• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSKIP WAWANCARA Tahapan atau Langkah Pemberdayaan

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

TRANSKIP WAWANCARA Tahapan atau Langkah Pemberdayaan

Infroman: Lurah Cipete Utara A. Tempat dan Waktu Wawancara

Tempat Wawancara : Kantor Kelurahan Cipete Utara Hari, Tanggal Wawancara : Selasa, 25 Agustus 2020 Waktu Wawancara : 13.00 – 14.00 WIB B. Identitas Informan

Nama : Andrias, SKM ( Kepala Seksi Ekonomi, Pembangunan dan Lingkungan Hidup Kelurahan Cipete Utara)

Usia : 53 tahun

Jenjang Pendidikan : S1

No. Pertanyaan Jawaban

1. Ada berapa bank sampah yang terdapat di Kelurahan Cipete Utara? Bagaimana

manajemen atau

pengelolaannya?

Hingga saat ini, kehadiran bank sampah di kelurahan Cipete Utara sebanyak 14. Dimana terdapat 11 RW dan setiap RW memiliki bank sampahnya masing-masing sebanyak 1 kecuali RW yang memiliki 3 bank sampah sekaligus. Dalam memanajemen pengelolaan bank sampah, saya sebagai kepala seksi eksbang lingkunga hidup kelurahan Cipete Utara bertanggung jawab penuh dalam setiap

102 pelaksanaannya. Ada bank sampah yang hadir seminggu sekali, dua minggu sekali, atau bahkan satu kali setiap bulannya. Dengan jadwal bank sampah yang berbeda sesuai dengan kesepakatan masing-masing bank sampah.

2. Siapa yang menginisiasi Bank Sampah di Cipete Utara? Bisakah anda ceritakan awal mula terbentuknya bank sampah disini?

Sebelum adanya bank sampah, dengan jumlah penduduk mencapai 40.000 jiwa namun kelurahan Cipete Utara tidak memiliki TPS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara). Padahal yang kami prediksikan bersama, satu orang bisa menghasilkan sampah hingga 0,5 kg/hari. Hal itu yang menyebabkan banyak warga tidak bisa menjangkau untuk pembuang sampah sehingga kebanyakan dari mereka memilih untuk membuang sampah sembarangan seperti di pinggir jalan, lahan kosong, hingga selokan air. Sebelumnya pun, hanya ada gerobak sampah yang datang setiap minggunya. Rawa barat ialah TPS terdekat dari wilayah kami, namun keterbatasan jarak membuat warga seringkali enggan untuk

103 mengantarkan sampahnya kesana. Meskipun semua wilayah Jakarta bermasalah dengan sampah, namun suatu hal yang patut disyukuri dimana pada tahun 2016 sedikit demi sedikit warga mulai menyadari pentingnya menjaga lingkungan karena hal itu dapat berpengaruh terhadap kebersihan dan kesehatan mereka. Semua bermula dari lurah sebelum periode saat ini mengunjungi Kota Semarang untuk melakukan studi banding mengenai bank sampah diajukan dengan dana Kesehatan, lalu mencoba mengimplementasikannya.

Sehingga pada saat munculnya inisiatif warga untuk mendirikan bank sampah, sejalan dengan instruksi Pemprov DKI Jakarta mengenai bank sampah. Hingga saat inilah bank sampah itu hadir di kelurahan kami walaupun tidak semuanya berada dibawah naungan Pemda. Beberapa ada yang bekerjasama dengan CSR perusahan sesuai dengan keinginan masyarakat masing-masing termasuk Bank

104 Sampah Saraswati yang memilih untuk bekerjasama dengan CSR Rumah Zakat.

3. Bagaimana solusi dari pihak kelurahan untuk meningkatkan kesadaran perempuan agar dapat berpartisipasi dalam setiap kegiatan bank sampah?

Dari segi kesadaran, bisa dikatakan mereka sudah memilikinya. Hanya saja perihal akses ke bank sampah setempat yang menjadi hambatan untuk para perempuan lebih turut aktif dalam kegiatan bank sampah, seperti jarak yang cukup jauh membuat sebagian warga sungkan untuk mendatangkan bank sampah. Untuk memudahkan warga dalam berpartisipasti bank sampah, kami sudah menyediakan 3 titik bank sampah yang berada di RW 02. Untuk RW lainnya masih kami usahakan untuk menambah bank sampah lagi agar akses untuk masyarakat lebih mudah.

4. Apa saja dan bagaimana kelurahan membantu masing-masing bank sampah menjalankan perannya dalam pemberdayaan perempuan?

Untuk pengurus bank sampah, peran kelurahan seperti sudah otomatis berjalan dari awal mula terbentuknya pengelolaan bank sampah. Dimana sebagian besar perempuan lebih memahami sampah yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangganya. Kelurahan pun berperan

105 dalam mengaktifkan PKK setempat melalui pemantauan dari setiap masing-masing RT dan RW. Dengan hadirnya PKK terlebih dahulu, hal itu tidak terlepas dari bantuan anggota PKK untuk menggerakan kader-kader baru bank sampah pada saat itu hingga sekarang.

5. Menurut anda, sejauh ini apakah pemberdayaan perempuan yang dilakukan bank sampah sudah dapat dikategorikan berhasil?

Bila dikatakan berhasil atau tidak, mungkin yang sudah turun aktif dalam pengelolaan atau nasabah sudah merasakan keberhasilan dari pemberdayaan perempuan itu sendiri. Mereka menyatakan kepuasannya karena bank sampah turut membantu perekonomian keluarga. Contoh kecil ketika mereka bisa membeli sembako dan bisa membayarnya dengan sampah yang sudah dipilah dan dibedakan berdasarkan jenisnya. Setiap lebaran mereka juga bisa membeli kebutuhan daging atau ayam dari hasil tabungan sampahnya.

6. Hasil seperti apa yang didapatkan dari awal mula bank sampah hingga saat ini?

Hasil dari bank sampah hingga saat ini untuk secara khusus bank sampahnya sendiri belum ada,

106 namun program unggulan kelurahan kami ialah bank sampah. Dimana bank sampah Sawo merupakan bank sampah tertua yang ada di Kelurahan Cipete Utara hingga menjadi panutan bagi bank sampah yang ada di Jakarta Selatan. Meskipun tidak ada penghargaan atau pengakuan prestasi secara tertulis, namun Cipete Utara menjadi satu-satunya kelurahan di DKI Jakarta yang sudah memiliki bank sampah disetiap RW-nya. Disisi lain, kehadiran bank sampah juga membuat lingkungan menjadi bersih dan membuat angka kasus DBD di Cipete Utara menurun signifikan.

7. Apakah pemenuhan kebutuhan dasar (welfare) seperti kebutuhan sandang dan pangan tiap pengurus dan nasabah aktif sudah terpenuhi?

Jika bicara mengenai kebutuhan dasar anggota dan pengurus bank sampah, pada dasarnya mereka tidak sepenuhnya berasal dari kalangan orang yang tidak mampu. Meskipun ada beberapa warga yang menjadikan penghasilan utamanya berasal dari tabungan bank sampahnya, namun banyak juga dari nasabah dan pengurus yang bisa

107 dikatakan sudah masuk ekonomi menengah. Dimana tujuan mereka aktif dalam bank sampah tidak hanya menjadikan hasil dari tabungan bank sampah sebagai penghasilan pokok, hanya saja mereka memanfaatkan hasil-hasil sampah rumah tangganya untuk ditabungkan dan menghasilkan pundi-pundi uang tambahan.

8. Pergerakan (mobilization)

atau partisipasi dalam pengambilan keputusan seperti apa yang ikut melibatkan anggota bank sampah?

Nasabah dan pengurus memiliki hak yang sama yaitu bebas mengeluarkan pendapatnya sebagaimana yang sudah kami beritahu diawal bahwa bank sampah ini dari oleh warga dan untuk warga. Jadi siapapun bebas berpendapat apabila memang dinilai ide yang disampaikan untuk keputusan bersama. Contohnya ketika mereka memilih CSR Rumah Zakat yang menjadi pemborong, bukan mengikuti Pemda. Selain itu, harga sampah per kg pun bisa mereka berikan tanggapan apabila dinilai kurang cukup. Kami senantiasa menanamkan bahwa bank sampah

108 ialah milik warga bersama, bukan miliki pemerintah.

9. Tahap persiapan

(engagement) dan

pengkajian (assessment)

seperti apa yang dilakukan bank sampah pada saat memulai pemberdayaan perempuan?

Pada kedua tahap ini, kami melakukan engagement melalui PKK dan Majlis Ta’lim setempat. Sedangkan assessment pada awal mula kegiatan bank sampah kami lakukan melalui masing-masing ketua RT dan mengambil beberapa tokoh masyarakat untuk mengetahui keresahan mengenai sampah seperti apa yang terjadi di wilayah setempat. Kami juga melakukan analisis terkait pengelolaan sampah seperti apa yang tepat untuk kami gunakan agar sampah di lingkungan menjadi berkurang. Sehingga hasil assessment yang kami dapatkan, masyarakat pun merasa bahwa masalah sampah akan menjadi masalah yang serius apabila tidak cepat diatasi. Dari sanalah mereka membulatkan tekad bahwa dengan berdirinya bank sampah akan meminimalisir pembuangan sampah yang saat itu masih jauh dari kata baik.

109 10. Adakah seorang tokoh yang

berperan menjadi tugas sebagai agen perubah

(change agent) pada tahap

perencanaan atau designing secara partisipatif untuk berupaya menggerakan warga? Jika ada, siapakah orang tersebut?

Agen perubah yang kami hadirkan pada tahap perencanaan ialah Tokoh Ulama setempat. Dimana mereka ikut berperan aktif dalam menggerakan, mengajak, mendiskusikan kepada masyarakat meneganai bayangan proses dan bagaimana hasilnya yang mereka akan dapatkan apabila bank sampah ini berjalan sesuai yang sudah dirancang bersama. Para tokoh ulama juga tak segan dalam menyampaikan dakwahnya tiap kali berceramah atau khutbah untuk meleburkan nilai-nilai pentingnya menjaga lingkungan dalam sudut pandang agama islam. Contohnya untuk bank sampah Saraswati (RW 07) memiliki tokoh ulama yang bernama Haji Ilham Khalid, dan Ustad Halim. Beberapa tahun yang lalu yang pernah mengunjungi bank sampah kami seperti Pendamping CSR Perusahaan yang ingin bekerjasama dengan kami. Selebihnya belum pernah ada lagi sampai saat ini. Untuk tenaga kesejahteraan sosial sendiri

110 sepertinya belum ada yang bergerak di kelurahan kami.

11. Dalam tahap performulasian rencana aksi, adakah petugas membantu kelompok masyarakat untuk memformulasikan gagasan mereka dalam bentuk tertulis?

Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, tugas kelurahan dan para tokoh ulama sudah pasti memberi edukasi guna membantu kelompok masyarakat untuk memformulasikan gagasannya mengenai bank sampah itu sendiri baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Masyarakat pun pada saat itu ikut berpartisipasi dalam hal itu dan menyepakati bahwa setiap bank sampah memiliki program pemberdayaan penunjangnya masing-masing selain kegiatan bank sampah rutin itu sendiri.

12. Implentasi program seperi apa yang dijalankan oleh bank sampah dalam pemberdayaan perempuan?

Program yang kami hadirkan dalam pemberdayaan perempuan melalui pengelolaan bank sampah yakni kegiatan rutin bank sampah yang berbeda-beda sesuai dengan kesepakatan masing-masing warganya dan kegiatan yang bersifat pelatihan yang mereka butuhkan seperti daur ulang sampah plastik dan koran bekas serta akan

111 mengubahnya menjadi suatu nilai jual.

13. Seperti apa proses evaluasi

dan terminasi

(disengagement) yang dilakukan kelurahan terhadap bank sampah?

Setiap enam bulan sekali kami melakukan evaluasi akbar pada masing-masing bank sampah yang mana ketika pandemi datang kami belum pernah melaksanakannya kembali. Dalam pembahasan evaluasi, kamu cenderung membahas hasil, kinerja, dan faktor hambatan seperti apa yang dirasakan oleh tiap pengurus. Meskipun kami memiliki target dapat mengurangi sampah sebanyak 60% untuk di daur ulang oleh kelurahan Ciepete Utara dan sisanya 40% masuk kedalam TPS, hal itu seperti masih jauh dari target setiap kami membahas hasil pada proses evaluasi. Disisi lain, kali tidak melakukan tahapan terminasi

(disengagement) karena bank sampah merupakan suatu program jangka Panjang yang mana dalam pelaksanaannya turut diawasi oleh Pemprov DKI Jakarta itu sendiri. Hanya saja jika nasabah diketahui pindah alamat dan keluar atas keinginannya sendiri, pengurus bank

112 sampah akan menghapusnya dari daftar nasabah aktif. Sedangkan untuk nasabah yang wafat, kami menghimbau pengurus untuk tracking saldo milik nasabah sehingga hasil tabungannya bisa diserahkan kepada pihak keluarganya masing-masing.

Dokumen terkait