• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan Regulasi Media Penyiaran

C. Konseptualisasi Kampanye

3. Tujuan Regulasi Media Penyiaran

Perdebatan status kepemilikan atas frekuensi menjadi kunci dari seluruh sikap dasar menyangkut regulasi penyiaran. Adanya penggunaan frekuensi menjadi pembeda utama antara media cetak dan media penyiaran, terutama dalam pengaturannya. Kontroversi yang tidak selesai soal pemilik hakiki gelombang elektromagnetik yang bersifat terbatas tersebut akan menyebabkan tidak pasti arah dan tujuan regulasi bagi media penyiaran.88

87

Muhammad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, cetakan ke-2 (Jakarta: Kencana, 2007), h. 72-73.

88

Regulasi dapat diartikan sama dengan kebijkan yang dimaknai sebagai serangkaian tindakan yang tentunya mempunyai tujuan tertentu, diikuti ataupun dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan masalah tertentu. Kebijakan diartikan pula sebagai program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktik-praktik yang terarah. Ditambahkan oleh Masduki dalam bukunya yang berjudul Regulasi Penyiaran dari Otoriter ke Liberal ada tiga aspek penting yang perlu dipahami dalam konteks kebijakan. Pertama, adanya isu-isu utama kebijakan yang terkait dengan masalah sosial masa lampau, masa kini, dan yang diproyeksikan untuk masa depan. Kedua, proses guna memutuskan kebijakan yang akan dibuat mengacu pada peralatan atau sarana yang digunakan oleh pembuat kebijakan untuk mencapai tujuan. Ketiga, interaksi sekelompok aktor-aktor kunci atau yang populer disebut stakeholder selama proses perumusan kebijakan.89

Dalam hal ini, didasarkan pada objek regulasinya, UU Penyiaran dapat diklasifikasikan sebagai kebijakan komunikasi (communication policy). Terdapat kecenderungan umum tidak saja di negara-negara dunia ketiga bahwa kebijakan komunikasi pada berbagai negara memiliki karakteristik makro yang merupakan bagian dari kebijakan komunikasi, termasuk di dalamnya perundangan pers dan penyiaran adalah:90

a. Kebijakan komunikasi merupakan perangkat norma sosial yang dibentuk untuk memberi arah bagi perilaku sistem komunikasi.

89

Masduki, Regulasi Penyiaran dari Otoriter ke Liberal, h. 37. 90

b. Kebijakan komunikasi biasanya dirumuskan oleh para pemimpin politik yang benar-benar dilaksanakan melalui pembatasan-pembatasan legal dan institusional untuk memberi arah bagi perilaku sistem komunikasi. c. Kebijakan komunikasi nasional meliputin keputusan-keputusan mengenai

institusional media komunikasi dan fungsi-fungsinya.

d. Kebijakan tersebut juga mengharuskan diterapkannya kontrol guna menjamin operasi institusi-institusi tersebut tebawa ke arah kemaslahatan umum.

Eva Salomon seorang konsultan media internasional dan juga penasehat pemirintah Inggris untuk regulasi media penyiaran, mengemukakan pentingnya dari tujuan regulasi media penyiaran dalam buku yang diberi judul “Guidelines For Broadcasting Regulation” sebagai berikut:91

a. Media penyiaran mempunyai kekuatan yang luar biasa untuk mempengaruhi pemikiran dan perilaku sebagian orang, baik itu dalam konteks kebaikan maupun keburukan yang mempengaruhi. Memanfaatkan kekuatannya untuk bekerja dalam proses demokrasi menjadi kunci dari tujuan regulasi penyiaran.

b. Dalam banyak hal terkait dengan tujuan demokratis, mengatur penyiaran pun bertujuan untuk meningkatkan promosi budaya. Banyak negara beranggapan bahwa penyiaran mampu meningkatkan produksi program bahasa asli, untuk mengikis globalisasi budaya. Regulasi penyiaran dapat digunakan untuk melindungi kemerdekaan budaya.

91

Eva Salomon, Guidelines For Broadcasting Regulation (London: Commonwealth Broadcasting Association, 2008), h. 9-10.

c. Perlindungan kepentingan nasional atau budaya juga berhubungan erat dengan kepentingan ekonomi. Sejauh mana pemerintah dapat masuk dalam ranah penyiaran untuk dapat mempertahankan kontrol nasional? Haruskah hukum persaingan berlaku dalam dunia penyiaran?

d. Dan sejauh mana keterbatasan dalam konten siaran? dikarenakan harus adanya batasan pada muatan yang disajikan baik televisi ataupun radio, memgingat kekuatan penyiaran yang tidak diragukan lagi, sampai pada program anak-anak harus mendapat perlindungan khusus. Ini semua ialah tujuan potensial untuk regulasi penyiaran.

e. Tapi apa alasan utama dalam mengatur penyiaran yang berbeda dari media lain, misalnya surat kabar dan majalah, atau internet? Pembenaran utama didalilkan bahwa spektrum frekuensi adalah sumber daya publik, dialokasikan untuk negara-negara sesuai dengan perjanjian internasional yang kompleks. Dengan demikian, itu adalah sumber daya yang langka menajdi begitu berharga. Oleh karna itu wajar bila regulasi penyiaran diatur dengan tujuan bagi kemaslahatan publiknya.

f. Mekanisme yang digunakan untuk menempatkan kewajiban pada lembaga penyiaran umumnya melalui lisensi. Sangat jarang bagi Negara untuk memberikan atau menjual spektrum siaran selama-lamanya; umumnya penyiar diperbolehkan untuk menggunakannya untuk waktu yang terbatas di bawah lisensi.

g. Ini adalah proses perizinan melalui mana pemerintah memperkenalkan dan menegakkan tujuan lain dari peraturan penyiaran: demokratis, tujuan ekonomi, budaya dan perlindungan konsumen.

h. Apapun proses yang dipilih, kondisi dasar, dan kriteria yang mengatur pemberian dan perpanjangan izin penyiaran harus didefinisikan secara jelas dalam undang-undang dan peraturan yang mengatur prosedur perizinan penyiaran harus jelas dan tepat serta diterapkan secara terbuka, transparan, dan tidak memihak.

Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) sebagai produk regulasi media penyiaran di bawah Komisi Penyiaran Indonesia, memberi arah dan tujuan agar lembaga penyiaran pada Peraturan Komisi Penyiaran Nomor 01/P/KPI/03/2013 Bab II Pasal 4, sebagai berikut:

a.Menjungjung tinggi dan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. Meningkatkan kesadaran dan ketaatan terhadap hukum dan segenap peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia;

c.Menghormati dan menjungjung tinggi norma dan nilai agama dan budaya bangsa yang multikultural;

d. Menghormati dan menjungjung tinggi etika profesi yang diakui oleh perundang-undangan;

e. Menghormati dan menjungjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi; f. Menghormati dan menjungjung tinggi hak asasi manusia

g. Menghormati dan menjungjung tinggi hak dan kepentingan publik; h. Menghormati dan menjungjung tinggi hak anak-anak dan remeja

i.Menghormati dan menjungjung tinggi hak orang dan/ atau kelompok masyarakat tertentu; dan

Dokumen terkait