• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR DALAM PANDANGAN

D. Urgensi amar ma‟ruf nahi munkar

41

Salman al-Audah Dan Fadil Ilahi, Amar Ma‟ruf Nahi Munkar. 88. 42

Salman al-Audah Dan Fadil Ilahi, Amar Ma‟ruf Nahi Munkar. 89. 43

Eko Purwono, “Amar Ma‟ruf Nahi Munkar Dalam Perspektif Sayyid Qutbh”. 6.

sebuah masyarakat, masyarakat manapun itu, terbentuk dari manusia, pemikiran, perasaan, dan aturan (sistem). Jika pemikiran dan perasaan yang mengarahkan dan mengatur prilaku manusianya bersifat Islami, dan aturan (sistem) yang diterapkan pada mereka adalah aturan (sistem) Islam, maka masyarakat tersebut bukan masyarakat Islam. Sebaliknya walaupun seluruh warga masyarakatnya muslim, tapi pemikiran, perasaan, dan aturan (sistem) yang diterapkan itu bukan Islam, maka masyarakat tersebut bukan masyarakat Islam, walaupun keseluruhan atau mayoritas penduduknya adalah muslim. Maka Islam telah mensyari‟atkan amar ma‟ruf nahi munkar. Hal ini karena kewajiban Amar ma‟ruf nahi munkar mengandung arti kewajiban memelihara atau menjaga eksistensi konsep dan standar asasi yang menjadi landasan tegaknya masyarakat, yang dipahami benar oleh masyarakat sebagai konvensi masyarakat (mitsaq), serta kokoh dan mapan sebagai konsep dan prinsip yang mengatur dan mengarahkan perbuatan yang tidak boleh dilanggar. Sedangkan kewajiban nahi munkar mengandung arti kewajiban melawan setiap perbuatan yang salah, yakni perbuatan yang diharamkan dan menyalahi Islam, perbuatan yang bertentangan dengan keyakinan positif yang umum dan dominan ditengah-tengah masyarakat.44

Sebagai umat muslim, kita mempunyai kewajiban untuk menyampaikan ajaran Islam kepada seluruh manusia, baik mereka beragama Islam sendiri, utamanya berdakwah kepada orang musyrik ataupun kepada orang-orang pemeluk agama terdahulu.45

Dakwah merupakan suatu yang urgent bagi keberlangsungan agama Islam sebab dakwah Islamiyyah telah dilaksanakan oleh Nabi Saw dan

44

Yasin Bin Ali, Hukum-Hukum Amar Ma‟ruf Nahi Munkar, Uwais al-Qorni: penyuting A saifullah, (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2012). 90.

45 Wafi Marzuqi Ammar, Ulumul Hadis I Penjelasan Seputar Muthalahul Hadis

dan Hadis-Hadis Baginda Rasulullah SAW (Surabaya: PT Wastu Lanas Grafika, 2012).

diteruskan oleh para sahabat dan diteruskan hingga sampai pada para ulama dan muballigh pada masa kini.46

Amar ma‟ruf nahi munkar di era modern nampaknya menjadi suatu hal yang perlu di tingkatkan kembali. Hal ini didasari karena munculnya berbagai problematika kehidupan, sehingga berdampak pada adanya dekadensi moral, penurunan mutu religiusitas setiap individu dan sebagainya yang menimpa umat manusia saat ini. Seseorang bebas bertindak pada hak dan kepemilikannya selama tidak merugikan orang lain.47

Berkembangnnya agama Islam pada saat ini tentunya mendorong kita sebagai umat muslim untuk semakin giat menyiarkan ajaran agama Islam dimanapun tempatnya. Oleh karena itu sebagai umat muslim, menjadi sesuatu hal yang penting untuk dapat melaksanakan amar ma‟ruf nahi munkar baik kepada sesama muslim maupun kepada orang-orang yang berada di luar ajaran agama Islam atau non muslim. Dengan kata lain bahwa melakukan amar ma‟ruf nahi munkar menjadi sesuatu yang penting atau Urgent dikembangkan.

Amar ma‟ruf nahi munkar dirasa sangat penting umat Nabi Muhammad Saw karena berbagai sebab dan faktor, di antaranya yang terpenting adalah :

1. Amar ma‟ruf nahi munkar merupakan salah satu faktor penyebab kebaikan umat ini dan termasuk karakteristiknya yang Allah karuniakan kepada kita di antara seluruh umat. Allah azza wa jalla berfirman :

ِ ه للّٰاِة ن ْيُن ِم ْؤُح َو ِرَ كْن ُمَ لا ِنْ َع َنْيَىْنَحَو ِفْوُرْعَمْلاِة َنْوُرُمأَح ِساْ َّنلِل ْج َج ِر ْخا ث َّمُ ا َدْي َخ ْمُخُ نْكُ َن َما ْيٰ ل َو ۗ َ َ ن ْيل ِسُ فٰلا ُم ُو ُدْ ثَكْا َو َ ن ْيُن ِم ْؤ ُمَ لا ُم ُىْن ِم ۗ ْم ُىْ ل ا ًدْي َخ َّ ناَ كَ ل ِبَ ت ِكٰ لا ْ ل ْوُ اَ ١١٠

46 Samsul Munir Amin, lmIu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2009). 55. 47

Wafi Marzuqi Ammar, Ulumul Hadis I Penjelasan Seputar Muthalahul Hadis

“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (Qs. A<li Imran[3]:110)

Pada ayat yang telah lalu telah diperintahkan dengan nyata dan tegas supaya di kalangan jama‟ah Islamiyyah itu diadakan umat yang khusus menyuruh kepada kebaikan, yaitu iman, menyruh berbuat yang ma‟ruf dan melarang perbuatan yang munkar. Ayat ini menegaskan sekali lagi hasil usaha itu yang nyata, yang kongkrit. Yaitu kamu menjadi sebaik-baik umat yang dikeluarkan antara manusia di dunia ini. Dijelaskan sekali lagi, bahwa kamu memenuhi ketiga syarat: Amar ma‟ruf nahi munkar, Iman kepada Allah, ketiga inilah yang menjadi sebab, kamu disebutkan sebaik-baik umat. Kalau yang ketiga tersebut tidak ada, niscaya kamu bukanlah yang sebaik-baik umat, bahkan kemungkinan menjadi seburuk-buruk umat. Lantaran itu apabila kita membaca ayat ini, janganlah hanya memegang pangkalnya, lalu membangga, sebagaimana membangganya orang yahudi mengatakan, bahwa mereka adalah “Kaum pilihan Tuhan.”48

“kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia”

Inilah persoalan yang harus dimengerti oleh umat Islam agar mereka mengetahui hakikat diri dan nilainya, dan mengerti bahwa mereka itu dilahirkan untuk maju ke garis depan dan memegang kendali kepemimpinan dimuka bumi ini untuk kebaikan, bukan untuk keburukan dan kejahatan.49 “menyuruh kepada yang ma‟ruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”

Menjalankan tugas-tugas umat terbaik, dengan segala beban yang ada di baliknya, dan dengan menempuh jalannya yang penuh cabaan dan rintangan. Tugasnya adalah menghadapi kejahatan, menganjurkan kepada kebaikan, dan

48

Hamka, Tafsir Al-Azhar Jilid 2. 889.

menjaga masyarakat dari unsur-unsur kerusakan. Semua itu harus disertai dengan iman kepada Allah, untuk menjadi timbangan yang benar terhadap tata nilai, dan untuk mengetahui dengan benar mengenai amar ma‟ruf nahi munkar. Untuk itu, diperlukan pula patokan yang baku mengenai kebaikan dan keburukan, keutamaan dan kehinaan, yang ma‟ruf dan yang munkar, dengan berpijak pada kaidah lain bukan istilah buatan manusia pada suatu generasi.50 Demikian sifat dan karakteristik masyarakat muslim yang seharusnya bisa menjadikannya unggul sepanjang sejarah. Adapun masyarakat jahiliyyah yang kafir, bibit penyakitnya adalah amar ma‟ruf nahi munkar, sepanjang sejarah manusia yang panjang dan bukti paling kelas atas hal ini adalah: masyarakat yang rela dengan kekafiran dan kesesatan, sebab masyarakat sekarang ini kebanyakan memerangi kebaikan dan mendukung yang hina dengan kedok kebebasan pribadi.51 2. Amar ma‟ruf nahi munkar merupakan bagian dari rasa solidaritas yang Allah tegakkan di antara orang-orang mukmin, dimana orang-orang mukmin itu saling menjamin dan saling melengkapi di antara sesame mereka. Sebagai contoh adalah tidak boleh ada seorang muslim yang kelaparang sementara orang-orang muslim disekitarnya kekenyangan, seandainya terjadi hal demikian maka orang muslim tersebut diperkenankan meminta kebutuhannya kepada orang-orang muslim yang ada disekitarnya dengan rasa kekerasan dan orang-orang muslim berdosa karena lalai dan tidak membantunya.52

3. Amar ma‟ruf nahi munkar merupakan jaminan bagi suatu lingkungan dari bahaya polusi pemikiran dan akhlak.53

50 Salman Al-Audah Dan Fadil Ilahi, Amar Ma‟ruf Nahi Munkar. 23. 51

Salman Al-Audah Dan Fadil Ilahi, Amar Ma‟ruf Nahi Munkar. 25. 52

Salman al-Audah Dan Fadil Ilahi, Amar Ma‟ruf Nahi Munkar. 26. 53 Ibn Taimiyyah, Manhaj Dakwah Salafiyyah. 29.

4. Melakukan amar ma‟ruf nahi munkar merupakan terhindarya dari az\ab Allah SWT yang menimpa masyarakat yang di dalamnya kerusakan merajalela. Mengenai pembahasan secara rinci tentang az\ab-az\ab tersebut akan kami bahas pada bagian berikut ini.54

Dokumen terkait