• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. Uji validitas dan reliabilitas

2. Uji reliabilitas

Menurut Umar (2005:57), reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau

keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau andal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. SPSS (Statistical Packa ge

for the social) memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji

statistic Cronbach’s Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai (α) lebih besar dari 0,60 yang dirumuskan :

Keterangan :

A : koefisien reliabilitas

K : jumlah item reliabilitas

r : rata-rata korelasi antara item

1 : bilangan konstanta

Pemberian interpretasi terhadap reliabilitas variabel dapat dikatakan reliabel

jika koefisien variabelnya lebih dari 0,60 dan umumnya digunakan patokan

sebagai berikut :

a. Reliabilitas uji coba > 0,60 berarti hasil uji coba memiliki hasil

reliabilitas yang baik.

b. Reliabilitas uji coba < 0,60 berarti hasil uji coba memiliki hasil

reliabilitas yang kurang baik.

K. Teknik Analisis Data

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menaksir bagaimana

keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel

independen sebagai faktor predictor dimanipulasi di naik turunkan nilainya

(Sugiyono, 2012:277). Dalam penelitian ini, teknik analisis linier berganda

kerja (X2), dan model pembelajaran (X3), terhadap variabel dependen kinerja

karyawan.

Persamaan regresinya adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Dimana:

Y = Variabel terikat atau yang dipengaruhi (Kinerja karyawan)

X1 = Model pembelajaran

X2 = Komitmen karyawan

X3 = Lingkungan kerja

a = Konstanta Regresi

b1 = Koefisien regresi model pembelajaran

b2 = Koefisien regresi komitmen

b3 = Koefisien regresi lingkungan kerja

L. Uji asumsi klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah nilai residual

terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai

residual yang terdistribusi normal, sehingga uji normalitas bukan dilakukan

bertujuan untuk menguji salah satu asumsi dasar analisis regresi berganda,

yaitu variabel– variabel independen dan dependen harus terdistribusi normal atau mendekati normal (Ghozali,2011:151). Uji statistik sederhana yang

sering digunakan untuk menguji asumsi normalitas adalah dengan

menggunakan uji normalitas dari Kolmogorov Smirnov. Metode pengujian

normal tidaknya distribusi data dilakukan dengan melihat nilai signifikansi variabel, jika signifikan lebih besar dari α = 5% (0,05), maka menunjukkan distribusi data normal dan hipotesis diterima. Sebaliknya hipotesis ditolak

jika signifikansi lebih kecil dari α = 5% (0,05).

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel

independen. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dengan

menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar

variabel independen terdapat nilai korelasi yang cukup tinggi (umumnya di

atas 0,95), maka hal ini merupakan indikator adanya multikolinearitas.

Mengamati nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Tolerance

mengukur, variabilitas independen yang dipilih yang tidak dijelaskan oleh

variabel independen lainnya. Nilai cut-off yang umum dipakai adalah nilai

VIF tidak lebih dari 10, maka dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas

dalam model regresi (Ghozali, 2011:106).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji hoteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan lain (Ghozali, 2011:139). Jika variance dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan

jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Pengujian dilakukan dengan uji Glejser yaitu meregresi

masing-masing variabel independen dengan absolute residual terhadap variabel

dependen. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan apakah terjadi

heteroskedastisitas atau tidak di antara data pengamatan dapat dijelaskan

dengan menggunakan koefisien signifikansi. Koefisien signifikansi harus

dibandingkan dengan tingkat signifikansi 5%.

Apabila koefisien signifikansi lebih besar dari tingkat signifikansi

yang ditetapkan, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas

(homoskedastisitas). Jika koefisien signifikansi lebih kecil dari tingkat

signifikansi yang ditetapkan, maka dapat disimpulkan terjadi

M. Uji F

Uji F diperuntukkan untuk menguji model regresi atau pengaruh

variabel independen yang meliputi komitmen karyawan, lingkungan kerja,

dan model pembelajaran secara bersama-sama terhadap variabel dependen

yaitu kinerja karyawan.

Berikut langkah-langkah melakukan Uji F :

1. Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% (signifikansi 5% atau 0,05

adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).

2. Menentukan F hitung dengan menggunakan SPSS atau rumus F hitung seperti

berikut ini : Keterangan : R2 : koefisien determinasi N : jumlah data

K : jumlah variabel independen

3. Menentukan F tabel

Df1 = jumlah variael-1

Keterangan :

n : jumlah sampel

k : jumlah variabel independen

df : degree of freedom / derajat kebebasan

4. Kriteria pengujian

Ho ditolak dan Ha diterima jika F hitung > F tabel

Ho diterima dan Ha ditolak ika F hitung < F tabel

5. Menarik kesimpulan

Apabila Ho diterima dan Ha ditolak maka komitmen karyawan, lingkungan

kerja, dan model pembelajaran tidak mempengaruhi secara simultan atau

bersama-sama terhadap kinerja karyawan. Jika Ho ditolak dan Ha diterima

maka komitmen karyawan, lingkungan kerja, dan model pembelajaran

berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap kinerja

karyawan

N. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji apakah suatu variabel bebas berpengaruh atau

tidak berpengaruh terhadap variabel tidak tetap. Untuk menguji apakah suatu

variabel berpengaruh secara parsial atau tidak, digunakan uji t :

1. Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi menggunakan α = 5% (signifikansi 5% atau 0,05% adalah ukuran standar yang biasa digunakan dalam penelitian)

2. Menentukan t hitung dengan menggunakan SPSS atau rumus t hitung

Keterangan :

r : koefisien korelasi parsial

k : jumlah variabel independen

n : jumlah data

Menentukan t tabel :

Tabel distribusi t dicari pada a = 5% dengan derajat kebebasan (df) n-k-1

(n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen).

a. Kriteria pengujian

H0 ditolak dan Ha diterima jika t hitung > t tabel

H0 diterima dan Ha ditolak jika t hitung < t tabel

3. Menarik kesimpulan

Jika H0 diterima dan Ha ditolak dapat disimpulkan bahwa komitmen

karyawan, lingkungan kerja, dan model pembelajaran tidak berpengaruh

Jika H0 ditolak dan Ha diterima dapat disimpulkan bahwa komitmen

karyawan, lingkungan kerja, dan model pembelajaran berpengaruh

terhadap kinerja karyawan.

O. Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya

pengaruh variabel independen (X) komitmen, lingkungan kerja, model

pembelajaran terhadap variabel dependen (Y) kinerja tenaga pengajar. Sehingga

dapat diketahui variabel independen (X) yang paling dominan pengaruhnya

terhadap variabel dependen (Y). adapun rumus yang digunakan :

∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan : R2 : koefisien determinasi X : variabel independen b : koefisien regresi Y : variabel independen

68 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini membahas mengenai gambaran umum perusahaan, sejarah

perusahaan, logo, visi-misi, struktur organisasi, dan jenis-jenis pekerjaan yang ada,

operasional perusahaan, SDM, pemasaran, dan keuangan. Data diperoleh dari hasil

wawancara dengan pihak wakil Purwa Caraka Yogyakarta dan hasil penelitian

terdahulu.

A. Sejarah dan perkembangan perusahaan

Purwa Caraka Music Studio adalah sebuah perusahaan yang berdedikasi

dalam pendidikan musik. Purwa Caraka Music Studio (PCMS) menawarkan berbagai

kursus yang cocok untuk berbagai usia. PCMS melibatkan tim guru yang sangat

berkualitas dan terlatih dalam melakukan pembelajaran yang sesuai dengan

kurikulum, PCMS dengan cermat akan mendidik siswa dengan teknik pengajaran

yang inovatif. Buku teks berwarna-warni yang PCMS gunakan dalam kurikulum

PCMS akan memudahkan siswa dalam menangkap kepentingan dan imajinasi

mereka. Diperkaya dan dilengkapi oleh berbagai penampilan dari siswa PCMS dalam

konser reguler dan resital. PCMS juga merupakan usaha waralaba yang sudah dapat

dijumpai mulai dari Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Bandung, Jakarta,

Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi, Cirebon, Yogyakarta, Solo, Semarang, Malang,

Awal mula berdirinya PCMS Yogyakarta diawali oleh seorang wanita

bernama Novi Pratika Ismayanti yang sekarang ini juga sekaligus menjadi kepala

cabang PCMS Yogyakarta. PCMS Yogyakarta secara resmi berdiri pada tahun 2004,

didirikan oleh Novi Pratika Ismayanti dengan modal Rp. 60 juta dari hasil menjual

rumahnya. Modal awal tersebut digunakan untuk mendapatkan hak waralaba PCMS

dan untuk membeli seperangkat alat musik. Pada awal berdirinya PCMS Yogyakarta,

Novi Pratika Ismayanti juga terjun langsung dalam proses mengajar dan marketing

dikarenakan hampir semua modal awal dialokasikan untuk biaya peralatan.

Berkat hasil kerja kerasnya, saat ini PCMS Yogyakarta sudah memiliki 5

lokasi yang tersebar di seluruh daerah Yogyakarta, yaitu di daerah Monjali, Taman

Siswa, Seturan, Wiratama, dan daerah Imogiri. Tidak hanya itu, Novi Pratika

Ismayanti juga sudah mendirikan PCMS Solo yang dikepalai langsung oleh dirinya.

Sekarang tercatat sudah ada 100 orang tenaga pengajar dan 30 orang tenaga

administrator pada PCMS Yogya-Solo.

B. Seputar Logo

Logo merupakan sebuah lambang atau simbol yang mewakili semangat serta

keberadaan sebuah lembaga atau institusi. Begitu pula Purwa Caraka Music

Gambar IV.1

Logo Purwa Caraka Music Studio

Logo perusahaan sejak awal ditentukan oleh Ir. Purwa caraka, dengan filosofi

visual sebagai berikut :

1. Logogram yang terdapat pada sisi kiri logo Purwa Caraka Music Studio

merupakan representasi dari Ir. Purwa caraka yaitu seorang musisi yang

cukup menguasai alat musik piano.

2. Warna kuning yang digunakan pada warna dominan logo ini dapat

diartikan sebagai suatu sifat dimana seni itu tak berumus tetapi selalu

mampu melahirkan keceriaan dan mampu menyatakan keceriaan yang

ingin diterapkan pada sistem belajar di Purwa Caraka Music Studio.

3. Warna hitam menyatakan ketegasan atau keseriusan dalam bermusik dan

karena hitam merupakan simbol abadi/keabadian, maka Purwa Caraka

Music Studio berharap bahwa musik itu akan menjadi ilmu yang abadi.

Keprofesionalan kerja, dedikasi dan lisensi pendidikan juga merupakan

materi yang ingin disampaikan dan dapat diterjemahkan dengan baik

C. Visi dan Misi Purwa Caraka Music Studio

1. Visi

Menciptakan tempat belajar musik yang baik untuk orang-orang yang

sadar dan mengerti bahwa musik adalah bagian yang penting dalam

kehidupan.

2. Misi

a. Melalui musik, suatu hari nanti dapat menghasilkan musisi-musisi

yang andal dan dapat berguna untuk bangsa dan Negara Indonesia.

b. Untuk menyeimbangkan pelajaran di sekolah formal bagi anak-anak

di usia dini dan dalam masa pertumbuhan.

c. Menciptakan sebuah tempat belajar musik yang baik dengan fasilitas

yang lengkap dan penuh dedikasi dalam bidang musik.

d. Memberikan sebuah pendidikan musik pada anak-anak dan terutama

semua orang yang berminat pada musik.

D. Struktur Organisasi

Struktur organisasi perusahaan merupakan bangunan fungsi bagian-bagian

manajemen yang tersusun dari suatu kesatuan hubungan yang menunjukkan

tingkatan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam manajemen

Gambar IV.2

Struktur Organisasi Purwa Caraka Yogyakarta

E. Deskripsi jabatan

1. Pimpinan pusat

Pimpinan Pusat bertugas mengatur kinerja perusahaan, membawahi

karyawan dan memastikan perusahaan berada dalam keadaan sehat.

Pimpinan Pusat Pimpinan cabang Tenaga pengajar Divisi keuangan

Divisi event Divisi buku Divisi building &eqipment

Wakil pimpinan

2. Pimpinan cabang

Pimpinan cabang bertugas untuk mengatur seluruh aktivitas perusahaan

pada cabang tertentu, dalam penelitian ini yang dimaksud adalah PCMS

cabang Yogyakarta.

3. Wakil pimpinan cabang

Wakil pimpinan cabang bertugas untuk membantu tugas pimpinan

cabang, dan mengawasi kinerja setiap divisi di bawahnya termasuk

seluruh tenaga pengajar.

4. Divisi keuangan

Divisi Keuangan bertugas mengawasi jalan keluar masuknya keuangan

serta mengaudit setiap laporan keuangan, bertanggungjawab langsung ke

pimpinan.

5. Divisi event

Divisi event bertugas menangani berbagai hal yang berhubungan dengan

kegiatan-kegiatan (konser, recital dan promosi) yang diselenggarakan

oleh pusat maupun cabang.

6. Divisi buku

Divisi Buku bertugas membuat anggaran pembelian buku, memenuhi

permintaan buku dari tiap cabang, memeriksa pembelian tiap cabang

7. Divisi building & equipment

Divisi Building dan Equipment bertugas mengelola perawatan alat musik

dan bangunan (kelayakan), mengawasi renovasi bangunan setiap cabang.

8. Tenaga pengajar

Tenaga pengajar bertugas menjalankan fungsi utama perusahaan yaitu

menjalankan proses pembelajaran.

F. Operasi Perusahaan

Dalam kesehariannya, perusahaan beroperasi setiap hari. Perusahaan mulai

beroperasi pukul 08:00 WIB sampai dengan pukul 20:00 WIB pada hari

senin-jumat, sedangkan saat hari minggu atau hari libur perusahaan mulai beroperasi

mulai pukul 10:00 WIB sampai pukul 18:00 WIB. Dalam proses mengajar setiap

mata kursus disediakan waktu 45 menit untuk satu sesi, proses mengajar

dilakukan di dalam kelas yang sudah disediakan. Adapun proses operasi lainnya

seperti proses pemesanan buku dan pengadaan event akan dijelaskan sebagai

berikut :

a. Proses pemesanan buku

Buku yang dibutuhkan oleh para peserta kursus dalam proses belajar

mereka dipesan sendiri melalui bagian divisi buku, jika buku yang

diinginkan masih terdapat di gudang perusahaan maka dapat langsung

diterima oleh peserta kursus. Tetapi jika buku tersebut tidak tersedia di

pertanyaan mengenai nama, tingkatan peserta kursus dan judul buku.

Selai itu peserta wajib membayar sejumlah dana, form tersebut akan

dikirimkan pada perusahaan pusat dan dalam waktu kurang dari

seminggu buku sudah dapat diterima oleh peserta kursus.

b. Proses pengadaan event (Grand Concert, kejuaraan siswa dan ujian

siswa)

Kejuaraan siswa dan ujian siswa pada dasarnya merupakan acara yang

dilakukan oleh seluruh cabang Purwa Caraka di seluruh Indonesia dengan

dikepalai oleh perusahaan pusat. Hari dan tempat pelaksanaan diatur

berdasarkan kesepakatan bersama. Berbeda dengan kejuaraan siswa dan

ujian siswa, Grand Concert merupakan acara yang dilakukan oleh

masing cabang pada setiap kota dengan tujuan pemasaran, acara ini

dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan beberapa pihak yang

mengelola tempat-tempat strategis seperti mall.

G. Sumber Daya Manusia 1. Status Karyawan

Menurut statusnya, SDM yang dimiliki Purwa Caraka Yogyakarta dibagi

menjadi dua yaitu :

a. Karyawan tetap

Karyawan tetap pada dasarnya adalah orang-rang yang berada pada setiap

divisi, dimana jam operasional mereka adalah full time. Jumlah karyawan

b. Tenaga kerja lepas

Pada dasarnya tenaga kerja lepas yang dimiliki Purwa Caraka Yogyakarta

adalah seluruh tenaga pengajarya. Waktu operasional mereka pun tidak

full time melainkan menyesuaikan dengan jadwal peserta kursus mereka.

Walaupun mereka adalah tenaga kerja lepas, pemilik perusahaan tidak

menerapkan kontrak khusus kepada mereka yang membahas mengenai

masa kerja mereka. Para pengajar tersebut dapat bekerja selama yang

mereka mau selama mereka masih memiliki komitmen untuk menjadi

bagian dari perusahaan.

2. Proses perekrutan tenaga kerja

Proses perekrutan tenaga kerja selain pengajar umumnya hanya

dilakukan oleh pengelola Purwa Caraka Yogyakarta begitu pula dengan

proses penyeleksian. Sedangkan dalam proses perekrutan tenaga pengajar,

sedikit berbeda dengan perekrutan tenaga kerja lainnya, proses seleksi

dilakukan dengan melibatkan perwakilan dari perusahaan pusat. Hal ini

dilakukan untuk menjaga nama perusahaan dengan menyediakan tenaga

pengajar yang benar-benar berkompeten di bidangnya.

3. Sistem gaji/pengupahan

Sistem gaji Purwa Caraka Yogyakarta juga dibagi berdasarkan status

a. Karyawan tetap

Gaji yang diterima oleh karyawan tetap pada dasarnya adalah gaji

bulanan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.

b. Tenaga kerja lepas

Gaji/upah yang diterima oleh tenaga pengajar tidak tetap dan bergantung

pada banyaknya jumlah murid yang mereka ajar. Dimana sistem

penghitungan gaji/upah mereka adalah dari masing-masing biaya kursus

bulanan setiap peserta kursus yang mereka ajar, 60% akan dimiliki oleh

perusahaan dan 40% sisanya menjadi gaji atau upah tenaga pengajar yang

bersangkutan. Tidak hanya itu, para pengajar akan mendapatkan bonus

ketika peserta kursus mereka dapat memperoleh juara saat event

kejuaraan siswa yang diselenggarakan oleh perusahaan.

H. Pemasaran

Lingkup pemasaran Purwa Caraka Yogyakarta hanya mencakup wilayah

Yogyakarta dan Solo saja, adapun strategi pemasaran mereka dilakukan melalui

dua cara yaitu :

1. Pemasaran melalui media cetak

Pemasaran ini dilakukan melalui media cetak seperti brosur, koran dan

2. Grand Concert

Grand Concert adalah ajang unjuk gigi untuk para peserta kursus untuk

menunjukkan kebolehan mereka berdasarkan ilmu yang sudah mereka

peroleh selama menjalani proses pembelajaran. Grand Concert juga

menjadi ajang promosi untuk Purwa Caraka Yogyakarta karena event ini

dilaksanakan di tempat-tempat strategis yang dapat mengundang minat

masyarakat seperti di mall (pusat perbelanjaan).

I. Keuangan

Modal untuk menjalankan usaha Purwa Caraka Yogyakarta seluruhnya

berasal dari pemilik usaha Purwa caraka Yogyakarta. Informasi mengenai

keuangan perusahaan secara lengkap tidak dapat penulis paparkan karena

79 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang hasil pengumpulan data dari hasil angket, analisis

data penelitian dan pembahasan data penelitian. Analisis terdiri dari analisis deskriptif

responden, pengujian instrumen (uji validitas dan uji reliabilitas), uji asumsi klasik,

analisis regresi linear berganda, uji hipotesis (uji F dan uji t). Peneliti menggunakan

software SPSS (Statistical Product and Service Solution) 16.0 dalam proses

pengolahan data.

A. Analisis Deskripsi Responden 1. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari responden,

diperoleh data sebagai berikut :

Tabel V.1

Persentase Responden Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Pengajar Persentase

1 2 Pria Wanita 21 27 47,75% 56,25% Total 48 100%

Berdasarkan tabel V.1 diketahui bahwa persentase pengajar berjenis

kelamin pria adalah berjumlah 21 orang (47,75%), sedangkan pengajar

hasil di atas menunjukkan bahwa tenaga pengajar wanita lebih banyak akan

tetapi jumlah antara pengajar pria dan wanita tidak terlalu berbeda secara

signifikan. Jumlah tenaga pengajar wanita yang lebih banyak kemungkinan

dikarenakan mayoritas peserta kursus yang masih berusia 5-11 tahun,

sehingga wanita dianggap lebih cocok untuk membimbing mereka. Selain itu

dilihat dari pendapatannya, pengajar pria mungkin memilih untuk keluar dari

perusahaan dan mencari pekerjaan lain ketika pendapatan mereka sudah tidak

memuaskan lagi.

2. Mata Kursus

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari responden,

diperoleh data sebagai berikut :

Tabel V.2

Persentase Responden Menurut Mata Kursus yang Diajar

No Mata Kursus Jumlah Persentase

1 2 3 4 5 6 7 8 Gitar Elektrik Gitar Klasik Piano Vokal Keyboard Biola Drum Bass 2 3 16 9 4 6 7 1 4,2% 6,2% 33,3% 18,8% 8,3% 12,5% 14,6% 2,1% Total 48 100%

Berdasarkan tabel V.2 diketahui bahwa dari total 48 responden,

sebanyak 2 pengajar (4,2%) mengampu mata kursus gitar elektrik, 3 pengajar

mata kursus piano, 9 pengajar (18,8%) mengampu mata kursus vokal, 4

pengajar (8,3%) mengampu mata kursus keyboard, 6 pengajar (12,5%)

mengampu mata kursus biola, 7 pengajar (14,6%) mengampu mata kursus

drum dan 1 pengajar (2,1%) mengampu mata kursus bass. Dari hasil

persentase di atas dapat diketahui bahwa jumlah pengajar piano paling

banyak dibanding pengajar pada bidang musik lain. Ada beberapa alasan

untuk dapat menjelaskan hal ini, (1) piano sejak dulu dianggap sebagai ibu

dari segala alat musik, bukan tanpa alasan hal tersebut menjadi pengetahuan

umum. Susunan nada-nada pada piano merupakan dasar dalam penentuan

nada pada alat musik lainnya, sehingga ada anggapan bahwa cara terbaik

untuk menguasai teori bermusik adalah belajar memainkan piano. (2) Piano

adalah salah satu alat musik yang sudah dapat dimainkan dan dikuasai sejak

usia dini, beberapa alat musik seperti gitar, drum dan bass tidak dapat

dikuasai sepenuhnya sejak usia dini karena membutuhkan postur tubuh

tertentu untuk dapat memainkannya secara maksimal. (3) Dilihat dari nilai

prestisenya, piano cukup memiliki nilai prestise lebih dibanding alat musik

lain. Hal tersebut mungkin dikarenakan harga rata-rata piano itu sendiri yang

cukup mahal dibanding alat musik lain, dan tingkat kesulitan dalam

mempelajari piano. Sehingga tidak banyak orang yang dapat menguasai alat

B. Deskriptif Data Penelitian

1. Komitmen Karyawan

Untuk melakukan analisis terhadap data rata-rata skor penelitian maka

terlebih dahulu perlu dilakukan perhitungan terhadap data yang ada. Jawaban

akan dibagi ke dalam 5 kategori berdasarkan rentang skala rata-rata seluruh

item pertanyaan. Rentang skala Likert dalam penelitian ini adalah 1 – 5, sehingga rentang skala penelitian yang ditemukan antara lain sebagai berikut:

Rs =

Keterangan :

R (Bobot) : Bobot terbesar – bobot terkecil

M : Banyaknya kategori bobot

Berikut adalah rentang skala penilaiannya :

Rs =

Nilai rentang skala ini akan digunakan sebagai dasar untuk

menentukan penilaian. Penilaian berdasarkan hal tersebut untuk mengukur

Tabel V.3

Pengelompokan Kelas berdasarkan Komitmennya

No Kriteria Penilaian Bobot Nilai

1 Sangat tidak berkomitmen 1,00 - 1,80

2 Tidak Berkomitmen 1,81 - 2,60

3 Ragu-ragu 2,61 - 3,40

4 Berkomitmen 3,41 - 4,20

5 Sangat berkomitmen 4,21 - 5,0

Tabel V.4

Analisis Deskriptif Variabel Komitmen Karyawan

Berdasarkan analisis untuk seluruh item pertanyaan yang berkaitan

dengan variabel komitmen karyawan, ditemukan bahwa jumlah rata-rata

score yang diperoleh dari seluruh item pertanyaan mengenai tingkat

No Pertanyaan Rata-rata

1 Anda berkeinginan kuat untuk terus bekerja di Purwa Caraka Yogyakarta

3,85

2 Anda berkeinginan kuat melakukan berbagai tindakan demi kepentingan Purwa Caraka Yogyakarta

4,06

3 Anda dapat menerima nilai-nilai dan tujuan Purwa Caraka Yogyakarta

4,29

4 Anda tidak sering mangkir dari setiap tugas dan kegiatan perusahaan

3,94

komitmen pengajar adalah sebesar 4,03. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa rata-rata pengajar Purwa Caraka Yogyakarta sudah berkomitmen.

2. Lingkungan kerja

Untuk melakukan analisis terhadap data rata-rata skor penelitian maka

terlebih dahulu perlu dilakukan perhitungan terhadap data yang ada. Jawaban

akan dibagi ke dalam 5 kategori berdasarkan rentang skala rata-rata seluruh

item pertanyaan. Rentang skala Likert dalam penelitian ini adalah 1 – 5, sehingga rentang skala penelitian yang ditemukan antara lain sebagai berikut:

Rs =

Keterangan :

R (Bobot) : Bobot terbesar – bobot terkecil

M : Banyaknya kategori bobot

Berikut adalah rentang skala penilaiannya :

Rs =

Nilai rentang skala ini akan digunakan sebagai dasar untuk

Dokumen terkait