PENGENALAN DASAR PENELITIAN
B. Poses Langkah – Langkah Umum Penelitian
4. Ulasan Kepustakaan
a. Pengertian dan Tujuan Ulasan Kepustakaan
Penelitian kependidikan tidak pernah dapat dipisahkan dengan pengetahuan kependidikan karena pada hakikatnya merupakan alat untuk mendapatkan informasi baru yang berguna untuk mengisi kekosongan atau menguji pengetahuan yang sudah ada. Oleh karena itu, agar dapat diketahui bagaimana hubungan dan dimana posisi pengetahuan yang diperoleh dari penelitian dalam kaitannya dengan pengetahuan yang telah ada, perlu adanya ulasan terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan dengan topik masalah yang diangkat.
Ulasan kepustaan akan memungkinkan pembaca meningkatkan cakrawalanya dari segi tujuan dan hasil penelitian. Ulasan tersebut biasanya berupa ringkasan dan rangkuman dari sumber kepustakaan yang relevan dengan masalah penelitian serta kritik terhadap status pengetahuan dalam topik kependidikan yang ditemukan secara hati-hati.60 Ulasan kepustakaan sering juga disebut rasional penelitian karena memberikan landasarn rasional tentang mengapa penelitian tersebut perlu dikaitkan dalam kaitannya dengan kerangka pengetahuan.
Tujuan utama penulisan ulasan kepustakaan adalah mengorganisasikan jika penemuan-penemuan penelitian yang pernah dilakukan sehingga pembaca akan dapat memahami mengapa masalah yang diangkat menunjukkan nilai penting serta menunjukkan bagaimana masalah tersebut dapat dikaitkan dengan hasil penelitian dan
60 Mc. Millan, J.H. dan Schumacher, S., Research in Education, A
pengetahuan yang lebih luas.61 Karena kompleksnya, masalah penelitian tidak mungkin diatasi hanya dengan satu penemuan yang terisolasi dari penemuan-penemuan lainnya. Masalah tersebut hanya dapat dipecahkan jika penemuan dari satu penelitian dipadukan dengan penelitian yang lain secara kooperatif.
Oleh karena itulah suatu penelitian harus selalu dihubungkan dengan penelitian-penelitian yang lain. Untuk itu, peneliti dituntut untuk mengetahui dengan seksama tentang apa saja yang sudah diketahui dalam bidang yang menjadi konsen penelitiannya. Dengan mengetahui hasil-hasil penting dari penelitian yang pernah dilakukan, peneliti dapat melihat bagaimana masalah penelitian dan penemuannya akan dapat dihubungkan dengan hasil penemuan penelitian lain dan bagaimana kombinasi penemuan tersebut dan penemuannya dapat membantu memberikan gambaran atau potret pengetahuan yang lebih utuh dan komplit tentang bidang tersebut.
Ulasan kepustakaan juga dapat dipandang sebagai kontribusi terhadap penyusunan teori penelitian. Salah satu kelemahan dalam bidang kependidikan adalah kurang adanya kerangka teori yang dapat dijadikan landasan masalah penelitian. Keterbatasan kerangka teori dalam bidang tersebut mungkin terjadi karena kompleksnya hunbungan-hubungan yang ada dalam masalah yang harus dikaji. Untuk menyusun kerangka tersebut, peneliti dapat melakukan dengan cara menyusun hasil penelitian yang telah ada, menunjukkan bagaimana hasil-hasil tersebut saling berhubungan sehingga memberikan suatu
organisasi pengetahuan yang telah ada. Dengan cara ini, peneliti memberikan kerangka yang memperlihatkan di mana masalah penelitiannya akan dapat mengisi kekurangannya dalam pengetahuan yang ada. Hal ini akan memberikan alasan logis manfaat dari masalah yang diangkat dan menunjukkan bagaimana ia dapat membantu melengkapi hasil penelitian lain untuk memperluas pengetahuan dalam bidangnya.
Lebih lanjut, pengetahuan dari ulasan kepustkaan tersebut berguna untuk menunjukkan signifikansi masalah, mengembangkan desain penelitian, menghubungkan hasilnya dengan penelitian yang mendahului, serta memberikan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut.
Secara lebih rinci, hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Menentukan dan membatasi permasalahan penelitian
2. Meletakkan penelitian pada perspektif sejarah dan asosiasional 3. Menghindari replikasi yang tidak disengaja dan tidak perlu 4. Memilih metodologi yang tepat
5. Menghubungkan penemuan dengan pengetahuan yang ada dan usulan untuk penelitian lebih lanjut
Karena fungsinya yang demikian, pembuatan ulasan kepustakaan bukanlah merupakan hal yang mudah dilakukan. Hal ini menuntut pemahaman yang komprehensif dari peneliti tentang pengetahuan yang pernah ditulis orang lain dalam bidang yang menjadi konsennya. Kepustakaan terkait adalah bahan-bahan yang secara nyata relevan dengan permasalahan seperti hasil penelitian yang pernah
dilakukan yang menjadi pertanyaan yang serupa atau variabel yang sama, rujukan terhadap teori dan pengajuan empiris terhadap teori, dan kajian masalah praktis yang serupa.
4.1. Sumber Ulasan Kepustakaan
Pada dasarnya, ulasan kepustakaan dalam penelitian harus berdasarkan sumber yang asli ditulis oleh peneliti atau penemu teori itu sendirisecara langsung. Namun demikian, karya-karya yang dibuat oleh penulis yang tidak secara langsung melakukan penelitian atau membuat teori juga dapat dijadikan sumber informasi yang sngat berharga. Kedua sumber tersebut pada umumnya juga dapat diketahui melalui sumber lain yang berisi informasi tentang keduanya. Dengan demikian, secara garis besar sumber pengetahuan yang dapat dijadikan acuan dalam ulasan kepustakaan dapat diklassifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu sumber primer, sumber sekunder, dan sumber preliminer. Masing-masing sumber tersebut memiliki tujuan dan karakteristik yang berbeda dalam memberikan informasi pengetahuan.
Sumber primer adalah hasil-hasil penelitian atau tulisan-tulisan karya peneliti atau teoretisi yang orisinil. Sumber ini merupakan deskripsi langsung tentang kenyataan yang dibuat oleh individu yang melakukan pengamatan atau menyaksikan kejadian atau oleh individu yang mengemukakan teori yang pertama kali. Dalam penelitian kependidikan, ini berarti deskripsi penyelidikan oleh peneliti atau deskripsi teori oleh penemunya. Sumber ini berisi teks laporan penelitian atau teori secara penuh dan lengkap, detil, dan teknis. Oleh
karena itu, ia dapat memberi informasi yang detiltentang penelitian, teori, dan metodologi yang digunakan untuk menyelidiki masalah.
Sumber sekunder adalah bahan pustaka yang ditulis dan dipublikasikan oleh penulis yang tidak secara langsung melakukan pengamatan atau berpartsisipasi dalam kenyataan yang ia deskripsikan atau bukan penemu teori. Sumber ini berisi tentang sintesis bahan-bahan yang bersal dari sumber utama, baik secara empiris, maupun teoritis.
Sumber preliminer adalah bahan-bahan rujukan yang dimaskudkan untuk membantu seseorang mengidentifikasi dan menemukan sumber primer atau sekunder. Dengan kata lain, sumber
preliminer berisi informasi tentang sumber primer dan sekunder.
Sumber ini sangat bermanfaat untuk menunjukkan jenis-jenis tertentu yang diperlukan dalam beberapa ulasan kepustakaan dan untuk mencari bidang subjek tertentu. Dengan demikian, peneliti akan menghemat biaya, waktu dan tenaga karena sumber preliminer informasi tentang dimana artikel-artikel, buku-buku, laporan-laporan, dan dokumen-dokumen lain tentang suatu subyek tertentu dapat ditemukan dalam sumber primer atau sumber sekunder. Sistematika sumber ini biasanya diorganisasikan berdasarkan subyek, meskipun seringkali berisi indeks yang lain, seperti nama penulis. Ada dua macam sumber preliminer yaitu : indeks dan abstrak. Indeks biasanya hanya berisi informasi kunci tentang bahan pustaka primer atau sekunder, yakni penulis, judul, dan tempat penerbitan (misal nama jurnal atau majalah, volume, nomor, dan halaman). Abstrak berisi rangkuman singkat tentang laporan penelitian, baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan seperti tesis,
disertasi dan laporan penelitian yang lainnya beserta bibliografi dan diterbitkan secara berkala.