• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

TRANSKIP WAWANCARA

113 Aksesibilitas

Informan: Ketua Bank Sampah Saraswati A. Tempat dan Waktu Wawancara

Tempat Wawancara : PAUD RW 07

Hari, Tanggal Wawancara : Sabtu, 29 Agustus 2020 Waktu Wawancara : 10.00 – 11.00 WIB B. Identitas Informan

Nama : Ibu Maryam (Ketua Bank Sampah)

Usia : 53 tahun

Jenjang Pendidikan : SMK

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah sebelumnya ada permasalahan sampah yang besar sehingga dimunculkan Bank Sampah Saraswati?

Saya merupakan salah satu warga yang sudah lama tinggal di wilayah sini. Jauh sebelum berdirinya Bank Sampah, warga begitu sering mengabaikan kebersihan lingkungan bahkan acuh terhadap sampah yang bertebaran sehingga kerap membuat penyakit untuk dirinya masing-masing dan keluarganya seperti gatal-gatal dan diare. Meskipun wilayah kami alhamdulillah tidak pernah merasakan banjir, namun pada saat itu pemukiman warga pun seakan tak mengenal kata bersih dan terlihat seakan “kumuh”. Jangankan bersih, bahkan

114 pengetahuan masyarakat akan membuang sampah pada tempatnya pun masih sangat minim. Disamping itu, TPS (Pembuangan Sampah Sementara) memang belum banyak seperti sekarang. Sehingga pada tahun 2016 keresahan masyarakat akan lingkungan ini mulai tumbuh sejalan dengan program Pemprov DKI Jakarta yakni mengaktifkan Bank Sampah berdasarkan kecamatan wilayah masing-masing. Hingga sampai saat ini, masyarakat sudah bisa memilah sampah berdasarkan jenisnya, lalu sudah terbiasa mengikuti kegiatan Bank Sampah setiap 2 minggu sekali dalam satu bulan.

2. Siapa yang menginisiasi kegiatan Bank Sampah Saraswati ini? Masyarakat atau pemerintah?

Kegiatan Bank Sampah ini bermula dari anjuran Pemprov DKI, lalu bertepatan dengan munculnya kesadaran masyarakat setempat untuk melakukan perubahan lingkungan yang lebih baik sehingga Pak Eko (Ketua RW yang terpilih pada tahun 2016 hingga saat ini) mulai merancang sebuah

115 program utama untuk wilayah RW 07 yang bernama “Kampung Tosca”. Program tersebut menghasilkan 3 poin besar yakni: Clean, Health, & Green. Dimana Bank Sampah Saraswati masuk kesalah satu bagian dari Program Clean tersebut.

3. Mengapa memilih perempuan dalam pengelolaan Bank Sampah Saraswati?

Dari awal berdirinya Bank Sampah Saraswati, saya selaku Ibu RW 07 terpilih menjadi ketuanya. Dimana saat itu saya menilai bahwa perempuan cenderung lebih teliti,

detail oriented, meskipun dalam

pengoperasian Bank Sampah sendiri, tak bisa lepas dari bantuan warga laki-laki. Selain itu, saya juga ingin membangkitkan semangat perempuan dalam menjaga lingkungan, aktif dalam berkegiatan, dan memajukan perempuan-perempuan yang ada di RW 07 meskipun banyak juga warga perempuan yang bisa dikatakan sudah hidup berkecukupan.

116 4. Kegiatan dan jenis pelatihan

apa saja yang bisa diakses oleh perempuan?

Kegiatan yang bisa diakses oleh perempuan sebenarnya apa saja bisa, seperti mengikuti kegiatan Bank Sampah setiap 2 minggu sekali. Mereka bebas hadir menyaksikan penimbangan sampah yang telah dipilah dan dikumpulkan masing-masing, lalu melihat jumlah tabungan yang dihasilkan. Namun untuk pemberdayaan, sebelum pandemi Covid-19 Bank Sampah Saraswati sendiri mengadakan pelatihan setiap satu bulan sekali untuk perempuan yakni mendaur ulang sampah plastik koran bekas sehingga dapat menjadikan nilai jual ketika ada pameran hasil kreasi Bank Sampah Kelurahan Cipete Utara

5. Apa saja hambatan internal maupun eksternal dalam melakukan pemberdayaan perempuan?

Bicara tentang hambatan, tidak bisa diungkiri tentunya akan selalu ada. Seperti halnya hambatan internal setiap kegiatan Bank Sampah sedang berjalan yakni sulitnya menghadirkan jumlah warga perempuan seperti sasaran/target yang diharapkan dan keterbatasan lahan untuk membuat kegiatan

117 dengan sasaran jumlah warga yang cukup banyak. Faktor eksternalnya, yakni sulitnya merubah kebiasan beberapa warga yang tidak memilah sampahnya dirumah masing-masing. SOP (Standarisasi Operasional) Bank Sampah Saraswati sudah kami jelaskan diawal pendaftaran nasabah, bahkan tercatat dibuku tabungan sampah masing-masing, dan terpajang disekretariat kami, namun masih ada nasabah yang belum mengikuti SOP sebegaimana mestinya. Dimana beberapa nasabah yang hadir itu masih ada yang belum memilah sampah berdasarkan jenisnya. Hal itu menjadi hambatan bagi pengurus ketika penimbangan sedang berjalan, sebab syarat mengitung berat dari pemborong kami ialah dipilahnya sampah berdasarkan jenisnya dan tidak ada air atau benda lain yang membuat sampah menjadi lebih berat dari hasil sebenarnya.

118 TRANSKIP WAWANCARA

Partisipasi

Informan: Pengurus Bank Sampah Saraswati A. Tempat dan Waktu Wawancara

Tempat Wawancara : PAUD RW 07

Hari, Tanggal Wawancara : Sabtu, 22 Agustus 2020 Waktu Wawancara : 11.00 – 12.00 WIB B. Identitas Informan

Nama : Ibu Ita

Usia : 50 tahun

Jenjang Pendidikan : SMK

No. Pertanyaan Jawaban

1. Berapa presentasi perempuan (nasabah) yang turut aktif dalam kegiatan ini?

Dalam mengikuti kegiatan Bank Sampah, kami mengakui bahwa belum mencapai 50% dari jumlah perempuan yang ada di RW 07. Sebelum Covid-19 melanda, sosisalisasi secara rutin terus kami lakukan setiap bulannya untuk mengajak, mengingatkan, dan membangkitkan semangat warga untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan Bank Sampah Saraswati. Saat ini, sosialisasi memang terhenti lantaran keterbatasan ruang gerak karena PSBB yang masih berlaku di wilayah kami.

119 2. Berapa banyak perempuan

(pengurus) yang ikut berperan aktif dalam pengelolaan Bank Sampah?

Jumlah pengurus perempuan yang aktif dalam pengelolaan Bank Sampah sebanyak 8 orang dan 1 laki-laki.

3. Dengan jumlah perempuan yang belum berpartisipasi itu cukup banyak, apakah yang menjadi alasan mereka untuk tidak berpartisipasi dalam pengelolaan Bank Sampah Saraswati?

Dari beberapa warga yang kami tanyakan mengapa memilih tidak aktif, mereka menjawab bahwa keterbatasan waktu dan keterbatasan lahan untuk memilah sampah masing-masing menjadi alasan utama warga khususnya perempuan tidak mengikuti kegiatan Bank Sampah setiap 2 minggu sekali. Tak jarang dari mereka mengumpulkan sampahnya

masing-masing lalu

memberikannya kepada pemulung dan tempat pembuangan sampah yang menerima setiap harinya. Hal itu dinilai beberapa masyarakat lebih instant dari pada menabung sampahnya di Bank Sampah Saraswati yang hanya bisa diakses dua minggu sekali. Dan membuang sampah selain di Bank Sampah dinilai oleh mereka tidak perlu repot hingga memilah masing-masing sampah berdasarkan

120 jenisnya. Mereka juga masih kurang mengetahui bahwa memilah sampah sesuai SOP yang ada (botol bekas, plastik kopi, kain perca bekas) adalah salah satu langkah kami dalam bijak memilih sampah yang bisa di daur ulang dan menjadi nilai ekonomis, tentunya membantu sesama perempuan yang ada di RW 07.

4. Bagaimana solusi yang dilakukan pengurus Bank Sampah Saraswati untuk menumbuhkan kesadaran perempuan agar bisa aktif dalam kegiatan Bank Sampah Saraswati?

Solusi konkrit belum membawakan hasil, sebab kami selaku pengurus Bank Sampah senantiasa berupaya melakukan sosialisasi kepada warga khususnya perempuan melalui kegiatan-kegiatan yang kami lakukan bersama seperti arisan RW, pengajian-pengajian, kerja bakti, senam sehat, dan melalui kegiatan lainnya. Dalam sosialisasi yang kami lakukan tersebut, menghimbau dan mengajak warga untuk ikut sama-sama memajukan lingkungan yang bersih melalui kegiatan Bank Sampah Saraswati baik yang sudah hidup berkecukupan ataupun belum. Terlebih dalam kegiatan

121 kami, senantiasa untuk memajukan serta memberdayakan sesama perempuan.

5. Apa saja alasan umum yang menjadikan perempuan terkadang tidak aktif dalam mengikuti agenda Bank Sampah Saraswati?

Selama kurang lebih 4 tahun menjadi pengurus Bank Sampah Saraswati, kami bisa menyimpulkan beberapa alasan warga khususnya perempuan yang bisa dikatakan tidak aktif dalam berpartisipasi yakni karena keterbatasan lahan rumahnya untuk mengumpulkan dan memilah sampahnya masing-masing. Hal itu menjadikan alasan utama, setelah itu alasan kedua ialah keterbatasan waktu yang Bank Sampah miliki. Beberapa dari mereka beranggapan, dengan waktu kegiatan 2 minggu sekali itu cukup membuat mereka enggan dalam mengumpulkan dan memilah sampahnya. Tak jarang mereka yang menilai kami “lama” lalu memilih untuk menyerahkan sampahnya kepada pemulung atau tempat pembuangan sampah lainnya.

122 6. Apa saja metode dan

bagaimana proses partisipatif masyarakat pada saat program pemberdayaan berlangsung?

Pelatihan kompos hanya pernah kami laksanakan sekali selama ini, karena dari hasil evaluasi kami ditemukan bahwa pengurangan sampah plastik menjadi prioritas yang akan kami lakukan. Pada saat itu, pelatihan kompos di tahun 2019 berlangsung selama 1 jam yang mana tokoh kelurahan menjadi change agent pada kegiatan tersebut dan nasabah turut serta berpartisipasi. Sedangkan dan daur ulang sampah plastik yang biasanya bank sampah lakukan berlangsung masing-masing satu hari sampai dua hari tergantung bagaimana jenis kesulitan pembuatannya. Hingga saat ini kami membuat daur ulang sampah plastik kopi menjadi tas dan dompet. Sedangkan botol plastik dan koran bekas kami daur ulang menjadi vas bunga atau box serbaguna.

123 TRANSKIP WAWANCARA

Partisipasi

Informan: Nasabah Bank Sampah Saraswati A. Tempat dan Waktu Wawancara

Tempat Wawancara : PAUD RW 07

Hari, Tanggal Wawancara : Minggu, 30 Agustus 2020 Waktu Wawancara : 10.00 – 11.00 WIB B. Identitas Informan

Nama : Ibu Maryati

Usia : 55 tahun

Jenjang Pendidikan : SMA Sederajat

No. Pertanyaan Jawaban

1. Sejak kapan menjadi nasabah aktif Bank Sampah Saraswati?

Saya sudah menjadi nasabah aktif Bank Sampah Saraswati dari awal mula berdirinya, yaitu tahun 2016 hingga saat ini.

2. Mengapa Ibu memilih aktif dalam kegiatan Bank Sampah Saraswati?

Karena sebagai Ibu Rumah Tangga membuat saya ingin berperan dalam menjaga lingkungan, maka dari itu saya memilih aktif dalam kegiatan Bank Sampah. Pelatihan yang dihadirkan oleh Bank Sampah pun sangat informatif sehingga saya mendapatkan ilmu pengetahuan baru tentang pentingnya menjaga lingkungan. Disamping itu, nilai ekonomis dari sampah juga menjadi alasan saya

124 bergabung. Sebab melalui tabungan sampah yang saya miliki, penghasilan tersebut cukup bisa membantu saya memenuhi kebutuhan rumah tangga. Selain itu, Bank Sampah Saraswati juga menyediakan jual beli (beras, gula, kopi, sabun mandi, dan lain-lain) dan kami bisa membayarnya menggunakan sampah yang sudah ditentukan seperti botol atau koran bekas. Tentunya tarif harga barang yang akan dibeli sudah disesuaikan dengan berat sampah yang kami bawa.

3. Pernahkan anda tidak menghadiri kegiatan Bank Sampah Saraswati? Jika iya, apa alasannya?

Tentunya saya juga pernah tidak menghadiri kegiatan Bank Sampah Saraswati, yang mana pada saat hari-hari besar saya memilih untuk mengumpulkan sampah saya terlebih dahulu agar agenda hari besar tidak tersita dengan kegiatan Bank Sampah. Setelah itu, saya baru menabungnya jika kegiatan besar saya sudah selesai. Mengingat dalam melakukan penimbangan tidak bisa diwakilkan, harus orang yang

125 memiliki buku tabungan sampah pribadi tersebut.

4. Menurut anda, bagaimana solusi yang harus dilakukan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran sesama perempuan dalam kegiatan Bank Sampah?

Sebagai nasabah aktif, saya rasa perlu ditingkatkan lagi sosilasisasi kegitan Bank Sampah Saraswati kepada warga RW 07. Usaha untuk sadar peduli lingkungan, mengisi kegiatan produktif, membantu sesama, sebagai wujud solidaritas warga RW 07 Kelurahan Cipete Utara.

5. Perubahan apa saja yang terjadi dalam diri dan lingkungan sekitar selama menjadi nasabah aktif?

Perubahan yang saya rasakan untuk diri saya sendiri yakni menjadi pribadi yang lebih sadar akan kebersihan dan kesehatan lingkungan, sudah terbiasa memilah sampah berdasarkan jenisnya, dan dalam segi ekonomi sangat terbantu. Dengan adanya kegiatan Bank Sampah ini, saya bisa menabung dari hasil memilah sampah dan bisa diambil tabungannya dalam waktu 3 bulan sekali.

6. Apa saja alasan umum yang anda ketahui jika warga perempuan RW 07 terkadang memilih tidak hadir dalam

Selama kurang lebih 4 tahun menjadi pengurus Bank Sampah Saraswati, kami mendapatkan beberapa alasan warga khususnya

126 sebuah kegiatan yang

diadakan oleh Bank Sampah Saraswati?

perempuan yang bisa dikatakan tidak aktif dalam berpartisipasi yakni karena keterbatasan lahan rumahnya untuk mengumpulkan dan memilah sampahnya masing-masing. Hal itu menjadikan alasan utama, setelah itu alasan kedua ialah keterbatasan waktu yang Bank Sampah miliki. Beberapa dari mereka beranggapan, dengan waktu kegiatan 2 minggu sekali itu cukup membuat mereka enggan dalam mengumpulkan dan memilah sampahnya. Tak jarang mereka yang menilai kami “lama” lalu memilih untuk menyerahkan sampahnya kepada pemulung atau tempat pembungan sampah lainnya. Disamping itu, warga dengan tingkat ekonomi keatas mengakui bahwa keterbatasan waktu menjadi penyebab utamanya mereka tidak berpartisipasi. Dengan 5 hari dalam seminggu sudah bekerja, mereka memilih sabtu minggu menjadi hari tenang atau bahkan menghabiskan waktu dengan keluarga masing-masing

127 TRANSKIP WAWANCARA

Kontrol

Informan: Nasabah Bank Sampah Saraswati A. Tempat dan Waktu Wawancara

Tempat Wawancara : PAUD RW 07

Hari, Tanggal Wawancara : Minggu, 30 Agustus 2020 Waktu Wawancara : 12.30 – 13.30 WIB B. Identitas Informan

Nama : Ibu Darti

Usia : 51 tahun

Jenjang Pendidikan : SMA Sederajat

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah ada kriteria tertentu untuk perempuan bisa mengikuti kegiatan Bank Sampah Saraswati?

Untuk mengikuti kegiatan Bank Sampah, pengurus tidak memiliki kriteria tertentu dalam menerima anggota atau nasabah. Mereka yang ini menjadi bagian dari kami cukup mendaftar kepada pengurus, memberikan fotocopy KTP, setelah itu akan diberikan buku tabungan sampah oleh pengurus untuk masing-masing orang. Dimana dalam buku tersebut terdapat struktur, SOP, mekanisme, dan catatan saldo tabungan. Hanya saja, setiap RW di wilayah Cipete Utara memiliki Bank Sampahnya masing-masing, sehingga itu seperti

128 sudah terbentuk bahwa setiap warga yang hendak menjadi nasabah bisa mendaftarkan dirinya berdasarkan domisili (RW) tempat tinggalnya masing-masing.

2. Sebagai nasabah aktif, tahukan Ibu jenis

management seperti apa

yang digunakan pengurus dalam melakukan pengelolaan Bank Sampah Saraswati?

Yang saya ketahui, management atau mekanisme yang dimiliki oleh Bank Sampah Saraswati antara lain:

1. Nasabah memilah sampah berdasarkan jenisnya dari rumah 2. Menyetorkan sampah tersebut ke

Bank Sampah setiap 2 minggu sekali

3. Nasabah mengisi absensi kehadiran dan menyerahkan buku tabungan kepada pengurus

4. Lalu pengurus menimbang berdasarkan jenis dan volume sampah. Botol plastik dihargai Rp. 1.500/Kg, koran bekas

5. Setelah itu, sampah akan diangkut oleh petugas Rumah Zakat dimana mereka sebagai pemborong yang menaungi Bank Sampah Saraswati 6. Catatan pembukan dilakukan oleh pengurus dihadapan nasabah secara langsung, sehingga prinsip

129 keterbukaan sangatlah hadir dalam pelaksanaannya.

7. Lalu diakhir kegiatan, pengurus melakukan penghitungan omzet yang nantinya akan dilakukan pembayaran oleh rumah zakat 3. Bagaimana pengurus

melakukan koordinasi kepada anggota atau nasabah Bank Sampah Saraswati dalam setiap kegiatan?

Kapan pun bank sampah memiliki semua ide/gagasan/informasi mengenai kegiatan bank sampah, pengurus senantiasa melakukan koordinasi, selalu dimulai dari menjalin komunikasi dengan RT dan diikuti dengan menyebarkan informasi melalui grup whatsapp ibu-ibu pkk, arisan RW, Majlis Ta’lim setempat, dan memberikan sosialiasi melalui perkumpulan warga seperti arisan dan pengajian.

4. Adakah peraturan bagi anggota atau nasabah Bank Sampah Saraswati? Dan adakah sanksi bagi anggota yang melanggar peraturan tersebut?

Secara tertulis, tidak ada peraturan khusus bagi anggota bank sampah. Pengurus menghimbau lebih kepada syarat menjadi anggota yakni menyiapkan foto copy ktp. Selebihnya jika kami sebagai nasabah tidak aktif dalam berkegiatan, teguran secara tidak langsung kami terima melalui

130 TRANSKIP WAWANCARA

Manfaat

Informan: Nasabah Bank Sampah Saraswati A. Tempat dan Waktu Wawancara

Tempat Wawancara : PAUD RW 07

Hari, Tanggal Wawancara : Minggu, 30 Agustus 2020 Waktu Wawancara : 13.30 – 14.00

B. Identitas Informan

Nama : Ibu Wati (Ketua RT 03)

Usia : 50 tahun

Jenjang Pendidikan : D3 Manajemen

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah manfaat yang anda dapatkan dari kegiatan Bank Sampah Saraswati?

Manfaat yang saya dapatkan dari menjadi nasabah aktif bank sampah yaitu dalam segi ekonomi cukup membantu, mengurangi sampah yang ada di lingkungan, dan sampah menjadi suatu nilai jual.

2. Sejauh mana dampak positif bagi lingkungan sebelum dan sesudah adanya Bank Sampah Saraswati?

Dulunya keluarga saya termasuk acuh terhadap sampah dan kepedulian sosial. Kami seringkali membuang sampah tidak pada tempatnya karena belum menyadari akan pentingnya kesehatan dan bersihan lingkungan. Menjadi anggota bank sampah saat ini, pemikiran keluarga kami menjadi berubah sebab sampah jadi memiliki suatu nilai jual. Dimana dalam daur

131 ulang sampahnya pun menjadi nilai ekonomis yang dapat menambahkan penghasilan khususnya saya sebagai ibu rumah tangga.

3. Dalam segi ekonomi, apakah anda merasa terbantu dari keaktifan menjadi nasabah Bank Sampah? Jika iya, bisa diceritakan?

Walau mungkin tidak banyak, namun saya tetap merasa terbantu. Karena setiap tabungan sampah yang saya miliki dapat saya tukarkan dengan kebutuhan sembako yang keluarga kami perlukan. Hanya dengan mengumpulkan dan memilah sampah, kami dapat menerimanya.

4. Sebagai nasabah aktif, seberapa tahukah anda akan pemberdayaan perempuan yang dijalankan oleh Bank Sampah Saraswati?

Saya mengetahui dari papan tujuan yang ada di sekretariat, pemaparan pak RW setiap kali presentasikan programnya, dan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan yang pernah berlangsung seperti pelatihan pembuatan kompos dan daur ulang sampah.

5. Menurut anda, apakah strategi pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh Bank Sampah Saraswati sudah berjalan dengan baik?

Sudah mencukup hanya saja perlunya di tingkatkan sosialisasi kepada masyarakat terhadap kegiatan yang dilakukan oleh bank sampah. Agar lebih dikenal baik dari kalangan warga RW 07 ataupun yang bukan.

132 TRANSKIP WAWANCARA

Manfaat

Informan: Nasabah Bank Sampah Saraswati A. Tempat dan Waktu Wawancara

Tempat Wawancara : PAUD RW 07

Hari, Tanggal Wawancara : Minggu, 23 Agustus 2020 Waktu Wawancara : 12.45 – 13.30

B. Identitas Informan

Nama : Mas Andi

Usia : 30 Tahun

Jenjang Pendidikan : SMA

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah manfaat yang anda dapatkan dari kegiatan Bank Sampah Saraswati?

Manfaat bagi diri sendiri, sudah pasti kegiatan ini menjadikan saya teman-teman nasabah yang lain memiliki penghasilan tambahan dari setiap tabungan bank sampah yang saya lakukan. Selain itu, saya jadi lebih tau bagaimana membuat kerajinan dari sampah yang sudah tidak digunakan. Lebih khusus sampah plastik, botol bekas, kain perca, dan masih banyak lagi. Saya merasa bahwa bank sampah ini telah berhasil dalam mengubah pola pikir kami, khususnya keluarga saya yang sekarang lebih baik memahami mengumpulkan sampah

133 bekas dalam sisa aktivitas keseharian dan memilah jenisnya. Hal itu akan mendapatkan suatu pemasukan tambahan bagi kami karena satu botol bekas pun begitu berarti untuk menambah tabungan sampah kami. Dengan begitu, kami tutur pula menjadikan lingkungan lebih bersih dan ramah meskipun hanya dengan suatu langkah kecil. 2. Sejauh mana dampak positif

bagi lingkungan sebelum dan sesudah adanya Bank Sampah Saraswati?

Dahulunya, wilayah kami begitu minim tempat pembuangan sampah. Ketika memasuki tahun 2016, lingkungan menjadi lebih tertata karena tidak ada lagi sampah bertumpukan dan berserakan di jalan. Hal itu semakin didukung karena masing-masing RW memiliki bank sampahnya masing-masing. Sinergi itu lah bagi saya merupakan suatu dampah positif dari sebelum dan sesudah adanya bank sampah.

3. Dalam segi ekonomi, apakah anda merasa terbantu dari keaktifan menjadi nasabah Bank Sampah? Jika iya, bisa diceritakan?

Tentunya iya, sebagaimana yang sudah saya jelaskan diawal. Kehadiran bank sampah membuat keluarga kami mendapatkan uang belanja tambahan.

134 4. Sebagai nasabah aktif,

seberapa tahukah anda akan pemberdayaan perempuan yang dijalankan oleh Bank Sampah Saraswati?

Yang saya ketahui mengenai pemberdayaan dalam bank sampah ini sebatas saya tahu bahwa pemberdayaan ada disalah satu tujuan terbentuknya dan para pengurus seringkali menjalankan koordinasi dengan para pembina (lurah Cipete Utara) dan penasihat (Ketua RW, Ketua LKM, dan Ketua PKK RW 07) untuk merancang pemberdayaan bagi kami. Setelah itu akan diumumkan bagi nasabah yang hendak mengikuti diperbolehkan hadir. Biasanya dalam proses ini berlangsung pertemuan tidak hanya sekali, melainkan 2-3 kali untuk menyelesaikannya. Sebelum dijalankan pun, nasabah senantiasa menceritakan masalah sampah seperti apa yang hadir lalu pengurus memberikan formulasinya dari awal merencakan hingga evaluasi berlangsung.

5. Menurut anda, apakah strategi pemberdayaan perempuan yang dilakukan

Sudah berjalan dengan baik bagi kami yang sudah turun aktif dalam kegiatannya. Namun untuk nasabah yang belum pernah mengikuti,

135 oleh Bank Sampah Saraswati

sudah berjalan dengan baik?

mungkin bisa saja merasa belum berjalan dengan baik. Hal-hal yang bersifat evaluasi agar mampu mengajak warga lain yang belum aktif, tentunya perlu kembali disusun oleh pengurus bank sampah agar mereka merasakannya juga.

Dokumen terkait