• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 PELELANGAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

4) Volume Usaha Koperasi Perikanan Mina Jaya

Ada berbagai macam usaha yang dilakukan oleh Koperasi perikanan Mina Jaya sebagai sumber pendapatan antara lain dalam bidang usaha umum, unit simpan pinjam dan penyelenggaraan pelelangan. Berikut adalah rincian jenis-jenis usaha Koperasi perikanan Mina Jaya sabagai sumber pendapatan:

(1) Usaha umum

Pada tahun 2008, jumlah pemasukan yang berhasil dikumpulkan oleh Koperasi perikanan Mina Jaya adalah sebesar Rp.96.217.488. Jumlah tersebut paling banyak berasal dari unit usaha lain-lain sebesar 17%, unit usaha penyewaan lapak sebesar 17%, unit usaha peminjaman kredit sebesar 17%, unit usaha tenaga kerja bongkar muat sebesar 15% dan unit usaha penyewaan trays sebesar 14%. Selama periode tahun 2006–2008, jumlah pemasukan nelayan terus berkurang dikarenakan oleh jenis usaha dock sudah tidak dikelola oleh koperasi sejak tahun 2008, masih banyaknya jenis usaha yang mengalami penurunan pemasukan dan masih adanya data pemasukan yang belum terakumulasi (Tabel 15) .

Selama tahun 2006 sampai 2007 dari sembilan jenis usaha tersebut di atas, jenis usaha yang paling banyak mempengaruhi pemasukan Koperasi Perikanan Mina Jaya adalah pemasukan yang berasal dari dock atau usaha perbaikan dan perawatan kapal karena usaha dock masih dikelola oleh koperasi namun sejak tahun 2008 usaha ini dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Balai Teknologi Penangkapan Ikan (UPT BTPI) sehingga mengakibatkan penurunan yang drastis pada pemasukan Koperasi perikanan Mina Jaya.

Tabel 15 Jenis usaha umum Koperasi Perikanan Mina Jaya, 2006–2008 Keterangan 2006 (Rp) 2007 (Rp) 2008 (Rp) 1. Unit Garam a. Garam Pelabuhan 51.401.950 39.573.475 923.300 b. Garam PHPT 19.991.050 14.382.000 2.485.500 2. Minyak Tanah a. Pelabuhan 470.000.000 470.050.000 - b. Dock 528.750.000 206.300.000 - c. PHPT 379.500.000 206.300.000 - 3. Air PAM 18.063.790 19.389.085 - 4. Oli 400.000 400.000 60.000 5. MCK 5.980.000 12.704.400 5.943.984 6. Jasa a. Kerjasama KPNDP DKI 14.940.000 - - b. Tenaga kerja pelabuhan 5.475.000 500.000 2.270.000 c. Tenaga kerja BM 6.000.000 8.670.000 14.565.000 d. Gudang/rumah 14.525.000 114.900.000 4.050.000 e. Lapak 11.000.000 16.500.000 16.500.000 f. Pinjaman kredit 27.382.000 25.512.572 16.141.500 g. Giro/tabungan 14.382.000 1.877.604 695.204 h. Administrasi KTA 14.388.192 250.000 2.043.000

i. Fee Garam Pel/PHPT 1.378.000 - -

j. Wartel 992.865 - -

k. Trays 25.315.000 29.962.000 13.805.000

l. Lain-lain 3.491.000 10.511.388 16.735.000

Jumlah 1.603.230.847 1.177.782.524 96.217.488

Sumber: Koperasi Perikanan Mina Jaya 2008

(2) Unit penyelenggaraan pelelangan ikan

Pada era sebelum reformasi, tempat pelelangan ikan (TPI) di DKI Jakarta dikelola langsung oleh Dinas Perikanan DKI Jakarta, namun setelah era reformasi TPI Muara Angke dikelola Koperasi Perikanan Mina Jaya. Pengelolaan ini didasarkan pada:

a. Perda No.3 tahun 1999;

b. SK Gubernur DKI Jakarta No.3 tahun 1999 tanggal 26 Januari 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pelelangan Ikan oleh Koperasi Perikanan di DKI Jakarta;

75

c. SK Gubernur DKI Jakarta No: 3277/1999 tanggal 29 Juni 1999 tentang Penunjukan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta sebagai Penyelenggara Pelelangan Ikan di TPI Muara Angke; dan

d. SK Gubernur Propinsi DKI Jakarta No: 993/2002 tanggal 17 Juni 2002 tentang Penunjukan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta sebagai Penyelenggara Pelelangan Ikan di TPI Muara Angke.

Pendapatan yang diterima Koperasi Perikanan Mina Jaya sebagai penyelenggara pelelangan ikan di TPI Muara Angke berasal dari pungutan retribusi. Pungutan retribusi sebesar 5% oleh Koperasi perikanan Mina Jaya berdasarkan SK Gubernur No: 2074/200 tanggal 10 Agustus 2000, tentang Penetapan Presentase Pengenaan Retribusi Pemakaian Tempat Pelelangan Ikan Dan Biaya Penyelenggaraan Pelelangan Ikan oleh Koperasi Perikanan Mina Jaya. Pungutan berasal dari nelayan sebesar 3% dan bakul sebesar 2%, sedangkan bagian Koperasi perikanan Mina Jaya sebesar 2% dari 5% retribusi yang diterima.

Berikut realisasi retribusi pelelangan ikan di TPI Muara Angke ditampilkan pada Tabel 16.

Tabel 16 Realisasi retribusi pelelangan ikan, 2006–2008

Tahun Produksi (Kg) Omzet (Rp) Retribusi 5%

(Rp) Bagian Mina Jaya (Rp) 2006 10.625.824 35.782.322.780 1.789.116.139 715.646.455 2007 9.307.945 34.025.290.800 1.701.264.540 680.505.816 2008 6.464.709 28.972.929.810 1.448.646.490 579.458.596 Jumlah 26.398.478 98.780.543.390 4.939.027.169 1.975.610.867

Sumber: Koperasi Perikanan Mina Jaya 2008

Tabel 16 menunjukkan bahwa pada tahun 2008 penerimaan Koperasi perikanan Mina Jaya adalah sebesar Rp.579.458.596,00. Jumlah penerimaan ini selalu berkurang selama rentan tahun 2006 sampai 2008. Berdasarkan tabel, berkurangnya penerimaan ini dikarenakan oleh semakin menurunnya jumlah produksi perikanan setiap tahunnya.

Sebagian retribusi pelelangan dikembalikan kepada nelayan sebagai dana sosial dalam berbagai bentuk seperti asuransi, dana paceklik dan tabungan. Dana sosial yang diberikan oleh pihak Koperasi perikanan Mina Jaya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan. Bagian retribusi Koperasi Perikanan Mina Jaya digunakan untuk keperluan biaya-biaya pelaksanaan kegiatan (Tabel 17).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua I Koperasi perikanan Mina Jaya Muara Angke, asuransi diberikan kepada nelayan jika terjadi kecelakaan di laut maupun darat, asuransi jika ada nelayan yang meninggal dan asuransi lainnya. Namun beliau mengatakan bahwa asuransi yang diberikan masih ditujukan bagi sebagian kecil nelayan saja karena kerterbatasan dana yang dimiliki Koperasi perikanan Mina Jaya. Selain asuransi koperasi perikanan Mina Jaya juga mengeluarkan dana paceklik dalam bentuk sembako. Dana yang dikeluarkan Koperasi perikanan Mina Jaya dapat dilihat pada Tabel 18.

Menurut Yustiarani (2008), tabungan nelayan dan bakul berlaku untuk nelayan-nelayan penetap yang merupakan anggota Koperasi perikanan Mina Jaya. Kebanyakan nelayan yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPI Muara Angke merupakan nelayan pendatang dari luar Jakarta sehingga mereka tidak ada yang menabung dan hanya akan merasakan dana sosial berupa asuransi dan dana paceklik yang dikeluarkan oleh koperasi. Menurut wawancara dengan Ketua I Koperasi bahwa hak nelayan yang tidak terdaftar sebagai anggota Koperasi perikanan Mina Jaya hanya mendapatkan asuransi jiwa dan dana paceklik yang dikeluarkan melalui pemilik atau pengurus kapal.

Tabel 17 Pembagian pembiayaan kegiatan dari hasil retribusi pelelangan

Jenis biaya Persentase dari 2% bagian koperasi (%) Persentase dari seluruh retribusi (%)

1. Biaya penyelenggaraan lelang

a.Biaya lelang 42,50 0,85

b.Biaya keamanan dan

kebersihan 5,00 0,10

c. Biaya pembinaan dan

pengawasan 7,50 0,15

2. Dana sosial

a.Asuransi nelayan 7,50 0,15

b.Dana paceklik 7,50 0,15

c.Tabungan nelayan dan bakul 10,00 0,20

3. Biaya administrasi perkantoran

a.Biaya kantor 7,50 0,15

b.Telepon, air dan listrik 2,50 0,05

c.Biaya pemeliharaan 10,00 0,2

77

Tabel 18 Dana yang dikeluarkan untuk kesejahteraan nelayan, 2006–2008

Uraian 2006 (Rp) 2007 (Rp) 2008 (Rp) 1. Tabungan nelayan 28.185.601 26.236.974 33.202.977 2. Tabungan bakul 42.278.402 39.355.026 22.135.318 3. Asuransi 80.386.150 57.290.000 25.720.000 4. Dana paceklik 77.885.150 75.200.000 29.141.250 Jumlah 228.735.303 198.082.000 135.334.863

Sumber: Koperasi Perikanan Mina Jaya 2008

5.2.2Seksi pelelangan ikan UPT PKPP dan PPI Muara Angke

Seksi pelelangan ikan adalah bagian kerja dari UPT PKPP dan PPI Muara Angke yang secara khusus membantu mengurus dan memantau proses pelelangan ikan di TPI Muara Angke. Sesuai dengan Peraturan Daerah, Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 tahun 2001 tentang bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat Sekretariat Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan pasal 40 Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 25 tahun 2002 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta, Pembentukan Susunan dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta, tugas pokok seksi pelelangan ikan adalah (UPT PKPP dan PPI Muara Angke 2008):

a. Melaksanakan pemantauan dan penyelenggaraan pelelangan ikan; b. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan tempat pelelangan ikan; c. Melakukan pemeliharaan sanitasi dan higiene tempat pelelangan ikan; d. Melaksanakan pemantauan penanganan mutu hasil perikanan di lokasi

pelelangan ikan;

e. Melaksanakan peningkatan kemampuan tata cara penyelenggaraan pelelangan ikan;

f. Melaksanakan pemantauan dan pencatatan pemasukan ikan dan hasil laut lainnya baik dari laut maupun dari luar daerah di pelabuhan dan pangkalan pendaratan ikan;

g. Melaksanakan pemungutan retribusi pemakaian tempat pelelangan ikan; dan h. Melaksanakan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan operasional;

Berdasarkan uraian tugas-tugas di atas, seksi pelelangan ikan UPT PKPP dan PPI Muara Angke memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap baik dan buruknya proses pelelangan di TPI Muara Angke. Tidak berjalan dengan baiknya proses pelelangan hasil tangkapan di TPI Muara Angke juga adalah tanggung jawab dari seksi pelelangan UPT PKPP dan PPI Muara Angke. Hal ini diakui oleh kepala seksi pelelangan ikan UPT PKPP dan PPI Muara angke yang menyebutkan bahwa belum optimalnya kinerja yang dilakukan pihaknya sehingga proses pelelangan di PPI Muara angke belum maksimal. Beliau juga meminta dukungan dari pihak pelaksana pelelangan yakni Koperasi perikanan Mina Jaya serta masyarakat khususnya nelayan dan pedagang ikan untuk membantu meningkatkan kualitas pelelangan di PPI Muara Angke.

Dalam meningkatkan kualitas pelelangan serta untuk memajukan TPI di PPI Muara Angke, pengelola TPI PPI Muara Angke telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pelayanan baik secara administrasi maupun kelancaran dan ketepatan pelayanan. Peningkatan pelayanan tersebut adalah sebagai berikut (UPT PKPP dan PPI Muara Angke 2008):

a. Peningkatan pelayanan bongkar sesuai keseimbangan timbang;

b. Peningkatan pelayanan timbang berikut form catatan timbangan yang harus ditandatangani juru timbang dan pemilik ikan;

c. Penertiban lelang meliputi penertiban jenis dan mutu ikan;

d. Peningkatan pecatatan bakul melalui form yang telah terprogram agar dengan cepat dapat mengetahui limit nilai lelang setiap peserta sesuai dengan uang jaminan yang telah disetorkan ke kasir TPI;

e. Komputerisasi atau masuknya sistem komputer dimulai dari data bakul sampai data struk tagihan kepada pemenang lelang dan struk pembayaran untuk pemilik ikan;

f. Pembuatan kartu peserta lelang; g. Pemagaran gedung TPI; dan

6 KEMAMPUAN PELELANGAN HASIL TANGKAPAN DI