• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

F. Materi Ajar

Materi yang dipakai pada pengembangan ini yaitu materi pelajaran Statistika SMP Kelas VII semester 2 dengan :

1. Kompetensi inti :

KI 1 : menghargai dan menghayati ajaran agama yang di anutnya KI 2 : menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (toleransi, gorong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI 3 : memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI 4 : mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah kongkrit (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat), dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang di pelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/ teori.

2. Kompetensi Dasar

3.12 Menganalisis hubungan antara data dengan cara penyajiannya (tabel, diagram batang, diagram garis, dan diagram lingkaran) 4.12 Menyajikan dan menafsirkan data dalam bentuk tabel, diagram

batang, diagram garis, dan diagram lingkaran G. Pengembangan Video Pembelajaran Matematika

Video pembelajaran matematika melalui metode flip learning materi statistika untuk kelas VII SMP/MTs memiliki spesifikasi yaitu :

1. Video pembelajaran matematika melalui metode flip learning dirancang sesuai dengan konteks peserta didik

2. Terdapat standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang akan dicapai

3. Video pembelajaran matematika yang dirancang mengandung kata-kata motivasi untuk peserta didik

4. Video pembelajaran matematika disajikan dengan beberapa bagian yakni, bagian pembukaan, kegiatan inti, dan bagian penutup

a. Bagian pembukaan video pembelajaran terdapat SK, KD, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran. Selanjutnya, pada bagian pembukaan juga terdapat kata – kata motivasi yang bisa mendorong semangat peserta didik untuk memahami materi matematika khususnya Statistika

b. Bagian kegiatan inti di dalam video pembelajaran terdapat beberapa bagian video pembelajaran.

1) Video I membahas tentang cara menyajikan data ke dalam bentuk tabel. Video I terdiri atas bagian pembukaan. Judul pembahasan, dimana judul pembahasan tersebut diringi oleh running teks. Selanjutnya, penyampaian materi pembelajaran beserta penjelasan contoh soal, di dalam penyampaian materi terdapat running teks pada poin – poin penting, yang berfungsi sebagai penekanan atau penegasan point penting materi yang diajarkan, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan contoh soal, pada saat menjelaskan contoh soal bagian yang merupakan indikator pemecahan masalah matematis peserta didik di iringi dengan running teks agar peserta didik tau mana yang bagian pemecahan masalah matematis tersebut.

Berikutnya, pemberian soal latihan untuk melatih penyelesaian masalah penyajian data dalam bentuk tabel.

2) Video II membahas tentang cara menyajikan data dalam bentuk diagram batang dan diagram garis. Video II mengandung bagian judul pembahasan. Sama halnya dengan video I, judul pembahasan ditambahkan running teks. Pada

40

penjelasan materi beserta contoh soal, juga terdapat running teks yaitu pada bagian point penting materi dan bagian yang merupakan indikator pemecahan masalah. Selanjutnya pemberian soal-soal penyajian data dalam bentuk diagram batang dan diagram garis

3) Video III membahas tentang materi penyajian data dalam bentuk diagram lingkaran. Video III memiliki bagian-bagian yaitu memiliki judul pembahasan yang diiringi running teks. , Penyampaian materi beserta contoh soal yang juga disertai oleh running teks. Selanjutnya pemberian soal penyajian data dalam bentuk diagram lingkaran.

Setiap bagian video pembelajaran dilengkapi dengan LKPD yang harus dilengkapi oleh peserta didik. Dimana pada video I disertai dengan LKPD 1, begitu seterusnya sampai video III yang disertai oleh LKPD 3. Soal – soal tentang materi yang diberikan di dalam video pembelajaran dari video I sampai sampai video III terdapat di dalam LKPD yang diberikan.

c. Bagian penutup video pembelajaran terdapat kesimpulan dari materi pokok, dan pemberian tugas kepada peserta didik yang ada pada LKPD. Bagian penutup ini ditambahkan motivasi untuk peserta didik yang berguna agar peserta didik merasa terdorong dan semangat mempelajari matematika khususnya statistikaa.

5. Video pembelajaran matematika dengan metode flip learning mengandung unsur-unsur yang bisa meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik sesuai dengan indiator pemecahan masalah. Pada penelitian ini peneliti mengambil materi statistika untuk pemecahan masalah matematis karena sesuai dengan indikator pemecahan masalah matematis, yaitu :

a. Memahami permasalahan, dimana pada materi statistik peserta didik diminta untuk memahami masalah apa yang terdapat dalam persoalan yang diberikan. Contohnya disini adalah misalnya

dalam materi statistika di berikan permasalahan berupa penyajian data dalam bentuk soal cerita, selanjutnya peserta didik di minta untuk merubah ke dalam bentuk tabel, diagram batang, diagram lingkaran, dan lain sebagainya. Peserta didik harus mampu membuat apa yang diketahui dan di tanya

b. Merencanakan pemecahan masalah, setelah peserta didik mengetahui serta memahami permasalahan tersebut, maka langkah selanjutnya adalah peserta didik harus mampu menentukan pemecahan masalah apa yang diminta di dalam soal yang cocok untuk permasalahan yang di ajukan. Ketika soal meminta untuk merubah dalam bentuk tabel, maka peserta didik harus mampu merencanakan apa saja bagian-bagian yang dibutuhkan dalam tabel tersebut

c. Melaksanakan perencanaan, setelah mengetahui perencanaan yang tepat maka peserta didik akan melaksanakan perencanaan tersebut. Ketika peserta didik sudah mengetahui bagian-bagian yang dibutuhkan dalam merubah data dalam bentuk tabel, maka selanjutnya peserta didik sudah mampu memasukan data-data yang di peroleh dalam soal ke dalam tabel.

d. Melihat kembali pemecahan masalah, setelah tabel terisi dengan lengkap, maka peserta didik harus melihat kembali apakah data yang dimasukan ke dalam tabel tersebut sudah tepat atau belum.

6. Video pembelajaran dibagi menjadi beberapa kegiatan belajar sesuai dengan indikator pembelajaran. Dimana indikator pertama adalah mampu merubah data ke dalam bentuk tabel, kedua meyajikan data ke dalam bentuk diagram batang, ketiga menyajikan data ke dalam bentuk diagram garis, dan yang terakhir yaitu menyajikan data ke dalam bentuk diagram lingkaran.

7. Video pembelajaran diedit dengan menggunakan beberapa aplikasi pengeditan video. Pada pengembangan video pembelajaran matematika dengan metode flip learning ini aplikasi yang digunakan

42

adalah Movie Maker, Movavi Video Editor, VivaVideo, dan KineMaster. Dengan gabungan penggunaan beberapa aplikasi tersebut, maka terciptalah sebuah video pembelajaran matematika pada materi statistika yang siap untuk diterapkan.

Aplikasi yang dominan digunakan dalam pembuatan video pembelajaran matematika ini adalah aplikasi KineMaster. Adapun langkah-langkah menggunakan aplikasi KineMaster adalah sebagai berikut:

a. Jika ingin memulai untuk mengedit video, pilih empty project atau proyek kosong

b. Tambahkan media yang diinginkan

c. Lalu atur kecepatan video sesuai dengan kebutuhan durasi atau sesuai dengan selera masing-masing, kita bisa mengaturnya dengan memencet video bagian yang mana yang akan dipercepat atau diperlambat, lalu pilih opsi speed control atau control kecepatan pada menu bagian kanan;

d. Potong bagian video yang tidak diperlukan dengan cara memencet bagian video yang ingin dipotong lalu pilih opsi yang bergambar gunting pada menu sebelah kanan, lalu potong bagian video yang kalian mau dengan menggeser garis untuk gunting;

e. Tambahkan musik atau nada-nada dengan cara pilih opsi yang berlogo musik pada menu sebelah kanan;

f. Jika ingin memotong suatu bagian music lakukan hal yang sama seperti halnya memotong video;

g. Jika ingin membuang sebuah bagian video atau lagu secara keseluruhan yang harus dilakukan adalah pencet video atau lagu yang ingin dibuang lalu pilih opsi yang bergambar sampah pada menu sebelah kiri;

h. Tambahkan background atau sampul pada awal atau akhir video dengan cara memilih opsi media dan tambahkan background lalu pilih sampul mana yang disukai;

i. Jika ingin menambahkan tulisan-tulisan atau kata-kata, yang harus dilakukan adalah memillih opsi layer atau lapisan pada menu sebelah kanan, lalu ketik tulisan yang diinginkan;

j. Jika ingin mengubah font atau gaya tulisan, yang harus dilakukan adalah memencet tulisan lalu memilih opsi gaya tulisan dan warna pada menu sebelah kanan;

Penjelasan serta fungsi mengenai menu dan ikon-ikon yang terdapat pada aplikasi KineMaster dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.2. Menu pada Aplikasi KineMaster Penjelasan dari gambar 2.1 adalah sebagai berikut :

a. Nomor 1 berfungsi untuk menambahkan media seperti video atau foto

b. Nomor 2 berfungsi untuk menambahkan musik

c. Nomor 3 berfungsi untuk menambahkan audio rekaman

d. Nomor 4 berfungsi untuk menambahkan lapisan berupa teks, gambar, stiker dan hand writing

e. Nomor 5 berfungsi untuk preview video yang belum disimpan f. Nomor 6 menu umum dalam pengeditan

g. Nomor 7 lokasi tampilan video yang diedit h. Nomor 8 tempat mengedit video

i. Nomor 9 berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan video yang telah di edit.

44

H. Validitas, Praktikalitas, dan Efektivitas 1. Validitas

Validitas merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk yang dihasilkan sudah layak atau belum. Artinya, untuk menentukan suatu produk seperti video pembelajaran yang dikembangkan sudah layak atau belum untuk dipakai terlebih dahulu harus divalidasi.

Validasi merupakan suatu proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak (Sugiyono, 2007: 302). Jadi, validitas merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk yang dihasilkan sudah layak atau belum. Validitas terdiri atas beberapa bagian, yaitu:

a. Validitas Isi

Validitas isi adalah validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisisan, penelusuran atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam produk. (Anas, 2007: 163)

b. Validitas Konstruk

Konstruk adalah konsep yang dapat diobservasi dan dapat diukur (Arifin, 2009: 257). Validitas konstruk sering juga disebut validitas logis. Validitas konstruk berkenaan dengan pertanyaan hingga mana suatu tes betul-betul dapat mengobservasi dan mengukur fungsi psikologi yang merupakan deskripsi prilaku peserta didik yang akan diukur oleh tes tersebut. Validitas konstruk banyak dikenal dan digunakan dalam tes-tes psikologis, untuk mengukur gejala perilaku yang abstrak, seperti kesetiakawanan, kematangan emosi, sikap, motivasi, minat, dan sebagainnya.

c. Validitas Muka

Validitas ini menggunakan kriteria yang sangat sederhana, karena hanya melihat dari sisi muka atau tampilan dari produk itu sendiri (Arifin, 2009: 248). Jika suatu produk secara sepintas telah

dianggap bagus penampilannya maka dapat dikatakan produk tersebut memenuhi syarat validitas muka.

Validitas adalah suatu alat ukur yang dapat mengukur apa yang hendak diukur dengan tepat. Validitas digunakan untuk mengukur kelayakan suatu produk atau tidak dalam penggunaannya. Secara khusus BSNP (2013) mengungkapkan kriteria mutu (standar) suatu produk dianggap layak sebagai bahan pelajaran, yaitu :

a. Kelayakan isi/materi b. Kelayakan penyajian c. Kelayakan bahasa

d. Kelayakan kegrafikan (pusat kurikulum dan pembukuan, 2013) Kriteria mutu kelayakan suatu produk dapat dilihat dari : a. Kelayakan Isi

Beberapa aspek komponen dari kelayakan isi/materi yaitu : 1) Cakupan materi

Butir- butir yang harus dipenuhi, yaitu:

a) Kelengkapan materi, yaitu materi yang disajikan minimal mendukung pencapaian tujuan seluruh kompetensi dasar.

b) Keluasan materi, yaitu materi yang disajikan menjabarkan substansi minimal (konsep, prinsip, prosedur, teori dan fakta) yang mendukung seluruh pencapaian kompetensi dasar.

c) Kedalaman materi, yaitu uraian materi merefleksikan kompetensi dengan kecakapan hidup (keterampilan personal, sosial, pra-vokasional, vokasional dan akademik) yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik untuk mendukung pencapaian kompetensi dasar.

2) Keakuratan materi

Butir- butir yang harus dipenuhi, yaitu:

a) Keakuratan konsep, yaitu konsep disajikan secara benar dan tepat.

b) Keakuratan prosedur, yaitu materi yang disajikan menjelaskan kebutuhan jenis bahan, alat dan langkah-langkah kerja secara runtut dan benar sesuai dengan prinsip keselamatan kerja dan prinsip kesehatan sesuai disertai dengan ilustrasi yang tepat.

c) Keakuratan ilustrasi, yaitu ilustrasi dalam bentuk narasi atau gambar/ foto/ simbol, serta bentuk ilustrasi lainnya benar dan tepat sesuai tingkat perkembangan peserta didik.

d) Keakuratan fakta, yaitu fakta yang disajikan sesuai dengan kenyataan dan membangun pemahaman yang benar tentang konsep.

46

3) Relevansi

Butir- butir yang harus dipenuhi, yaitu:

a) Sesuai dengan perkembangan peserta didik, yaitu materi sesuai dengan perkembangan emosi, intelektual, fisik, perseptual, sosial, dan kreatifitas subjek pembelajaran.

b) Sesuai dengan teori pendidikan/ pembelajaran, yaitu uraian materi memiliki landasan teori pendidikan/ pembelajaran.

c) Sesuai dengan nilai sosial budaya, tidak bias gender, dan peka terhadap isu SARA, yaitu tidak bertentangan dengan isu norma, etika budaya lokal dan tidak bias gender, serta menghindari hal yang dapat menimbulkan konflik bernuansa SARA.

d) Sesuai dengan kondisi kekinian, yaitu informasi yang disajikan bersifat aktual dan mengacu pada rujukan terbaru.

b. Kelayakan penyajian

Aspek ini terdiri dari beberapa komponen, yaitu:

1) Kelengkapan sajian

Butir- butir yang harus dipenuhi, yaitu:

a) Bagian awal, yaitu kelengkapan bagian awal meliputi: sampul, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar tampilan dan pendahuluan.

b) Bagian inti, yaitu kelengkapan bagian inti meliputi: uraian bab, ringkasan bab, ilustrasi (gambar), latihan dan evaluasi/ refleksi.

c) Bagian akhir, yaitu kelengkapan bagian akhir meliputi: daftar pustaka dan lampiran.

2) Penyajian informasi

Butir- butir yang harus dipenuhi, yaitu:

a) Keruntutan, yaitu uraian bersifat sistematis.

b) Kekoherenan, yaitu informasi yang disajikan memiliki keutuhan makna (saling mengikat sebagai satu kesatuan).

c) Kekonsistenan, yaitu kekonsistenan dalam penggunaan istilah, konsep dan penjelasan lainnya.

d) Keseimbangan, yaitu banyaknya uraian materi bersifat proporsional (adanya keseimbangan).

3) Penyajian pembelajaran

Butir- butir yang harus dipenuhi, yaitu:

a) Berpusat kepada peserta didik, yaitu penyajian materi menempatkan peserta didik sebagai subjek pelajaran.

b) Mendorong eksplorasi, yaitu menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik.

c) Mengembangkan pengalaman, yaitu memperoleh pengetahuan, sikap, nilai dan pengalaman sehari-hari.

d) Memacu kreatifitas, yaitu memacu peserta didik untuk mengembangkan keunikan gagasan.

e) Memuat evaluasi kompetensi, yaitu memuat penilaian terhadap pencapaian kompetensi (tidak sekedar penilaian kognitif).

c. Kelayakan bahasa

Aspek ini terdiri dari beberapa komponen, yaitu:

1) Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku Butir- butir yang harus dipenuhi, yaitu:

a) Ketepatan tata bahasa, yaitu kalimat yang digunakan untuk menyampaikan pesan, mengacu pada tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.

b) Ketepatan ejaan (sesuai EYD), yaitu ejaan yang digunakan pada pedoman ejaan yang disempurnakan.

2) Sesuai dengan perkembangan peserta didik Butir- butir yang harus dipenuhi, yaitu:

a) Sesuai dengan perkembangan berpikir peserta didik, yaitu bahasa yang digunakan untuk menjelaskan konsep, menunjukkan contoh, dan memberikan tugas, sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif (berpikir) peserta didik.

b) Bahasa yang digunakan untuk menjelaskan konsep, menunjukkan contoh dan memberikan tugas, sesuai dengan perkembangan peserta didik.

d. Kelayakan kegrafikan 1) Ukuran

Butir- butir yang harus dipenuhi, yaitu:

a) Kesesuaian ukuran dengan standar.

b) Kesesuaian ukuran dengan materi.

2) Desain cover

Butir- butir yang harus dipenuhi, yaitu:

a) Penampilan unsur tata letak yang konsisten (sesuai pola).

b) Menampilkan pusat pandang yang baik.

c) Memiliki kekontrasan yang baik 3) Desain isi

Butir-butir yang harus dipenuhi, yaitu : a) Kekonsistenan tata letak

b) Penampilan yang menarik c) Kekontrasan yang baik

d) Keserasian warna, tulisan, dan gambar

Jadi, jenis validitas yang digunakan pada video pembelajaran matematika melalui metode flip learning untuk melihat apakah kriteria mutu (standar) berdasarkan BSNP sudah ada pada video atau belum.

Kriteria mutu (standar) suatu produk berdasarkan BSNP tersebut antara lain:

a. Kelayakan isi / materi b. Kelayakan penyajian c. Kelayakan bahasa

48

d. Kelayakan kegrafikan

Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan diuji menggunakan tiga validitas, sedangkan untuk menguji angket respon dan RPP digunakan dua validitas yaitu validitas isi dan validitas muka.

a. Validitas isi (content validity)

Validitas isi yang dimaksud pada video pembelajaran matematika pada materi statistika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah meliputi :

1) Ketetapan, yaitu kesesuaian video pembelajaran matematika pada materi statistika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dengan materi pembelajaran dan teori, dimana materi yang dimuat dalam video sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang harus dicapai pada materi statistika. Sedangkan teori, apakah video yang dikembangkan sesuai dengan teori-teori yang ada (tidak imajinasi pembuat video), dan materi yang dimuat sesuai dengan buku sumber yang relevan.

2) Kepentingan, yaitu kesesuaian video pembelajaran matematika pada materi statistika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dengan tujuan video dikembangkan yang mengacu pada kurikulum 2013, materi yang dimuat dalam video sudah sesuai dengan tujuan dan indikator pembelajaran.

3) Kelengkapan, yaitu kesesuaian video pembelajaran matematika pada materi statistika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dengan lingkungan dan fasilitas pendukung, dimana video yang dikembangkan sesuai dengan lingkungan peserta didik sebagai pengguna, fasilitas yang menunjang untuk digunakannya video pembelajaran.

4) Minat/perhatian, yaitu kesesuaian video pembelajaran matematika pada materi statistika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dengan identifikasi masalah, dimana video pembelajaran matematika yang dikembangkan dapat menimbulkan minat belajar

matematika peserta didik, video yang dikembangkan dapat memotivasi peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan.

5) Kesesuaian dengan situasi peserta didik, yaitu kesesuaian video pembelajaran matematika pada materi statistika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dengan karakteristik pembelajaran atau peserta didik, dimana video pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik sebagai pengguna yaitu peserta didik SMP, video pembelajaran matematika yang dikembangkan telah sesuai dengan karakteristik video pembelajaran matematika pada materi statistika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah seperti pada kajian teoritis, media yang dikembangkan telah memuat latihan-latihan soal yang memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret.

6) Sesuai dengan perkembangan peserta didik

Pada video pembelajaran matematika pada materi statistika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yang dikembangkan, dimana video yang dikembangkan sesuai dengan perkembangan berpikir peserta didik, yaitu bahasa yang digunakan untuk menjelaskan konsep, menunjukkan contoh, dan memberikan tugas, sesuai dengan perkembangan kognitif (berpikir) peserta didik.

b. Validitas konstruk (construct validity)

Validitas konstruk yang dimaksud pada video pembelajaran matematika pada materi statistika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis indikatornya meliputi :

1) Keterbacaan, maksudnya pada video pembelajaran matematika pada materi statistika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dimana video pembelajaran matematika yang dikembangkan menggunakan kalimat yang

50

sederhana, jelas, dan mudah dipahami. Selain itu, video pembelajaran matematika yang dikembangkan memiliki tata urutan pembelajaran yang sistematis.

2) Mudah digunakan, maksudnya pada video pembelajaran matematika pada materi statistika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yang dikembangkan sesuai dan mudah dipahami oleh peserta didik SMP sebagai pengguna (akses/acess).

3) Kualitas tampilan/tayangan, maksudnya pada video pembelajaran matematika pada materi statistika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yang dikembangkan dapat menciptakan interaksi dua arah yaitu antara pengguna video tersebut (interactivity), video yang dikembangkan memiliki daya saing terhadap video pembelajaran lain (novelty/kebaruan).

4) Kualitas penanganan jawaban, maksudnya pada video pembelajaran matematika pada materi statistika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yang dikembangkan dapat mengevaluasi hasil latihan peserta didik.

c. Validitas muka (face validity)

Validitas muka dari suatu video pembelajaran adalah dengan penggunaan bahasa yang sesuai dengan EYD (ejaan yang disempurnakan) dan tingkat kemampuan perkembangan peserta didik.

Validitas muka yang dimaksud pada video pembelajaran matematika pada materi statistika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah indikatornya yaitu :

1) Ketepatan tata bahasa

Pada video pembelajaran matematika pada materi statistika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yang dikembangkan digunakan untuk menyampaikan pesan, mengacu pada tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2) Ketepatan ejaan (sesuai EYD)

Pada video pembelajaran matematika pada materi statistika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yang dikembangkan sesuai dengan ejaan yang digunakan pada pedoman ejaan yang disempurnakan.

Validitas ini dilakukan dengan menghadirkan para pakar/ahli untuk melihat kevalidan produk yang dirancang. Setiap pakar diminta untuk menilai produk tersebut, sehingga dapat diketahui kelemahan dari produk yang dibuat (Sugiyono, 2007 : 414). Validator diminta untuk menilai video pembelajaran matematika pada materi statistika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis. Adapun validator yang peneliti minta untuk menilai video pembelajaran matematika pada materi statistika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis adalah dua orang dosen matematika IAIN Batusangkar yaitu Ibu Vivi Ramdhani, M.Si dan Bapak Amral, M.Si, selanjutnya satu orang guru matematika di SMPN 6 Kapur IX, Ibu Yupasni S.Pd.

Margono (2007 : 186) mengatakan Instrumen dapat dikatakan valid untuk mengukur tujuan yang satu, tapi tidak valid untuk tujuan yang lain. Suatu produk yang dikembangkan sudah valid untuk mengukur suatu tujuan tertentu, tapi jika produk tersebut digunakan untuk tujuan yang lain belum tentu produk tersebut valid.

Video pembelajaran matematika pada materi statistika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang peneliti kembangkan bertujuan untuk mengetahui validitas dan praktikalitas video pembelajaran matematika untuk peserta didik SMPN 6 Kapur IX. Jika video pembelajaran matematika valid untuk peserta didik SMPN 6 Kapur IX, belum tentu video tersebut juga valid untuk peserta didik SMP disekolah yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan peserta didik di sekolah yang satu belum tentu sama dengan kebutuhan peserta didik di sekolah lainnya.

52

2. Praktikalitas

Salah satu hal yang sangat penting diperhatikan dalam suatu produk yang dihasilkan adalah kepraktisannya. Kepraktisan adalah suatu kualitas yang menunjukkan kemungkinan dapat dijalankannya suatu kegunaan umum dari suatu teknik penilaian, dengan mendasarkannya pada biaya, waktu, kemudahan penyusunan dan penskoran serta penginterpretasian hasil-hasilnya (Ngalim, 2008: 137). Kepraktisan diartikan pula sebagai kemudahan dalam penyelenggaraan, membuat instrumen, dan dalam pemeriksaan atau penentuan keputusan yang

Salah satu hal yang sangat penting diperhatikan dalam suatu produk yang dihasilkan adalah kepraktisannya. Kepraktisan adalah suatu kualitas yang menunjukkan kemungkinan dapat dijalankannya suatu kegunaan umum dari suatu teknik penilaian, dengan mendasarkannya pada biaya, waktu, kemudahan penyusunan dan penskoran serta penginterpretasian hasil-hasilnya (Ngalim, 2008: 137). Kepraktisan diartikan pula sebagai kemudahan dalam penyelenggaraan, membuat instrumen, dan dalam pemeriksaan atau penentuan keputusan yang

Dokumen terkait