• Tidak ada hasil yang ditemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Trend Perkembangan Retribusi Daerah

a. Perkembangan Retribusi Daerah di Propinsi DIY tahun 2001-2005 dan trend estimasi retribusi daerah tahun 2010-2020.

Jika dilihat pada tabel V.11 di atas, dapat diketahui bahwa

trend perkembangan retribusi daerah di Propinsi DIY selama lima tahun anggaran (2001-2005) berkisar antara 2,70 sampai dengan 3,03 persen. Sedangkan untuk trend estimasi retribusi daerah propinsi DIY periode 2010-2020 mempunyai kecenderungan yang meningkat, yakni pada tahun 2010 sebesar 3,44%, tahun 2015 sebesar 3,84% dan pada tahun 2020 sebesar 4,25%.

Berdasarkan perhitungan (tabel V.11), bahwa nilai trend sektor retribusi daerah terhadap PAD propinsi DIY dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 mempunyai kecenderungan yang meningkat. Dapat dilihat pada tahun 2001 sebesar 2,70%, tahun 2002 sebesar 2,78%, tahun 2003 sebesar 2,87%, tahun 2004 sebesar 2,95% dan tahun 2005 sebesar 3,03%. Selain itu, nilai sektor retribusi daerah setiap tahunnya juga mengalami kenaikan, yakni tahun 2001 sebesar 33,6%, 2002 sebesar 22,2%, tahun 2003 sebesar 37%, 2004 sebesar 22,3% dan tahun 2005 sebesar 12,7%.

129

Sedangkan untuk rata-rata kenaikan sektor retribusi daerah propinsi DIY adalah sebesar 25,5% dari tahun 2001 sampai dengan 2005. Adanya peningkatan nilai retribusi daerah Pemerintah Propinsi DIY setiap tahunnya secara umum dipengaruhi oleh sub-item sektor retribusi daerah antara lain : a) retribusi jasa umum : retribusi pelayanan kesehatan, b) retribusi usaha daerah : retribusi pemakaian kekayaan daerah, retribusi pasar grosir, retribusi penjualan produksi usaha daerah, c) retribusi perijinan tertentu : retribusi izin trayek, retribusi dispensasi kelebihan muatan. Pengaruh dari kenaikan trend retribusi daerah propinsi DIY pada tahun anggaran 2001-2005 karena adanya kenaikan sub-item retribusi daerah propinsi DIY.

Pada tahun 2001 retribusi daerah propinsi DIY mencapai Rp3.964.474.000 atau meningkat 33,6% dari penerimaan retribusi tahun sebelumnya. Penerimaan retribusi daerah sebesar Rp3.964,47milyar berasal dari 1) retribusi jasa umum sebesar Rp443.740.000 atau meningkat dari tahun 2000 sebesar 47% dan prosentase retribusi jasa umum berkontribusi terhadap retribusi daerah sebesar 11,19% 2) retribusi jasa usaha Rp 3.462.858.000 atau meningkat 33,7% dan proporsi retribusi jasa usaha terhadap retribusi daerah mencapai 87,34%, 3) retribusi perijinan tertentu Rp57.876.000 atau menurun sebesar 12,7% dan prosentase retribusi perijinan tertentu terhadap retribusi daerah sebesar 1,46%.

Di tahun 2002 jumlah retribusi daerah propinsi DIY Rp 5.094.751.000,- meningkat 22,2% dari tahun sebelumnya. Penerimaan retribusi daerah sebesar Rp 5,094 milyar berasal dari 1) retribusi jasa umum sebesar Rp464.651.000 atau meningkat dari tahun 2001 sebesar 19,46%% dan prosentase retribusi jasa umum berkontribusi terhadap retribusi daerah sebesar 9,12% 2) retribusi jasa usaha Rp4.564.095.000 atau meningkat 24,12% dan proporsi retribusi jasa usaha terhadap retribusi daerah mencapai 89,58%, 3) retribusi perijinan tertentu Rp66.005.000 atau meningkat 12,36% dan prosentase retribusi perijinan tertentu terhadap retribusi daerah sebesar 1,29%.

Pada tahun 2003 penerimaan retribusi daerah berjumlah Rp8.089.705.000, meningkat 37% dari tahun sebelumnya. Penerimaan retribusi berasal dari 1) retribusi jasa umum sebesar Rp768.530.525 atau meningkat dari tahun 2002 sebesar 39,5% dan prosentase retribusi jasa umum berkontribusi terhadap retribusi daerah sebesar 9,5% 2) retribusi jasa usaha Rp6.876.325.758 atau meningkat 33,62% dan proporsi retribusi jasa usaha terhadap retribusi daerah mencapai 85%, 3) retribusi perijinan tertentu Rp444.938.725 atau meningkat 85,16% dan prosentase retribusi perijinan tertentu terhadap retribusi daerah sebesar 5,5%. Sedangkan pada tahun 2004 penerimaan retribusi daerah sebesar Rp10.418.456.000, meningkat 22,3% dari tahun sebelumnya.

131

Penerimaan retribusi daerah tahun 2004 berasal dari retribusi jasa umum sebesar Rp1.291.888.554 atau meningkat dari tahun 2003 sebesar 40,51% dan prosentase retribusi jasa umum berkontribusi terhadap retribusi daerah sebesar 12,4%, 2) retribusi jasa usaha Rp8.876.524.512 atau meningkat 23,53% dan proporsi retribusi jasa usaha terhadap retribusi daerah mencapai 85,2%, 3) retribusi perijinan tertentu Rp250.042.944 atau menurun 77,94% dan prosentase retribusi perijinan tertentu terhadap retribusi daerah sebesar 2,4%. Untuk tahun anggaran 2005 penerimaan jumlah retribusi daerah mencapai Rp11.895.004.029 meningkat 12,7% dari realisasi penerimaan retribusi tahun 2004. Penerimaan retribusi daerah tahun 2005 berasal dari retribusi jasa umum sebesar Rp3.261.764.248 atau meningkat dari tahun 2004 sebesar 60,4% dan prosentase retribusi jasa umum berkontribusi terhadap retribusi daerah sebesar 27,42% 2) retribusi jasa usaha Rp5.851.191.671 atau menurun 51,7% dan proporsi retribusi jasa usaha terhadap retribusi daerah mencapai 49,33%, 3) retribusi perijinan tertentu Rp2.782.048.110 atau meningkat 91% dan prosentase retribusi perijinan tertentu terhadap retribusi daerah sebesar 23,4%.

b. Perkembangan Retribusi Daerah di Propinsi Jawa Timur tahun 2001-2005 dan trend estimasi retribusi daerah tahun 2010-2020.

Berdasarkan tabel perhitungan V.14 di atas, dapat diketahui bahwa trend perkembangan retribusi daerah di Propinsi Jawa

Timur selama lima tahun anggaran (2001-2005) berkisar antara 1,04 sampai dengan 5,88 persen. Sedangkan untuk trend estimasi retribusi daerah propinsi Jawa timur periode 2010-2020 mempunyai kecenderungan yang meningkat, yakni pada tahun 2010 sebesar 11,93%, tahun 2015 sebesar 17,98% dan pada tahun 2020 sebesar 24,03%.

Pada tahun anggaran 2001, trend perkembangan retribusi daerah Jawa Timur sebesar 1,04% dan jumlah retribusi daerah Propinsi Jawa timur mencapai Rp32.448.040.000, menurun 69,5% persen dibandingkan tahun 2000 dan mampu menyumbang sebesar 2,48 persen dari total Pendapatan Asli Daerah. Sedangkan PAD di tahun 2001, menyumbang sekitar 49,54 persen atau sebesar Rp1.310.514.760.000 terhadap total penerimaan daerah. Pada tahun ini proporsi dari komponen retribusi daerah terhadap pendapatan daerah memberi kontribusi sebesar 1,23 persen terhadap total penerimaan daerah sebesar Rp2.645.296.606.000. Penurunan nilai retribusi daerah sebesar 69,5% tersebut diakibatkan oleh adanya penurunan sub-item retribusi antara lain: a) retribusi jasa umum menurun 135,45% atau sebesar Rp19.297.933.000. Di tahun 2001 retribusi jasa umum menyumbang sebesar 59,47% dari total realisasi penerimaan retribusi daerah. b) retribusi jasa usaha meningkat 33,8% atau sebesar Rp6.337.030.000 dan berperan sebesar 19,52% dari total realisasi penerimaan retribusi daerah. c)

133

retribusi perijinan tertentu meningkat 20,75% atau sebesar Rp6.813.077.000 dan berkontribusi sebesar 20,75% dari total realisasi penerimaan retribusi daerah.

Pada tahun 2002 trend perkembangan retribusi daerah Jawa Timur sebesar 2,25%, dan jumlah retribusi daerah Propinsi Jawa timur mencapai Rp23.659.878.000 menurun 37% dari tahun 2001 dan mampu menyumbang 1,32% terhadap total PAD. Pada tahun ini proporsi dari komponen retribusi daerah terhadap pendapatan daerah yang sebesar Rp2.750.972.801.000 adalah sebesar 0,86%. Penurunan nilai retribusi daerah sebesar 37% tersebut di atas dipengaruhi oleh penurunan beberapa sub-item retribusi daerah, yakni a) retribusi jasa umum sebesar Rp9.159.693.000 menurun 110,68%, dan berkontribusi sebesar 38,7% dari total realisasi penerimaan retribusi daerah, sedangkan b) retribusi jasa usaha sebesar Rp8.583.382.000 meningkat 26,17%, dan menyumbang 36,28% dari total realisasi penerimaan retribusi daerah, c) retribusi perijinan tertentu sebesar Rp5.916.803.000 menurun 15,14% dan berperan sebesar 25% dari total realisasi penerimaan retribusi daerah.

Pada tahun 2003 trend perkembangan retribusi daerah Jawa Timur sebesar 3,46% dan jumlah retribusi daerah Propinsi Jawa timur mencapai Rp27.233.441.000 meningkat 13,12% dari tahun 2002 dan mampu menyumbang 1,24% terhadap total PAD. Pada

tahun ini proporsi dari komponen retribusi daerah terhadap pendapatan daerah yang sebesar Rp3.255.987.667.000 adalah sebesar 0,67%. Peningkatan retribusi daerah sebesar 13,12 % tersebut di atas dipengaruhi oleh peningkatan beberapa sub-item retribusi daerah, yakni a) retribusi jasa umum sebesar Rp11.522.468.887,1,- naik sebesar 20,5% dan berkontribusi sebesar 42,31% terhadap total realisasi penerimaan retribusi daerah, b) retribusi jasa usaha sebesar Rp3.561.661.135,1,- meningkat 10,23% dan menyumbang sebesar 35,11% terhadap total realisasi penerimaan retribusi daerah, c) retribusi perijinan tertentu sebesar Rp6.149.310.977,8,- naik sebesar 3,78% dan berkontribusi sebesar 22,58% terhadap total realisasi penerimaan retribusi daerah.

Pada tahun 2004 trend retribusi daerah Propinsi Jawa Timur adalah sebesar 4,67% dan jumlah retribusi daerah Propinsi Jawa timur mencapai Rp175.966.812.000 yang berarti naik 84,5% dari tahun 2003 dan menyumbang 6,15% terhadap total PAD. Pada tahun ini proporsi dari komponen retribusi daerah terhadap pendapatan daerah yang sebesar Rp3.953.714.569.000 adalah sebesar 4,45%. Kenaikan retribusi daerah sebesar 84,5% tersebut di atas dipengaruhi oleh peningkatan beberapa sub-item retribusi daerah, yakni a) retribusi jasa umum sebesar Rp73.619.466.500 naik 84,35% dan menyumbang 41,83% terhadap total realisasi

135

penerimaan retribusi daerah, b) retribusi jasa usaha sebesar Rp65.400.415.300 yang berarti naik 85,38% dan berkontribusi sebesar 37,16% terhadap realisasi penerimaan retribusi daerah, c) retribusi perijinan tertentu sebesar Rp 6.976.930.200 yang berarti naik 83,37% dan berkontribusi sebesar 21,01% terhadap realisasi penerimaan retribusi daerah.

Sedangkan pada tahun 2005 trend retribusi daerah propinsi Jawa Timur mencapai 5,88% dan jumlah retribusi daerah Propinsi Jawa timur mencapai Rp212.083.420.000 yang berarti naik 17,01% dari tahun 2004 dan menyumbang 6,12% terhadap total PAD. Pada tahun ini proporsi dari komponen retribusi daerah terhadap pendapatan daerah yang sebesar Rp4.609.953.810.000 adalah sebesar 4,6%. Kenaikan retribusi daerah sebesar 17,01% tersebut di atas dipengaruhi oleh peningkatan beberapa sub-item retribusi daerah, yakni a) retribusi jasa umum sebesar Rp 89.244.703.136,- naik 17,5% dan menyumbang 42,08% terhadap total realisasi penerimaan retribusi daerah, b) retribusi jasa usaha sebesar Rp77.009.668.402 yang berarti naik 15,07% dan berkontribusi sebesar 36,31% terhadap realisasi penerimaan retribusi daerah, c) retribusi perijinan tertentu sebesar Rp45.831.227.062 yang berarti naik 19,32% dan berkontribusi sebesar 21,61% terhadap realisasi penerimaan retribusi daerah.

c. Perkembangan Retribusi Daerah di Propinsi DKI Jakarta tahun 2001-2005 dan trend estimasi retribusi daerah tahun 2010-2020.

Berdasarkan tabel perhitungan V.17 di atas, dapat diketahui bahwa trend perkembangan retribusi daerah di Propinsi DKI Jakarta selama lima tahun anggaran (2001-2005) berfluktuatif, dan berkisar antara 5,9 sampai dengan 6,95 persen. Sedangkan untuk

trend estimasi retribusi daerah propinsi DKI Jakarta periode 2010-2020 mempunyai kecenderungan yang menurun, yakni pada tahun 2010 sebesar 4,60 %, tahun 2015 sebesar 3,29% dan pada tahun 2020 sebesar 1,99%.

Selain itu dalam tabel V.17, dapat dilihat bahwa pada tahun 2001 trend perkembangan retribusi daerah DKI Jakarta sebesar 6,95 persen dan jumlah retribusi daerah Propinsi DKI Jakarta mencapai Rp240.012.090.000, meningkat 44,56 persen dibandingkan tahun 2000 dan mampu menyumbang sebesar 6,58 persen dari total Pendapatan Asli Daerah. Sedangkan PAD di tahun 2001, menyumbang sekitar 41,71 persen atau sebesar Rp3.056.748.123.000 terhadap total penerimaan daerah. Pada tahun ini proporsi dari komponen retribusi daerah terhadap pendapatan daerah memberi kontribusi sebesar 3,27% persen terhadap total penerimaan daerah sebesar Rp 7.328.607.033.000.

Peningkatan nilai retribusi daerah sebesar 44,56% diakibatkan oleh adanya kenaikan sub-item retribusi antara lain: a)

137

retribusi jasa umum meningkat 47,07% atau sebesar Rp113.119.592.000. Di tahun 2001 retribusi jasa umum menyumbang sebesar 47,13% dari total realisasi penerimaan retribusi daerah. b) retribusi jasa usaha meningkat 47,93% atau sebesar Rp36.624.648.000 dan berperan sebesar 15,26% dari total realisasi penerimaan retribusi daerah. c) retribusi perijinan tertentu meningkat 39,90% atau sebesar Rp90.267.850.000 dan berkontribusi sebesar 37,6% dari total realisasi penerimaan retribusi daerah.

Pada tahun 2002 trend perkembangan retribusi daerah DKI Jakarta sebesar 6,69%, dan jumlah retribusi daerah Propinsi DKI Jakarta mencapai Rp319.268.465.000 meningkat 24,8% dari tahun 2001 dan mampu menyumbang 7,08% terhadap total PAD. Pada tahun ini proporsi dari komponen retribusi daerah terhadap pendapatan daerah yang sebesar Rp8.482.615.605.000 adalah sebesar 3,76%. Naiknya nilai retribusi daerah sebesar 24,8% tersebut di atas dipengaruhi oleh kenaikan beberapa sub-item retribusi daerah, yakni a) retribusi jasa umum sebesar Rp140.323.237.000 meningkat 19,38%, dan berkontribusi sebesar 43,95% dari total realisasi penerimaan retribusi daerah, sedangkan b) retribusi jasa usaha sebesar Rp35.942.515.000 menurun 1,89%, dan menyumbang 11,26% dari total realisasi penerimaan retribusi daerah, c) retribusi perijinan tertentu sebesar Rp143.002.713.000

meningkat 36,87% dan berperan sebesar 44,8% dari total realisasi penerimaan retribusi daerah.

Pada tahun 2003 trend perkembangan retribusi daerah DKI Jakarta sebesar 6,43%, dan jumlah retribusi daerah Propinsi DKI Jakarta mencapai Rp336.516.771.000 meningkat 5,12% dari tahun 2002 dan mampu menyumbang 6,39% terhadap total PAD. Pada tahun ini proporsi dari komponen retribusi daerah terhadap pendapatan daerah yang sebesar Rp9.982.371.573.000 adalah sebesar 3,37%. Naiknya nilai retribusi daerah sebesar 5,12% tersebut di atas dipengaruhi oleh kenaikan beberapa sub-item retribusi daerah, yakni a) retribusi jasa umum sebesar Rp158.803.264.234,9,- meningkat 11,6%, dan berkontribusi sebesar 47,19% dari total realisasi penerimaan retribusi daerah, sedangkan b) retribusi jasa usaha sebesar Rp75.144.194.964,3,- meningkat 52,17% dan menyumbang 22,33% dari total realisasi penerimaan retribusi daerah, c) retribusi perijinan tertentu sebesar Rp102.570.311.800,8,-menurun 39,42% dan berperan sebesar 44,8% dari total realisasi penerimaan retribusi daerah.

Pada tahun 2004 trend perkembangan retribusi daerah DKI Jakarta sebesar 6,17%, dan jumlah retribusi daerah Propinsi DKI Jakarta mencapai Rp423.059.461.000 meningkat 20,4% dari tahun 2003 dan mampu menyumbang 6,57% terhadap total PAD. Pada tahun ini proporsi dari komponen retribusi daerah terhadap

139

pendapatan daerah yang sebesar Rp11.546.326.315.000 adalah sebesar 3,66%. Naiknya nilai retribusi daerah sebesar 20,4% tersebut di atas dipengaruhi oleh kenaikan beberapa sub-item retribusi daerah, yakni a) retribusi jasa umum sebesar Rp189.657.556.336,3,- meningkat 16,27%, dan berkontribusi sebesar 44,83% dari total realisasi penerimaan retribusi daerah, sedangkan b) retribusi jasa usaha sebesar Rp61.174.398.060,6,- menurun 22,83% dan menyumbang 14,46% dari total realisasi penerimaan retribusi daerah, c) retribusi perijinan tertentu sebesar Rp172.227.506.573,1,-meningkat 40,44% dan berperan sebesar 40,71% dari total realisasi penerimaan retribusi daerah.

Pada tahun 2005 trend perkembangan retribusi daerah DKI Jakarta sebesar 5,90%, dan jumlah retribusi daerah Propinsi DKI Jakarta mencapai Rp419.674.300.000 menurun 0,81% dari tahun 2004 dan mampu menyumbang 5,53% terhadap total PAD. Pada tahun ini proporsi dari komponen retribusi daerah terhadap pendapatan daerah yang sebesar Rp13.464.126.400.000 adalah sebesar 3,12%. Menurunnya nilai retribusi daerah sebesar 0,81% tersebut di atas dipengaruhi oleh adanya kenaikan maupun penurunan beberapa sub-item retribusi daerah, yakni a) retribusi jasa umum sebesar Rp189.657.556.336,3,- meningkat 16,27%, dan berkontribusi sebesar 44,83% dari total realisasi penerimaan retribusi daerah, sedangkan b) retribusi jasa usaha sebesar

Rp61.174.398.060,6,- menurun 22,83% dan menyumbang 14,46% dari total realisasi penerimaan retribusi daerah, c) retribusi perijinan tertentu sebesar Rp172.227.506.573,1,-meningkat 40,44% dan berperan sebesar 40,71% dari total realisasi penerimaan retribusi daerah. Dan selain itu prosentase penurunan kontribusi retribusi daerah tahun 2005 di atas salah satunya dipicu oleh kenaikan item PAD lainnya, sehingga proporsi retribusi daerah terhadap PAD berkurang, adapun item PAD yang dimaksud yaitu pajak daerah.

Dari uraian tentang trend perkembangan retribusi daerah tahun anggaran 2001-2005 di atas, diperoleh bahwa propinsi DIY, Jawa Timur dan DKI Jakarta, masing-masing mempunyai trend perkembangan retribusi daerah yang berbeda. Dua propinsi yaitu DIY dan Jawa Timur mempunyai trend retribusi daerah yang meningkat, yakni sebesar 0,08% dan 1,21% per tahun. Sedangkan propinsi DKI Jakarta trendnya berfluktuatif. Kondisi diatas dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: Propinsi DIY, (1) kenaikan jumlah wisatawan mancanegara dan domestik yang berkunjung ke sejumlah tempat-tempat wisata di propinsi DIY, (2) munculnya toko / swalayan baru yang berdampak pada kenaikan nilai retribusi pasar grosir, (3) bertambahnya jumlah angkutan darat, laut, dan udara yang berdampak pada peningkatan nilai retribusi perijinan tertentu, (4) penjualan usaha daerah yang terus

141

meningkat, karena potensi sumber daya yang ada dapat dikelola dengan baik, (5) bertambahnya sumber retribusi baru, seperti pesatnya usaha CD Rental, Warnet, Cafe, dan sejenisnya, tumbuhnya usaha-usaha seperti stasiun radio, warung internet,

Internet Services Provider (ISP), (6) perkembangan pariwisata propinsi DIY yang memunculkan banyaknya agen/biro perjalanan wisata, (7) rutinitas penyelenggaraan kegiatan atau event-event bisnis, hiburan, perdagangan dan lain-lain yang diselenggarakan di gedung-gedung yang dimiliki pemerintah propinsi DIY, antara lain Jogja Expo Center (JEC), Gedung Condrokiranan, Gedung Pertunjukkan Taman Budaya, Gedung Pameran Taman Budaya, Balai Wanitatama, dan seterusnya, (8) ketersediaan fasilitas umum dan pusat hiburan setiap tahun bertambah, seperti : kolam renang, diskotik, night club, pub, café, bioskop dll. Begitu pula dengan adanya kenaikan sektor retribusi daerah Propinsi Jawa Timur, yang secara umum dipengaruhi oleh: (1) bergulirnya peraturan daerah yang baru tentang perizinan usaha menuntut pemerintah propinsi melaksanakan peningkatkan kualitas pelayanan perizinan usaha melalui penciptaan sistem perizinan yang transparan dan efisien. Salah satunya bisa melalui pembentukan unit perizinan terpadu (UPT) dengan sistem one stop services. Dengan adanya sistem perizinan yang baru tersebut maka penyederhanaan proses perizinan usaha bisa memberikan stimulus bagi pelaku usaha dalam

meningkatkan akses pada lembaga permodalan dan ekspansi pasar, (2) jaminan keamanan yang mendorong terjadinya efisiensi dan meningkatkan daya saing setiap produk yang dihasilkan. Selain itu, jaminan yang diberikan bisa menjadi salah satu daya tarik bagi investor untuk melakukan investasi di daerah, (3) melakukan reformasi peraturan (regulatory reform) secara memadai. Hal ini dilakukan melalui pengembangan sistem pengawasan perda terdesentralisasi yang lebih efektif dan penggunaan retribusi yang tepat. Konkretnya dilakukan dengan mengoptimalkan peran seluruh

stakeholder di kabupaten/kota, (4) pengembangan potensi dunia pariwisata propinsi Jawa Timur, dengan menambah jumlah objek wisata yang menjadi tujuan wisatawan domestik maupun mancanegara sehingga mampu meningkatkan penerimaan hasil retribusi di bidang pariwisata, (5) ketersediaan fasilitas umum dan pusat hiburan setiap tahun bertambah, seperti : kolam renang, diskotik, night club, pub, café, bioskop dll, (6) Pemerintah Propinsi Jawa Timur menggunakan e-government untuk pelayanan publik dalam bentuk pengurusan izin.

Sedangkan kondisi sektor retribusi daerah yang flukutatif Propinsi DKI Jakarta, antara lain: (1) sejak 17 April 2004 disusun kebijakan berupa penggratisan sejumlah retribusi, antara lain : bidang pemerintahan adalah pelayanan pembuatan kartu tanda penduduk (KTP), serta pencatatan kematian dan kelahiran. Di

143

bidang ekonomi, retribusi gratis antara lain pembuatan surat izin usaha (SIUP) bagi pengusaha kecil, di bidang keolahragaan, pemakaian lapangan olah raga terbuka (sepak bola) oleh sekolah, perguruan tinggi,masyarakat, instansi dan umum juga dibebaskan biaya, bidang pelayanan pemakaman umum menggratiskan pemakaian tempat pemakaman blok A.III dari ketentuan sebelumnya Rp 20.000 per tiga tahun, Selain itu, bidang kebersihan lingkungan juga menggratiskan pengangkutan sampah perumahan atau rumah tinggal, (2) berkembang pesatnya kawasan pusat hiburan dan belanja yakni berupa diskotik, night club, pub, café, bioskop, mall, swalayan megastore, yang menambah banyak jenis sektor retribusi, (3) potensi dunia pariwisata propinsi DKI Jakarta yang terus dikembangkan, contoh: semakin bertambahnya objek wisata yang menjadi tujuan wisatawan antara lain : Pelabuhan Sunda Kelapa, Taman Fatahillah, Museum Sejarah Jakarta, Museum Tekstil, Museum Wayang, Museum Nasional, Monumen Nasional, Taman Mini Indonesia Indah, Ancol Jakarta Baycity, Kepuluan Seribu, Kebun Binatang Ragunan, dan lain-lain, (4) proyek parkiran sistem voucher, yaitu semua pemilik kendaraan harus membeli kartu parkir, lalu petugas parkir menghitung biaya parkir dengan mesin genggam parkir (MGP), (5) sejalan dengan UU No 18/1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pengusaha dibebaskan dari kewajiban memberi kontribusi sebesar

30 persen dari pendapatannya sehingga membuat BP Parkir kehilangan pemasukan hingga Rp 8,1 milyar per tahun, (6) beberapa Peraturan Daerah tentang Retribusi Daerah yang masih diberlakukan di Propinsi DKI Jakarta sudah tidak sesuai dengan ketentuan Undang-undang.