• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tuturan Interogatif yang Menyatakan Makna Pragmatik Imperatif Ajakan T 35) SB : “Pegi ke talang awak gah?”

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2) Tuturan Interogatif yang Menyatakan Makna Pragmatik Imperatif Ajakan T 35) SB : “Pegi ke talang awak gah?”

“Pergi ke kebunkah kita?”

JP : “Payoh, tapi ngan lom makan.” “Ayo, tapi aku belum makan.”

SB : “Gampoanglah nah.” “Gampanglah itu.” JP : “Oke lah.”

Agar diperoleh gambaran yang lebih konkrit, dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar.Situasi ujar terjadi harus berdasarkan pada sebuah tuturan mengandung kesantunan imperatif yang diproduksi pada tuturan tersebut.

Bentuk lingual tuturan pada contoh di atas merupakan tuturan interogatif. Tuturan 35 di atas terjadi pada Senin 8 Desember 2014 sekitar pukul 16.00 WIB di jembatan. Sore itu, penulis dan beberapa orang lainnya termasuk JP sedang duduk santai di pinggiran jembatan sambil menikmati alunan air mengalir dibawah jembata. Tiba-tiba dari arah utara dusun, datang SB memakai sepeda motor lalu berhenti di hadapan JP. Tuturan “Pegi ke talang awak gah?” disampaikan SB kepada JP melalui tuturan yang berbentuk interogatif. Tuturan tersebut berisi ajakan kepada JP agar mau pergi bersama SB. Tuturan yang disampaikan SB sebenarnya memberikan perintah kepada JP agar JP bersedia menaiki kendaraan motor milik SB dan menemaninya pergi ke ladang.

T 36) BB : “Lah siap lom?”

“Sudah siap belum?”

MZ : “Ngan agi ngantaok gah.” “Aku masih ngantuk.”

Agar diperoleh gambaran yang lebih konkrit, dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar.Situasi ujar terjadi harus berdasarkan pada sebuah tuturan mengandung kesantunan imperatif yang diproduksi pada tuturan tersebut.

Bentuk lingual tuturan pada contoh di atas merupakan tuturan interogatif. Tuturan 36 di atas terjadi pada Selasa 9 Desember 2014 sekitar pukul 03.45 WIB di pos ronda. BB yang hendak pulang ke rumah, menunggu MZ yang masih terlihat menikmati tidurnya di dalam pos ronda. Penulis dan beberapa teman lainnya masih bermain kartu remi menjelang subuh tiba.Mungkin karena terlalu lama menunggu, akhirnya BB menhampiri MZ yang ketika itu masih antara sadar dan tidak dari tidurnya.Tuturan “Lah siap laom?” merupakan bentuk kalimat interogatif yang berisi imperatif ajakan agar MZ segera bangun dari tidurnya dan pergi pulang ke rumah masing-masing.Tuturan yang disampaikan BB tersebut menunjukkan kesantunan karena unsur ketidaklangsungannya dalam menyampaikan ajakan kepada MZ.

T 37) FJ : “Kuan pelak doak?”

“Kamu berkeringat tidak?”

KH : “Yao, baju lah basoh wot pelauh. Maoh awak kayak!” “Iya, baju sudah basah oleh keringat. Ayo kita ke sungai!

Agar diperoleh gambaran yang lebih konkrit, dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar.Situasi ujar terjadi harus berdasarkan pada sebuah tuturan mengandung kesantunan imperatif yang diproduksi pada tuturan tersebut.

Bentuk lingual tuturan pada contoh di atas merupakan tuturan interogatif. Tuturan 37 di atas terjadi pada Selasa 9 Desember 2014 sekitar pukul 15.00 WIB di kebun sawit milik KH.Siang itu, pada saat KH dan FJ memanen sawit cuaca terasa sangat terik, sehingga keringat mereka bercucuran dari tubuhnya.Penulis tidak turut-serta dalam pekerjaan mereka, karena pada saat itu penulis hanya mencari sinyal telepon seluler.Walaupun demikian, penulis mendengar percakapan antara KH

dengan FJ.Tuturan “Kuan pelak doak?” yang dituturkan oleh KH kepada FJ merupakan interogatif ajakan.KH mengajak FJ pergi ke sungai terdekat untuk sekedar mencuci muka dan membersihkan tangan serta kaki mereka.KH mengiyakan ajakan tersebut. Tuturan yang disampaikan KH semakin jelas berisi perintah santun yang dituturkan secara interogatif, sehingga secara tidak langsung FJ akan merasa tidak diperintah, melainkan diberi pertanyaan perintah ajakan.

T 38) YZ : “Kamanao kuan isyeok. Adao gawe doak?” “Ke mana kamu besok. Ada pekerjaan tidak?” RF : “Di khamuah lah cik, sua du?”

“Di rumah saja cik, memangnya kenapa?” YZ : “Jang, mbaoh ngantaii Cik ke Bungo isyeok?”

“Jang, mau nemenin cik ke bungo besok?”

RF : “Mbaoh cik.” “Mau cik.”

Agar diperoleh gambaran yang lebih konkret, dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar.Situasi ujar terjadi harus berdasarkan pada sebuah tuturan mengandung kesantunan imperatif yang diproduksi pada tuturan tersebut.

Bentuk lingual tuturan pada contoh di atas merupakan tuturan interogatif. Tuturan 38 di atas terjadi pada Minggu 9 Desember 2014 sekitar pukul 20.30 WIB di rumah YZ. Malam itu, YZ baru saja selesai membongkar karet yang dibelinya dari kampung tetangga.Sambil mencuci tangannya, YZ mengungkapkan bahwa ia akan ke kota Bungo besok untuk menjual karet. Tuturan “Jang, mbaoh ngantaii Cik ke Bungo

isyeok?” yang merupakan kalimat ajakan yang ditujukan kepada penulis agar

tersebut berisi perintah yang secara tidak langsung dituturkan melalui tuturan interogatif sehingga terkesan lebih santun.

3) Tuturan Interogatif yang Menyatakan Makna Pragmatik Imperatif Persilaan

T 39) SM : “Sua kuan lom balek?”

“Kenapa kamu belum pulang?”

ZK : “Cagit bae, khakok lom abih.” “Nanti saja, rokok belum habis.” SM : “Oke lah. Agai adao khakok kuan?

: “Baiklah. Masih ada rokok kamu?

ZK : “Koh.” (Memberikan rokok yang dimaksud) “Ini.”

Agar diperoleh gambaran yang lebih konkrit, dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar.Situasi ujar terjadi harus berdasarkan pada sebuah tuturan mengandung kesantunan imperatif yang diproduksi pada tuturan tersebut.

Bentuk lingual tuturan pada contoh di atas merupakan tuturan interogatif. Tuturan 39 di atas terjadi pada Minggu 13 Desember 2014 sekitar pukul 13.35 WIB di tepian sungai. SM dan ZK siang itu baru saja selesai menjala ikan di sungai. Penulis tidak sengaja mendengar percakapan mereka ketika penulis sedang mencuci sepeda motor di tepian sungai tersebut. SM berniat menjala ikan kembali dengan jaringnya, karena ZK belum pulang maka niat tersebut urung dilakukan.Tuturan “Sua

kuan lom balek?” merupakan sebuah tuturan yang berbentuk perintah interogatif.SM

sengaja mempersilakan ZK pulang lebih dulu dengan bertanya secara interogatif.Tuturan persilaan yang disampaikan dalam bentuk interogatif tersebut menunjukkan kesantunan karena unsur ketidaklangsungannya.

4) Tuturan Interogatif yang Menyatakan Makna Pragmatik Imperatif