6. URUSAN INDUSTR
4.2.7. URUSAN PERDAGANGAN
Sektor perdagangan merupakan sektor strategis bagi Kabupaten Kotawaringin Barat. Sektor ini merupakan penyumbang terbesar kedua pada pembentukan PDRB setelah sektor pertanian. Sebagai sektor strategis, sektor perdagangan memegang peranan yang penting dalam pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kotawaringin Barat karena sangat terkait dengan sektor-sektor lain seperti sektor Pertanian, Industri, Pariwisata dan lainnya. Sektor Perdagangan terbagi dalam perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri.
Untuk meningkatkan dinamika perdagangan telah dilakukan perlindungan keberadaan pasar tradisional sebagai tempat transaksi masyarakat. Hal ini menjadi konsen Dinas Koperasi, UMKM dan Pasar yang mana perdagangan adalah merupakan urusan pilihan. Program yang dilaksanakan yaitu Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri dan Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan. Pada program ini Dinas Koperasi, UMKM dan Pasar Menjadi Leading Sektor pada Penanganan Pasar di Kabupaten Kotawaringin Barat.
Dengan terbitnya Perbup No 24 tahun 2012 tanggal 31 Agustus 2012 tentang Pelimpahan Kewenangan Pelayanan Perizinan / Non Perizinan Kabupaten Kotawaringin Barat Kepada Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Perizinan Kabupaten Kotawaringin Barat diharapkan dapat meningkatkan dinamika perdagangan telah dilakukan perlindungan keberadaan pasar tradisional sebagai tempat transaksi masyarakat. Dimana pembangunan pusat-pusat perbelanjaan modern yang semakin menjamur di Kabupaten Kotawaringin Barat, akan berdampak pada keberlangsungan pasar-pasar tradisional yang punya stigma negatif bahwa pasar tradisional tersebut becek, kumuh, jorok dan timbangan kurang akurat.
Pada dasarnya minat konsumen untuk berbelanja ke pasar tradisional pada dasarnya masih sangat tinggi. Hal ini karena pasar tradisional menawarkan mekanisme transaksi yang tidak dimiliki oleh ritel modern pada umumnya, yaitu berbelanja dengan sistem tawar menawar. Akan tetapi hanya segelintir pasar tradisional yang dapat menawarkan kebersihan dan kenyamanan berbelanja yang merupakan faktor penting dalam menentukan preferensi konsumen. Pasar mempunyai peranan yang sangat strategis sebagai salah satu penggerak roda perekonomian di daerah khususnya bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Pasar menjadi tempat berinteraksi antara produsen dan konsumen; pemasaran hasil pertanian, industri rumah tangga; menampung pedagang, tenaga
kerja lokal; perputaran uang, barang, dan jasa; serta tempat paling mudah bagi masyarakat untuk berbaur. Pasar tradisional merupakan wadah utama penjualan produk-produk kebutuhan pokok yang dihasilkan oleh para pelaku ekonomi berskala menengah kecil serta mikro. Mereka adalah para petani, nelayan, pengrajin, dan industri rumah tangga. Jumlah mereka puluhan juta dan mereka sangat menyandarkan hidupnya kepada pasar tradisional.
Selama ini pasar tradisional selalu menjadi indikator dalam kaitannya dengan pergerakan tingkat kestabilan harga atau inflasi. Dalam menghitung inflasi, harga kebutuhan pokok penduduk yang dijual di pasar tradisional seperti beras, gula, dan Sembilan kebutuhan pokok lainnya menjadi objek monitoring para ahli statistik setiap bulannya.
Namun adanya modernisasi dan globalisasi dengan berkembangnya pasar modern (hipermarket, supermarket, minimarket) telah berdampak pada keberadaan pasar tradisional yang lambat laun akan terpinggirkan. Untuk itu pengelolaan pasar tradisional perlu dibenahi baik secara fisik maupun non-fisik sehingga peran pasar tradisional tetap dapat dipertahankan dan bersinergi dengan pasar modern.
Untuk saat ini, yang perlu menjadi perhatian semua pihak adalah bagaimana agar pasar tradisional bisa dibuat menjadi lebih layak sebagai tempat transaksi tanpa harus secara drastis mengubah citranya atau khasnya sebagai pasar tradisional. Jika pasar tradisional bisa dikelola dan diberdayakan dengan baik dan menarik, maka tidak perlu ada pertentangan antara pasar modern dan pasar tradisional. Keduanya berkembang dengan nuansa serta daya tariknya sendiri-sendiri. Tidak menutup kemungkinan bahwa golongan yang berpendapatan tinggi dan menengah atas akan juga tertarik untuk sesekali mengunjungi pasar tradisional untuk menikmati berbagai hal yang tidak tersedia di pasar modern.
Dari kondisi dan analisa diatas Dinas Koperasi, UMKM dan Pasar menggandeng dan mengajak para pihak yang berkompeten untuk lebih memperhatikan Pasar Tradisional baik dari sisi kebijakan, regulasi, dan anggaran. Kegiatan Dinas Koperasi, UMKM dan Pasar tahun 2013 pada urusan Perdagangan melakukan kegiatan penyuluhan, penataan dan penempatan pedagang pasar, berkontribusi diraihnya piala Adipura ke – 6 kalinya di Kabupaten Kotawaringin Barat, melaksanakan peningkatan jalan cor beton kompleks pertokoan pasar lama, pemasangan paving pasar sumber agung Kec. Pangkalan Lada, dan Penyusunan Masterplan pasar indra sari, pasar indra kencana, pasar saik, pasar planggan sari, serta pasar cempaka kumai yang mana diharapkan Masterplan ini merupakan embrio hadirnya pasar tradisional modern yang kita dambakan.
Urusan Perdagangan dilaksanakan oleh 2 SKPD yaitu Dinas Koperasi UMKM dan Pasar dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dengan alokasi anggaran Belanja Langsung sebesar Rp. 2.836.033.700,- dan terealisasi sebesar Rp. 2.501.400.350,- atau 88,20 %.
Pencapaian kinerja output dan outcome tersebut mendukung pencapaian keberhasilan Urusan Perdagangan adalah sebagai berikut :
1. Terjaminnya kepastian hukum bagi pelaku usaha dan konsumen yang merasa dirugikan atas penggunaan barang dan/atau jasa, yaitu dengan dengan memfasilitasi pengaduan konsumen, memediasi dan mencari solusi penyelesaian sengketa yang terjadi;
2. Meminimalkan peredaran barang yang tidak sesuai standard dan parameter yang ditentukan, dengan melaksanakan pengawasan barang beredar dan/atau jasa pada tahun 2013 sebanyak 14 kali terhadap 90 toko secara acak yang berada di 6 Kecamatan Kabupaten Kotawaringin Barat;
3. Terwujudnya tertib Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) dengan dilaksanakannya kegiatan pendataan UTTP di 4 Kecamatan (Kecamatan Arut Selatan, Kumai, Pangkalan Lada dan Pangkalan Banteng) dan dilaksanakan siding tera ulang terhadap alat UTTP di 4 Kecamatan ( (Kecamatan Arut Selatan, Kumai, Pangkalan Lada dan Pangkalan Banteng) selama 4 hari bekerjasama dengan Balai Kemetrologian Provinsi Kalimantan Tengah;
4. Penyediaan kebutuhan pokok masyarakat pada saat harga kebutuhan melonjak terutama pada hari-hari besar keagamaan, selain itu untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok dengan melaksanakan kegiatan operasi pasar murah yang disalurkan kepada masyarakat prasejahtera Kabupaten Kotawaringin Barat sebanyak 5000 paket sembako;
5. Terealisasinya pendapatan retribusi pasar sebesar Rp. 1.180.875.055.- dengan target yang ditetapkan pada Tahun 2013 sebesar Rp. 1.368.641.000.-
6. Sektor Perdagangan memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Kotawaringin Barat yaitu berada pada peringkat ke dua dibawah sektor pertanian dengan andil sebesar 16,55 %. Sektor ini berperan sebagai sektor jasa penghubung antara produk-produk industri dan pertanian dengan konsumen. PDRB dalam sektor perdagangan merupakan pendapatan masyarakat yang bersumber pada kegiatan perdagangan baik yang berada di kawasan perdagangan tradisional (pasar tradisional, PKL) maupun toko retail kebutuhan pokok dan sebagainya; 7. Usaha perdagangan di pasar-pasar tradisional juga menyerap tenaga kerja
dengan jumlah yang signifikan sehingga mampu mengurangi angka pengangguran dari sektor informal karena banyak pihak yang terlibat
langsung mulai dari pemasok barang. kuli angkut/panggul hingga penyedia jasa transportasi seperti tukang ojek;
8. Kondisi Pasar di Kabupaten Kotawaringin Barat yang relatif bersih, tertata dan rapi turut memberikan andil dalam diraihnya kembali piala adipura yang ke-6 kali nya di Kabupaten Kotawaringin Barat.