• Tidak ada hasil yang ditemukan

buku motivasi dan panduan menyusun karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "buku motivasi dan panduan menyusun karya"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

Revisi 1

Free, not for sale!

2014

CARA MUDAH MENYUSUN KARYA

TULIS ILMIAH REMAJA

Motivasi dan Panduan untuk Pemula

(2)

2 KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya

sehingga buku dengan judul “Cara Mudah Menyusun Karya Tulis Ilmiah Remaja” ini dapat terselesaikan dengan lancar. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah mendukung penyusunan buku ini.

Barangkali sudah banyak beredar buku panduan penulisan karya tulis ilmiah.

Namun, dalam buku-buku tersebut, metodologi penulisan karya tulis ilmiah

disampaikan dengan ragam bahasa yang kurang begitu bisa dipahami oleh anak remaja

yang masih duduk di bangku SMA. Oleh karena itu, penulis memandang perlu untuk

menyusun suatu buku panduan penulisan karya tulis ilmiah remaja dengan

menggunakan ragam bahasa yang mudah dipahami serta mampu memotivasi siswa

dalam menulis karya tulis ilmiah remaja.

Tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari

sempurna. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga buku

ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Amin.

Yogyakarta, Januari 2014

(3)

3

Tentang Penulis

Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc., lahir di Yogyakarta pada

tanggal 13 Juni 1989. Setelah menyelesaikan kelas akselerasi

di SMA N 8 Yogyakarta pada tahun 2006, penulis

melanjutkan studi S1 di Universitas Gadjah Mada pada

jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian. Tahun 2010

penulis melanjutkan studi S2 di jurusan yang sama pada Prodi

Teknologi Hasil Perkebunan dan berhasil lulus dengan

predikat cumlaude tahun 2012. Pada tahun 2013, penulis memperoleh beasiswa S3 dari

Dikti untuk program beasiswa calon dosen di jurusan yang sama pula, pada Prodi Ilmu

Pangan. Penulis aktif membimbing karya ilmiah remaja sejak tahun 2010 di

Puspanegara Research Community, sebuah komunitas peneliti belia di SMA Negeri 5

Yogyakarta. Penulis telah banyak mengantarkan siswa bimbingannya ke ajang

kompetisi karya ilmiah remaja tingkat nasional. Selain masih aktif menjadi advisor di

Puspanegara Research Community, penulis aktif membuat artikel untuk

dipublikasikan di beberapa media massa. Beberapa artikelnya terkait isu pangan dan

pertanian kerap mewarnai kolom opini di surat kabar lokal dan nasional. Selain itu,

saat ini penulis tengah menyusun beebrapa buku terkait ilmu pangan dan pertanian.

(4)

4 DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... 2

Daftar Isi ... 4

Tentang Buku Ini ... 6

Bagian pertama : Apa Itu Karya Tulis Ilmiah ? ... 9

Pengertian karya tulis ilmiah ... 9

Jenis-jenis karya tulis ilmiah ... 9

Motivasi kita-1 ... 14

Bagian kedua : Menemukan Ide Hebat ... 16

Memunculkan ide kelompok ... 27

Motivasi kita-2 ... 30

Bagian ketiga : Persiapan Menulis ... 32

Mencari bahan tulisan ... 32

Jujur menyampaikan informasi... 33

Motivasi kita-3 ... 35

Bagian keempat : Mulai Menulis ... 37

Bagian awal ... 37

Bagian inti ... 45

Bagian akhir ... 53

Motivasi kita-4 ... 55

Bagian kelima : Kalimat yang Efektif ... 57

Motivasi kita-5 ... 63

Bagian keenam : Menyiapkan Presentasi ... 65

(5)

5

Membuat slide preentasi ... 66

Menjelang dan saat presentasi ... 69

Unsur-unsur dalam presentasi... 71

Penunjang penampilan presentator ... 75

Tips mengurangi kecemasan... 77

Motivasi kita-6 ... 79

Daftar Pustaka ... 82

(6)

6

TENTANG BUKU INI

Mengapa disusun buku ini?

Halo sobat muda sekalian, selamat telah memiliki kemauan untuk membaca

buku ini. Artinya, sobat muda memiliki semangat yang tinggi untuk meningkatkan

kemampuan pribadi masing-masing. Yah, dalam hal ini tentunya kemampuan dalam

penulisan karya tulis ilmiah. Sebagai pendahuluan perlu saya sampaikan bahwa buku

ini ditulis berdasarkan kondisi di lapangan yang hampir selalu saya temui ketika

membimbing siswa dalam menyusun karya tulis ilmiah mereka.

Banyak siswa SMA serta mahasiswa yang belum mengetahui apa itu karya tulis

ilmiah. Akibatnya, mereka tidak bisa mengikuti berbagai lomba karya tulis ilmiah yang

sering diadakan di Indonesia, baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional. Menang

lomba karya tulis ilmiah adalah suatu prestasi yang luar biasa serta mampu menambah

kualitas diri orang yang bersangkutan. Hadiah yang ditawarkan pun cukup WOW…! Sebagai contoh, pada tingkat sekolah menengah atas ada even Olimpiade Penelitian

Siswa Indonesia (OPSI). Pada tahun 2013, peraih medali emas mendapatkan hadiah

uang pembinaan sejumlah lima belas juta rupiah. Siapa yang nggakpengen sih dengan

uang segitu banyak. Selain hadiah uang, pemenang juga masih berkesempatan untuk

mengikuti lomba karya tulis ilmiah tingkat internasional di luar negeri. Biaya

perjalanan dan akomodasi lainnya tentu sudah ditanggung pihak pemerintah.

Belum pahamnya materi karya tulis ilmiah pun juga terjadi di tingkat

mahasiswa. Selain tidak bisa mengikuti berbagai lomba karya tulis ilmiah yang sering

diadakan oleh kampus-kampus besar, mereka tentu juga akan dipusingkan dengan

beban penyelesaian tugas akhir mereka. Nah, dengan melihat permasalahan di

lapangan tersebut, saya berusaha menyusun buku ini untuk sobat muda sekalian.

Penggunaan diksi yang mudah

Mungkin pada bagian-bagian selanjutnya sobat muda akan merasakan nuansa

yang berbeda ketika membaca buku ini. Komentar yang muncul mungkin seperti ini :

buku tentang karya tulis ilmiah kok bahasanya santai kayak gini yah…?! Semua itu

memang saya sengaja.

Sesuai dengan pengalaman saya sebagai Advisor di Puspanegara Research

(7)

7 SMA, pemilihan ragam bahasa menjadi sangat penting untuk bisa memahami suatu

materi. Menurut saya, hal yang dibutuhkan remaja setingkat pelajar SMA dan

mahasiswa adalah bisa paham dan bisa segera menulis, bukan hanya hafal banyak

pengertian dengan bahasa yang muluk-muluk saja. Ketika masih kuliah dulu, beberapa

teman S1 saya masih belum bisa paham dengan penjelasan yang ada di buku mata

kuliah metodologi penelitian karena pilihan kata yang digunakan di dalamnya terlalu

formal sehingga malah menjadi sulit dipahami. Oleh karena itu, dalam buku ini

digunakan pilihan kata yang lebih mudah dipahami bagi remaja SMA serta mahasiswa.

Disertai contoh konkrit

Dalam menjelaskan banyak hal, buku ini disertai dengan contoh nyatanya.

Contoh tersebut saya ambil dari beberapa karya tulis, baik karya saya sendiri maupun

karya siswa bimbingan saya yang telah berhasil mendapatkan juara pada suatu

kompetisi karya tulis ilmiah, baik lokal, regional, maupun nasional.

Keberadaaan contoh konkrit yang sederhana ini bisa sobat muda temukan di

setiap bagian dalam buku ini, terutama bagian ketiga yang menyampaikan materi

tentang sistematika karya tulis ilmiah. Di bagian lampiran, sobat muda bisa

mendapatkan contoh konkrit karya tulis ilmiah yang full version. Inilah salah satu hal

yang istimewa dalam buku ini.

Berdasarkan pengalaman di lapangan

Sobat muda, apa yang saya sampaikan dalam buku ini adalah berdasarkan

pengalaman saya selama bertahun-tahun sebagai advisor di Puspanegara Research

Community. Komunitas tersebut merupakan komunitas peneliti di lingkungan SMA

Negeri 5 Yogyakarta. Selama beberapa tahun menjadi advisor di komunitas tersebut,

saya banyak merumuskan kebutuhan materi karya tulis ilmiah yang dibutuhkan oleh Contoh yang akan ditampilkan merupakan contoh

sederhana sehingga sobat muda tidak down dulu di

awal. Hal terpenting yang ditekankan dalam buku ini

adalah membangkitkan semangat menulis sobat

(8)

8 siswa bimbingan saya. Hal yang mereka butuhkan adalah pengarahan langsung beserta

praktiknya, bukan sekedar teori saja. Inilah nantinya yang akan sobat muda temukan

dalam buku ini : pengarahan dan contoh.

Harapannya, buku ini bisa menjadi referensi yang akrab bagi siswa SMA serta

mahasiswa dalam membuat karya tulis ilmiah, baik untuk kepentingan lomba maupun

lainnya. Pembahasan dalam buku ini akan diawali dengan materi ringan yang

(9)

9

Bagian pertama :

APA ITU KARYA TULIS ILMIAH ?

Keberhasilan adalah hak setiap hamba dari Tuhannya.

Keberhasilan itu adalah pasti, tinggal kemauan si hamba untuk mengambilnya, dengan bercita-cita luhur, berusaha, dan berdoa

(Fatchul Anam Nurlaili)

Pengertian karya tulis ilmiah

Mungkin sobat muda ada yang belum tahu atau masih bingung mengenai apa

itu karya tulis ilmiah. Nah, di bagian awal dari buku ini akan disampaikan gambaran

umum tentang karya tulis ilmiah.

Ditilik dari definisinya, karya tulis ilmiah merupakan karya tulis yang memiliki

sifat ilmiah dan memenuhi syarat keilmuan. Syarat keilmuan yang dimaksud di sini

adalah :

a. Isi kajian berada pada lingkup pengetahuan ilmiah

b. Menggunakan metode berfikir ilmiah yang logis dan sistematis

c. Bersifat objektif

Nah, dari definisi di atas kita sudah mulai tahu apa itu karya tulis ilmiah. Jadi,

tidak semua tulisan bisa dikategorikan sebagai karya tulis ilmiah. Puisi, prosa, pantun,

dan cerpen tentu tidak termasuk dalam karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah memiliki

beberapa jenis. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis-jenis karya tulis ilmiah tersebut,

sobat muda bisa membaca keterangan berikut.

Jenis-jenis karya tulis ilmiah

Kita sudah tahu bahwa tidak semua tulisan bisa dimasukkan dalam klasifikasi

karya tulis ilmiah. Selanjutnya, berdasarkan isi dan bentuknya, karya tulis ilmiah dapat

dibagi menjadi beberapa jenis.

a. Buku Pelajaran

Buku pelajaran merupakan karya tulis ilmiah di bidang pendidikan karena

memiliki nilai kebenaran ilmiah dan disusun dengan landasan teori tertentu. Buku

pelajaran mencakup materi pelajaran yang disusun berdasarkan kurikulum yang telah

(10)

10 bermacam-macam tergantung pada muatan materi yang ada di dalamnya, seperti buku

pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, Geografi, dan Fisika.

Gambar 1. Contoh sampul buku pelajaran

b. Makalah

Jenis berikutnya dari karya tulis ilmiah adalah makalah. Makalah adalah sebuah

karya tulis ilmiah yang ruang lingkup permasalahannya mencakup suatu topik tertentu.

Makalah memiliki ciri-ciri khusus ,yaitu :

1. Merupakan hasil kajian literatur atau hasil laporan penelitian (baik penelitian

laboratorium maupun lapangan) mengenai suatu permasalahan, misalnya

adalah makalah hasil kunjungan studi ke salah satu pabrik minuman ringan.

2. Mendemonstrasikan kemampuan menerapkan suatu teori dalam penanganan

suatu kasus di lapangan.

3. Menunjukkan kemampuan memahami suatu permasalahan dilihat dari sisi

teoretik.

4. Tersaji metode pemecahan masalah yang logis dan sistematis sesuai dengan

teori.

Bentuk makalah yang sering digunakan dalam karya tulis ilmiah ada dua

macam, yaitu :

1. Common paper, makalah yang dibuat secara deskriptif dan dengan

mengemukakan berbagai aliran pendapat kemudian disampaikan argumentasi

untuk mempertahankan salah satu aliran atau pendapat tersebut.

2. Position paper, makalah yang dibuat untuk menunjukkan penguasaan

pengetahuan yang dimiliki oleh penulis serta sebagai gambaran nyata atas

keberpihakan penulis pada salah satu teori dengan dukungan argumentasi yang

(11)

11

c. Modul

Selanjutnya, yang termasuk karya tulis ilmiah adalah modul. Tentunya kita

sering mendengar atau membaca kata ”modul”. Apa itu modul? Modul adalah materi pelajaran yang disusun sedemikian rupa sehingga pembacanya dapat menyerap

sendiri materi tersebut. Jadi, dalam penyusunan modul harus menggunakan bahasa

yang mudah dipahami sehingga pembaca bisa menyerap materi dengn cepat. Beberapa

contoh modul adalah modul pengoperasian komputer. Dalam modul tersebut akan

disampaikan prosedur pegoperasikan perangkat komputer secara runtut dan praktis.

Contoh selanjutnya adalah modul mata kuliah di Universitas Terbuka. Dengan model

pembelajaran mandiri, mahasiswa universitas ini dituntut untuk bisa menguasai materi

secara mandiri melalui modul yang telah disediakan.

Gambar 2. Contoh sampul modul. Karya tulis ilmiah jenis ini dibuat untuk memudahkan pembacanya guna memahami suatu materi secara mandiri.

d. Diktat Pelajaran

Serupa dengan buku pelajaran, diktat adalah catatan tertulis suatu materi bidang

studi yang disiapkan oleh guru untuk mempermudah penyampaian materi kepada

siswanya. Perbedaan antara diktat dengan buku pelajaran adalah bahwa buku pelajaran

diterbitkan oleh penerbit dan telah melalui proses pengecekan yang ketat. Diktat

sifatnya lebih ringkas dan simpel daripada buku pelajaran dan bisa disesuaikan dengan

kebutuhan siswanya masing-masing. Tidak semua guru bisa membuat diktat karena

walaupun terlihat mudah, namun proses penyusunannya memerlukan kemampuan

khusus dan cukup menyita waktu. Jenis-jenis diktat pun bermacam-macam

berdasarkan materi pelajaran yang disampaikan di dalamnya, seperti diktat pelajaran

biologi, diktat pelajaran sejarah, dan diktat pelajaran komputer.

(12)

12

e. Karya Terjemahan

Sobat muda, karya terjemahan adalah karya tulis hasil penerjemahan dari buku

atau karya tulis ilmiah yang berbahasa asing ke bahasa Indonesia atau sebaliknya. Jadi,

karya terjemahan bisa dianggap sebagai karya tulis ilmiah jika karya yang

diterjemahkan juga termasuk karya tulis ilmiah. Sebagai contoh konkrit, bila karya

yang diterjemahkan merupakan hand book (semacam buku pegangan suatu bidang

keilmuan tertentu) maka karya tersebut termasuk karya tulis ilmiah. Selanjutnya, jika

yang diterjemahkan adalah buku puisi maka tentunya karya terjemahan tersebut tidak

termasuk karya tulis ilmiah.

Gambar 3. Contoh karya terjemahan. Al Majmu‟ adalah kitab hukum Islam berbahasa Arab karya Imam Nawawi yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

Tentunya tidak semua orang bisa berprofesi sebagai penerjemah. Ada

persyaratan-persyaratan khusus yang harus dipenuhi sebagai seoang penerjemah, di

antaranya yaitu :

1. menguasai materi yang akan diterjemahkan

2. menguasai tata bahasa asing terkait

3. menguasai bahasa Indonesia dengan baik

4. menguasai teknik penerjemahan

5. memahami latar belakang budaya dari bahasa asing tersebut

Sobat muda yang memenuhi klasifikasi di atas, segera saja memulai debut

karirnya sebagai penerjemah hebat. Selamat mencoba!

f. Laporan hasil penelitian

Laporan hasil penelitian merupakan sajian tertulis dari hasil kegiatan penelitian

(13)

13 tersebut. Jadi, laporan hasil penelitian adalah bentuk komunikasi tertulis atas penelitian

yang telah dilakukan. Jika disusun dalam kaitannya dengan persyaratan akademik,

maka bentuk laporannya dapat berupa skripsi (tugas akhir untuk jenjang S-1), tesis

(tugas akhir untuk jenjang S-2), atau disertasi (tugas akhir untuk jenjang S-3).

Biasanya, karya tulis jenis ini adalah jenis karya yang biasa diperlombakan untuk

lomba karya tulis ilmiah, baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional. Pada bab

selanjutnya dari buku ini kita akan banyak membahas mengenai jenis karya tulis ini.

g. Artikel Ilmiah

Sobat muda sekalian, jenis selanjutnya dari karya tulis ilmiah adalah artikel

ilmiah. Artikel ilmiah ini berbeda dengan laporan hasil penelitian yang baku. Artikel

ilmiah menyampaikan materi yang lebih bersifat singkat, padat, dan mudah dipahami.

Artikel ini terbagi menjadi dua macam yang berbeda, yaitu :

1. Artikel ilmiah hasil penelitian, merupakan tulisan ilmiah yang didasarkan pada

hasil penelitian yang telah dilakukan. Artikel ini disusun sedemikian rupa

sehingga tetap menampilkan semua aspek laporan hasil penelitian, tetapi dalam

format yang lebih ringkas. Jadi, bisa dikatakan bahwa artikel ilmiah jenis ini

hampir serupa dengan ringkasan atas semua bagian dari laporan hasil

penelitian.

2. Artikel ilmiah nonpenelitian, adalah artikel-artikel hasil pemikiran yang

memiliki dasar teori yang jelas. Dasar teori tersebut bisa berasal dari hasil

penelitian terdahulu ataupun berasal dari buku-buku teks.

Nah, sekarang sobat muda sudah tahu kan apa itu karya tulis ilmiah beserta

jenis-jenisnya. Selanjutnya, dalam bab berikutnya sobat muda akan diperkenalkan

dengan cara-cara yang bisa digunakan untuk menggali ide hebat. Ide penelitian

merupakan pijakan awal bagi peneliti sebelum melangkah lebih jauh. Dalam penilaian

lomba karya tulis ilmiah, ide penelitian memiliki skor nilai yang tinggi. Untuk lebih

(14)

14

Motivasi kita-1

Memahat Diri

Realita, manis ataupun pahit, adalah kenyataan yang mengajarkan

kita untuk menjadi pribadi yang lebih berharga. Sobat muda, ada suatu

kiasan menarik yang menggambarkan betapa pentingnya suatu "masalah"

dalam kehidupan ini.

Tentunya kita tahu apa itu batu hitam. Mungkin dianggap sama

sekali tak berharga, diinjak-injak, dan dicampakkan. Bahkan biasanya

dijual per-truk. Bedakan dengan batu hitam yang sudah dipahat oleh

pemahat ternama, tentu harganya akan melejit jauuuuuuh lebih tinggi.

Bahkan batu hitam kecil yang sudah dipahat, bisa bernilai jutaan rupiah.

Bandingkan dengan harga batu hitam biasa yang tak pernah tersentuh

pahat....

Sobat muda, apa yang membedakan keduanya? Mengapa selisih

harganya begitu jauh? Dipahat mungki terasa sakit bagi batu hitam.

Namun, ketahuilah bahwa sakitnya goresan pahat justru menambah nilai

bagi si batu hitam. sobat muda, begitu juga dengan "masalah" yang kita

hadapi, bagaikan pahat yang mengiris-iris kita. Mungkin terasa sakit,

pilu, penuh derita. namun, itulah proses kita untuk menjadi pribadi yang

(15)

15

Bila sobat muda mengalami kendala

dalam memahami bagian pertama

ini, sobat muda bisa menghubungi

saya via email

(16)

16 Bagian kedua :

MENEMUKAN IDE HEBAT

Kawan, kita hanyalah manusia biasa yang hanya bisa berusaha sebatas kemampuan, melukis mimpi dalam alam nyata. Mungkin kita bukan siapa -siapa dan tak punya apa-apa, namun ingatlah kawan

bahwa semua itu tak bisa membatasi mimpi kita. (Fatchul Anam Nurlaili)

Ide penelitian, selama ini cukup menjadi kendala awal bagi para pemula.

Sekilas, mungkin ide penelitian terlihat begitu mudah. Namun, dalam praktiknya

banyak orang yang mengalami kebuntuan pada tahap ini.

Saya seringkali bertanya kepada siswa bimbingan saya mengenai ide penelitian yang akan dia jalankan. Dengan pertanyaan yang sangat singkat „idenya apa nih?‟, terbukti mereka kelabakan untuk menjawabnya. Hampir 80% siswa kebingungan

untuk menjawabnya. Jawaban yang terlontar mungkin sangat seadanya, „waduh, apa ya mas, bingung e‟. Ada juga yang menjawab „belum tahu mas mau ngapain. Gimana ya mas enaknya?‟ Nah loh, malah ganti nanya.

Uraian di atas membuktikan bahwa untuk menemukan ide penelitian memang

gampang-gampang susah. Padahal, dalam penilaian lomba karya tulis ilmiah, unsur ide

penelitian memiliki porsi nilai yang cukup besar bila dibandingkan dengan unsur-unsur

lainnya. Juri akan memberikan apresiasi penilaian yang luar biasa tinggi terhadap ide

yang orisinil, inovatif, kreatif, solutif, dan aplikatif. Sobat muda, di bagian ini akan

dibahas mengenai cara-cara yang bisa digunakan untuk mendapatkan ide penelitian

dengan mudah.

Memunculkan ide individu

Seringkali kita terpesona dengan suatu ide hebat orang lain. Bagaimana tidak,

mereka bisa menemukan ide luar biasa yang begitu bermanfaat bagi manusia. Pujian

pun tak jarang kita lontarkan kepada mereka. Selama ini mungkin kita hanya sebagai

penonton atas ide hebat tersebut. namun, bagaimana dengan kita? Apakah kita pernah

(17)

17 Terkait dengan hal di atas, banyak orang yang berpikir bahwa kemampuan

menumbuhkan gagasan itu muncul karena adanya bakat sejak lahir, bukan karena

belajar. Anggapan itu kemudian berkembang dan menancap kuat dalam alam bawah

sadar mereka. Namun, ada juga orang yang berpendapat bahwa gagasan-gagasan

muncul begitu saja dalam pikiran manusia. Mungkin saja pendapat tersebut betul,

tetapi kita tidak dapat mengandalkan faktor kebetulan saja. Bila kita cermati,

anggapan-anggapan tersebut merupakan produk pikiran kita sendiri yang menjadi

penghalang untuk berkreasi dan berinovasi menciptakan ide hebat. Secara alami,

sebenarnya kita mampu memunculkan ide-ide besar yang bermanfaat.

Pada tahap awal, kita harus tanamkan dalam diri kita bagaimana cara untuk

dapat memunculkan gagasan-gagasan baru dan hebat sewaktu-waktu kita

memerlukannya. Proses untuk menumbuhkan ide-ide baru bersifat aktif, bukan reaktif.

Berikut ini adalah cara-cara untuk memunculkan gagasan baru.

a. Identifikasi masalah

Sekarang, pertanyaan mendasar yang harus kita jawab adalah ”mengapa kita

perlu memunculkan ide-ide baru yang hebat?” Jawaban yang disampaikan tentunya

adalah “untuk memenuhi kebutuhan kita dalam menemukan metode pemecahan

masalah secara hebat”. Kebutuhan tersebut adalah induk penemuan sedangkan kesulitan yang sering kita temui adalah sering kali tanpa sadar kita mengejar

permasalahan yang salah dan berputar-putar sendiri. Sebetulnya yang kita perlukan

adalah pemahaman yang sangat jernih mengenai apa yang menjadi masalah

sesungguhnya. Atau, dengan bahasa yang lebih mudah, kita harus melakukan

identifikasi masalah secara tepat.

Sebagai contoh adalah seorang dokter yang dituntut untuk memberikan obat

secara tepat. Dalam hal ini, dokter harus mendiagnosis penyakit si pasien sehingga

baru bisa menentukan obat apa yang cocok bagi pasien. Seperti halnya dokter, sebagai

calon peneliti kita juga harus melakukan identifikasi masalah sehingga masalah

utamanya bisa ditemukan. Hal ini membutuhkan kejernihan pikiran dan perlu dilatih

sejak dini. Setelah masalah utamanya ditemukan, kita baru bisa menentukan solusi

yang akan kita tawarkan.

Contoh kasus :

Mimin akan mengikuti suatu lomba karya tulis ilmiah yang diadakan oleh salah

(18)

18 “peningkatan ketahanan pangan melalui diversifikasi produk pangan berbahan baku lokal”. Awalnya dia bingung, topik apa yang akan dia pilih agar karyanya mengandung ide hebat. Akhirnya dia berkonsultasi dengan pembimbingnya dan terjadilah

percakapan berikut ini.

Mimin : Siang mas, saya mau ikut lomba karya tulis ilmiah, tapi saya

bingung menentukan ide utama yang akan saya angkat mas.

Pembimbing : Temanya apa emang ?

Mimin : Temanya “peningkatan ketahanan pangan melalui diversifikasi

produk pangan berbahan baku lokal” mas. Kira-kira mau tentang apa ya yang saya tulis?

Pembimbing : Oke, sekarang saya tanya, mengapa ketahanan pangan kita perlu

ditingkatkan?

Mimin : Kan kita masih belum bisa lepas dari ketergantungan bahan

pangan dari luar negeri mas sehingga dikatakan bahwa ketahanan

pangan kita masih perlu ditingkatkan.

Pembimbing : Iya, memang benar. Sekarang, bahan pangan apa yang masih harus

kita impor 100 % dari luar negeri?

Mimin : Ehmmmm, apa yah. Oh iya, gandum mas.

Pembimbing : Tepat sekali, gandum. Sebagai ide utama karya tulis ilmiahmu,

coba kamu pikirkan, bahan pangan lokal apa yang bisa digunakan

untuk mengganti tepung gandum dalam pembuatan suatu produk

pangan? Harapannya kan impor gandum bisa menurun sehingga

ketergantungan kita pada bahan pangan impor bisa dikurangi.

Mimin : Bagaimana kalau kita mencoba memanfaatkan tepung singkong

mas ? Kita bisa mencoba membuat berbagai macam kue kering dan

brownis dari tepung singkong mas. Lumayan mas, bisa mengurangi

ketergantungan tepung gandum.

Nah, dari contoh kasus di atas, kebingungan Mimin sebenarnya terjadi karena

dia belum memahami permasalahan utama dari tema yang ditentukan panitia

penyelenggara lomba. Pembimbing berusaha mengarahkan pemikiran Mimin agar

(19)

19 Setelah masalah utama tersebut diketahui, ide karya tulis ilmiah bisa diambil dari

solusi yang bisa ditawarkan dari permasalahan tersebut. Sebagai solusinya, Mimin

mencoba membuat produk pangan berbahan baku tepung singkong untuk mengurangi

ketergantungan pada tepung gandum.

b. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai

Hal yang sangat penting sebelum kita mulai menyelesaikan suatu masalah

adalah kita perlu menentukan, apa tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah kita. Cara

ini sebenarnya berhubungan dengan cara sebelumnya. Hanya saja, dengan cara ini

yang didahulukan adalah penentuan tujuannya terlebih dahulu dengan tidak begitu

mementingkan identifikasi masalahnya. Penentuan ide penelitian dengan cara ini tidak

bertentangan dengan cara sebelumnya. Keduanya bisa digunakan, tergantung dengan

permasalahan yang dihadapi serta kecenderungan sobat muda sekalian selaku peneliti.

Contoh kasus :

Dari percakapan Mimin dengan pembimbingnya, kita bisa tahu bahwa Mimin

benar-benar bingung mengenai ide apa yang akan dia angkat dalam karya tulisnya.

Cara kedua selain identifikasi masalah, Mimin juga bisa menetapkan tujuan yang ingin

dicapai dari penulisan karya tulis ilmiahnya. Agar lebih jelas, berikut ini adalah contoh

konkrit metode berfikir untuk menetapkan tujuan akhirnya.

Mimin : Siang mas, saya mau ikut lomba karya tulis ilmiah, tapi nggak

tau nih mas mau ngangkat ide apa.

Pembimbing : Temanya apa, Min?

Mimin : Temanya “peningkatan ketahanan pangan melalui diversifikasi

produk pangan berbahan baku lokal” mas. Kira-kira mau tentang apa ya yang saya tulis?

Pembimbing : Hmmm, emang menurutmu, apa sih maksud dari penulisan

karya tulis ilmiah dengan tema di atas?

Mimin : Ya kan biar dapat solusi untuk meningkatkan ketahanan

pangan melalui diversifikasi produk pangan mas …iya nggak sih ?

Pembimbing : Yoa, benar. Makanya sekarang kamu mikirin produk baru yang

(20)

20 Contoh kasus percakapan di atas sebenarnya mirip dengan contoh sebelumnya.

Perbedaan yang mencolok bertumpu pada landasan awal berfikirnya. Pada percakapan

sebelumnya, landasan berfikir untuk menemukan ide adalah berawal dari “menemukan masalah utama” sedangkan yang kedua berawal dari “tujuan atau solusi yang diharapkan”.

c. Analisis SWOT

Analisis masalah perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi serta solusi

yang dibutuhkan, bisa dilakukan dengan membaca kasus-kasus yang serupa atau

melakukan tanya jawab kepada orang-orang yang berkompeten. Cara lain yang bisa

digunakan adalah dengan melakukan analisis strengths (kekuatan), weaknesses

(kelemahan), opportunities (kesempatan) dan threats (ancaman), atau lebih dikenal

dengan analisis SWOT.

Teknik ini ditemukan oleh Albert Humphrey, pemimpin proyek riset di

Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an. Analisa SWOT dapat

diterapkan dengan cara memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat

faktor-faktor utamanya kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT.

Aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil

keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara

mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari

peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu

menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi

kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau

menciptakan sebuah ancaman baru. Sebelum menuju contoh kasus tentang aplikasi

analisis SWOT yang spesifik dalam penelitian, nih ada contoh kasus yang asik untuk

lebih memahami analisis SWOT.

Contoh kasus berikut ini adalah contoh sederhana analisa SWOT yang dibuat oleh

seorang siswa SMA saat ingin memulai debut karirnya di dunia pacaran.

Strength (Kekuatan)

a. wajah saya lumayan ganteng

(21)

21 c. saya punya cukup uang untuk jajan, nonton, beli alat musik, dan beli pulsa

modem internetan

d. saya punya bakat hebat di grup band

Weakness (Kelemahan)

a. kurang percaya diri

b. masih minder jika bertemu cewek

c. belum punya kendaraan pribadi

Oppurtunities (Peluang)

a. saya punya banyak teman yang punya adik cewek cantik

b. banyak teman cewek sekelas yang belum punya pacar

Threat (Ancaman)

a. teman-teman cowok sekelas banyak yang berdompet tebal dan suka jago

merayu

b. siswa kelas lain banyak yang tebar pesona

Dengan kondisi SWOT seperti di atas, bagaimana langkah yang harus diambil

oleh si cowok SMA tadi saat akan memulai debut karir pacarannya ? Nah, paling tidak

rekomendasinya adalah seperti berikut ini.

a. lebih rajin berlatih di grup band dan cari kesempatan untuk manggung sehingga

lebih terkenal dan jadi rebutan cewek

b. belajar istiqomah update status, biar selalu eksis dan gaul

c. hindari cari pacar di kelas. Mending cari adik cewek temannya karena masih

gampang dibohongin

d. tabung uang yang dimiliki untuk membeli motor guna mendongkrak performa

e. harus tambah cool dan stylish untuk mengurangi mindernya

Hal penting yang harus diperhatikan saat menggunakan analisa SWOT adalah “semua yang dituliskan haruslah jujur dan berdasarkan fakta”. Gimana coba bila si cowok SMA di atas hanya berandai-andai bahwa ia punya cukup uang jajan, tentunya

arahan untuk menabung uang jajan buat beli motor pun jadi tidak berguna.

Nah, sudah semakin jelas kan apa itu analisis SWOT. Sekarang kita akan

beralih ke contoh kasus nyata tentang aplikasi analisis SWOT dalam hal penemuan ide

(22)

22 agar penelitian yang akan dilakukan memiliki nilai lebih dengan mengelola potensi

yang dimiliki.

Sebagai contoh kasus, Mimin akan membuat inovasi produk berupa brownis

dengan bahan baku utamanya adalah tepung singkong modifikasi (tepung Mocaf).

Untuk itu, ia melakukan analisis SWOT sebagai berikut.

Strength

a. Menggunakan bahan baku lokal

b. Unik

c. Tabungan yang dimiliki lebih dari cukup untuk melakukan penelitian ini

Weakness

a. Secara teori, pengembangan brownis dari tepung mocaf tidak seperti brownis

yang dari tepung terigu (terancam bantat)

b. Belum ada resep dan teknik yang baku untuk membuat produk ini

Opportunities

a. Belum banyak diangkat dalam penelitian ilmiah

b. Isu diversifikasi pangan cukup menonjol

Threats

a. Potensi kegagalan produksi cukup tinggi

b. Rasanya belum tentu enak

Berdasarkan analisis di atas, Mimin menemukan beberapa rekomendasi yang

merupakan penyempurna dari idenya tersebut :

a. Membuat variasi substitusi tepung gandum-tepung mocaf untuk meminimalkan

kebantatan produk

b. Mengujikan produk pada responden hingga didapatkan resep yang disukai

dengan menggunakan uji organoleptik

c. Menonjolkan kebaruan produk serta kaitannya dengan program diversifikasi

pangan yang digalakkan oleh pemerintah

d. Yakin sebagai pribadi kreatif

Oke sobat muda sekalian, satu hal yang tak boleh kita lupakan dalam rangka

(23)

23 dengan kreativitas dalam dirinya. Sejumlah orang yang tidak menganggap dirinya

kreatif, dapat terkejut sendiri ketika melihat betapa dirinya memiliki kreativitas yang

hebat pada waktu-waktu tertentu. Kreativitas itu tiba-tiba muncul begitu saja, entah

dari mana asalnya. Nah, permasalahannya adalah tinggal bagaimana kita memunculkan

kretaivitas tersebut ketika kita membutuhkannya. Yah, tentunya setiap orang akan

berbeda-beda metodenya. Ada yang berusaha merangsang kreativitas dengan

jalan-jalan, menyendiri, main-main ke tempat teman, ataupun hanya mengkhususkan diri

membaca di perpustakaan. Agar sobat muda tambah yakin bahwa setiap pribadi

memiliki kreativitas sendiri-sendiri, simaklah cerita Archimedes berikut :

Kisah tentang Archimedes yang banyak diceritakan oleh orang adalah kisah

saat Archimedes menemukan cara dan rumus untuk menghitung volume benda yang

tidak mempunyai bentuk baku. Menurut kisah tersebut, sebuah mahkota untuk Raja

Hiero II telah dibuat dan raja memerintahkan Archimedes untuk memeriksa apakah

mahkota tersebut benar-benar terbuat dari emas murni ataukah mengandung

campuran perak. Hal tersebut diperintahkan pada Archimedes karena Raja Hiero II

tidak mempercayai pembuat mahkota tersebut. Sobat muda, awalnya Archimedes ragu

apakah ia bisa memecahkan teka-teki tersebut atau tidak. Namun, ia yakin bahwa

suatu ketika pasti ia dapat menemukan ide untuk memecahkan teka -teki tersebut. Ia

pun segera menerima titah sang raja tersebut.

Saat Archimedes berendam dalam bak mandinya, tanpa sengaja dia melihat

bahwa air dalam bak mandi yang tumpah sebanding dengan besar tubuhnya.

Archimedes menyadari bahwa efek ini dapat digunakan untuk menghitung volume dan

isi dari mahkota tersebut. Dengan membagi berat mahkota dengan volume air yang

dipindahkan, kerapatan, dan berat jenis dari mahkota bisa diperoleh. Dengan cara

(24)

24 Gambar 4. Secara tidak sengaja kreativitas Archimedes menghubungkan fenomena

tumpahnya air dengan teka-teki dari raja

Berat jenis mahkota akan lebih rendah daripada berat jenis emas murni

apabila pembuat mahkota tersebut berlaku curang dan menambahkan perak ataupun

logam dengan berat jenis yang lebih rendah. Karena terlalu gembira dengan

penemuannya ini, Archimedes melompat keluar dari bak mandinya, lupa berpakaian

terlebih dahulu, kemudian berlari keluar ke jalan dan berteriak "Eureka!" (“Saya

menemukannya”).

Dalam kisah di atas jelas sekali bahwa munculnya ide adalah datang begitu

saja. Kreativitas Archimedes lah yang kemudian mengkonversi realita tak disengaja

menjadi teori hebat yang masih tetap diakui kebenarannya hingga saat ini. Nah, sama

seperti Archimedes, sobat muda juga memiliki kreativitas yang bisa muncul kapanpun

tanpa kita sadari.

e. Mengamati benda

Poin ini sebenarnya adalah salah satu dari sekian banyak tips untuk mengasah

kepekaan kreativitas kita. Seringkali tips ini dilupakan oleh banyak orang sehingga

perlu saya sampaikan di sini. Praktiknya cukup mudah :

Amatilah salah satu benda yang ada di sekitar sobat muda selama kurang lebih

setengah menit kemudian gambarkan kembali apa yang sobat muda ingat. Setelah itu,

(25)

25 Tujuan dari latihan ini adalah untuk melatih ketajaman ingatan kita.

Sebenarnya nggak hanya ingatan dan penglihatan saja yang dilatih. Ketika otak diberi

pertanyaan untuk memunculkan kemungkinan yang bisa dilakukan dengan suatu benda

maka hal itu bisa melatih otak dalam memunculkan kreativitas terpendamnya.

Sebenarnya tidak hanya penglihatan saja yang bisa digunakan dalam latihan ini,

semua indera dapat membantu kita dalam membangun kreativitas karena baik indera

penglihat, pendengar, pencium, pengecap maupun peraba memperoleh berbagai

masukan sepanjang hari. Membangun kreativitas berarti meningkatkan kepekaan

penginderaan yang kita miliki. Itulah yang sobat muda bisa lakukan dalam latihan ini.

f. Beri waktu pada otak

Salah satu hal yang menakjubkan adalah bahwa kita dapat memerintahkan otak

untuk bekerja secara otomatis bagaikan autopilot dalam pesawat. Apabila kita

memberinya gagasan-gagasan dasar dan sejumlah rangsangan yang cocok, akhirnya

otak akan memunculkan gagasan-gagasan yang dapat diteruskannya. Saat dihadapkan

pada suatu tugas, sobat muda mungkin akan menunda sampai detik-detik terakhir,

dengan alasan bahwa otak akan bekerja lebih baik kalau terdesak. Namun, dalam

tulisan ini saya tegaskan bahwa :

Jangan menunda tugas

Mungkin ada benarnya bahwa ketegangan otak yang diakibatkan oleh

mepetnya batas waktu tugas dapat mempersatukan pikiran dengan baik. Namun, hal

tersebut tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada otak untuk menghasilkan

pekerjaan yang maksimal.

Mencari ide hebat pun juga seperti itu. Ada baiknya bila kita meluangkan

waktu jauh-jauh hari sebelum deadline pengumpulan karya tulis sehingga kita

diuntungkan dengan beberapa hal berikut :

a. Mendapat ide yang di atas batas minimal

b. Memiliki cukup waktu untuk menindaklanjuti ide hingga menulis laporan

karya tulis ilmiahnya

(26)

26

Uun adalah seorang mahasiswa yang menyelesaikan pendidikan magisternya di

Universitas Kassel, Jerman. Ia akan melakukan penelitian di Indonesia terkait

pandangan konsumen terhadap informasi nilai gizi yang ada pada kemasan produk

pangan. Untuk itu, dia membuat kuesioner yang akan dibagikan kepada responden.

Kuesioner tersebut telah selesai dibuatnya dan tinggal dibagikan saja kepada

responden. Namun, ia menyadari bahwa apa yang ia anggap sempurna belum tentu

tidak memiliki kekurangan di mata orang lain. Ia kemudian mengirimkan rancangan

kuesionernya kepada beberapa temannya via kotak masuk Facebook dan mengatakan : Haloooo teman2ku tercinta, apa kabar? Aku sekarang lagi dalam proses pengerjaan thesis. Thesisku tentang "Perilaku konsumen terhadap label informasi nilai

gizi pada produk pangan". Aku akan mengadakan survei terhadap konsumen di

Semarang.

Nah, untuk mendapatkan data, aku menggunakan kuesioner. Jadi intinya aku

pengen minta pendapat teman2 mengenai konten kuesionerku sebelum aku

distribusikan (ibaratnya FGD untuk evaluasi kuesioner sebelum digunakan). Kira2

kontennya sudah mudah dipahami atau belum? Apakah ada yang perlu diperbaiki?

Dan kalo ada masukan-masukan monggo secara kalian kan anak pangan (email ini

dikirimkan kepada kami yang merupakan alumni UGM jurusan Teknologi Pangan dan

Hasil Pertanian) heheee.

Berikut aku lampirkan file kuesionerku, contoh label informasi nilai gizi

produk pangan di Indonesia, dan file proposal thesisku kalo2 teman2 tertarik untuk

membacanya

Teman saya Uun, dalam redaksi email di atas, berusaha membuka komunikasi

dengan teman-temannya yang berlatar belakang pendidikan teknologi pangan.

Langkah ini menurut saya cukup tepat karena dengan membuka diri terhadap saran dan

kritik orang lain, ia akan mendapatkan masukan yang cukup berarti bagi kesempurnaan

(27)

27

Memunculkan ide kelompok

Mengumpulkan orang bersama-sama untuk mencari ide merupakan cara yang

efektif, apabila ditangani dengan semestinya. Tapi, pertemuan itu dapat juga menjadi

penghamburan waktu bagi para peserta apabila tidak ditangani secara benar.

Gambar 5. Diskusi kelompok untuk menemukan ide penelitian ataupun mencari solusi atas kendala penelitian yang tengah dihadapi

Di bawah ini ada beberapa tips agar pemunculan ide secara kelompok dapat

berjalan secara efektif.

a. Mempraktikkan brainstrorming

Nah loh, ada istilah baru nih buat sobat muda sekalian. Brainstorming kalau diartikan secara etimologi bisa menjadi “badai otak” (brain=otak, storm=badai). Aneh kan?! Makanya harus dilihat secara terminologis juga biar nggak kacau pengertiannya.

Brainstrorming akan lebih mudah dipahami sebagai “curah-gagasan”. Maksudnya, otak dibiarkan berfikir secara liar (bagaikan badai) agar bisa menghasilkan banyak ide.

Maksudnya berfikir secara liar adalah bebas berfikir tanpa harus memperhatikan berbagai “kemustahilan” yang ada. Brainstorming ini akan memudahkan kita untuk mendapatkan banyak gagasan dengan cepat dan orisinil. Proses ini berlandaskan

anggapan bahwa sekelompok orang yang bekerja bersama di bawah pimpinan yang

baik, dapat memunculkan jauh lebih banyak ide daripada bekerja secara

sendiri-sendiri. Metode ini membutuhkan satu orang pemimpin diskusi. Namun, perlu diingat

bahwa pemimpin diskusi harus bisa mengkondisikan agar ide setiap anggota bisa

(28)

28

b. Menyampaikan informasi penting

Sebelum pertemuan brainstorming, beberapa hari sebelumnya para peserta harus

mendapatkan informasi penting yang berisi beberapa hal, yaitu waktu dan tempat

diskusi, pokok pembicaraan, dan hasil akhir yang diminta.

c. Menggunakan pemandu

Sobat muda, tujuan adanya pemandu adalah untuk mengarahkan dan

mengendalikan pertemuan. Selain itu, juga untuk membantu para peserta

mengembangkan gagasan-gagasan mereka tanpa ada kendalan dalam

menyampaikannya (seperti keterangan sebelumnya). Tentunya, pemandu tersebut

harus yang sudah berpengalaman dan menguasai bidang ilmu yang akan didiskusikan.

Dengan adanya rencana yang jelas maka pemandu dapat mempersiapkan

dengan baik sehingga ia dapat mengetahui banyaknya waktu yang tersedia dan mampu

membagi waktu. Keuntungan cara ini adalah berkurangnya hambatan di dalam

kelompok diskusi dibandingkan dengan diskusi brainstorming yang tanpa pemimpin.

d. Tinggalkan pikiran negatif

Jangan membiarkan pikiran-pikiran negatif muncul di permukaan karena akan

menjadi penghalang keberhasilan diskusi. Pemimpin diskusi juga tidak boleh

membiarkan adanya peserta yang mencerca gagasan orang lain karena hanya akan

merusak suasana dan menimbulkan permusuhan. Seseorang yang telah dicerca

tentunya akan mundur dan tidak akan bersuara lagi sehingga kehadirannya menjadi

tidak berarti. Lebih buruknya lagi, ia akan menjadi agresif dan mencari peluang untuk

melakukan tindakan balas dendam. Nah, kalau sudah begini, situasinya pasti ruwet dan

tidak kondusif lagi untuk diskusi.

e. Keaktifan peserta diskusi

Dalam diskusi brainstorming, penting untuk menjaga peran aktif peserta

diskusi dalam memberikan sumbangan ide ataupun pendapatnya, bukan hanya menjadi

pengamat saja. Jika ada peserta yang hanya berdiam diri, maka ia harus didorong untuk

memberikan sumbangan pemikiran. Jika ada peserta yang terlalu aktif, maka ia harus

pula dikendalikan agar tidak sampai memaksakan ego atau pendapatnya. Inilah salah

(29)

29 f. Belajar menghargai pendapat orang lain

Sobat muda, terkadang sulit bagi kita untuk menjadi pendengar yang baik, bisa

dikarenakan orang tersebut memang menyebalkan atau hal yang diceritakan kurang

menarik. Selain alasan-alasan itu, sebenarnya mendengarkan adalah suatu kegiatan

yang harus dilakukan secara aktif. Keuntungan dari mendengar ialah perhatian kita

akan lebih terarah ke masalah yang sedang dihadapi dan kita akan mendapatkan lebih

banyak informasi. Peserta diskusi yang menyampaikan pendapat pun akan merasa

dihargai sehingga suasana diskusi tetap kondusif.

g. Mencatat hasil diskusi dan membagi tugas

Usahakanlah untuk menyelesaikan satu masalah hanya dalam satu kali

pertemuan saja. Tidak efektif untuk melanjutkan atau memulai lagi pada hari-hari

berikutnya karena mungkin akan timbul masalah-masalah sampingan. Jika selama

pertemuan, telah didapatkan hasil diskusi yang dianggap cukup maka buatlah suatu

ringkasan akhir, dapatkan kata mufakat dari semua peserta, dan lakukan pembagian

tugas secara merata. Hal ini seringkali saya sampaikan kepada siswa bimbingan saya.

Setiap akhir diskusi saya katakan pada mereka : jangan lupa hasil diskusi ini dicatat,

(30)

30

Motivasi Kita-2

Doa Yang Terkabul

Sobat muda, ada seorang ibu penjual tempe yang sudah

berpengalaman dalam membuat tempe selama lebih dari 20 tahun. Suatu

hari ia butuh uang ekstra untuk membayar SPP anak bungsunya yang

telah menunggak beberapa bulan. Seperti biasa, satu-satunya penghasilan

yang dapat ia harapkan adalah dari penjualan tempe. Katena butuh uang

ekstra, iapun juga membuat tempe yang lebih banyak daripada biasanya.

Namun, pada suatu malam ia heran karena tempe yang dibuatnya tidak

kunjung jadi. Selama 20 tahun, baru kali ini ia gagal membuat tempe.

Pada malam itu juga, dengan meneteskan air mata ia pun berdoa kepada

Tuhan : “Ya Tuhan, semoga tempe ini segera jadi. Dengan apa saya harus

membayar SPP anak saya, wahai Tuhan?”

Dan paginya pun, bim salabim. Tempenya masih tetap belum jadi.

Sang ibu tertunduk lesu. Kali ini air mata yang mengalir lebih banyak dari

pada yang semalam. Ia bingung. Tak ada lagi stok tempe yang tersedia.

Dengan ragu, ia membawa tempe yang belum jadi tersebut ke pasar.

Pasrah kepada Tuhan. Seperti biasa, ia menggelar dagangan di pasar. Tak

satupun pembeli yang datang menghampirinya. Tiba-tiba ada seorang ibu-ibu yang bertanya dengan lembut, “Bu, ada tempe yang belum jadi? Saya butuh banyak untuk saya bawa keluar kota. Kalau saya bawa yang jadi,

nanti di sana pasti sudah busuk”.

(31)

31

Bila sobat muda mengalami kendala

dalam memahami bagian kedua ini,

sobat muda bisa menghubungi saya

via email

(32)

32 Bagian ketiga :

PERSIAPAN MENULIS

Sukses itu bukanlah ketika menjadi orang lain. Sukses adalah ketika kita bisa menjadi diri kita sendiri.

(Fatchul Anam Nurlaili)

Mencari bahan tulisan

Sobat muda, kita bisa mendapatkan informasi dengan benar dari referensi

aslinya jika kita mampu membacanya secara benar pula. Dalam hal ini, seorang

pembaca yang baik adalah pembaca yang bisa memanfaatkan kelompok kata tertentu

sebagai kunci pembuka gambaran. Tulisan yang dibacanya tidaklah kata demi kata,

namun beberapa kata yang saling berkaitan. Setelah menangkap maksud umumnya, ia

beralih ke deret kata lainnya sehingga ia bisa mendapatkan gambaran pemahaman

tulisan tersebut secara umum.

Dengan teknik membaca seperti di atas, pembaca mampu mengingat-ingatnya

kembali secara lebih baik daripada membaca kata demi kata. Mengingat kembali inti

bacaan, itulah hal yang penting bagi penulis karya ilmiah sehingga ia bisa kapan saja

menghubungkan teori yang dibacanya dengan fenomena yang sedang ditelitinya.

Untuk bisa membaca dengan cepat dan efisien, pembaca perlu

menggarisbawahi kelompok kata yang membentuk ungkapan itu dengan pensil atau

pulpen warna. Ketika membaca lagi, ia akan terbantu banyak oleh garis bawah atau

tanda-tanda lainnya yang telah dibuatnya hingga ia bisa mendapatkan informasi yang

banyak dari sumber yang dibacanya tersebut.

Pada kenyataannya, ketika kita membaca suatu berita surat kabar mula-mula

kita tidak membacanya kata demi kata. Namun, kita akan melihat judulnya terlebih

dahulu dan itupun tidak kata demi kata. Jika sekiranya judul tersebut menarik, kita

akan meneruskan membacanya dan jika tidak maka kita akan beralih ke berita lainnya

pada halaman yang sama.

Nah, seperti halnya membaca berita seperti di atas, ketika membaca buku pun

secara tidak sadar kebanyakan dari kita juga seperti itu. Mula-mula kita akan

menjelajahi terlebih dahulu bahan bacaan tersebut sehingga kita tahu apakah perlu

(33)

33 dahulu ini memiliki beberapa keuntungan, di antaranya adalah untuk mengetahui

apakah bahan tersebut :

1. Relevan dengan tema penulisan karya ilmiah kita

2. Terlalu mendasar dan hanya mengemukakan hal-hal yang sudah lama menjadi

pengetahuan umum

3. Terlalu sulit dicerna

4. Menjawab permasalahan yang sedang kita hadapi dalam kaitannya dengan

penulisan karya tulis ilmiah

Membaca secara grambyangan atau mengambil makna globalnya saja ini dapat

menghemat waktu karena kita tdak perlu membacanya hingga akhir tulisan, kata demi

kata. Kalaupun suatu tulisan perlu dibaca berulang-ulang maka pembacaan global yang

telah dilakukan sebelumnya sudah bisa memberikan gambaran umum mengenai

kerangka tulisannya. Kerangka tersebut akan menolong kita untuk membedakan,

pokok-gagasan, konsep, atau gambaran dari perincian kecil yang sebenarnya tidak

perlu dibaca.

Untuk menjelajahi isi buku secara cepat, kita harus melihat daftar isinya

terlebih dahulu sehingga bisa mendapatkan gambaran topik yang disajikan dalam buku

tersebut. Setelah itu, kita membaca secara sekilas kata pendahuluannya sehingga kita

bisa mengetahui latar belakang dan tujuan dari ditulisnya buku tersebut.

Selanjutnya, kita baru menuju keterangan di tiap bab.

Pencarian referensi tulisan dari suatu buku bisa dilakukan dengan beberapa cara,

di antaranya adalah :

1. Memilih dan mengumpulkan pokok isinya saja

2. Mencari jawaban atas permasalahan yang sedang kita hadapi

3. Mengecek kebenaran suatu pernyataan, baik yang bersumber dari buku lain,

hasil penelitian yang kita dapat, maupun di bagian lain dari buku itu sendiri.

Jujur menyampaikan informasi

Pada pencatatan informasi hasil pembacaan, kita dituntut untuk berpikiran terbuka

sehingga kejernihan isinya dapat kita serap. Keterbukaan pikiran ini baru ada ketika

kita bisa menghargai pendapat orang lain. Setelah pendapat ornag lain masuk, kita baru

boleh menyampaikan pendapat kita. Namun, sepertinya hal yang sering terjadi adalah

(34)

34 dahulu, menghalang-halangi masuknya informasi yang berharga tersebut. belum

apa-apa kita sudah menyanggah pernyataan yang dismapa-apaikan oleh penulis.

Informasi yang didapat selanjutnya akan kita sampaikan dalam karya tulis yang

akan kita buat. Dalam penyampainnya, kita harus jujur, tidak boleh mengurangi atau

menambahi suatu keterangan yang memang tidak bisa ditambah ataupun dikurangi.

Contoh yang sering kita temui adalah pembuangan sebagian kalimat yang berakibat

(35)

35

Motivasi kita-3

Pelajaran dari ember, batu bata, batu, kerikil, dan pasir

Sobat muda, suatu ketika seorang guru besar universitas ternama di Eropa bertanya pada mahasiswanya,”Saudara-saudara, Anda semua lihat kan apa yang saya bawa? Ini adalah ember, batu bata, batu, kerikil, dan pasir”.

“Yes Sir, kami melihatnya”, jawab para mahasiswa dengan kompak.

“Sekarang coba perhatikan, saya akan masukkan batu bata ke dalam ember hingga penuh”, kata sang guru besar. Kemudian dia memasukkan batu bata satu persatu ke dalam ember hingga penuh.

“Lihatlah! Penuh kan?”, tanya sang guru besar. “Penuuuhhhh”, jawab mahasiswa hampir serempak.

“Iya, memang sudah penuh. Namun, masih ada rongga-rongga besar”, sang guru besar menimpali.

“Nah, sekarang saya akan memasukkan batu ke dalam ember. Masuk tidak?”, lanjutnya.

Para mahasiswa mengangguk. Kemudian sang guru besar memasukkan batu-batuan yang ukurannya lebih kecil daripada batu bata. Ketika sudah terlihat penuh, dia kembali memasukkan kerikil-kerikil kecil ke dalamnya. Dan ketika terlihat sudah penuh lagi, ternyata guru besar tersebut masih bisa memasukkan pasir ke dalamnya.

Guru besar tersebut kemudian bertanya,”Jika saya memasukkan pasir terlebih dahulu hingga penuh, bisakah saya kemudian memasukkan batu bata?” para mahasiswa hanya menggeleng.

“Fenomena ini mengajari kita agar bisa mengisi waktu yang kita miliki dengan kegiatan-kegiatan yang besar atau penting. Ketika kita telah bisa menggunakan waktu tersebut untuk hal-hal yang besar maka hal-hal yang kecil masih bisa kita lakukan. Jika kita hanya menggunakan untuk hal-hal kecil maka hal yang besar tidak bisa kita lakukan”, imbuh sang guru besar.

(36)

36

Bila sobat muda mengalami kendala

dalam memahami bagian ketiga ini,

sobat muda bisa menghubungi saya

via email

(37)

37 Bagian keempat :

MULAI MENULIS

Mungkin benar bahwa berusaha itu melelahkan.

Namun, kelak akan jauh lebih lelah lagi jika sekarang kita hanya berdiam diri, tak berusaha sama sekali.

(Fatchul Anam Nurlaili)

Sobat muda, sampailah kita pada bagian keempat yang saya beri judul “Mulai Menulis”. Di bagian ini saya akan mulai menyampaikan materi tentang sistematika penulisan karya tulis ilmiah. Sistematika karya tulis ilmiah sangat penting untuk

diketahui oleh sobat muda sekalian karena menjadi salah satu kriteria umum dalam

penilaian karya tulis ilmiah. Juri sebagai tim penilai akan meneliti apakah sistematika

penulisan yang sobat muda tulis sudah sesuai dengan kaidah ilmiah atau belum.

Dalam buku ini, sistematika yang akan disampaikan hanya sistematika karya

tulis ilmiah jenis laporan hasil penelitian saja. Mengapa? Tentunya adalah karena

karya tulis jenis ini adalah yang paling sering digunakan dalam lomba karya tulis

ilmiah. Sebelumnya perlu saya sampaikan bahwa panitia penyelenggara suatu lomba

karya tulis ilmiah biasanya memberikan sistematika khusus yang berbeda dengan

panitia lomba karya tulis ilmiah lainnya. Nah, apa yang akan saya sampaikan pada

bagian ini merupakan ketentuan sistematika penulisan yang paling umum

dipersyaratkan oleh sebagian besar panita penyelenggara.

Secara garis besar, karya tulis ilmiah yang berbentuk laporan hasil penelitian

terdiri dari tiga bagian besar yang harus ada, yaitu (1) bagian awal, berisi bahan-bahan

preliminer/pendahuluan, (2) bagian inti, memuat naskah utama dari karya tulis ilmiah,

dan (3) bagian akhir, menyajikan bahan-bahan referensi dokumen pendukung lainnya.

Untuk mempermudah pemahaman, berikut ini disampaikan keterangan beserta contoh

nyata dari masing-masing bagian tersebut.

Bagian awal

Bagian awal adalah suatu bagian dalam karya tulis ilmiah sebelum masuk ke

bagian inti dari suatu karya tulis ilmiah. Pada bagian ini, baru disampaikan beberapa

poin yang mendukung keutuhan sistematika suatu karya tulis ilmiah saja. Artinya,

(38)

38 (penyampaian materi) dalam karya tersebut. Namun, dengan begitu tak berarti bahwa

bagian awal tidak penting. Bagian awal menjadi sangat penting karena terkait dengan

keutuhan sistematika karya tulis ilmiah serta kelengkapan administratifnya, seperti

halaman pengesahan, halaman pernyataan orisinalitas, serta daftar isi. Bagian awal

memuat beberapa poin berikut ini.

a. Halaman judul

Halaman ini berisi judul, logo sekolah, nama penulis dan NIS, nama sekolah,

alamat sekolah, kota lokasi sekolah, tahun pembuatan karya tulis. Perhatikan

contoh berikut ini!

Gambar 6. Contoh halaman judul

Di bagian ini saya sampaikan bahwa judul yang dipilih harus benar-benar

mencerminkan isi karya tulis. Selain itu, judul harus menarik karena ketika

tahap seleksi, salah satu hal yang bisa menarik perhatian juri adalah judulnya.

Ketika kita akan membeli produk makanan kemasan, apa yang pertama kali

membuat kita tertarik? Apakah rasanya, aromanya, atau nilai gizinya? Saya kira

nggak mungkin karena makanannya masih dalam kemasan. Pertama kali yang

(39)

39 bahwa suatu ketika dosen pascasarjana saya pernah mengatakan, “Buatlah judul yang seksi, bombastis, dan fantastis!”.

Nah, dengan keterbatasan waktu yang ada, juri pun juga tidak mungkin

membaca seluruh isi karya tulis ketika seleksi tahap awal. Paling tidak, hal

sepele yang pasti bisa menarik perhatian mereka pada pandangan pertama

adalah judul yang digunakan.

Oke sobat muda semua, sudah siap dengan judul kalian? Harus siap dong yah…

b. Halaman bebas plagiatisme

Halaman ini berisi pernyataan penulis bahwa karya yang dibuat sesuai dengan

etika akademik dan bebas dari unsur plagiat. Pernyataan ini diperkuat dengan

tanda tangan dan nama terang penulis di bagian bawah. Berikut ini adalah

contoh dari surat pernyataan orisinalitas (keaslian) karya tulis ilmiah yang saya

ambilkan dari tesis saya.

Gambar 7. Contoh surat pernyataan

c. Halaman pengesahan

Halaman pengesahan dimaksudkan untuk menjamin keabsahan karya tulis

(40)

40 pengesahan ditandatangani oleh guru pembimbing dan kepala sekolah. Dari

halaman pengesahan ini dapat diketahui bahwa karya tulis tersebut sudah

diteliti oleh pembimbing dan sudah disahkan oleh pihak sekolah ataupun

instansi lainnya.

Pembimbing selaku pihak yang mengesahkan merupakan pihak yang harus

bersedia untuk dimintai klarifikasi atas kebenaran isi dari karya tulis ilmiah

yang bersangkutan. Itulah beratnya beban moral yang dipikul oleh

pembimbing. Selain harus bersusah payah membimbing, ketika tanda tangan

pegesahan telah ia bubuhkan maka ia harus bersedia ikut bertanggung jawab

atas kebenaran isi karya yang telah disahkannya.Lembar pengesahan diberi

tanggal sesuai dengan tanggal disahkannya karya tulis.

Gambar 8. Contoh halaman pengesahan

d. Kata pengantar

Halaman ini memuat ucapan terima kasih atau penghargaan kepada berbagai

pihak yang telah membantu penyusunan karya tulis. Ucapan terima kasih atau

penghargaan tersebut disertai dengan jenis bantuan yang telah berikan,

(41)

41 bantuan dalam memotivasi penyelesaian karya tulis. Tidak ada perbedaan yang

nyata antara kata pengantar pada suatu jenis karya tulis ilmiah dengan jenis

lainnya. Berikut ini saya cantumkan contoh kata pengantar yang saya ambil

dari tesis saya.

Gambar 9. Contoh kata pengantar

(42)

42 Daftar isi memuat semua bagian tulisan beserta nomor halamannya

masing-masing. Dari daftar isi tersebut bisa diketahui urutan setiap bab/sub-bab beserta

halamannya sehingga bisa mempermudah pembaca dalam mencari bab/sub-bab

tertentu.

Gambar 10. Contoh daftar isi

f. Daftar tabel

Daftar tabel memuat semua tabel yang ada dalam karya tulis beserta nomor

halamannya masing-masing. Tentunya, daftar tabel ini dicantumkan kalau

(43)

43 digunakan untuk mempermudah pembaca dalam mencari letak tabel tertentu

dalam karta tulis.

Gambar 11. Contoh daftar tabel

g. Daftar gambar/grafik/diagram

Daftar gambar/grafik/diagram memuat semua gambar/grafik/diagram yang ada

dalam karya tulis beserta nomor halamannya masing-masing. Daftar

gambar/grafik/diagram ini dicantumkan kalau memang ada

gambar/grafik/diagram di dalam karya tulis. Gambar/grafik/diagram sangat

diperlukan dalam karya tulis ilmiah karena bisa digunakan sebagai sarana

(44)

44 Gambar 12. Contoh daftar gambar

h. Daftar lampiran

Daftar lampiran memuat semua lampiran yang ada dalam karya tulis beserta

nomor halamannya masing-masing.

i. Daftar lambang dan singkatan.

Daftar lambang dan singkatan memuat semua lambang dan singkatan yang ada

dalam karya tulis beserta nomor halamannya masing-masing.

j. Abstraksi

Hampir setiap murid yang saya ajar mengalami kesulitan ketika akan membuat

abstraksi. Kesulitan tersebut berawal dari belum pahamnya mereka tentang apa

itu abstraksi. Untuk lebih praktisnya, saya biasanya menyampaikan bahwa

abstrak adalah ringkasan dari latar belakang, tujuan, metode, dan hasil

penelitian yang dibuat dalam beberapa paragraf yang singkat. Beberapa

universitas ataupun penyelenggara lomba karya tulis ilmiah biasanya

membatasi jumlah kata yang digunakan dalam pembuatan abstraksi. Biasanya

batasan tersebut berkisar abtara 200 hingga 300 kata. Di bagian bawah abstrak

disertakan kata kunci (key words) antara 3-5 kata. Masih belum ada gambaran

(45)

45 Gambar 13. Contoh abstrak

Bagian inti

Bagian inti merupakan bagian pokok dari karya tulis ilmiah yang memuat

materi pembahasan. Artinya, tanpa adanya bagian ini maka suatu karya tidak bisa

dikatakan sebagai karya tulis ilmiah. Bagian initi harus mencantumkan beberapa hal

berikut ini.

a. Pendahuluan

Diumpamakan sebagai sebuah rumah, pendahuluan ini ibarat beranda depan. Di

beranda ini seorang tamu akan bisa sedikit mengira-ngira seperti apa keadaan

di dalam rumah. Begitu juga dalam karya tulis ilmiah, saat membaca bagian

pendahuluan, seorang pembaca akan bisa menerka arah pembahasan yang akan

disampikan pada bagian selanjutnya. Pendahuluan memuat beberapa poin

(46)

46 1. Latar belakang masalah

Bagian ini berisi uraian tentang gambaran permasalahan dan hal-hal

yang mendasari pentingnya dilakukan penelitian, atau alasan mengapa

penelitian tersebut penting untuk dilakukan. Perhatikan contoh berikut!

Gambar 14. Contoh latar belakang

Dari contoh di atas kita dapat mengetahui bahwa latar belakang mencakup

hal-hal berikut ini.

 Uraian yang runtut dan logis mengenai latar belakang

penelitian/penulisan

 Pengerucutan masalah hingga didapatkan masalah yang perlu

(47)

47  Meyakinkan pembaca bahwa penelitian/penulisan tersebut harus

dilakukan

2. Rumusan masalah

Permasalahan penelitian harus dituliskan dalam bentuk kalimat deskriptif

atau kalimat pertanyaan yang tegas dan jelas. Masalah penelitian

merupakan perumusan kesenjangan antara keadaan yang ada dengan

keadaan yang akan dicapai.

Gambar 15. Contoh rumusan masalah

3. Tujuan

Tujuan penelitian memuat uraian yang menyebutkan secara spesifik

maksud atau tujuan yang hendak dicapai dari penelitian yang dilakukan.

Tujuan ini muncul dari permasalahan yang disampaikan dalam rumusan

masalah pada bagian sebelumnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh

berikut!

(48)

48

4. Manfaat

Setiap hasil penelitian pada prinsipnya harus berguna sebagai penunjuk

praktik pengambilan keputusan dalam artian yang cukup jelas. Manfaat

tersebut baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan, manfaat bagi obyek

yang diteliti dan manfaat bagi peneliti sendiri maupun bagi pengembangan

negara pada umumnya.

Gambar 17. Contoh manfaat penulisan

b. Tinjauan pustaka

Tinjauan pustaka berisi prinsip-prinsip teori yang akan dijadikan dasar dalam

pembahasan hasil penelitian. Prinsip-prinsip teori itu berguna untuk membantu

gambaran langkah dan arah kerja.

Tinjauan pustaka akan membantu penulis dalam membahas masalah yang

sedang diteliti. Pustaka dalam teks disitasi dengan format sebagai berikut: satu

penulis, Fauzi (2005); dua penulis, Fauzi dan Faisal (2005) atau (Fauzi dan

Faisal, 2005); tiga penulis atau lebih, Fauzi dkk. (2005) atau (Fauzi dkk., 2005).

c. Metode penelitian

Dalam metode penelitian tersirat pesan bahwa penelitian yang dilakukan sudah

terencana dan terlaksana dengan baik. Inilah yang membedakan kegiatan

penelitian dan kegiatan lainnya. Metode penelitian bisa mencakup beberapa

(49)

49

lampiran di bagian belakang yah…

d. Hasil dan pembahasan

Bila bagian pendahuluan diibaratkan sebagai beranda maka hasil dan

pembahasan ibarat bagian dalam rumah. Seorang tamu tidak lagi hanya

menerka dari luar bagaimana kondisi di dalam rumah, namun sudah bisa

mengetahui secara pasti apa saja yang ada di dalamnya. Begitu juga dengan

hasil dan pembahasan, di dalamnya pembaca bisa mengetahui secara rinci

mengenai hasil penelitian beserta pembahasannya yang disampaikan dalam

karya tulis tersebut.

Bagian hasil dan pembahasan menyampaikan data yang diperoleh dari

penelitian yang telah dilakukan. Data dapat disajikan dalam bentuk tabel atau

gambar dan kemudian dibahas secara cermat. Pembahasan berisi uraian dan

analisis berkaitan dengan temuan-temuan dari penelitian yang telah dilakukan.

Bagian ini juga perlu menyampaikan pemecahan masalah yang berhasil

dilakukan serta perbedaan/persamaan antara hasil yang diperoleh dengan hasil

penelitian terdahulu/pustaka.

(50)

50 Gambar 18. Contoh hasil dan pembahasan

Pada bagian ini sebenarnya tidak ada yang sulit karena murni merupakan

penyajian data hasil penelitian yang dilakukan beserta pembahasannya. Apalagi

jika penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan. Beberapa teman

yang menjalankan penelitian di laboratorium mengalami masalah pada bagian

(51)

51 penelitian study lapangan, kesesuian hasil penelitian dengan teori tidak begitu

dituntut karena kondisi di lapangan sangat dipengaruhi oleh berbabagi variabel.

Pada bagian hasil dan pembahasan, peneliti tinggal mencari dan membahas

beberapa faktor yang kemungkinan menjadi variabel tersebut.

d. Penutup

Bagian ini adalah suatu bagian yang menjadi penutup atas pembahasan yang

telah disampaikan di bagian sebelumnya. Di bagian ini disampaikan

kesimpulan dari pembahasan tersebut. kesimpulan yang ditulis harus menjawab

tujuan penelitian/penulisan yang telah disebutkan pada bagian pendahuluan.

1. Kesimpulan

Pada bagian ini berisi simpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah

dilakukan. Simpulan yang dimaksud adalah gambaran umum seluruh

analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang sudah dikemukakan.

Simpulan ini harus bisa menjawab tujuan penelitian. Berikut ini diberikan

(52)

52 Gambar 19. Contoh kesesuaian antara tujuan dan kesimpulan

Amatilah tujuan penelitian di atas! Berapakah jumlahnya? Apa saja poin

penting yang diangkat dalam tujuan tersebut? Setelah kalian amati, lihatlah

contoh kesimpulannya! Ada berapa poin? Apakah poin yang disampaikan di

kesimpulan menjawab tujuannya? Nah, itulah yang dimaksud dengan adanya

kesesuaian antara tujuan penelitian dan kesimpulan.

2. Saran-saran

Selanjutnya, saran-saran penulis tentang metodologi penelitian lanjutan,

penerapan hasil penelitian, dan beberapa saran yang mempunyai hubungan

dengan hambatan yang dialami selama penelitian. Saran-saran tersebut bisa

ditujukan untuk berbagai pihak, misalnya peneliti lainnya, pemerintah,

serta pihak-pihak yang terkait dengan penelitian. Contohnya adalah sebagai

Gambar

Gambar 1. Contoh sampul buku pelajaran
Gambar 2. Contoh sampul modul. Karya tulis ilmiah jenis ini dibuat untuk memudahkan pembacanya guna memahami suatu materi secara mandiri
Gambar 3. Contoh karya terjemahan. Al Majmu‟ adalah kitab hukum Islam berbahasa Arab karya Imam Nawawi yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
Gambar 4. Secara tidak sengaja kreativitas Archimedes menghubungkan fenomena  tumpahnya air dengan teka-teki dari raja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun auditor syariah akan menunjukkan hasil auditnya dengan memberikan opini apakah entitas yang diaudit dinyatakan shari'a compliance atau tidak.Apabila terjadi suatu

Sebagai contoh kecil, pengetahuan seorang individu manusia untuk berpakaian ketika keluar rumah adalah sebuah kebudayaan, karena dengan berpakaian, individu tersebut

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pola berarti gambar, contoh dan model. Adapun pembinaan adalah usaha tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna

Rasulan adalah ritual bersih desa yang bertujuan untuk menyelamatkan bumi yang dikelola masyarakat yang ditanami berbagai macam tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

Pada tanggal 31 Desember 2020, jika Rupiah menguat/melemah sebesar 1% terhadap Dolar AS dengan semua variabel lainnya konstan, laba setelah pajak tahun

Penelitian ini mengkaji tentang unsur-unsur dalam novel Dekat dan Nyaring (2019) karya Sabda Armandio dengan menggunakan kajian struktural. Permasalahan dalam penelitian ini

STATUS PEMBAYARAN YURAN AHLI PERSATUAN PENDUDUK TAMAN IXORA SEHINGGA 31 DISEMBER 2014 Bil.1. HAZIZI

Disebut juga block jantung komplit , dimana implus dari atrium tidak bisa sampai pada ventrikel , sehingga ventrikel berdenyut sendiri karena implus yang berasal dari