• Tidak ada hasil yang ditemukan

Udara Bersih Milik Publik

Dalam dokumen A Giant Pack of Lies INA (Halaman 48-51)

RATA-RATA UPAH NOMINAL PER BULAN Buruh Industri Di Bawah Mandor, 2000-2008, Ribuan

3. Udara Bersih Milik Publik

Merokok itu hak azasi -- itu yang kerap kita dengar. Tentu ini tidak keliru. Mau menghisap racun, terserah saja, mana suka. Namun kita tidak hidup di ruang hampa. Hak azasi seseorang dibatasi hak azasi orang lain, dalam hal ini hak publik untuk tidak ikut menghisap asap rokok.

Harus diakui, sebagian

besar perokok di Indonesia tidak atau belum menghormati hak publik atas udara bersih. Di mana saja --di stasiun, bis, kereta, terminal, kantor, kafe yang berpendingin udara, di jalanan-- kita jumpai kaum penghisap rokok beraksi dengan santai. Para “ahli hisap” ini tak peduli, meskipun di tempat tersebut ada tanda “Dilarang Merokok” atau “Kawasan Bebas Rokok”. Riset Dasar Kesehatan, 2010, menghitung ada 97 juta perokok pasif di Indonesia -- 43 juta di antaranya anak-anak di bawah umur 15 tahun yang hidup serumah dengan perokok dan otomatis terpapar asap nikotin.

Efek nikotin tak cuma menyerang perokok aktif. Perokok pasif, yang terpapar asap rokok tanpa dia mau, juga tersengat dampak yang sama buruknya. Inilah bedanya rokok dengan produk adiktif lain, seperti heroin,

kopi, minuman beralkohol, atau junk food -- jika yang terakhir ini juga

dianggap memicu kecanduan dan biang obesitas. Mereka yang berada di lingkungan pecandu miras dan narkoba, umpamanya, tak ikut terkena efeknya, sepanjang tak mengkonsumsinya sendiri.

as percentage of total deaths among men and women over 35

2000 regional estimates over 25% 20% – 24% 15% – 19% 5% – 9% 10% – 14% under 5%

Dying in your prime

more than 25% of 35 – 69 year olds living above these lines will die from tobacco use

Deaths from tobacco use

as percentage of total deaths among men and women over 35

2000 regional estimates over 25% 20% – 24% 15% – 19% 5% – 9% 10% – 14% under 5%

Dying in your prime

more than 25% of 35 – 69 year olds living above these lines will die from tobacco use

Posisi tanpa daya perokok pasif ini tergambar dengan bagus pada dokumen internal industri rokok. Pada 17 April 1996, dalam rapat tahunan pemegang saham RJ Reynolds Nabisco, perusahaan rokok besar di Amerika, seorang pengunjung rapat, namanya Miss Doley, bertanya kepada Charles Harper, petinggi Nabisco.

Berikut ini kira-kira rekonstruksi percakapan yang terekam dalam dokumen notulensi RJR Nabisco, antara Nona Doley dan Harper:

+ Apakah Tuan membolehkan orang merokok di dekat anak dan cucu-cucu Anda, baik di ruang publik atau di ruangan pribadi?

1.71 42.19 48.86 66.42 87.6 152.87 142.20 301.08 341.40 439.90 706.10 2.12 2.65 4.06 7.45 10.11 18.3 26.4 32.65 42.48 1990 0 100 200 300 400 500 600 700 800 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tobacco Tax Revenue Total Government Revenue

Source : State Budget Note 1990-2007 and Custom and Excise 2009

Tobacco Excise Tax Revenue In Indonesia From 1990 - 2008 (In Rp. Billion)

1.71 42.19 48.86 66.42 87.6 152.87 142.20 301.08 341.40 439.90 706.10 2.12 2.65 4.06 7.45 10.11 18.3 26.4 32.65 42.48 1990 0 100 200 300 400 500 600 700 800 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tobacco Tax Revenue Total Government Revenue

Source : State Budget Note 1990-2007 and Custom and Excise 2009

- Ini persoalan serius yang mesti saya respon. Saya dan istri saya, kami berdua adalah perokok. Kami punya empat anak, yang anehnya, semuanya tumbuh sehat. Sekarang saya punya 12 cucu. Saya tidak ingin membatasi hak mereka untuk merokok. Tapi, saya

akan men-discourage mereka untuk jadi perokok.

+ Bukan itu yang saya tanyakan. Maaf menginterupsi jawaban Anda. Saya bertanya, apakah Anda menginginkan orang lain merokok di sekitar mereka?

- Saya tidak akan membatasi hak orang untuk merokok. Kalau anak itu tidak suka berada di ruangan yang berasap rokok, pasti dia akan keluar meninggalkan ruangan. Saya tidak tahu apakah Anda punya cucu, saya punya. Dan, mereka meninggalkan ruangan jika merasa tidak nyaman dengan asap.

+ Tapi, bayi tidak bisa meninggalkan ruangan...

- Well, pada satu titik, dia akan belajar merangkak, kan? Mereka akan belajar berjalan, dan seterusnya.

Sikap petinggi RJR Nabisco juga merupakan sikap khas mayoritas perokok di Indonesia. Kelompok ini beranggapan bahwa merokok adalah hak azasi tanpa batas. Merokok juga bukan tindakan pidana yang harus dilarang. Jika Anda tak suka, maka Anda yang harus minggir. Anak-anak, bayi yang baru bisa tengkurap, jangan protes: tunggu kalian bisa berjalan dan tinggalkan ruangan jika merasa terganggu. Titik.

Akibat perilaku seperti ini, muncul tragedi seperti yang dialami Noor Atika Hasanah (Tika). Gadis manis berusia 28 tahun ini terkena penyakit radang

paru bronchopneumonia duplex. “Hello

bronchopneumonia duplex! I am not afraid of you,” begitu tulis Tika di akun twitternya, @ tikuyuz. Menurut dokter, paru-paru Tika gering dihajar asap rokok. “Karena jadi perokok pasif,” kata Tika pada 26 Desember 2010.

Berat badan Tika merosot dari 42 menjadi 35 kilogram. Tika ’berkicau’ soal berat badan ini, “Bismillah... Semoga berat badanku bisa lekas kembali normal dari yang sekarang cuma 35 kg. Syukur-syukur lebih berat dari normal.”

Radang paru ini telah membuat Tika sesak napas, batuk keras, dan tak henti pilek. Tika dirawat di Rumah Sakit Sulianti Suroso, Sunter, Jakarta. Dalam sebuah status di akun Facebook, perempuan kelahiran

8 November 1982 ini menulis: “Bagi para ortu perokok, aku mohon

banget supaya ngerokok sejauh mungkin dari anaknya supaya jauh dari

kemungkinan terkena flek paru.”

Kicauan terakhir Tika

terekam pada 30 Desember 2010, pukul 5.30 pagi. “Spent 1 night here, now waiting for the infection result (@ RS Prof. Dr. Sulianti Saroso).” Apa daya, sepuluh jam setelah kicuan ini, Tika menghembuskan napas terakhir. Satu kehidupan

belia telah berakhir, tersebab oleh asap rokok.

Kisah Tika membuktikan

bahwa efek yang diderita perokok pasif bukan hal yang main-main. Perokok pasif berisiko 30 persen terkena penyakit terkait asap rokok, mulai dari sakit pernapasan, kanker paru, sampai

kelainan tumbuh-kembang

anak-anak. Data Komisi Nasional Penang gulangan Dampak Pro-duk Tembakau, pada 2009, menye butkan ada 32.400 balita yang menga lami gizi buruk akibat terpapar asap rokok sejak di dalam kandungan. Bayangkan jika satu dari ribuan anak ini anak anda -- tentunya tak ada yang ingin si kecil bernasib seperti Tika.

Dalam dokumen A Giant Pack of Lies INA (Halaman 48-51)