• Tidak ada hasil yang ditemukan

G. Validitas dan Reliabilitas AlatUkur

1. Validitas Skala Mindfulness, Kelekatan Terhadap Ibu, dan Rejection

Validitas adalah ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur skala untuk benar-benar mengukur apa yang hendak diukur (Azwar, 1999). Suatu alat pengukuran dikatakan memiliki validitas yang baik jika alat pengukuran tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Dalam penelitian ini uji validitas digunakan

untuk mengetahui sejauh mana skala Kentucky Inventory of Mindfulness Skills yang diadaptasi oleh peneliti dapat benar-benar memiliki ketepatan dan kecermatan untuk menggambarkan tingkat mindfulness pada subyek. Selain itu, uji ini juga dilakukan pada skala Inventory of Parent and Peer Attachment (Mother Version) dan Children Rejection Sensitivity Questionnaire yang diadaptasi peneliti agar benar-benar dapat mengungkapkan tingkat kelekatan terhadap ibu dan rejection sensitivity pada subyek.

a) Validitas Alat Ukur

a) Skala Kentucky Inventory of Mindfulness Skills

Dalam hal ini, skala KIMS diuji validitasnya dengan melakukan validitas konkruen. Validitas konkruen adalah validitas yang mengacu pada suatu alat ukur yang perangkat alat ukurnya yang sudah ada dan telah valid (Azwar, 2008). Validitas KIMS diuji dikorelasikan dengan MAAS (Baer, Smith, & Allen, 2004).MAAS sendiri secara spesifik mengukur tingkat kesadaran pada pengalaman individu (Baer, Smith, & Allen, 2004). Uji validitas konkruen ini dilakukan pada 115 murid (Baer, Smith, & Allen, 2004).

KIMS dilaporkan memiliki korelasi yang kuat dengan MAAS pada subskala yang berhubungan dengan kesadaran (r = 0,57 , p < 0,0001). dan memiliki korelasi yang sedang

pada subskala menggambarkan (r = 0,24 , p < 0,05) dan menerima tanpa menilai (r = 0,30 , p < 0,001). dan tidak signifikan berkorelasi dengan mengamati (r = 0,02) (Baer, Smith, & Allen, 2004).

KIMS juga diuji korelasinya dengan beberapa skala lainnya antara lain: KIMS diuji dengan skala GSI (Skala yang berhubungan dengan kesehatan mental) dan TMSS (skala yang berhubungan dengan kecerdasan emosi) (Baer, Smith, & Allen, 2004). Tiga dari 4 subskala KIMS berasosiasi dengan GSI dan TMSS (Baer, Smith, & Allen, 2004). KIMS juga ditemukan berkorelasi negatif dan signifikan dengan Alexithymia (gangguan kecenderungan dalam mendefinisikan perasaaan) dan pengalaman penolakan (Baer, Smith, & Allen, 2004).Selain itu, KIMS memiliki korelasi yang rendah dengan pengalaman disosiatif dan impression management (Baer, Smith, & Allen, 2004). Di sisi lain, KIMS memiliki korelasi yang positif dan signifikan dengan kepuasan hidup (Baer, Smith, & Allen, 2004).

b) Skala Children Rejection Sensitivity Questionnaire

Validitas skala CRSQ diuji dengan melakukan validitas konstruk. Validitas konstruk adalah validitas yang

menunjukkan bahwa tes mengungkap suatu konstruk teoritik yang hendak diukurnya (Azwar, 2008).

Hasil korelasi ditemukan bahwa atribusi dari intensi permusuhan berkorelasi signifikan dengan ekpektasi kemarahan terhadap penolakan (r(98) = 0,28, p < 0,01) dan reaksi kemarahan terhadap intensi penolakan yang ambigu (r(98) = 0,30, p < 0,01) (Downey, Lebolt, Rincon, & Freitas, 1998). Selain itu, penerimaan kompetensi sosial berkorelasi negatif signifikan dengan ekpektasi kemarahan terhadap penolakan (r(172) = -0,26, p < 0,001) (Downey, Lebolt, Rincon, & Freitas, 1998). Akan tetapi, tidak dengan reaksi kemarahan terhadap penolakan (r(172) = 0,06) (Downey, Lebolt, Rincon, & Freitas, 1998). Di sisi lain, penerimaan kompentensi perilaku berkorelasi negatif signifikan dengan ekspektasi kemarahan (r(172) = -0,24, p < 0,01) dan reaksi kemarahan (r(172) = -0,32, p < 0,001) (Downey, Lebolt, Rincon, & Freitas, 1998). Kedua komponen dari CRSQ berkorelasi signifikan dengan penerimaan kognitif (ekspektasi (r(172) = 0,12, p > 0,05), reaksi (r(197) = 0,13, p > 0,05) dan juga berkorelasi signifikan dengan penerimaan fisik (ekspektasi (r(172) = 0,10, p > 0,05), reaksi (r(172) = -0,06, p > 0,05) (Downey, Lebolt, Rincon, & Freitas, 1998).

c) Skala Inventory of Parent and Peer Attachment (Mother Version)

Skala IPPA-M diuji validitasnya dengan menggunakan validitas konkruen. Validitas konkruen adalah validitas yang mengacu pada suatu alat ukur yang perangkat alat ukurnya yang sudah ada dan telah valid (Azwar, 2008). IPPA-M memiliki korelasi yang sedang hingga tinggi dengan Family and Social Self Scores From Tennessee Self Concept Scale dan subskala pada Family Environmental Scale (Armsden & Greenberg, 1987). IPPA-M juga berkorelasi sedang dengan FACES dan dengan tingkatan yang positif terhadap coping keluarga (Lewis, Woods, & Ellison, 1987).

Skor dari IPPA-Mother Version juga ditemukan berasosiasi dengan beberapa variabel kepribadian (Armsden & Greenberg, 2009). Pada remaja akhir IPPA-M ditemukan berkorelasi dengan diri yang positif dan stabilitas harga diri, kepuasan hidup, dan status afektif (Armsden & Greenberg 1987). Selain itu, ditemukan bahwa kualitas kelekatan (menggunakan IPPA-Mother Version) berasosiasi dengan penggunaan lebih banyak strategi coping pemecahan masalah untuk mengatur emosi ketika muncul situasi stressfull (Armsden, 1986). Di sisi lain, juga

ditemukan bahwa kelekatan (menggunakan IPPA-Mother Version) berasosiasi dengan rendahnya keputusasaan, locus kontrol eksternal dan managemen diri yang baik (Armsden et al., 1987; Lewis et al., 1987).

b) Validitas Isi Yang Dilakukan Dalam Proses Penerjemahan Skala Mindfulness, Kelekatan Terhadap Ibu, dan Rejection Sensitivity.

Validitas yang dilakukan peneliti adalah validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang diestimasi melalui analisis dari professional judgement, dalam hal ini dosen pembimbing (Gregory, 2000). Hal ini bertujuan agar seluruh aitem skala yang telah diterjemahkan sesuai dengan ranah dan batasan pengukuran.

Skala dalam penelitian ini diterjemahkan akan melalui teknik back-translation dan sebelumnya peneliti telah mengirimkan email kepada KIMS author, CRSQ author, dan IPPA-M author sebagai bentuk pemberitahuan bahwa skalanya akan peneliti terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Proses Back-Translation dilakukan oleh 2 orang yang melakukan proses penerjemahan. Ketentuannya adalah 1 orang yang dianggap mahir dalam berbahasa Inggris dan 1 orang lainnya adalah orang Indonesia yang lama tinggal di luar negeri dalam hal ini negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa ibu seperti Australia. Pertama skala asli akan

diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan kemudian hasil penerjemahan skala ke dalam Bahasa Indonesia akan diterjemahkan lagi ke dalam Bahasa Inggris. Dari proses penerjemahan ini akan memperoleh satu versi skala yang diterjemahkan.

Professional judgement dalam hal ini akan membantu memberikan pertimbangan untuk membandingkan masing-masing aitem dari skala yang asli dengan skala yang diterjemahkan. Perbandingan ini bertujuan untuk melihat sejauh mana hasil dari kedua skala memiliki arti yang sama dan sesuai dengan maksud dari aitem dari skala yang asli. Sekiranya, terdapat aitem yang memiliki terjemahan yang masih jauh dari arti skala yang asli maka akan dilakukan proses revisi terhadap terjemahan skala dengan pertimbangan dosen pembimbing.

Setelah proses penerjemahan selesai, maka dilakukan proses try out skala kepada 6 subyek yang memiliki karakteristik yang sama dengan subyek penelitian. Proses try out dilakukan untuk melihat kesesuaian bahasa, konteks dan pengertian dari setiap pernyataan dalam skala. Try out ini berguna untuk melihat pemahaman calon subyek penelitian terhadap pernyataan dalam skala. Hasil dari try out terhadap ketiga skala, tidak terdapat permasalahan berarti terhadap bahasa, konteks, dan pengertian

dari setiap pernyataan dalam skala, sehingga dosen pembimbing menyatakan skala siap untuk digunakan.

2. Reliabilitas Skala Mindfulness, Rejection Sensitivity, dan

Dokumen terkait