• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A.KAJIAN TEORI

4. Tuna Netra

Tuna netra merupakan sebutan untuk individu yang mengalami gangguan pada indra penglihatan. Pada dasarnya, tuna netra dibagi menjadi dua kelompok, yaitu buta total dan kurang penglihatan (low vision). Buta total tidak dapat melihat dua jari dimukanya atau hanya melihat sinar atau cahaya yang lumayan dapat dipergunakan untuk orientasi mobilitas. Mereka tidak bias menggunakan huruf lain selain huruf Braille. Buta kurang (low vision) adalah orang yang bila melihat sesuatu, mata harus didekatkan, atau mata harus dijauhkan dari objek yang dilihatnya atau orang yang memiliki pemandangan kabur ketika melihat objek.

Ada beberapa klasifikasi lain pada anak tuna netra, salah atunya berdasarkan kelainan-kelainan yang terjadi pada mata, yaitu:

1) Myopia : penglihatan jarak dekat, bayangan tidak focus, dan jatuh di

belakang retina.penglihatan akan menjadi jelas jika objek di dekatkan. Untuk membantu proses penglihatan pada penderita myopia digunakan kacamata koreksi dengan lensa negatif.

commit to user

lxv

2) Hyperopia : penglihatan jarak jauh, bayangan tidak focus dan jatuh di

depan retina.penglihatan akan jelas jika objek dijauhkan. Untuk proses penglihatan pada penderita hyperopia digunakan kaca mata koreksi dengan lensa positif.

3) Astigmatisme : penyimpangan atau penglihatan kabur yang disebabkan

ketidak beresan pada kornea mata atau pada permukaan lain pada bola mata sehingga bayangan benda, baik pada jarak dekat maupun jauh tidak terfokus jatuh pada retina. Untuk membantu proses penglihatan pada penderita astigmatisme digunakan kacamata koreksi dengan lensa silindris.

a. Ciri-ciri Anak Tuna Netra 1) Buta Total

a) Fisik

Jika dilihat secara fisik, keadaan anak tuna netra tidak berbeda dengan anak normal pada umumnya.yang menjadi perbedaan nyata adalah pada organ tubuh penglihatannya meskipun terkadang anak tuna netra yang terlihat seperti anak normal. Beberapa gejala buta total yang dapat terlihat secara fisik adalah

a. Mata juling b. Sering berkedip c. Menyipitkan mata d. Kelopak mata merah e. Mata infeksi

commit to user

lxvi

f. Gerakan mata tak beraturan dan cepat g. Mata selalu berair (mengeluarkan air mata)

h. Pembengkaan pada kulit tempat tumbuh bulu mata.

b) Prilaku

Anak tuna netra biasanya menunjukkan prilaku tertentu yang cenderung berlebihan. Gangguan perilaku tersebut bias dilihat pada tingkah laku anak semenjak dini adalah

a. Mengosok mata secara berlebihan

b. Menutup atau melindungi mata sebelah, memiringkan kepala, atau mencondongkan kepala ke depan.

c. Sukar membaca atau dalam mengerjakan pekerjaan lain yang sangat memerlukan penggunaan mata.

d. Berkedip lebih banyak daripada biasanya atau lekas merah apabila mengerjakan suatu pekerjaan.

e. Membawa bukunya ke dekat mata.

f. Tidak dapat melihat benda-benda yang agak jauh. g. Menyipitkan mata atau mengerutkan dahi.

h. Tidak tertarik merhatiannya pada objek penglihatan atau pada tugas-tugas yang memerlukan penglihatan, seperti gambar atau membaca.

i. Janggal dalam bermain yang memerlukan kerja sama tangan dan mata.

commit to user

lxvii

j. Menghindari dan tugas-tugas yang memerlukan penglihatan atau memerlukan penglihatan jarak jauh.

k. Penjelasan lainya berdasarkan adanya beberapa keluhan seperti mata gatal,panas, atau meras ingin mengaruk karena gatal, banyak mengeluh tentang ketidakmampuan dalam melihat, merasa pusing atau sakit kepala dan kabur atau penglihatan ganda.

c) Psikis

Bukan hanya perilaku yang berlebihan saja yang menjadi cirri-ciri anak tunanetra. Dalam mengembangkan kepribadian juga memiliki hambatan. Ciri-ciri psikis anak tuna netra :

a. Perasaan mudah tersinggung yang dirasakan oleh tuna netra disebabkan kurangnya rangsangan visual yang diterimanya sehingga dia merasa emosional ketika seseorang membicarakan hal-hal yang tidak bias dia lakukan. Selain pengalaman kegagalan yang kerap dirasakannya juga membuat emosinya semakin tidak stabil.

b. Mudah curiga, pada tunanetra rasa kecurigaannya melebihi pada umumnya. Kadang memiliki rasa curiga kepada orang yang ingin membantunya. Untuk mengurangi atau menghilangkan rasa curiganya, seseorang harus melakukan pendekatan terlebih dahulu kepadanya agar mereka juga

commit to user

lxviii

mengenal dan mengerti bahwa tidak senua orang jahat terhadap mereka.

c. Ketergantungan yang berlebihan, anak tuna netra memeng harus dibantu dalam melakukan suatu hal.namun tak perlu semua kegiatan dibantu.

2) Low Vision.

a. Menulis dan membaca dengan jarak yang sangat dekat. b. Hanya dapat membaca huruf yang berukuran besar.

c. Mata tampak lain, terlihat putih ditengah mata (katarak) atau kornea (bagian bening di depan mata) terlihat berkabut.

d. Terlihat tidak menatap lurus ke depan.

e. Memicingkan mata atau mengerutkan kening terutama dicahaya terang atau saat mencoba melihat sesuatu.

f. Lebih sulit melihat pada malam hari daripada siang ahari.

g. Pernah menjalani operasi mata dan atau memakai kaca mata yang sangat tebal, tetapi masih tidak dapat melihat dengan jelas. b. Factor Penyebab Tunanetra.

Factor penyebab tunanetra adalah : 1). Pre-natal (dalam kandungan)

commit to user

lxix

Factor penyebab tunanetra pada pre-natal sangat erat kaitanya dengan adanya riwayat dari orang tuanya atau adanya kelainan pada masa kehamilan. Penyebab pre-natal adalah

a. Keturunan, pernikahan dengan sesame tunanetra dapat menghasilkan anak dengan kekurangan yang sama yaitu tunanetra. Selain dari pernikahan tunanetra, jika salah satu orang tua memiliki riwayat tunanetra, juga akan mendapatkan anak tunanetra.keturunan akibat factor keturunan antara lain Retinitis Pigmentosa yaitu penyakit pada retina yang umumnya merupakan keturunan. Selain itu katarak juga disebabkanoleh factor keturunan.

b. Pertumbuhan anak di dalam kandungan, disebabkan oleh : a) Gangguan pada saat ibu masih hamil.

b) Adanya penyakit menahun, seperti TBC sehingga merusak sel-sel darah tertentu sel-selama pertumbuhan janin dalam kandungan. c) Infeksi atau luka yang dialami oleh ibu hamil akibat terkena

rubella atau cacar air dapat menyebabkan kerusakan pada mata, telinga, jantung dan system susunan saraf puat pada janin yang sedang berkembang.

d) Infeksi karena penyakit kotor, texoplasmosis, trachoma, dan tumor. Tumor dapat terjadi pada otak yang berhubungan dengan indra penglihatan atau pada bola mata.

e) Kekurangan vitamin tertentu dapat menyebabkan gangguan pada mata sehingga kehilangan fungsi penglihatan.

commit to user

lxx 2) Post-natal

Post-natal merupakan masa setelah bayi yang dilahirkan. Tunanetra bisa terjadi pada masa :

a. Kerusakan pada mata atau saraf mata pada waktu persalinan, akibat benturan alat-alat atau benda keras.

b. Pada waktu persalinan, ibu mengalami penyakit gonorrhoe

sehingga baksil gonorrhone menular pada bayi, yang pada akhirnya setelah bayi lahir mengalami sakit dan berakibat hilangnya daya penglihatan.

c. Mengalami penyakit mata yang menyebabkan ketunanetraan, yaitu

a) Xeropthalmia yaitu penyakit mata karena kekurangan

vitamin A.

b) Trachoma yaitu penyakit mata karena virus chilimidezoon

trachomanis.

c) Cataract yaitu penyakit mata yang menyerang bola mata

sehingga lensa mata menjadi keruh akibatnya terlihat dari luar mata menjadi putih.

d) Glaucoma yaitu penyakit mata karena bertambahnya cairan

bola mata sehingga tekanan pada bola mata meningkat.

e) Diabetic Retinopathy yaitu gangguan pada retina yang

disebabkan oleh penyakit diabetes mellitus. Retina penuh dengan pembuluh-pembuluh darah dan dapat dipengaruhi

commit to user

lxxi

oleh kerusakan system sirkulasi sehingga merusak penglihatan.

f) Macular Degeneration yaitu kondisi umum yang agak baik,

ketika daerah tengah retina secara beransur memburuk. Anak dengan retina degenarasi masih memiliki penglihatan perifer, tetapi kehilangan kemampuan untukmelihat secara jelas objek-objek di btengah bidang penglihatan.

g) Retinopathy of prematurity, biasanya anak yang mengalami

ini karena lahirnya terlalu premature. Pada saat lahir bayi masih memiliki potensi penglihatan yang normal. Bayi yang premature biasanya ditempatkan pada incubator yang berisi oksigen dengan kadar tinggi sehingga pada saat bayi dikeluarkan dari incubator terjadi perubahan kadar oksigen yang dapat menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah menjadi tidak normal dan meninggalkan semacam bekas luka pada jaringan mata. Peristiwa ini sering menimbulkan kerusakan pada selaput jala (retina) dan tunanetra total. d. Kerusakan mata yang disebabkan terjadinya kecelakaan, seperti

masuknya benda keras atau tajam, cairan kimia yang berbahaya, kecelakaan dari kendaraan dan lain-lain.

commit to user

lxxii

Pengaruh lingkungan ikut berperan dalam tumbuh kembang kepribadian dari anak berkebutuhan khusus. Lingkungan menjadi sarana utama untuk membentu anak berkebutuhan khusus dalam bersosialisasi dengan orang lain.lingkungan akan membantu untuk mengenal jati dirinya, belajar mengenal, dan memahami apa yang terjai dalam dirinya meskipun sadar bahwa anak tunanetra memiliki perbedaan dengan anak-anak normal lainnya.

Peran serta dalam menumbuhkan perkembangan anak tunanetra sangat mendukung dalam mendapatkan pendidikan serta pengajaran yang layak. Peran serta itu terdiri dari :

1). Peran Lingkungan Sekolah.

Lingkungan sekolah menjadi hal utama yang membuat anak merasa nyaman untuk tetap berada didalam sekolah dan mengikuti kegiatan belajar bersama dengan teman-teman. Suasana konduktif dapat mendapat anak-anak berkebutuhan khusus dalam belajarnya merasa nyaman. Lingkungan sekolah yang nyaman, bersahabat, memiliki teman-teman yang bertoleransi tinggi, serta tenang berpengaruh terhadap perilaku. Anak tunanetra memerlukan banyak perhatian dan dukungan yang lebih khusus dan mengena kepada setiap anak secara langsung dari banyak pihak.

2). Guru yang Bersahabat.

Seorang guru yang bersahabat kepada murid-muridnya dapat menjadi “idola” bagi mereka. Dukungan seorang guru terhadap muridnya sangat dibutuhkan, apalagi bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan

commit to user

lxxiii

khusus seperti tunanetra. Tidak hanya dalam bidang akademis tetapi juga dalam masalah pribadi. Anak tunanetra yang merasa memiliki perbedaan dari anak-anak lain akan memiliki perasaan yang sedikit sensitive. Peran guru akan sangat membantu dalam perkembangan emosi agar lebih terarah. Sebagai seorang guru yang menjadi sahabat bagi anak-anak didiknya, membuat perasaan anak-anak menjadi baik yang akan membuat perkembangan emosinya baik pula. Guru harus dapat membuat diri menjadi yang mengerti kondisi anak-anak, menjadi orang terdekat setelah orang tua dirumah dan menjadi pelindung serta oaring yang paling mengerti anak didik.

3). Teman adalah Motivasi.

Adanya perasaan senasib dan sepenanggungan tentu akan membuat anak menjadi ringan dalam menghadapi setiap persoalan yang dialami. Perasaan pula yang akan membuat anak merasa ingin saling memiliki satu sama lain.

5. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar.

Prestasi belajar merupakan gabungan dari pengertian anrata prestasi dan belajar. Menurut Winkel, W.S (1996: 162) bahwa “Prestasi adalah suatu bukti keberhasilan yang telah dicapai”. Nana Sujana (1995: 3) menyatakan bahwa “Prestasi adalah hasil yang dicapai seseorang setelah ia melakukan aktifitas kegiatan”. Prestasi belajar dapat diartikan sebagai kemampuan penguasaan

commit to user

lxxiv

seseorang terhadap sejumlah pengetahuan dan ketrampilan, termasuk nilai sikap yang dikembangkan oleh bidang mata diklat tertentu, yang diwujudkan melalui nilai atau angka yang diberikan oleh guru.

Prestasi belajar merupakan hasil atau kecakapan yang dicapai seseorang dalam waktu tertentu setelah yang bersangkutan melakukan proses kegiatan belajar. Menurut Andy hakim masution dalam Utami Munandar (1982: 4) dijelaskan bahwa; “ keberhasilan seseorang anak untuk mencapai prestasi yang menonjol ditentukan oleh kemampuan inteleknya, tingkatan pengetahuan yang dimilikinya, dan tingkat ketrampilan yang dikuasainya untuk menerapkan pengetahuannya itu dalam pekerjaan”.

Prestasi belajar merupakan bukti keerhasilan yang diperoleh dengan tes menurut Linn dan Grondlund (2000:29) mengatakan bahwa :

Assesment of student learning requires the use of number of techniques for measuring achievement. But assessment is more than a collection of techniques. It is a systematic prosess that plays a significant role in effective teaching.

(Penilaian atas pelajaran siswa memerlukan penggunaan sejumlah teknik-teknik untuk mengukur prestasi. Tetapi penilaian lebih dari suatu koleksi teknik-teknik. Penilaian merupakan suatu proses sistematis yang memainkan suatu peran penting di dalam pengajaran yang efektif).

Menurut Groundlund (1985: 6) menyatakan bahwa :

Evaluation is important to many fact of scool program. It contributes directly to the teaching learning process used in classroom

commit to user

lxxv

instruction and to a number of school uses, each of which will be briefly discussed.

(Penilaian merupakan suatu yang penting sebagai bentuk keberhasilan program sekolah. Program tersebut member konstribusi pada proses belajar mengajar di dalam kelas dan dapat digunakan oleh sekolah lain, dimana setiap pembahasan akan didiskusikan).

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok.prestasi tidak akan pernah dihasilkan apabila seseorang tidak melakukan kegiatan dan mencoba untuk berusaha (Saiful Bahri Djamarah, 1994: 20). Belajar adalah suatu proses perubahan individu melalui latihan dan hasil pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sehingga mendapatkan pengetahuan yang baru. Sedangkan belajar menurut Hilgraf (dalam Wina Sanjaya, 2006: 112) dapat diuraikan proses perubahan melalui kegitan atau prosedur latihan baik latihan didalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh siswa setelah siswa yang bersangkutan melakukan kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok dalam penelitian secara nyata. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, kerena kegitan belajar merupakan proses sedangkan prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar.

commit to user

lxxvi

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

Siswa yang telah mengalami pembelajaran diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan baru serta perbaikan sikap sebagai hasil dari pembelajaran yang telah dialami siswa. Proses mendapatkan hasil belajar dipengaruhi oleh faktor dalam diri siswa yang belajar yang meliputi Iq. Motivasi, minat, bakat, kesehatan dan faktor luar siswa yang belajar yang meliputi guru pengajar, materi ajar, latihan, sarana kelengkapan belajar siswa, tempat di sekolah atau dirumah serta lingkungan social sekolah.

Ivor K Davis (1973:153) “Good interpersonal relationships betweem staff dan staff. staff and students, students and students should be encouraged and nurtured, and student mus be treated in such a way that they develop a sense

of personal dignity, status and individual worth” (untuk memberikan motivasi

berprestasi kepada siswa agar berprestasi harus diciptakan adanya hubungan pribadi yang baik antar pengajar, pengajar dengan siswa dan siswa dengan siswa. sehingga dengan demikian siswa secara individual mampu mengembangkan diri yang pada gilirannya mampu mencapai prestasi yang tinggi).

Muhibin Syah (1995: 132) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu 1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa). Yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani, 2) faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa, 3) Faktor pendekatan belajar

(approach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa meliputi strategi dan

commit to user

lxxvii

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989 : 39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981 : 21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002 : 39). "Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya" (Ali Muhammad, 2004 : 14). Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil.

Cara belajar siswa sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut, dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar. Untukmendapatkan prestasi belajar yang optimal tergantung dari pengelolaan faktor-faktor yang memepengaruhi. Apabila hampir semua faktor dapat dimilkiki dan dapat dikelola dengan baik maka kelangsungan proses belajar akan berjalan dengan optimal pula, dengan demikian dapat diharapkan prestasi belajar sebagai hasil terakhir dari suatu kegiatan belajar lebih baik.

commit to user

lxxviii

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik). Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif. Franken (1982:346) “That the need to achieve in humans is always

tempered by another fundamental need to avoid failure” (Bahwa kebutuhan

untuk berprestasi pada manusia selalu bertolak dari keutuhan dasar, kebutuhan untuk menghindari kegagalan)

c. Evaluasi Hasil Belajar.

Penilaian atau evaluasi pembelajaran merupakan tahap penting dalam kegiatan pembelajaran seperti yang dinyatakan Groundlund (1985:6) sebagai berikut :

commit to user

lxxix

Evaluation is important to many facets of school program. If contributes

directly to the teaching learning process used in classroom instruction and to a number of other school uses, each of which will be discussed.

(Penilaian merupakan sesuatu yang sangat paling bagi bentuk keberhasilan program sekolah. Jika masukan yang terprogram dalam proses belajar mengajar dapat di gunakan dalam pembelajaran kelas dan dapat digunakan oleh sekolah lain, di mana setiap pembahasannya akan didiskusikan)

Sebagai alat penilaian hasil pencapaian tujuan dalam pengajaran evaluasi harus dilakukan secara terus menerus. Evaluasi tidak hanya sekedar menentukan angka keberhasilan belajar, tetapi yang lebih penting adalah sebagai dasar umpan balik (feedback). Akifitas selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indicator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktifitas siswa merupakan kegiatan atau prilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegitan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggungjawab terhadap tugas yang diberikan. Untuk menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dikuasai oleh siswa dapat digunakan tes. Tes adalah sederetan pertanyaan/latihan/alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, integensi, kemampuan/bakat yang dimiliki oleh individu/ kelompok. Prestasi belajar dapat dilihat secara nyata dari hasil evaluasi setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dapat berupa skor atau nilai setelah mengerjakan suatu tes. Tes

commit to user

lxxx

yang digunakan untuk menentukan prestasi belajar merupakan suatu alat untuk mengukur aspek-aspek tertentu dari siswa misalnya pengetahuan, pemahaman atau aplikasi suatu konsep.

Menurut pendapat Robert L.Linn & Norman E. Groundlund (2000: 14) yang mengatakan bahwa :

At the end of a segment of instruction, our main interest is in measuring the extent to which the intended learning outcomes and performance standarts have been achieved. End of unit tests can be used for giving feedback to student, encouraging, students to undertake more challenging advanced work, assigning remedial work, and assessing instruction as well as for grading purposes.

(pada akhir segmen pembelajaran, perhatian kita adalah untuk mengukur seberapa jauh pembelajaran dan standar prestasi yang telah ditetapkan dapat dicapai. Tes ini dapat memberikan gambaran secara nyata prestasi yang dicapai oleh siswa, hasil tes dapat diberikan kepada siswa dengan harapan untuk memberikan motivasi kepada siswa agar siswa memiliki kemauan untuk meningkatkan prestasi belajarnya).