• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Uji Heteroskedastisitas

4.1.13. Model Regresi Variabel Dummy

4.1.13.1. Dummy Negara Indonesia dan Negara Lainnya.

4.1.13.1.2. Uji Hipotesis Substruktur I Negara Indonesia dengan Negara Lainnya

Pada pengujian hipotesis, akan dilakukan analisis koefisien determinasi, pengujian pengaruh simultan (uji F), dan pengujian pengaruh parsial (uji t). Nilai statistik determinasi dilakukan untk melihat berapa besar pengaruh variabel independen terhadap dependen, Uji parsial dilakukan untuk melihat apakah variabel independen berpengaruh secara parsial atau satu persatu terhadap variaabel dependen sedangkan uji simultan dilakukan untuk melihat apakah variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai-nilai statistik dari koefisien determinasi, uji F, dan uji t tersaji pada Tabel 4.25, Tabel 4.26, Tabel 4.27 dan Tabel 4.28

Tabel 4.25

Nilai statistik dari Koefisien Determinasi, Uji F, dan Uji t (Persamaan Substruktur I)

Negara Indonesia (D1)

Dependent Variable: STRUKTUR MODAL Method: Pooled Least Squares

Sample: 2013 2015 Included observations: 3 Cross-sections included: 77

Total pool (balanced) observations: 231

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 8.438 7.325 1.151 0.251 ROA -0.832 0.482 -1.725 0.086 FATA -1.364 0.871 -1.565 0.119 GROWTH 0.350 0.293 1.190 0.235 SIZE -0.354 0.385 -0.919 0.359 NDTS -5.477 5.579 -0.981 0.327

R-squared 0.901 Mean dependent var 0.968

Adjusted R-squared 0.848 S.D. dependent var 0.945 S.E. of regression 0.367 Akaike info criterion 1.109 Sum squared resid 20.161 Schwarz criterion 2.331 Log likelihood -46.112 Hannan-Quinn criter. 1.602

F-statistic 16.912 Durbin-Watson stat 2.248

Berdasarkan Tabel 4.25 dapat dilihat persamaan analisis jalur substruktur I dalam penelitian ini adalah:

D1 = Z = 8,438 - 0.832 X1 - 1,364 X2 + 0,350 X3 - 0,354 X4 -5,477 X5

Dari persamaan analisis jalur substruktur I dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta regresi sebesar 8,438 yang artinya jika rasio profitabilitas, asset tangibility, tingkat pertumbuhan, ukuran perusahaan dan non-debt tax shield nilainya = 0 ataupun tidak berubah dari keadaan awal, maka rasio struktur modal akan meningkat sebesar 8,438. Penggunaan persamaan regresi berganda dalam melakukan pengujian hipotesis, hasil yang diperoleh merupakan hasil perhitungan matematis senilai 8,438. Hasil pengujian regresi berganda tersebut hanya dapat diaplikasikan dengan asumsi bahwa terdapat variabel rasio profitabilitas, asset tangibility, tingkat pertumbuhan, ukuran perusahaan dan non-debt tax shield namun dalam keadaan tetap atau tidak mengalami perubahan.

2. Koefisien regresi X1 untuk variabel profitabilitas bernilai -0.832 artinya

pengaruh rasio profitabilitas berlawanan dengan peningkatan rasio struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh dalam menurunkan rasio struktur modal. Dengan kata lain, kemampulabaan perusahaan manufaktur di Indonesia dapat menutupi tingkat hutang yang dimiliki perusahaan tersebut.

3. Koefisien regresi X2 untuk variabel asset tangibility bernilai -1,364 artinya

pengaruh rasio asset tangibility berlawanan dengan peningkatan rasio struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa asset tangibility mempunyai pengaruh

dalam menurunkan rasio struktur modal. Dengan kata lain, aset tetap perusahaan manufaktur di Indonesia dapat menutupi tingkat hutang yang dimiliki perusahaan tersebut.

4. Koefisien regresi X3 untuk tingkat pertumbuhan bernilai positif 0,350 artinya

pengaruh tingkat pertumbuhan searah dengan peningkatan rasio struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan aset perusahaan dapat meningkatkan jumlah hutang perusahaan. Dengan kata lain, tingkat pertumbuhan aset perusahaan di Indonesia sudah sesuai dengan peningkatan tingkat hutang yang dimiliki perusahaan.

5. Koefisien regresi X4 untuk ukuran perusahaan bernilai positif -0,364 artinya

pengaruh ukuran perusahaan berlawaman dengan peningkatan rasio struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa besar-kecilnya ukuran perusahaan dinilai dengan total aset perusahaan dapat menurunkan jumlah hutang perusahaan. Dengan kata lain, ukuran perusahaan di Indonesia mampu menurunkan tingkat hutang yang dimiliki perusahaan dimana di Asia Tenggara.

6. Koefisien regresi X5 untuk non-debt tax shield bernilai -5,477 artinya

pengaruh non-debt tax shield berlawanan dengan peningkatan rasio struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa penghematan pajak menurunkan jumlah hutang perusahaan.

Tabel 4.26

Nilai statistik dari Koefisien Determinasi, Uji F, dan Uji t (Persamaan Substruktur II)

Negara Lainnya (D0)

Dependent Variable: STRUKTUR MODAL Method: Pooled Least Squares

Date: 10/13/16 Time: 18:59 Sample: 2013 2015

Included observations: 3 Cross-sections included: 134

Total pool (balanced) observations: 402

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -13.495 2.145 -6.291 0.000 ROA -0.737 0.321 -2.296 0.022 FATA 0.140 0.263 0.533 0.594 GROWTH 0.120 0.115 1.045 0.296 SIZE 0.745 0.111 6.667 0.000 NDTS 1.906 1.968 0.968 0.333

R-squared 0.925 Mean dependent var 0.720

Adjusted R-squared 0.885 S.D. dependent var 0.594 S.E. of regression 0.200 Akaike info criterion -0.105 Sum squared resid 10.604 Schwarz criterion 1.276 Log likelihood 160.261 Hannan-Quinn criter. 0.441

F-statistic 23.577 Durbin-Watson stat 2.348

Prob(F-statistic) 0.000 Sumber: Hasil Olah Software Eviews 7 (2016)

Berdasarkan Tabel 4.26 dapat dilihat persamaan analisis jalur substruktur I dalam penelitian ini adalah:

D0 = Z = -13,495 – 0,737 X1 + 0,140 X2 + 0,120 X3 + 0,745 X4 +1,906 X5

Dari persamaan analisis jalur substruktur I dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta regresi sebesar -13,495 yang artinya jika rasio profitabilitas, asset tangibility, tingkat pertumbuhan, ukuran perusahaan dan non-debt tax shield nilainya = 0 ataupun tidak berubah dari keadaan awal, maka rasio struktur modal akan menurun sebesar 13,495. Penggunaan persamaan regresi berganda dalam melakukan pengujian hipotesis, hasil yang diperoleh merupakan hasil perhitungan matematis senilai -13,495.

2. Koefisien regresi X1 untuk variabel profitabilitas bernilai -0,737 artinya

pengaruh rasio profitabilitas berlawanan dengan peningkatan rasio struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh dalam menurunkan rasio struktur modal. Dengan kata lain, kemampulabaan perusahaan manufaktur di negara lainnya dapat menutupi tingkat hutang yang dimiliki perusahaan tersebut.

3. Koefisien regresi X2 untuk variabel asset tangibility bernilai 0,140 artinya

pengaruh rasio asset tangibility searah dengan peningkatan rasio struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa asset tangibility mempunyai pengaruh dapat meningkatkan rasio struktur modal.

4. Koefisien regresi X3 untuk tingkat pertumbuhan bernilai positif 0,120 artinya

pengaruh tingkat pertumbuhan searah dengan peningkatan rasio struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan aset perusahaan dapat meningkatkan jumlah hutang perusahaan.

5. Koefisien regresi X4 untuk ukuran perusahaan bernilai positif 0,745 artinya

pengaruh ukuran perusahaan searah dengan peningkatan rasio struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa besar-kecilnya ukuran perusahaan dinilai dengan total aset perusahaan dapat meningkatkan jumlah hutang perusahaan. Dengan kata lain, ukuran perusahaan di negara lainnya mampu meningkatkan tingkat hutang yang dimiliki perusahaan dimana di Asia Tenggara.

6. Koefisien regresi X5 untuk non-debt tax shield bernilai 1,906 artinya

pengaruh non-debt tax shield searah dengan peningkatan rasio struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa penghematan pajak meningkatkan jumlah hutang perusahaan.

Dari persamaan D1 dan D0 diatas ditemukan bahwa terdapat perbedaan

pengaruh profitabilitas, asset tangibility, tingkat pertumbuhan, ukuran perusahaan, non-debt tax shield terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di negara Indonesi dan negara lainnya. Hal ini dibuktikan dengan berbedanya nilai persamaan antara D0 dengan D1.

4.1.13.1.3. Uji Hipotesis Substruktur II Negara Indonesia dengan Negara