• Tidak ada hasil yang ditemukan

Undang-Undang Pemilu Legislatif No 8 Tahun 2012Pengganti UU No 10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum anggota

DPR, DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota9

ISU PASAL DAN KETENTUAN

Sumber dana yang diperbolehkan Pasal 129 ayat (2) partai politik; •฀

calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dari partai politik yang

•฀

bersangkutan; dan

sumbangan yang sah menurut hukum dari pihak lain.

•฀

Pasal 130

•฀

9 Data adalah hasil olahan dari UU Pemilu yang disahkan tanggal 12 April oleh DPR RI melalui Paripurna.

ISU PASAL DAN KETENTUAN

Dana Kampanye Pemilu yang bersumber dari sumbangan pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 129 ayat (2) huruf c bersifat tidak mengikat dan dapat berasal dari perseorangan, kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah.

Pasal 132

Kegiatan Kampanye Pemilu anggota DPD didanai dan menjadi tanggung jawab calon 1.

anggota DPD masing-masing. bersumber dari:

2.

a. calon anggota DPD yang bersangkutan; dan b. sumbangan yang sah menurut hukum dari pihak lain. Sumber dana

yang dilarang

Pasal 139 ayat (1) pihak asing;

•฀

penyumbang yang tidak jelas identitasnya;

•฀

Pemerintah, pemerintah daerah, badan usaha milik negara, dan badan usaha milik

•฀

daerah; atau

pemerintah desa dan badan usaha milik desa

•฀

Batasan sumbangan

Pasal 131

(1) perseorangan tidak boleh lebih dari Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah). (2) pihak lain kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah tidak boleh

lebih dari Rp7.500.000.000,00 (tujuh milyar lima ratus juta rupiah). Pasal 133

(1) calon anggota DPD sumbangan perseorangan tidak boleh lebih dari Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah).

(2) calon anggota DPD dari sumbangan pihak lain kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah tidak boleh lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Laporan Dana

Kampanye Pasal 8ayat (2) huruf iparpol Wajib untuk menyerahkan nomor rekening dana Kampanye Pemilu atas nama partai politik kepada KPU sebagai salah satu prasyarat sebagai peserta pemilu.

Pasal 134 ayat (1) dan (2)

penyerahan laporan awal dana kampanye pemilu dan rekening khusus dana kampanye pemilu, dari hanya menjadi 14 (empat belas) hari sebelum hari pertama jadwal kampanye rapat umum.

Pasal 135 ayat (1) dan (2)

Laporan dana kampanye yang meliputi penerimaan dan pengeluaran wajib disampaikan kepada kantor akuntan publik yang ditunjuk oleh KPU paling lama 15 (lima belas) hari sesudah hari pemungutan suara.

Sanksi Pasal 303

(1) Setiap orang, kelompok, perusahan, dan/atau badan usaha nonpemerintah yang memberikan dana Kampanye Pemilu melebihi batas yang ditentukan dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

(2) Setiap Peserta Pemilu yang menggunakan kelebihan sumbangan, tidak melaporkan kelebihan sumbangan kepada KPU, dan/atau tidak menyerahkan kelebihan sumbangan kepada kas negara paling lambat 14 (empat belas) hari setelah masa Kampanye Pemilu berakhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 131 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

Pasal 304

(1) Setiap orang, kelompok, perusahan, dan/atau badan usaha nonpemerintah yang memberikan dana Kampanye Pemilu melebihi batas dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(2) Setiap Peserta Pemilu yang menggunakan kelebihan sumbangan, tidak melaporkan kelebihan sumbangan kepada KPU, dan/atau tidak menyerahkan kelebihan sumbangan kepada kas negara paling lambat 14 (empat belas) hari setelah masa Kampanye Pemilu berakhir dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

ISU PASAL DAN KETENTUAN

Pasal 305

Peserta Pemilu yang terbukti menerima sumbangan dana Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 139 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah).

Revisi yang telah dilakukan terhadap UU Pemilu Legislatif telah membuka peluang perubahan ketentuan yang ada mengalami perbaikan dari ketentuan yang berlaku pada undang-undang sebelumnya. Kelebihan dari undang-undang pemilu legislatif yang baru disepakati oleh DPR RI melalui paripurna pada 12 april 2012 yang lalu itu adalah adanya aturan tentang sanksi. Walaupun dari aturan-aturan dana kampanye tidak terlalu

mengalami banyak perubahan yang signifikan, namun ada dalam undang-

undang yang baru telah ada perbaikan dari segi pengaturan sanksi dengan ditambahkannya ketentuan yang mengatur sanksi untuk pelanggaran yang terkait dengan politik uang. Dapat dilihat dari pasal 303, 304 dan 305 telah diatur ketentuan sanksi bagi penerima maupun pemberi sumbangan yang melebihi batas maksimal ataupun sumbangan yang berasal dari pihak yang dilarang dalam undang-undang tersebut. Perubahan ketentuan ini tentunya dapat memberikan sedikit angin segar bagi gerakan anti korupsi dan memberikan sedikit ruang bagi penegakan hukum terhadap pelanggaran terkait dengan hal tersebut.

Sementara itu, ada perkembangan baik dengan adanya ketentuan dalam pasal 8 ayat (2) huruf i yang mewajibkan parpol untuk menyerahkan nomor rekening dana Kampanye Pemilu atas nama partai politik kepada KPU sebagai salah satu prasyarat sebagai peserta pemilu. Dengan adanya kewajiban ini, diharapkan kelak dapat dilakukan pengawasan terhadap dana kampanye yang lebih baik karena rekening dana kampanye sudah dapat dipantau sejak awal masa kampanye. Dengan jangka waktu yang lebih panjang diharapkan akan menghasilkan pengawasan yang lebih baik.

Namun, pada kenyataannya masih banyak transaksi sumbangan baik untuk partai politik maupun kandidat yang tidak dilakukan melalui rekening tersebut. Sehingga membuka peluang tidak efektifnya penerapan aturan tersebut. Selain itu, peserta pemilu yang dimaksud adalah partai politik, bukan kandidat calon legislatif seperti yang diatur pada pasal 7 UU Pemilu legislatif yang mengatakan bahwa “Peserta Pemilu untuk memilih

anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota adalah partai politik.” Hal ini terus ditegaskan pada pasal-pasal selanjutnya seperti pada pasal 129, pasal 134 dan seterusnya yang menegaskan bahwa peserta pemilu adalah partai politik. Sehingga yang berkewajiban semua ketentuan batasan sumbangan dan kewajiban melaporkan rekening khusus dana kampanye hingga laporan dana kampanye hanya berlaku bagi partai politik sebagai peserta pemilu.

Berikut ini adalah tabel pengeluaran kampanye yang dibuat berdasarkan laporan hasil audit dana kampanye partai politik pada Pemilu 2009 yang lalu.

Tabel 3. Laporan Belanja Kampanye Menurut