JUMLAH 42 4.4. Unit Meber
4.8. Unit Sortasi
5.
Menghentikan proses oksidasi enzymatis, membunuh
mikroorganisme dan menurunkan kadar air 2,5-3%
Mengatur udara panas yang akan dialirkan
Menghasilkan bubuk teh yang berkualitas baik
Ruangan terhindar dari limbah debu Laporan harian 2610 2175 1450 870 1015 Jumlah 8120 4.8. Unit Sortasi
Pada unit sortasi bertujuan memisahkan bubuk teh berdasarkan berat dan ukuran pertikel sehingga diperoleh jenis teh yang memiliki ukuran dan bentuk yang seragam. Alat yang pertama digunakan dalam proses sortasi
adalah midleton yang berfungsi untuk memisahkan fraksi kasar dan halus.
Midleton memiliki dua jenis mesh, yaitu mesh 12 dengan ayakan berukuran 5
mm. bubuk teh polos pada mesh ini, masuk jalur A. mesh yang kedua yaitu mesh 12 dengan ayakan 8 mm. bubuk teh yang lolos pada mesh ini, masuk ke
lajur B. kapasitas midleton antara 400 sampai 450 kg.
Pada lajur A, teh diterusakan ke mesin Vibro Blank yang berfungsi
untuk memisahkan serat dari bubuk teh kering. Vibro Blank memiliki empat
corong tempat pengeluaran bubuk teh, tetapi bubuk teh yang keluar belum
memiliki nama jenis. Kemudian bubuk teh masuk ke Vibro Mesh untuk
4.8.1. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Analisis Pekerjaan
Tabel 33. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Analisis Pekerjaan di Unit Sortasi
Indikator Permasalahan Skor Rataan Penilaian
Pedoman atau petunjuk kerja telah ada 3,87 Setuju Pedoman kerja sudah jelas 3 Cukup setuju Tugas dan tanggung jawab kerja sudah jelas 3 Cukup setuju Pedoman kerja telah sesuai dengan
pengetahuan, kemampuan dan keahlian
3 Cukup setuju Atasan telah memberikan bimbingan dalam
melaksanakan pekerjaan
2,88 Cukup setuju Tugas dan tanggung jawab telah sesuai dengan
kemampuan dengan pekerjaan
3 Cukup setuju Tugas dan kewajiban telah dilaksanakan sesuai
dengan pedoman kerja
3,5 Setuju Kemampuan dan keterampilan telah sesuai
dengan kemampuan
3 Cukup setuju Pengetahuan dan pendidikan yang dimiliki
sudah memenuhi kualifikasi pekerjaan
3,63 Setuju Kemampuan untuk menangkap adanya
penyimpangan atau hambatan dengan segera mengambil keputusan
3 Cukup setuju
Pelatihan dan kursus telah rutin dilakukan 2,75 Cukup setuju
Pelatihan dan kursus telah sesuai dengan tugas dan pekerjaan
3 Cukup setuju
Rata-rata 3,14 Cukup setuju
Penilaian analisis permasalahan yang dihadapi unit sortasi sebagian besar berindikasi pada penilaian cukup baik. Tabel 33. menunjukkan karyawan telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan pedoman kerja. Selain itu, karyawan menilai pengetahuan dan pendidikan yang dimiliki sudah memenuhi kualifikasi pekerjaan sekarang. Penilaian terendah terdapat pada pelatihan kerja karyawan karena pelatihan hanya dilakukan pada dua kali dalam satu
tahun yaitu pelatihan penyegaran (internal) dan pelatihan in house
training (internal).
4.8.2. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kondisi Pekerjaan
Responden pada unit sortasi menilai bahwa kondisi kerja pada unit sortasi berindikasi cukup baik berdasarkan nilai skor rata-rata sebesar 2,94. Nilai terendah terdapat pada kerja lembur. Berdasarkan wawancara dengan mandor sortasi, adanya lembur pada saat produksi
meningkat sering dikeluhkan oleh karyawan karena jumlah insentif yang diberikan menurut karyawan sangat kecil.
Tabel 34. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kondisi Pekerjaan di Unit Sortasi
Indikator Permasalahan Skor Rataan Penilaian
Kelengkapan sarana telah memadai 3 Cukup setuju Kondisi dan lingkungan kerja mendukung
pekerjaan dan tugas yang dilakukan
3 Cukup setuju Lembur dilakukan jika produksi meningkat 2,63 Cukup setuju
Rotasi pekerjaan antar karyawan telah sesuai 3 Cukup setuju Jumlah karyawan telah sesuai 3 Cukup setuju Pada saat produksi meningkat diperlukan
tambahan karyawan
2,75 Cukup setuju Penempatan kerja telah sesuai dengan
kemampuan, keahlian dan pendidikan
3,13 Cukup setuju Hubungan kerjasama antara karyawan
dengan atasan telah dilakukan dengan baik
3 Cukup setuju
Rata-rata 2,94 Cukup
setuju
4.8.3. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kinerja
Permasalahan kinerja pada unit sortasi dinilai cukup baik. Hal tersebut terlihat dari nilai tertinggi yaitu pada ketelitian karyawan dalam bekerja. Nilai skor rataan mengenai permasalahan kinerja dapat dilihat pada Tabel 35.
Tabel 35. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kinerja di Unit Sortasi
Indikator Permasalahan Skor Rataan Penilaian
Jam kerja telah sesuai dengan beban kerja 3 Cukup setuju
Tugas dan pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan pedoman
3,5 Setuju
Atasan telah puas terhadap penyelesaian tugas
3,13 Cukup setuju
Beban kerja telah sesuai dengan kemampuan
3 Cukup setuju
Evaluasi beban kerja telah dilakukan 3,5 Cukup setuju
Kemampuan adaptasi terhadap perubahan dan ide-ide baru
3 Cukup setuju
Evaluasi pekerjaan rutin dilakukan 3 Cukup setuju
Kemampuan mengenali masalah dan mencari solusi
3 Cukup setuju
Ketelitian dalam menjaga kualitas pekerjaan
3,63 Setuju
Kemampuan membuat keputusan yang tepat dalam bekerja
3 Cukup setuju
4.8.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Sortasi
Pada unit sortasi diperlukan ketelitian karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan. Disamping itu, pada unit ini diperlukan karyawan yang memiliki kemampuan mengoperasikan mesin sortasi sehingga mesin dapat berjalan sebagaimana mestinya. Oleh karena tuntutan hal tersebut, terdapat beberapa permasalahan yang perlu ditangani oleh pihak PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas yaitu kurangnya pelatihan, insentif yang kecil, serta kurangnya koordinasi antara atasan dan bawahan.
4.8.5. Pengukuran beban Kerja I
Pada unit sortasi dapat diketahui bebagai macam jenis teh berdasarkan tingkat kualitas jenis teh. Hampir semua pekerjaan dilakukan oleh mesin. Bubuk teh yang telah dipisahkan berdasarkan jenisnya, dari mesin akan masuk ke botong yaitu seperti drum yang fungsinya menampung bubuk teh untuk selanjutnya dilakukan penimbangan dan diteruskan ke bagian pengepakan. Rincian deskripsi pekerjaan pada unit sortasi dapat dilihat pada Tabel 36.
Tabel. 36. Pengukuran Beban Kerja I
No Rincian Tugas Produk/Hasil Frekuensi dalam 1 Tahun 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Mengoperasikan mesin sortasi
Melaksanakan sortasi teh kering sesuai dengan skema sortasi yang ditetapkan
Menyerahkan hasil sortasi kepada mandor sortasi dan mandor besar untuk diperiksa dan ditimbang Menyimpan hasil sortasi kedalam peti miring Menjaga hygienitas mesin atau alat-alat dan ruangan Menangani debu dan bubuk hasil sortasi agar tidak mencemari lingkungan Bertanggung jawab kepada Mandor sortasi
Mesin berjalan sebagaimana harusnya Memisahkan fraksi kasar dan halus, memisahkan serat dan bubuk teh
Mengetahui jumlah total bubuk teh berdasarkan jenis masing-masing
Menyiapkan bubuk teh yang akan di pak Menjaga agar bubuk teh tetap baik Menghindari pencemaran lingkungan Laporan kepada mandor sortasi 870 kali 870 kali 2030 kali 2320 kali 290 kali 870 kali 290 kali
4.8.6. Pengukuran Beban Kerja II
Sortasi merupakan proses pemilihan jenis teh berdasarkan mutu masing-masing. Adapun rincian proses sortasi mulai dari mengoperasikan mesin sortasi tiga kali dalam satu hari, mengamati jalannya mesin sortasi tiga kali per hari dengan perhitungan dua jam satu kali, menyerahkan laporan kepada mandor besar hasil timbangan untuk diperiksa kembali tujuh kali per hari, menyimpan hasil sortasi ke peti miring delapan kali per hari, menjaga hygienitas rungan, mesin, dan alat-alat sortasi delapan kali per hari, menangani limbah debu sebanyak tiga kali per hari serta memberikan laporan kepada mandor Sortasi sebanyak satu kali per hari. Rincian PBK II dapat dilihat pada Lampiran 3.
4.8.7. Pengukuran beban Kerja III
Tabel. 37. Pengukuran Beban Kerja III No. Produk/ Hasil Beban Kerja 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Mesin dapat berjalan dengan baik Memisahkan fraksi kasar dan halus serta memisahkan serat dan bubuk teh Mengetahui jumlah total bubuk teh berdasarkan jenis masing-masing Menyiapkan bubuk teh yang akan di pak
Menjaga agar bubuk teh tetap baik Menghindari pencemaran lingkungan Laporan harian 652,5 2610 2375,1 2320 1450 217,5 95,7 Jumlah 9720,8 Berdasarkan PBK III diketahui bahwa jumlah beban kerja pada
unit sortasi sebanyak 9720,8 beban kerja. Dengan rincian jumlah karyawan yang ada pada bagian sortasi yaitu sebanyak delapan orang dengan enam orang KHT dan dua orang KHL maka, untuk mengetahui jumlah karyawan yang efektif dan efisien dilakukan perhitungan sebagai berikut :
Unit Sortasi = 9720,8 = 4,78 2030
Hasil perhitungan tersebut merupakan jumlah karyawan yang efektif dan efisien untuk unit sortasi. Berdasarkan pembulatan maka karyawan yang efektif dan efisien sebanyak lima orang. Berarti terjadi kelebihan karyawan sebanyak tiga orang. Rincian lampiran PBK III dapat dilihat pada tabel berikut.