ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN
PADA DIVISI PRODUKSI
(STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR)
Oleh
SITI HANIFAH SUFIATI
H24103101
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
Siti Hanifah Sufiati. H24103101. Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divisi Produksi (Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, Bogor). Di
bawah bimbingan Sjafri Mangkuprawira.
Persaingan yang semakin kompetitif, menuntut setiap perusahaan untuk lebih meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang dimiliki. Tantangan yang dihadapi perusahaan saat ini tidak hanya terkonsentrasi pada
kepuasan (customer satisfaction) tetapi lebih berorientasi pada nilai (customer
value). PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, sebagai perusahaan
penghasil teh berupaya terus menerus untuk meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki. Berkaitan dengan hal tersebut, perusahaan perlu menghitung tingkat beban kerja dengan kesesuaian jumlah karyawan yang dimiliki, sehingga adanya keseimbangan antara beban kerja dengan jumlah karyawan yang efektif dan efisien.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan mengidentifikasi permasalahan pada tiap unit di divisi produksi, menganalisis kesesuaian antara beban kerja dengan karyawan yang tersedia pada tiap unit di divisi produksi, dan memberikan rekomendasi alternatif solusi bagi pemecahan masalah mengenai beban kerja pada tiap unit di divisi produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas. Penelitian dilakukan selama enam bulan yaitu dari Maret-September 2007. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling sedangkan metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan Pengukuran Beban Kerja I (PBK I), PBK II, PBK III.
ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN
PADA DIVISI PRODUKSI
(STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
SITI HANIFAH SUFIATI
H24103101
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DIVISI PRODUKSI
(STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
SITI HANIFAH SUFIATI H24103101
Menyetujui, Januari 2008
Prof. Dr. Ir. Tb. Sjafri Mangkuprawira
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M.Sc Ketua Departemen
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Siti Hanifah Sufiati, dilahirkan di Bogor 17 November
1984. Merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan H. Pepen Supendi,
MM dan Titim Fatimah.
Penulis telah menyelesaikan pendidikan di TK Kenanga Bogor tahun 1990
sampai 1991, Sekolah Dasar Negeri Gunung Batu I Bogor pada tahun 1991
sampai 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 4 Bogor tahun 1997 sampai
2000, Sekolah Menengah Umum Negeri 5 Bogor pada tahun 2000 sampai 2003.
Lalu penulis diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur penerimaan USMI.
Selama menjalani perkuliahan, penulis berpartisipasi dalam organisasi
Koperasi Mahasiswa (Kopma) IPB. Penulis juga aktif mengikuti beberapa
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas rahmat dan karunia-Nya, skripsi penelitian yang berjudul Analisis Beban
Kerja Karyawan Pada Divisi Produksi (Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, Bogor) telah dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana, guna memenuhi
syarat kelulusan pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor.
Pengukuran beban kerja bertujuan untuk menetapkan jumlah karyawan
berdasarkan beban kerja yang dibebankan pada setiap unit sehingga dapat tercapai
efisiensi dan efektivitas kerja, dengan menggunakan metode pengukuran beban
kerja ini akan berguna bagi manajemen pada bagian produksi PT. Perkebunan
Nusantara VIII Gunung Mas untuk mengetahui kesesuaian jumlah beban kerja
dengan karyawan yang tersedia.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ungkapan terima kasih
kepada :
1. Prof. Dr. Ir. TB. Sjafri Mangkuprawira selaku pembimbing skripsi yang
telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam membimbing,
memberikan motivasi, ilmu, saran dan pengetahuan kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
2. Ratih Maria Dhewi, SP, MM. selaku assisten pembimbing skripsi yang
telah meluangkan waktu, memberikan saran, kritik, motivasi dan
pengarahan yang sangat berarti bagi penulis.
3. Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto dan Ir. Anggraeni Sukmawati, MM. atas
kesediaannya meluangkan waktu untuk menjadi dosen penguji dan
memberikan masukan, saran dan kritik sebagai penyempurnaan skripsi ini.
4. Pak Dedi selaku sinder PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, Ibu
Eni, Pak Ujang, Pak Dede, Mas Wawan dan terima kasih kepada seluruh
karyawan pada divisi produksi yang telah meluangkan waktu untuk
5. Pak Acep, Mba Dina, Mas Hadi, Mas Yadi, Mas Dedi, Mas Iwan dan
seluruh staf Departemen Manajemen yang telah membantu kelancaran
administrasi.
6. Rekan satu bimbingan (Melly, Imel, Betty, Sansa, Gema, Elang) untuk
kerjasama dan motivasi selama bimbingan dan konsultasi skripsi.
7. Sahabat-sahabat terbaik (Pasus, Uci, Yayuk, Ety, Else, Rinrin, Ami, Ulfa,
Irwan, Ruslan, Adit, Dika, Iyan, Trisna, Irma, Indras, Fuad, Wicak, Raj)
untuk dukungan dan kebersamaannya selama ini, dan rekan-rekan
Manajemen 40 untuk persahabatan selama 4 tahun di masa perkuliahan.
8. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut
membantu selama penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2008
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Perumusan Masalah ... 2
1.3.Tujuan Penelitian ... 6
1.4.Manfaat Penelitian ... 7
1.5.Ruang Lingkup Penelitian ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 8
2.2. Analisis Pekerjaan ... 9
2.2.1. Deskripsi Pekerjaan ... 9
2.2.2. Spesifikasi Pekerjaan ... 11
2.3. Pengukuran Beban Kerja ... 12
2.4. Perencanaan Sumber Daya manusia ... 12
2.4. Tinjauan Studi Terdahulu ... 13
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 15
3.1.1. Kerangka Pemikiran Konseptual ... 15
3.1.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 17
3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 19
3.3. Metode Penelitian ... 19
3.3.1. Pengumpulan Data ... 19
3.3.2. Pengolahan dan Analisis Data ... 19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan... 25
4.1.1. Sejarah Perusahaan... 25
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan... 26
4.1.3. Tujuan dan Sasaran Perusahaan ... 26
4.1.4. Sumber Daya Manusia ... 27
4.1.5. Struktur Organisasi ... 28
4.2.1. Hasil Uji Validitas... 29
4.2.2. Hasil Uji Reliabilitas ... 30
4.3. Karakteristik Responden ... 30
4.3.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ... 31
4.3.2. Karakteristik Berdasarkan Usia... 31
4.3.3. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 31
4.3.4. Karakteristik Berdasarkan Masa Kerja ... 32
4.3.5. Karakteristik Berdasarkan Golongan Jabatan ... 32
4.4. Unit Meber ... 32
4.4.1. Persepsi Responden Terhadap Analisis Pekerjaan... 33
4.4.2. Persepsi Responden Terhadap Kondisi Kerja ... 34
4.4.3. Persepsi Responden Terhadap Kinerja Pekerjaan... 35
4.4.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Meber ... 35
4.4.5. Pengukuran Beban Kerja I ... 36
4.4.6. Pengukuran Beban Kerja II... 38
4.4.7. Pengukuran Beban Kerja III... 38
4.5. Unit Pelayuan ... 39
4.5.1. Persepsi Responden Terhadap Analisis Pekerjaan... 40
4.5.2. Persepsi Responden Terhadap Kondisi Kerja ... 41
4.5.3. Persepsi Responden Terhadap Kinerja Pekerjaan... 41
4.5.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Pelayuan ... 42
4.5.5. Pengukuran Beban Kerja I ... 42
4.5.6. Pengukuran Beban Kerja II... 43
4.5.7. Pengukuran Beban Kerja III... 43
4.6 Unit Penggilingan dan Oksidasi Enzymatis... 44
4.6.1. Persepsi Responden Terhadap Analisis Pekerjaan... 45
4.6.2. Persepsi Responden Terhadap Kondisi Kerja ... 46
4.6.3. Persepsi Responden Terhadap Kinerja Pekerjaan... 47
4.6.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Oksidasi Enzymatis ... 47
4.6.5. Pengukuran Beban Kerja I ... 48
4.6.6. Pengukuran Beban Kerja II... 49
4.6.7. Pengukuran Beban Kerja III... 49
4.7. Unit Pengeringan... 50
4.7.1. Persepsi Responden Terhadap Analisis Pekerjaan... 50
4.7.2. Persepsi Responden Terhadap Kondisi Kerja ... 51
4.7.3. Persepsi Responden Terhadap Kinerja Pekerjaan... 52
4.7.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Pengeringan... 52
4.7.5. Pengukuran Beban Kerja I ... 53
4.7.6. Pengukuran Beban Kerja II... 53
4.7.7. Pengukuran Beban Kerja III... 53
4.8. Unit Sortasi ... 54
4.8.1. Persepsi Responden Terhadap Analisis Pekerjaan... 55
4.8.2. Persepsi Responden Terhadap Kondisi Kerja ... 55
4.8.3. Persepsi Responden Terhadap Kinerja Pekerjaan... 56
4.8.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Sortasi... 57
4.8.5. Pengukuran Beban Kerja I ... 57
4.8.7. Pengukuran Beban Kerja III... 58
4.9. Unit Pengepakan ... 59
4.9.1. Persepsi Responden Terhadap Analisis Pekerjaan... 59
4.9.2. Persepsi Responden Terhadap Kondisi Kerja ... 60
4.9.3. Persepsi Responden Terhadap Kinerja Pekerjaan... 60
4.9.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Pengepakan... 61
4.9.5. Pengukuran Beban Kerja I ... 61
4.9.6. Pengukuran Beban Kerja II... 62
4.9.7. Pengukuran Beban Kerja III... 62
5.1 Implikasi Manajerial ... 63
5.1.1. Permasalahan Pada Unit Meber ... 63
5.1.2. Beban Kerja Unit Meber ... 65
5.1.3. Jumlah Karyawan yang Efisien di Unit Meber ... 65
5.1.4. Permasalahan Pada Unit Pelayuan ... 65
5.1.5. Beban Kerja Unit Pelayuan... 67
5.1.6. Jumlah Karyawan yang Efisien di Unit Pelayuan... 67
5.1.7. Permasalahan Pada Unit Penggilingan dan Oksidasi... 67
5.1.8. Beban Kerja Unit Penggilingan dan Oksidasi... 69
5.1.9. Jumlah Karyawan yang Efisien di Unit Penggilingan dan Oksidasi ... 69
5.1.10. Permasalahan Pada Unit Pengeringan... 69
5.1.11. Beban Kerja Unit Pengeringan... 70
5.1.12. Jumlah Karyawan yang Efisien di Unit Pengeringan ... 71
5.1.13. Permasalahan Pada Unit Sortasi... 71
5.1.14. Beban Kerja Unit Sortasi ... 72
5.1.15. Jumlah Karyawan yang Efisien di Unit Sortasi ... 72
5.1.16. Permasalahan Pada Unit Pengepakan ... 72
5.1.17. Beban Kerja Unit Pengepakan ... 73
5.1.18. Jumlah Karyawan yang Efisien di Unit Pengepakan ... 74
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 75
2. Saran... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 77
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Data produksi teh Januari - Maret 2007... 3
2. Data produksi teh April - Juni 2007... 4
3. Data produksi teh tahun 2002 - 2006 ... 5
4. Nilai jawaban responden ... 22
5. Nilai skor rataan ... 22
6. Jumlah karyawan PT.PN.VIII Gunung Mas ... 28
7. Uji reliabilitas ... 30
8. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin ... 31
9. Karakteristik berdasarkan usia ... 31
10.Karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan... 31
11.Karakteristik berdasarkan masa kerja ... 32
12.Karakteristik berdasarkan golongan jabatan ... 32
13. Persepsi responden terhadap analisis pekerjaan unit Meber ... 33
14. Persepsi responden terhadap kondisi kerja ... 34
15. Persepsi responden terhadap kinerja pekerjaan... 35
16. Pengukuran beban kerja I... 37
17. Pengukuran beban kerja III ... 39
18. Persepsi responden terhadap analisis pekerjaan unit Pelayuan... 40
19. Persepsi Responden terhadap kondisi kerja ... 41
20. Persepsi Responden terhadap kinerja pekerjaan ... 42
21. Pengukuran beban kerja I... 43
22. Pengukuran beban kerja III ... 44
23. Persepsi responden terhadap analisis pekerjaan unit Oksidasi Enzymatis.... 45
24. Persepsi responden terhadap kondisi kerja ... 46
25. Persepsi responden terhadap kinerja pekerjaan... 47
26. Pengukuran beban kerja I... 48
27. Pengukuran beban kerja III ... 50
28. Persepsi responden terhadap analisis pekerjaan unit Pengeringan ... 51
29. Persepsi responden terhadap kondisi kerja ... 51
30. Persepsi responden terhadap kinerja pekerjaan... 52
31. Pengukuran beban kerja I... 53
32. Pengukuran beban kerja III ... 54
33. Persepsi responden terhadap analisis pekerjaan unit Sortasi ... 55
34. Persepsi responden terhadap kondisi kerja ... 56
35. Persepsi responden terhadap kinerja pekerjaan... 56
36. Pengukuran beban kerja I... 57
37. Pengukuran beban kerja III ... 58
38. Persepsi responden terhadap analisis pekerjaan unit Pengepakan ... 59
39. Persepsi responden terhadap kondisi kerja ... 60
40. Persepsi responden terhadap kinerja pekerjaan... 61
41. Pengukuran beban kerja I... 62
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Data produksi teh bulan Januari – Maret 2007 ... 4
2. Data produksi teh bulan April – Juni ... 4
3. Data produksi teh tahun 2002 – 2006 ... 5
4. Alur kerangka pemikiran konseptual ... 16
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Lembar kuesioner ... 78
2. Hasil uji realibilitas dengan teknik cronbach ... 91
3. Hasil pengukuran beban kerja II ... 97
4. Peta lokasi penelitian ... 108
5. Peta kebun Gunung Mas I ... 109
6. Peta kebun Gunung Mas II ... 110
7. Peta kebun Cikopo Selatan ... 111
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan sumberdaya manusia (SDM) semakin meningkat baik dari
segi kualitas maupun kuantitas. Untuk mendapatkan SDM yang sesuai
dengan kebutuhan perusahaan maka dibutuhkan pengukuran beban kerja
sehingga karyawan dapat optimal dalam menjalankan pekerjaannya.
Pengukuran beban kerja diperlukan untuk menetapkan waktu bagi seorang
karyawan yang memenuhi persyaratan (qualified) dalam menjalankan
pekerjaan tertentu pada tingkat prestasi yang telah ditetapkan. (Menteri
Aparatur Pendayagunaan Negara No. 20/1990) Pengukuran beban kerja
diperlukan untuk menganalisis waktu efektif yang diperlukan dalam
menyelesaikan satu produk atau pekerjaan. Pengukuran beban kerja juga
dapat digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan karyawan berdasarkan
standar waktu kerja efektif per tahun.
Untuk menghadapi persaingan yang semakin kompetitif perusahaan
membutuhkan kualitas SDM yang memiliki kompetensi tinggi. Tantangan
yang dihadapi setiap perusahaan saat ini terfokus pada pelayanan kebutuhan
konsumen dan pelanggan, yang terkonsentrasi tidak hanya pada kepuasan
(customer satisfaction) tetapi lebih berorientasi pada nilai (costumer value).
Berdasarkan hal tersebut perusahaan harus mampu memberikan tanggapan
yang cepat terhadap perubahan kebutuhan dan tuntutan konsumen. Oleh
karena itu diperlukan perencanaan SDM yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Beberapa faktor yang dapat dijadikan tolak ukur untuk
menghadapi persaingan yang semakin kompetitif adalah kompetensi bidang
tugas yang dapat dipenuhi oleh SDM, kemampuan profesionalisme dan
komitmen karyawan terhadap tuntutan yang diinginkan perusahaan.
Indonesia merupakan salah satu penghasil teh dengan konsumsi yang
cukup tinggi. Salah satu perusahaan penghasil teh yang berhasil mengekspor
teh dari Indonesia ke mancanegara, antara lain India, Pakistan, Irak, Amerika,
Inggris, dan Belanda yaitu PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, yang
di ketinggian 800 meter sampai 1200 meter diatas permukaan laut dengan
suhu rata-rata 12ºC sampai 22ºC. PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas
memiliki area perkebunan teh yang memiliki luas sekitar 1703,65 Ha dan
didukung oleh proses higienis serta mesin-mesin yang canggih, menjadikan
PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas salah satu perusahaan yang telah
mencapai standar Internasional dengan produknya yang berupa teh hitam
(Black tea) bermutu tinggi.
PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas telah memenuhi standar
operasional Internasional atau yang lebih dikenal dengan ISO (International
Organization for Standarization). Pemberian standarisasi oleh pihak
Internasional menunjukkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung
Mas dengan produknya berupa teh telah diterima oleh masyarakat
Internasional. Tentunya berdasarkan atas berbagai persyaratan yang mutlak
diperlukan oleh perusahaan yang telah memasuki pasar Internasional, salah
satu syarat yang menjadi standar ISO yaitu didukung oleh sistem manajerial
yang baik dengan adanya keseimbangan antara beban kerja yang diberikan
kepada setiap karyawan sehingga hasil (output) tiap karyawan mampu
mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan.
Pencapaian target PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas tidak
terlepas dari pasokan bahan baku yang tersedia, karena bahan baku berupa
daun teh yang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor alam seperti cuaca
maupun adanya gangguan hama tanaman, maka akan berdampak pada volume
beban kerja dan kebutuhan karyawan pada tiap unit. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu analisis yang mengukur beban kerja pada tiap unitnya
sehingga dapat diketahui seberapa banyak karyawan yang dibutuhkan dengan
jumlah beban kerja pada tiap unitnya. Hal tersebut dapat berimplikasi terhadap
produktivitas kerja karyawan serta keefektifan penggunaan mesin maupun
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu produksi pengolahan daun
teh.
1.2. Perumusan Permasalahan
SDM merupakan aset penting bagi perusahaan. Untuk itu harus dapat
bagi perusahaan. Setiap unit dalam suatu divisi tentunya memiliki beban kerja
yang berbeda-beda. Begitu pula dengan kemampuan dan keterampilan
karyawan yang berbeda, diperlukan suatu pengukuran beban kerja untuk
setiap masing-masing unit sehingga dapat diketahui tingkat pekerjaan yang
dapat diselesaikan oleh setiap unit.
Berdasarkan pra survey yang dilakukan pada PT. Perkebunan
Nusantara VIII Gunung Mas dengan cara wawancara kepada sinder pabrik,
mandor pelayuan, mandor penggilingan, mandor pengepakan serta tiga orang
karyawan pada bulan April 2007 di unit produksi, diperoleh bahwa triwulan
pertama tahun 2007 yaitu dari bulan Januari sampai dengan bulan Februari
2007, turunnya produksi teh berkaitan dengan adanya penurunan jumlah
bahan baku daun teh yang disebabkan oleh perubahan cuaca yang
menyebabkan sebagian perkebunan terserang hama, proses gilir pemetikan
yang belum merata, kurangnya kadar kandungan pupuk dan kurangnya
penggemburan tanah. Sedangkan pada bulan Maret 2007 terjadi peningkatan
hasil produksi walaupun masih berada di bawah target perusahaan. Hal ini
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Data Produksi Teh (kg) Bulan Januari - Maret 2007
No Bulan Target Produksi
(kg)
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa penurunan hasil
produksi pada bulan Januari dari target produksi yang telah ditetapkan yaitu
sebesar 28.550 kg. Penurunan hasil produksi juga terjadi pada bulan Februari.
Hasil produksi tidak memenuhi target produksi sebesar 28.473 kg sedangkan
pada bulan Maret terjadi peningkatan hasil produksi dari bulan sebelumnya
yaitu sebesar 23.845 kg. Namun hasil produksi pada bulan Maret tetap berada
di bawah target produksi yaitu sebesar 20.628 kg. Berdasarkan data di atas
dapat diketahui bahwa dari bulan Januari sampai Maret 2007 terjadi Gap
antara target produksi dengan hasil produksi. Untuk lebih jelas, data tersebut
Gambar 1. Data Produksi Teh (kg) Bulan Januari - Maret 2007
Januari Februari Maret
Bulan
Hasil Produksi Target Produksi
Sumber: PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas
Tabel 2. Data Produksi Teh (kg) Bulan April - Juni 2007
No Bulan Target Produksi
(kg)
Tabel 2 menunjukkan data produksi teh pada triwulan kedua yaitu
bulan April sampai Juni 2007. Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa
penurunan hasil produksi pada bulan April dari target produksi yang telah
ditetapkan yaitu sebesar 71.078 kg. Penurunan hasil produksi juga terjadi pada
bulan Mei. Hasil produksi tidak memenuhi target produksi sebesar 65.029 kg.
Hasil produksi pada bulan Juni tetap berada di bawah target produksi yaitu
sebesar 59.590 kg. Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dari bulan
April sampai Juni 2007 terjadi Gap antara target produksi dengan hasil
produksi. Untuk lebih jelas, data tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Data Produksi Teh (kg) Bulan April - Juni 2007
0
Penurunan jumlah produksi ternyata telah dialami selama kurun waktu
lima tahun sampai pada periode triwulan yang berlangsung pada tahun 2007.
Berikut disajikan tabel produksi dari tahun 2002 sampai dengan 2006.
Tabel 3. Data Produksi Teh (kg) Tahun 2002 - 2006
No Tahun Target Produksi
(kg)
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa pada tahun 2002 terjadi
penurunan hasil produksi dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar
16.059 kg, sedangkan pada tahun 2003 terjadi peningkatan hasil produksi dari
target produksi sebesar 159.251 kg. Penurunan hasil produksi dari target
produksi terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 5.155 kg. Pada tahun 2005
terjadi pula penurunan hasil produksi dari target produksi yaitu sebesar
383.867 kg. Penurunan cukup drastis antara hasil produksi dengan target
produksi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 565.143 kg sehingga hasil
produksi pada tahun 2006 dapat dijadikan acuan untuk perbaikan ditahun
selanjutnya. Untuk lebih jelas, data tersebut dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Gambar 3. Data Produksi Teh (kg) Tahun 2002 - 2006
0
2002 2003 2004 2005 2006
Tahun
Hasil Produksi Target Produksi
Pengolahan daun teh dengan penggunaan mesin CTC (Cutting,
Tearing, Curling) yaitu memotong, menyobek dan menggulung adapun
optimalisasi tenaga kerja berjumlah 42 orang yang terdiri dari 31 KHT
(Karyawan Harian Tetap) dan 11 KHL (Karyawan Harian Lepas). Dengan
adanya penurunan jumlah bahan baku dari target yang ditetapkan oleh
perusahaan maka hanya digunakan satu mesin CTC. Penggunaan satu mesin
CTC yaitu bila bahan baku berada pada kisaran di bawah target perusahaan
yaitu rata-rata bahan baku teh yang dihasilkan sebesar 12.000 kg per hari.
Pengurangan bahan baku akan menyebabkan adanya pengurangan jumlah
karyawan pada tiap unitnya, karyawan yang dipakai yaitu KHT sedangkan
untuk KHL untuk sementara waktu diliburkan sampai menunggu produksi
daun teh meningkat kembali. Hal ini tentunya akan berdampak pada volume
beban kerja serta jumlah karyawan yang digunakan.
Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut.
1. Masalah apa yang terdapat pada tiap unit yang berkaitan dengan beban
kerja pada bagian produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas?
2. Berapa beban kerja dan jumlah karyawan yang efektif pada setiap unit
bagian produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas?
3. Bagaimana solusi alternatif untuk pemecahan masalah mengenai beban
kerja pada unit divisi PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas?
1.3. Tujan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah
dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan:
1. Mengetahui dan mengidentifikasi permasalahan pada tiap unit divisi
Produksi di PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas
2. Menganalisis kesesuaian antara beban kerja dan kebutuhan tenaga kerja
yang tersedia pada tiap unit di divisi produksi PT. Perkebunan Nusantara
VIII Gunung Mas
3. Memberikan rekomendasi alternatif solusi bagi pemecahan masalah
mengenai beban kerja pada tiap unit divisi produksi PT. Perkebunan VIII
1.4. Manfaat Penelitian
kegunaan penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan
permasalahan dalam sumber daya manusia pada praktek di bidang kerja
2. Bagi para peneliti lain, yang ingin mengembangkan ide serta permasalahan
yang berkaitan mengenai pengukuran beban kerja
3. Bagi perusahaan, dapat dijadikan sebagai acuan dalam meningkatkan
produktivitas tenaga kerja
4. Bagi para pembaca pada umumnya, agar dapat menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat beban
kerja karyawan dan kebutuhan karyawan pada tiap unit. Penelitian ini
dilakukan hanya pada divisi produksi yang membawahi 6 unit kerja yaitu unit
pembeberan, unit pelayuan, unit penggilingan dan enzymetis, unit
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumberdaya manusia (MSDM) merupakan unsur penting
dalam kemajuan dan pengembangan sebuah organisasi atau perusahaan. Hal
itu terkait dengan manusia sebagai faktor penggerak dalam pencapaian
tujuan organisasi atau perusahaan. Sebagai unsur manusia yang harus selalu
dikembangkan dan dikelola yaitu cipta, rasa, dan karsa yang kemudian
berkembang menjadi bagian dari ilmu manajemen yang disebut MSDM
(Arep dan Tanjung, 2003).
Sebagai suatu bagian bidang manajemen, MSDM khusus mempelajari
hubungan dan peran manusia dalam perusahaan, karena unsur utama dalam
MSDM adalah manusia itu sendiri yang merupakan unsur utama dalam
pencapaian tujuan perusahaan. MSDM memiliki peran penting untuk
memberdayakan, mengembangkan, dan mempertahankan karyawan dalam
perusahaan agar mampu memberikan kontribusi secara optimal terhadap
pencapaian tujuan perusahaan berdasarkan keahlian, pengetahuan, dan
kemampuan yang dimiliki. MSDM merupakan suatu kegiatan pengelolaan
yang meliputi pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas
jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi atau perusahaan
(Samsudin, 2005)
Menurut Hasibuan (2001) MSDM adalah ilmu dan seni yang
mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
Keragaman karakteristik setiap individu memerlukan suatu perhatian
khusus, seperti terdapatnya perbedaan pikiran, sifat, keinginan dan latar
belakang yang heterogen. Untuk dapat menyamakan persepsi dan tujuan
perusahaan maka diperlukan MSDM yang memiliki fungsi-fungsi dalam
pengaturan peranan manusia dalam sebuah perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa MSDM
berkaitan dengan cara pengelolaan sumberdaya manusia dalam perusahaan
kontribusi yang optimal bagi pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu,
penelitian ini akan sangat berguna bagi pihak manajemen PT. Perkebunan
Nusantara VIII Gunung Mas agar lebih optimal mengelola sumberdaya
manusia sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
2.2. Analisis Pekerjaan
Perusahaan merupakan sistem manajerial yang menuntut pola
hubungan manajerial yang produktif. Hal tersebut berkaitan dengan upaya
memberdayakan secara efektif orang-orang pada jabatannya, kejelasan
tugas, kewajiban dan tanggung jawab.
Analisis pekerjaan merupakan kegiatan pengumpulan data tentang
pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan dan kemudian dianalisis untuk
berbagai keperluan (Mangkuprawira, 2003). Dalam melakukan analisis
pekerjaan dibutuhkan pengetahuan dan kemampuan serta pengalaman dari
seorang analis. Adapun syarat-syarat teknis analisis pekerjaan yang
diperlukan meliputi:
1. Harus dinamis sejalan dengan perubahan-perubahan lingkungan eksternal
dan internal
2. Prosedurnya harus dapat diaplikasikan dan dikelola secara akurat, absah
dan efisien serta objektif
3. Pelaksana analisis jabatan memiliki pengetahuan, keahlian dan
pengalaman yang memadai
4. Melibatkan semua komponen karyawan dan pimpinan secara aktif
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa analisis
pekerjaaan tidak terlepas dari dua hal yang saling berkaitan yaitu uraian
pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan. Oleh karena itu, penelitian ini akan
berguna bagi pihak manajemen PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung
Mas untuk mengetahui sejauh mana keefektifan antara tugas, kewajiban dan
tanggung jawab dengan kualifikasi pengetahuan, kemampuan, dan keahlian
yang dimiliki.
2.2.1. Deskripsi Pekerjaan
Deskripsi pekerjaan (job description) diketahui serta disusun
Deskripsi pekerjaan biasanya digunakan untuk tenaga operasional.
Deskripsi pekerjaan harus ditetapkan secara jelas untuk setiap jabatan,
supaya pejabat tersebut mengetahui tugas dan tanggung jawab yang
harus dilakukan. Deskripsi pekerjaan memberikan standar tugas yang
harus dicapai oleh masing-masing pemegang jabatan tersebut.
Menurut Arep dan Tanjung (2003) deskripsi pekerjaan adalah
informasi tertulis yang menguraikan tugas dan tanggung jawab,
kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan dan aspek-aspek pekerjaan
pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi. Deskripsi pekerjaan
harus diuraikan secara jelas agar persepsinya mudah dipahami,
menurut Hasibuan (2001) deskripsi pekerjaan menguraikan hal-hal
berikut :
1. Identifikasi pekerjaan atau jabatan, yakni memberi nama jabatan,
pada tiap-tiap karyawan yang memiliki jabatan seperti manajer dan
direktur.
2. Hubungan tugas dan tanggung jawab, yakni perincian tugas dan
tanggung jawab secara nyata diuraikan secara terpisah agar jelas
diketahui.
3. Standar wewenang dan pekerjaan, yakni kewenangan dan prestasi
yang harus dicapai oleh setiap pejabat harus jelas.
4. Syarat kerja harus diuraikan dengan jelas, seperti alat-alat,
mesin-mesin, dan bahan baku yang akan dipergunakan untuk melakukan
pekerjaan tersebut.
5. Ringkasan pekerjaan suatu jabatan, hendaknya menguraikan
bentuk umum pekerjaan dengan hanya mencantumkan
fungsi-fungsi dan aktivitas utamanya.
6. Penjelasan tentang jabatan di bawah dan di atasnya, yaitu harus
dijelaskan jabatan mana petugas tersebut dipromosikan dan ke
jabatan mana petugas tersebut akan dipromosikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
deskripsi pekerjaan merupakan suatu pernyataan tertulis yang
kejelasan atas apa yang harus dikerjakan, mengapa dikerjakan, dimana
dikerjakan dan bagaimana mengerjakan. Oleh karena itu, penelitian ini
akan berguna bagi karyawan pada bagian produksi PT. Perkebunan
Nusantara VII Gunung Mas sebagai panduan untuk melaksanakan
pekerjaan.
2.2.2. Spesifikasi Pekerjaan
Spesifikasi pekerjaan (job specification) disusun berdasarkan
deskripsi pekerjaan yang telah dibuat perusahaan yang menunjukkan
persyaratan orang yang akan direkruit dan menjadi dasar untuk
melaksanakan seleksi sehingga dapat mencegah penempatan karyawan
yang tidak sesuai dengan kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang
nantinya dapat menyebabkan rendahnya produktivitas kerja.
Spesifikasi pekerjaan menyebutkan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan individu yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan
dengan memuaskan (Mathis dan Jackson, 2001)
Menurut Arep dan Tanjung (2003) spesifikasi pekerjaan adalah
uraian persyaratan kualitas minimum orang yang bisa diterima dalam
menjalankan suatu jabatan dengan baik dan kompeten. Menurut
Hasibuan (2001) Spesifikasi pekerjaan memberikan uraian mengenai
hal-hal berikut:
1. Tingkat pendidikan karyawan
2. Jenis kelamin karyawan
3. Keadaan fisik karyawan
4. Pengetahuan dan kecakapan karyawan
5. Batas umur karyawan
6. Minat karyawan
7. Status karyawan
8. Emosi dan temperamen karyawan
9. Pengalaman karyawan
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
spesifikasi pekerjaan merupakan uraian mengenai ciri, karakteristik,
pekerjaan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini akan berguna bagi
manajemen PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas dalam
menentukan karyawan yang akan dipekerjakan sehingga dapat
terjaring karyawan yang berkompeten pada bidangnya.
2.3. Pengukuran Beban Kerja
Pengukuran Beban Kerja (PBK) merupakan salah satu kegiatan yang
dilakukan di berbagai instansi negeri maupun swasta. Berdasarkan
keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara N0. 20/1990, beban
kerja diperlukan untuk menetapkan waktu bagi seorang pekerja yang
memenuhi persyaratan (qualified) dalam menyelesaikan pekerjaan tertentu
pada suatu tingkat prestasi yang telah ditetapkan.
Beban kerja merupakan suatu proses penentuan jumlah jam kerja
orang (man hour) yang dipergunakan atau yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu (Panggabean,
2004). Jumlah jam kerja setiap karyawan akan menunjukkan jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga produktivitas kerja dapat
optimal sesuai dengan tujuan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
pengukuran beban kerja bertujuan untuk menetapkan jumlah karyawan
berdasarkan beban kerja yang dibebankan pada setiap unit sehingga dapat
tercapai efisiensi dan efektivitas kerja. Oleh karena itu, penelitian ini akan
berguna bagi manajemen pada bagian produksi PT. Perkebunan Nusantara
VIII Gunung Mas untuk mengetahui kesesuaian jumlah beban kerja dengan
karyawan yang tersedia.
2.4. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan SDM merupakan langkah awal dalam menyiapkan SDM yang berkompeten pada bidangnya yang diharapkan tercipta efisiensi
dan efektifitas kerja sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Perencanaan SDM atau perencanaan tenaga kerja adalah sebagai
proses menentukan kebutuhan tenaga kerja dan berarti mempertemukan
kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya berintegrasi dengan rencana
perencanaan SDM adalah perencanaan yang disusun pada tingkat
operasional yang ditujukan untuk memenuhi permintaan sumberdaya
manusia dengan kualifikasi tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
perencanaan SDM merupakan suatu cara untuk menentukan kualitas dan
kuantitas karyawan yang akan mengisi semua jabatan dalam perusahaan.
Oleh karena itu, penelitian ini akan berguna bagi manajemen PT.
Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas untuk dapat meningkatkan daya
guna SDM dalam upaya mencapai tujuan perusahaan berdasarkan kualitas,
kuantitas, dan penempatan karyawan tepat sesuai kebutuhan.
2.5. Tinjauan Studi Terdahulu
Menurut Kokom Komariah dalam skripsinya yang berjudul Analisis
Beban Kerja Tenaga Penunjang di Lingkungan Institut Pertanian Bogor
(Studi Kasus pada Fakultas Kehutanan IPB) menyatakan bahwa berdasarkan
hasil penelitian terhadap beban kerja yang dilakukan di TU Fakultas, terlihat
bahwa jenis kegiatan yang paling tinggi beban kerjanya adalah Urusan
Rumah Tangga (URT) sebesar 13010 beban kerja dan yang paling sedikit
adalah beban kerja Komisi Praktek Lapang yaitu sebesar 1405 beban kerja.
Berdasarkan rincian tugas jumlah beban kerja yang dapat dilihat,
beban unit kerja bendahara Fakultas yaitu sebesar 4217 beban kerja
sebenarnya memerlukan pegawai sebanyak tiga orang, tetapi pegawai yang
ada dua orang berarti kekurangan satu orang, sedangkan untuk unit yang
banyak kelebihan pegawai adalah Urusan Rumah Tangga (URT) dengan
beban kerja sebesar 13010 sebenarnya cukup dengan sembilan orang, tetapi
pegawai yang ada sebanyak 17 orang, dan berdasarkan hasil pengamatan
yang dilakukan di unit Departemen Manajemen Hutan, secara keseluruhan
memiliki kelebihan pegawai sebanyak lima orang dan belum terjadinya
pemerataan dalam penempatan pegawai di unit pendidikan dengan jumlah
beban kerja 11295 dengan delapan orang pegawai tetapi jumlah yang ada 14
orang, demikian juga dengan bagian kemahasiswaan dan petty cash
Berdasarkan penelitian Apoh Ibrahim Saragih dalam skripsinya yang
berjudul Analisis Beban Kerja, Kompensasi dan Kepuasan Kerja Karyawan
Puskesmas (Studi Kasus Puskesmas Bogor Timur) menyatakan bahwa
beban kerja karyawan dilihat dari waktu standar hariannya secara
keseluruhan untuk seluruh karyawan melebihi waktu kerja puskesmas, dan
adanya karyawan yang bertanggung jawab terhadap lebih dari satu unit
pelayanan sehingga beban waktu standar hariannya bertambah.
Penerapan kompensasi di Puskesmas berdasarkan beban kerja pada
tiap karyawan. Penerapan kompensasi berasal dari dana hasil tindakan di
Puskesmas yang sesuai dengan beban kerja yang ditetapkan pada tiap-tiap
karyawan. Rangking jabatan karyawan yang ditetapkan menjadi dasar
pembagian dana yang diperoleh dari hasil tindakan tersebut, sedangkan
hubungan antara beban kerja dan kompensasi tergolong sedang, untuk
hubungan beban kerja dengan kepuasan kerja tergolong rendah dan tidak
berpengaruh nyata, dan untuk hubungan antara kompensasi terhadap
kepuasan kerja tergolong rendah dan tidak berhubungan nyata.
Berdasarkan penelitian Suryanti Gunadi dalam tesisnya yang berjudul
Studi Tentang Beban Kerja Perawat di Unit Rawat Inap Penyakit Dalam
Lantai III Rumah Sakit Tebet menyatakan bahwa jenis kegiatan pelayanan
keperawatan yang dikerjakan oleh tenaga perawat digolongkan menjadi
kegiatan langsung yang meliputi komunikasi dan memberikan terapi dan
kegiatan tidak langsung yaitu administrasi pasien, menyiapkan terapi,
pergantian shift dan interaksi profesi, sedangkan yang terakhir yaitu
kegiatan pribadi yang terdiri dari kegiatan yang diperkenankan meliputi
makan, minum, sembahyang, ke kamar mandi dan kegiatan non produktif
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
3.1.1. Kerangka Pemikiran Konseptual
Perkebunan Gunung Mas merupakan salah satu unit usaha PT.
Perkebunan Nusantara VIII yang memiliki visi, misi dan tujuan yang
jelas sehingga mencapai efisiensi dan efektivitas organisasi. SDM
merupakan salah satu faktor penting yang harus dioptimalkan dalam
mencapai tujuan perusahaan. PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung
Mas memiliki tujuan divisi dan tujuan unit yang merupakan turunan
dari tujuan perusahaan.
Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan
perencanaan SDM yang merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan perusahaan. Perencanaan sumberdaya manusia dapat
diartikan sebagai suatu proses penentuan kebutuhan tenaga kerja
berdasarkan peramalan pengembangan, pengimplementasian, dan
pengendalian kebutuhan yang berintegrasi dengan perencanaan
organisasi agar tercipta jumlah pegawai, penempatan pegawai yang
tepat dan bermanfaat secara ekonomis (Mangkunegara, 2003).
Proses perencanaan sumberdaya manusia dalam penelitian ini
dilakukan dengan analisis pekerjaan yang salah satu fungsinya adalah
menghasilkan deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan (Tanjung
dan Arep, 2003). Disamping itu, digunakan pula analisis beban kerja
yang menghasilkan jumlah beban kerja dan analisis kebutuhan tenaga
kerja yang menghasilkan jumlah tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja
bertujuan agar setiap pegawai pada semua unit organisasi mendapatkan
pekerjaan yang sesuai dengan tugas dan wewenang tanggung jawabnya
(Mangkunegara, 2003). Perencanaan SDM yang tepat akan
menghasilkan efisiensi dan efektivitas kerja sehingga dapat
Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas dapat tercapai. Alur kerangka
konseptual tersebut terdapat pada Gambar 4.
VISI, MISI DAN TUJUAN PT. PN VIII (RENCANA STRATEGIS)
TUJUAN MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA
TUJUAN DIVISI
PERENCANAAN SDM
DESKRIPSI PEKERJAAN SPESIFIKASI PEKERJAAN
JUMLAH BEBAN KERJA JUMLAH TENAGA KERJA
ANALISIS BEBAN KERJA DAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA ANALISIS
PEKERJAAN
EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS TENAGA KERJA
PRODUKTIVITAS KERJA TUJUAN UNIT
3.1.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Persaingan yang semakin kompetitif dalam industri
perkebunan khususnya untuk komoditi teh menuntut perusahaan
produsen teh untuk mengoptimalkan semua sumber daya yang
dimiliki. SDM adalah aset perusahaan yang merupakan salah satu
faktor penting yang harus dioptimalkan dalam mencapai tujuan
perusahaan. Untuk mampu bersaing dalam pasar Internasional,
perusahaan produsen teh harus mampu menghasilkan teh dengan
kualitas tinggi. Kualitas produk yang dihasilkan tidak terlepas dari
peranan SDM yang dimiliki. Komitmen karyawan untuk bekerja
dengan giat mutlak diperlukan selain kemampuan dan keterampilan
dalam menghasilkan produk yang berkualitas.
Perusahaan harus mampu mengidentifikasi tugas-tugas yang
akan dilaksanakan oleh setiap tenaga kerja sehingga tugas yang
diberikan dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan target
perusahaan. Beban kerja yang ditetapkan harus cukup dalam hal ini
tidak terlalu ringan ataupun terlalu berat, karena dapat berdampak pada
hasil pekerjaan. Pada setiap unit kerja masing-masing pegawai
memiliki beban kerja yang berbeda. Sehingga dapat terlihat kesesuaian
jumlah karyawan dengan beban kerja yang diberikan pada tiap unitnya.
Bila terdapat ketidaksesuaian antara beban kerja yang diberikan
dengan jumlah karyawan yang ada maka perlu dilakukan penambahan
atau pengurangan jumlah karyawan.
Tujuan penelitian ini tidak terlepas dari perencanaan SDM.
Langkah awal yaitu dengan menganalisis deskripsi pekerjaan dan
spesifikasi pekerjaan dengan menyebarkan kuesioner pada tiap unit,
kemudian dianalisis dengan menggunakan skala likert. Langkah
selanjutnya yaitu dengan menganalisis jumlah beban kerja dan
kebutuhan tenaga kerja dengan menggunakan metode analisis
dapat diketahui jumlah beban kerja pada tiap unit serta jumlah
karyawan yang dibutuhkan. Sehingga terjadi kesesuaian jumlah beban
kerja dengan jumlah karyawan yang pada akhirnya dapat dijadikan
rekomendasi kepada pihak manajemen sebagai bahan perencanaan
SDM. Alur kerangka operasional terdapat pada Gambar 5.
Tujuan Divisi Produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII
Tujuan Unit
Sortasi Pengeringan
Pelayuan
Perencanaan SDM
Pembeberan Penggilingan dan
oksidasi enzimatis
Deskripsi Pekerjaan Spesifikasi Pekerjaan
Analisis Pekerjaan
- Analisis PBK I PBK II PBK III
- Analisis Deskriptif
Jumlah Beban Kerja Jumlah Tenaga Kerja
Analisis Beban Kerja & Kebutuhan Tenaga Kerja
Rekomendasi
Pengepakan
3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung
Mas, yang beralamat di Jl. Raya Puncak–Kotak Pos 6 Cisarua, Bogor.
Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa PT. Perkebunan
Nusantara merupakan produsen teh hitam yang telah memiliki ISO 9001.
Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, mulai dari bulan Maret sampai
dengan September 2007.
3.3. Metode Penelitian
3.3.1. Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif dan
kualitatif.
a. Data Primer
Mengumpulkan data tentang hal-hal yang berhubungan dengan
karyawan, langsung dari perusahaan yang bersangkutan
maupun dari hasil pengisian kuesioner dan tanya jawab dengan
responden
b. Data Sekunder
Mengumpulkan data tentang pengukuran beban kerja melalui
buku-buku, skripsi dan berbagai literatur yang berkaitan
dengan pokok permasalahan.
2. Pengambilan sampel
Responden yang dipilih adalah para karyawan pada bagian
produksi. Teknik pengambilan contoh yang digunakan adalah total
sampling, yaitu mengambil sampel dari seluruh populasi yaitu
seluruh karyawan pada bagian pengolahan yang berjumlah 42
orang karyawan.
3.3.2. Pengolahan dan Analisis Data 1. Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mampu
digunakan untuk mendapatkan pertanyaan yang valid dari sejumlah
pertanyaan yang sudah terlebih dahulu diberikan kepada responden,
jumlah pertanyaan yang valid (setelah yang gagal dihilangkan)
kemudian diuji kembali dengan metode realibilitas (Umar, 2004)
Menurut Ancok (1995) adapun langkah-langkah dalam menguji
validitas kuesioner adalah sebagai berikut :
a. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur, yaitu
dengan cara :
1. Mencari definisi dan rumusan konsep dan literatur, jika sudah
ada rumusan yang cukup rasional, maka rumusan tersebut
dapat langsung dipakai, apabila rumusan tersebut belum
operasional, maka peneliti harus merumuskannya seoperasional
mungkin.
2. Jika dalam literatur tidak diperoleh definisi atau rumusan
konsep yang akan diukur, peneliti harus mendiskusikan dengan
para ahli lain. Pendapat para ahli lain ini kemudian dirumuskan
dalam bentuk rumusan yang operasional.
3. Bertanya langsung kepada calon responden penelitian
mengenai aspek-aspek konsep yang akan diukur. Dari jawaban
yang diperoleh peneliti membuat kerangka konsep dan
membuat pertanyaan operasional.
4. Bertanya langsung kepada calon responden penelitian
mengenai aspek-aspek konsep yang menyusun pertanyaan yang
operasional.
b. Melakukan uji coba skala pengukuran minimal terhadap 30
responden.
c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
d. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan atau
pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus Product
Moment, yaitu :
r = N ( Σ XY ) – ( Σ X Σ Y ) ... (1)
Dimana:
N = Jumlah responden
X = Skor masing-masing pertanyaan dari tiap-tiap responden
Y = Skor total semua pertanyaan dari tiap responden
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui kekonsistenan,
keterandalan dan kestabilan alat ukur di dalam mengukur gejala yang
sama (Umar, 2002). Keterandalan ditentukan dengan menggunakan
rumus alphacronbach, yaitu:
α =
= Jumlah varians butir pertanyaan yang valid
∑
2Perhitungan koefisien alpha cronbach diperoleh dari penggunaan
program SPSS 11.5 for windows.
σt2=
( )
( )
3. Skala Likert
Menurut (Riduan, 2005) skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang kejadian atau gejala sosial. Skala Likert digunakan untuk
mengubah data kualitatif dalam kuesioner menjadi data kuantitatif.
Cara penilaian terhadap hasil jawaban kuesioner dengan skala likert
Tabel 4. Bobot Nilai Jawaban Responden
Jawaban Responden Bobot Nilai
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Cukup Setuju 3
Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk menjelaskan data dari
hasil sebaran kuesioner secara umum dengan menggunakan persentase dan
rataan skor.
Rs = m
m 1)
( −
... (4)
dimana m adalah jumlah alternatif jawaban tiap item
Rs = 5
) 1 5
( −
Rs = 0,8
Nilai skor rataan dihasilkan dari perkalian antara bobot nilai jawaban
berdasarkan skala dengan jumlah jawaban responden, kemudian dibagi
dengan jumlah responden. Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka
posisi keputusan penilaian memiliki rentang, dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Nilai Skor Rataan
Skor Rataan Penilaian
1,0 – 1,8 Sangat Tidak Setuju 1,8 – 2,6 Tidak Setuju 2,6 – 3,4 Cukup setuju 3,4 – 4,2 Setuju 4,2 – 5,0 Sangat Setuju
Interpretasi untuk tiap-tiap skor rataan yaitu bila terdapat pada rentang 1,0
sampai 1,8 maka dikatakan sangat tidak baik dan skor rataan yang terdapat
pada rentang 1,8 sampai 2,6 dikatakan tidak baik. Sedangkan nilai skor
rataan pada rentang 2,6 – 3,4 dikatakan cukup baik. Penilaian baik terdapat
pada rentang 3,4 sampai 4,2 dan penilaian sangat baik terdapat pada rentang
4. Format Pengukuran Beban Kerja (PBK)
Untuk mendapatkan data dan informasi yang valid, dapat dipercaya
dan relevan, maka prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan melalui penyiapan instrumen Pengukuran Beban Kerja
(PBK) I, II, dan III.
Instrumen disusun berdasarkan ketetapan SK Menpan No. 20. tahun
1999 yang meliputi pengolahan data yang terdiri dari:
a. Formulir pengumpulan data terdiri dari PBK I, PBK II, PBK III.
Formulir ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan untuk pengukuran beban kerja yang bersangkutan,
seperti:
1) Data produk atau hasil kerja dari setiap rincian tugas unit
kerja jabatan terendah pada unit kerja yang akan di ukur
2) Data proses atau prosedur yang dilakukan untuk
menghasilkan setiap produk
3) Data frekuensi atau beban kerja setiap produk selama satu
tahun
b. Formulir pengolahan data terdiri dari:
1) Formulir inventarisasi produk (Form Pengukuran Beban
Kerja I). Formulir ini digunakan untuk menginventarisasi
data tentang produk atau hasil kerja dari satu unit kerja
berdasarkan tugas dan fungsi serta rincian tugas unit kerja
yang bersangkutan.
2) Formulir rincian proses atas prosedur (Form Pengukuran
Beban Kerja II). Formulir ini digunakan untuk
menginventarisasi dan merinci proses atau prosedur yang
dilakukan untuk mendapatkan satu produk atau hasil kerja.
Pada formulir ini juga terdapat kolom atau lajur untuk
menginventarisasi jumlah beban kerja, standar waktu, serta
isi kerja untuk setiap jabatan atau petugas yang terlibat
3) Formulir rekapitulasi perhitungan beban kerja (Form
Pengukuran Beban Kerja III). Formulir ini digunakan untuk
menginventarisasi seluruh isi kerja setiap produk serta
karyawan yang terlibat dalam menghasilkan semua produk.
Jumlah seluruh isi kerja yang ada pada unit kerja tersebut
dinamakan “beban kerja”. Berdasarkan beban kerja ini,
akan dapat dihitung jenis dan jumlah pemegang jabatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan
Perkebunan Gunung Mas merupakan salah satu unit usaha PT.
Perkebunan Nusantara VIII (Persero) yang terletak di Kecamatan
Cisarua Kabupaten Bogor. Pada awalnya terdapat dua perkebunan
yaitu “Goenoeng Mas Francoise Nederlandise de Culture et de
Commerce” yang didirikan oleh maskapai Perancis pada tahun 1910
dan perkebunan “NV. CULTURE MY TJIKOPO ZSUID” yang
didirikan oleh perusahaan Jerman pada tahun 1992.
Pada tahun 1949 Perkebunan “NV. CULTURE MY TJIKOPO
ZSUID” diambil alih oleh Pemerintahan Belanda karena Pemerintah
Jerman mengalami kekalahan dalam Perang Dunia ke II, sedangkan
pengelolaannya diserahkan kepada Pusat Perkebunan Negara. Pada
tahun 1954 pengelolaan Perkebunan “Goenoeng Mas Francoise
Nederlandise de Culture et de Commerce” diserahkan kepada
Perusahaan Belanda, yaitu “NV TIEDEMAN E. VAN KERCHEM
(TVK)” yang memiliki kantor pusat di Bandung.
Pada tahun 1958 ke dua perkebunan tersebut diambil alih oleh
Pemerintah Republik Indonesia (dinasionalisasi) dan dimasukkan
dalam PPN Baru kesatuan Jabar II. Pada Tahun 1963 dilakukan
reorganisasi perusahaan dan Perkebunan Gunung Mas dimasukkan
dalam PPN Antan VII. Hanya berlangsung tujuh tahun untuk
selanjutnya dengan kebijaksanaan Pemerintah Perusahaan Negara
menjadi PNP XII
Sejak tanggal 1 Agustus 1971 status PNP XII berubah lagi
menjadi PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero). Kemudian
terhitung mulai tanggal 11 Maret 1996 diadakan penggabungan
(merger) tiga PTP (PTP XI, PTP XII dan PTP XIII) menjadi PT.
Perkebunan Nusantara VIII yang meliputi Wilayah Provinsi Jawa
manajemen PT. Perkebunan Nusantara VIII yang berkantor pusat di
Jalan Sindangsirna No. 4 Bandung.
PT. Perkebunan Nusantara VIII didirikan berdasarkan Akta
Notaris Harun Kamil, SH No. C2/8336 HT.01.01 TH. 1996 tanggal 8
Agustus 1996. Hal ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 13 Tahun 1996 tentang peleburan
Perusahaan Perseroan (Persero). PT. Perkebunan Nusantara VIII
Gunung Mas merupakan salah satu unit usaha dari PT. Perkebunan
Nusantara VIII yang bergerak dalam perkebunan teh, terdiri dari 3
perkebunan utama yaitu Gunung Mas I, Gunung Mas II, dan Cikopo
Selatan.
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas sebagai suatu
organisasi telah menetapkan suatu visi atau pandangan ke depan dan
misi sebagai penjabaran dari visi tersebut. Adapun rumusan visi
tersebut adalah menjadi BUMN yang tangguh dalam bidang agribisnis
dan agroindustri untuk memuaskan stakeholder (pelanggan, pemilik
saham dan karyawan) serta peduli dan berwawasan lingkungan.
Sedangkan misi yang diemban oleh PT. Perkebunan Nusantara VIII
Gunung Mas, yaitu:
A.Sebagai BUMN, PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung mas
memiliki tugas utama mengelola perkebunan berdasarkan Tri
Dharma Perkebunan.
B. Memberikan kontribusi dalam:
1.Pembangunan nasional yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan
2. Meningkatkan pendapatan nasional serta kesejahteraan bangsa.
4.1.3. Tujuan dan Sasaran Perusahaan
PT. Perkebunan VIII selaku BUMN memiliki tujuan yang telah
ditetapkan, yaitu turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan
program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional
dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan memupuk keuntungan
berdasarkan prinsip-prinsip perusahaan yang sehat dengan
berlandaskan azas Tri Dharma Perkebunan Plus, yaitu:
b. Mempertahankan dan meningkatkan sumbangan bidang
perkebunan bagi pendapatan nasional yang diperoleh dari hasil
produksi dan pemasaran beberapa jenis komoditi atau produk
untuk keperluan ekspor dan konsumsi dalam negeri.
c. Memperluas lapangan kerja untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat pada umumnya dan meningkatkan taraf hidup petani pada
khususnya.
d. Memelihara kekayaan alam, khususnya menjaga kelestarian dan
meningkatkan kesuburan tanah, sumber dan tata air.
e. Sebagai Agent of Development (wahana pembangunan).
Sasaran perusahaan yang ingin dicapai oleh PT. Perkebunan
Nusantara VIII antara lain mencapai produktivitas tanaman dan
sumber daya lainnya yang optimal, mencapai tingkat harga jual
rata-rata dan volume penjualan yang tinggi, memperoleh sumber daya
yang terampil dan profesional, memiliki likuiditas dan rentabilitas,
meningkatkan kesejahteraan pegawai, mendorong pengembangan
golongan pengusaha kecil dan koperasi, terutama yang menjadi
binaan PT. Perkebunan Nusantara VIII agar dapat mandiri dan
berkembang dengan baik.
4.1.4. Sumber Daya Manusia
Sumberdaya manusia merupakan faktor penting dalam proses
suatu produksi. PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas
membutuhkan karyawan berkualitas yang memiliki keahlian,
keterampilan, dan disiplin kerja yang tinggi disetiap unit kerja
sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan dan
tercapainya tujuan perusahaan.
PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas memiliki dua jenis
Lepas (KHL). Adapun jumlah karyawan PT. Perkebunan Nusantara
VIII dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah Karyawan PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung
Mas Tahun 2007
Bagian Karyawan Tetap (orang)
Karyawan Lepas (orang)
Kantor Induk 49 7
Wisata Agro 63 25
Produksi 31 11
Teknik 46 18
Gunung Mas I 196 105
Gunung Mas II 151 77
Cikopo Selatan 184 85
Staf atau Pimpinan 11 -
Jumlah 731 328
Sumber: PT.Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, Juni 2007
4.1.5. Struktur Organisasi
Perkebunan Gunung Mas dipimpin oleh seorang administratur
yang bertanggung jawab kepada direksi PT. Perkebunan Nusantara
VIII. Administratur dibantu oleh sinder kepala, sinder pabrik, Sinder
Tata Usaha Kantor (TUK), Sinder Wisata Agro dan Sinder teknik.
Sinder Kepala bertugas untuk mengelola segala pekerjaan baik
teknis maupun administrasi meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan terhadap kegiatan yang menyangkut
tanaman teh sesuai kebijakan administratur. Sinder kepala
membawahi tiga kepala bagian, yaitu:
2. Kepala bagian kebun (Sinder Afdeling) Gunung Mas I
3. Kepala bagian kebun (Sinder Afdeling) Gunung Mas II
4. Kepala bagian kebun (Sinder Afdeling) Cikopo Selatan
Sinder Afdeling bertugas mengoperasikan dan mengatur
seluruh kegiatan di lapangan meliputi kegiatan persemaian,
penanaman, pemeliharaan dan pemetikan. Sinder Afdeling dibantu
oleh mandor besar rawat dan mandor besar petik. Mandor besar rawat
bertugas merawat tanaman mulai dari pembibitan, penanaman,
penanggulangan hama dan penyakit, pemupukan, dan pemangkasan.
karyawan secara langsung di lapangan serta melaporkan hasilnya
kepada mandor besar.
Sinder pabrik bertugas melaksanakan kebijakan administrator
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan terhadap perkerjaan dan persoalan yang berkaitan dengan
pengolahan teh dan pengendalian kualitas teh. Sinder pabrik dibantu
oleh mandor besar basah, mandor besar kering, kepala urusan CTC,
kepala urusan tea bag (teh celup), juru tata usaha, mandor pelayuan,
mandor penggilingan, mandor fermentasi, mandor pengeringan,
mandor sortasi, dan mandor pengepakan.
Sinder TUK berkewajiban menyelenggarakan dan
menyelesaikan hal-hal yang berhubungan dengan persoalan keuangan
dan pergudangan. Sinder TUK dibantu oleh kepala urusan umum,
kepala urusan TU, kepala urusan keuangan, dan kepala urusan
keselamatan.
Sinder Teknik bertanggung jawab terhadap persoalan-persoalan
teknik meliputi mesin pengolahan, penerangan atau listrik,
perumahan, pengairan, dan kendaraan.
Sinder Wisata Agro melaksanakan tugas dan kebijaksanaan
Administratur dalam hal pariwisata perkebunan serta mengelola secara
fisik operasional bagian wisata agro baik segi peencanaan,
pelaksanaan maupun pengawasan sesuai ketentuan yang berlaku.
Untuk lebih jelas gambar struktur organisasi PT. Perkebunan
Nusantara VIII Gunung Mas dapat dilihat pada Lampiran 8.
4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas 4.2.1. Hasil Uji Validitas Kuesioner
Uji Kuesioner dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana
kuesioner mengukur hal yang akan dikaji dalam penelitian.
Berdasarkan uji validitas ini akan diketahui apakah pertanyaan yang
terdapat dalam kuesioner memenuhi syarat sah untuk dijadikan dalam
Kuesioner disebarkan kepada 42 responden. Kuesioner yang
dibagikan terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berisikan pertanyaan
mengenai identitas responden dan bagian kedua berisikan pertanyaan
mengenai aspek-aspek yang diamati yaitu analisis pekerjaan, kondisi
kerja dan kinerja, dengan total 30 pertanyaan. Pertanyaan tersebut
terdiri dari 12 pertanyaan mengenai analisis pekerjaan, delapan
pertanyaan mengenai kondisi kerja dan 10 pertanyaan mengenai
kinerja.
Berdasarkan hasil uji validitas dengan korelasi Product Moment
dan menggunakan Software SPSS 11 for Windows. Semua pertanyaan
valid dan memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut karena r hitung>r
tabel, dengan r tabel sebesar 0,36 dan α sebesar 0,05 (5%). Hasil uji
validitas ini selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.
4.2.2. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Pengujian reliabilitas
menggunakan metode Alpha Cronbach. Tingkat reliabilitas metode
Alpha Cronbach diukur berdasarkan suatu konstruk variabel dikatakan
baik jika alpha>0,6 (Nugroho,2005). Hasil uji reliabilitas ini
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.
Tabel 7. Tingkat Reliabilitas Metode Alpha Cronbach
Alpha Tingkat Reliabilitas
00,00 – 0,20 Kurang reliabel
> 0,20 – 0,40 Agak reliabel
> 0,04 – 0,06 Cukup reliabel
> 0,06 – 0,08 Realiabel
> 0,80 – 1,00 Sangat Reliabel
4.3. Karakteristik Responden
Penelitian ini melibatkan 42 responden yang merupakan karyawan
bagian produksi pada PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas. Peneliti
menggunakan variabel demografi untuk mengelompokkan responden. Dalam
penelitian ini variabel yang digunakan meliputi jenis kelamin, usia, tingkat
4.3.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, responden yang berjenis kelamin
pria sebanyak 40 orang atau 95% dari 42 orang responden, sedangkan
5% atau dua orang responden lainnya berjenis kelamin wanita.
Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Responden (Orang)
Pria 40 Wanita 2 JUMLAH 42
4.3.2. Karakteristik Berdasarkan Usia
Pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin,
memberikan hasil sebagai berikut : responden yang berusia kurang
dari sampai dengan 30 tahun berjumlah 13 orang atau (31%),
responden yang berusia antara 31 tahun sampai 40 tahun berjumlah
25 orang atau (60%), responden yang berusia antara 41 tahun sampai
50 tahun berjumlah empat orang atau (9%) dan responden yang
berusia lebih dari 50 tahun tidak ada atau (0%).
Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia (Tahun) Responden (Orang)
= < 30 13
31 – 40 25
41 – 50 4
> 50 0
JUMLAH 42 4.3.3. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Dilihat tingkat pendidikan yang telah diselesaikan, 35 orang
responden atau (83%) tamatan SD, lima orang responden atau (12%)
tamatan SMP, dua orang responden atau (5%) tamatan SMA, tamatan
Diploma tidak ada atau (0%) dan tamatan Sarjana juga tidak ada.
Tabel 10. Berdasarkan Karakteristik Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Responden (Orang)
Tamat SD 35
Tamat SMP 5
Tamat SMA 2
Tamat Diploma 0
Tamat Sarjana 0
4.3.4. Karakteristik Berdasarkan Masa Kerja
Dilihat dari masa kerja karyawan pada bagian produksi tiga
orang responden atau (7%) memiliki masa kerja kurang dari satu
tahun, 11 orang responden atau (26%) memiliki masa kerja antara
satu sampai lima tahun, empat orang responden atau (10%) memiliki
masa kerja antara enam sampai 10 tahun, dua orang atau (5%)
memiliki masa kerja antara 11 sampai 15 tahun, tiga orang atau (7%)
memiliki masa kerja antara 16 sampai 20 tahun dan 19 orang atau
(45%) memiliki masa kerja lebih dari 20 tahun.
Tabel 11. Karakteristik Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja (Tahun) Responden (Orang)
< 1 3
1 – 5 11
6 – 10 4
11 – 15 2
16 – 20 3
> 20 19
JUMLAH 42 4.3.5. Karakteristik Berdasarkan Golongan Jabatan
Berdasarkan golongan jabatan karyawan sebanyak 35 orang
responden atau (83%) memiliki golongan IA, lima orang responden
atau (12%) memiliki golongan IB dan dua orang responden atau (5%)
memiliki golongan ID.
Tabel 12. Karakteristik Berdasarkan Golongan Jabatan
Golongan Jabatan Responden (Orang)
IA 35 IB 5 ID 2
JUMLAH 42 4.4. Unit Meber
Tugas dari unit meber yaitu melakukan pembeberan yang merupakan
proses awal dari pelayuan. Pucuk teh dibeberkan di atas Withering Trough
(WT). Pada tahap pembeberan, dialirkan angin yang berasal dari fan (kipas
angin). Tebal hamparan pucuk daun teh segar dalam WT ± 30 cm, sehingga
4.4.1. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Analisis Pekerjaan
Persepsi responden terhadap permasalahan pada analisis
pekerjaan di unit meber diwakili oleh 12 pertanyaan. Tabel 13
menunjukkan permasalahan analisis pekerjaan di unit meber dinilai
telah baik. Permasalahan yang dihadapi karyawan dan atasan dapat
diatasi dengan baik. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari skor rataan
semua penilaian berindikasi baik dengan rata-rata nilai 3,6.
Tabel 13. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Analisis Pekerjaan di Unit Meber
Indikator Permasalahan Skor Rataan Penilaian
Pedoman atau petunjuk kerja telah ada 3,6 Setuju Pedoman kerja sudah jelas 3,6 Setuju Tugas dan tanggung jawab kerja sudah jelas 4 Setuju Pedoman kerja telah sesuai dengan
pengetahuan, kemampuan dan keahlian
3,6 Setuju
Atasan telah memberikan bimbingan dalam melaksanakan pekerjaan
3,6 Setuju
Tugas dan tanggung jawab telah sesuai dengan kemampuan dan keahlian
3,6 Setuju
Tugas dan kewajiban telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman kerja
3,6 Setuju
Kemampuan dan keterampilan telah sesuai dengan pekerjaan
3,8 Setuju
Pengetahuan dan pendidikan yang dimiliki sudah memenuhi kualifikasi pekerjaan
3,6 Setuju
Kemampuan untuk menangkap adanya penyimpangan atau hambatan dengan segera mengambil keputusan
3,6 Setuju
Pelatihan dan kursus telah rutin dilakukan 3,6 Setuju Pelatihan dan kursus telah sesuai dengan
tugas dan pekerjaan
3,6 Setuju
Rata-rata 3,6 Setuju
Karyawan menilai pedoman kerja yang mengatur tugas-tugas
yang harus dikerjakan sudah jelas. Selain itu, tugas dan tanggung jawab
yang diberikan dinilai baik dan sesuai dengan kemampuan dan
keterampilan karyawan. Berdasarkan hasil wawancara dengan mandor
meber diketahui bahwa pembagian tugas untuk masing-masing
karyawan belum jelas walaupun pedoman kerja yang diberikan telah
memuat tugas, fungsi dan tanggung jawab masing-masing karyawan.
Namun kenyataannya masih ada karyawan yang melaksanakan tugas