• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh komitmen karyawan, lingkungan kerja dan model pembelajaran terhadap kinerja karyawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh komitmen karyawan, lingkungan kerja dan model pembelajaran terhadap kinerja karyawan"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMITMEN KARYAWAN, LINGKUNGAN KERJA DAN MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Kasus Pada Tenaga Pengajar Purwa Caraka Music Studio Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

George Massora

NIM : 132214136

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH KOMITMEN KARYAWAN, LINGKUNGAN KERJA DAN MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Kasus Pada Tenaga Pengajar Purwa Caraka Music Studio Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

George Massora

NIM : 132214136

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN MOTTO & PERSEMBAHAN

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan padamu. Karena setiap orang yang meminta,

menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan

(Matius 7:7-8)

“Keinginan saya untuk sukses jauh lebih besar, daripada ketakutan saya akan kegagalan”

(Pandji Pragiwaksono)

“Teman, kamu akan menyadari hidup ini sangat singkat ketika kamu punya mimpi.

Jangan buang waktumu

(Penulis)

Skripsi ini kupersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyertai dan memberiku kekuatan di saat aku merasa lelah…

Kepada kedua orang tuaku yang selalu mendoakan, menyemangati dan memberi nasehat-nasehat untuk masa depanku…

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

PENGARUH KOMITMEN KARYAWAN, LINGKUNGAN KERJA DAN MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Kasus Pada Tenaga Pengajar Purwa Caraka Music Studio Yogyakarta)

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 12 Juli 2017 adalah hasil karya saya

Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol-simbol yang menunjukkan gagasan dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan yang saya salin, tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila di kemudian hari saya terbukti melakukan hal tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan dan diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 27).

Yogyakarta, 31 Juli 2017

Yang membuat pernyataan,

George Massora

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUPLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma,

Nama : George Massora

NIM : 132214136

Demi kepentingan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

PENGARUH KOMITMEN KARYAWAN, LINGKUNGAN KERJA DAN MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Kasus Pada Tenaga Pengajar Purwa Caraka Music Studio Yogyakarta)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempuplikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu meminta izin kepada saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 10 Juni 2017

Yang menyatakan

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala karunia

dan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Komitmen Karyawan, Lingkungan Kerja dan Model Pembelajaran

terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus pada Tenaga Pengajar Purwa Caraka Music

Studio Yogyakarta”. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat demi

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas

Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari

berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Aloysius Triwanggono, M.S., selaku Dosen Pembimbing I

yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, masukan dan kritikan

yang sangat berharga dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. P. Rubiyanto, M.M, selaku Dosen Pembimbing II yang selalu

meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dan memberi masukan

(9)

viii

5. Bapak Ibu Dosen Fakultas Ekonomi khususnya Program Studi

Manajemen, Universitas Sanata Dharma yang selama ini telah

memberikan bekal pengetahuan dan menanamkan rasa humanisme pada

diri penulis.

6. Ibu Novi, selaku Pengelola Purwa Caraka Yogyakarta yang telah memberi

izin melakukan penelitian dan bersedia memberikan banyak informasi

yang sangat berharga yang dibutuhkan oleh penulis.

7. Seluruh Tenaga Pengajar Purwa Caraka Yogyakarta yang telah bersedia

mengisi kuesioner dan memberi masukan dan bantuan-bantuan kepada

penulis.

8. Ayah dan Ibu tercinta, Wely Alonsus Massora dan Maria Magdalena yang

selama ini dengan begitu sabar memberi dukungan, doa, kasih sayang dan

nasehat yang sangat berharga.

9. Untuk Carissa Putri Wahyu Utami, sebagai seorang yang paling sering

menyemangati saat penulis mulai malas, terima kasih sayang.

10. Untuk sahabat-sahabatku, Hendi, Dimas, Ncun, Dian dan Pram terima

kasih atas segala dukungan, saran, canda, tawa, “kekonyolan” dan kerja

sama kalian selama 4 tahun ini.

11. Teman-teman Manajemen Angkatan 2013, terima kasih atas kebersamaan,

perjuangan dan semangat kalian selama 4 tahun ini. Semangat kawan,

(10)

ix

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih

atas segala bantuan, dukungannya.

Penulis sangat menyadari bahwa masih memiliki banyak kekurangan

karena kekurangan pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi menyempurnakan

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi bahan

masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

Yogyakarta, 8 Juni 2017

George Massora

(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUPLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv

HALAMAN ABSTRAK ... xvi

HALAMAN ABSTRACT ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan Masalah ... 7

1. Manajemen Sumber Daya Manusia... 10

2. Komitmen karyawan ... 16

3. Lingkungan Kerja ... 20

4. Model Pembelajaran ... 24

5. Kinerja……….31

B. Penelitian Sebelumnya ... 39

(12)

xi

D. Hipotesis ... 45

BAB III METODE PENELITIAN ... 49

A. Jenis Penelitian ... 49

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 49

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 49

D. Variabel Penelitian ... 50

E. Definisi Operasional ... 53

F. Populasi dan Sampel ... 56

G. Teknik Pengambilan Sampel ... 56

H. Sumber Data ... 57

I. Teknik Pengumpulan Data ... 58

J. Teknik Pengujian Instrumen ... 58

K. Teknik Analisis Data ... 60

L. Uji Asumsi Klasik………...61

M. Uji F ... 64

N. Uji t ... 65

O. Koefisien Determinasi ... 67

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 68

A. Sejarah dan perkembangan perusahaan ... 68

B. Logo Perusahaan ... 69

C. Visi dan misi perusahaan ... 71

D. Struktur organisasi perusahaan ... 71

E. Deskripsi jabatan ... 72

F. Operasi perusahaan ... 74

G. Sumber Daya Manusia ... 75

H. Pemasaran ... 77

I. Keuangan ... 78

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 79

A. Analisis deskripsi responden ... 79

B. Deskriptif data penelitian ... 82

C. Uji validitas dan reliabilitas ... 90

1. Uji validitas ... 90

2. Uji reliabilitas ... 93

D. Uji persyaratan regresi ... 94

1. Uji normalitas ... 94

(13)

xii

3. Uji heteroskedastisitas ... 96

E. Analisis regresi linear berganda ... 97

F. Uji hipotesis dan koefisien determinasi ... 98

1. Pengujian hipotesis pengaruh simultan dengan uji F ... 98

2. Pengujian hipotesis pengaruh parsial dengan uji t ... 100

G. Koefisien determinasi (R2) ... 103

H. Pembahasan ... 104

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 110

A. Kesimpulan ... 110

B. Saran ... 110

C. Keterbatasan ... 112

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

III.1 Skala Likert ... 52

V.1 Persentase Responden Menurut Jenis Kelamin ... 79

V.2 Persentase Responden Menurut Mata Kursus yang Diajar ... 80

V.3 Pengelompokan Kelas berdasarkan Komitmen ... 83

V.4 Analisis Deskriptif Variabel Komitmen Karyawan ... 83

V.5 Pengelompokan Kelas Berdasarkan Lingkungan Kerja ... 85

V.6 Analisis Deskriptif Variabel Lingkungan Kerja ... 85

V.7 Pengelompokan Kelas Berdasarkan Model Pembelajaran ... 87

V.8 Analisis Deskriptif Variabel Model Pembelajaran ... 87

V.9 Pengelompokan Kelas Berdasarkan Kinerja Pengajar ... 89

V.10 Analisis Deskriptif Variabel Kinerja Karyawan ... 89

V.11 Uji Validitas Variabel Komitmen Karyawan ... 91

V.12 Uji Validitas Variabel Lingkungan Kerja ... 91

V.13 Uji Validitas Variabel Model Pembelajaran ... 92

V.14 Uji Validitas Variabel Kinerja ... 92

V.15 Uji Reliabilitas Cronbach’s Alpha ... 93

V.16 Uji Normalitas ... 94

V.17 Uji Multikolinearitas ... 95

V.18 Uji Heteroskedastitas ... 96

V.19 Uji Regresi Linier Berganda ... 97

V.20 Hasil Uji F ... 98

V.21 Hasil Uji t ... 100

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

II.1 Kerangka Konseptual ... 45

IV.1 Logo Purwa Caraka Music Studio ... 70

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner Penelitian ... 117

Lampiran II Print Out Analisis Data... 125

Lampiran III Data Penelitian... 137

(17)

xvi ABSTRAK

PENGARUH KOMITMEN KARYAWAN, LINGKUNGAN KERJA DAN MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Kasus Pada Tenaga Pengajar Purwa Caraka Music Studio Yogyakarta)

George Massora

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh parsial dan simultan komitmen karyawan, lingkungan kerja dan model pembelajaran terhadap kinerja karyawan pada pengajar Purwa Caraka Music Studio Yogyakarta. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 48 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Peneliti menggunakan teknik analisis regresi linear berganda, uji asumsi klasik, uji F, uji t dalam analisis data. Hasil penelitian menemukan bahwa komitmen karyawan, lingkungan kerja dan model pembelajaran secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dari tiga variabel independen, hanya variabel lingkungan kerja yang secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

(18)

xvii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF EMPLOYEE COMMITMENT, WORK ENVIRONMENT AND LEARNING MODEL TOWARD EMPLOYEE

PERFORMANCE

(Case Study on Tutors Purwa Caraka Music Studio Yogyakarta)

George Massora

Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2017

The purpose of this research was to find the partial and simultaneous influence of employee commitment, work environment and learning model toward employee (tutors) performance of Purwa Caraka Music Studio Yogyakarta. The number of sampel in this research were 48 respondents. Sampling technique was using purposive sampling technique, and data collection technique was using questionnaires. The researcher was using multiple linear regression, classical assumption test, F test, t test in data analysis. The result of this research found that employee commitment, work environment and learning model simultaneously influence the employee performance. From the three independent variables, only work environment partially influence the employee performance.

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya manusia atau karyawan merupakan hal yang sangat

penting bagi suatu perusahaan, organisasi, atau suatu instansi. Sumber daya

manusia adalah salah satu faktor penggerak perusahaan untuk mencapai

tujuannya. Oleh karena itu setiap perusahaan ingin memastikan bahwa setiap

karyawan mereka memiliki kinerja yang baik dalam melaksanakan setiap

tugasnya. Mangkuprawira (2007:155) menyebutkan ada beberapa faktor yang

memengaruhi kinerja karyawan, diantaranya adalah faktor personal yang

muncul dari individu itu sendiri, faktor kepemimpinan yang memberikan

semangat kepada karyawan, faktor tim meliputi dukungan dan semangat yang

diberikan oleh rekan satu tim, budaya organisasi, kompensasi, insentif,

motivasi, lingkungan kerja, komitmen organisasi, dan lain sebagainya.

Pentingnya suatu kualitas kinerja karyawan juga berlaku bagi sebuah

lembaga pendidikan karena akan mempengaruhi hasil akhir yang ingin dicapai

oleh lembaga tersebut. Dewasa ini ada berbagai macam bentuk dan jenis

lembaga pendidikan, baik yang bersifat formal dan non-formal. Salah satu

bentuk lembaga pendidikan non-formal yang saat ini yang mudah dijumpai

(20)

didefinisikan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah,

Pemuda, dan Olahraga (Kepdirjen Diklusepora) Nomor: KEP- 105/E/L/1990

sebagai berikut:

“Kursus adalah satuan pendidikan luar sekolah yang menyediakan

berbagai jenis pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental bagi warga

belajar yang memerlukan bekal dalam mengembangkan diri, bekerja

mencari nafkah dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih

tinggi”.

Dari pengertian tersebut terlihat bahwa tujuan utama lembaga kursus

ialah untuk memberikan bekal bagi para peserta kursus tersebut dalam hal

pengembangan diri, ataupun dengan tujuan untuk persiapan untuk mencapai

jenjang pendidikan atau pekerjaan yang lebih tinggi. Oleh karena itu bagi

lembaga kursus itu sendiri, hal utama yang sangat penting untuk mencapai

tujuannya ialah kinerja para karyawannya atau dalam hal ini tenaga pengajar

yang mereka miliki.

Salah satu lembaga kursus yang cukup dikenal saat ini adalah Purwa

Caraka Music Studio. Purwa Caraka Music Studio sendiri merupakan suatu

lembaga kursus yang melatih para peserta didiknya mengenai skill bermain

musik. Purwa Caraka Music Studio merupakan lembaga kursus musik dengan

(21)

dari daerah jabodetabek, jawa tengah, jawa barat, jawa timur, sumatera,

sulawesi, bali, kalimantan, bahkan sampai daerah nusa tenggara.. Para tenaga

pengajarnya sendiri merupakan lulusan-lulusan pendidikan musik yang telah

diseleksi melalui berbagai macam tes sehingga dianggap layak untuk

mengajar di Purwa Caraka Music Studio. Dari 76 cabang yang terdapat di

berbagai daerah Indonesia, setiap tahunnya terdaftar kurang lebih 20.000

siswa. Di daerah Yogyakarta sendiri terdapat 5 lokasi kantor dengan jumlah

tenaga pengajar dan karyawan sebanyak 75 orang. Oleh karena banyaknya

peserta didik, para karyawannya dituntut untuk dapat selalu memberikan

kinerja yang baik dalam memberikan pelayanan yang memuaskan bagi para

peserta didiknya, demi menjaga nama baik perusahaan.

Sebelum membicarakan mengenai kinerja seorang karyawan maka juga

perlu diingat bahwa setiap karyawan pada suatu perusahaan memiliki

kepentingan dan tujuan yang berbeda-beda ketika memutuskan untuk

bergabung dalam perusahaan atau organisasi, hal ini berkaitan dengan

komitmen yang dimiliki oleh karyawan. Perusahaan yang mampu

memberikan perhatian dan mampu membuat karyawan percaya terhadap

perusahaan akan memperoleh timbal balik dari karyawan berupa komitmen

yang tinggi terhadap organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen tinggi

(22)

diberikan padanya. Karyawan dengan komitmen tinggi merasakan adanya

loyalitas dan rasa memiliki terhadap organisasi.

Triatna (2015:127) dengan judul buku “perilaku organisasi dalam

pendidikan” telah menjelaskan pentingnya arti komitmen bagi karyawan atau

dalam hal ini pengajar pada lembaga pendidikan. Triatna melihat fenomena

yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini adalah “keprihatinan”. Triatna

melihat bahwa saat ini banyak pengajar yang hanya mempersepsikan

pekerjaannya hanya sekadar menyampaikan materi kepada peserta didik,

sehingga apa yang terjadi kepada peserta didik tidak menjadi perhatian

pengajar. Para pengajar tersebut telah kehilangan komitmen mereka. Pada

akhirnya Triatna mendapati bahwa banyak perilaku mereka yang dipengaruhi

oleh kondisi sistem organisasi mereka atau dalam hal ini sistem lembaga

pendidikan tempat mereka bekerja. Dari hasil yang ditemukan oleh Triatna

dapat disimpulkan bahwa organisasi sangat berperan penting dalam

membangun dan mempertahankan komitmen para tenaga kerjanya.

Setelah seorang karyawan memiliki komitmen yang tinggi, selanjutnya

hal yang juga mempengaruhi kinerja seorang karyawan adalah lingkungan

kerja karyawan itu sendiri. Lingkungan kerja sendiri dibagi menjadi dua jenis

yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non-fisik. Keduanya

merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan bagi seorang karyawan dalam

(23)

kerja merupakan hal yang tak boleh lepas dari fokus utama mereka.

Penyediaan lingkungan kerja secara nyaman akan mampu memberikan

kepuasan kepada karyawan terhadap pekerjaan yang dilakukan dan

memberikan kesan yang mendalam bagi karyawan yang pada akhirnya

karyawan akan mempunyai kinerja yang baik.

Pentingnya lingkungan kerja bagi peningkatan kinerja karyawan juga

sudah dijelaskan dalam penelitian Lidia Febrika Panjaitan (2014), dengan

judul “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan

Pada PT Perkebunan Nusantara III Kebun Sarang Giting”. Dalam penelitian

tersebut menunjukkan bahwa faktor lingkungan kerja berpengaruh terhadap

peningkatan kinerja karyawan PT Perkebunan Nusantara III Kebun Sarang

Giting.

Dari hasil pra-survey, penulis telah mengamati lingkungan kerja yang

telah dibuat oleh Purwa Caraka Music Studio cabang Yogyakarta walaupun

masih sebatas terhadap lingkungan kerja fisik saja. Dari hasil pengamatan

penulis melihat masih ada beberapa kendala kecil seperti aroma ruangan dan

penerangan yang masih tidak konsisten dengan ruangan yang lain, penulis

juga melihat masih ada beberapa fasilitas penunjang yang sudah tidak

berfungsi dengan baik. Tetapi pada umumnya Purwa Caraka Music Studio

(24)

Setelah menjelaskan kedua faktor utama di atas, ada hal yang juga

penting dan menjadi fokus utama bagi sebuah lembaga pendidikan. Hal

tersebut ialah model pembelajaran yang diterapkan oleh lembaga pendidikan

itu sendiri. Berbeda dengan faktor kinerja karyawan yang dijelaskan

sebelumnya, model pembelajaran hanya penting bagi sebuah lembaga

pendidikan mengingat hal tersebut memang tujuan utamanya. Model

pembelajaran sendiri dapat diartikan sebagai contoh pola atau struktur

pembelajaran siswa yang didesain, diterapkan, dan dievaluasi secara

sistematis dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dewasa ini ada

berbagai jenis model pembelajaran yang dapat dipilih dan diterapkan oleh

suatu lembaga pendidikan, bahkan tidak menutup kemungkinan jika suatu

lembaga pendidikan merancang sendiri model yang cocok dengan tujuan

mereka. Suatu lembaga pendidikan apapun itu bentuknya, akan merancang

suatu model pembelajaran yang paling tepat dengan tujuan mereka. Hal

tersebut dikarenakan model pembelajaran dapat disamakan sebagai sebuah

panduan utama baik untuk lembaga pendidikan itu sendiri maupun bagi

seluruh tenaga kerja yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu merancang

sebuah model pembelajaran yang efektif dan efisien bagi sebuah lembaga

pendidikan akan mempengaruhi kinerja seluruh tenaga kerja yang ikut terkait.

Dengan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa setiap

(25)

pula, tergantung dari tujuan utama lembaga pendidikan tersebut dan sumber

daya yang mereka miliki. Model pembelajaran pada setiap lembaga

pendidikan umumnya harus menyesuaikan dengan kemampuan tenaga kerja

atau karyawan dan kemampuan yang dimilikinya.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis ingin meneliti kinerja

karyawan, khususnya tenaga pengajar pada lembaga kursus Purwa Caraka

Music Studio dengan melihat dari beberapa faktor yang mempengaruhinya,

yaitu komitmen karyawan, lingkungan kerja karyawan, dan model

pembelajaran.

B. Pembatasan masalah

Dalam penelitian ini peneliti menyusun batasan masalah. Adapun batasan

masalahnya sebagai berikut :

1. Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah tenaga pengajar pada

lembaga kursus musik Purwa Caraka Music Studio cabang Yogyakarta.

Oleh karena itu penulis akan menggunakan kata pengajar untuk

menggantikan kata karyawan di beberapa bagian dalam penelitian ini. Hal

ini bertujuan agar tidak menimbulkan perbedaan paham.

2. Variabel komitmen dibatasi pada komitmen afektif dan komponen

komitmen normatif.

3. Lingkungan kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lingkungan

(26)

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis

menyusun rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah komitmen karyawan berpengaruh terhadap kinerja para tenaga

pengajar Purwa Caraka Music Studio Yogyakarta?

2. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja para tenaga pengajar

Purwa Caraka Music Studio Yogyakarta?

3. Apakah model pembelajaran yang diterapkan Purwa Caraka Music Studio

berpengaruh terhadap kinerja para tenaga pengajarnya?

4. Apakah komitmen karyawan, lingkungan kerja, dan model pembelajaran

secara bersama-sama mempengaruhi kinerja karyawan?

D. Tujuan Penelitian

Dari pemaparan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan

yang ingin dicapai dari penelitian ini ialah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh komitmen karyawan lembaga kursus musik

Purwa Caraka Yogyakarta terhadap kinerja pengajarnya.

2. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja lembaga kursus musik Purwa

Caraka Yogyakarta terhadap kinerja pengajarnya.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran yang diterapkan lembaga

(27)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi yang

berharga bagi perusahaan dalam bidang pengelolaan SDM. Sehingga

perusahaan semakin memahami faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja

para tenaga pengajarnya. Selain itu sebagai bahan evaluasi untuk model

pembelajaran yang diterapkan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penulis berharap agar penelitian ini dapat menambah referensi bacaan kepada

pihak yang berencana melakukan penelitian lebih lanjut mengenai topik

manajemen sumber daya manusia pada perusahaan jasa pendidikan.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana penulis untuk makin

memahami tentang ilmu manajemen yang selama ini dipelajari dari

Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan

wawasan kepada penulis untuk makin memahami implementasi manajemen

(28)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

a. Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia

Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan

organisasi, karena manusia menjadi perencanaan, pelaku, dan penentu

terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa

peran aktif karyawan meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan begitu

canggih. Alat-alat canggih yang dimiliki perusahaan tidak ada manfaatnya

bagi perusahaan, jika peran karyawan tidak diikutsertakan. Manajemen

sumber daya manusia (MSDM) menjadi bagian dari manajemen yang

fokus pada peranan pengaturan manusia dalam mewujudkan tujuan

organisasi atau perusahaan.

Menurut Umar (2008:128) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah

suatu perencanaan, pengorganisasian, dalam penggerakan dan pengawasan

atas pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,

pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk

(29)

Sedangkan menurut Dessler (2011:5) mendefinisikan manajemen

sumber daya manusia sebagai kebijakan dan praktik menentukan aspek

manusia atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk

merekrut, menyaring, melatih, memberi penghargaan dan penilaian.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan

bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan ilmu yang di

dalamnya terkandung fungsi – fungsi manajerial dan operasional yang

ditujukan agar sumber daya manusia dapat dimanfaatkan efektif dan

se-efisien mungkin untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.

b. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2013, 21) menyebutkan bahwa fungsi manajemen

sumber daya manusia meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,

pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian.

1) Perencanaan

Merencanakan tenaga kerja secara efektif dan efisien agar sesuai

dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya

tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program

kepegawaian. Program kepegawaian meliputi pengorganisasian,

pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan,

(30)

pemberhentian karyawan. Program kepegawaian yang baik akan

membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan

masyarakat.

2) Pengorganisasian

Kegiatan untuk mengorganisasikan semua karyawan dengan

menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang,

integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi. Organisasi hanya

merupakan alat untuk mencapai tujuan dengan organisasi yang

baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif.

3) Pengarahan

Kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama

dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya

tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Pengarahan

dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar

mengerjakan semua tugasnya dengan baik.

4) Pengendalian

Kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati

peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai rencana. Apabila terdapat

penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan

penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi

kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerja sama, pelaksanaan

(31)

5) Pengadaan

Proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi

untuk mendapatkan karyawan sesuai dengan kebutuhan

perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya

tujuan.

6) Pengembangan

Proses peningkatan keterampilan teknis, teoretis, konseptual, dan

moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan

pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan

masa kini maupun masa depan.

7) Kompensasi

Pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, baik berupa

uang maupun barang, kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang

diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan

layak. Adil artinya sesuai dengan prestasi kerja, sedangkan layak

diartikan dapat memenuhi kebutuhan primer serta berpedoman

pada batas upah minimum pemerintahan dengan berdasarkan

internal maupun eksternal konsistensi.

8) Pengintegrasian

Kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dengan

kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan

(32)

dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya.

Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan sulit dalam

MSDM, karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak

belakang.

9) Pemeliharaan

Kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik,

mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja

sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan

program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar

karyawan serta berpedoman kepada internal dan eksternal

konsistensi.

10) Kedisiplinan

Merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang

terpenting dan kunci terwujudnya tujuan. Karena tanpa disiplin

yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplinan

adalah kegiatan keinginan dan kesadaran untuk menaati

peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.

11) Pemberhentian

Putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan.

Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan

perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab

(33)

c. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Tujuan manajemen Sumber Daya Manusia menurut Sedarmayanti (2001:1)

adalah :

1) Tujuan Organisasional

Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya

manusia (MSDM) dalam memberikan kontribusi pada pencapaian

efektivitas organisasi. Walaupun secara formal suatu departemen sumber

daya manusia diciptakan untuk dapat membantu para manajer, namun

demikian para manajer tetap bertanggung jawab terhadap kinerja

karyawan. Departemen sumber daya manusia membantu para manajer

dalam menangani hal-hal yang berhubungan dengan sumber daya

manusia.

2) Tujuan Fungsional

Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat

yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi

tidak berharga jika manajemen sumber daya manusia memiliki kriteria

yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.

3) Tujuan Sosial

Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespons terhadap

kebutuhan-kebutuhan dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan

(34)

dalam menggunakan sumber dayanya bagi keuntungan masyarakat dapat

menyebabkan hambatan-hambatan.

4) Tujuan Personal

Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya,

minimal tujuan-tujuan yang dapat mempertinggi kontribusi individual

terhadap organisasi. Tujuan personal karyawan harus dipertimbangkan

jika para karyawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi.

Jika tujuan personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan

karyawan dapat menurun dan karyawan dapat meninggalkan organisasi.

2. Komitmen Karyawan

a. Definisi Komitmen Karyawan

Komitmen karyawan merupakan salah satu dasar bagi pegawai dalam

melakukan pekerjaan. Komitmen yang tinggi memberikan motivasi kuat

untuk terus bertahan di dalam suatu perusahaan dan mencapai tujuan

perusahaan. Robbins (2007:78), menyatakan komitmen karyawan

merupakan usaha mendefinisikan dan melibatkan diri dalam perusahaan

dan tidak ada keinginan meninggalkannya.

Sedangkan makna komitmen bagi Luthans, (dalam Triatna, 2015:120)

menyatakan, commitment is the most often defined as 1) a strong desire to

(35)

high levels of effort on behalf of the organization; 3) a desire belief in,

and acceptance of, the va lue and the goal of the organization.

Sedangkan pendapat lain oleh Handoko (2008:44), komitmen

karyawan adalah tingkatan dimana seorang pekerja mengidentifikasikan

diri dengan perusahaan dan tujuan-tujuannya dan berkeinginan untuk

memelihara keanggotaannya dalam perusahaan. Komitmen karyawan

didorong dengan kondisi lingkungan kerja yang adil untuk karyawan,

semakin tinggi karyawan dihargai, semakin tinggi juga komitmen

karyawan pada perusahaan tersebut.

b. Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Karyawan

Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor

yang mendukung dan memperkuat komitmen organisasi karyawan dalam

mencapai tujuan organisasi, diantaranya adalah penelitian Mowday (dalam

Greenberg & Baron, 1995) mengelompokkan empat faktor besar yang

mempengaruhi komitmen organisasi, yaitu :

1) Karakteristik personal, antara lain usia, lama kerja, tingkat

pendidikan, jenis kelamin, ras, dan beberapa faktor kepribadian

lainnya. Secara umum, usia dan lama bekerja mempunyai

hubungan positif dengan komitmen organisasi. Sementara tingkat

pendidikan mempunyai hubungan negatif dengan komitmen

organisasi, meskipun hubungan ini tidak terlalu konstan. Wanita

(36)

daripada pria. Beberapa karakteristik kepribadian lain seperti

motivasi berprestasi dan perasaan kompeten ditemukan

berhubungan dengan komitmen organisasi.

2) Karakteristik pekerjaan dan peran, antara lain kesempatan kerja,

konflik peran dan ambiguitas peran. Semakin besar kesempatan

yang diperoleh dalam bekerja semakin banyak pengalaman yang

diperoleh yang pada akhirnya memperbesar komitmen individu

terhadap organisasi. Sedangkan konflik peran mempunyai

hubungan yang negatif dengan komitmen terhadap organisasi,

demikian halnya dengan ambiguitas peran.

3) Karakteristik struktural organisasi, antara lain ukuran organisasi,

kesatuan, luasnya kontrol dan sentralisasi otoritas.

4) Pengalaman kerja, antara lain ketergantungan pada organisasi,

kepentingan personal pada perusahaan, sikap positif terhadap

perusahaan, dan keterikatan sosial individu dalam perusahaan.

Semakin besar semua faktor tersebut semakin tinggi pula

komitmen individu terhadap organisasi.

c. Model Komitmen

Mayer dan Allen (2001:87) mengemukakan 3 model komitmen, antara

(37)

1) Affective commitment atau komitmen afektif

Komitmen afektif adalah perasaan cinta pada organisasi atau

perusahaan yang memunculkan kemauan untuk tetap tinggal dan

membina hubungan sosial serta menghargai nilai hubungan dengan

organisasi dikarenakan telah menjadi anggota organisasi.

2) Continuance commitment atau komitmen berkelanjutan

Komitmen berkelanjutan adalah perasaan berat untuk

meninggalkan organisasi dikarenakan kebutuhan untuk bertahan

dengan pertimbangan biaya apabila meninggalkan organisasi dan

penghargaan yang berkenaan dengan partisipasi di dalam

organisasi. Dalam hal ini individu memutuskan menetap pada

suatu perusahaan karena menganggapnya sebagai suatu

pemenuhan kebutuhan.

3) Normative Commitment atau komitmen normatif

Komitmen normatif adalah perasaan yang mengharuskan untuk

bertahan dalam organisasi dikarenakan kewajiban dan tanggung

jawab terhadap organisasi yang didasari atas pertimbangan norma,

nilai, dan keyakinan karyawan.

d. Indikator Komitmen Karyawan

Indikator yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan unsur

(38)

1) Keinginan kuat tetap sebagai anggota organisasi

Seseorang yang memiliki komitmen yang tinggi akan memiliki

perasaan yang kuat untuk tetap berada di dalam organisasi begitu

pula sebaliknya.

2) Keinginan untuk melakukan tindakan atas nama organisasi

Keinginan yang kuat pada diri seseorang untuk bertindak atas

nama organisasi merupakan suatu komponen yang mencirikan

bahwa seseorang memiliki komitmen yang tinggi terhadap

organisasi.

3) Penerimaan nilai dan tujuan perusahaan

Seseorang yang memiliki komitmen yang tinggi akan menerima

nilai-nilai dan tujuan organisasi karena merasa memiliki

organisasi, begitu pula sebaliknya.

4) Tinggi rendahnya tingkat kemangkiran

Tinggi rendahnya tingkat kemangkiran menjadi unsur yang

tumbuh dari komitmen individu terhadap organisasinya.

3. Lingkungan Kerja

a. Definisi Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk

diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan

(39)

mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan yang

melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja adalah suasana

dimana karyawan melakukan aktivitas setiap harinya.

Menurut Sedarmayati (2009: 21) definisi lingkungan kerja adalah

keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya

di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya

baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.

Dari pernyataan di atas, disimpulkan bahwa lingkungan kerja

merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat bekerja,

baik yang berbentuk fisik ataupun non fisik, langsung atau tidak langsung,

yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaannya saat bekerja.

Lingkungan kerja yang mendukung produktivitas kerja akan menimbulkan

kepuasan kerja bagi pekerja dalam suatu organisasi.

b. Jenis Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2002;22) pada dasarnya lingkungan kerja

terbagi menjadi 2 bagian, yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan

kerja non fisik.

1) Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Sedarmayanti (2009: 22) “lingkungan kerja fisik

adalah semua yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat

mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak

(40)

Sedangkan menurut Sarwono (2005: 86) “Lingkungan kerja

fisik adalah tempat kerja pegawai melakukan aktivitasnya”.

Lingkungan kerja fisik mempengaruhi semangat dan emosi kerja

para karyawan. Faktor-faktor fisik ini mencakup suhu udara di

tempat kerja, luas ruang kerja, kebisingan, kepadatan, dan

kesesakan. Faktor-faktor fisik ini sangat mempengaruhi tingkah

laku manusia.

2) Lingkungan Kerja Non Fisik

Menurut Sadarmayanti (2009:31), “Lingkungan kerja non fisik

adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan

hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan

sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan”.

c. Manfaat lingkungan kerja karyawan

Menurut Ishak dan Tanjung (2003: 26), manfaat lingkungan kerja

adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas dan prestasi kerja

meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan

orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan

tepat. Yang artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standard yang benar dan

dalam skala waktu yang ditentukan. Prestasi kerjanya akan dipantau oleh

individu yang bersangkutan, dan tidak akan menimbulkan terlalu banyak

(41)

d. Indikator Lingkungan Kerja

Berikut adalah indikator lingkungan kerja fisik dan non fisik yang

dikembangkan melalui teori Suwatno dan Priansa (2011:163) adalah

sebagai berikut :

1) Faktor lingkungan kerja fisik

a) Rancangan ruang kerja

Meliputi kesesuaian pengaturan dan tata letak peralatan kerja, hal

ini berpengaruh besar terhadap kenyamanan dan tampilan kerja

karyawan.

b) Kondisi lingkungan kerja

Penerangan dan kebisingan sangat berhubungan dengan

kenyamanan para pekerja dalam bekerja. Begitu pula sirkulasi

udara, suhu ruangan, aroma, kebersihan, dan keamanan sangat

mempengaruhi kondisi seseorang dalam menjalankan tugasnya.

c) Tingkat Visual Privacy

Dalam tingkat pekerjaan tertentu membutuhkan tempat kerja yang

dapat memberi privasi bagi karyawannya. Yang dimaksud privasi

di sini adalah sebagai “ keleluasan pribadi “ atau ruang gerak yang

disediakan terhadap hal-hal yang menyangkut diri seseorang dan

(42)

2) Faktor lingkungan kerja non fisik

a) Banyak sedikitnya pekerjaan

Pekerjaan yang berlebihan dengan waktu yang terbatas atau

mendesak dalam penyelesaian suatu pekerjaan akan menimbulkan

penekanan dan ketegangan terhadap karyawan, sehingga hasil

yang didapat kurang maksimal.

b) Sistem pengawasan

Sistem pengawasan yang buruk dan tidak efisien dapat

menimbulkan ketidakpuasan lainnya, seperti ketidaknyamanan

seorang karyawan dan hubungan antara atasan dan bawahan yang

menjadi kaku.

c) Perubahan pekerjaan dalam segala bentuk

Perubahan yang terjadi dalam pekerjaan akan mempengaruhi cara

orang-orang dalam bekerja, misalnya perubahan lingkungan kerja

seperti perubahan jenis pekerjaan.

4. Model Pembelajaran

a. Definisi model pembelajaran

Model secara harfiah berarti “bentuk”, dalam pemakaian secara umum

(43)

yang diperoleh dari beberapa sistem. Sedangkan menurut Suprijono

(2011: 45), model diartikan sebagai bentuk representasi akurat sebagai

proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang

mencoba bertindak berdasarkan model itu.

Pengertian menurut Sagala (2005: 175) sebagaimana dikutip oleh

Indrawati dan Setiawan (2009: 27), mengemukakan bahwa model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik

untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman

bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan

melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Dari beberapa pernyataan di atas disimpulkan bahwa model

pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.

b. Fungsi model pembelajaran

Fungsi model pembelajaran tidak hanya untuk mengubah perilaku

siswa sesuai dengan yang diharapkan, tetapi juga berfungsi untuk

mengembangkan berbagai aspek yang bersangkutan dengan proses

pembelajaran. Selain itu model pembelajaran bermanfaat untuk menyusun

rencana pendidikan siswa, karena memungkinkan kegiatan sesuai dengan

(44)

Beberapa fungsi penting yang seharusnya dimiliki suatu model

pembelajaran menurut Joyce & Weil (1980) adalah :

1) Bimbingan, maksudnya suatu model pembelajaran berfungsi

menjadi acuan bagi guru dan siswa mengenai apa yang seharusnya

dilakukan, memiliki desain instruksional yang komprehensif dan

mampu membawa guru dan siswa ke arah tujuan pembelajaran.

2) Mengembangkan kurikulum, maksudnya model pembelajaran

selanjutnya berfungsi untuk dapat membantu mengembangkan

kurikulum pada setiap kelas atau tahapan pendidikan.

3) Spesifikasi alat pelajaran, maksudnya model pembelajaran

berfungsi merinci semua alat pembelajaran yang akan digunakan

guru dalam upaya membawa siswa kepada perubahan-perubahan

perilaku yang dikehendaki.

4) Memberikan perbaikan terhadap pembelajaran. Maksudnya model

pembelajaran dapat membantu meningkatkan aktivitas proses

belajar mengajar sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Macam-macam model pembelajaran

Model pembelajaran merupakan langkah awal yang harus

direncanakan di dalam proses belajar mengajar secara keseluruhan.

Adapun jenis-jenis model pembelajaran menurut Suprijono (2009) dapat

(45)

1) Model Pembelajaran Berbasis Langsung (Direct Instruction)

Pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan

active teaching yang mengacu pada gaya mengajar dimana guru

terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik

dan mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas.

Pembelajaran langsung dirancang untuk penguasaan pengetahuan

procedural, pengetahuan deklaratif (pengetahuan faktual) serta

berbagai keterampilan. Dalam pembelajaran langsung, guru

menstrukturisasikan lingkungan belajarnya dengan ketat,

memperkenalkan fokus akademis, dan berharap peserta didik

menjadi pengamat, pendengar dan praktisipan yang tekun.

2) Model Pembelajaran Cooperative (Cooperative Learning)

Pembelajaran cooperative dapat diartikan belajar bersama sama,

saling membantu antara satu dengan yang lain dalam belajar dan

memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan

atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya. Keberhasilan belajar

dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota

kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.

Pembelajaran cooperative merupakan serangkaian strategi yang

khusus dirancang untuk member dorongan kepada peserta didik

(46)

3) Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran berbasis masalah dikembangkan berdasarkan

konsep oleh Jerome Bruner. Konsep tersebut adalah belajar

penemuan atau discovery learning, yakni pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas penyelidikan. Proses belajar penemuan

meliputi proses informasi, transformasi dan evaluasi. Pada tahap

informasi, peserta didik memperoleh informasi mengenai materi

yang dipelajari dan memberikan respons. Pada tahap transformasi

peserta didik melakukan identifikasi, analisis, mengubah,

mentransformasikan informasi yang diperoleh. Pada tahap evaluasi

peserta didik menilai sendiri informasi yang telah

ditransformasikan dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah

yang dihadapi.

4) Model Pembelajaran Kontekstual (Contextua l Teaching And

Learning)

Contextual teaching and learning atau biasa disebut pembelajaran

kontekstual merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan

antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan

mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran

(47)

untuk membantu siswa dalam memahami makna yang ada pada

bahan ajar, menghubungkan pelajaran dalam konteks kehidupan

sehari-harinya dengan konteks kehidupan pribadi, sosial dan

kultural.

Jenis-jenis model pembelajaran yang diuraikan di atas, tidak

ada model pembelajaran yang paling baik, karena setiap model

pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Pemilihan

model pembelajaran harus disesuaikan dengan rumusan tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan, analisis kebutuhan dan

karakteristik peserta didik yang dihasilkan dan jenis materi yang

akan diajarkan.

d. Efektifitas pembelajaran

Menurut Sinambela (2006:78), pembelajaran dikatakan efektif apabila

mencapai sasaran yang diinginkan, baik dari segi tujuan pembelajaran

maupun prestasi siswa yang maksimal. Beberapa indikator keefektifan

pembelajaran :

1) Model pembelajaran di katakan efektif jika peningkatan hasil belajar

siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pemahaman

setelah proses pembelajaran.

2) Model pembelajaran dikatakan efektif jika dapat meningkatkan minat

(48)

termotivasi untuk belajar lebih giat dan memperoleh hasil belajar yang

lebih baik serta siswa belajar dalam keadaan yang menyenangkan.

3) Berhasil menghantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional

yang telah ditetapkan.

4) Pengorganisasian materi yang baik

5) Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar.

e. Indikator model pembelajaran

Ismail yang dikutip oleh Widdiharto (2004: 3) menyebutkan bahwa

model pembelajaran yang baik mempunyai empat ciri khusus sebagai

indikatornya, yaitu :

1) Memiliki teori yang jelas dan masuk akal yang disusun oleh para

pencipta atau pengembangnya. Model pembelajaran mempunyai

teori berfikir yang masuk akal. Maksudnya para pencipta atau

pengembang membuat teori dengan mempertimbangkan teorinya

dengan kenyataan sebenarnya serta tidak secara fiktif dalam

menciptakan dan mengembangkannya.

2) Memiliki tujuan yang jelas dan dapat dicapai. Model pembelajaran

mempunyai tujuan yang jelas tentang apa yang akan dicapai,

termasuk di dalamnya apa dan bagaimana siswa belajar dengan

(49)

3) Dapat memecahkan masalah dalam proses belajar. Model

pembelajaran yang baik harus dapat membantu para pengejar

untuk memecahkan masalah-masalah yang sering muncul dalam

proses belajar.

4) Menguraikan tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model

tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil. Model pembelajaran

mempunyai tingkah laku mengajar yang diperlukan sehingga apa

yang menjadi cita-cita mengajar selama ini dapat berhasil dalam

pelaksanaannya.

5) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu

dapat tercapai. Model pembelajaran mempunyai lingkungan

belajar yang kondusif serta nyaman, sehingga suasana belajar

dapat menjadi salah satu aspek penunjang apa yang selama ini

menjadi tujuan pembelajaran.

5. Kinerja

a. Definisi Kinerja

Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja

(performance). Menurut Wirawan (2009:19) kinerja adalah keluaran yang

dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau

suatu profesi dalam waktu tertentu. Hasibuan (2005:93) menambahkan

definisi atau pengertian kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai

(50)

yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu.

Menurut Mangkunegara (2009:67), kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Menurut Mahmudi (2010:20) kinerja merupakan suatu konstruk

multidimensional yang mencakup banyak faktor yang memengaruhinya.

Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja adalah:

1) Faktor personal atau individual, meliputi unsur pengetahuan

keterampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan

komitmen yang dimiliki oleh tiap individu karyawan.

2) Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team

leader dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan

dukungan kerja kepada karyawan melalui pemberian insentif,

bonus, penghargaan dan lainnya.

3) Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang

diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama

(51)

4) Faktor sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas kerja atau

infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan

kultur kinerja dalam organisasi.

5) Faktor kontekstual (situasional), meliputi: tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal.

Dalam konteks penelitian ini, para pengajar atau guru pada suatu

lembaga pendidikan juga memiliki faktor yang mempengaruhi kinerja

mereka. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja, Prawirosentono

(2008: 27) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja guru sebagai berikut:

1) Efektivitas dan efisiensi

Efektivitas suatu orang adalah ukuran yang ditunjukkan oleh

kenyataan bahwa tujuan orang tersebut dapat dicapai sesuai

dengan kebutuhan yang direncanakan. Efisiensi berkaitan dengan

jumlah yang dikeluarkan dalam upaya mencapai tujuan.

2) Otoritas dan tanggung jawab (Authority and Responsibility)

Authority (otoritas) adalah sifat dari suatu komunikasi atau

perintah dalam suatu kegiatan organisasi formal yang dimiliki

(diterima) oleh seorang peserta organisasi kepada para anggota

organisasi lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai

dengan kontribusinya (sumbangan tenaganya). Perintah tersebut

(52)

dikerjakan dalam organisasi bersangkutan. Authority juga dapat

diartikan sebagai wewenang yang dimiliki seseorang untuk

memerintah orang lain untuk melaksanakan tugas yang dibebankan

kepada masing-masing orang tersebut. Dalam hal ini misalnya

guru memberikan tugas/kegiatan kepada anak didiknya.

Sedangkan tanggung jawab adalah bagian yang tidak terpisahkan

atau sebagai akibat dari kepemilikan wewenang tersebut.

3) Disiplin (Discipline)

Secara umum disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan

yang berlaku. Sedangkan disiplin guru adalah ketaatan guru

bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja di mana dia

bekerja. Dalam hal ini meliputi disiplin waktu dan disiplin kerja.

4) Inisiatif (Initiative)

inisiatif dalam hal ini berkaitan dengan daya pikir dan kreativitas

dalam bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan

dengan tujuan organisasi.

c. Manfaat Penilaian Kinerja

Menurut Rivai (2005:54) Tujuan Penilaian Kinerja Secara individual

adalah :

1) Keputusan administratif, yang meliputi keputusan untuk

(53)

karyawan, pengakuan kinerja individual, pemutusan hubungan

kerja, dan mengidentifikasi yang buruk.

2) Untuk meningkatkan motivasi kerja, motivasi berprestasi, motivasi

keberhasilan, kepuasan kerja, etos kerja, rasa memiliki terhadap

perusahaan.

3) Sebagai sarana penyaluran keluhan yang berkaitan dengan masalah

pribadi atau pekerjaan.

4) Sebagai salah satu alat menjaga tingkat kinerja, sebagai contoh

dengan mendeteksi penurunan kinerja sebelum menjadi serius dan

mengambil langkah-langkah korektif.

5) Pimpinan memerlukan alat untuk membantu karyawannya dalam

memperbaiki kinerja, merencanakan pekerjaan, mengembangkan

kemampuan dan keterampilan untuk mengembangkan karier dan

memperkuat kualitas hubungan antara pimpinan dan karyawan.

d. Indikator kinerja

Berikut adalah indikator kinerja yang dikemukakan oleh

Mangkunegara (2000:67), antara lain :

1) Kualitas kerja, yaitu kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil

kerja dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan. Dengan

adanya kualitas kerja yang baik dapat menghindari tingkat

kesalahan dalam penyelesaian suatu pekerjaan serta produktivitas

(54)

2) Kuantitas kerja, yaitu volume kerja yang dihasilkan di bawah

kondisi normal. Kuantitas kerja menunjukkan banyaknya jenis

pekerjaan yang dilakukan dalam satu waktu sehingga efisiensi dan

efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan perusahaan.

3) Tanggung jawab, yaitu menunjukkan seberapa besar karyawan

dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjanya, sarana dan

prasarana yang dipergunakan.

4) Inisiatif, yaitu menunjukkan seberapa besar kemampuan karyawan

untuk menganalisis, menilai, menciptakan dan membuat keputusan

terhadap penyelesaian masalah yang dihadapinya.

5) Kerja sama, yaitu merupakan kesediaan karyawan untuk

berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lain secara

vertikal atau horizontal di dalam maupun diluar pekerjaan

sehingga hasil pekerjaan semakin baik.

6) Ketaatan, yaitu merupakan kesediaan karyawan dalam mematuhi

peraturan-peraturan yang melakukan pekerjaannya sesuai dengan

instruksi yang diberikan kepada karyawan.

e. Hubungan komitmen karyawan terhadap kinerja karyawan

Komitmen merupakan sikap seseorang dalam mengidentifikasikan

dirinya terhadap organisasi beserta nilai-nilai dan tujuannya, serta

(55)

karyawan merasa bahwa sikap dan nilai-nilai yang dia yakini sama dengan

nilai-nilai yang dimiliki oleh organisasinya, hal ini akan memunculkan

dorongan untuk meraih tujuan organisasi. Hal tersebut sangat penting bagi

suatu organisasi. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Prabowo (2015) yang menyatakan bahwa karyawan yang

memiliki komitmen yang tinggi selalu bekerja keras untuk mencapai

tujuan organisasi.

Kemauan karyawan dapat mendorong usaha keras karyawan untuk

mencapai tujuan perusahaan. Kebanggaan karyawan mencerminkan sikap

kepuasan karyawan berada dalam perusahaan tersebut, dengan adanya rasa

bangga ini muncul rasa ingin menjaga citra perusahaan sehingga memicu

tindakan karyawan untuk terus bekerja lebih baik dan mencapai prestasi

yang tinggi. Hal tersebut sudah dijelaskan oleh Steers dan Porter

(2011:125) yang menyatakan bahwa dampak komitmen karyawan

berpengaruh terhadap prestasi kerja.

f. Hubungan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan

Organisasi selaku induk kerja menuntut agar setiap karyawan untuk

selalu bekerja dengan produktif. Salah satu cara agar para karyawan tetap

bekerja dengan produktif yaitu dengan penyediaan lingkungan kerja fisik

dan non-fisik yang nyaman dan kondusif. Sebagai mana yang dikatakan

(56)

fisik keduanya sama pentingnya dalam sebuah organisasi, kedua

lingkungan kerja ini tidak bisa dipisahkan. Apabila sebuah perusahaan

hanya mengutamakan satu jenis lingkungan kerja saja, tidak akan tercipta

lingkungan kerja yang baik, dan lingkungan kerja yang kurang baik dapat

menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung

diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien dan akan menyebabkan

perusahaan tersebut mengalami penurunan produktivitas kerja.

Sebelumnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Ginanjar

(2013) menemukan bahwa lingkungan kerja mempengaruhi kinerja

karyawan. Penyediaan lingkungan kerja yang nyaman, baik itu lingkungan

kerja fisik maupun non-fisik harus seimbang. Kinerja karyawan yang baik

tidak akan terwujud jika perusahaan hanya fokus ke salah satu jenis

lingkungan kerja saja.

g. Hubungan model pembelajaran terhadap kinerja karyawan

Bagi sebuah lembaga pendidikan, model pembelajaran adalah panduan

utama bagi mereka dalam melaksanakan kegiatan utama mereka yaitu

mengajar. Model pembelajaran yang tepat dengan bentuk dan tujuan

organisasi akan membantu para tenaga pengajarnya dan siswanya dalam

proses belajar mengajar, begitu pula sebaliknya.

Dalam penelitian yang dilakukan Endah Fauziah (2015) dia

(57)

berdampak kepada tenaga guru pada MTSN Tunggangri. Hal tersebut

dikarenakan para tenaga pengajar tidak dapat memahami model

pembelajaran lain, sehingga dalam keseharian para tenaga pengajar hanya

menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal tersebut ternyata

berjalan tidak efektif sehingga berdampak menurunnya prestasi siswa.

Terdapat berbagai macam jenis model pembelajaran yang bisa

diterapkan oleh lembaga pendidikan, bahkan tidak menutup kemungkinan

bahwa suatu lembaga dapat merancang model pembelajaran mereka

sendiri

B. Penelitian Sebelumnya

1. Enggrit Swesty Caesaria

Penelitian ini dilakukan oleh Enggrit Swesty Caesaria, Universitas

Sanata Dharma. Penelitian tersebut berjudul “Pengaruh Motivasi Kerja, Usia,

Dan Faktor Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan”. Subjek

penelitian yang diteliti dalam penelitian ini ialah 40 guru pada SMP Negeri 1

Jiwan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dan teknik

analisis data yang digunakan oleh Enggrit Swesty Caesaria adalah analisis

linier regresi berganda, uji asumsi klasik, uji F, uji t, dan koefisien

determinasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Motivasi Kerja,

(58)

kinerja karyawan. Dari penelitian tersebut terlihat bahwa hanya variabel

Motivasi Kerja yang berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan.

Perbedaan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh Enggit Swesty

Caesaria adalah dalam penelitian ini penulis menambahkan variabel baru

yaitu model pembelajaran, dan indikator lingkungan kerja yang digunakan

dalam penelitian ini lebih spesifik menguraikan lingkungan kerja fisik dan

non fisik. Hal ini tentu saja akan penelitian ini akan lebih mudah

memperlihatkan pengaruh antara kedua jenis lingkungan kerja. Tetapi sangat

perlu diingat bahwa suatu model pembelajaran harus tepat dengan tujuan

organisasi dan kualitas sumber daya yang dimiliki oleh lembaga pendidikan

atau dalam hal ini tenaga pengajar yang mereka miliki.

2. Karina Meidiana

Penelitian ini dilakukan oleh Karina Meidiana dari Universitas Negeri

Yogyakarta. Penelitian ini berjudul “Pengaruh Intensif dan Komitmen

Karyawan Terhadap Karyawan Mirota Batik Malioboro Yogyakarta”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh insentif terhadap

kinerja karyawan Mirota Batik Malioboro Yogyakarta, (2) Pengaruh

komitmen karyawan terhadap kinerja karyawan Mirota Batik Malioboro

Yogyakarta, (3) Pengaruh insentif dan komitmen karyawan secara simultan

(59)

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan Populasi

penelitian ini adalah karyawan operasional Mirota Batik Yogyakarta 177

karyawan dengan sampel sebanyak 123 responden. Pengumpulan data

menggunakan kuesioner dan wawancara, teknik pengambilan sampel adalah

simple random sampling, sedangkan analisis data dilakukan dengan

menggunakan analisis regresi linier berganda.

Dari hasil penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa Insentif memiliki

pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Selain itu komitmen karyawan

juga berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hasil terakhir juga

menunjukkan bahwa insentif dan komitmen karyawan secara parsial

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

Perbedaan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh Meidiana adalah

dalam penelitian ini menggunakan variabel baru yaitu model pembelajaran

dan model komitmen yang diteliti hanya komitmen hanya model komitmen

afektif dan komitmen normatif. Alasan mengapa penulis hanya memilih 2

model dari ketiga model komitmen yang ada karena kedua model yang

disebutkan di atas lebih berasal dari dalam diri sendiri, penulis juga

berpendapat bahwa kedua model itu lebih memiliki pengaruh yang lebih

besar terhadap hasil kinerja. Dalam penelitian ini juga menambahkan satu

indikator baru untuk menilai komitmen tenaga kerja, hal tersebut diharapkan

(60)

3. Nela, Bambang, dan Arik Prasetya

Penelitian ini dilakukan oleh Nela Pema Rahmawanti, Bambang

Swasto, dan Arik Prasetya dari Universitas Brawijaya Malang tahun 2014

dengan judul jurnalnya yaitu “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan”, studi kasus pada karyawan kantor pelayanan pajak Pratama

Malang Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Jenis

penelitian yang digunakan adalah explanatory research. Jumlah sampel

dalam penelitian ini 79 orang karyawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Malang Utara. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan

analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan analisis

deskriptif menunjukkan bahwa mayoritas responden menyetujui lingkungan

kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik yang ada di perusahaan sudah baik

sehingga kinerja karyawan meningkat. Hasil analisis regresi linear berganda

menunjukkan bahwa secara parsial lingkungan kerja fisik mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan dan lingkungan kerja

non fisik juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja

Karyawan. Hasil uji simultan menunjukkan lingkungan kerja fisik dan

lingkungan kerja non fisik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Gambar

Gambar II.1
Tabel III.1
Tabel distribusi t dicari pada a = 5% dengan derajat kebebasan (df) n-k-1
Gambar IV.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Komunikasi Organisasi dan Disiplin Kerja Karyawan baik secara parsial maupun simultan terhadap Kinerja

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja dan kompensasi baik secara parsial maupun simultan terhadap kepuasan kerja karyawan Pabrik Genteng

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Lingkungan Kerja dan Pengembangan Karir secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan..

Yaitu untuk mengetahui pengaruh faktor dominan variabel Lingkungan Kerja, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan secara parsial. Nilai koefisien determinasi parsial

Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan komitmen, motivasi dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada

Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan komitmen, motivasi dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada

Kemudian kepemimpinan, lingkungan kerja dan komitmen organisasi secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan, di mana hasil uji

H2: Komitmen organiasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organiasi Terhadap Kinerja Karyawan Kinerja karyawan adalah hasil kerja