuran keanggotaan untuk keperluan dana saat terjadi berita duka atau berita suka dari setiap anggotanya.

126 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian tentang tradisi gotong-royong yang diperoleh melalui informan tetatang gotong-royong pada masyarakat Batak Toba di desa Sigapiton pada tahapan siklus kehidupan masyarakat, terdapat beberapa kesimpulan yakni sebagai berikut:

1. Tahapan gotong-royong pada siklus menanam hingga memanen yaitu: (1).

Gotong-royong dalam pembukaan lahan (2). Gotong-royong dalam menggarap lahan (3). Gotong-royong dalam pembuatan irigasi persawahan (4). Gotong-royong dalam menanam lahan (5). Gotong-royong dalam membersihkan dan perawatan lahan (6). Gotong-royong dalam menyiapkan dan menyediakan pupuk (7). Gotong-royong dalam memanen.

2. Tahapan gotong-royong pada siklus daur hidup kehidupan mulai lahir hingga kematian yaitu: (1). Tradisi gotong-royong pada adat maresek-esek suku Batak Toba (2). Tradisi gotong-royong pada adat mangharoan suku Batak Toba (3). Tradisi gotong-royong pada adat martutu aek/tardidi suku Batak Toba (4). Tradisi gotong-royong pada adat marhajabuan suku Batak Toba (5).

Tradisi gotong-royong pada adat mambosuri suku Batak Toba (6). Tradisi royong pada adat hamatean suku Batak Toba (7). Tradisi gotong-royong pada adat mangongkal holi suku Batak Toba.

127

3. Tahapan gotong-royong dalam sistem gotong-royong pekerjaan lingkungan yaitu: (1). Gotong-royong dalam acara pesta gotilon (pesta panen) (2).

Gotong-royong dalam acara penyambutan hari paskah (hari kebangkitan) (3).

Gotong-royong dalam acara penyambutan hari raya natal dan tahun baru (4).

Gotong-royong dalam acara penyambutan HUT RI (5). Gotong-royong dalam kegiatan pembangunan dan perbaikan jalan (6). Gotong-royong dalam kegiatan kebersihan lingkungan (7). Gotong-royong dalam kesejahteraan warga desa (8). Gotong-royong dalam keseharian warga desa.

5.2 Saran

Hampir seluruh kegiatan dalam siklus kehidupan sosial masyarakat Batak Toba melibatkan sistem gotong-royong, baik juga pada masyarakat Batak Toba didesa Sigapiton Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba. Pada zaman modern saat ini membuat sistem gotong-royong perlahan sudah mulai di lupakan dan juga tidak dilakukan lagi terutama pada masyarakat Batak Toba. Padahal, gotong-royong merupakan modal utama masyarakat dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan mereka pada zaman dahulu. Oleh sebab itu, sangat diperlukan keikut sertaan para generasi muda atau biasa disebut kaum milenial sekarang ini untuk melestarikan gotong-royong tersebut, agar tetap terjalin kerja sama dan komunikasi yang baik guna membentuk masyarakat yang sejahtera dan bersosial yang baik dalam suatu kelompok masyarakat.

128

Disarankan agar hasil penelitian ini nantinya dapat diterapkan kembali dan dilestarikan kembali pada masyarakat, terutama masyarakat Batak Toba yang sudah tidak melakukan kegiatan gotong-royong tersebut. Bagi generasi muda sekarang ini diharapkan dapat melestarikan tradisi-tradisi gotong-royong yang sudah mulai menghilang dari masyarakat, karena kalau generasi muda juga tidak ikut andil dalam menjaga tradisi-tradisi tersebut makan kemungkinan besar akan terlupakan dan tidak ada lagi yang mengetahui dan melaksanakan tradisi-tradisi tersebut. Perlu dan gunanya pelestarian kembali yaitu untuk kesejahteraan daerah tempat tinggal kita untuk menjaga keamanan dan kaya akan tradisi nenek moyang terdahulu, karena tradisi merupakan pegangan hidup orang Batak dalam bermasyarakat sehingga menjadi semakin akrab dan kompak untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat Batak Toba itu sendiri.

Oleh karena itu gotong-royong merupakan sebuah konsep sosial yang baik pada masyarakat etnik di Indonesia, terutama pada masyarakat Batak Toba yang masih tinggal di kampung halaman. Maka penelitian seperti ini juga masih diperlukan oleh masyarakat lain agar dapat diterapkan sebagai modal utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat mereka.

129

DAFTAR PUSTAKA

Miles, MB dan Huberman, AM. 1992. Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press.

Siahaan, Naomi.2015. Tradisi Marsirimpa Batak Toba pada Siklus Mata Pencaharian

di Kecamatan Baktiraja. Medan : Skripsi

Sibarani, Robert. 2003. Kearifan Lokal Hakikat, Peran dan Metode Tradisi Lisan.

Jakarta : Asosiasi Tradisi Lisan.

Sibarani,Robert.2012. Kearifan Lokal : Hakikat, Peran, dan Metode Tradisi Lisan.

Jakarta : Asosiasi Tradisi Lisan.

Sibarani, Robert.2014. Kearifan Lokal Gotong-royong pada Upacara Adat Etnik Batak Toba. Medan : Badan Pustaka, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara.

Sibarani, Robert.2014. Pola Gotong-royong dan Model Revitalisasinya Pada Masyarakat Batak Toba.Medan: Lembaga Penelitian

Sibarani, Robert.2015. Pembentukan Karakter Langkah-langkah berbasis Kearifan Lokal. Medan : Lembaga Penelitian Sumatera Utara.

Sibarani, Robert.2017. Kearifan Lokal Gotong-royong Pada Masyarakat Batak Toba di Kawasan Danau Toba. Jakarta : Asosiasi Tradisi Lisan.

Sugiyono.2008. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Dokumentasi: https://www.wikipedia.org/denahsigapiton,ajibata.id

130 LAMPIRAN 1. Daftar informan

2. Nama : Mangasi Nadapdap Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 48 tahun Pekerjaan : Petani

Alamat : Desa Sigapiton 3. Nama : lasmawati Gultom

Jenis kelamin : Perempuan Usia : 76 tahun Pekerjaan : Petani

Alamat : Desa Sigapiton 4. Nama : Melanton Sirait

Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 77 tahun

Pekerjaan : Petani / parsinabung Alamat : Desa Sigapiton 5. Nama : Hisar Butar-butar

Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 44 tahun Pekerjaan : Kepala desa Alamat : Desa Sigapiton

131 2. Dokumentasi penelitian

132

133

134

135

136

Dokumentasi dusun (huta) yang berada di desa Sigapiton

1. Huta Sosor Baringin

2. Huta Lumban Pea

137 3. Huta Sosor Dolok

4. Lumban Sirait

138 5. Huta Sosor Pasir

6. Huta Lumban Nauli

7. Huta Lumban Hasahatan

139 8. Huta Lumban Manurung

9. Huta Lumban Butar-butar

140 3. Surat izin melakukan penelitian