• Tidak ada hasil yang ditemukan

32 Bagian ketiga :

PERSIAPAN MENULIS

Sukses itu bukanlah ketika menjadi orang lain. Sukses adalah ketika kita bisa menjadi diri kita sendiri.

(Fatchul Anam Nurlaili)

Mencari bahan tulisan

Sobat muda, kita bisa mendapatkan informasi dengan benar dari referensi aslinya jika kita mampu membacanya secara benar pula. Dalam hal ini, seorang pembaca yang baik adalah pembaca yang bisa memanfaatkan kelompok kata tertentu sebagai kunci pembuka gambaran. Tulisan yang dibacanya tidaklah kata demi kata, namun beberapa kata yang saling berkaitan. Setelah menangkap maksud umumnya, ia beralih ke deret kata lainnya sehingga ia bisa mendapatkan gambaran pemahaman tulisan tersebut secara umum.

Dengan teknik membaca seperti di atas, pembaca mampu mengingat-ingatnya kembali secara lebih baik daripada membaca kata demi kata. Mengingat kembali inti bacaan, itulah hal yang penting bagi penulis karya ilmiah sehingga ia bisa kapan saja menghubungkan teori yang dibacanya dengan fenomena yang sedang ditelitinya.

Untuk bisa membaca dengan cepat dan efisien, pembaca perlu menggarisbawahi kelompok kata yang membentuk ungkapan itu dengan pensil atau pulpen warna. Ketika membaca lagi, ia akan terbantu banyak oleh garis bawah atau tanda-tanda lainnya yang telah dibuatnya hingga ia bisa mendapatkan informasi yang banyak dari sumber yang dibacanya tersebut.

Pada kenyataannya, ketika kita membaca suatu berita surat kabar mula-mula kita tidak membacanya kata demi kata. Namun, kita akan melihat judulnya terlebih dahulu dan itupun tidak kata demi kata. Jika sekiranya judul tersebut menarik, kita akan meneruskan membacanya dan jika tidak maka kita akan beralih ke berita lainnya pada halaman yang sama.

Nah, seperti halnya membaca berita seperti di atas, ketika membaca buku pun secara tidak sadar kebanyakan dari kita juga seperti itu. Mula-mula kita akan menjelajahi terlebih dahulu bahan bacaan tersebut sehingga kita tahu apakah perlu untuk meneruskannya atau tidak. Membaca secara grambyangan (global) terlebih

33 dahulu ini memiliki beberapa keuntungan, di antaranya adalah untuk mengetahui apakah bahan tersebut :

1. Relevan dengan tema penulisan karya ilmiah kita

2. Terlalu mendasar dan hanya mengemukakan hal-hal yang sudah lama menjadi

pengetahuan umum 3. Terlalu sulit dicerna

4. Menjawab permasalahan yang sedang kita hadapi dalam kaitannya dengan penulisan karya tulis ilmiah

Membaca secara grambyangan atau mengambil makna globalnya saja ini dapat

menghemat waktu karena kita tdak perlu membacanya hingga akhir tulisan, kata demi kata. Kalaupun suatu tulisan perlu dibaca berulang-ulang maka pembacaan global yang telah dilakukan sebelumnya sudah bisa memberikan gambaran umum mengenai kerangka tulisannya. Kerangka tersebut akan menolong kita untuk membedakan, pokok-gagasan, konsep, atau gambaran dari perincian kecil yang sebenarnya tidak perlu dibaca.

Untuk menjelajahi isi buku secara cepat, kita harus melihat daftar isinya terlebih dahulu sehingga bisa mendapatkan gambaran topik yang disajikan dalam buku tersebut. Setelah itu, kita membaca secara sekilas kata pendahuluannya sehingga kita bisa mengetahui latar belakang dan tujuan dari ditulisnya buku tersebut.

Selanjutnya, kita baru menuju keterangan di tiap bab.

Pencarian referensi tulisan dari suatu buku bisa dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya adalah :

1. Memilih dan mengumpulkan pokok isinya saja

2. Mencari jawaban atas permasalahan yang sedang kita hadapi

3. Mengecek kebenaran suatu pernyataan, baik yang bersumber dari buku lain, hasil penelitian yang kita dapat, maupun di bagian lain dari buku itu sendiri.

Jujur menyampaikan informasi

Pada pencatatan informasi hasil pembacaan, kita dituntut untuk berpikiran terbuka sehingga kejernihan isinya dapat kita serap. Keterbukaan pikiran ini baru ada ketika kita bisa menghargai pendapat orang lain. Setelah pendapat ornag lain masuk, kita baru boleh menyampaikan pendapat kita. Namun, sepertinya hal yang sering terjadi adalah kebalikannya. Saat ,membaca tulisan orang lain, pikiran kita sudah menyempit terlebih

34 dahulu, menghalang-halangi masuknya informasi yang berharga tersebut. belum apa- apa kita sudah menyanggah pernyataan yang dismapaikan oleh penulis.

Informasi yang didapat selanjutnya akan kita sampaikan dalam karya tulis yang akan kita buat. Dalam penyampainnya, kita harus jujur, tidak boleh mengurangi atau menambahi suatu keterangan yang memang tidak bisa ditambah ataupun dikurangi. Contoh yang sering kita temui adalah pembuangan sebagian kalimat yang berakibat pada perubahan makna yang terkandung. Sobat muda, kita harus ingat suatu pepatah yang mengatakan bahwa “sepandai-pandainya tupai melompat maka akan jatuh juga”. Jadi, jujur sajalah!

35

Motivasi kita-3

Pelajaran dari ember, batu bata, batu, kerikil, dan pasir

Sobat muda, suatu ketika seorang guru besar universitas ternama di Eropa bertanya pada mahasiswanya,”Saudara-saudara, Anda semua lihat kan apa yang saya bawa? Ini adalah ember, batu bata, batu, kerikil, dan pasir”.

“Yes Sir, kami melihatnya”, jawab para mahasiswa dengan kompak.

“Sekarang coba perhatikan, saya akan masukkan batu bata ke dalam ember hingga penuh”, kata sang guru besar. Kemudian dia memasukkan batu bata satu persatu ke dalam ember hingga penuh.

“Lihatlah! Penuh kan?”, tanya sang guru besar. “Penuuuhhhh”, jawab mahasiswa hampir serempak.

“Iya, memang sudah penuh. Namun, masih ada rongga-rongga besar”, sang guru besar menimpali.

“Nah, sekarang saya akan memasukkan batu ke dalam ember. Masuk tidak?”, lanjutnya.

Para mahasiswa mengangguk. Kemudian sang guru besar memasukkan batu-batuan yang ukurannya lebih kecil daripada batu bata. Ketika sudah terlihat penuh, dia kembali memasukkan kerikil-kerikil kecil ke dalamnya. Dan ketika terlihat sudah penuh lagi, ternyata guru besar tersebut masih bisa memasukkan pasir ke dalamnya.

Guru besar tersebut kemudian bertanya,”Jika saya memasukkan pasir terlebih dahulu hingga penuh, bisakah saya kemudian memasukkan batu bata?” para mahasiswa hanya menggeleng.

“Fenomena ini mengajari kita agar bisa mengisi waktu yang kita miliki dengan kegiatan-kegiatan yang besar atau penting. Ketika kita telah bisa menggunakan waktu tersebut untuk hal-hal yang besar maka hal-hal yang kecil masih bisa kita lakukan. Jika kita hanya menggunakan untuk hal-hal kecil maka hal yang besar tidak bisa kita lakukan”, imbuh sang guru besar.

36

Bila sobat muda mengalami kendala

dalam memahami bagian ketiga ini,

Dalam dokumen buku motivasi dan panduan menyusun karya (Halaman 31-36)

Dokumen terkait