• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN LITERATUR

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas Instrumen

Validitas adalah konsep yang berkaitan dengan kemampuan suatu tes untuk mengukur yang seharusnya diukur (Purwanto, 2007: 123 dan Sudijono, 2008: 166). Peneliti menggunakan content validity, face validity, dan construc validity. Content validity (validitas isi) adalah pengujian validitas dilakukan atas isinya untuk memastikan setiap butir tes mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur (Purwanto, 2007: 125). Content validity dilakukan peneliti dengan meminta pertimbangan (expert judgement) dosen ahli. Content validity bertujuan untuk menguji kelayakkan dan kesesuaian instumen penelitian dengan indikator yang diukur.

Instrumen penelitian yang divalidasi oleh dosen yang berkompeten dalam bidangnya berupa kuesioner, silabus, RPP, bahan ajar, kisi-kisi, serta soal ulangan harian. Silabus, RPP, bahan ajar, kisi-kisi, soal ulangan harian, dan kriteria penskoran. Berdasarkan hasil validasi, peneliti melakukan revisi pada silabus, RPP, bahan ajar, dan soal. Pada saat melakukan komunikasi dengan dosen ahli, peneliti mendapat saran untuk menuliskan lima karakteristik PMRI pada silabus, RPP, dan bahan ajar. Dengan keterangan tersebut, perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan PMRI akan tampak perbedaannya dengan perangkat pembelajaran yang lain. Selanjutnya, peneliti merevisi silabus, RPP, dan bahan ajar dengan menambahkan karakteristik PMRI yang muncul pada setiap indikator dan kegiatan pembelajaran.

Peneliti juga mendapat saran untuk membuat soal yang disertai ilustrasi/ gambar sehingga dapat memudahkan siswa dalam memahami soal. Sedangkan kriteria penskoran yang digunakan hendaknya langsung dituliskan langkah penyelesaiannya dan diberi skor bukan berupa kalimat. Oleh sebab itu, peneliti melakukan revisi pada soal dengan menambah gambar yang sesuai. Kriteria penskoran juga direvisi dengan menuliskan langkah penyelesaiannya dan skor pada setiap langkah. Skor hasil validasi dosen ahli pada perangkat pembelajaran terdapat pada lampiran 16 halaman 185.

Kuesioner kerjasama yang digunakan juga divalidasi oleh dosen yang berkompeten dalam bidangnya. Berdasarkan hasil validasi, terdapat dua item yang harus diperbaiki yaitu item saya berpendapat dari awal hingga akhir kerja kelompok diganti dengan saya berpendapat tanpa memperdulikan teman sekelompok, sedangkan item saya mendapat tugas yang sama dengan anggota kelompok yang lain diganti dengan saya mendapat tugas yang lebih berat daripada anggota lain dalam kelompok. Selain itu, petunjuk pengisian kuesioner perlu diperjelas dan alternatif jawaban perlu diperbaiki. Alternatif jawaban yang menimbulkan jawaban ambigu sebaiknya dihilangkan. Oleh karena itu, peneliti melakukan pergantian kedua item tersebut dan item yang lain dapat digunakan. Skor hasil validasi kuesioner oleh dosen ahli terdapat pada lampiran 17 halaman 189.

Peneliti juga melakukan face validity (validitas permukaan). Face validitiy bertujuan untuk memperoleh pertimbangan dari guru mata pelajaran mengenai perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, rencana

pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, kisi-kisi soal, dan soal evaluasi. Arifin (2011: 248) menjelaskan bahwa validitas permukaan dilakukan dengan melihat tampang pada instrumen itu sehingga jika suatu instrumen secara sepintas telah dianggap baik untuk mengungkap fenomena yang akan diukur maka instrumen tersebut sudah memenuhi syarat validitas permukaan.

Hasil validasi dari guru kelas menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran sudah baik namun perlu disesuaikan dengan format sekolah. Hal-hal yang perlu diperbaiki antara lain: penggunaan kata siswa yang diganti dengan peserta didik dan guru menjadi pendidik; indikator, tujuan, dan kegiatan pembelajaran memuat competence, conscience, dan compassion. Oleh karena itu, sebelum melakukan penelitian, peneliti memperbaiki perangkat pembelajaran sesuai dengan saran guru kelas agar layak digunakan. Meskipun, penelitian dilakukan di SD Kanisius yang telah menerapkan Pendekatan Pedagogy Reflektif (PPR) namun peneliti dapat melakukan penelitian menggunakan pendekatan PMRI. Hal ini disebabkan oleh adanya karakteristik pendekatan PMRI yang sesuai dengan PPR. Marpaung (2008: 7) juga menuliskan bahwa pedagogi ikut membentuk cara memandang RME dan adaptasinya dalam wujud PMRI.

Skor yang diperoleh peneliti dari tim ahli kemudian dihitung rata-ratanya; jika rata-rata <2,7 (kurang dari 2,7) maka peneliti akan melakukan perbaikan pada instrumen penelitian/ perangkat pembelajaran namun jika rata-rata sudah menunjukkan >2,7 (lebih dari atau sama dengan 2,7) maka peneliti tidak melakukan perbaikan. Hasil perhitungan lalu dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan kategori yang terdapat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5. Kriteria Kualitas Perangkat Pembelajaran

No. Tingkat Perangkat Penbelajaran

Skor Standar

Hasil

Rata-rata Kriteria

1. 90%-100% A 2,7-4,0 Perangkat pembelejaran sangat baik

2. 80%-89% B 2,4-2,6 Perangkat pembelejaran baik

3. 70%-79% C 2,1-2,3 Perangkat pembelejaran cukup baik 4. 60%-69% D 1,8-2,0 Perangkat pembelejaran kurang baik 5. < 59% E < 1,7 Perangkat pembelejaran sangat kurang baik

Sumber:(Arifin, 2011:254 )

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa jika rata-rata perangkat pembelajaran adalah 2,7-4,0 maka tergolong sangat baik; jika rata-rata 2,4-2,6 maka kategori perangkat baik, dan rata-rata 2,1-2,3 termasuk kategori cukup baik. Selain itu, rata-rata 1,8-2,0 tergolong kurang baik dan jika rata-rata < 1,7 maka perangkat pembelajaran sangat kurang baik. Hasil perhitungan validasi instrumen penelitian berupa kuesioner adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6. Hasil Penilaian atau Validasi Kuesioner

Berdasarkan tabel 3.6, terdapat 12 komponen yang dinilai oleh validator. Dua belas komponen tersebut antara lain: (1) kelengkapan unsur-unsur kuesioner; (2) kesesuaian antara indikator dan item-item pernyataan; (3) ketepatan pemilihan kata dalam kusioner; (4) terdapat pernyataan unfavorabel dan favorabel; (5) kejelasan perintah pengisian kuesioner; (6) Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku; (7) pertanyaan atau pernyataan tidak bermakna ganda; (8) pertanyaan atau pernyataan tidak membuat responden berpikir terlalu berat; (9) pertanyaan atau pernyataan

Validator Komponen Rata-

rata Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

tidak menggiring responden dalam menjawab; (10) pertanyaan atau pernyataan tidak terlalu panjang; (11) urutan pertanyaan atau pernyataan dimulai dari yang umum menuju ke khusus; dan (12) pertanyaan atau pernyataan sesuai dengan variabel yang akan diteliti.

Tabel 3.6 juga menunjukkan bahwa rata-rata hasil validasi sebesar 3,83 sehingga kuesioner tergolong sangat baik. Peneliti juga melakukan validasi terhadap perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP, Bahan ajar, LKS, dan soal evaluasi kepada dua dosen yang berkompeten pada pelajaran matematika. Hasil perhitungan validasi instrumen pembelajaran berupa silabus terdapat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7. Hasil Penilaian atau validasi Silabus

Validator Komponen Rata-

rata Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Dosen 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3,78 Silabus sangat baik Dosen 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3,78 Rata-rata 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3,78

Berdasarkan tabel 3.7 terdapat sembilan komponen yang dinilai oleh validator. Kesembilan komponen tersebut antara lain: (1) kelengkapan unsur- unsur silabus; (2) kesesuaian antara SK, KD dan indikator; (3) kualitas perumusan pengalaman belajar; (4) ketepatan pilihan perilaku esensial dalam indikator; (5) kualitas perilaku yang dituntut dalam indikator mencerminkan keutuhan perkembangan pribadi siswa.

Komponen selanjutnya (6) tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan; (7) ketepatan dalam memilih media; (8) kesesuaian teknik penilaian yang digunakan dengan indikator; dan (9) penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku. Selain itu, tabel 7 menunjukkan bahwa rata-

rata hasil validasi dari dua dosen ahli sebesar 3,78 maka dikatakan silabus sangat baik sehingga layak digunakan dalam penelitian. Hasil perhitungan validasi instrumen pembelajaran berupa RPP terdapat pada tabel 3.8.

Tabel 3.8. Hasil Penilaian atau Validasi RPP

Komponen Validator Rata-

rata Dosen 2 Dosen 3 1 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 3,5 4 3 4 3,5 5 4 4 4 6 4 3 3,5 7 4 3 3,5 8 4 4 4 9 4 4 4 10 4 3 3,5 11 4 4 4 12 4 4 4 13 4 3 3,5 14 4 4 4 15 4 4 4 16 3 4 3,5 17 4 3 3,5 18 4 4 4 19 3 4 3,5 20 4 3 3,5 21 3 3 3 Rata-rata 3,76 3,67 3,71

Tabel 3.8 menunjukkan bahwa rata-rata hasil validasi dari dua dosen ahli sebesar 3,71 maka dikatakan RPP sangat baik sehingga layak digunakan. Selain itu terdapat 21 komponen yang dinilai oleh validator. Kedua puluh satu komponen tersebut antara lain: (1) kelengkapan unsur-unsur RPP; (2) kesesuaian rumusan tujuan pembelajaran dengan indicator; (3) pemenuhan syarat-syarat dalam perumusan tujuan pembelajaran; (4) isi rumusan tujuan meliputi keutuhan perkembangan pribadi siswa; (5) ketepatan dalam memilih pendekatan atau model pembelajaran; (6) ketepatan dalam memilih metode atau teknik pembelajaran; (7) kemenarikan, variasi, dan ketepatan teknik

yang digunakan; (8) rumusan kegiatan pembelajaran mencerminkan pendekatan/model/metode/teknik pembelajaran yang dipilih; (9) rumusan kegiatan pembelajarannya mencerminkan karakteristik PMRI; (10) rumusan kegiatan pembelajaran berpotensi untuk memberdayakan siswa; (11) rumusan kegiatan pembelajaran berpotensi untuk terciptanya pembelajaran yang menyenangkan/bermakna.

Komponen selanjutnya (12) tingkat variasi dalam kegiatan pembelajaran; (13) pengorganisasian materi sistematis, logis, dan kronologis; (14) pengaturan alokasi waktu tiap kegiatan pembelajaran proporsional; (15) kelengkapan rumusan kegiatan akhir pelajaran (rangkuman, evaluasi, refleksi, tindak lanjut); (16) tingkat kesesuaian indikator, tujuan, dan item penilaian; (17) penggunaan ragam teknik penilaian (penilaian bersifat otentik); (18) kualitas kisi-kisi penilaian; (19) tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan; (20) ketepatan pemilihan media pembelajaran; dan (21) penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku.

Hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran berupa LKS adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9. Hasil Penilaian atau Validasi LKS

Tabel 3.9 membuktikan bahwa rata-rata validasi LKS sebesar 3,75 sehingga LKS sangat baik dan layak digunakan pada penelitian. Tabel 3.9

Validator Komponen Rata-

rata Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 Dosen 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3,63 LKS sangat baik Dosen 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3,86 Rata-rata 3,5 3,5 4 4 4 3,5 4 3,5 3,75

juga menunjukkan bahwa terdapat delapan komponen yang dinilai oleh validator. Delapan komponen tersebut sebagai berikut: (1) kelengkapan unsur-unsur LKS; (2) rumusan petunjuk LKS sederhana sehingga mudah dipahami siswa; (3) rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS singkat, sederhana sehingga mudah dipahami oleh siswa; (4) urutan kegiatan pembelajaran pada LKS runtut; (5) kegiatan pembelajaran dalam LKS memungkinkan tercapainya indikator/tujuan pembelajaran; (6) bahasa yang digunakan pada LKS sesuai dengan tingkat perkembangan siswa; (7) tersediannya pertanyaan untuk refleksi; dan (8) tampilan LKS indah dan menarik.

Hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran berupa bahan ajar adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10. Hasil Penilaian atau Validasi Bahan Ajar

Dari tabel 3.10, diketahui bahwa rata-rata validasi bahan ajar sebesar 3,8 sehingga bahan ajar sangat baik dan layak digunakan pada penelitian. Tabel 3.10 juga menunjukkan bahwa terdapat 5 komponen yang dinilai oleh validator. Lima komponen tersebut sebagai berikut: (1) materi sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai; (2) materi pelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur; (3) susunan materi pelajaran sistematis, logis, dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa; (4)

Validator Komponen Rata-

rata Keterangan

1 2 3 4 5

Dosen 2 4 4 4 3 4 3,8 Bahan ajar sangat baik

Dosen 3 4 4 4 4 3 3,8

redaksional bahasa Indonesia baku dan sederhana; dan (5) menuliskan sumber bahan yang dikutip dengan penulisan baku.

Hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran berupa soal evaluasi dituliskan pada tabel 3.11 sebagai berikut:

Tabel 3.11. Hasil Penilaian atau Validasi Soal Evaluasi

Dari tabel 3.11, diketahui bahwa rata-rata validasi soal evaluasi sebesar 3,75 sehingga soal evaluasi sangat baik dan layak digunakan pada penelitian. Tabel 3.11 juga menunjukkan bahwa terdapat 4 komponen yang dinilai oleh validator. Empat komponen tersebut sebagai berikut: (1) soal evaluasi sesuai dengan indikator yang akan dicapai; (2) soal evaluasi sesuai dengan tujuan yang akan dicapai; (3) soal evaluasi sesuai aspek penilaian kognitif; dan (4) penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Hal yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah melakukan construc validity (validitas konstruk) dengan melakukan pengujian validitas tes secara empiris terhadap soal evaluasi. Validitas konstruk dilakukan pada sekolah dasar (SD) lain yang memiliki kemiripan latar belakang dengan sekolah dasar yang menjadi subjek penelitian. Kemiripan tersebut seperti tingkat intelektual, kondisi ekonomi orang tua siswa, kondisi sekolah/ lingkungan belajar, dan kemampuan guru. SD yang digunakan untuk uji validitas yaitu SD Kanisius Kadirojo, yang terletak di Desa Kadirojo Purwomartani Kalasan Sleman dengan Siswa kelas VI berjumlah 31 siswa, namun pada saat

Validator Komponen Rata-

rata Keterangan

1 2 3 4

Dosen 2 4 4 4 3 3,75 Soal evaluasi sangat baik Dosen 3 4 4 4 3 3,75

dilakukan uji validitas terdapat satu dari 31 siswa tidak hadir sehingga uji validitas hanya dilakukan pada 30 siswa.

Hasil yang diperoleh kemudian dihitung menggunakan rumus korelasi Product-Moment dari Pearson dengan rumus simpangan sebagai berikut (Surapranata, 2009: 56 dan Arifin, 2011: 252):

rxy



 2 2 y x xy keterangan:

rxy adalah koefisien korelasi antara variabel x dan y

∑xy adalah jumlah perkalian antara x dan y x 2 adalah kuadrat dari x

y 2 adalah kuadrat dari y

Hasil perhitungan validitas menggunakan rumus Person dengan simpangan kemudian dibandingkan dengan r tabel. R tabel untuk 30 siswa sebesar 0,349 (Purwanto, 2007: 241 dan Sudijono, 2008: 480). Suatu soal dikatakan valid jika r hitung ≥ r tabel. Peneliti melakukan uji validitas terhadap dua instrumen yang disiapkan. Instrumen satu terdiri dari 10 soal uraian dan 15 soal isian singkat. Sedangkan instrumen dua terdiri dari 10 soal uraian dan 10 soal isian singkat. Instrumen dua disiapkan sebagai instrumen pengganti jika instrumen satu tidak dapat digunakan karena tidak valid dan/atau hasil dari penggunaan instrumen satu belum dapat mencapai kriteria penelitian.

Kisi-kisi soal instrumen satu terdapat pada tabel 3.12.

Tabel 3.12. Kisi-Kisi Soal Instrumen Satu untuk Uji Validitas konstruk Standar Kompetensi: 5.Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar: 5.3Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.

Indikator Bentuk soal No soal

Uraian Objektif 1. Melakukan perkalian persen dengan bilangan asli. √ 1,2 2. Melakukan perkalian pecahan biasa dengan

bilangan asli. √ 5, 6

3. Melakukan perkalian pecahan biasa dengan pecahan

campuran √ 11,16

4. Melakukan perkalian persen dengan pecahan

desimal. √ 12

5. Melakukan perkalian pecahan campuran dengan

pecahan desimal. √ 13

6. Melakukan perkalian pecahan campuran dengan

pecahan campuran. √ 14

7. Melakukan perkalian pecahan biasa dengan pecahan

desimal. √ √ 9, 15

8. Melakukan perkalian pecahan biasa dengan persen. √ 17 9. Melakukan perkalian pecahan campuran dengan

persen. √ 19

10. Melakukan perkalian pecahan biasa dengan pecahan

biasa. √ 20

11. Melakukan perkalian pecahan campuran dengan

bilangan asli. √ 4, 7, 10

12. Melakukan pembagian pecahan biasa dengan

pecahan biasa. √ 24

13. Melakukan pembagian pecahan desimal dengan

pecahan biasa. √ 22

14. Melakukan pembagian persen dengan bilangan biasa √ 21 15. Melakukan pembagian pecahan biasa dengan

pecahan campuran √ 25

16. Melakukan perkalian pecahan desimal dengan

pecahan desimal. √ √ 3,18

17. Melakukan perkalian pecahan desimal dengan

bilangan asli √ 8

18. Melakukan pembagian pecahan desimal dengan

Kisi-kisi soal instrumen dua terdapat pada tabel 3.13.

Tabel 3.13. Kisi-Kisi Soal Instrumen Dua untuk Uji Validitas konstruk

Indikator Bentuk soal No soal

Uraian Objektif

1. Melakukan perkalian persen dengan bilangan asli. √ √ 9, 16

2. Melakukan perkalian pecahan desimal dengan pecahan

desimal. √ √ 10, 18

3. Melakukan pembagian persen dengan pecahan biasa √ 11, 20

4. Melakukan pembagian bilangan asli dengan pecahan campuran. √ √ 3, 19 5. Melakukan pembagian pecahan biasa dengan pecahan

campuran

√ √ 6, 17

6. Melakukan pembagian pecahan desimal dengan bilangan asli. √ √ 4, 15 7. Melakukan pembagian pecahan desimal dengan pecahan

desimal.

√ 2

8. Melakukan pembagian pecahan campuran dengan pecahan campuran.

√ 8

9. Melakukan pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa. √ 14 10.Melakukan pembagian pecahan desimal dengan pecahan

campuran.

√ √ 5, 13

11.Melakukan pembagian pecahan desimal dengan pecahan biasa.

√ √ 7, 12

12.Melakukan pembagian bilangan asli dengan pecahan biasa. √ 1

Berdasarkan kisi-kisi tersebut, peneliti menyiapkan soal dan melakukan uji validitas konstruk. Hasil perhitungan validitas soal uraian instrumen satu dapat dilihat pada tabel 3.14.

Tabel 3.14. Hasil Perhitungan Validitas Soal Uraian Instrumen Satu

Dari tabel 3.14, terbukti bahwa soal nomor 1 dengan r hitung = 0,691 dinyatakan valid, soal nomor 2 dengan r hitung = 0,641dinyatakan valid, soal nomor 3 dengan r hitung = 0,714 dinyatakan valid, soal nomor 4

No. Item

r

hitung r tabel Keputusan No. Item

r

hitung r tabel Keputusan 1. 0,691 0,349 Valid 6. 0,391 0,349 Valid 2. 0,641 0,349 Valid 7. 0,270 0,349 Tidak Valid 3. 0,714 0,349 Valid 8. 0,188 0,349 Tidak Valid 4. 0,384 0,349 Valid 9. 0,439 0,349 Valid 5. 0,544 0,349 Valid 10. 0,488 0,349 Valid

dengan r hitung = 0,384 dinyatakan valid. Selain itu, soal nomor 5 dengan r hitung = 0,544 dinyatakan valid, soal nomor 6 dengan r hitung = 0,391 dinyatakan valid, soal nomor 7 dengan r hitung = 0,270 dinyatakan tidak valid, soal nomor 8 dengan r hitung = 0,188 dinyatakan tidak valid, soal nomor 9 dengan r hitung = 0,439 dinyatakan valid, soal nomor 10 dengan r hitung = 0,488 dinyatakan valid. Delapan soal dari 10 soal yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, dan 10 dinyakatan valid. Hasil validitas soal isian singkat instrumen satu terdapat pada tabel 3.15.

Tabel 3.15. Hasil Perhitungan Validitas Soal Isian Singkat Instrumen Satu

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa soal nomor 11 dengan r hitung = 0,495 dinyatakan valid, soal nomor 12 dengan r hitung = 0,506 dinyatakan valid, soal nomor 13 dengan r hitung = 0,764 dinyatakan valid, soal nomor 14 dengan r hitung = 0,721 dinyatakan valid, soal nomor 15 dengan r hitung = 0,676 dinyatakan valid. Selain itu, soal nomor 16 dengan r hitung = 0,506 dinyatakan valid, soal nomor 17 dengan r hitung= 0,487 dinyatakan valid, soal nomor 18 dengan r hitung= 0,418 dinyatakan valid, soal nomor 19 dengan r hitung= 0,767 dinyatakan valid, soal nomor 20 dengan r hitung= 0,455 dinyatakan valid, soal nomor 21 dengan r hitung=

No. Item

r

hitung r tabel Keputusan

No.

Item r hitung r tabel Keputusan 11. 0,495 0,349 Valid 19. 0,767 0,349 Valid 12. 0,506 0,349 Valid 20. 0,455 0,349 Valid 13. 0,764 0,349 Valid 21. 0,318 0,349 Tidak valid 14. 0,721 0,349 Valid 22. 0,372 0,349 Valid 15. 0,676 0,349 Valid 23. 0,273 0,349 Tidak valid 16. 0,506 0,349 Valid 24. 0,005 0,349 Tidak valid 17. 0,487 0,349 Valid 25. 0,160 0,349 Tidak valid 18. 0,418 0,349 Valid

0,318 dinyatakan tidak valid, soal nomor 22 dengan r hitung= 0,372 dinyatakan valid, soal nomor 23 dengan r hitung= 0,273 dinyatakan tidak valid, soal nomor 24 dengan r hitung= 0,005 dinyatakan tidak valid, soal nomor 25 dengan r hitung= 0,160 dinyatakan tidak valid. Berdasakan hasil uji validitas tersebut diketahui bahwa 11 dari 15 soal yaitu soal nomor 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, dan 22 dinyatakan valid.

Dari perhitungan validitas soal uraian instrumen dua, diperoleh hasil yang tertera pada tabel 3.16 sebagai berikut:

Tabel 3.16. Hasil Perhitungan Validitas Soal Uraian Instrumen Dua

No. Item r hitung r tabel Keputusan No. Item r hitung r tabel Keputusan 1. 0,789 0,349 Valid 6. 0,695 0,349 Valid 2. 0,652 0,349 Valid 7. 0,775 0,349 Valid 3. 0,758 0,349 Valid 8. 0,782 0,349 Valid 4. 0,662 0,349 Valid 9. 0,600 0,349 Valid 5. 0,595 0,349 Valid 10. 0,695 0,349 Valid

Tabel 3.16 menunjukkan bahwa soal nomor 1 dengan r hitung = 0,789 dinyatakan valid, soal nomor 2 dengan r hitung = 0,652 dinyatakan valid, soal nomor 3 dengan r hitung = 0,758 dinyatakan valid, soal nomor 4 dengan r hitung = 0,662 dinyatakan valid, soal nomor 5 dengan r hitung = 0,595 dinyatakan valid, soal nomor 6 dengan r hitung = 0,695 dinyatakan valid, soal nomor 7 dengan r hitung = 0,775 dinyatakan valid, soal nomor 8 dengan r hitung = 0,782 dinyatakan valid, soal nomor 9 dengan r hitung = 0,600 dinyatakan valid, dan soal nomor 10 dengan r hitung = 0,695 dinyatakan valid. Dari hasil uji validitas soal isian singkat, terbukti bahwa 10 dari 10 soal diputuskan valid maka soal dapat digunakan dalam penelitian.

Perhitungan validitas soal isian singkat instrumen dua hasilnya disajikan dalam tabel 3.17 sebagai berikut:

Tabel 3.17. Hasil Perhitungan Validitas Soal Isian Singkat Instrumen Dua

No. Item

r hitung

r tabel Keputusan No. Item

r hitung r tabel Keputusan 11. 0,760 0,349 Valid 16. 0,286 0,349 Tidak Valid 12. 0,779 0,349 Valid 17. 0,376 0,349 Valid 13. 0,505 0,349 Valid 18. 0,125 0,349 Tidak Valid 14. 0,476 0,349 Valid 19. 0,576 0,349 Valid 15. 0,344 0,349 Tidak Valid 20. 0,390 0,349 Valid

Dari tabel 3.17, terbukti bahwa soal nomor 11 dengan r hitung = 0,760 dinyatakan valid, soal nomor 12 dengan r hitung = 0,779 dinyatakan valid, soal nomor 13 dengan r hitung = 0,505 dinyatakan valid, soal nomor 14 dengan r hitung = 0,476 dinyatakan valid, soal nomor 15 dengan r hitung = 0,344 dinyatakan tidak valid, soal nomor 16 dengan r hitung = 0,286 dinyatakan tidak valid, soal nomor 17 dengan r hitung = 0,376 dinyatakan valid, soal nomor 18 dengan r hitung = 0,125 dinyatakan tidak valid, soal nomor 19 dengan r hitung = 0,576 dinyatakan valid, dan soal nomor 20 dengan r hitung = 0,390 dinyatakan valid. Hasil uji validitas soal isian singkat membuktikan bahwa tujuh dari 10 soal diputuskan valid dan tiga soal diputuskan tidak valid maka soal yang tidak valid tidak akan digunakan dalam penelitian.

2. Reliabilitas Instrumen

Soal yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas kemudian dihitung tingkat reliabilitasnya. Reliabilitas adalah taraf yang menunjukkan konsistensi hasil pengukuran suatu tes yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil (Masidjo, 2010: 310). Lebih lanjut, Masidjo

(2010: 310), menjelaskan bahwa suatu tes dikatakan reliabel jika menunjukkan ketetapan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran. Koefisian reliabilitas dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00 seperti halnya pada validitas.

Metode untuk menentukan taraf reliabilitas suatu tes antara lain: metode tes ulang, metode tes paralel, metode belah dua, Flanagan, Rulon, Kuder- Richardson20, Kuder-Richardson21, Hoyt, dan Koefisien Alpha (Purwanto,

2007: 163). Peneliti menggunakan rumus Alpha untuk menghitung reliabilitas soal uraian. Soal uraian dikatakan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika koefisien reliabilitas (r11) lebih besar dari 0,70 (Sudijono,

2008: 209). Rumus Alpha yang digunakan sebagai berikut (Purwanto, 2007: 181): r 11 2 2

1

)(

1

(

t i

S

S

n

n

) keterangan:

r 11= koefisien reliabilitas tes

1 = bilangan konstan St2 = varian total

n = banyak butir item yang dikeluarkan dalam tes ∑ S12 = jumlah varian skor dari tiap butir item.

Perhitungan menggunakan rumus Alpha menunjukkan hasil bahwa koefisien reliabilitas delapan soal uraian instrumen satu sebesar 0,688 (dibulatkan menjadi 0,70) maka dinyatakan bahwa soal uraian sudah memiliki reliabilitas yang tinggi karena r11 kurang dari 0,70.

Peneliti menggunakan rumus Kuder-Richardson20 untuk menghitung

reliabilitas soal isian singkat instrumen satu karena jumlah soal yang valid ganjil. Purwanto (2007: 173), menjelaskan bahwa pengujian reliabilitas, jika butir instrumen berjumlah ganjil maka dapat dilakukan dengan rumus Kuder- Richardson, Hoyt, dan Alpha Cronbach. Rumus Kuder-Richardson20 sebagai

berikut (Purwanto, 2007: 175): r 11 2 2

)(

1

(

t t

S

pq

S

n

n

) keterangan:

r 11= koefisien reliabilitas tes

n = banyak butir item yang dikeluarkan dalam tes 1 = bilangan konstan

St2 = varian total

∑ pq = jumlah p x q

p = proporsi skor yang diperoleh

q = proporsi skor maksimum dikurangi skor yang diperoleh

Perhitungan menggunakan rumus Kuder-Richardson20 memperoleh hasil

yang menunjukkan koefisien reliabilitas soal isian singkat sebesar 0,91 maka dinyatakan bahwa soal isian singkat sudah memiliki reliabilitas yang tinggi karena r11 lebih dari 0,70. Dari hasil uji validitas dan reliabilitas maka

dipilihlah lima soal uraian dan 10 soal isian singkat yang valid dan reliabel untuk digunakan sebagai instrumen tes.

Peneliti juga melakukan uji reliabilitas terhadap sepuluh soal uraian pada instrumen dua yang telah valid menggunakan rumus Alpha. Perhitungan uji

reliabilitas tersebut diperoleh hasil bahwa kesepuluh soal dinyatakan memiliki tingkat reliabilitas sebesar 0,88 sehingga tergolong telah memiliki reliabilitas yang tinggi dan dapat digunakan dalam penelitian. Peneliti menghitung tingkat reliabilitas soal-soal yang valid menggunakan rumus Kuder-Ricardson20 untuk soal isian singkat. Perhitungan uji reliabilitas soal

isian singkat menunjukkan hasil tujuh dari sepuluh soal dinyatakan memiliki tingkat reliabilitas sebesar 0,85 sehingga tergolong telah memiliki reliabilitas yang tinggi.

Dokumen terkait