PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN
4.2 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Wilayah Kalimantan
Tujuan pengembangan wilayah Pulau Kalimantan dalam kurun waktu 2010-2014 antara lain adalah:
(1) Meningkatkan standar hidup masyarakat di wilayah Kalimantan
(2) Meningkatkan produksi dan produktivitas sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan pertambangan di Kalimantan
(3) Meningkatkan ketersediaan, kualitas, dan jangkauan pelayanan prasarana dan sarana transportasi, baik darat, laut dan udara.
(4) Meningkatkan jumlah, mutu dan jangkauan sistem jaringan prasarana dasar (jalan, pelabuhan, lapangan udara, telekomunikasi, listrik dan telepon).
(5) Menigkatkan aksesibilitas masyarakat wilayah Pulau Kalimantan terhadap pelayanan publik dasar.
(6) Mewujudkan keseimbangan pembangunan wilayah Kalimantan bagian Timur dengan wilayah Kalimantan bagian Barat , Tengah dan Selatan
III.4-8
(7) Meningkatkan sinergi dalam pengelolaan sumber daya hutan dan tambang dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan dan hak ulayat, perlindungan masyarakat adat, dan pengembangan usaha.
(8) Mewujudkan jati diri dan karakter bangsa yang tangguh dan toleran. (9) Meningkatkan partisipasi pemuda dalam pembangunan.
(10) Meningkatkan budaya serta prestasi olahraga.
Sasaran pengembangan wilayah Pulau Kalimantan pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:
(1) Meningkatnya standar hidup masyarakat Pulau Kalimantan
a. Meningkatnya pendapatan per kapita di Provinsi Kalimantan Barat sekitar Rp.6,763.97 ribu, Provinsi Kalimantan Tengah sekitar Rp.8,244.58 ribu, Provinsi Kalimantan Selatan sekitar Rp.8,224.03 ribu, dan Provinsi Kalimantan Timur sekitar Rp.32,103.57 ribu.
b. Tercapainya pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Barat sebesar 4,92 persen, Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 5,85 persen, Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 5,24 persen dan Provinsi Kalimantan Timur sebesar 1,94 persen c. Menurunnya tingkat kemiskinan di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 10,83
persen, Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 9,85 persen, Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 6,56 persen dan Provinsi Kalimantan Timur sebesar 9,65 persen. d. Menurunnya angka pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 5,95
persen, Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 4,08 persen, Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 5,37 persen, dan Provinsi Kalimantan Timur sebesar 8,64 persen. e. Meningkatnya angka rata-rata lama sekolah di Provinsi Kalimantan Barat sebesar
7,06 tahun, Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 8,28 tahun, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Kalimantan Timur sebesar 9,24 tahun.
f. Menurunnya angka kematian bayi di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 29,87 per 1000 kelahiran hidup, Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 25,04 per 1000 kelahiran hidup, Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 34,70 per 1000 kelahiran hidup, Provinsi Kalimantan Timur sebesar 20,06 per 1000 kelahiran hidup.
(2) Meningkatkan ketersediaan, kualitas, dan jangkauan pelayanan prasarana dan sarana transportasi, baik darat, laut dan udara.
(3) Meningkatkan jumlah, mutu dan jangkauan sistem jaringan prasarana dasar (jalan, pelabuhan, lapangan udara, telekomunikasi, listrik dan telepon).
(4) Meningkatkan aksesibilitas masyarakat wilayah Pulau Kalimantan terhadap pelayanan publik dasar.
(5) Mewujudkan keseimbangan pembangunan wilayah Kalimantan bagian Timur dengan wilayah Kalimantan bagian Barat , Tengah dan Selatan
(6) Meningkatkan sinergi dalam pengelolaan sumber daya hutan dan tambang dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan dan hak ulayat, perlindungan masyarakat adat, dan pengembangan usaha.
(7) Terwujudnya jati diri dan karakter bangsa yang tangguh dan toleran, yang antara lain ditandai dengan meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap nilai budaya yang positif dan produktif; serta meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap keragaman dan kekayaan budaya.
III.4-9
(9) Meningkatkan budaya serta prestasi olahraga tingkat nasional dan internasional
4.3: Strategi dan Arah Kebijakan Pengembangan Wilayah Kalimantan
Dengan memperhatikan rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Kalimantan, pengembangaan wilayah Kalimantan diarahkan untuk: (1) memelihara dan memulihkan kawasan-kawasan yang berfungsi lindung dan kritis lingkungan dalam rangka mendukung keberlanjutan pemanfaatan sumber daya kehutanan, pertambangan, dan pertanian, serta sumberdaya kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil, serta mengurangi resiko dampak bencana alam; (2) mendayagunakan posisi strategis secara geografis yang berdekatan dengan negara bagian Malaysia di Sarawak dan Sabah dalam kerangka kerjasama ekonomi subregional BIMP-EAGA; (3) mendorong percepatan penanganan kawasan perbatasan antar negara dengan negara Malaysia di Serawak dan Sabah sebagai beranda depan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia di Pulau Kalimantan; (4) meningkatkan aksesibilitas internal wilayah Pulau Kalimantan untuk mewujudkan sinergi pengembangan potensi wilayah dan pemerataan tingkat perkembangan antar wilayah melalui percepatan fungsionalisasi jaringan jalan lintas Kalimantan secara terpadu dengan pengembangan jaringan angkutan sungai, angkutan laut, jaringan jalan rel kereta api dan angkutan udara; (5) mendorong peran kawasan andalan sebagai penggerak pengembangan ekonomi wilayah Kalimantan; (6) mengembangkan industri pengolahan yang berbasis pada sektor kelautan, pertanian, perkebunan, pertambangan, dan kehutanan secara berkelanjutan, serta industri pariwisata yang berbasis pada penguatan dan pengembangan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat lokal dan kelestarian lingkungan hidup; (7) mendorong pusat-pusat permukiman perkotaan sebagai pusat pelayanan jasa koleksi dan distribusi di Pulau Kalimantan. (8) Meningkatkan upaya pengembangan dan pelestarian kesenian; (9) Meningkatkan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda; (10) Memperluas pengerahan tenaga terdidik untuk pembangunan perdesaan; (11) Meningkatkan upaya pemasyarakatan dan pembinaan olahraga; (12) Meningkatkan upaya pembinaan olahraga yang bersifat nasional; (13) Meningkatkan kerjasama pola kemitraan untuk pembangunan sarana dan prasarana olahraga.
Pengembangan sistem pusat permukiman di wilayah Pulau Kalimantan ditekankan pada terbentuknya fungsi dan hirarki pusat permukiman sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang meliputi Pusat Kegiatan Nasional, Pusat Kegiatan Wilayah, Pusat Kegiatan Lokal dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional di kawasan perbatasan negara. Pengembangan PKN di Pulau Kalimantan diarahkan untuk: (1) mendorong pengembangan kota Balikpapan, Banjarmasin, dan Pontianak sebagai pusat pelayanan primer; (2) mendorong pengembangan kota Palangka Raya, Samarinda, Bontang, dan Tarakan, sebagai pusat pelayanan sekunder. Pengembangan PKW di Pulau Kalimantan diarahkan untuk: (1) mendorong pengembangan kota Singkawang, Sambas, Ketapang, Sintang, Sanggau, Sampit, Kuala Kapuas, Tanjung Redeb, Sangata, Tanjung Selor, Malinau, Nunukan, dan Tenggarong dan sebagai pusat pelayanan sekunder; (2) mendorong pengembangan kota Mempawah, Putussibau, Entikong, Pangkalan Bun, Buntok, Muarateweh, Amuntai, Martapura, Marabahan, Kotabaru, Tanlumbis, Sungai Nyamuk, Sangasanga, Tanah Grogot, dan Sendawar, dan sebagai pusat pelayanan tersier. Pengembangan PKL di Pulau Kalimantan ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi berdasarkan usulan Pemerintah Kabupaten/Kota dengan kriteria sebagaimana ditetapkan dalam RTRWN, dan pengembangan kota-kota PKL merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan sistem pusat permukiman di Pulau Kalimantan. Pengembangan PKSN di Pulau Kalimantan terutama kawasan perbatasan negara diarahkan untuk mendorong
III.4-10
pengembangan Kota Aruk, Jagoibabang, Nangabadau, Entikong, Jasa, Nunukan, Simanggaris, Long Midang, dan Long Pahangai.
III.4-11
GAMBAR 4.1
PETA RENCANA TATA RUANG PULAU
KALIMANTAN
Rencana Tata Ruang Pulau: • Memelihara dan memulihkan
kawasan‐kawasan yang berfungsi lindung dan kritis lingkungan dalam rangka mendukung keberlanjutan pemnfaatan sumbe daya.
• Mendayagunakan posisi strategis secara geografis yang berdekatan dengan negara bagian Malaysia di Serawak dan Sabah dalam kerangka kerjasama ekonomi subregional BIMP‐ EAGA.
• Mendorong percepatan penanganan kawasan perbatasan antar negara dengan negara Malaysia di Serawak dan Sabah sebagai beranda depan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia di Pulau Kalimantan. • Meningkatkan aksesibilitas internal
wilayah Pulau Kalimantan untuk mewujudkan sinergi pengembangan potensi wilayah dan pemerataan tingkat perkembangan antar wilayah. • Mendorong peran kawasan andalan sebagai penggerak pengembangan ekonomi wilayah Kalimantan. • Mengembangkan industri pengolahan yang berbasis pada sektor kelautan, pertanian, perkebunan,
pertambangan, dan kehutanan secara berkelanjutan.
• Mendorong pusat‐pusat permukiman perkotaan sebagai pusat pelayanan jasa koleksi dan distribusi di Pulau Kalimantan.
III.4-12 GAMBAR 4.2 ISU STRATEGIS