• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transformasi Relief Candi Siwa Prambanan dalam Pola Lantai Tari Paramastri

KARYA PARANDITYA WINTARNI

3.2 Transformasi Relief Candi Siwa Prambanan dalam Pola Lantai Tari Paramastri

Pada butir sebelumnya, 3.1 Transformasi Relief Candi Siwa Prambanan dalam Pose Tari Paramastri, telah dipaparkan bahwa bentuk yang terdapat pada relief Candi Siwa Prambanan dapat dihubungkan dengan relief yang terpahat pada dinding Candi Siwa Prambanan. Hal ini dapat dilihat pada pola lantai dalam tari Paramastri.

Penata tari mengungkapkan terjadi ketidaksengajaan pada penggarapan pola lantai jika akan dihubungkan dengan cerita Ramayana yang terdapat pada dinding

Candi Siwa Prambanan. Setelah peneliti melihat lebih jauh pola lantai yang digunakan dalam tari Paramastri dapat dihubungkan dengan cerita – cerita yang terdapat pada cerita Ramayana. Pola lantai yang dapat dihubungkan dengan cerita atau adegan Ramayana yang terdapat di Candi Siwa Prambanan adalah

3.2.1 Pola Lantai yang Sesuai dengan Panel 1 Pilahan 1

Salah satu pola lantai tari Paramastri yang dapat dihubungkan dengan relief Candi Siwa Prambanan adalah

Cerita yang terdapat pada panel dinding Candi Siwa Prambanan

Pola lantai yang terdapat pada tari Paramastri

Dewa Wisnu sedang duduk di atas singgasana yang berbentuk Ular Naga yang muncul dari laut, dan di belakangnya duduk seekor Garuda. Dalam cerita itu, Dewa Wisnu diminta turun ke dunia oleh lima dewa yang menumpas kejahatan yang ditimbulkan oleh Rawana.

1 (satu) orang penari berada di tengah lingkaran. Keenam penari lainnya 1 (satu) penari tersebut. Keenam penari menggunakan gerakan sembahan sedangkan 1 (satu) penari yang di tengah tadi terus bergerak dengan pose – pose tribhanga.

Tabel (1)

Perbandingan pola lantai tari Paramastri dengan cerita yang terdapat pada panel 1 pilahan 1

Contoh pola lantai yang dipaparkan di atas dapat dilihat pada gambar (26) yang terdapat pada bab II.

3.2.2 Pola Lantai yang Sesuai dengan Panel 7 Adegan 1

Pola lantai tari Paramastri yang dapat dihubungkan dengan relief Candi Siwa Prambanan adalah

Cerita yang terdapat pada dinding Candi Siwa Prambanan

Pola lantai yang terdapat pada tari Paramastri

Sebelum Rama ditobatkan menjadi Raja, terlebih dahulu dilakukan penobatan Rama sebagai putera mahkota. Menurut tradisi kraton,

Keenam penari menghadap ke arah penari yang berada di sudut kiri panggung, mereka bergerak rampak. 1 (satu) penari yang berada di sudut

lebih dulu dinobatkan sebagai putera mahkota baru kemudian dinobatkan sebagai Raja. Penobatan Rama sebagai putera mahkota Kerajaan Ayodya diakukan oleh seorang pendeta. Sementara itu, di luar pagar istana Ayodya, rakyat merayakan penobatan tersebut.

kiri bergerak dengan pose – pose tribhanga seperti yang ada di Candi Siwa Prambanan. Keenam penari yang berada di depan tadi berjalan menuju ke sudut kanan membentuk setengah lingkaran, melingkari 1 (satu) penari tadi.

Tabel (2)

Perbandingan pola lantai tari Paramastri dengan cerita yang terdapat pada panel 7 adegan 1

Pola lantai yang dimaksudkan dalam tabel (2) di atas adalah seperti pada gambar di bawah ini.

Foto : Effy WP Gambar (57)

1 penari berada di sudut belakang panggung

Foto : Effy WP Gambar (58)

3.2.3 Pola Lantai yang Sesuai dengan Panel 19 Adegan 2 Pilahan 1

Pola lantai tari Paramastri yang dapat dihubungkan dengan relief Candi Siwa Prambanan adalah

Cerita yang terdapat pada dinding Candi Siwa Prambanan

Pola lantai yang terdapat pada tari Paramastri

Rama, Laksmana dan Sugriwa sedang berunding untuk merencanakan dan mengatur siasat untuk menyerang Kerajaan Alengka.

Para penari menuju ke formasi 3 (tiga) penari duduk berpose seperti yang terdapat pada relief Candi Siwa Prambanan, keempat penari lainnya membentuk diagonal di samping ke tiga penari yang duduk tadi.

Tabel (3)

Perbandingan pola lantai tari Paramastri dengan cerita yang terdapat pada panel 19 adegan 2 pilahan 1

Pola lantai yang dimaksudkan dalam tabel (3) di atas dapat dilihat seperti gambar di bawah ini

Foto : dok Dinas Kebudayaan DIY Gambar (59)

Pola lantai 3 penari duduk, penari berdiri

3.2.4 Pola Lantai yang Sesuai dengan Panel 20 Adegan 1 Pilahan 1

Pola lantai tari Paramastri yang dapat dihubungkan dengan relief Candi Siwa Prambanan adalah

Cerita yang terdapat pada dinding Candi Siwa Prambanan

Pola lantai yang terdapat pada tari Paramastri

Di taman keputerian, tampaklah dari kejauhan Sinta ditemani seorang gadis. Hanoman berusaha mengintip Sinta dari atas pohon. Pelan-pelan Hanoman mendekat dari balik pepohonan di taman keputerian. Bayangan Hanoman sempat dilihat oleh salah seorang abdi dalem taman keputerian. Kemudian abdi dalem itu melaporkan apa yang dilihatnya kepada Trijata. Trijata adalah keponakan Rawana yang selalu mendampingi Sinta selama di taman keputerian.

Para penari membuat pola lantai garis lurus, bergerak secara rampak dan tidak lupa menggunakan motif gerak Yogya Klasik yang dimodifikasikan dengan gerak tribhanga yaitu usap rawis. Setelah motif ini selesai dilakukan, para penari berkumpul di tengah panggung duduk membentuk lingkaran menghadap depan kemudian menghadap belakang masih dengan posisi duduk. 1 (satu) orang penari bergeser ke kiri keluar dari lingkaran, penari yang lain mengubah arah hadap tetap pada posisi duduk, mengikuti gerak 1 (satu) penari tadi.

Tabel (4)

Perbandingan pola lantai tari Paramastri dengan cerita yang terdapat pada panel 20 adegan 1 pilahan 1

Pola lantai saat penari melakukan gerakan usap rawis dapat dilihat pada gambar (35) yang terdapat pada bab II. Sedangkan pola lantai yang dimaksudkan pada tabel (4) dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Foto : dok Dinas Kebudayaan DIY Gambar (60)

Dari butir – butir di atas, dapat dilihat bahwa pola lantai pada tari Paramastri dapat dihubungkan dengan cerita Ramayana yang terpahat pada dinding Candi Siwa Prambanan, tetapi tidak semua dan tidak urut.

3.3 Transformasi Relief Candi Siwa Prambanan dalam Busana Tari