Revisi 1
Free, not for sale!
2014
CARA MUDAH MENYUSUN KARYA
TULIS ILMIAH REMAJA
Motivasi dan Panduan untuk Pemula
2 KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya
sehingga buku dengan judul “Cara Mudah Menyusun Karya Tulis Ilmiah Remaja” ini dapat terselesaikan dengan lancar. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah mendukung penyusunan buku ini.
Barangkali sudah banyak beredar buku panduan penulisan karya tulis ilmiah.
Namun, dalam buku-buku tersebut, metodologi penulisan karya tulis ilmiah
disampaikan dengan ragam bahasa yang kurang begitu bisa dipahami oleh anak remaja
yang masih duduk di bangku SMA. Oleh karena itu, penulis memandang perlu untuk
menyusun suatu buku panduan penulisan karya tulis ilmiah remaja dengan
menggunakan ragam bahasa yang mudah dipahami serta mampu memotivasi siswa
dalam menulis karya tulis ilmiah remaja.
Tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari
sempurna. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga buku
ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Amin.
Yogyakarta, Januari 2014
3
Tentang Penulis
Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc., lahir di Yogyakarta pada
tanggal 13 Juni 1989. Setelah menyelesaikan kelas akselerasi
di SMA N 8 Yogyakarta pada tahun 2006, penulis
melanjutkan studi S1 di Universitas Gadjah Mada pada
jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian. Tahun 2010
penulis melanjutkan studi S2 di jurusan yang sama pada Prodi
Teknologi Hasil Perkebunan dan berhasil lulus dengan
predikat cumlaude tahun 2012. Pada tahun 2013, penulis memperoleh beasiswa S3 dari
Dikti untuk program beasiswa calon dosen di jurusan yang sama pula, pada Prodi Ilmu
Pangan. Penulis aktif membimbing karya ilmiah remaja sejak tahun 2010 di
Puspanegara Research Community, sebuah komunitas peneliti belia di SMA Negeri 5
Yogyakarta. Penulis telah banyak mengantarkan siswa bimbingannya ke ajang
kompetisi karya ilmiah remaja tingkat nasional. Selain masih aktif menjadi advisor di
Puspanegara Research Community, penulis aktif membuat artikel untuk
dipublikasikan di beberapa media massa. Beberapa artikelnya terkait isu pangan dan
pertanian kerap mewarnai kolom opini di surat kabar lokal dan nasional. Selain itu,
saat ini penulis tengah menyusun beebrapa buku terkait ilmu pangan dan pertanian.
4 DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... 2
Daftar Isi ... 4
Tentang Buku Ini ... 6
Bagian pertama : Apa Itu Karya Tulis Ilmiah ? ... 9
Pengertian karya tulis ilmiah ... 9
Jenis-jenis karya tulis ilmiah ... 9
Motivasi kita-1 ... 14
Bagian kedua : Menemukan Ide Hebat ... 16
Memunculkan ide kelompok ... 27
Motivasi kita-2 ... 30
Bagian ketiga : Persiapan Menulis ... 32
Mencari bahan tulisan ... 32
Jujur menyampaikan informasi... 33
Motivasi kita-3 ... 35
Bagian keempat : Mulai Menulis ... 37
Bagian awal ... 37
Bagian inti ... 45
Bagian akhir ... 53
Motivasi kita-4 ... 55
Bagian kelima : Kalimat yang Efektif ... 57
Motivasi kita-5 ... 63
Bagian keenam : Menyiapkan Presentasi ... 65
5
Membuat slide preentasi ... 66
Menjelang dan saat presentasi ... 69
Unsur-unsur dalam presentasi... 71
Penunjang penampilan presentator ... 75
Tips mengurangi kecemasan... 77
Motivasi kita-6 ... 79
Daftar Pustaka ... 82
6
TENTANG BUKU INI
Mengapa disusun buku ini?
Halo sobat muda sekalian, selamat telah memiliki kemauan untuk membaca
buku ini. Artinya, sobat muda memiliki semangat yang tinggi untuk meningkatkan
kemampuan pribadi masing-masing. Yah, dalam hal ini tentunya kemampuan dalam
penulisan karya tulis ilmiah. Sebagai pendahuluan perlu saya sampaikan bahwa buku
ini ditulis berdasarkan kondisi di lapangan yang hampir selalu saya temui ketika
membimbing siswa dalam menyusun karya tulis ilmiah mereka.
Banyak siswa SMA serta mahasiswa yang belum mengetahui apa itu karya tulis
ilmiah. Akibatnya, mereka tidak bisa mengikuti berbagai lomba karya tulis ilmiah yang
sering diadakan di Indonesia, baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional. Menang
lomba karya tulis ilmiah adalah suatu prestasi yang luar biasa serta mampu menambah
kualitas diri orang yang bersangkutan. Hadiah yang ditawarkan pun cukup WOW…! Sebagai contoh, pada tingkat sekolah menengah atas ada even Olimpiade Penelitian
Siswa Indonesia (OPSI). Pada tahun 2013, peraih medali emas mendapatkan hadiah
uang pembinaan sejumlah lima belas juta rupiah. Siapa yang nggakpengen sih dengan
uang segitu banyak. Selain hadiah uang, pemenang juga masih berkesempatan untuk
mengikuti lomba karya tulis ilmiah tingkat internasional di luar negeri. Biaya
perjalanan dan akomodasi lainnya tentu sudah ditanggung pihak pemerintah.
Belum pahamnya materi karya tulis ilmiah pun juga terjadi di tingkat
mahasiswa. Selain tidak bisa mengikuti berbagai lomba karya tulis ilmiah yang sering
diadakan oleh kampus-kampus besar, mereka tentu juga akan dipusingkan dengan
beban penyelesaian tugas akhir mereka. Nah, dengan melihat permasalahan di
lapangan tersebut, saya berusaha menyusun buku ini untuk sobat muda sekalian.
Penggunaan diksi yang mudah
Mungkin pada bagian-bagian selanjutnya sobat muda akan merasakan nuansa
yang berbeda ketika membaca buku ini. Komentar yang muncul mungkin seperti ini :
buku tentang karya tulis ilmiah kok bahasanya santai kayak gini yah…?! Semua itu
memang saya sengaja.
Sesuai dengan pengalaman saya sebagai Advisor di Puspanegara Research
7 SMA, pemilihan ragam bahasa menjadi sangat penting untuk bisa memahami suatu
materi. Menurut saya, hal yang dibutuhkan remaja setingkat pelajar SMA dan
mahasiswa adalah bisa paham dan bisa segera menulis, bukan hanya hafal banyak
pengertian dengan bahasa yang muluk-muluk saja. Ketika masih kuliah dulu, beberapa
teman S1 saya masih belum bisa paham dengan penjelasan yang ada di buku mata
kuliah metodologi penelitian karena pilihan kata yang digunakan di dalamnya terlalu
formal sehingga malah menjadi sulit dipahami. Oleh karena itu, dalam buku ini
digunakan pilihan kata yang lebih mudah dipahami bagi remaja SMA serta mahasiswa.
Disertai contoh konkrit
Dalam menjelaskan banyak hal, buku ini disertai dengan contoh nyatanya.
Contoh tersebut saya ambil dari beberapa karya tulis, baik karya saya sendiri maupun
karya siswa bimbingan saya yang telah berhasil mendapatkan juara pada suatu
kompetisi karya tulis ilmiah, baik lokal, regional, maupun nasional.
Keberadaaan contoh konkrit yang sederhana ini bisa sobat muda temukan di
setiap bagian dalam buku ini, terutama bagian ketiga yang menyampaikan materi
tentang sistematika karya tulis ilmiah. Di bagian lampiran, sobat muda bisa
mendapatkan contoh konkrit karya tulis ilmiah yang full version. Inilah salah satu hal
yang istimewa dalam buku ini.
Berdasarkan pengalaman di lapangan
Sobat muda, apa yang saya sampaikan dalam buku ini adalah berdasarkan
pengalaman saya selama bertahun-tahun sebagai advisor di Puspanegara Research
Community. Komunitas tersebut merupakan komunitas peneliti di lingkungan SMA
Negeri 5 Yogyakarta. Selama beberapa tahun menjadi advisor di komunitas tersebut,
saya banyak merumuskan kebutuhan materi karya tulis ilmiah yang dibutuhkan oleh Contoh yang akan ditampilkan merupakan contoh
sederhana sehingga sobat muda tidak down dulu di
awal. Hal terpenting yang ditekankan dalam buku ini
adalah membangkitkan semangat menulis sobat
8 siswa bimbingan saya. Hal yang mereka butuhkan adalah pengarahan langsung beserta
praktiknya, bukan sekedar teori saja. Inilah nantinya yang akan sobat muda temukan
dalam buku ini : pengarahan dan contoh.
Harapannya, buku ini bisa menjadi referensi yang akrab bagi siswa SMA serta
mahasiswa dalam membuat karya tulis ilmiah, baik untuk kepentingan lomba maupun
lainnya. Pembahasan dalam buku ini akan diawali dengan materi ringan yang
9
Bagian pertama :
APA ITU KARYA TULIS ILMIAH ?
Keberhasilan adalah hak setiap hamba dari Tuhannya.
Keberhasilan itu adalah pasti, tinggal kemauan si hamba untuk mengambilnya, dengan bercita-cita luhur, berusaha, dan berdoa
(Fatchul Anam Nurlaili)
Pengertian karya tulis ilmiah
Mungkin sobat muda ada yang belum tahu atau masih bingung mengenai apa
itu karya tulis ilmiah. Nah, di bagian awal dari buku ini akan disampaikan gambaran
umum tentang karya tulis ilmiah.
Ditilik dari definisinya, karya tulis ilmiah merupakan karya tulis yang memiliki
sifat ilmiah dan memenuhi syarat keilmuan. Syarat keilmuan yang dimaksud di sini
adalah :
a. Isi kajian berada pada lingkup pengetahuan ilmiah
b. Menggunakan metode berfikir ilmiah yang logis dan sistematis
c. Bersifat objektif
Nah, dari definisi di atas kita sudah mulai tahu apa itu karya tulis ilmiah. Jadi,
tidak semua tulisan bisa dikategorikan sebagai karya tulis ilmiah. Puisi, prosa, pantun,
dan cerpen tentu tidak termasuk dalam karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah memiliki
beberapa jenis. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis-jenis karya tulis ilmiah tersebut,
sobat muda bisa membaca keterangan berikut.
Jenis-jenis karya tulis ilmiah
Kita sudah tahu bahwa tidak semua tulisan bisa dimasukkan dalam klasifikasi
karya tulis ilmiah. Selanjutnya, berdasarkan isi dan bentuknya, karya tulis ilmiah dapat
dibagi menjadi beberapa jenis.
a. Buku Pelajaran
Buku pelajaran merupakan karya tulis ilmiah di bidang pendidikan karena
memiliki nilai kebenaran ilmiah dan disusun dengan landasan teori tertentu. Buku
pelajaran mencakup materi pelajaran yang disusun berdasarkan kurikulum yang telah
10 bermacam-macam tergantung pada muatan materi yang ada di dalamnya, seperti buku
pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, Geografi, dan Fisika.
Gambar 1. Contoh sampul buku pelajaran
b. Makalah
Jenis berikutnya dari karya tulis ilmiah adalah makalah. Makalah adalah sebuah
karya tulis ilmiah yang ruang lingkup permasalahannya mencakup suatu topik tertentu.
Makalah memiliki ciri-ciri khusus ,yaitu :
1. Merupakan hasil kajian literatur atau hasil laporan penelitian (baik penelitian
laboratorium maupun lapangan) mengenai suatu permasalahan, misalnya
adalah makalah hasil kunjungan studi ke salah satu pabrik minuman ringan.
2. Mendemonstrasikan kemampuan menerapkan suatu teori dalam penanganan
suatu kasus di lapangan.
3. Menunjukkan kemampuan memahami suatu permasalahan dilihat dari sisi
teoretik.
4. Tersaji metode pemecahan masalah yang logis dan sistematis sesuai dengan
teori.
Bentuk makalah yang sering digunakan dalam karya tulis ilmiah ada dua
macam, yaitu :
1. Common paper, makalah yang dibuat secara deskriptif dan dengan
mengemukakan berbagai aliran pendapat kemudian disampaikan argumentasi
untuk mempertahankan salah satu aliran atau pendapat tersebut.
2. Position paper, makalah yang dibuat untuk menunjukkan penguasaan
pengetahuan yang dimiliki oleh penulis serta sebagai gambaran nyata atas
keberpihakan penulis pada salah satu teori dengan dukungan argumentasi yang
11
c. Modul
Selanjutnya, yang termasuk karya tulis ilmiah adalah modul. Tentunya kita
sering mendengar atau membaca kata ”modul”. Apa itu modul? Modul adalah materi pelajaran yang disusun sedemikian rupa sehingga pembacanya dapat menyerap
sendiri materi tersebut. Jadi, dalam penyusunan modul harus menggunakan bahasa
yang mudah dipahami sehingga pembaca bisa menyerap materi dengn cepat. Beberapa
contoh modul adalah modul pengoperasian komputer. Dalam modul tersebut akan
disampaikan prosedur pegoperasikan perangkat komputer secara runtut dan praktis.
Contoh selanjutnya adalah modul mata kuliah di Universitas Terbuka. Dengan model
pembelajaran mandiri, mahasiswa universitas ini dituntut untuk bisa menguasai materi
secara mandiri melalui modul yang telah disediakan.
Gambar 2. Contoh sampul modul. Karya tulis ilmiah jenis ini dibuat untuk memudahkan pembacanya guna memahami suatu materi secara mandiri.
d. Diktat Pelajaran
Serupa dengan buku pelajaran, diktat adalah catatan tertulis suatu materi bidang
studi yang disiapkan oleh guru untuk mempermudah penyampaian materi kepada
siswanya. Perbedaan antara diktat dengan buku pelajaran adalah bahwa buku pelajaran
diterbitkan oleh penerbit dan telah melalui proses pengecekan yang ketat. Diktat
sifatnya lebih ringkas dan simpel daripada buku pelajaran dan bisa disesuaikan dengan
kebutuhan siswanya masing-masing. Tidak semua guru bisa membuat diktat karena
walaupun terlihat mudah, namun proses penyusunannya memerlukan kemampuan
khusus dan cukup menyita waktu. Jenis-jenis diktat pun bermacam-macam
berdasarkan materi pelajaran yang disampaikan di dalamnya, seperti diktat pelajaran
biologi, diktat pelajaran sejarah, dan diktat pelajaran komputer.
12
e. Karya Terjemahan
Sobat muda, karya terjemahan adalah karya tulis hasil penerjemahan dari buku
atau karya tulis ilmiah yang berbahasa asing ke bahasa Indonesia atau sebaliknya. Jadi,
karya terjemahan bisa dianggap sebagai karya tulis ilmiah jika karya yang
diterjemahkan juga termasuk karya tulis ilmiah. Sebagai contoh konkrit, bila karya
yang diterjemahkan merupakan hand book (semacam buku pegangan suatu bidang
keilmuan tertentu) maka karya tersebut termasuk karya tulis ilmiah. Selanjutnya, jika
yang diterjemahkan adalah buku puisi maka tentunya karya terjemahan tersebut tidak
termasuk karya tulis ilmiah.
Gambar 3. Contoh karya terjemahan. Al Majmu‟ adalah kitab hukum Islam berbahasa Arab karya Imam Nawawi yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
Tentunya tidak semua orang bisa berprofesi sebagai penerjemah. Ada
persyaratan-persyaratan khusus yang harus dipenuhi sebagai seoang penerjemah, di
antaranya yaitu :
1. menguasai materi yang akan diterjemahkan
2. menguasai tata bahasa asing terkait
3. menguasai bahasa Indonesia dengan baik
4. menguasai teknik penerjemahan
5. memahami latar belakang budaya dari bahasa asing tersebut
Sobat muda yang memenuhi klasifikasi di atas, segera saja memulai debut
karirnya sebagai penerjemah hebat. Selamat mencoba!
f. Laporan hasil penelitian
Laporan hasil penelitian merupakan sajian tertulis dari hasil kegiatan penelitian
13 tersebut. Jadi, laporan hasil penelitian adalah bentuk komunikasi tertulis atas penelitian
yang telah dilakukan. Jika disusun dalam kaitannya dengan persyaratan akademik,
maka bentuk laporannya dapat berupa skripsi (tugas akhir untuk jenjang S-1), tesis
(tugas akhir untuk jenjang S-2), atau disertasi (tugas akhir untuk jenjang S-3).
Biasanya, karya tulis jenis ini adalah jenis karya yang biasa diperlombakan untuk
lomba karya tulis ilmiah, baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional. Pada bab
selanjutnya dari buku ini kita akan banyak membahas mengenai jenis karya tulis ini.
g. Artikel Ilmiah
Sobat muda sekalian, jenis selanjutnya dari karya tulis ilmiah adalah artikel
ilmiah. Artikel ilmiah ini berbeda dengan laporan hasil penelitian yang baku. Artikel
ilmiah menyampaikan materi yang lebih bersifat singkat, padat, dan mudah dipahami.
Artikel ini terbagi menjadi dua macam yang berbeda, yaitu :
1. Artikel ilmiah hasil penelitian, merupakan tulisan ilmiah yang didasarkan pada
hasil penelitian yang telah dilakukan. Artikel ini disusun sedemikian rupa
sehingga tetap menampilkan semua aspek laporan hasil penelitian, tetapi dalam
format yang lebih ringkas. Jadi, bisa dikatakan bahwa artikel ilmiah jenis ini
hampir serupa dengan ringkasan atas semua bagian dari laporan hasil
penelitian.
2. Artikel ilmiah nonpenelitian, adalah artikel-artikel hasil pemikiran yang
memiliki dasar teori yang jelas. Dasar teori tersebut bisa berasal dari hasil
penelitian terdahulu ataupun berasal dari buku-buku teks.
Nah, sekarang sobat muda sudah tahu kan apa itu karya tulis ilmiah beserta
jenis-jenisnya. Selanjutnya, dalam bab berikutnya sobat muda akan diperkenalkan
dengan cara-cara yang bisa digunakan untuk menggali ide hebat. Ide penelitian
merupakan pijakan awal bagi peneliti sebelum melangkah lebih jauh. Dalam penilaian
lomba karya tulis ilmiah, ide penelitian memiliki skor nilai yang tinggi. Untuk lebih
14
Motivasi kita-1
Memahat Diri
Realita, manis ataupun pahit, adalah kenyataan yang mengajarkan
kita untuk menjadi pribadi yang lebih berharga. Sobat muda, ada suatu
kiasan menarik yang menggambarkan betapa pentingnya suatu "masalah"
dalam kehidupan ini.
Tentunya kita tahu apa itu batu hitam. Mungkin dianggap sama
sekali tak berharga, diinjak-injak, dan dicampakkan. Bahkan biasanya
dijual per-truk. Bedakan dengan batu hitam yang sudah dipahat oleh
pemahat ternama, tentu harganya akan melejit jauuuuuuh lebih tinggi.
Bahkan batu hitam kecil yang sudah dipahat, bisa bernilai jutaan rupiah.
Bandingkan dengan harga batu hitam biasa yang tak pernah tersentuh
pahat....
Sobat muda, apa yang membedakan keduanya? Mengapa selisih
harganya begitu jauh? Dipahat mungki terasa sakit bagi batu hitam.
Namun, ketahuilah bahwa sakitnya goresan pahat justru menambah nilai
bagi si batu hitam. sobat muda, begitu juga dengan "masalah" yang kita
hadapi, bagaikan pahat yang mengiris-iris kita. Mungkin terasa sakit,
pilu, penuh derita. namun, itulah proses kita untuk menjadi pribadi yang
15
Bila sobat muda mengalami kendala
dalam memahami bagian pertama
ini, sobat muda bisa menghubungi
saya via email
16 Bagian kedua :
MENEMUKAN IDE HEBAT
Kawan, kita hanyalah manusia biasa yang hanya bisa berusaha sebatas kemampuan, melukis mimpi dalam alam nyata. Mungkin kita bukan siapa -siapa dan tak punya apa-apa, namun ingatlah kawan
bahwa semua itu tak bisa membatasi mimpi kita. (Fatchul Anam Nurlaili)
Ide penelitian, selama ini cukup menjadi kendala awal bagi para pemula.
Sekilas, mungkin ide penelitian terlihat begitu mudah. Namun, dalam praktiknya
banyak orang yang mengalami kebuntuan pada tahap ini.
Saya seringkali bertanya kepada siswa bimbingan saya mengenai ide penelitian yang akan dia jalankan. Dengan pertanyaan yang sangat singkat „idenya apa nih?‟, terbukti mereka kelabakan untuk menjawabnya. Hampir 80% siswa kebingungan
untuk menjawabnya. Jawaban yang terlontar mungkin sangat seadanya, „waduh, apa ya mas, bingung e‟. Ada juga yang menjawab „belum tahu mas mau ngapain. Gimana ya mas enaknya?‟ Nah loh, malah ganti nanya.
Uraian di atas membuktikan bahwa untuk menemukan ide penelitian memang
gampang-gampang susah. Padahal, dalam penilaian lomba karya tulis ilmiah, unsur ide
penelitian memiliki porsi nilai yang cukup besar bila dibandingkan dengan unsur-unsur
lainnya. Juri akan memberikan apresiasi penilaian yang luar biasa tinggi terhadap ide
yang orisinil, inovatif, kreatif, solutif, dan aplikatif. Sobat muda, di bagian ini akan
dibahas mengenai cara-cara yang bisa digunakan untuk mendapatkan ide penelitian
dengan mudah.
Memunculkan ide individu
Seringkali kita terpesona dengan suatu ide hebat orang lain. Bagaimana tidak,
mereka bisa menemukan ide luar biasa yang begitu bermanfaat bagi manusia. Pujian
pun tak jarang kita lontarkan kepada mereka. Selama ini mungkin kita hanya sebagai
penonton atas ide hebat tersebut. namun, bagaimana dengan kita? Apakah kita pernah
17 Terkait dengan hal di atas, banyak orang yang berpikir bahwa kemampuan
menumbuhkan gagasan itu muncul karena adanya bakat sejak lahir, bukan karena
belajar. Anggapan itu kemudian berkembang dan menancap kuat dalam alam bawah
sadar mereka. Namun, ada juga orang yang berpendapat bahwa gagasan-gagasan
muncul begitu saja dalam pikiran manusia. Mungkin saja pendapat tersebut betul,
tetapi kita tidak dapat mengandalkan faktor kebetulan saja. Bila kita cermati,
anggapan-anggapan tersebut merupakan produk pikiran kita sendiri yang menjadi
penghalang untuk berkreasi dan berinovasi menciptakan ide hebat. Secara alami,
sebenarnya kita mampu memunculkan ide-ide besar yang bermanfaat.
Pada tahap awal, kita harus tanamkan dalam diri kita bagaimana cara untuk
dapat memunculkan gagasan-gagasan baru dan hebat sewaktu-waktu kita
memerlukannya. Proses untuk menumbuhkan ide-ide baru bersifat aktif, bukan reaktif.
Berikut ini adalah cara-cara untuk memunculkan gagasan baru.
a. Identifikasi masalah
Sekarang, pertanyaan mendasar yang harus kita jawab adalah ”mengapa kita
perlu memunculkan ide-ide baru yang hebat?” Jawaban yang disampaikan tentunya
adalah “untuk memenuhi kebutuhan kita dalam menemukan metode pemecahan
masalah secara hebat”. Kebutuhan tersebut adalah induk penemuan sedangkan kesulitan yang sering kita temui adalah sering kali tanpa sadar kita mengejar
permasalahan yang salah dan berputar-putar sendiri. Sebetulnya yang kita perlukan
adalah pemahaman yang sangat jernih mengenai apa yang menjadi masalah
sesungguhnya. Atau, dengan bahasa yang lebih mudah, kita harus melakukan
identifikasi masalah secara tepat.
Sebagai contoh adalah seorang dokter yang dituntut untuk memberikan obat
secara tepat. Dalam hal ini, dokter harus mendiagnosis penyakit si pasien sehingga
baru bisa menentukan obat apa yang cocok bagi pasien. Seperti halnya dokter, sebagai
calon peneliti kita juga harus melakukan identifikasi masalah sehingga masalah
utamanya bisa ditemukan. Hal ini membutuhkan kejernihan pikiran dan perlu dilatih
sejak dini. Setelah masalah utamanya ditemukan, kita baru bisa menentukan solusi
yang akan kita tawarkan.
Contoh kasus :
Mimin akan mengikuti suatu lomba karya tulis ilmiah yang diadakan oleh salah
18 “peningkatan ketahanan pangan melalui diversifikasi produk pangan berbahan baku lokal”. Awalnya dia bingung, topik apa yang akan dia pilih agar karyanya mengandung ide hebat. Akhirnya dia berkonsultasi dengan pembimbingnya dan terjadilah
percakapan berikut ini.
Mimin : Siang mas, saya mau ikut lomba karya tulis ilmiah, tapi saya
bingung menentukan ide utama yang akan saya angkat mas.
Pembimbing : Temanya apa emang ?
Mimin : Temanya “peningkatan ketahanan pangan melalui diversifikasi
produk pangan berbahan baku lokal” mas. Kira-kira mau tentang apa ya yang saya tulis?
Pembimbing : Oke, sekarang saya tanya, mengapa ketahanan pangan kita perlu
ditingkatkan?
Mimin : Kan kita masih belum bisa lepas dari ketergantungan bahan
pangan dari luar negeri mas sehingga dikatakan bahwa ketahanan
pangan kita masih perlu ditingkatkan.
Pembimbing : Iya, memang benar. Sekarang, bahan pangan apa yang masih harus
kita impor 100 % dari luar negeri?
Mimin : Ehmmmm, apa yah. Oh iya, gandum mas.
Pembimbing : Tepat sekali, gandum. Sebagai ide utama karya tulis ilmiahmu,
coba kamu pikirkan, bahan pangan lokal apa yang bisa digunakan
untuk mengganti tepung gandum dalam pembuatan suatu produk
pangan? Harapannya kan impor gandum bisa menurun sehingga
ketergantungan kita pada bahan pangan impor bisa dikurangi.
Mimin : Bagaimana kalau kita mencoba memanfaatkan tepung singkong
mas ? Kita bisa mencoba membuat berbagai macam kue kering dan
brownis dari tepung singkong mas. Lumayan mas, bisa mengurangi
ketergantungan tepung gandum.
Nah, dari contoh kasus di atas, kebingungan Mimin sebenarnya terjadi karena
dia belum memahami permasalahan utama dari tema yang ditentukan panitia
penyelenggara lomba. Pembimbing berusaha mengarahkan pemikiran Mimin agar
19 Setelah masalah utama tersebut diketahui, ide karya tulis ilmiah bisa diambil dari
solusi yang bisa ditawarkan dari permasalahan tersebut. Sebagai solusinya, Mimin
mencoba membuat produk pangan berbahan baku tepung singkong untuk mengurangi
ketergantungan pada tepung gandum.
b. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai
Hal yang sangat penting sebelum kita mulai menyelesaikan suatu masalah
adalah kita perlu menentukan, apa tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah kita. Cara
ini sebenarnya berhubungan dengan cara sebelumnya. Hanya saja, dengan cara ini
yang didahulukan adalah penentuan tujuannya terlebih dahulu dengan tidak begitu
mementingkan identifikasi masalahnya. Penentuan ide penelitian dengan cara ini tidak
bertentangan dengan cara sebelumnya. Keduanya bisa digunakan, tergantung dengan
permasalahan yang dihadapi serta kecenderungan sobat muda sekalian selaku peneliti.
Contoh kasus :
Dari percakapan Mimin dengan pembimbingnya, kita bisa tahu bahwa Mimin
benar-benar bingung mengenai ide apa yang akan dia angkat dalam karya tulisnya.
Cara kedua selain identifikasi masalah, Mimin juga bisa menetapkan tujuan yang ingin
dicapai dari penulisan karya tulis ilmiahnya. Agar lebih jelas, berikut ini adalah contoh
konkrit metode berfikir untuk menetapkan tujuan akhirnya.
Mimin : Siang mas, saya mau ikut lomba karya tulis ilmiah, tapi nggak
tau nih mas mau ngangkat ide apa.
Pembimbing : Temanya apa, Min?
Mimin : Temanya “peningkatan ketahanan pangan melalui diversifikasi
produk pangan berbahan baku lokal” mas. Kira-kira mau tentang apa ya yang saya tulis?
Pembimbing : Hmmm, emang menurutmu, apa sih maksud dari penulisan
karya tulis ilmiah dengan tema di atas?
Mimin : Ya kan biar dapat solusi untuk meningkatkan ketahanan
pangan melalui diversifikasi produk pangan mas …iya nggak sih ?
Pembimbing : Yoa, benar. Makanya sekarang kamu mikirin produk baru yang
20 Contoh kasus percakapan di atas sebenarnya mirip dengan contoh sebelumnya.
Perbedaan yang mencolok bertumpu pada landasan awal berfikirnya. Pada percakapan
sebelumnya, landasan berfikir untuk menemukan ide adalah berawal dari “menemukan masalah utama” sedangkan yang kedua berawal dari “tujuan atau solusi yang diharapkan”.
c. Analisis SWOT
Analisis masalah perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi serta solusi
yang dibutuhkan, bisa dilakukan dengan membaca kasus-kasus yang serupa atau
melakukan tanya jawab kepada orang-orang yang berkompeten. Cara lain yang bisa
digunakan adalah dengan melakukan analisis strengths (kekuatan), weaknesses
(kelemahan), opportunities (kesempatan) dan threats (ancaman), atau lebih dikenal
dengan analisis SWOT.
Teknik ini ditemukan oleh Albert Humphrey, pemimpin proyek riset di
Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an. Analisa SWOT dapat
diterapkan dengan cara memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat
faktor-faktor utamanya kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT.
Aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari
peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu
menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru. Sebelum menuju contoh kasus tentang aplikasi
analisis SWOT yang spesifik dalam penelitian, nih ada contoh kasus yang asik untuk
lebih memahami analisis SWOT.
Contoh kasus berikut ini adalah contoh sederhana analisa SWOT yang dibuat oleh
seorang siswa SMA saat ingin memulai debut karirnya di dunia pacaran.
Strength (Kekuatan)
a. wajah saya lumayan ganteng
21 c. saya punya cukup uang untuk jajan, nonton, beli alat musik, dan beli pulsa
modem internetan
d. saya punya bakat hebat di grup band
Weakness (Kelemahan)
a. kurang percaya diri
b. masih minder jika bertemu cewek
c. belum punya kendaraan pribadi
Oppurtunities (Peluang)
a. saya punya banyak teman yang punya adik cewek cantik
b. banyak teman cewek sekelas yang belum punya pacar
Threat (Ancaman)
a. teman-teman cowok sekelas banyak yang berdompet tebal dan suka jago
merayu
b. siswa kelas lain banyak yang tebar pesona
Dengan kondisi SWOT seperti di atas, bagaimana langkah yang harus diambil
oleh si cowok SMA tadi saat akan memulai debut karir pacarannya ? Nah, paling tidak
rekomendasinya adalah seperti berikut ini.
a. lebih rajin berlatih di grup band dan cari kesempatan untuk manggung sehingga
lebih terkenal dan jadi rebutan cewek
b. belajar istiqomah update status, biar selalu eksis dan gaul
c. hindari cari pacar di kelas. Mending cari adik cewek temannya karena masih
gampang dibohongin
d. tabung uang yang dimiliki untuk membeli motor guna mendongkrak performa
e. harus tambah cool dan stylish untuk mengurangi mindernya
Hal penting yang harus diperhatikan saat menggunakan analisa SWOT adalah “semua yang dituliskan haruslah jujur dan berdasarkan fakta”. Gimana coba bila si cowok SMA di atas hanya berandai-andai bahwa ia punya cukup uang jajan, tentunya
arahan untuk menabung uang jajan buat beli motor pun jadi tidak berguna.
Nah, sudah semakin jelas kan apa itu analisis SWOT. Sekarang kita akan
beralih ke contoh kasus nyata tentang aplikasi analisis SWOT dalam hal penemuan ide
22 agar penelitian yang akan dilakukan memiliki nilai lebih dengan mengelola potensi
yang dimiliki.
Sebagai contoh kasus, Mimin akan membuat inovasi produk berupa brownis
dengan bahan baku utamanya adalah tepung singkong modifikasi (tepung Mocaf).
Untuk itu, ia melakukan analisis SWOT sebagai berikut.
Strength
a. Menggunakan bahan baku lokal
b. Unik
c. Tabungan yang dimiliki lebih dari cukup untuk melakukan penelitian ini
Weakness
a. Secara teori, pengembangan brownis dari tepung mocaf tidak seperti brownis
yang dari tepung terigu (terancam bantat)
b. Belum ada resep dan teknik yang baku untuk membuat produk ini
Opportunities
a. Belum banyak diangkat dalam penelitian ilmiah
b. Isu diversifikasi pangan cukup menonjol
Threats
a. Potensi kegagalan produksi cukup tinggi
b. Rasanya belum tentu enak
Berdasarkan analisis di atas, Mimin menemukan beberapa rekomendasi yang
merupakan penyempurna dari idenya tersebut :
a. Membuat variasi substitusi tepung gandum-tepung mocaf untuk meminimalkan
kebantatan produk
b. Mengujikan produk pada responden hingga didapatkan resep yang disukai
dengan menggunakan uji organoleptik
c. Menonjolkan kebaruan produk serta kaitannya dengan program diversifikasi
pangan yang digalakkan oleh pemerintah
d. Yakin sebagai pribadi kreatif
Oke sobat muda sekalian, satu hal yang tak boleh kita lupakan dalam rangka
23 dengan kreativitas dalam dirinya. Sejumlah orang yang tidak menganggap dirinya
kreatif, dapat terkejut sendiri ketika melihat betapa dirinya memiliki kreativitas yang
hebat pada waktu-waktu tertentu. Kreativitas itu tiba-tiba muncul begitu saja, entah
dari mana asalnya. Nah, permasalahannya adalah tinggal bagaimana kita memunculkan
kretaivitas tersebut ketika kita membutuhkannya. Yah, tentunya setiap orang akan
berbeda-beda metodenya. Ada yang berusaha merangsang kreativitas dengan
jalan-jalan, menyendiri, main-main ke tempat teman, ataupun hanya mengkhususkan diri
membaca di perpustakaan. Agar sobat muda tambah yakin bahwa setiap pribadi
memiliki kreativitas sendiri-sendiri, simaklah cerita Archimedes berikut :
Kisah tentang Archimedes yang banyak diceritakan oleh orang adalah kisah
saat Archimedes menemukan cara dan rumus untuk menghitung volume benda yang
tidak mempunyai bentuk baku. Menurut kisah tersebut, sebuah mahkota untuk Raja
Hiero II telah dibuat dan raja memerintahkan Archimedes untuk memeriksa apakah
mahkota tersebut benar-benar terbuat dari emas murni ataukah mengandung
campuran perak. Hal tersebut diperintahkan pada Archimedes karena Raja Hiero II
tidak mempercayai pembuat mahkota tersebut. Sobat muda, awalnya Archimedes ragu
apakah ia bisa memecahkan teka-teki tersebut atau tidak. Namun, ia yakin bahwa
suatu ketika pasti ia dapat menemukan ide untuk memecahkan teka -teki tersebut. Ia
pun segera menerima titah sang raja tersebut.
Saat Archimedes berendam dalam bak mandinya, tanpa sengaja dia melihat
bahwa air dalam bak mandi yang tumpah sebanding dengan besar tubuhnya.
Archimedes menyadari bahwa efek ini dapat digunakan untuk menghitung volume dan
isi dari mahkota tersebut. Dengan membagi berat mahkota dengan volume air yang
dipindahkan, kerapatan, dan berat jenis dari mahkota bisa diperoleh. Dengan cara
24 Gambar 4. Secara tidak sengaja kreativitas Archimedes menghubungkan fenomena
tumpahnya air dengan teka-teki dari raja
Berat jenis mahkota akan lebih rendah daripada berat jenis emas murni
apabila pembuat mahkota tersebut berlaku curang dan menambahkan perak ataupun
logam dengan berat jenis yang lebih rendah. Karena terlalu gembira dengan
penemuannya ini, Archimedes melompat keluar dari bak mandinya, lupa berpakaian
terlebih dahulu, kemudian berlari keluar ke jalan dan berteriak "Eureka!" (“Saya
menemukannya”).
Dalam kisah di atas jelas sekali bahwa munculnya ide adalah datang begitu
saja. Kreativitas Archimedes lah yang kemudian mengkonversi realita tak disengaja
menjadi teori hebat yang masih tetap diakui kebenarannya hingga saat ini. Nah, sama
seperti Archimedes, sobat muda juga memiliki kreativitas yang bisa muncul kapanpun
tanpa kita sadari.
e. Mengamati benda
Poin ini sebenarnya adalah salah satu dari sekian banyak tips untuk mengasah
kepekaan kreativitas kita. Seringkali tips ini dilupakan oleh banyak orang sehingga
perlu saya sampaikan di sini. Praktiknya cukup mudah :
Amatilah salah satu benda yang ada di sekitar sobat muda selama kurang lebih
setengah menit kemudian gambarkan kembali apa yang sobat muda ingat. Setelah itu,
25 Tujuan dari latihan ini adalah untuk melatih ketajaman ingatan kita.
Sebenarnya nggak hanya ingatan dan penglihatan saja yang dilatih. Ketika otak diberi
pertanyaan untuk memunculkan kemungkinan yang bisa dilakukan dengan suatu benda
maka hal itu bisa melatih otak dalam memunculkan kreativitas terpendamnya.
Sebenarnya tidak hanya penglihatan saja yang bisa digunakan dalam latihan ini,
semua indera dapat membantu kita dalam membangun kreativitas karena baik indera
penglihat, pendengar, pencium, pengecap maupun peraba memperoleh berbagai
masukan sepanjang hari. Membangun kreativitas berarti meningkatkan kepekaan
penginderaan yang kita miliki. Itulah yang sobat muda bisa lakukan dalam latihan ini.
f. Beri waktu pada otak
Salah satu hal yang menakjubkan adalah bahwa kita dapat memerintahkan otak
untuk bekerja secara otomatis bagaikan autopilot dalam pesawat. Apabila kita
memberinya gagasan-gagasan dasar dan sejumlah rangsangan yang cocok, akhirnya
otak akan memunculkan gagasan-gagasan yang dapat diteruskannya. Saat dihadapkan
pada suatu tugas, sobat muda mungkin akan menunda sampai detik-detik terakhir,
dengan alasan bahwa otak akan bekerja lebih baik kalau terdesak. Namun, dalam
tulisan ini saya tegaskan bahwa :
“Jangan menunda tugas”
Mungkin ada benarnya bahwa ketegangan otak yang diakibatkan oleh
mepetnya batas waktu tugas dapat mempersatukan pikiran dengan baik. Namun, hal
tersebut tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada otak untuk menghasilkan
pekerjaan yang maksimal.
Mencari ide hebat pun juga seperti itu. Ada baiknya bila kita meluangkan
waktu jauh-jauh hari sebelum deadline pengumpulan karya tulis sehingga kita
diuntungkan dengan beberapa hal berikut :
a. Mendapat ide yang di atas batas minimal
b. Memiliki cukup waktu untuk menindaklanjuti ide hingga menulis laporan
karya tulis ilmiahnya
26
Uun adalah seorang mahasiswa yang menyelesaikan pendidikan magisternya di
Universitas Kassel, Jerman. Ia akan melakukan penelitian di Indonesia terkait
pandangan konsumen terhadap informasi nilai gizi yang ada pada kemasan produk
pangan. Untuk itu, dia membuat kuesioner yang akan dibagikan kepada responden.
Kuesioner tersebut telah selesai dibuatnya dan tinggal dibagikan saja kepada
responden. Namun, ia menyadari bahwa apa yang ia anggap sempurna belum tentu
tidak memiliki kekurangan di mata orang lain. Ia kemudian mengirimkan rancangan
kuesionernya kepada beberapa temannya via kotak masuk Facebook dan mengatakan : “Haloooo teman2ku tercinta, apa kabar? Aku sekarang lagi dalam proses pengerjaan thesis. Thesisku tentang "Perilaku konsumen terhadap label informasi nilai
gizi pada produk pangan". Aku akan mengadakan survei terhadap konsumen di
Semarang.
Nah, untuk mendapatkan data, aku menggunakan kuesioner. Jadi intinya aku
pengen minta pendapat teman2 mengenai konten kuesionerku sebelum aku
distribusikan (ibaratnya FGD untuk evaluasi kuesioner sebelum digunakan). Kira2
kontennya sudah mudah dipahami atau belum? Apakah ada yang perlu diperbaiki?
Dan kalo ada masukan-masukan monggo secara kalian kan anak pangan (email ini
dikirimkan kepada kami yang merupakan alumni UGM jurusan Teknologi Pangan dan
Hasil Pertanian) heheee.
Berikut aku lampirkan file kuesionerku, contoh label informasi nilai gizi
produk pangan di Indonesia, dan file proposal thesisku kalo2 teman2 tertarik untuk
membacanya”
Teman saya Uun, dalam redaksi email di atas, berusaha membuka komunikasi
dengan teman-temannya yang berlatar belakang pendidikan teknologi pangan.
Langkah ini menurut saya cukup tepat karena dengan membuka diri terhadap saran dan
kritik orang lain, ia akan mendapatkan masukan yang cukup berarti bagi kesempurnaan
27
Memunculkan ide kelompok
Mengumpulkan orang bersama-sama untuk mencari ide merupakan cara yang
efektif, apabila ditangani dengan semestinya. Tapi, pertemuan itu dapat juga menjadi
penghamburan waktu bagi para peserta apabila tidak ditangani secara benar.
Gambar 5. Diskusi kelompok untuk menemukan ide penelitian ataupun mencari solusi atas kendala penelitian yang tengah dihadapi
Di bawah ini ada beberapa tips agar pemunculan ide secara kelompok dapat
berjalan secara efektif.
a. Mempraktikkan brainstrorming
Nah loh, ada istilah baru nih buat sobat muda sekalian. Brainstorming kalau diartikan secara etimologi bisa menjadi “badai otak” (brain=otak, storm=badai). Aneh kan?! Makanya harus dilihat secara terminologis juga biar nggak kacau pengertiannya.
Brainstrorming akan lebih mudah dipahami sebagai “curah-gagasan”. Maksudnya, otak dibiarkan berfikir secara liar (bagaikan badai) agar bisa menghasilkan banyak ide.
Maksudnya berfikir secara liar adalah bebas berfikir tanpa harus memperhatikan berbagai “kemustahilan” yang ada. Brainstorming ini akan memudahkan kita untuk mendapatkan banyak gagasan dengan cepat dan orisinil. Proses ini berlandaskan
anggapan bahwa sekelompok orang yang bekerja bersama di bawah pimpinan yang
baik, dapat memunculkan jauh lebih banyak ide daripada bekerja secara
sendiri-sendiri. Metode ini membutuhkan satu orang pemimpin diskusi. Namun, perlu diingat
bahwa pemimpin diskusi harus bisa mengkondisikan agar ide setiap anggota bisa
28
b. Menyampaikan informasi penting
Sebelum pertemuan brainstorming, beberapa hari sebelumnya para peserta harus
mendapatkan informasi penting yang berisi beberapa hal, yaitu waktu dan tempat
diskusi, pokok pembicaraan, dan hasil akhir yang diminta.
c. Menggunakan pemandu
Sobat muda, tujuan adanya pemandu adalah untuk mengarahkan dan
mengendalikan pertemuan. Selain itu, juga untuk membantu para peserta
mengembangkan gagasan-gagasan mereka tanpa ada kendalan dalam
menyampaikannya (seperti keterangan sebelumnya). Tentunya, pemandu tersebut
harus yang sudah berpengalaman dan menguasai bidang ilmu yang akan didiskusikan.
Dengan adanya rencana yang jelas maka pemandu dapat mempersiapkan
dengan baik sehingga ia dapat mengetahui banyaknya waktu yang tersedia dan mampu
membagi waktu. Keuntungan cara ini adalah berkurangnya hambatan di dalam
kelompok diskusi dibandingkan dengan diskusi brainstorming yang tanpa pemimpin.
d. Tinggalkan pikiran negatif
Jangan membiarkan pikiran-pikiran negatif muncul di permukaan karena akan
menjadi penghalang keberhasilan diskusi. Pemimpin diskusi juga tidak boleh
membiarkan adanya peserta yang mencerca gagasan orang lain karena hanya akan
merusak suasana dan menimbulkan permusuhan. Seseorang yang telah dicerca
tentunya akan mundur dan tidak akan bersuara lagi sehingga kehadirannya menjadi
tidak berarti. Lebih buruknya lagi, ia akan menjadi agresif dan mencari peluang untuk
melakukan tindakan balas dendam. Nah, kalau sudah begini, situasinya pasti ruwet dan
tidak kondusif lagi untuk diskusi.
e. Keaktifan peserta diskusi
Dalam diskusi brainstorming, penting untuk menjaga peran aktif peserta
diskusi dalam memberikan sumbangan ide ataupun pendapatnya, bukan hanya menjadi
pengamat saja. Jika ada peserta yang hanya berdiam diri, maka ia harus didorong untuk
memberikan sumbangan pemikiran. Jika ada peserta yang terlalu aktif, maka ia harus
pula dikendalikan agar tidak sampai memaksakan ego atau pendapatnya. Inilah salah
29 f. Belajar menghargai pendapat orang lain
Sobat muda, terkadang sulit bagi kita untuk menjadi pendengar yang baik, bisa
dikarenakan orang tersebut memang menyebalkan atau hal yang diceritakan kurang
menarik. Selain alasan-alasan itu, sebenarnya mendengarkan adalah suatu kegiatan
yang harus dilakukan secara aktif. Keuntungan dari mendengar ialah perhatian kita
akan lebih terarah ke masalah yang sedang dihadapi dan kita akan mendapatkan lebih
banyak informasi. Peserta diskusi yang menyampaikan pendapat pun akan merasa
dihargai sehingga suasana diskusi tetap kondusif.
g. Mencatat hasil diskusi dan membagi tugas
Usahakanlah untuk menyelesaikan satu masalah hanya dalam satu kali
pertemuan saja. Tidak efektif untuk melanjutkan atau memulai lagi pada hari-hari
berikutnya karena mungkin akan timbul masalah-masalah sampingan. Jika selama
pertemuan, telah didapatkan hasil diskusi yang dianggap cukup maka buatlah suatu
ringkasan akhir, dapatkan kata mufakat dari semua peserta, dan lakukan pembagian
tugas secara merata. Hal ini seringkali saya sampaikan kepada siswa bimbingan saya.
Setiap akhir diskusi saya katakan pada mereka : jangan lupa hasil diskusi ini dicatat,
30
Motivasi Kita-2
Doa Yang Terkabul
Sobat muda, ada seorang ibu penjual tempe yang sudah
berpengalaman dalam membuat tempe selama lebih dari 20 tahun. Suatu
hari ia butuh uang ekstra untuk membayar SPP anak bungsunya yang
telah menunggak beberapa bulan. Seperti biasa, satu-satunya penghasilan
yang dapat ia harapkan adalah dari penjualan tempe. Katena butuh uang
ekstra, iapun juga membuat tempe yang lebih banyak daripada biasanya.
Namun, pada suatu malam ia heran karena tempe yang dibuatnya tidak
kunjung jadi. Selama 20 tahun, baru kali ini ia gagal membuat tempe.
Pada malam itu juga, dengan meneteskan air mata ia pun berdoa kepada
Tuhan : “Ya Tuhan, semoga tempe ini segera jadi. Dengan apa saya harus
membayar SPP anak saya, wahai Tuhan?”
Dan paginya pun, bim salabim. Tempenya masih tetap belum jadi.
Sang ibu tertunduk lesu. Kali ini air mata yang mengalir lebih banyak dari
pada yang semalam. Ia bingung. Tak ada lagi stok tempe yang tersedia.
Dengan ragu, ia membawa tempe yang belum jadi tersebut ke pasar.
Pasrah kepada Tuhan. Seperti biasa, ia menggelar dagangan di pasar. Tak
satupun pembeli yang datang menghampirinya. Tiba-tiba ada seorang ibu-ibu yang bertanya dengan lembut, “Bu, ada tempe yang belum jadi? Saya butuh banyak untuk saya bawa keluar kota. Kalau saya bawa yang jadi,
nanti di sana pasti sudah busuk”.
31
Bila sobat muda mengalami kendala
dalam memahami bagian kedua ini,
sobat muda bisa menghubungi saya
via email
32 Bagian ketiga :
PERSIAPAN MENULIS
Sukses itu bukanlah ketika menjadi orang lain. Sukses adalah ketika kita bisa menjadi diri kita sendiri.
(Fatchul Anam Nurlaili)
Mencari bahan tulisan
Sobat muda, kita bisa mendapatkan informasi dengan benar dari referensi
aslinya jika kita mampu membacanya secara benar pula. Dalam hal ini, seorang
pembaca yang baik adalah pembaca yang bisa memanfaatkan kelompok kata tertentu
sebagai kunci pembuka gambaran. Tulisan yang dibacanya tidaklah kata demi kata,
namun beberapa kata yang saling berkaitan. Setelah menangkap maksud umumnya, ia
beralih ke deret kata lainnya sehingga ia bisa mendapatkan gambaran pemahaman
tulisan tersebut secara umum.
Dengan teknik membaca seperti di atas, pembaca mampu mengingat-ingatnya
kembali secara lebih baik daripada membaca kata demi kata. Mengingat kembali inti
bacaan, itulah hal yang penting bagi penulis karya ilmiah sehingga ia bisa kapan saja
menghubungkan teori yang dibacanya dengan fenomena yang sedang ditelitinya.
Untuk bisa membaca dengan cepat dan efisien, pembaca perlu
menggarisbawahi kelompok kata yang membentuk ungkapan itu dengan pensil atau
pulpen warna. Ketika membaca lagi, ia akan terbantu banyak oleh garis bawah atau
tanda-tanda lainnya yang telah dibuatnya hingga ia bisa mendapatkan informasi yang
banyak dari sumber yang dibacanya tersebut.
Pada kenyataannya, ketika kita membaca suatu berita surat kabar mula-mula
kita tidak membacanya kata demi kata. Namun, kita akan melihat judulnya terlebih
dahulu dan itupun tidak kata demi kata. Jika sekiranya judul tersebut menarik, kita
akan meneruskan membacanya dan jika tidak maka kita akan beralih ke berita lainnya
pada halaman yang sama.
Nah, seperti halnya membaca berita seperti di atas, ketika membaca buku pun
secara tidak sadar kebanyakan dari kita juga seperti itu. Mula-mula kita akan
menjelajahi terlebih dahulu bahan bacaan tersebut sehingga kita tahu apakah perlu
33 dahulu ini memiliki beberapa keuntungan, di antaranya adalah untuk mengetahui
apakah bahan tersebut :
1. Relevan dengan tema penulisan karya ilmiah kita
2. Terlalu mendasar dan hanya mengemukakan hal-hal yang sudah lama menjadi
pengetahuan umum
3. Terlalu sulit dicerna
4. Menjawab permasalahan yang sedang kita hadapi dalam kaitannya dengan
penulisan karya tulis ilmiah
Membaca secara grambyangan atau mengambil makna globalnya saja ini dapat
menghemat waktu karena kita tdak perlu membacanya hingga akhir tulisan, kata demi
kata. Kalaupun suatu tulisan perlu dibaca berulang-ulang maka pembacaan global yang
telah dilakukan sebelumnya sudah bisa memberikan gambaran umum mengenai
kerangka tulisannya. Kerangka tersebut akan menolong kita untuk membedakan,
pokok-gagasan, konsep, atau gambaran dari perincian kecil yang sebenarnya tidak
perlu dibaca.
Untuk menjelajahi isi buku secara cepat, kita harus melihat daftar isinya
terlebih dahulu sehingga bisa mendapatkan gambaran topik yang disajikan dalam buku
tersebut. Setelah itu, kita membaca secara sekilas kata pendahuluannya sehingga kita
bisa mengetahui latar belakang dan tujuan dari ditulisnya buku tersebut.
Selanjutnya, kita baru menuju keterangan di tiap bab.
Pencarian referensi tulisan dari suatu buku bisa dilakukan dengan beberapa cara,
di antaranya adalah :
1. Memilih dan mengumpulkan pokok isinya saja
2. Mencari jawaban atas permasalahan yang sedang kita hadapi
3. Mengecek kebenaran suatu pernyataan, baik yang bersumber dari buku lain,
hasil penelitian yang kita dapat, maupun di bagian lain dari buku itu sendiri.
Jujur menyampaikan informasi
Pada pencatatan informasi hasil pembacaan, kita dituntut untuk berpikiran terbuka
sehingga kejernihan isinya dapat kita serap. Keterbukaan pikiran ini baru ada ketika
kita bisa menghargai pendapat orang lain. Setelah pendapat ornag lain masuk, kita baru
boleh menyampaikan pendapat kita. Namun, sepertinya hal yang sering terjadi adalah
34 dahulu, menghalang-halangi masuknya informasi yang berharga tersebut. belum
apa-apa kita sudah menyanggah pernyataan yang dismapa-apaikan oleh penulis.
Informasi yang didapat selanjutnya akan kita sampaikan dalam karya tulis yang
akan kita buat. Dalam penyampainnya, kita harus jujur, tidak boleh mengurangi atau
menambahi suatu keterangan yang memang tidak bisa ditambah ataupun dikurangi.
Contoh yang sering kita temui adalah pembuangan sebagian kalimat yang berakibat
35
Motivasi kita-3
Pelajaran dari ember, batu bata, batu, kerikil, dan pasir
Sobat muda, suatu ketika seorang guru besar universitas ternama di Eropa bertanya pada mahasiswanya,”Saudara-saudara, Anda semua lihat kan apa yang saya bawa? Ini adalah ember, batu bata, batu, kerikil, dan pasir”.
“Yes Sir, kami melihatnya”, jawab para mahasiswa dengan kompak.
“Sekarang coba perhatikan, saya akan masukkan batu bata ke dalam ember hingga penuh”, kata sang guru besar. Kemudian dia memasukkan batu bata satu persatu ke dalam ember hingga penuh.
“Lihatlah! Penuh kan?”, tanya sang guru besar. “Penuuuhhhh”, jawab mahasiswa hampir serempak.
“Iya, memang sudah penuh. Namun, masih ada rongga-rongga besar”, sang guru besar menimpali.
“Nah, sekarang saya akan memasukkan batu ke dalam ember. Masuk tidak?”, lanjutnya.
Para mahasiswa mengangguk. Kemudian sang guru besar memasukkan batu-batuan yang ukurannya lebih kecil daripada batu bata. Ketika sudah terlihat penuh, dia kembali memasukkan kerikil-kerikil kecil ke dalamnya. Dan ketika terlihat sudah penuh lagi, ternyata guru besar tersebut masih bisa memasukkan pasir ke dalamnya.
Guru besar tersebut kemudian bertanya,”Jika saya memasukkan pasir terlebih dahulu hingga penuh, bisakah saya kemudian memasukkan batu bata?” para mahasiswa hanya menggeleng.
“Fenomena ini mengajari kita agar bisa mengisi waktu yang kita miliki dengan kegiatan-kegiatan yang besar atau penting. Ketika kita telah bisa menggunakan waktu tersebut untuk hal-hal yang besar maka hal-hal yang kecil masih bisa kita lakukan. Jika kita hanya menggunakan untuk hal-hal kecil maka hal yang besar tidak bisa kita lakukan”, imbuh sang guru besar.
36
Bila sobat muda mengalami kendala
dalam memahami bagian ketiga ini,
sobat muda bisa menghubungi saya
via email
37 Bagian keempat :
MULAI MENULIS
Mungkin benar bahwa berusaha itu melelahkan.
Namun, kelak akan jauh lebih lelah lagi jika sekarang kita hanya berdiam diri, tak berusaha sama sekali.
(Fatchul Anam Nurlaili)
Sobat muda, sampailah kita pada bagian keempat yang saya beri judul “Mulai Menulis”. Di bagian ini saya akan mulai menyampaikan materi tentang sistematika penulisan karya tulis ilmiah. Sistematika karya tulis ilmiah sangat penting untuk
diketahui oleh sobat muda sekalian karena menjadi salah satu kriteria umum dalam
penilaian karya tulis ilmiah. Juri sebagai tim penilai akan meneliti apakah sistematika
penulisan yang sobat muda tulis sudah sesuai dengan kaidah ilmiah atau belum.
Dalam buku ini, sistematika yang akan disampaikan hanya sistematika karya
tulis ilmiah jenis laporan hasil penelitian saja. Mengapa? Tentunya adalah karena
karya tulis jenis ini adalah yang paling sering digunakan dalam lomba karya tulis
ilmiah. Sebelumnya perlu saya sampaikan bahwa panitia penyelenggara suatu lomba
karya tulis ilmiah biasanya memberikan sistematika khusus yang berbeda dengan
panitia lomba karya tulis ilmiah lainnya. Nah, apa yang akan saya sampaikan pada
bagian ini merupakan ketentuan sistematika penulisan yang paling umum
dipersyaratkan oleh sebagian besar panita penyelenggara.
Secara garis besar, karya tulis ilmiah yang berbentuk laporan hasil penelitian
terdiri dari tiga bagian besar yang harus ada, yaitu (1) bagian awal, berisi bahan-bahan
preliminer/pendahuluan, (2) bagian inti, memuat naskah utama dari karya tulis ilmiah,
dan (3) bagian akhir, menyajikan bahan-bahan referensi dokumen pendukung lainnya.
Untuk mempermudah pemahaman, berikut ini disampaikan keterangan beserta contoh
nyata dari masing-masing bagian tersebut.
Bagian awal
Bagian awal adalah suatu bagian dalam karya tulis ilmiah sebelum masuk ke
bagian inti dari suatu karya tulis ilmiah. Pada bagian ini, baru disampaikan beberapa
poin yang mendukung keutuhan sistematika suatu karya tulis ilmiah saja. Artinya,
38 (penyampaian materi) dalam karya tersebut. Namun, dengan begitu tak berarti bahwa
bagian awal tidak penting. Bagian awal menjadi sangat penting karena terkait dengan
keutuhan sistematika karya tulis ilmiah serta kelengkapan administratifnya, seperti
halaman pengesahan, halaman pernyataan orisinalitas, serta daftar isi. Bagian awal
memuat beberapa poin berikut ini.
a. Halaman judul
Halaman ini berisi judul, logo sekolah, nama penulis dan NIS, nama sekolah,
alamat sekolah, kota lokasi sekolah, tahun pembuatan karya tulis. Perhatikan
contoh berikut ini!
Gambar 6. Contoh halaman judul
Di bagian ini saya sampaikan bahwa judul yang dipilih harus benar-benar
mencerminkan isi karya tulis. Selain itu, judul harus menarik karena ketika
tahap seleksi, salah satu hal yang bisa menarik perhatian juri adalah judulnya.
Ketika kita akan membeli produk makanan kemasan, apa yang pertama kali
membuat kita tertarik? Apakah rasanya, aromanya, atau nilai gizinya? Saya kira
nggak mungkin karena makanannya masih dalam kemasan. Pertama kali yang
39 bahwa suatu ketika dosen pascasarjana saya pernah mengatakan, “Buatlah judul yang seksi, bombastis, dan fantastis!”.
Nah, dengan keterbatasan waktu yang ada, juri pun juga tidak mungkin
membaca seluruh isi karya tulis ketika seleksi tahap awal. Paling tidak, hal
sepele yang pasti bisa menarik perhatian mereka pada pandangan pertama
adalah judul yang digunakan.
Oke sobat muda semua, sudah siap dengan judul kalian? Harus siap dong yah…
b. Halaman bebas plagiatisme
Halaman ini berisi pernyataan penulis bahwa karya yang dibuat sesuai dengan
etika akademik dan bebas dari unsur plagiat. Pernyataan ini diperkuat dengan
tanda tangan dan nama terang penulis di bagian bawah. Berikut ini adalah
contoh dari surat pernyataan orisinalitas (keaslian) karya tulis ilmiah yang saya
ambilkan dari tesis saya.
Gambar 7. Contoh surat pernyataan
c. Halaman pengesahan
Halaman pengesahan dimaksudkan untuk menjamin keabsahan karya tulis
40 pengesahan ditandatangani oleh guru pembimbing dan kepala sekolah. Dari
halaman pengesahan ini dapat diketahui bahwa karya tulis tersebut sudah
diteliti oleh pembimbing dan sudah disahkan oleh pihak sekolah ataupun
instansi lainnya.
Pembimbing selaku pihak yang mengesahkan merupakan pihak yang harus
bersedia untuk dimintai klarifikasi atas kebenaran isi dari karya tulis ilmiah
yang bersangkutan. Itulah beratnya beban moral yang dipikul oleh
pembimbing. Selain harus bersusah payah membimbing, ketika tanda tangan
pegesahan telah ia bubuhkan maka ia harus bersedia ikut bertanggung jawab
atas kebenaran isi karya yang telah disahkannya.Lembar pengesahan diberi
tanggal sesuai dengan tanggal disahkannya karya tulis.
Gambar 8. Contoh halaman pengesahan
d. Kata pengantar
Halaman ini memuat ucapan terima kasih atau penghargaan kepada berbagai
pihak yang telah membantu penyusunan karya tulis. Ucapan terima kasih atau
penghargaan tersebut disertai dengan jenis bantuan yang telah berikan,
41 bantuan dalam memotivasi penyelesaian karya tulis. Tidak ada perbedaan yang
nyata antara kata pengantar pada suatu jenis karya tulis ilmiah dengan jenis
lainnya. Berikut ini saya cantumkan contoh kata pengantar yang saya ambil
dari tesis saya.
Gambar 9. Contoh kata pengantar
42 Daftar isi memuat semua bagian tulisan beserta nomor halamannya
masing-masing. Dari daftar isi tersebut bisa diketahui urutan setiap bab/sub-bab beserta
halamannya sehingga bisa mempermudah pembaca dalam mencari bab/sub-bab
tertentu.
Gambar 10. Contoh daftar isi
f. Daftar tabel
Daftar tabel memuat semua tabel yang ada dalam karya tulis beserta nomor
halamannya masing-masing. Tentunya, daftar tabel ini dicantumkan kalau
43 digunakan untuk mempermudah pembaca dalam mencari letak tabel tertentu
dalam karta tulis.
Gambar 11. Contoh daftar tabel
g. Daftar gambar/grafik/diagram
Daftar gambar/grafik/diagram memuat semua gambar/grafik/diagram yang ada
dalam karya tulis beserta nomor halamannya masing-masing. Daftar
gambar/grafik/diagram ini dicantumkan kalau memang ada
gambar/grafik/diagram di dalam karya tulis. Gambar/grafik/diagram sangat
diperlukan dalam karya tulis ilmiah karena bisa digunakan sebagai sarana
44 Gambar 12. Contoh daftar gambar
h. Daftar lampiran
Daftar lampiran memuat semua lampiran yang ada dalam karya tulis beserta
nomor halamannya masing-masing.
i. Daftar lambang dan singkatan.
Daftar lambang dan singkatan memuat semua lambang dan singkatan yang ada
dalam karya tulis beserta nomor halamannya masing-masing.
j. Abstraksi
Hampir setiap murid yang saya ajar mengalami kesulitan ketika akan membuat
abstraksi. Kesulitan tersebut berawal dari belum pahamnya mereka tentang apa
itu abstraksi. Untuk lebih praktisnya, saya biasanya menyampaikan bahwa
abstrak adalah ringkasan dari latar belakang, tujuan, metode, dan hasil
penelitian yang dibuat dalam beberapa paragraf yang singkat. Beberapa
universitas ataupun penyelenggara lomba karya tulis ilmiah biasanya
membatasi jumlah kata yang digunakan dalam pembuatan abstraksi. Biasanya
batasan tersebut berkisar abtara 200 hingga 300 kata. Di bagian bawah abstrak
disertakan kata kunci (key words) antara 3-5 kata. Masih belum ada gambaran
45 Gambar 13. Contoh abstrak
Bagian inti
Bagian inti merupakan bagian pokok dari karya tulis ilmiah yang memuat
materi pembahasan. Artinya, tanpa adanya bagian ini maka suatu karya tidak bisa
dikatakan sebagai karya tulis ilmiah. Bagian initi harus mencantumkan beberapa hal
berikut ini.
a. Pendahuluan
Diumpamakan sebagai sebuah rumah, pendahuluan ini ibarat beranda depan. Di
beranda ini seorang tamu akan bisa sedikit mengira-ngira seperti apa keadaan
di dalam rumah. Begitu juga dalam karya tulis ilmiah, saat membaca bagian
pendahuluan, seorang pembaca akan bisa menerka arah pembahasan yang akan
disampikan pada bagian selanjutnya. Pendahuluan memuat beberapa poin
46 1. Latar belakang masalah
Bagian ini berisi uraian tentang gambaran permasalahan dan hal-hal
yang mendasari pentingnya dilakukan penelitian, atau alasan mengapa
penelitian tersebut penting untuk dilakukan. Perhatikan contoh berikut!
Gambar 14. Contoh latar belakang
Dari contoh di atas kita dapat mengetahui bahwa latar belakang mencakup
hal-hal berikut ini.
Uraian yang runtut dan logis mengenai latar belakang
penelitian/penulisan
Pengerucutan masalah hingga didapatkan masalah yang perlu
47 Meyakinkan pembaca bahwa penelitian/penulisan tersebut harus
dilakukan
2. Rumusan masalah
Permasalahan penelitian harus dituliskan dalam bentuk kalimat deskriptif
atau kalimat pertanyaan yang tegas dan jelas. Masalah penelitian
merupakan perumusan kesenjangan antara keadaan yang ada dengan
keadaan yang akan dicapai.
Gambar 15. Contoh rumusan masalah
3. Tujuan
Tujuan penelitian memuat uraian yang menyebutkan secara spesifik
maksud atau tujuan yang hendak dicapai dari penelitian yang dilakukan.
Tujuan ini muncul dari permasalahan yang disampaikan dalam rumusan
masalah pada bagian sebelumnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh
berikut!
48
4. Manfaat
Setiap hasil penelitian pada prinsipnya harus berguna sebagai penunjuk
praktik pengambilan keputusan dalam artian yang cukup jelas. Manfaat
tersebut baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan, manfaat bagi obyek
yang diteliti dan manfaat bagi peneliti sendiri maupun bagi pengembangan
negara pada umumnya.
Gambar 17. Contoh manfaat penulisan
b. Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka berisi prinsip-prinsip teori yang akan dijadikan dasar dalam
pembahasan hasil penelitian. Prinsip-prinsip teori itu berguna untuk membantu
gambaran langkah dan arah kerja.
Tinjauan pustaka akan membantu penulis dalam membahas masalah yang
sedang diteliti. Pustaka dalam teks disitasi dengan format sebagai berikut: satu
penulis, Fauzi (2005); dua penulis, Fauzi dan Faisal (2005) atau (Fauzi dan
Faisal, 2005); tiga penulis atau lebih, Fauzi dkk. (2005) atau (Fauzi dkk., 2005).
c. Metode penelitian
Dalam metode penelitian tersirat pesan bahwa penelitian yang dilakukan sudah
terencana dan terlaksana dengan baik. Inilah yang membedakan kegiatan
penelitian dan kegiatan lainnya. Metode penelitian bisa mencakup beberapa
49
lampiran di bagian belakang yah…
d. Hasil dan pembahasan
Bila bagian pendahuluan diibaratkan sebagai beranda maka hasil dan
pembahasan ibarat bagian dalam rumah. Seorang tamu tidak lagi hanya
menerka dari luar bagaimana kondisi di dalam rumah, namun sudah bisa
mengetahui secara pasti apa saja yang ada di dalamnya. Begitu juga dengan
hasil dan pembahasan, di dalamnya pembaca bisa mengetahui secara rinci
mengenai hasil penelitian beserta pembahasannya yang disampaikan dalam
karya tulis tersebut.
Bagian hasil dan pembahasan menyampaikan data yang diperoleh dari
penelitian yang telah dilakukan. Data dapat disajikan dalam bentuk tabel atau
gambar dan kemudian dibahas secara cermat. Pembahasan berisi uraian dan
analisis berkaitan dengan temuan-temuan dari penelitian yang telah dilakukan.
Bagian ini juga perlu menyampaikan pemecahan masalah yang berhasil
dilakukan serta perbedaan/persamaan antara hasil yang diperoleh dengan hasil
penelitian terdahulu/pustaka.
50 Gambar 18. Contoh hasil dan pembahasan
Pada bagian ini sebenarnya tidak ada yang sulit karena murni merupakan
penyajian data hasil penelitian yang dilakukan beserta pembahasannya. Apalagi
jika penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan. Beberapa teman
yang menjalankan penelitian di laboratorium mengalami masalah pada bagian
51 penelitian study lapangan, kesesuian hasil penelitian dengan teori tidak begitu
dituntut karena kondisi di lapangan sangat dipengaruhi oleh berbabagi variabel.
Pada bagian hasil dan pembahasan, peneliti tinggal mencari dan membahas
beberapa faktor yang kemungkinan menjadi variabel tersebut.
d. Penutup
Bagian ini adalah suatu bagian yang menjadi penutup atas pembahasan yang
telah disampaikan di bagian sebelumnya. Di bagian ini disampaikan
kesimpulan dari pembahasan tersebut. kesimpulan yang ditulis harus menjawab
tujuan penelitian/penulisan yang telah disebutkan pada bagian pendahuluan.
1. Kesimpulan
Pada bagian ini berisi simpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah
dilakukan. Simpulan yang dimaksud adalah gambaran umum seluruh
analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang sudah dikemukakan.
Simpulan ini harus bisa menjawab tujuan penelitian. Berikut ini diberikan
52 Gambar 19. Contoh kesesuaian antara tujuan dan kesimpulan
Amatilah tujuan penelitian di atas! Berapakah jumlahnya? Apa saja poin
penting yang diangkat dalam tujuan tersebut? Setelah kalian amati, lihatlah
contoh kesimpulannya! Ada berapa poin? Apakah poin yang disampaikan di
kesimpulan menjawab tujuannya? Nah, itulah yang dimaksud dengan adanya
kesesuaian antara tujuan penelitian dan kesimpulan.
2. Saran-saran
Selanjutnya, saran-saran penulis tentang metodologi penelitian lanjutan,
penerapan hasil penelitian, dan beberapa saran yang mempunyai hubungan
dengan hambatan yang dialami selama penelitian. Saran-saran tersebut bisa
ditujukan untuk berbagai pihak, misalnya peneliti lainnya, pemerintah,
serta pihak-pihak yang terkait dengan penelitian. Contohnya adalah sebagai