• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV AKIBAT HUKUM TERHADAP OBJEK JAMINAN FIDUSIA

C. Upaya Penyelesaian Terhadap Keterlambatan Pendaftaran

Upaya yang dapat dilakukan akibat keterlambatan pendaftaran objek jaminan fidusia secara online yaitu melalui jalur musyawarah dan mufakat, karena negara kita sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan. Hal ini sesuai dengan pedoman perundang-undangan di Indonesia yaitu pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Sistem yang di terapkan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan itu ialah musyawarah untuk mufakat. Akan tetapi dalam praktiknya sistem ini sering mengalami kegagalan.

Dalam hal upaya penyelesaian keterlambatan pendaftaran objek jaminan fidusia yang lewat waktu dari 30 hari, maka ketentuan yang dilakukan notaris yaitu membuat akta jaminan fidusia baru walaupun pihak-pihak yang bersangkutan

102Pasal 4 peraturan presiden Nomor 21 Tahun 2015

harus dipanggil kembali103, pihak-pihak yang dimaksudkan dalam hal ini yaitu pihak pertama: kreditur sebagai penerima fidusia, pihak kedua: debitur sebagai pemberi objek jaminan fidusia, dan pihak ketiga: pihak yang memiliki kepentingan atas objek jaminan fidusia tersebut. Namun pelaksanaan apabila terjadi keterlambatan pendaftaran objek jaminan fidusia yang telah lewat waktu 30 hari maka penyelesaiannya dapat dilaksanakan melalui jalur musyawarah diantara para pihak yaitu antara notaris dengan pihak pemegang jaminan tersebut.104

103pasal 6 undang-undang jaminan fidusia Nomor 42 Tahun 1999.

104Hasil wawancara notaris indira teratai annizoen harahap, notaris di kota medan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1 Prosedur hukum pendaftaran objek jaminan fidusia secara elektronik yang dibuat dihadapan notaris setelah terbitnya PP Nomor 21 Tahun 2015 tentang tatacara pendaftaran jaminan fidusia dilakukan melalui sistem administrasi secara elektronik dengan menggunakan aplikasi yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal AHU melalui jejaring internet dimana notaris hanya menginput data yang dibutuhkan ke dalam aplikasi yang telah tersedia tersebut. Demikian pula halnya dengan pendaftaran jaminan fidusia secara elektronik, notaris melakukan penginputan data yang diminta oleh aplikasi pendaftaran jaminan fidusia secara elektronik yang telah disediakan oleh Direktorat Jenderal AHU dan kemudian telah aplikasi diisi dengan lengkap lalu dilakukan pengiriman data melalui jejaring internet dengan menekan tombol enter pada komputer notaris tersebut.

2 Peran notaris terhadap pendaftaran objek jaminan fidusia secara online yaitu Sesuai dengan undang-undang jaminan fidusia pembebanan suatu benda atas jaminan fidusia dibuat dengan akta notaris dalam bahasa indonesia sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (1) undang-undang jaminan fidusia, jadi dalam hal ini notaris berperan untuk membuat akta jaminan fidusia agar suatu tindakan yang membawa akibat hukum yang sangat luas bagi para pihak dapat terlindungi. Peran selanjutnya adalah notaris harus mendaftarkan akta jaminan fidusia tersebut secara online melalui akses layanan ahu online

dengan username dan password yang dimiliki oleh notaris, kemudian notaris harus menginput data dengan benar di karenakan menurut peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2015 jangka waktu pendaftaran objek jaminan fidusia selama 30 hari sejak di tandatangani akta jaminan fidusia, dan telah membayar biaya pendaftaran jaminan fidusia serta mencetak sertifikat jaminan fidusia.

3 Akibat hukum pendaftaran objek jaminan fidusia yang terlambat didaftar secara online : pertama, tidak memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum bagi para pihak yang berpentingan, kedua tidak memenuhi asas publisitas, ketiga pihak penerima jaminan fidusia tidak mempunyai sertipikat jaminan fidusia yang mana dapat digunakan untuk mengeksekusi benda jaminan fidusia.

B. Saran

1. Diharapkan kepada Direktorat Jenderal AHU dapat lebih menyempurnakan kembali sistem aplikasi ahu online khususnya pendaftaran jaminan fidusia secara elektronik serta memberikan informasi dan penyuluhan kepada para pihak yang terkait

2. Hendaknya dibuat suatu ketentuan yang mengatur tentang tata cara dan pertanggungjawaban pelaksanaan pendaftaran akta jaminan fidusia secara elektronik dengan menguat sanksi yang tegas terhadap para notaris yang tidak mengikuti ketentuan dan tata cara pendaftaran akta jaminan fidusia secara elektronik tersebut, sehingga diharapkan bahwa otensitas akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris sesuai dengan ketentuan tata cara pembuatan akta autentik notaris yang dapat dipertanggungjawabkan otensitasnya sebagai akta

autentik. Oleh karena itu diharapkan kepada notaris selaku kuasa dari penerima fidusia untuk menerapkan prinsip kehati-hatian pada saat pendaftaran objek jaminan fidusia.

3. Kepada kreditur disarankan agar segera mendaftarkan jaminan fidusia pada Kantor Pendaftaran Fidusia setelah diadakan perjanjian kredit. Dengan demikian, apabila debitur cidera janji (wanprestasi) maka kreditur dapat segera melakukan pengeksekusian terhadap objek jaminan fidusia tersebut dengan bantuan pihak Pengadilan. Serta pendaftaran tersebut dimaksudkan untuk memperjelas mengenai status objek jaminan fidusia sebagai jaminan hutang, demi terwujudnya kepastian hukum bagi kreditur.

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU

Anshori, Abdul Ghofur , Lembaga Kenotariatan Indonesia Persfektif Hukum &

Etika, UII Press, Yogyakarta, 2009.

Ali, Zainudin, Metode Penelitian Induktif dan Deduktif dalam Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2010.

Ashshofa, Burhan, Metode Penelitian Hukum, Rienika Cipta, Jakarta, 2008.

Atmosudirdjo, Prajudi, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983.

Adjie Habib, Meneropong Khazanah Notaris & PPAT Indonesia (kumpulan tulisan tentang Notaris dan PPAT , Citra Aditya Bakti, Bandung 2009 __________, Undang-Undang Jabatan Notaris (UUJN) Sebagai Unifikasi Hukum

Pengaturan Notaris, RENVOI, Nomor 28 Tahun III, 2005.

Adjie Habib dan Sjaifurrachman, Aspek Pertanggungjawaban Notaris Dalam Pembuatan Akta, Mandar Maju, Bandung 2011.

Budiono Herlien, Notaris dan Kode Etiknya, (Upgrading & Refresyhing Course Nasional Ikatan Notaris Indonesia), Medan,2007.

Bahsan,M., Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2015.

Effendi Lutfi, Pokok-Pokok Hukum Administrasi, Bayumedia Publishing, Malang 2004.

Fuady Munir, Jaminan Fidusia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000.

Faisal, Sanafiah, Format-Format Penelitian Sosial, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999.

Fajar, Mukti dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif &

Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010.

Hutagalung Arie S, Analisa Yuridis Mengenai Pemberian dan Pendaftaran Jaminan Fidusia, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2003.

Henny Tanuwidjaja, Pranata Hukum Jaminan Utang & Sejarah Lembaga Hukum Notariat, Refika Aditama, Refika Aditama, Bandung, 2012.

Harsono Boedi, Masalah Hipotik dan Credietverband, Seminar tentang Hipotik

dan Lembaga-Lembaga Jaminan Lainnya, BPHN, Binacipta,1981.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Riset, ANDI, Yogyakarta, 2000.

Harahap, M. Yahya, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, 2012.

Harahap, M. Yahya, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Sinar Grafika, Jakarta, 2006.

HS, Salim., Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014.

Huijbers, Theo, Filsafat Hukum Dalam Lintas Sejarah, Kanisius, Yogyakarta, 2007.

Koecke, Jan Gijssels en Mark Van, What Is Rechtsteorie?, Antwepen, Nederland, 1982.

Kie Tan Thong , Studi Notariat Serba-Serbi Praktek Notaris, Ichtiar Baru Van Hoeve, 2000.

Koesemawati Ira dan yunirman Rijan, Kenotariata, Raih asa Sukses, Jakarta, 2009 Kountur, Ronny, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis. PPM,

Jakarta, 2003.

Kansil C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2010.

Kamello, H. Tan, Hukum Jaminan Fidusia Suatu Kebutuhan Yang Didambakan, Alumni, Bandung, 2006.

Komaruddin dan Yooke Tjuparmah Komarrudin, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, Bumi Aksara, Jakarta, 2000.

Meliala Djaja S., Perkembangan Hukum Perdata Tentang Benda dan Hukum Perikatan, CV.Nuansa Aulia, Bandung, 2007.

Marzuki, Peter Mahmud, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta, 2008.

Mertokusumo Sudikno, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 2009.

Nasution, Bahder Johan, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung, 2011.

Nugroho Syamsul P, Kepastian Hukum Lahirnya Hak-hak Istimewa Dalam Jaminan Fidusia, Bumi Aksara, Bandung, 2006.

Nurita R.A. Emma, Cyber Notary: Pemahaman Awal dalam Konsep Pemikiran, refika aditama, Bandung, 2012.

Notohamidjojo, O., Masalah Keadilan, Tirta Amerta, Semarang, 1971.

_______________, Soal-Soal Pokok Filsafat Hukum,Griya Media, Semarang, 2011.

Prasodjo Radnawati W, Pokok-pokok Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, Liberty, Yogyakarta, 2005.

Purnamasari, Irma Devita, Hukum Jaminan Perbankan, PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2011.

Riswanto Bambang, Sejarah dan Pengertian Fidusia, Citra Aditya Bakti, Bandung 2005.

Soeroso R, Perjanjian Di Bawah Tangan, Sinar Grafika, Jakarta, 2010.

Soedewi, Masjchoen Sofwan Sri, Hukum Jaminan di Indonesia Pokok-Pokok Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Jakarta, 1980.

Soerjono, Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum,UI Press, Jakarta 1982.

Satrio., J, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan, Cetakan Ke-3, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2007.

Saliman, Abdul R., Hermansyah dan Ahmad Jalis, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan (Teori & Contoh Kasus), Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2006.

Sumardjono, Maria S.W, Hak Tanggungan dan Fidusia, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 1, Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis, Jakarta,1997.

Sinamo, Nomensen, Metode Penelitian Hukum dalam Teori dan Praktek, Bumi Intitama Sejahtera, 2010.

Suyatno Thomas, Dasar-Dasar Perkreditan, PT. Gramedia, Jakarta, 1989.

Suryabrata, Sumadi, Metodelogi Penelitian, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998.

Subekti R, 1986, Pokok-pokok Hukum Perdata, Cetakan XXIV, Jakarta : PT.

Intermasa, Jakarta, 1986.

Subekti, R. dan R. Tjitrosoedibio, Kamus Hukum, Pradnya Paramita, jakarta, 1980.

Triwulan, Titik, Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasional, Kencana Prenada Media, Jakarta 2010.

Tobing, G.H.S Lumban, Peraturan Jabatan Notaris (Notaris Reglement), Erlangga, Jakarta,1983.

Tiong Oey Hoey, Fidusia Sebagai Jaminan Unsur-Unsur Perikatan, Ghalia Indonesia, 1984.

Usman, Rachmadi, Aspek-Aspek Hukum Perbankan Di Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.

________________, Hukum Jaminan Keperdataan, Cetakan II, Sinar Grafika, Jakarta, 2009.

________________, Hukum Kebendaan, Sinar grafika, Jakarta, 2011

Waluyo Bernadette, ”Jaminan Fidusia UU No.42/1999”, Pro Justitia, Th XVIII No.3, 2000.

Widjaja, Gunawan dan Ahmad Yani, Jaminan Fidusia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000.

________________________________, Seri Hukum Bisnis : Jaminan Fidusia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001.

Yin, Robert K.., Applications of Case Study Research, Sage Publications International Educational and Profesional Publisher Newbury Park, New Delhi, 1993.

B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.

Permenkumham Nomor 8 Tahun 2013 tentang pendelegasian penandatanganan sertipikat jaminan fidusia secara elektronik

Permenkumham Nomor 9 tahun 2013 tentang pemberlakuan pendaftaran jaminan fidusia secara online

Permenkumham Nomor 10 Tahun 2013 Tentang tatacara pendaftaran jaminan fidusia secara online

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2015 Tentang tatacara pendaftaran jaminan fidusia dan biaya akta pembuatan Akta jaminan fidusia.

C. INTERNET

http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt555a9a3744b97/pembaruan- pendaftaran-jaminan-fidusia-dan-implikasinya-bagi-akses-terhadap-pembiayaan-indonesia-broleh--aria-suyudi--sh--llm-, diakses pada tanggal 29 September 2016.

Dokumen terkait