• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Tinjauan Tentang Dakwah

4. Unsur-unsur Materi Dakwah

Da‟I menyampaikan dakwah untuk mengajak umat manusia kepada jalan yang diridhai Allah serta mengubah perilaku mad‟u agar menerima ajaran-ajaran islam. Secara umum, materi dakwah diklasifikasikan menjadi empat masalah pokok, yaitu:

a. Akidah (Keimanan)

Aspek akidah adalah yang akan membentuk morak (akhlak) manusia. Oleh karena itu, yang pertama kalidijadikan materi dalam dakwah islam adalah masalah akidah atau keimanan.

Ciri-ciri yang membedakan akidah dengan kepercayaan agama lain, yaitu:

1) Keterbukaan melalui persaksian (syahadat).

2) Cakrawala pandangan yang luas dengan memperkenalkan bahwa allah adalah tuhan seluruh alam.

27 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. (Surabaya:

Al-Ikhlas, 1983), 63-64

3) Ketahanan antara iman dan islam atau antara iman dan mal perbuatan.

Orang yang memiliki iman yang besar akan cenderung untuk berbuat baik dan akan menjauhi perbuatan jahat, karena perbuatan jahat akan berkonsekuensipada hal-hal yang buruk. Iman inilah yang berkaitan dengan dakwah islam dimana amar ma‟ruf nahi munkar dikembangkan yang kemudian menjadi tujuan utama dari suatu proses dakwah.

Pembahasan tentang akidah mencakup tentang permasalahan-permasalahan mengenai rukun iman, yang meliputi:

1) Iman kepada Allah SWT 2) Iman kepada Malaikat-Nya 3) Iman kepada Kitab-Nya 4) Iman kepada Rasul-Nya 5) Iman kepada Hari Akhir 6) Iman kepada Qadha dan Qadar

Pada bidang ini bukan saja pembahasannya tertuju pada masalah-masalah yang wajib di imani, akan tetapi materi dakwah meliputi juga masalah hyang dilarang sebagai lawannya, seperti: Syirik

(menyekutukan Allah) dan ingkar dengan adanya Allah.28

b. Syariah

Syariah dalam islam berhubungan erat dengan amal lahir (nyata) dalam rangka menaati semua peraturan atau hokum Allah untuk mengatur hubungan antara manusia dengan tuhan dan mengatur pergaulan hidup antara manusia. Syariah dalam hal materi dakwah mencakup tentang ibadah.

Materi dakwah yang bersifat syari‟ah ini sangat luas dan mengikat seluruh umat Islam.

Disamping mengandung dan mencakup permasalahan sosial dan moral, materi dakwah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang benar dan kejadian secara cermat terhadap hujjah atau dalil-dalil dalam melihat persoalan pembaruan, sehingga umat tidak terperosok kedalam kejelekan, karena yang diinginkan dalam dakwah adalah kebaikan.

c. Muamalah

Islam merupakan agama yang menekankan urusan muamalah lebih besar porsinya dari pada urusan ibadah. Ibadah dalam muamalah disini diartikan sebagai ibadah yang mencakup

28 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. 61

hubungan dengan Allah dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT.

Cakupan aspek mu‟amalah jauh lebih luas daripada ibadah. Pendapat ini dapat dipahami dengan alasan:

1) Dalam al-Qur‟an dan al-Hadits mencakup proporsi terbesar sumber hukum yang berkaitan dengan urusan muamalah.

2) Ibadah yang mengandung segi kemasyarakatan diberi ganjaran lebih besar daripada ibadah yang bersifat perorangan.

3) Melakukan amal baik dalam bidang kemasyarakatan mendapatkan ganjaran lebih besar dari pada ibadah sunnah.

Lingkup materi dakwah tentang muamalah merupakan segala peraturan yang mengatur hubungan antara sesama manusia, baik yang seagama maupun tidak seagama, antara manusia dengan kehidupannya, dan antara manusia dengan alam sekitarnya.

d. Akhlak

Akhlak secara etimologis berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata “khalaqa”, kata asalnya adalah “khuliqun”, berarti adat, perangai, atau tabiat. Secara terminologis, dapat dikatakan bahwa akhlaq merupakan pranata perilaku manusia dalam segala aspek

kehidupan. Dalam pengertian umum, akhlak dapat dipadankan dengan etika atau nilai moral.29

Berdasarkan pengertian ini, maka ajaran akhlaq dalam Islam pada dasarnya meliputi kualitas perbuatan manusia yang merupakan ekspresi dari kondisi kejiwaannya. Islam mengajarkan kepada manusia agar berbuat baik dengan ukuran yang bersumber dari Allah SWT. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa apa yang menjadi sifat Allah SWT, pasti dinilai baik oleh manusia sehingga harus dipraktikkan dalam perilaku sehari-hari.30

Masalah akhlak dalam aktivitas dakwah (sebagai materi dakwah) merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang. Meskipun akhlak ini berfungsi sebagai pelengkap, bukan berarti masalah akhlak kurang penting dibandingkan dengan masalah keimanan dan keislaman, akan tetapi akhlak adalah sebagai penyempurna keimanan dan keislaman.31

29 Ahmad Saebani Beni dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak (Bandung:

Pustaka Setia, 2010), 14

30 Muhammad Munir, dan Wahyu ilaihi, Manajemen Dakwah.

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), 24-31

31 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. 34

Materi dakwah tentang akhlak meliputi tentang;

1) Akhlak terhadap Khaliq

2) Akhlak terhadap makhluk, yang meliputi:

a) Akhlak terhadap manusia; diri sendiri, tetangga dan masyarakat.

b) Akhlak terhadap bukan manusia; flora dan fauna.32

C. Pengertian Pemahaman Kagamaan

Pemahaman adalah mempertahankan, membedakan, menduga, menerangkan, memperluas, menyimpulkan, mengeneralisir, memberikan contoh, menulis kembali dan memperkirakan.33 Sedangkan Pemahaman agama mengandung pengertian bahwa sampai dimana kemampuan seseorang untuk mengenali atau memahami nilai agama yang mengandung nilai luhurnya serta mempratikkan nilai-nilai tersebut dalam bersifat dan bertingkah laku.34

Pemahaman individu pada dasarnya merupakan pemahaman keseluruhan kepribadian dengan segala latar belakang dari interaksi dengan lingkungannya. Atas dasar bahwa setiap individu memiliki pemahaman keagamaan yang

32 RB. Kahatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah: Dari Dakwah Konvensional Menuju Dakwah Kontemporer, (Jakarta: Amzah, 2007), h. 34

33 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 135

34 Saerozi, Pemahaman Agama dan Perilaku Ekonomi Nelayan, (Semarang: IAIN Walisongo, 2012), h. 34

tidak sama, maka menemukan hikmah, manfaat dari setiap ketentuan islam, diperlukan oleh setiap individu agar benar-benar memahami dan menghayati ajaran islam dalam arti yang sesungguhnya. Agama islam dapat dipahami, diresapi dan dirasakan manfaatnya.35

Pemahaman merupakan proses perbuatan terhadap sesuatu. Kata keagamaan berasal dari kata agama dengan mendapat awalan ke- dan akhiran -an sehingga membentuk kata baru yaitu keagamaan. Kata agama itu sendiri berarti ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.36

Struktur keagamaan mliputi sktuktur aktif, konotif, dan motorik. Fungsi aktif dan konotif terlihat dari pengalaman ketuhanan, rasa keagamaan dan kerinduan terhadap tuhan. Fungsi motorik tampak dalam perbuatan dan gerak tingkah laku keagamaan. Sedangkan fungsi kognitifnya tercermin dalam sistem kepercayaan ketuhanannya dalam kehidupan sehari-sehari.37

Sedangkan agama adalah ajaran yang mengatur peribadahan kepada Tuhan. Agama yaitu ketetapan-ketetapan Illahi yang diwahyukan kepada Nabi-Nya untuk menjadi

35 Zakiah Daradjat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung, 1996), h. 83

36 Kemdikbud 2013

37 Ahyadi, Psikologi Agama: Implementasi Psikologi untuk Memahami Perilaku Agama, (Jakarta: Kencana, 2001), h. 57

pedoman hidup manusia. Syaikh Muhammad Abdul Badran berupaya menjelaskan arti agama dengan menunjukkan kepada Al-Qur‟an. Bahwa agama adalah hubungan antara mahkluk dengan Khaliknya. Hubungan ini di wujudkan dalam sikap batinnnya serta tampak dalam ibadah yang dilakukannya dan tercermin pula dalam sikap kesehariannya.38

Jadi pemahaman keagamaan adalah proses belajar dimana seseorang mampu memahami nilai agama yang dianutnya sehingga dapat mempraktikan nilai-nilai tersebut dalam bersikap dan bertingkah laku.39 Kemampuan seseorang untuk mampu mengartikan sesuatu yang berisi pedoman atau pokok-pokok yang mengatur kehidupan manusia, baik hubungan dengan tuhan, sesama manusia, mahkluk hidup, benda mati maupun alam sekitar, yang diyakini di dalam hati dan harus dijalankan sesuai norma yang berlaku. Konsep-konsep dalam ajaran Islam memang harus diketahui dan dipahami, karena pemahaman yang benar tentang konsep itu dapat membantu benarnya pengamalan ajaran Islam.

Berdasarkan sabda dari Rasulullah ﷺ :40

نَم ِدِرُي َُاللّ ِهِب اًر يَخ ُه هِّقَفُي يِف ِنيِّدلا

38M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an, h. 209-210

39Nurani, Pengaruh Konformitas dan Pemahaman Agama Terhadap Perilaku Seksual Pada Siswa MAN 2 Samarinda, Ejournal Psikologi, Vol.2, No.2, 2014.

40Muatiara_Sunnah, MAKNA HADIS: SIAPA YANG ALLAH KEHENDAKI KEBAIKAN BAGINYA, MAKA ALLAH AKAN

MEMAHAMKANNYA DENGAN AGAMA. Diakses dari

https://nasihatsahabat.com/makna-hadis-siapa-yang-allah-kehendaki-kebaikan-baginya-maka-allah-akan-memahamkannya-dengan-agama/, diakses pada Senin, 07 Oktober 2019 pukul. 23.18 WIB.

Artinya : “Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah akan memahamkannya dengan agama.”

[HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Mu‟awiyah radhiyallahu‟anhu.

Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqoloni Asy-Syafi‟i rahimahullah berkata: “Mafhum hadis ini adalah, siapa yang tidak melakukan Tafaqquh Fid Diin (Berusaha memahami agama), yaitu tidak memelajari kaidah-kaidah Islam dan cabang-cabangnya, maka sungguh ia telah diharamkan untuk meraih kebaikan.” [Fathul Baari, 1/165]

Materi dalam pemahaman keagamaan adalah bersumber dari Al Qur‟an dan hadist Nabi yang di dalamnya terdapat aturan hidup yang menyangkut hablun minallah dan hablun minannas yang penjabarannya terutang dalam 3 pokok bahasan yaitu:41

1) Akidah

Akidah menurut bahasa, artinya simpulan/ ikatan sedangkan menurut terminologi diartikan sebagai keyakinan dan kepercayaan. Akidah dalam Islam adalah bersifat itiqad bathiniyah yang mencakup masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman dan kepercayaan terhadap ghaib.

2) Syariah

Menurut bahasa syari‟ah berarti jalan lurus, jalan menuju air, jalan yang dilalui air terjun. Syariah dalam

41Hamzah Yakub, Pemurnian Aqidah dan Syari‟ah Islam (Jakarta:

Radar Jaya off-set), h. 56

pengertian umum adalah tata kehidupan dalam Islam, termasuk pengetahuan tentang ketuhanan. Syariah bersifat universal, artinya dapat diterapkan setaip waktu dan tempat.42 Syariah dalam Islam adalah hubungan erat dengan amal lahir (nyata) dalam rangka menaati peraturan hukum Allah baik menyangkut ibadah kepada Allah maupun menyangkut masalah-masalah yang berkenaan dengan pergaulan hidup antara sesama manusia.

3) Akhlak

Akhlak berasal dari kata khuluk yang berarti perangai, sikap, tingkah laku, watak, budi pekerti.

Perkataan ini mempunyai hubungan dengan sikap, perangai, tingkah laku atau budi pekerti manusia terhadap khalik (sang pencipta) dan mahluk (yang diciptakan).43 Akhlak adalah tingkah laku baik maupun buruk seseorang yang meliputi akhlak terhadap Allah SWT. Akhlak terhadap makhluk yang meliputi akhlak terhadap manusia, tumbuhan, hewan dan sebagainya. Ketiga pokok tersebut merupakan aturan inti dalam kehidupan.

D. Pengertian Jamaah

Jamaah secara bahasa diambil dari kata dasar jamaa‟

artinya mengumpulkan sesuatu, dengan mendekatkan sebagian dengan sebagian yang lain. Dan kata tersebut berasal

42Neni Sri Imaniyati, Aspek-Aspek Hukum BMT (Baitul Maal wat Tamwil), (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2010), h. 8-9

43Mohammad Daud Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), h. 36

dari kata ijtima‟ (perkumpulan) yang merupakan lawan kata dari furqah (perpecahan). Secara istilah (terminologi), jamaah adalah kelompok kaum muslimin dan mereka adalah pendahulu umat dari kalangan para sahabat, tabi‟in dan orang-orang yang mengikuti jejak kebaikan mereka sampai hari kiamat, dimana mereka berkumpul berdasarkan al-Qur‟an dan as-sunnah dan mereka berjalan sesuai dengan yang telah ditempuh oleh Rasulullah SAW baik secara lahir maupun batin.44

Istilah jamaah mempunyai arti yang berbeda-beda sesuai dengan konteks kalimat dan kaitannya. Pertama, dikatakan dengan kata “ahlu sunnah” sehingga menjadi ahlu sunnah wal jamaah, yang berarti golongan yang mengikuti sunnah dan tradisi Nabi Muhammad SAW serta berada dalam kumpulan orang-orang muslim. Kedua, istilah jamaah dikaitkan dengan ijma‟ sebagai sumber hokum. Ijma merupakan hasil kesepakatan jamaah dalam suatu masalah yang didalamnya terjadi persilangan pendapat. Ketiga, istilah jamaah dikaitkan dengan iman atau pemimpin, yang berarti komunitas kaum muslimin yang dipimpin oleh seorang imam.

Istilah jamaah juga berkaitan dengan masalah shalat, terutama dalam pelaksanaan shalat jum‟at harus mencukupi jumlah 40 orang, sehingga jika jumlah ini tidak terpenuhi, maka shalatnya tidak sah. Mazhab-mazhab lain berpendapat

44 Pustaka Imam Syafi‟I, “Definisi Ahlu Sunnah Wal Jama‟ah”, diakses pada 24 Desember 2019, pukul 13.02 WIB. Dari:

http://pustakaimamsyafii.com/definisi-ahlus-sunnah-wal-jamaah.html

bahwa jika pengertian jamaah telah terpenuhi ditinjau dari segi jumlahnya, tiga orang atau lebih, termasuk imam maka shalat jum‟at sah. Hal ini disebabkan arti dari istilah jamaah itu sendiri, yaitu jamak, banyak atau lebih dari tiga orang.45

Namun yang dimaksud jamaah disini adalah sekelompok atau suatu kumpulan orang yang berkumpul untuk menyaksikan atau mendengarkan tausiah tentang ilmu-ilmu agama yang diberikan oleh seorang ustadz.

45 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Jemaah, (Jakarta: Ichtiar Baru: Van Hoeve, 1997) jilid 2, 310-311.

45 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian

Paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma positivisme yaitu suatu keyakinan dasar yang berakar dari paham ontologi realisme yang menyatakan bahwa realitas itu ada (exist) dalam kenyataan yang berjalan sesuai dengan hukum alam (natural laws). Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan kebenaran realitas yang ada dan bagaimana realitas tersebut senyatanya berjalan.46 Didalam penelitian positivisme, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala dapat dikualifikasikan dan hubungan gejala bersifat klausal (sebab-akibat), maka penelitian dapat melakukakn penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja, pola hubungan antar variabel yang akan diteliti selanjutnya disebut paradigma penelitian.47 Dalam meneliti, peneliti dan objek yang diteliti bersifat dependen dan berinteraksi secara langsung.

B. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei agar lebih

46Salim, Agus, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (Yogyakarta: PT.

Tiara Wacana Yogya, 2001), h.39

47Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D . (Bandung : Alfabeta, 2010),hal. 42

terarah dan sesuai dengan tujuannya. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengolah data-data yang diperoleh dari lokasi penelitian yang merupakan data yang berbentuk angka atau data kuantitatif yang diangkat.

Pendekatan kuantitatif adalah pencarian data/informasi dari realitas permasalahan yang ada dengan mengacu pada pembuktian konsep/teori yang digunakan.48 Metode ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh materi dakwah islam ustadz Dr. khalid basalamah, MA terhadap pemahaman keagamaan jamaah di Masjid Nurul Iman Blok M Square.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini pada bulan Juli 2019 hingga bulan Maret 2020. Adapun tempat dalam penelitian ini, yaitu observasi di Masjid Nurul Iman Blok M Square, Jakarta Selatan dengan menyebarkan kuesioner pada responden secara langsung dan tertulis.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan

48 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 14

kemudian ditarik kesimpulannya.49 Populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber penelitian.50 Populasi dalam penelitian ini adalah jamaah kajian Masjid Nurul Iman Blok M Square, Jakarta Selatan yang berjumlah 857 orang.

2. Sampel

Data yang dipakai dalam riset belum tentu merupakan keseluruhan dari suatu populasi. Hal ini patut dimengerti mengingat adanya beberapa kendala biaya, waktu, tenaga, serta masalah heterogenitas atau homogenitas dari elemen populasi tersebut. Dengan alasan ini, maka riset akhirnya menggunakan sampel.

Banyak pengertian tentang sampel, tetapi secara umum dapat dijelaskan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi. Sample merupakan prosedur pengambilan data di mana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat atau ciri yang dikehendaki dari suatu populasi.51 Metode sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Pengambilan

49 Muslich Anshori &Sri Iswati, Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Surabaya: Airlangga University Press, 2009), 92.

50 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif Edisi Pertama, (Jakarta:

Kencana, 2005), 99

51 Syofian Siregar, Metode Peneltian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS 17, (Jakarta: Kencana 2017), 30

sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada, yakni setiap subjek dari populasi memiliki peluang yang sama dan independent (tidak tergantung) untuk dipilih ke dalam sampel.52 Untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin.53

Keterangan:

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi e = Standar Deviasi

Berdasarkan rumus Solvin diatas, maka diperoleh jumlah sampel yang mewakili dengan menggunakan standar deviasi sebesar 10% (biasa digunakan dalam penelitian) yaitu sebesar:

dibulatkan menjadi 100 sampel.

52 Sulistyningsih, Metodologi Penelitian Kebidanan: Kuantitatif- Kualitatif, (Yogyakarta: Garaha Ilmu, 2011), h. 72

53 Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Gralia Indonesia, 2003), 173

Dari perhitungan rumus Solvin, maka diperoleh jumlah sampel penelitian ini berjumlah 100 orang yaitu jamaah di kajian Masjid Nurul Iman Blok M Square.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data menggunakan metode yang bersumber pada penelitian lapangan dengan menggunakan:

1. Angket atau kuesioner

Angket atau kuesioner yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden.54 Kuesioner cocok digunakan bila jumlah respondennya cukup banyak. Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner secara langsung.

Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk memperolehdata tentang pegaruh materi dakwah islam dari ustaz Khalid Basalamah terhadap pemahaman keagamaan jamaah di Masjid Nurul Iman Blok M Square.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Dimana peneliti mempersiapkan daftar pertanyaan yang sudah disediakan jawaban, sehingga responden cukup memilih

54 Prof. Dr. Sugiyono, Metote Penelitian Kuantitatif dan R&D, (Bandung Alfabeta, 2018) cet ke-1, 219

alternative jawaban yang sudah disediakan sesuai dengan keadaan dirinya.

2. Observasi

Observasi yaitu metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data tersebut dapat diamati oleh peneliti.55 Peneliti melakukan observasi dengan cara datang langsung ke kajian serta mengamati cara ustaz Khalid Basalamah berdakwah.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data yang terkait informasi yang dibutuhkan untuk penelitian dengan cara mengkaji data yang diperoleh dari buku, artikel dan bacaan dari internet yang berkaitan dengan pembahasan judul skripsi.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan objek pengamatan atau fenomena yang diteliti.56 Dalam penelitian ini memiliki variabel bebas (intensitas) dan variabel terikat (pemaham keagamaan), penjelasannya sebagai berikut:

1. Variabel Bebas atau variabel penyebab (independent variable).

55 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta,Rajawali Pers, 2001) 134

56 Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Penelitian Kuantitatif dalam Penelitian (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), cet. Ke-1, hlm. 156

Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati. Variabel bebas pada penelitan ini adalah Pengaruh materi dakwah islam ustaz. Dr. Khalid Basalamah, MA.

2. Variabel terikat atau variabel tergantung (dependent variable).

Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul, berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemahaman keagamaan jamaah di Masjid Nurul Iman Blok M Square.

G. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

Variabel dari penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas adalah materi dakwah islam ustaz. Dr. Kahlid Basalamah, MA (X), sedangkan variabel terikatnya adalah pemahaman keagamaan (Y). definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang diteliti. Pengertian definisi adalah unsur penelitian yang memberitahukan cara mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah

semacam petunjuk pelaksanaan caranya mengukur suatu variabel.

Tabel 3.1 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel Definisi Konseptual Definisi

operasional untuk diberikan atau disampaikan kepada

(message) yang sikap batinnnya serta tampak dalam ibadah nilai-nilai luhurnya serta mempratikkan nilai-nilai tersebut dalam bersifat dan

H. Sumber Data

Sumber data yang digunakan untuk mendapatkan data di lapangan terdiri dari 2 sumber, yaitu:

1. Data primer, yaitu data yang didapat dari responden akan diteliti dengan cara mengisi kuesioner yang dibagikan secara langsung. Kuesioner atau angket adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.57 Dalam penelitian ini responden adalah jamaah kajian Masjid Nurul Iman Blok M Square, Jakarta.

2. Data sekunder, yaitu data yang ditemukan dalam kajian kepustakaan yang membantu menemukan teori-teori dan konsep yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder ditemukan dari dokumenyang mendukung dalam penelitian ini seperti buku, catatan, majalah, surat kabar dan dokumentasi lainnya.

I. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk memperoleh, mengolah, dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari para

57 Ir. Sofyan Siregar, M.M., Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS (Jakarta: Kencana, 2013) cet ke-4, 21

responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama.58

Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Penggunaan teori untuk menyusun instrumen harus secermat mungkin agar diperoleh indikator yang valid.59 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala Likert untuk mencari indikator yang valid dan tidak validnya.

Instrumen atau alat yang digunakan oleh peneliti pada saat penelitian yaitu dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena spesial.60 Pada penelitian ini, peneliti menggunakan modifikasi skala Likert empat skala. Menurut Hadi (1991), modifikasi skala Likert dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang terkandung oleh skala empat tingkat.

58 Ir. Sofyan Siregar, M.M., Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

58 Ir. Sofyan Siregar, M.M., Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

Dokumen terkait