• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Petik Mutu Benih yang Beredar

BIDANG INFORMASI DAN JARINGAN LABORATORIUM

A. SEKSI INFORMASI DAN DOKUMENTASI

7. Uji Petik Mutu Benih yang Beredar

Pengawasan atau pengendalian mutu benih dilakukan sejak dari proses produksi benih hingga benih tersebut diedarkan di masyarakat. Pengawasan mutu benih bertujuan agar benih yang akan dipergunakan oleh petani terjamin mutunya. Baik itu mutu genetik, mutu fisiologis maupun mutu fisik. Pengawasan peredaran benih bina dilakukan oleh Pengawas Benih Tanaman yang berkedudukan di Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan tugas dan fungsi Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSBTPH), sedangkan proses sertifikasi benih bina selain diselenggarakan BPSBTPH juga produsen benih bina yang mendapat sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (Peraturan Menteri Pertanian No. 02/Permentan/SR.120/1/2014, tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina juncto Peraturan Menteri Pertanian No. 08/Permentan/SR.120/3/2015 pada pasal 44 (ayat 1) dan 45). Salah satu realisasi bantuan Pemerintah Pusat dalam hal pengawasan peredaran benih bina terutama pada pengawasan hilir, adalah pengawasan benih di pasar melalui pelaksanaan uji petik mutu benih tanaman pangan yang beredar. Kegiatan ini merupakan salah satu fungsi Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Permentan No. 78/Permentan/OT.140/11/2011, tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura).

Tujuan kegiatan ini:

a. Mengevaluasi kondisi benih beredar (padi dan jagung), di tujuh provinsi dari segi mutu benih (kesesuaian dengan standar mutu), cara penyimpanan, serta kondisi kemasan benih beredar seperti jenis kemasan, informasi pada kemasan (kebenaran label, dan kebenaran informasi pada label sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi setiap komoditas, tanggal kadaluarsa, warna label, volume benih, bahasa yang digunakan, perlakuan pada benih ).

b. Sebagai bahan masukan untuk menyusun pengembangan metode pengujian mutu benih.

Adapun realisasi kegiatan pada tahun 2016 adalah telah dilaksanakannya kegiatan uji petik tanaman pangan di 9 provinsi yaitu: Jawa Timur, Lampung, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, D.I. Yogjakarta, dan Banten; dengan jumlah total benih yang telah diperoleh sebanyak 111 sampel tanaman pangan yang terdiri dari :

a. Padi sejumlah 65 (enam puluh lima) meliputi varietas Ciherang, IR 64, Way Apo Buru, Mekongga, Memberamo, Inpari Sidenuk, Cigeulis, Cilamaya Muncul, Situ Bagendit, Pak Tiwi 1, Cibogo, Towuti, Lok Ulo, Bondoyudo, Inpari 30, Ciliwung, Pepe, Sunggal, Junjung, Anak Daro, Batang Piaman, Inpari 21, Cisokan, Inpari 30, Inpari 33, Sintanur, Sembada 168, PP3, serta Srikandi-03.

b. Jagung sejumlah 46 (empat puluh enam) meliputi varietas NK 22, Bisi 18, Pertiwi 3, Bisi-2, DK 85, Pioneer, Pertiwi 2, Bisi 816, Bisi 16, NK 33, P 27, P 35, P 21, NK 212, Pioneer 32, NK 99 S, Nusantara Jaya, P 29 Harimau, Pioneer 27, P 27 Gajah, dan P 31 (dapat dilihat pada Gambar IV.A.1).

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 -11 Gambar IV.A.1. Contoh benih uji petik padi dan jagung dari provinsi Jawa

Tengah

Gambar IV.A.2. Kondisi kios uji petik di: a) Prov. Nusa Tenggara Barat b) Prov. Jawa Tengah

Jenis kemasan uji petik contoh benih padi dan jagung telah memenuhi persyaratan dalam mempertahankan mutu benih yang beredar yaitu 100% menggunakan jenis kemasan plastik walupun kondisi kemasan sekitar 4% rusak dan kusam. Untuk pencantuman infomasi pada kemasan, contoh benih padi 18% tidak lengkap informasinya, yaitu tidak mencantumkan nama varietas, tidak mencantumkan No. SK Pelepasan Varietas atau dan No. Tanda Daftar sebagai Prodsen/Pengedar Benih. Sedangkan untuk contoh benih jagung, 100% informasi telah dicantumkan pada kemasan dengan lengkap.

Pada contoh benih padi dari 65 (enam puluh lima) sampel yang diambil, 66% memenuhi persyaratan standar mutu untuk parameter kadar air (KA), 97% kemurnian dan 72% untuk daya berkecambah (DB). Data lebih rinci dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel IV.A.8. Hasil pengujian mutu benih secara fisik dan fisiologis pada benih padi pada Uji Petik Tahun Anggaran 2016

No Parameter Persyaratan standar mutu benih

Memenuhi (%) Tidak Memenuhi (%)

1. Kadar Air 66 34

2. Kemurnian 97 3

3. Daya berkecambah 72 18

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 -12 Adapun data mutu benih yang tidak sesuai dengan standar minimal mutu benih yang ditetapkan kemungkinan dikarenakan :

a. Contoh benih telah/mendekati kadaluarsa

b. Kondisi kios konvensional (tidak tertata dan bercampur dengan pestisida, pupuk dll).

c. Kondisi kemasan rusak/kusam

d. Serta cukup tingginya infeksi pathogen (cendawan, bakteri dan nematoda terbawa benih) target dan non target yang dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel.IV.A.9. Tingkat infeksi pathogen pada contoh benih padi pada Uji Petik

Tahun Anggaran 2016

No. Jenis patogen Tingkat infeksi

Cendawan terbawa benih

1 Pyricularia oryzae (cendawan target) 0 % 2 Aspergilus sp., Rhizopus sp., Alternaria sp., dan

Fusarium (cendawan non target) 78% 3 Curvularia sp. dan Penicillium sp. 63 %

Bakteri terbawa benih

1 Xanthomonas campestris pv. Oryzae (bakteri target) 9% 2 Xanthomonas sp., dan Pseudomonas sp. (bakteri

non target)

46% 3 Xanthomonas oryzae pv. Oryzae (bakteri non target) 23%

Nematoda terbawa benih

1 Aphelenchoides besseyi (nematoda target)

Catatan:Jumlah nematoda parasit tersebut teridentifikasi paling banyak secara berurutan pada varietas Pak Tiwi 1, Batang Piaman, Junjung, Anak Daro, PP 3, Cigeulis, Ciherang, dan Pepe.

57%

Pada contoh benih jagung dari 46 sampel yang diuji, 91% memenuhi persyaratan standar mutu untuk parameter kadar air, 100% kemurnian dan 98% untuk daya berkecambah.

Tabel IV.A.10. Hasil pengujian mutu benih secara fisik dan fisiologis pada benih jagung pada Uji Petik Tahun Anggaran 2016

No Parameter Persyaratan standar mutu benih

Memenuhi (%) Tidak Memenuhi (%)

1. Kadar Air 91 9

2. Kemurnian 100 0

3. Daya berkecambah 98 2

Pada benih jagung terinfeksi Cendawan terbawa benih, data lebih rinci dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel IV.A.11. Tingkat infeksi pathogen pada contoh benih jagung pada Uji Petik Tahun Anggaran 2016

No Jenis Patogen Tingkat Infeksi (%)

1. Chephalosporium acremonium 4

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 -13 Pada benih jagung, sampel yang terinfeksi cendawan target

Chephalosporium acremonium yang menyebabkan penyakit busuk batang

dan mengakibatkan kerusakan dan penurunan produksi hingga 65% hanya teridentifikasi sebesar 4%. Adapun jenis cendawan bukan target seperti

Aspergilus sp., Rhizopus sp., dan Fusarium sp. teridentifikasi sebesar 48%.

Kesimpulan dari kegiatan uji petik mutu benih yang beredar antara lain :

a. Diperlukan adanya pengawasan/pemantauan mengenai standardisasi label yang sesuai aturan (Keputusan Menteri Pertanian No. 355/HK.130/C/05/2015 tentang Pedoman Teknis Sertifikasi Benih Bina Tanaman Pangan pada Bagian II.A.5.),dikarenakan label yang beredar masih dijumpai adanya ketidakseragaman baik segi ukuran, warna (sesuai kelas benih) maupun legalisasi label.

b. Kondisi mutu benih uji petik sekitar 49% tidak layak edar untuk komoditi padi dan 20% komoditi jagung (untuk parameter Kadar Air 20-35% dan daya berkecambah 4-28% tidak memenuhi standar mutu). Kondisi tersebut di tingkat pengedar perorangan/kios sangat dipengaruhi oleh kondisi kios, batas kadaluarsa, dan kondisi kemasan contoh benih yang tidak jarang ditemukan agak rusak/kusam.

c. Tingginya persentase kadar air pada contoh benih uji petik juga dipengaruhi oleh tingginya tingkat infeksi patogen terbawa benih terutama jenis cendawan seperti Aspergillus sp. (59-80%), Rhizopus sp. (41-77%),

Fusarium sp. (30-49%), dan jenis bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae

atau Xanthomonas campetris pv. oryzae (51%), Pseudomonas sp. (49%), serta Nematoda Aphelencoides besseyi (65%).

d. Jenis pathogen target dalam kegiatan uji petik terindentifikasi cukup tinggi yaituXanthomonas oryzae pv. oryzae atau Xanthomonas campetris pv.

oryzae (51%) penyebab penyakit hawar daun bakteri dan Nematoda Aphelencoides besseyi (65%) yang menyebabkan pucuk daun memutih

pada tanaman padi (white tip)/

Dalam rangka meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap kebenaran mutu benih berlabel/bersertifikat, tidak hanya perlu memperhatikan mutu fisiologis saja tetapi juga phatologis, terutama terhadap jenis pathogen yang teridentifikasi pada contoh benih uji petik dan berpotensi menurunkan produksi di tingkat lapangan seperti :

a. Nematoda Aphelencoides besseyi, yang banyak teridentifikasi pada contoh benih uji petik padi (65%) selama dua tahun terakhir, sehingga dirasa perlu adanya kajian lebih lanjut untuk menetapkan standar mutu kesehatan tanaman benih dengan menentukan batas maksimal nematoda

Aphelencoides besseyi terbawa benih padi.

b. Tidak terdeteksinya cendawan terbawa benih target Pyricularia oryzae pada benih uji petik padi yang semula diduga karena metode pengujian yang tidak tepat, tetapi dikarenakan contoh benih yang duji telah mengalami proses pasca panen. Hal ini berdasarkan hasil pengembangan metode Tahun 2016 berjudul “Verifikasi Metode ISTA No 07-11 Deteksi Cendawan Pyricularia oryzae Pada Benih Padi”. Sehingga untuk lebih memantapkan keakuratan identifikasi Pyricularia oryzaedi laboratorium berdasarkan metode ISTA No 07-11 perlu dilakukan validasi metode -11 lebih lanjut.

BALAI BESAR PPMB-TPH 4 -14

Dokumen terkait