• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Operasional Variabel Penelitian

2. Variabel Independen

a. Surat Berharga Syariah Negera (Sukuk)

Data yang dipakai untuk penelitian mencakup jenis Surat Berharga Syariah yang diterbitkan oleh negara melalui Kementerian Keuangan Republik Indonesia dalam bentuk time series triwulanan selama periode Januari 2016 – Desember 2019 yang dinyatakan dalam bentuk Miliar Rupiah (Rp), adapun data

dalam penelitian diperoleh dari situs Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id).

b. Inflasi

Data yang digunakan merupakan tingkat inflasi Indonesia yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) dalam bentuk data time series triwulanan periode Januari 2016 - Desember 2019, data diperoleh dari situs Bank Indonesia (www.bi.go.id).

c. Indeks Pembangunan Manusia

Data yang digunakan merupakan angka Indeks Pembangunan Manusia yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dalam bentuk data time series triwulanan periode Januari 2016 - Desember 2019, data diperoleh dari situs BPS (www.bps.go.id).

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Perkembangan Sukuk di Indonesia

Sukuk adalah produk keuangan syariah yang menarik perhatian baik di dalam negeri dan luar negeri. Pemerintah mengembangkan produk tersebut agar menciptakan sumber pendanaan APBN yang baru.

Sepanjang sejarah perekonomian, terutama ekonomi syariah, sukuk bukan instrumen keuangan yang baru. Sukuk berperan sebagai produk keuangan telah lama dipakai dalam perdagangan dalam dan luar negeri oleh pedagang Muslim sejak abad ke 6 Masehi.

Khoirunnisa (2017) menyatakan “Saat ini di abad 21, sukuk semakin dikenal dan sering dipakai pemerintah dan sektor swasta untuk memutar dana sebagai sumber pendanaan bagi proyek tertentu. Secara istilah, sukuk adalah obligasi yang dirilis sesuai hukum syariah, yaitu mewakilkan investor ownership terhadap underlying asset”.

Di Indonesia, PT. Indosat Tbk menjadi pihak pertama yang merilis sukuk di tahun 2002. Pada tahun 2008 baru dilakukan penetapan UU SBSN, dan sampai sekarang perilisam sukuk dilakukan secara berkala baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Perilisan sukuk sering dilaksanakan bagi pembiayaan pembangunan infrastruktur.

APBN-P dalam negeri mengalami defisit sebesar Rp397.238,8 miliar rupiah pada tahun 2017. Produk pendanaan pemerintah bisa berupa pinjaman dan obligasi. Sukuk sudah menjadi opsi lain untuk sumber pendanaan defisit APBN sejak tahun 2008. Disamping itu,

sukuk menjadi produk pendanaan dan investasi berbasis syariah yang berkontribusi untuk pembangunan infrastruktur di dalam negeri.

Grafik 4.1

Perkembangan Sukuk di Indonesia Tahun 2015 – 2020

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan, 2020

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai outstanding dan nilai jumlah penerbitan sukuk selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya, dengan jumlah penerbitan sukuk I tahun 2015 sebesar 87 Triliun Rupiah lalu meningkat pesat pada tahun 2020 sebesar 274 Triliun Rupiah. Hal tersebut menunjukkan sukuk terus berkembang dan menjadi pilihan atau solusi yang baik untuk pembiayaan pembangunan bagi pertumbuhan ekonomi.

2. Perkembangan Inflasi di Indonesia

Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari website Bank Indonesia (http://www.bi.go.id) berdasarkan perhitungan triwulanan, yaitu dari Januari 2016 - Desember 2019 yang ditulis dalam bentuk

persentase (%). Di bawah ini adalah tabel dari perkembangan inflasi Indonesia periode Januari 2016 – Desember 2019:

Tabel 4.1

Kondisi Inflasi Indonesia per Triwulan Tahun 2016-2019 dalam persentase

Sumber: Bank Indonesia, 2021

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa inflasi di Indonesia selama periode 2016-2019 cenderung stabil di angka 2-4% dimana dapat dikategorikan sebagai inflasi ringan karena persentase nya yang dibawah 10%. Dalam tabel dapat dilihat bahwa inflasi tertinggi selama periode 2016-2019 terjadi pada kuartal I tahun 2016 sebesar 4,45% dan inflasi terendah terjadi pada kuartal I tahun 2019 sebesar 2,48%.

Tahun Triwulan Inflasi dalam %

3. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia

Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari website Badan Pusat Statistik (http://www.bps.go.id) berdasarkan perhitungan triwulanan, yaitu dari Januari 2016 - Desember 2019 yang ditulis dalam bentuk persentase (%). Di bawah ini adalah tabel dari perkembangan IPM Indonesia periode Januari 2016 – Desember 2019:

Tabel 4.2

Angka IPM Indonesia per Triwulan Tahun 2016-2019

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2021

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa angka IPM cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa perkembangan faktor-faktor yang mempengaruhi IPM semakin baik.

B. Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data diolah, 2021

Interpretasi: Gambar memperlihatkan data terdistribusi normal. Terlihat nilai probability sebesar 0,177967 > 0,05 maka dapat diartikan hasil regresi sudah terdistribusi normal.

2. Uji Multikolonearitas

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolonearitas

Sumber: Data diolah, 2021

Interpretasi:

Dapat dilihat nilai Centered VIF variabel independen < 10, maka dinyatakan tidak terdapat masalah multikolonearitas dalam pengujian dan disimpulkan H0 diterima sedangkan H1 ditolak dikarenakan:

1. Nilai Centered VIF Sukuk 6,632532 < 10 2. Nilai Centered VIF Inflasi 1,317232 < 10 3. Nilai Centered VIF IPM 2,381746 < 10 3. Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.4

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data diolah, 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan nilai Chi Square sebesar 0,1341 sehingga data tersebut bebas dari heteroskedastisitas.

C. Pengujian Statistik

Hasil pengolahan data dengan menggunakan aplikasi Eviews 9 memakai metode regresi linier berganda atau Ordinary Least Square (OLS) sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi OLS

Sumber: Data diolah, 2021

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.5

Diperoleh persamaan regresinya sebagai berikut :

Y = a + Sukuk + Inflasi + Indeks Pembangunan Manusia + e Y = 1,138856 + 0,132288 + (-0,027438) + 0,678903 + e

a. Jika variabel-variabel independen bersifat konstan, artinya variabel independen tidak mengalami kenaikan maka PDB akan bernilai sebesar 1,138856%

b. Nilai Coefficient regresi Pembiayaan Sukuk sebesar 1,138856, artinya adalah jika Pembiayaan Sukuk mengalami kenaikan sebesar 1% maka PDB akan bertambah sebesar 1,138856%

c. Nilai Coefficient regresi Inflasi sebesar -0,027438, artinya adalah jika Inflasi mengalami kenaikan sebesar 1% maka PDB akan berkurang sebesar 0,027438%

d. Nilai Coefficient regresi IPM sebesar 0,67893, artinya adalah jika IPM mengalami kenaikan sebesar 1% maka PDB akan bertambah sebesar 0,67893%

1. Uji Parsial

Uji t atau disebut juga uji parsial, digunakan untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh secara individual ke variabel dependen. Cara untuk melihat variabel independen berpengaruh secara parsial dengan melihat nilai tabel uji statistik t. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05 dari tingkat signifikan ɑ = 0.05 maka variabel independen secara individu mempengaruhi variabel dependen.

Dari tabel 4.5 dapat disimpulkan:

1. Nilai Probability variabel sukuk sebesar 0,0000 < 0,05 yang berarti variable sukuk berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

2. Nilai Probability variabel inflasi sebesar 0,2452 > 0,05 yang berarti tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

3. Nilai Probability variabel IPM sebesar 0,1165 > 0,05 yang berarti tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

2. Uji F

Dari hasil regresi pada table 4.5 dapat dilihat nilai Probability F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi 5% yaitu 0,000000 < 0,05 sehingga variable pembiayaan sukuk, IPM dan inflasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

3. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi R2 yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi terbaik. Dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan lebih dari satu variabel independen. Nilai sebesar 0,866122 yang berarti variabel yang diteliti dapat menjelaskan sebesar 86,6122% sedangkan untuk 13,3878% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.

D. Pembahasan

1. Pengaruh Pembiayaan Sukuk pada Pertumbuhan Ekonomi

Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel sukuk secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variable dependen Pertumbuhan Ekonomi. Artinya jika jumlah pembiayaan sukuk naik maka pertumbuhan ekonomi akan ikut naik.

Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa sukuk dapat menjadi sumber pembiayaan pembangunan infrastruktur untuk menunjang pertumbuhan ekonomi, dimana ujuan pemerintah menerbitkan Sukuk Negara adalah untuk membiayai APBN, termasuk membiayai pembangunan proyek, seperti yang disebutkan pada pasal 4 UU SBSN bahwa tujuan SBSN diterbitkan adalah untuk membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara termasuk membiayai pembangunan infrastruktur. Selain itu juga untuk memperluas basis sumber pembiayaan anggaran negara atau perusahaan, mendorong pengembangan pasar keuangan syariah, menciptakan benchmark di pasar keuangan syariah, diversifikasi basis investor, mengembangkan alternatif instrumen investasi, mengoptimalkan pemanfaatan barang milik negara atau perusahaan, dan memanfaatkan dana-dana masyarakat yang belum terjaring oleh sistem obligasi dan perbankan konvensional (Latifah, 2020).

2. Pengaruh Inflasi pada Pertumbuhan Ekonomi

Hasil regresi menunjukkan bahwa variable inflasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap variable dependen Pertumbuhan Ekonomi.

Artinya jika inflasi tinggi maka tingkat pertumbuhan ekonomi akan rendah. Hal ini tidak sejalan dengan teori ekonomi makro yang menyatakan bahwa dengan adanya inflasi maka sebuah kenaikan tingkat inflasi menunjukkan adanya pertumbuhan perekonomian, namun dalam jangka panjang inflasi yang tinggi memberikan dampak yang sangat

buruk. Tingginya tingkat inflasi menyebabkan barang dalam negeri cenderung lebih mahal bila dibandingkan dengan harga barang dari luar negeri (import).

Azis dkk (2016) menyatakan bahwa “Jika kita melihat pada prinsipnya tidak semua inflasi berdampak negatif pada perekonomian.

Terutama jika terjadi inflasi ringan yaitu inflasi di bawah 10% dengan adanya inflasi ringan ini dapat mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi. Ini yang membuat semangat para pengusaha untuk lebih meningkatkan produksinya dengan membuka lapangan kerja baru”.

Hal ini juga tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa dikarenakan inflasi yang terjadi angkanya kurang dari 10% yang membuat inflasi tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, jika inflasi yang terjadi dibawah 10% berarti inflasi yang terjadi adalah laju inflasi ringan. Tingkat inflasi yang rendah serta dapat dikendalikan akan menjadi simulator bagi pertumbuhan ekonomi (Kalsum, 2017).

3. Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia pada Pertumbuhan Ekonomi

Hasil regresi menunjukkan bahwa variable IPM secara parsial tidak berpengaruh terhadap variable dependen Pertumbuhan Ekonomi. Hal ini tidak sejalan dengan dasar teori ekonomi mengenai hubungan IPM dengan pertumbuhan ekonomi yang menyatakan IPM adalah cerminan dari keberhasilan pembangunan serta pertumbuhan ekonomi yang bagus karena mengandung semua dasar indikator keberhasilan pembangunan. Angka IPM selain sebagai tolok ukur pertumbuhan ekonomi di suatu negara yang bersangkutan yang dapat dijadikan acuan perencanaan pembangunan di masa depan (Badan Pusat Statistik, 2017).

Hal ini juga tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa “IPM memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi, dimana pertumbuhan ekonomi selalu bersumber dari satu atau lebih dari tiga faktor kenaikan kuantitas dan kualitas tenaga kerja (melalui pertumbuhan jumlah penduduk dan perbaikan pendidikan), penambahan modal dan teknologi. Sedangkan salah satu alat untuk mengukur pembangunan kualitas dan kuantitas tenaga kerja adalah IPM” (Todaro, 2003).

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Data yang diuji secara parsial dalam penelitian menunjukan variabel independent sukuk memiliki nilai probability 0,0000 < 0,05 sehingga berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan ekonomi, dengan variabel-variabel independent lain yaitu inflasi dengan nilai probability 0,2452 > 0,05 dan IPM dengan nilai probability 0,1165 > 0,05 sehingga tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

2. Secara simultan, variabel Sukuk, inflasi, dan IPM berpengaruh signifikan dengan tingkat signifikansi 0,000000, dimana secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Nilai Adjusted R-Square sebesar 0,866122 memperlihatkan bahwa variasi variabel dependen secara simultan dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen sebesar 86,6122%. Sisanya sebesar 13,3878% dijelaskan oleh variabel lainnya namun tidak diteliti dalam skripsi ini.

3. Secara parsial, besar pengaruh variabel sukuk terhadap pertumbuhan ekonomi adalah jika pembiayaan Sukuk mengalami kenaikan sebesar 1% maka PDB akan bertambah sebesar 1,138856%. Sementara untuk variabel inflasi, apabila inflasi mengalami kenaikan sebesar 1% maka PDB akan berkurang sebesar 0,027438%. Untuk variabel IPM, apabila IPM mengalami kenaikan sebesar 1% maka PDB akan bertambah sebesar 0,67893%.

B. Saran

1. Bagi Akademisi

Bagi akademisi di penelitian selanjutnya menambah periode waktu dan jumlah sampel agar menambah jumlah data sehingga mendapatkan hasil lebih baik dan akurat juga dapat memberikan manfaat berupa pengetahuan mengenai pengaruh sukuk dan pendapatan per kapita terhadap pertumbuhan ekonomi.

2. Bagi Masyarakat

Setelah melihat bahwa sukuk berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi agar menginvestasikan pada instrument keungan yang berbasis syariah karena selain mendapatkan keuntungan maka dengan menginvestasikan dana ke sukuk tersebut kita juga ikut serta membantu pemerintah Indonesia dalam rangka pembangunan ekonomi dalam negeri. Setelah melihat variabel inflasi yang memiliki signifikansi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, agar pemerintah menjaga keseimbangan supply dan demand side agar tercipta kondisi perekonomian yang lebih stabil.

Pemerintah Indonesia melalui pemerintah daerah agar lebih meningkatkan kualitas penduduk Indonesia dengan memperhatikan aspek penentu IPM yaitu angka harapan hidup, pengetahuan, dan standar hidup layak masyarakat. Apabila ketiga indikator tersebut terpenuhi, angka IPM akan ikut naik yang mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang bagus.

DAFTAR PUSTAKA

Ajija, Sochrul R. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat.

Atmadja, Adwin S. 1999. Inflasi di Indonesia: Sumber-Sumber Penyebab dan Pengendaliannya. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 1, No.1, Mei 1999:

54-67. https://media.neliti.com/media/publications/73378-ID-inflasi-di-indonesia-sumber-sumber-penye.pdf (diakses 17 Februari 2021).

Beik, Irfan Syauqi. 2011. Memperkuat Peran Sukuk Negara dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia.Jurnal Ekonomi Islam Al-Infaq, Vol.2 No.2, September 2011 pp. 66-72. http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/al-infaq/article/viewFile/80/80 (diakses pada 17 Februari 2021).

Datuk, Bahril. 2014. Sukuk, Dimensi Baru Pembiayaan Pemerintah Untuk Pertumbuhan Ekonomi.Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis.Vol. 14 No.1/

Maret2014.http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan/article/viewFile/15 9/pdf_20. (diakses pada 19 Februari 2021).

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan Republik Indonesia.2015. Sukuk Negara Instrumen Keuangan Berbasis Syariah Edisi kedua Tahun 2015. Jakarta

Fauziyyah, Syifa. 2019. Skripsi. Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Banten Periode 2010-2017. Banten.

Nasrulllah, Aan. 2015. Studi Surat Berharga: Analisis Komparatif Sukuk Negara Dengan Obligasi Negara dalam Pembiayaan Defisit APBN. Nganjuk.

Hidayat, M.H. 2014. Analisis Pegaruh Pertumuhan Ekonomi, Investasi, IPM Terhadap Ketimpangan Pendapatan antar daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2005-2012. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.

Jurnal Lentera: Kajian Keagamaan, Keilmuan dan Teknologi, Volume 1,

Nomor2.https://www.neliti.com/publications/177270/studi-surat-berharga-negara-analisis-komparatif-sukuk-negara-dengan-obligasi-neg (diakses pada 19 Februari 2021).

Mansuri. 2016. Modul Praktikum Eview Analisis Regresi Linier Berganda Menggunakan Eviews.Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur.

Menkew, N. Gregory. 2007. Makro Ekonomi. Edisi Keenam. Jakarta. Erlangga Simanungkalit, Erika Feronika Br. 2020. Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Di Indonesia. JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol.

13, No.3, 2020. Universitas Nusa Cendana Kupang.

Suseno & Siti Astiyah. 2009. Inflasi. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia.

Tim Dosen Ekonometrika & Tim Asisten Praktikum, Universitas Brawijaya. 2015.

Buku Pedoman Praktikum Ekonometrika. Malang: Universitas Brawijaya.

UNDP. 1996. Human Development Report. Oxford University Press. New York.

Www.bi.go.id Www.bps.go.id

Www.pusatdata.kontan.ac.id www.news.detik.com

LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Time Series Sebelum Log10

Tahun Triwulan

Sukuk (Miliar Rupiah)

Inflasi dalam

% IPM

2016 I 9.706.666.666.667 4,45 69,71

II 10.014.333.333.333 3,45 69,86

III 10.852.000.000.000 3,07 70,02

IV 11.822.000.000.000 3,02 70,18

2017 I 11.876.666.666.667 3,61 70,33

II 14.764.000.000.000 4,37 70,49

III 14.214.666.666.667 3,72 70,65

IV 15.343.666.666.667 3,61 70,81

2018 I 16.327.833.333.333 3,4 70,95

II 15.719.333.333.333 3,12 71,1

III 18.246.000.000.000 2,88 71,24

IV 22.309.000.000.000 3,13 71,39

2019 I 23.701.833.333.333 2,48 71,28

II 24.911.166.666.667 3,28 71,42

III 29.499.333.333.333 3,39 71,64

IV 30.290.666.666.667 2,72 71,92

Lampiran 2: Data Time Series Setelah Log10

Tahun Triwulan Sukuk Inflasi IPM PDB

2016 I 12,99 0,65 1,84 6,36

II 13,00 0,54 1,84 6,37

III 13,04 0,49 1,85 6,39

IV 13,07 0,48 1,85 6,38

2017 I 13,07 0,56 1,85 6,38

II 13,17 0,64 1,85 6,39

III 13,15 0,57 1,85 6,41

IV 13,19 0,56 1,85 6,40

2018 I 13,21 0,53 1,85 6,40

II 13,20 0,49 1,85 6,42

III 13,26 0,46 1,85 6,43

IV 13,35 0,50 1,85 6,42

2019 I 13,37 0,39 1,85 6,42

II 13,40 0,52 1,85 6,44

III 13,47 0,53 1,86 6,45

IV 13,48 0,43 1,86 6,44

Lampiran 3: Regresi Linear Berganda

Lampiran 4: Uji Normalitas

Lampiran 5: Uji Multikolonearitas

Lampiran 6: Uji Heteroskedastisitas

Lampiran 7: Data Interpolasi

Tahun Sukuk Inflasi IPM PDB 2016M01 4,33074 0,23259 0,61395 2,11951 2016M02 4,32963 0,21593 0,61321 2,11988 2016M03 4,32963 0,20148 0,61284 2,12062 2016M04 4,33074 0,18926 0,61284 2,12173 2016M05 4,33296 0,17926 0,61321 2,12321 2016M06 4,3363 0,17148 0,61395 2,12506 2016M07 4,34272 0,16691 0,61605 2,12926 2016M08 4,34679 0,16284 0,61679 2,13037 2016M09 4,35049 0,16025 0,61716 2,13037 2016M10 4,35482 0,15667 0,61667 2,12728 2016M11 4,35704 0,15889 0,61667 2,12654

2016M12 4,35815 0,16444 0,61667 2,12617 2017M01 4,35173 0,17778 0,61667 2,12617 2017M02 4,35543 0,18667 0,61667 2,12654 2017M03 4,36284 0,19556 0,61667 2,12728 2017M04 4,38482 0,21185 0,61667 2,1284 2017M05 4,39148 0,21519 0,61667 2,12988 2017M06 4,3937 0,21296 0,61667 2,13173 2017M07 4,38259 0,19482 0,61667 2,13593 2017M08 4,38259 0,18926 0,61667 2,13704 2017M09 4,38482 0,18593 0,61667 2,13704 2017M10 4,39321 0,18877 0,61667 2,13395 2017M11 4,39691 0,18691 0,61667 2,13321 2017M12 4,39988 0,18432 0,61667 2,13284 2018M01 4,40259 0,18049 0,61667 2,13235 2018M02 4,4037 0,17679 0,61667 2,13309 2018M03 4,4037 0,17272 0,61667 2,13457 2018M04 4,39765 0,16728 0,61667 2,13827 2018M05 4,39914 0,16321 0,61667 2,14012 2018M06 4,40321 0,15951 0,61667 2,14161 2018M07 4,41185 0,15321 0,61667 2,14321 2018M08 4,41963 0,15247 0,61667 2,14358 2018M09 4,42852 0,15432 0,61667 2,14321 2018M10 4,44346 0,16963 0,61667 2,14062 2018M11 4,45086 0,16852 0,61667 2,13988 2018M12 4,45568 0,16185 0,61667 2,13951 2019M01 4,45395 0,13037 0,61667 2,13901 2019M02 4,45654 0,12704 0,61667 2,13975 2019M03 4,45951 0,13259 0,61667 2,14124 2019M04 4,46136 0,16482 0,61617 2,14494 2019M05 4,46617 0,17482 0,61654 2,14679 2019M06 4,47247 0,18037 0,61728 2,14827 2019M07 4,48519 0,18099 0,61938 2,14988 2019M08 4,49074 0,17803 0,62012 2,15025 2019M09 4,49407 0,17099 0,62049 2,14988 2019M10 4,49519 0,15988 0,62049 2,14877 2019M11 4,49407 0,14469 0,62012 2,14691 2019M12 4,49074 0,12543 0,61938 2,14432

Dokumen terkait