• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.3. Analisis Titik Impas ( Break Even Point , BEP) Usaha Tempe

6.3.2. Uji Beda Terhadap Titik Impas (BEP) Usaha Tempe

Analisis titik impas (BEP) usaha tempe juga dilakukan uji beda terhadap titik impas (BEP) antara pengrajin anggota dan non anggota yang terdiri dari BEP unit dan BEP rupiah menurut keanggotaan pengrajin dan skala usaha. Hasil uji beda total biaya usaha tempe menurut keanggotaan pengrajin dapat dilihat pada Tabel 6.11.

73

Tabel 6.11 Hasil uji beda titik impas (BEP) usaha tempe menurut keanggotaan pengrajin di Kelurahan Kedung Badak tahun 2015

No. Keanggotaan Mean Std. Deviation Sig. (2- tailed)

Sig. (1- tailed)

Mean Difference 1. BEP Unit Anggota 33.958 9.382

0.040* 0.020* -6.659 2. BEP Unit Non Anggota 40.617 14.707

3. BEP Rupiah Anggota 295 865.17 81 720.16

0.035* 0.018* -59 767.76 4. BEP Rupiah Non Anggota 355 632.94 127 967.98

Keterangan: * signifikan pada taraf nyata (α) 5 persen Sumber: Data Primer, 2015 (Diolah)

Data pada Tabel 6.11 secara rinci terdapat pada Lampiran 19 dan Lampiran 20. Berdasarkan Tabel 6.11, BEP unit pengrajin anggota lebih rendah

dibanding pengrajin non anggota dapat dilihat dari nilai sig. (1-tailed) sebesar

0.020 yang lebih kecil dari nilai alfa (α) 0.05 sehingga menunjukkan tolak H0. Hal

ini berarti secara statistik BEP unit pengrajin anggota signifikan lebih rendah

dibanding pengrajin non anggota pada taraf nyata (α) 5 persen. Perbedaan rata-

rata (mean difference) antara pengrajin anggota dan non anggota tersebut sebesar

6.659 kilogram tempe. Dengan kata lain, rata-rata BEP unit pengrajin anggota lebih rendah 6.659 kilogram tempe dibanding pengrajin non anggota.

Untuk BEP rupiah, berdasarkan Tabel 6.11, BEP rupiah pengrajin anggota

lebih rendah dibanding pengrajin non anggota dapat dilihat dari nilai sig. (1-

tailed) sebesar 0.018 yang lebih kecil dari nilai alfa (α) 0.05 sehingga

menunjukkan tolak H0. Hal ini berarti secara statistik BEP rupiah pengrajin

anggota signifikan lebih rendah dibanding pengrajin non anggota pada taraf nyata

(α) 5 persen. Perbedaan rata-rata (mean difference) antara pengrajin anggota dan non anggota tersebut sebesar Rp 59 767.76. Dengan kata lain, rata-rata BEP rupiah pengrajin anggota lebih rendah Rp 59 767.76 dibanding pengrajin non anggota.

Uji beda BEP unit usaha tempe terhadap masing-masing skala usaha

menggunakan metode One-Way ANOVA karena memiliki lebih dari dua sampel

bebas. Pada Lampiran 23, tabel anova menunjukkan bahwa secara rata-rata BEP

unit menurut skala usaha berbeda signifikan secara statistik karena nilai sig.

sebesar 0.000 yang lebih kecil dari nilai alfa (α) 0.01 sehingga menunjukkan tolak

H0. Hasil uji beda BEP unit usaha tempe terhadap masing-masing skala usaha

74

Tabel 6.12 Hasil uji beda BEP unit usaha tempe menurut skala usaha di Kelurahan Kedung Badak tahun 2015

Perbandingan Skala Usaha Mean Difference Std. Error Sig. BEP Unit Anggota

Skala I Skala II -9.552 3.301 0.029**

Skala III -16.278 2.820 0.079*

Skala II Skala III -6.726 3.941 0.289

BEP Unit Non Anggota

Skala I Skala II -13.894 3.405 0.001***

Skala III -30.100 3.405 0.000***

Skala II Skala III -16.202 3.888 0.001***

BEP Unit Anggota Secara Keseluruhan

Skala I Skala II -11.250 2.547 0.000***

Skala III -27.447 2.989 0.000***

Skala II Skala III -16.196 3.634 0.001***

Keterangan: * signifikan pada taraf nyata (α) 10 persen ** signifikan pada taraf nyata (α) 5 persen *** signifikan pada taraf nyata (α) 1 persen Sumber: Data Primer, 2015 (Diolah)

Berdasarkan Tabel 6.12, BEP unit pada usaha tempe anggota skala I

dengan skala II berbeda signifikan secara statistik pada taraf nyata 5 persen (sig. 

0.05), skala I dengan III berbeda signifikan secara statistik pada taraf nyata 10

persen (sig.  0.1), sementara skala II dengan skala III tidak berbeda signifikan

secara statistik. Perbandingan BEP unit antar skala usaha pada usaha tempe non anggota masing-masing berbeda signifikan secara statistik pada taraf nyata 1

persen (sig.  0.01).

Perbandingan BEP unit pada usaha tempe secara keseluruhan berbeda

signifikan secara statistik pada taraf nyata 1 persen (sig.  0.01). Nilai perbedaan

rata-rata (mean difference) menunjukkan bahwa usaha tempe skala I memiliki

rata-rata BEP unit terkecil dibandingkan skala II dan III karena memiliki nilai

mean difference terkecil. Semakin kecil skala usaha, maka semakin rendah produksi dan rupiah yang harus didapatkan agar terhindar dari kerugian.

Uji beda BEP rupiah usaha tempe terhadap masing-masing skala usaha, pada Lampiran 26, tabel anova menunjukkan bahwa secara rata-rata BEP rupiah

menurut skala usaha berbeda signifikan secara statistik karena nilai sig. sebesar

0.000 yang lebih kecil dari nilai alfa (α) 0.01 sehingga menunjukkan tolak H0.

Hasil uji beda BEP rupiah usaha tempe terhadap masing-masing skala usaha tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.13.

75

Tabel 6.13 Hasil uji beda BEP rupiah usaha tempe menurut skala usaha di Kelurahan Kedung Badak tahun 2015

Perbandingan Skala Usaha Mean Difference Std. Error Sig. BEP Rupiah Anggota

Skala I Skala II -87 342.727 28 442.490 0.021**

Skala III -143 431.467 20 999.833 0.052*

Skala II Skala III -56 088.750 32 205.229 0.258

BEP Rupiah Non Anggota

Skala I Skala II -120 729.283 29 986.028 0.001***

Skala III -260 684.908 29 986.028 0.000*** Skala II Skala III -139 955.625 34 246.457 0.001*** BEP Rupiah Secara Keseluruhan

Skala I Skala II -99 960.150 22 144.737 0.000***

Skala III -239 445.800 26 497.321 0.000*** Skala II Skala III -139 485.650 32 2225.500 0.001*** Keterangan: * signifikan pada taraf nyata (α) 10 persen

** signifikan pada taraf nyata (α) 5 persen *** signifikan pada taraf nyata (α) 1 persen Sumber: Data Primer, 2015 (Diolah)

Berdasarkan Tabel 6.13, BEP rupiah pada usaha tempe anggota skala I

dengan skala II berbeda signifikan secara statistik pada taraf nyata 5 persen (sig. 

0.05), skala I dengan III berbeda signifikan secara statistik pada taraf nyata 10

persen (sig.  0.1), sementara skala II dengan skala III tidak berbeda signifikan

secara statistik. Perbandingan BEP rupiah antar skala usaha pada usaha tempe non anggota masing-masing berbeda signifikan secara statistik pada taraf nyata 1

persen (sig.  0.01). Perbandingan BEP rupiah pada usaha tempe secara

keseluruhan berbeda signifikan secara statistik pada taraf nyata 1 persen (sig. 

0.01). Nilai perbedaan rata-rata (mean difference) menunjukkan bahwa usaha

tempe skala I memiliki rata-rata BEP rupiah terkecil dibandingkan skala II dan III

karena memiliki nilai mean difference terkecil. Semakin kecil skala usaha, maka

semakin rendah produksi dan rupiah yang harus didapatkan agar terhindar dari kerugian.

Secara keseluruhan nilai titik impas (BEP) yang dihasilkan tersebut dapat terlihat dari volume produksi aktual dan penerimaan aktual per hari yang semakin jauh dari nilai BEP unit dan BEP rupiah. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa setiap pengrajin baik anggota maupun non anggota pada setiap skala usaha dapat terhindar dari kerugian dalam menjalankan usaha rumah tangganya.