BAB III METODE PENELITIAN
F. Validitas dan Realibitas
Validitas tes adalah tingkat kemampuan tes mengukur atribut yang hendak diukur (Sarwono, 2006). Alat ukur yang dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut dapat menjalankan fungsi ukur atau akurat dalam melakukan pengukuruan yang ingin diukur ( Azwar, 2010).
Kategori validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity) yang diselidiki melalui analisis rasional terhadap isi tes serta didasarkan penilaian (judgement) yang bersifat
Jawaban Skor
Sangat Sesuai 4
Sesuai 3
Tidak Sesuai 2
subjektif (Azwar, 2010).Penilaian metode expert judgement yang dilakukan melalui dosen pembimbing skripsi.Penilaian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian aitem dalam tes dengan aspek-aspek yang hendak diungkap serta kesesuaian blue print dengan tujuan memilih aitem yang representatif.
2. Seleksi Aitem
Seleksi aitem dilakukan setelah aitem diuji dengan validitas isi melalui (professional judgment) dan telah dilakukan try-out. Berdasarkan hasil try-out yang dilakukan di beberapa tempat yaitu kampus III Universitas Sanata Dharma, Galeria Mall, SMP Joaness Bosco, dan SMK Klaten maka di dapatkan responden sebanyak 100 orang (55 perempuan, 45 laki-laki).
Seleksi aitem berfungsi untuk melihat aitem mana yang memiliki daya beda dan aitem mana yang memiliki skor rendah. Seleksi aitem dapat dilakukan dengan melihat daya diskriminasi setiap aitem yang ada.Daya diskriminasi diperoleh dengan mengkorelasikan antara skor aitem dengan skor aitem total. Korelasi antara skor aitem dengan skor total disebut koefisien korelasi aitem total (rix). Besar koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0 sampai 1,00 baik positif maupun negatif. Skor yang semakin mendekati 1,00 memiliki daya diskriminasi yang tinggi dan apabila mendekati angka 0 maka aitem tersebut memiliki daya diskriminasi yang rendah (Azwar, 2010).
Pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem-total memiliki batasan rix ≥ 0,3. Aitem yang mencapai koefisien korelasi aitem -total minimal 0,3 dapat dikatakan memuaskan. Demikian sebaliknya, aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem-total kurang dari 0,3 merupakan aitem yang berdaya diskriminasi yang rendah. Penelitian ini menggunakan nilai rix 0,30 dan taraf signifikasi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa aitem yang digunakan memiliki skor koefisien korelasi aitem-total ≥ 0,30 pada taraf signifikasi 0,05. Pengujian ini menggunakan program SPSS 16 for windows.
Pada skala dimensi pola komunikasi keluarga yang terdiri dari 20 item skala orientasi kepatuhan dan 20 item skala orientasi percakapan yang masing-masing terdiri dari 10 item favorable dan 10 item unfavorable. Masing-masing Aitem ini diseleksi dengan melihat rix-nya. Aitem yang memiliki nilai rix ≥ 0,30 dikategorikan sebagai aitem yang baik, sedangkan aitem yang memiliki nilai rix ≤ 0,30
dikategorikan sebagai aitem yang kurang baik sehingga akan digugurkan. Skala dimensi pola komunikasi diukur dengan melihat 2 dimensi yaitu orientasi percakapan dan orientasi kepatuhan. Hasil dari pengujian data skala orientasi percakapan menunjukan bahwa 20 item yang memiliki nilai rix ≥ 0,30 dan tidak ada item yang memiliki nilai rix ≤ 0,30. Jadi aitem skala orientasi percakapan berjumlah 20 aitem.
Sedangkan, hasil dari pengujian data skala orientasi kepatuhan menunjukan bahwa 10 aitem yang memiliki rix ≥ 0,30 dan 10 aitem
yang memiliki nilai rix ≤ 0,30 yaitu 4, 12, 16, 20, 23, 28, 32, 36, 39, dan 40. Melihat banyak aitem yang gugur karena rixnya ≤ 0,30 maka peneliti melakukan try out ulang pada orientasi kepatuhan dengan jumlah item sebanyak 40 item. Item yang digunakan pada try out ke dua terdiri dari 7 item dari skala pada try out pertama dan 33 item yang dibuat baru. Subjek yang digunakan pada try out kedua adalah 50 orang subjek baru yang terdiri dari 29 perempuan dan 21 laki-laki. Hasil try out kedua dari pengujian data skala orientasi kepatuhan menunjukan bahwa 24 aitem yang memiliki nilai rix ≥ 0,30 da n 16 aitem yang memiliki rix ≤ 0,30 yaitu item 1, 2, 3, 5, 6, 7, 10, 11, 17, 22, 24, 26, 28, 33, 34, 38. Jadi jumlah skala orientasi kepatuhan menjadi 24 item.
Tabel 8. Blue Print Skala Pola Komunikasi Keluarga Setelah Seleksi Item
No. Dimensi Nomor Aitem Jumlah
Favorable Unfavorable 1. Orientasi Percakapan 2, 6, 9, 14, 18, 26, 30, 33, 39, 41 1, 8, 12, 15, 17, 23, 25, 31, 35, 43 20 2. Orientasi Kepatuhan 3, 7, 10, 13, 19, 21, 24, 27, 29, 34, 37, 38, 40, 42, 44 4, 5, 11, 16, 20, 22, 28, 32, 36 24
Pada skala kecenderungan pembelian impulsif terdapat 40 item yang terdiri dari 20 item favorable dan 20 item unfavorable.Aitem ini diseleksi dengan melihat rix-nya. Aitem
yang memiliki nilai rix ≥ 0,30 dikategorikan sebagai aitem yang baik, sedangkan aitem yang memiliki nilai rix ≤ 0,30 dikategorikan sebagai aitem yang kurang baik, sehingga akan digugurkan. Hasil dari pengujian data skala kecenderungan pembelian impulsif menunjukan bahwa 34 item yang memiliki nilai rix ≥ 0,30, sedangkan 6 aitem yang memiliki nilai rix ≤ 0,30 adalah aitem no 3, 14, 20, 26, 28, dan 31. Jadi dalam skala kecenderungan pembelian impulsif yang dipakai dalam penelitian ini berjumlah 34 item.
Tabel 9. Blue Print Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Setelah Seleksi Item
No. Aspek Nomor Aitem Jumlah Bobot
Favorable Unfavorable 1. Aspek Kognitif 6, 10, 13, 17, 20, 23, 29, 33 3, 7, 11, 14, 21, 26, 30, 34 16 47 % 2. Aspel Afektif 1, 4, 8, 12, 15, 18, 22, 24, 27, 31 2, 5, 9, 16, 19, 25, 28, 32 18 53% Total 34 100% 3. Reliabilitas
Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna pengukuran.Apabila pengukuran tidak reliabel maka skor yang dihasilkan juga tidak dapat dipercaya.Perbedaan skor yang terjadi di antara individu lebih ditentukan oleh faktor eror dari pada faktor perbedaan sebenarnya.
Pengukuran yang tidak reliabel tidak akan konstan dari waktu ke waktu (Azwar, 2010).
Penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal yang bertujuan untuk melihat konsistensi antar aitem atau antar bagian dalam tes (Azwar, 2010).Reliabilitas konsistensi internal menggunakan teknik yang berasal dari formula Alpha Cronbach.Teknik ini dapat mengestimasi konsistensi internal dengan menghitung rata-rata dari korelasi antara butir-butir pernyataan skala (Nunnaly, 1981).Teknik ini dapat dilakukan dengan menggunakan analisis data SPSS 16.0 for
windows.Koefisien reliabilitas berada pada rentang 0 sampai dengan
1.Bila koefisien skala semakin mendekati 1 maka dapat dikatakan skala tersebut memiliki koefisien reliabilitas yang baik (Azwar, 2010).
Skala dimensi pola komunikasi keluarga diuji dengan menggunakan teknik Alpa Cronbach diperoleh hasil (α) orientasi percakapan = 0,911 setelah mengalami seleksi item. Pada skala orientasi kepatuhan nilai Alpha Cronbah yang diperoleh setelah mengalami seleksi item dan try out ulang adalah (α) = 0,908. Pada skala kecenderungan pembelian impulsif nilai Alpha Cronbach yang diperoleh setelah mengalami seleksi aitem adalah (α) = 0,905.
G. Metode Analisis Data