• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Menggunakan strategi belajar yang tepat

Mendengar dan mempraktekkan materi yang diajarkan

8, 10,15,19

12 Saling bertukar pendapat dengan siswa lainnya 7

Berani mengungkapkan permasalahan yang

dihadapi kepada guru 11,16

Memanfaatkan pengalaman yang dimiliki

untuk menyelesaikan masalah 12,14 Pembelajaran yang memusatkan pada

pemecahan masalah 13,17,18

Jumlah Item 19

3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 3.5.1 Validitas

Menurut Masidjo (1995: 242) validitas suatu tes adalah taraf sampai

dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Alat ukur

dikatakan valid bila tepat atau dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas dibagi menjadi tiga jenis, yaitu validitas isi, validitas konstruk, dan

konstruk dan validitas isi. Menurut Azwar (2012: 175) validitas isi (content

validity) adalah suatu alat ukur dipandang valid apabila mencangkup

keseluruhan kawasan akan tetapi isinya harus pula tetap relevan dan tidak keluar

dari batasan tujuan pengukuran. Validitas isi telah dapat mewakili keseluruhan

materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diujikan. Validitas konstruk

(construct validity) mengandung arti validitas yang menunjukkan sejauhmana

suatu tes mengukur konstrak teoretik yang hendak diukurnya. Validitas konstruk

dan isi yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara expert

judgment, yaitu dikonsultasikan kepada ahli.

1. Validitas Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran merupakan bagian utama dalam kegiatan

pembelajaran, karena proses kegiatan pembelajaran berdasarkan perangkat

pembelajaran yang disusun. Sebelum melakukan penelitian, peneliti

melakukan expert judgment perangkat pembelajaran yang disusun, yaitu

Silabus, RPP, LKS, bahan ajar dan soal evaluasi. Peneliti melakukan

validasi perangkat pembelajaran kepada guru matematika SD Kanisius

Gayam dan dosen USD.

Masidjo (1995: 151) Penilaian Acuaan Patokan (PAP) berorientasi

pada suatu patokan keberhasilan atau batas lulus penguasaan bahan yang

bersifat pasti. Peneliti memilih PAP tipe I karena passing score lebih tinggi

dibandingkan PAP tipe II karena persentil minimal adalah 56, sedangkan

Tabel 3.6 Kriteria Validasi Desain Perangkat Pembelajaran Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Nilai Huruf Kriteria 90% x 5 4,5 – 5 A Sangat Baik 80% x 5 4 – 4,49 B Baik 65% x 5 3,25 – 3,99 C Cukup 55% x 5 2,75 – 3,24 D Tidak Baik Di bawah 55% 0 – 2,74 E Sangat Tidak Baik

Tabel 3.7 Perhitungan Validasi Desain Perangkat Pembelajaran Ahli Perangakat Pembelajaran Hasil Penilaian Rata-rata Kriteria Guru Silabus 41 : 10 = 4,1 Baik Dosen 40 : 10 = 4 Baik Guru RPP 85 : 21 = 4,05 Baik Dosen 84 : 21 = 4 Baik Guru

Lembar Kegiatan Siswa 32 : 8 = 4 Baik

Dosen 30 ; 8 = 3,75 Cukup

Guru

Bahan Ajar 21 : 5 = 4,2 Baik

Dosen 20 : 5 = 4 Baik

Dari hasil perhitungan validasi desain perangkat pembelajaran oleh

guru diperoleh skor rata-rata instrumen perangkat pembelajaran silabus

adalah 4,1, RPP adalah 4,05, Lembar Kerja Siswa adalah 4 dan Bahan ajar

adalah 4,2. Rata-rata berdasarkan perhitungan perangkat pembelajaran

diperoleh adalah 4,09 dengan kriteria baik. Hasil perhitungan validasi desain

perangkat pembelajaran oleh dosen diperoleh skor rata-rata instrumen

Siswa adalah 3,75 dan Bahan ajar adalah 4. Rata-rata berdasarkan

perhitungan perangkat pembelajaran diperoleh adalah 3,94 dengan kriteria

cukup. Berdasarkan kriteria tersebut, instrumen perangkat pembelajaran

layak digunakan untuk penelitian.

2. Validitas Prestasi Belajar

Validitas instrumen soal atau soal evaluasi pada penelitian ini selain

dengan validitas expert judgment juga ditempuh dengan cara diujikan di

lapangan (empiris). Hal tersebut dilakukan peneliti untuk mengetahui jumlah

soal yang valid dan reliabel. Soal-soal yang valid dan reliabel digunakan

peneliti untuk menguji prestasi belajar dalam penelitian. Uji coba dilakukan

di kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta sejumlah 25 siswa. Pelaksanaan

uji coba validitas dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 7 Februari 2014.

Peneliti memilih uji coba kepada siswa kelas V karena siswa tersebut pernah

mempelajari materi lambang bilangan Romawi. Sebelum diujikan di

lapangan peneliti berkonsultasi kepada ahli.

Setelah diujikan di lapangan dan memperoleh hasil, langkah

selanjutnya adalah melakukan perhitungan yang di sebut r hitung dari

masing-masing item soal menggunakan statistik korelasi Product Moment

keterangan :

r = koefisien validitas

= jumlah skor dalam sebaran x (item skor per butir)

= jumlah skor dalam sebaran y (item skor total)

= jumlah hasil kali skor x dan y berpasangan

= jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x

= jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y

N = banyaknya subjek

Peneliti menggunakan program SPSS 16 untuk mempemudah

penghitungan agar lebih cepat. Pada uji validitas jika r hitung lebih besar

daripada r tabel maka butir soal tersebut dikatakan valid dan sebaliknya jika

r hitung lebih kecil dari r tabel maka butir soal tersebut dikatakan tidak

valid. Peneliti mencari r tabel dengan menggunakan tabel nilai-nilai r

Product Moment (Sugiyono, 2010: 613). Jumlah responden/ N yaitu 25

siswa, peneliti menggunakan taraf signifikan 5% untuk mencari r tabel. Nilai

r tabel dari jumlah responden 25 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,396.

Item soal dikatakan valid jika r hitung ≥ 0,396 (r tabel), jika selaliknya r hitung ≤ 0,396 (r tabel) maka item soal dikatakan tidak valid. Hasil

perhitungan validitas menggunakan program SPSS 16 dapat dilihat pada

Tabel 3.8 Perhitungan Validitas Soal Evaluasi Nomor

Soal Nilai Korelasi (r)

Nilai r tabel (n = 25, 5%) Keterangan 1 0,387 0,396 Tidak Valid 2 0,748** 0,396 Valid 3 0,419* 0,396 Valid 4 -0,153 0,396 Tidak Valid 5 0,493* 0,396 Valid 6 0,398* 0,396 Valid 7 0,484* 0,396 Valid 8 0,363 0,396 Tidak Valid 9 0,258 0,396 Tidak Valid 10 0,326 0,396 Tidak Valid 11 0,640** 0,396 Valid 12 0,253 0,396 Tidak Valid 13 0,722** 0,396 Valid 14 0,518** 0,396 Valid 15 0,136 0,396 Tidak Valid 16 0,449* 0,396 Valid 17 0,158 0,396 Tidak Valid 18 0,223 0,396 Tidak Valid 19 -0,55 0,396 Tidak Valid 20 0,240 0,396 Tidak Valid 21 0,10 0,396 Tidak Valid 22 0,511** 0,396 Valid 23 0,213 0,396 Tidak Valid 24 0,199 0,396 Tidak Valid 25 0,517** 0,396 Valid 26 0,485* 0,396 Valid 27 0,603** 0,396 Valid 28 -0,246 0,396 Tidak Valid 29 0,764** 0,396 Valid 30 0,748** 0,396 Valid

Dari hasil perhitungan validitas soal evaluasi yang diperoleh 15 dari

30 soal (50%) valid dengan 9 soal nomor 2, 11, 13, 14, 22, 25, 27, 29 dan 30

sig. 2 tailed, 15 dari 30 soal (50%) tidak valid dengan soal nomor 1, 4, 8, 9,

10, 12, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, dan 28. Soal evaluasi yang valid akan

digunakan dalam soal evaluasi di akhir siklus dan soal evaluasi yang tidak

valid dihilangkan dan diganti dengan soal yang baru. Soal evaluasi yang

telah di validitas akan digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa.

3. Validasi Instrumen Kemandirian

Peneliti menggunakan instrumen skala dan observasi untuk

mengumpulkan data kemandirian siswa selama melakukan penelitian.

Instrumen observasi berupa lembar pengamatan dan instrumen skala berupa

lembar skala kemandirian siswa. Kegiatan validasi ini dilakukan dengan

expert judgement oleh Dosen USD. Hal ini bertujuan agar panduan skala dan

observasi dapat dikatakan memenuhi kriteria sebagai skala dan observasi

yang baik untuk siswa. Hasil perhitungan validasi instrumen skala dan

observasi tersebut sebagai berikut.

Tabel 3.9 Perhitungan Validasi Desain Kemandirian

Ahli Validasi Desain Kemandirian Hasil Penilaian Rata-rata Kriteria

Dosen Lembar Skala 4,11 Baik

Tabel 3.10 Kriteria Validasi Instrumen Skala dan Observasi Rentang Skor Kriteria

5 Baik sekali

4 Baik

3 Cukup

2 Kurang

1 Kurang sekali

Dari hasil perhitungan validasi diperoleh skor rata-rata lembar skala

adalah 4,11 sehingga instrumen skala masuk dalam kriteria baik. Skor

rata-rata lembar observasi adalah 4 sehingga instrumen observasi masuk dalam

kriteria baik. Berdasarkan kriteria tersebut, maka instrumen skala dan

observasi tersebut layak digunakan untuk penelitian.

3.5.2 Reliabilitas

Menurut Masidjo (2010: 209) menjelaskan reliabilitas adalah adalah

taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil

pengukurannya yang diperlihatkan dalam ketepatan ketelitian hasil. Arifin

(2009: 258) reliabilitas adalah tingkatan konsistensi suatu instrumen. Suatu tes

yang reliabel akan menunjukkan ketepatan hasil dalam berbagai pengukuran.

Sehingga skor-skor tersebut dari berbagai pengukuran tidak menunjukkan

perbedaan-perbedaan yang berarti. Peneliti melakukan reliabilitas dengan cara

empiris atau diujikan di lapangan. Item yang digunakan untuk uji reliabilitas

adalah item yang sudah valid, karena item soal yang tidak valid pasti tidak

Koefisien korelasi reliabilitas dihitung menggunakan Koefisien Alpha Cronbach

dalam Purwanto (2008) dengan rumus sebagai berikut.

keterangan :

r = Koefisien reliabilitas tes

k = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes

1 = Bilangan konstan

= Jumlah varian skor butir

= Varian skor total

Koefisien reliabilitas dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara

0,00 sampai 1,00. Koefisien realibilitas dibandingkan dengan klasifikasi

koefisien korelasi reliabilitas. Kriteria reliabilitas instrumen dapat dilihat pada

tabel dibawah ini (Masidjo, 1995: 209).

Tabel 3.11 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas Instrumen Klasifikasi Koefisien Korelasi

Sangat tinggi 0,91 – 1,00 Tinggi 0,71 – 0,90 Cukup 0,41 – 0,70 Rendah 0,21 – 0,40 Sangat rendah Negatif – 0,20

Tabel 3.12 Hasil Perhitungan Reliabilitas Statistik Cronbach's Alpha N of Items

.875 15

Uji reliabilitas instrumen menggunakan item-item yang telah valid, yaitu

item nomor 2, 3, 5, 6, 7, 11, 13, 14, 16, 22, 25, 26, 27, 29 dan 30. Reliabilitas

instrumen penelitian diukur dengan menggunakan program SPSS 16

menunjukkan angka 0,875 dengan kriteria tinggi. Dari hasil perhitungan tersebut

dapat disimpulkan bahwa soal tersebut konsisten dan layak untuk digunakan

peneliti.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Dokumen terkait