• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.8 Kajian Definisi Operasional

2.8.1 Variabel Kualitas Pelayanan (X)

1. Tangible (Berwujud). Indikator ini untuk mengetahui tanggapan masyarakat di Medan Maimun terhadap kualitas pelayanan berupa sarana fisik yang ada di Kantor Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

2. Reliability (Kehandalan). Indikator ini untuk mengetahui tanggapan masyarakat di Medan Maimun terhadap kemampuan dan keandalan

pegawai di Kantor Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara dalam menyediakan pelayanan yang tepercaya untuk masyarakat.

3. Responsiveness (Ketanggapan). Indikator ini untuk mengetahui tanggapan masyarakat di Medan Maimun terhadap kesanggupan pegawai di Kantor Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara dalam menyediakan pelayanan secara cepat dan tepat, serta tanggapan terhadap keinginan konsumen/masyarakat.

4. Assurance (Jaminan). Indikator ini untuk mengetahui tanggapan masyarakat di Medan Maimun terhadap kemampuan dan keramahan serta sopan santun pegawai di Kantor Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara dalam meyakinkan kepercayaan kosumen/masyarakat.

5. Emphaty (empati). Indikator ini untuk mengetahui tanggapan masyarakat Medan Maimun terhadap sikap tegas dan perhatian untuk masyarakat dari pegawai di Kantor Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

2.8.2 Variabel Kepuasan Mayarakat (Y)

1. Fitur layanan atau produk, meliputi kepuasan masyarakat dengan suatu layanan dipengaruhi secara signifikan oleh evaluasi masyarakat terhadap fitur produk atau layanan.

2. Persepsi kualitas produk atau layanan, masyarakat akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa jasa yang mereka gunakan berkualitas.

3. Harga, masyarakat yang ingin menguru e-KTP tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk mendapatkan produk/jasa yang diinginkan.

4. Emosi pelanggan, meliputi perasaan senang atau kecewa yang dirasakan masyarakat setelah menerima layanan yang diberikan oleh pegawai di Kantor Kecamatan Medan Maimun.

2.8.3 Operasionalisasi Konsep

Dalam indikator tangible (bukti fisik), kualitas pelayanan dapat dilihat dari fasilitas yang disediakan, seperti ruang tunggu yang nyaman, alat perekaman, dan komputer serta fasilitas lainnya. Apabila fasilitas yang disediakan ini tersedia dengan lengkap dan dalam keadaan yang memadai tentu akan membuat para masyarakat merasa yang mengurus e-KTP merasa puas atas pelayanan yang dibutuhkan. Dalam indikator reliability (kehandalan) dilihat dari pegawai mampu memberikan prosedur dalam melakukan pengurusan e-KTP tidak berbelit-belit, pegawai mampu mengoperasikan komputer dan alat perekam dengan baik, serta pegawai mampu melayani masyarakat dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan.

Indikator responsiviness (daya tanggap), pegawai cepat tanggap dalam merespon pelayanan yang diinginkan, pegawai melakukan pelayanan dengan

cepat dan tepat waktu, dan pegawai juga merespon semua keluhan masyarakat yang ingin mengurus e-KTP dengan baik. Dalam indikator assurance (jaminan), dalam memberikan pelayanan pegawai mampu memberikan jaminan tepat waktu, semakin meningkatnya rasa kepercayaan masyarakat akan meningkatkan kualitas pelayanan sehingga membuat masyarakat merasa puas, dan pegawai tidak mengutip biaya dalam pengurusa e-KTP.

Dalam indikator emphaty (empati), masyarakat merasa mendapatkan pelayanan yang ramah, tidak adanya pembedaan antara masyarakat lainnya serta masyarakat merasa dilayani dan dihargai oleh pegawai. Banyaknya perhatian yang diberikan oleh pegawai yang ada akan meningkatkan rasa kepuasan oleh masyarakat yang mengurus e-KTP itu sendiri.

2.9 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat didefenisikan sebagai jawaban sementara yang kebenarannya masih harus diuji atau rangkuman simpulan teoritis yang diperoleh dari tinjauan pustaka. Hipotesis juga merupakan proposisi yang akan diuji kebenarannya atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Menurut Sugiyono (2017:63) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data atau kuesioner.

Hipotesa yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya hubungan antara variabel X (variabel independent) dan variabel Y (variabel dependent) sebagai berikut:

1. Ho : Kualitas pelayanan tidak mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kepuasan masyarakat di Kantor Kecamatan Medan Maimun, Sumatera Utara.

2. Ha : Kualitas pelayanan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kepuasan masyarakat di Kantor Kecamatan Medan Maimun, Sumatera Utara.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yang dilakukan untuk menggambarkan permasalahan yang diteliti serta mengintegrasikan data yang ada secara objektif. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner sebagai sumber data utama. Responden diminta untuk memberikan jawaban singkat yang sudah tertulis di dalam kuesioner dan untuk keperluan analisis data, peneliti mengunakan model SEM (Structural Equation Modeling).

Untuk mendapatkan data yang diinginkan maka akan digunakan metode survei terhadap responden penerima layanan pengurusan e-KTP di Kantor Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Kecamatan Medan Maimun, Jl. Melati No.

1, Hamdan, Medan Maimun, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara 20212, Indonesia.

Adapun alasan peneliti memilih Kantor Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara sebagai lokasi penelitian dikarenakan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1. Bahwa adanya masalah yang terjadi seperti lambatnya proses pengurusan e-KTP, pemungutan liar (pungli) serta pegawai tidak dating tepat waktu sehingga masyarakat yang ingin mengurus sesuatu sulit untuk menemui pegawai.

2. Karena lokasi tersebut memudahkan pendekatan sosial kepada masyarakat, terutama yang ingin melakukan administrasi publik atau yang pernah mengurus surat-surat yang berkaitan dengan Kantor Kecamatan Medan Maimun.

3. Karena lokasi tersebut mudah dijangkau oleh peneliti sehingga bisa menghemat biaya dalam penelitian ini.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Menurut Sugiyono (2013:117) definisi populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat yang mengurus e-KTP di Kelurahan Jati, Kecamatan Medan Maimun yaitu tercatat laki-laki sebanyak 680 orang dan perempuan sebanyak 1.285 orang, jumlah keseluruhan yang sudah membuat e-KTP sebanyak 1.965 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Menurut Sugiyono (2013:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Untuk menentukan jumlah sampel penulis menggunakan teknik penarikan sampel berdasarkan jumlah populasi, atau untuk menentukan jumlah sampel penulis menggunakan teknik Incidental Sampling. Menurut Sugiono (2009:96) Incidental Sampling adalah sebuah teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, artinya siapapun orangnya yang bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel dengan catatan bahwa peneliti melihat orang tersebut layak digunakan sebagai sumber data, yang mana sampel penelitian ini untuk masyarakat yang sudah mendapatkan pelayanan. Dalam hal ini, penelitian dilakukan terhadap masyarakat yang pernah mengurus e-KTP di Kantor Kecamatan Medan Maimun.

Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi menggunakan rumus Slovin (1960) sebagai berikut:

Keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir, e= 10% / 0,1

Tabel 3.1. Ukuran Sampel Untuk Batas-Batas Kesalahan Yang Ditetapkan

Populasi

Batas-batas Kesalahan

± 1% ± 2% ± 3% ± 4% ± 5% ± 10%

500 * * * * 222 83

1.500 * * 638 441 316 94

2.500 * 1250 769 500 345 96

3.000 * 1364 811 517 353 97

4.000 * 1538 870 541 364 98

5.000 * 1667 909 556 370 98

6.000 * 1765 938 566 375 98

7.000 * 1842 959 574 378 99

Lanjutan Tabel 3.1

8.000 * 1905 976 580 381 99

9.000 * 1957 989 584 383 99

10.000 5000 2000 1000 588 385 99

50.000 8333 2381 1087 617 387 100

Tanda * pada tabel ini menunjukkan bahwa asumsi perkiraan normal adalah kecil dan dengan demikian rumus sampling tersebut di atas tidak dapat digunakan.

Gay (1976) menawarkan beberapa ukuran minimum yang dapat diterima berdasarkan tipe penelitian, sebagai berikut:

1. Penelitian deskriptif – 10 persen dari populasi. Untuk populasi yang sangat kecil diperlukan minimum 20 persen.

2. Penelitian korelasi – 30 subjek

3. Penelitian ex post facto atau penelitian kasual komparatif – 15 subjek per kelompok.

4. Penelitian eksperimen – 15 subjek per kelompok. Beberapa ahli percaya bahwa 30 subjek per kelompok dapat dipertimbangkan sebagai ukuran minimum.

Perhitungan jumlah sampel masyarakat adalah sebagai berikut:

( )

dibulatkan menjadi 95

Berdasarkan hasil dari penelitian sampel di atas maka sampel yang dibutuhkan sebanyak 95 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data primer digunakan sebagai sumber utama.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner yang dibagikan kepada objek penelitian yaitu masyarakat serta melalui dokumentasi.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pernyataan dan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2011: 142). Kuesioner dibagikan langsung kepada masyarakat dan hasil dari jawaban dalam kuesioner tersebut kemudian akan diolah.

3.5 Teknik Penentuan Skor

Dalam penelitian ini, pernyataan yang terdapat dalam kuesioner untuk masing-masing variabel diukur menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang maupun kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2017:93). Adapun 5 poin dalam skala Likert sebagai berikut:

1. Untuk jawaban” sangat tidak setuju” diberi nilai 1

2. Untuk jawaban “tidak setuju diberi” nilai 2 3. Untuk jawaban “kurang setuju” diberi nilai 3 4. Untuk jawaban “setuju” diberi nilai 4 5. Untuk jawaban “sangat setuju” diberi nilai 5

Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden terhadap masing-masing alternative apakah tergolong sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah terlenih dahulu ditentukan skala interval dengan cara sebagai berikut:

Maka diperoleh: = 0,80

Dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden masing-masing variabel yaitu:

Skor untuk kategori sangat rendah = 1,00-1,80 Skor untuk kategori rendah = 1,81-2,60 Skor untuk kategori sedang = 2,61-3,40 Skor untuk kategori tinggi = 3,41-4,20 Skor untuk kategori sangat tinggi = 4,21-5,00

Untuk menentukan jawaban responden tersebut tergolong sangat tinggi, tinggi, sedang,, rendah dan sangat rendah maka jumlah skor dari variabel akan ditentukan rata-ratanya dengan membagi jumlah pertanyaan/pernyataan. Dari hasil pembagian tersebut, maka akan dapat diketahui jawaban responden termasuk dalam kategori yang mana.

3.6 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan sistem SEM (Structural Equation Modeling).

SEM adalah suatu teknik statistika untuk menguji dan mengestimasi hubungan kausal dengan mengintegrasi analisis faktor dan analisis jalur. Penelitian ini menggunakan metode analisis data dengan menggunakan software SmartPLS 3.0. PLS (Partial Least Square) merupakan analisis persamaan struktural (SEM) berbasis varian yang secara simultan dapat melakukan pengujian model pengukuran dan pengujian model struktural. Lebih lanjut, Ghozali (2006) menjelaskan bahwa PLS merupakan metode analisis yang bersifat soft modeling karena tidak mengamsusikan data harus dengan pengukuran skala tertentu, yang berarti jumlah sampel dapat kecil (di bawah 100 sampel).

3.7 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif yaitu analisis empiris secara deskripsi tentang informasi yang diperoleh untuk memberikan gambaran atau menguraikan tentang suatu kejadian (siapa, apa, kapan, dimana bagaimana dan berapa banyak) yang dikumpulkan dalam peneltian. Data tersebut berasal dari jawaban yang diberikan oleh responden atas item-item yang terdapat dalam kuesioner. Selanjutnya peneliti akan mengolah data-data yang ada dengan cara dikelompokkan dan ditabulasi kemudian diberi penjelasan.

3.8 Pengukuran Model (Outer Model)

Outer model sering juga disebut outer relation atau measurement model yang mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya. Model pengukuran (outer model) digunakan untuk menilai validitas dan realibitas model. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrument penelitian mengukir apa yang seharusnya diukur (Cooper dan Schindler dalam Jogiyanto dan Abdillah 2009), sedangkan uji reliablitas digunakan untuk mengukur suatu konsep atau dapat juga digunakan untuk mengukur konsisten responden dalam menjawab item pernyataan dalam kuesioner atau instrument penelitian. Convergent validity dari measurement model dalam dilihat dari korelasi antara skor indikator dengan skor variabelnya. Indikator dianggap valid jika memiliki nilai Average Variance Extracted (AVE) di atas 0,5 atau memperlihatkan seluruh outer loading dimensi variabel memiliki nilai loading > 0,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengukuran tersebut memenuhi kriteria validitas konvergen (Chin dalam Kalnadi 2013). Selanjutnya uji reliablitas dapat dilihat dari nilai crombach’s Alpha dan nilai composite reliability. Untuk dapat dikatakan suatu item pernyataan reliable, maka nilai Crombach’s alpha harus > 0,6.

3.9 Evaluasi Model Struktural

Model struktural (inner model) merupakan model struktural untuk memprediksi hubungan kausalitas antar variabel laten. Melalui proses bootstrapping, parameter uji T-statistik diperoleh untuk memprediksi adanya hubungan kausalitas.

Model struktural (inner model) dievaluasi dengan melihat persentase varian yang dijelaskan oleh nilai R2 untuk variabel dependen dengan menggunakan ukuran

Stone-Geisser Q-square test (Stone, 1974; Stone-Geisser, 1975 dalam Kalnadi 2013) dan juga melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya.

3.10 Pengujian Hipotesis

Metode explanatory research adalah pendekatan metode yang menggunakan PLS. Hal ini disebabkan pada metode ini terdapatpengujian hipotesa. Ukuran signifikansi keterdukungan hipotesa dapat digunakan perbandingan nilai T-table dan T-statistic. Jika T- statistik lebih tinggi dibandingkan nilai T-table maka hipotesis diterima. Untuk pengujian hipotesis menggunakan statistik maka untuk alpha 5%

nilai T-statistik yang digunakan adalah 1,96. Sehingga criteria penerimaan atau penolakan hipotesa adalah Ha diterima dan Ho ditolak ketika statistik > 1,96. Untuk menolak atau menerima hipotesis menggunakan probabilitas maka Ha diterima jika nilai p< 0,07.

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

4.1 Gambaran Umum Kecamatan Medan Maimun

4.1.1 Sejarah Terbentuknya Kecamatan Medan Maimun

Kecamatan Medan Maimun adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Maimun berbatasan dengan Medan Polonia di sebelah barat, Medan Kota di timur, Medan Johor di selatan, dan Medan Petisah di utara.

Di Kecamatan Medan Maimun ini terdapat bangunan peninggalan sejarah kejayaan Kesultanan Deli masa dahulu yaitu Istana Maimun yang terletak di Kelurahan Sukaraja. Walaupun bukan sebagai daerah pusat industri di Kecamatan Medan Maimun ini juga terdapat beberapa Industri sebagai Potensi dan Produk Unggulan, seperti Konveksi Pakaian Jadi, Roti Bika Ambon, Anyaman Rotan, Perabot rumah tangga dari kayu, Sepatu, Syrup marquisa, Kerupuk. Sebagai informasi bagi investor dan masyarakat pada Kecamatan Medan Maimun ini terdapat: Hotel Berbintang seperti Hotel Danau Toba dan Hotel Pardede.

4.1.2 Monografi Kecamatan Medan Maimun

Kecamatan Medan Maimun memiliki luas wilayah territorial 3,345 (334,5 Ha) yang terdiri dari 6 kelurahan yaitu:

1. Kelurahan Aur

2. Kelurahan Sukaraja 3. Kelurahan Sei Mati 4. Kelurahan Jati 5. Kelurahan Hamdan 6. Kelurahan Kampung Baru

Sejak terbentuknya Kecamatan Medan Maimun pada tahun 1991 sampai sekarang, wilayah ini telah dipimpin oleh beberapa Camat. Berikut ini daftar nama-nama camat yang pernah memimpin di Kecamatan Medan Maimun sejak mulai terbentuk hingga sekarang.

Tabel 4.1. Nama-Nama Camat Yang Pernah Memimpin Kecamatan Medan Maimun

No Nama Pejabat Masa Bakti

1 Drs. Amir Husin 1991 – 1998

2 Drs. Toras Sulaiman 1998 – 2003

3 Nasib, S.Sos, M.Si 2003 – 2004

4 Drs. Azwanto 2004 – 2006

5 Arfan Harahap, S.Sos 2006 – 2010

6 Said Reza, S.STP 2010 - Juni 2012

7 Amran S Rambe, S.Sos, M.Si Juni 2012 – 22 Januari 2013 8 M. Indra Mulya Nst, S.Sos, M.Si 22 Januari 2013 – 28 November 2014 9 Muhammad Yassir Rizka, S.STP, M.Sp 01 Desember 2014 – 2019

Wilayah-wilayah yang berdekatan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Maimun adalah:

- Sebelah Utara : Kecamatan Medan Barat dan Medan Petisah - Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Johor

- Sebelah Barat : Kecamatan Medan Polonia

- Sebelah Timur : Kecamatan Medan Kota, Medan Amplas dan Medan Johor

Kecamatan Medan yang terbagi menjadi 6 (enam) Kelurahan dan 66 lingkungan. Kelurahan yang terluas adalah Kelurahan Kampung dengan luas 127,5 Ha disusul Kelurahan Aur seluas 60 Ha. Kelurahan Jati seluas 55 Ha.

Kelurahan Hamdan dengan seluas 52 Ha. Kelurahan Sei Mati 23 Hamdan sedangkan yang terkecil adalah, Kelurahan Sukaraja dengan luas 17 Ha.

Tabel 4.2. Luas Lahan dan Jumlah Lingkungan di Kecamatan Medan Maimun

No Kelurahan Nama Lurah

Luas Wilayah (Ha)

Lingkungan

1 Aur Liza Irsaniah Harahap, S.Psi 60 10

2 Sukaraja M. Faisal Tanjung, S.IP, M.Si 17 8

Lanjutan Tabel 4.2

3 Sei Mati Fahrul Rozi, S.H 23 12

4 Jati Risna Hendra Guswika, S.E 55 5

5 Hamdan Asri Muslim, S.H 52 10

6 Kampung Baru H. Fadlin, BA 127,5 21

Jumlah 334,5 66

4.1.3 Uraian Tugas dan Fungsi Kantor Kecamatan Medan Maimun Berdasarkan Peraturan Walikota Medan Nomor 1 Tahun 2017 tanggal 12 Januari 2017 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi dan Tata Kerja Perangkat Daerah terdiri dari:

a. Camat

b. Sekretariat, membawahkan:

1. Sub Bagian Umum

2. Sub Bagian Keuangan dan Penyusunan Program c. Seksi Tata Pemerintahan

d. Seksi Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat e. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum f. Seksi Kesejahteraan Sosial

g. Seksi Sarana dan Prasarana Wilayah h. Kelompok Jabatan Fungsional

Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum pemerintah. Dalam melaksanakan tugas tersebut, camat menyelenggarakan fungsi:

a. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat

b. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum

c. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan

d. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum e. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

kecamatan

f. Membina penyelenggaraan pemerintahan kelurahan

g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan kelurahan h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan

tugas dan fungsinya

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada camat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas camat lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program. Dalam melaksanakan tugas pokok, sekretariat menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Kecamatan

c. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan Kecamatan yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan Kecamatan

d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan

e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Kecamatan f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan fungsinya

Sub bagian umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup administrasi umum. Dalam melaksanakan tugas pokoknya tersebut, Sub Bagian Umum menyelenggrakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Umum b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum

c. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah dinas, penataan kearsipan, perlengkapan dan penyelenggaraan kerumahtanggaan Kecamatan

d. Pengelolaan administrasi kepegawaian

e. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berad di bawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris dan mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas sekretaris lingkup pengelolaan administrasi keuangan.

Dalam melaksanakan tugas pokok menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatn Sub Bagian Keuangan b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan

penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan verifikasi

d. Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan

e. Penyusunan laporan keuangan kecamatan

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya

Sub Bagian Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian dan bertanggung jawab kepada Sekretaris dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Sub Bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program

b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan program kecamatan

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kecamatan d. Penyiapa bahan pembinaan pengawasan dan pengendalian

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya

Seksi Tata Pemerintahan bertanggung jawab kepada Camat dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok Camat lingkup tata pemerintahan. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Seksi Tata Pemerintahan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Seksi Tata Pemerintahan b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup tata pemerintahan

c. Penyiapan bahan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi pemerintahan kelurahan

d. Penyiapan bahan pembinaan dan koordinasi dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat Kecamatan

e. Penyiapan bahan koordinasi pembinaan kegiatan sosial publik, ideologi negara, dan kesatuan bangsa.

f. Penyiapan bahan pembinaan di bidang keagrariaan

g. Pelaksanaan proses pelayanan administrasi kependudukan

h. Pelaksanaan kegiatan pencatatan monografi kecamatan dan kelurahan i. Pelaksanaan proses pelayanan administrasi lainnya lingkup tata

pemerintahan

j. Pemantauan pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan k. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas

dan fungsinya

Seksi Pemberdayaan Masyarakat bertanggung jawab kepada Camat dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok Camat lingkup pemberdayaan masyarakat. Dalam melaksanakan tugas pokok yang dimaksud Seksi Pemberdayaan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Seksi Pemberdayaan Masyarakat

b. Penyusunan bahan dan petunjuk teknis lingkup pemberdayaan

c. Penyiapan bahan pembinaan terhadap kegiatan pemberdayaan masyarakat seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Lembaga Perekonomian, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

d. Pelaksanaan proses pelayanan masyarakat lingkup pemberdayaan masyarakat

e. Penyiapan bahan koordinasi dalam penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas

dan fungsinya

Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum berada di bawah dan betanggung jawab kepada Camat dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Camat lingkup Ketentraman dan Ketertiban Umum menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup ketentraman dan ketertiban umum

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup ketentraman dan ketertiban umum