• Tidak ada hasil yang ditemukan

Trianggulasi Sumber Data Analisis Kebutuhan

BAB V PENUTUP

Bagan 3.6 Trianggulasi Sumber Data Analisis Kebutuhan

Ketiga sumber data tersebut memiliki pandangan atau pendapat mengenai ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran, sumber informasi, serta kesulitan yang dialami siswa pada pembelajaran IPA. Hasil data tersebut selanjutnya diidentifikasi untuk menentukan kesamaan pendapat maupun pandangan dari ketiga sumber.

3.8 Teknik Analisis Data

Kegiatan analisis data penelitian dilakukan setelah pengumpulan data selesai. Data yang diperoleh melalui pengumpulan data bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka yang diperoleh dari hasil pengukuran. Sedangkan data kualitatif adalah data yang menunjukkan suatu kualitas atau mutu dari sesuatu, dilihat dari keadaan, proses maupun peristiwa, yang dituangkan dalam bentuk pernyataan atau kata-kata (Widoyoko, 2015: 18).

Dalam penelitian ini diperoleh data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data yang bersifat kuantitatif diantaranya validitaas pedoman observasi, validitas pedoman wawancara, validitas kuesioner analisis kebutuhan, dan validitas kuesioner produk. Selain itu, hasil data yang bersifat kualitatif diperoleh dari beberapa hasil validitas kuesioner, observasi, wawancara, hasil kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa, hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli,

Siswa Guru

48 hasil observasi, dan wawancara. Data kuantitatif dan kualitatif tersebut kemudian dianalisis. Berikut merupakan pembahasan teknis dari data kuantitatif dan kualitatif.

3.8.1 Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif yang pertama dilakukan adalah dengan menggunakan skala Likert 1 – 4. Dalam penelitian dan pengembangan, skala

Likert digunakan untuk mengembangkan instrumen yang digunakan untuk

mengukur sikap, persepsi, dan pendapat seseorang atau sekelompok orang terhadap potensi dan permasalahan suatu objek, rancangan suatu produk, proses membuat produk dan produk yang telah dikembangkan atau diciptakan (Sugiyono, 2015: 165). Setiap skala dilengkapi dengan kriteria yang semakin memudahkan penilai dalam memberikan penilaian. Kriteria penilaian dalam setiap instrumen berbeda-beda. Kriteria tersebut disesuaikan berdasarkan kebutuhan dari penilaian. Berikut merupakan instrumen penelitian dan skala beserta kriteriannya.

Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen non tes yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validitas produk adalah sebagai berikut.

Tabel 3.23 Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Nontes

Skala Kriteria

Nilai 4 Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki.

Nilai 3 Instrumen sudah layak digunakan namun masih membutuhkan perbaikan.

Nilai 2 Instrumen kurang layak digunakan dan masih membutuhkan perbaikan.

Nilai 1 Instrumen tidak layak digunakan.

Tabel 3.24 Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Validasi Produk oleh Ahli

Skala Kriteria

Nilai 4 Produk ensiklopedia sudah layak digunakan tanpa diperbaiki. Nilai 3 Produk ensiklopedia sudah layak digunakan namun masih

membutuhkan perbaikan.

Nilai 2 Produk ensiklopedia kurang layak digunakan dan masih membutuhkan perbaikan.

49 Tabel 3.25 Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Kuesioner Tanggapan mengenai

Media Pembelajaran oleh Siswa

Skala Kriteria

Nilai 4 Sangat tidak setuju Nilai 3 Tidak setuju Nilai 2 Setuju Nilai 1 Sangat setuju

Hal yang diperoleh dari penilaian dengan menggunakan skala Likert 1 – 4 kemudian dihitung untuk memperoleh rerata penilaian. Rerata penilaian dihitung dengan rumus 3.1.

Rumus 3.1 Rumus Perhitungan Rerata Hasil Penilaian dengan Skala Likert

Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, diperoleh rerata nilai. Rerata nilai tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan acuan dari Widoyoko (2014: 144). Tabel 3.26 adalah tabel konversi data kuantitatif ke kualitatif menurut Widoyoko.

Tabel 3.26 Kategori Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen

Interval Skor Kriteria

3,25 X 4,00 Sangat baik

2,50 X 3,25 Baik

1,75 X 2,50 Cukup

1,00 X 1,75 Kurang

Interval skor tersebut juga dapat menunjukan valid/tidaknya suatu instrumen. Berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli yang dapat dilihat pada tabel 3.27.

50 Tabel 3.27 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen

Interval Skor Kriteria Bobot

3,25 X 4,00 Sangat baik Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki.

2,50 X 3,25 Baik Keseluruhaninstrumen sudah layak digunakan namun masih membutuhkan perbaikan.

1,75 X 2,50 Cukup Keseluruhan instrumen kurang layak

digunakan dan masih membutuhkan perbaikan. 1,00 X 1,75 Kurang Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan.

Instrumen dapat dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih besar dari 2,50. Nilai terdapat pada rentang skor 3 yang memiliki kategori baik. Hal tersebut berarti keseluruhan insrumen sudah layak digunakan namun masih perlu perbaikan. Sebaliknya apabila rerata skor yang diperoleh kurang dari 2,50, maka instrumen tersebut dapat dikatakan tidak valid.

Analisis data kuantitatif yang selanjutnya dilakukan untuk menghitung persentase jawaban kuesioner. Persentase dihitung dengan menggunakan rumus Supraktiknya (2012: 128). Rumus perhitungan persentase jawaban dari kuesioner dapat dilihat pada rumus 3.2.

Rumus 3.2 Perhitungan Persentase Jawaban pada Kuesioner

Dalam penelitian ini, juga menggunakan tes. Tes berupa soal pretest dan

posttest. Tes yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui

kemampuan siswa sebelum dan sesudah menggunkan media pembelajaran buku ensiklopedia melalui uji coba terbatas. Tipe soal yang digunakan adalah menjodohkan dan uraian. Skor untuk jawaban yang benar adalah 2 dan skor untuk jawaban yang salah adalah 0. Nilai pretest dihitung dengan rumus 3.3.

Rumus 3.3 Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛= 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

51 3.8.2 Analisis Data Kualitatif

Dalam penelitian dan pengembangan terdapat kegiatan analisis data kualitatif, apabila metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode kualitatif, seperti wawancara, pengamatan, dan studi dokumentasi. Dalam penelitian ini, data kualitatif berupa penjelasan deskriptif dari hasil wawancara, observasi dan kuesioner yang telah dilakukan.

Data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan teknik trianggulasi. Trianggulasi dilakukan dengan menggabungkan data yang diperoleh dari beberapa sumber yaitu kepala sekolah, guru kelas V, dan siswa kelas V di tiga SD Negeri wilayah kecamatan Jogonolan. Trianggulasi dilakukan pada teknik wawancara, observasi, dan kuesioner. Dengan demikian, diperoleh data yang semakin lengkap.

52 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini menguraikan penjelasan dari bab sebelumnya. Uraian tersebut terdiri dari hasil penelitan dan pembahasan.

4.1 Hasil Penelitian

Subbab ini menguraikan prosedur pengembangan media pembelajaran buku ensiklopedia sistem gerak tubuh manusia yang meliputi penelitian dan pengumpulan informasi, penyusunan rencana & desain produk, validasi produk, revisi produk, dan uji coba lapangan terbatas.

4.1.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi/Analisis Kebutuhan

Pada penelitian dan pengumpulan informasi/analisis kebutuhan akan membahas mengenai identifikasi masalah dengan melakukan observasi, wawancara dan kuesioner analisis kebutuhan.

4.1.1.1Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara. Permasalahan yang diidentifikasi adalah permasalahan terkait kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Hasil dari observasi dan wawancara tersebut kemudian dikaji dengan menggunakan trianggulasi data.

a. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran IPA kelas V dan ketersediaan media pembelajaran serta penggunaan sumber belajar di tiga SD Negeri wilayah kecamatan Jogonalan. Pedoman observasi yang digunakan sebelumnya telah divalidasi untuk mengetahui kualitas pedoman observasi yang akan digunakan. Secara umum pedoman observasi yang akan digunakan sudah baik dan layak untuk digunakan. Hal tersebut terlihat dari perolehan rerata total skor yang didapatkan adalah 15 dari rerata total skor keseluruhan 16. Hasil rerata total skor tersebut kemudian dibagi 2 sesuai dengan jumlah validator yang menilai kualitas pedoman observasi. Hasil rerata skor dari 2 validator adalah 3,75.

53 Setelah pedoman observasi divalidasi, kemudian pedoman observasi digunakan untuk observasi di tiga SD N wilayah kecamatan Jogonalan. Observasi pertama dilakukan di SD N Sumyang pada hari Kamis tanggal 13 September 2018. Secara umum, hasil observasi di SD N Sumyang menunjukkan bahwa ketika proses pembelajaran guru belum menyampaikan materi secara mendalam. Penyampaian materi oleh guru hanya sebatas membaca materi yang ada di buku. Sebagian besar siswa masih merasa kebingungan ketika diminta guru untuk menjawab petanyaan. Selama proses pembelajaran berlangsung guru juga tidak menyediakan buku referensi lain kepada siswa. selain itu guru juga tidak menggunakan buku referensi untuk mengembangkan materi secara lebih mendalam. Akibatnya sebagian besar siswa mengerjakan soal latihan dengan waktuyang singkat, namun masih banyak jawaban siswa yang tidak tepat. Selain itu, beberapa siswa memilih tidak mengerjakan soal karena sulit mencari jawaban dibuku siswa.

Observasi yang kedua dilakukan di SD N 01 Ngering pada hari Jumat tanggal 14 September 2018. Secara umum hasil observasi di SD N 01 Ngering menunjukkan bahwa guru belum menyampaikan materi pembelajaran IPA secara mendalam. Guru menyampaikan materi sesuai dengan LKS tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Siswa masih banyak yang mengalami kebingungan, terlihat dari siswa yang ditunjuk oleh guru memilih diam ketika diberi pertanyaan. Dalam proses pembelajaran, guru menggunakan buku referensi lain selain buku siswa. Buku referensi yang digunakan oleh guru adalah LKS. Namun, buku referensi LKS tersebut kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak antusias untuk membaca buku tersebut. Hal tersebut mengakibatkan siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal IPA. Banyak siswa yang secara diam-diam meminta jawaban kepada siswa lain ketika mengerjakan soal.

Observasi yang ketiga dilakukan di SD N Bakung pada hari Sabtu tanggal 15 September 2018. Secara umum hasil observasi di SD N Bakung menunjukkan bahwa guru masih kurang jelas ketka menyampaikan materi pembelajaran IPA. Selain itu, guru juga sering keluar kelas ketika sedang menjelaskan materi. Selama proses pembelajaran, guru tidak menggunakan buku referensi selain buku

54 siswa. Sehingga siswa mengerjakan soal dengan waktu yang cukup singkat, namun ketika dikoreksi jawaban siswa masih banyak yang salah.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di tiga SD N wilayah kecamatan Jogonalan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan buku referensi tentang IPA masih terbatas. Terkadang guru tidak menggunakan buku referensi sebagai tambahan pengetahuan materi IPA yang akan disampaikan kepada siswa. Selama mengajar, guru hanya berpaku pada buku siswa atau LKS tanpa menjelaskan lebih rinci kembali materi yang sedang diajarkan. Akibatnya, masih banyak siswa yang mengalami kebingungan dan kesulitan mengerjakan soal karena tidak dapat menemukan jawaban dibuku siswa dan kurang memahami penjelasan dari guru. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan buku referensi di ketiga SD Negeri tersebut masih sangat terbatas.

b. Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan di tiga SD N wilayah kecamatan Jogonalan. Sebelum melakukan wawancara, pedoman wawancara telah divalidasi terlebih dahulu oleh ahli. Secara umum, hasil validasi pedoman wawancara sangat baik dan layak untuk digunakan. Hal tersebut dapat dilihat dari rerata total skor yang diperoleh dari 2 validator adalah 17,50 dari rerata total skor keseluruhan 20. Hasil rerata total skor tersebut kemudian dibagi 2 sesuai dengan jumlah validator yang menilai. Hasil rerata validasi pedoman wawancara mendapatkan nilai sebesar 3,50.

Setelah pedoman wawancara divalidasi, wawancara dilakukan pada hari Kamis hingga hari Sabtu tanggal 13 - 15 September 2018. Berdasarkan hasil wawancara yang pertama dengan kepala sekolah di tiga SD N wilayah kecamatan Jogonalan dapat disimpulkan bahwa penerapan Kurikulum 2013 diterapkan secara bertahap. Hal tersebut dikarenakan sekolah dan guru masih kurang siap untuk mengolah sistem penilaian dan mengembangkan materi yang masih sempit. Selain itu, sekolah juga memiliki media pembelajaran yang terbatas.

Wawancara yang kedua dilakukan dengan masing-masing guru kelas V di tiga SD yang sama. Hasil wawancara dengan guru kelas V di tiga SD Negeri wilayah kecamatan Jogonalan dapat disimpulkan bahwa pembahasan materi pada

55 buku Kurikulum 2013 masih kurang mendalam. Oleh karena itu, guru membutuhkan buku referensi untuk menambah wawasan. Selama mengajar, guru juga hanya menggunakan media pembelajaran berupa gambar.

Wawancara yang ketiga dilakukan dengan dua siswa kelas V yang ditunjuk secara acak pada tiga SD Negeri yang sama. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas V, dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar siswa dikarenakan penjelasan materi yang kurang mendalam pada buku siswa. Selain itu kesulitan yang banyak dialami oleh siswa adalah sistem gerak tubuh manusia dan sistem pencernaan. Penggunaan media pembelajaran juga sebatas menggunakan gambar-gambar yang terdapat di kelas.

Hasil wawancara dari narasumber-narasumber tersebut, disimpulkan bahwa ketersediaan media pembelajaran IPA dan buku referensi masih terbatas. Hasil tersebut terlihat pada jawaban narasumber yang ditampilkan pada bagan 4.1

Bagan 4.1 Trianggulasi Sumber Wawancara

Dokumen terkait