organisasi dan riset ilmiah.
tidak boleh menjadi kepala negara dalam suatu negara yang tidak mengenal mekanisme kontrol.
Manakala tidak ada lembaga-lembaga lain yang melakukan intervensi terhadap pemerintah, raja atau sultan, maka kepala negara berkuasa semaunya. Kalau ada mekanisme kontrol, peme- rintahan diatur bersama. Lalu mengapa tidak dibolehkan? (adist Nabi Muhammad saw itu diucapkan dalam kondisi perempuan masih memprihatinkan. (emat Andi Syamsu Alam yang disebut dengan ashbabul wurudil hadits dan harus dipahami pada tingkat
perkembangan kemajuan perempuan dewasa ini jika dibanding- kan pada masa awal )slam.
Alasan lain, istri Rasulullah SAW selalu memberikan fatwa- fatwa hukum dan kedudukan fatwa saat itu besar sekali artinya bila dipandang dari aspek hukum. )tulah sebabnya Departemen Agama membuka )A)N di seluruh )ndonesia yang disempurnakan dengan Fakultas Syariah untuk melahirkan sarjana-sarjana sya- riah laki-laki dan perempuan. Dengan demikian, Departemen Agama secara tak langsung membuka peluang pengangkatan hakim perempuan.
Ada asumsi bahwa perempuan sulit menegakkan keadilan, tapi ternyata di )ndonesia ada saja hakim perempuan yang dipuji seba- gai hakim yang baik karena prestasinya menjalankan tugas pene- gakan hukum. Kendatipun pendapat ini masih menjadi perdebatan dalam ujian, namun kenyataannya bahwa setelah lahirnya Undang- Undang Nomor Tahun tentang Perkawinan, Direktur Peradilan Agama (. Wasit Aulawi, MA., telah mengangkat beratus- ratus hakim perempuan guna mengisi jabatan hakim Pengadilan Agama di seluruh )ndonesia.
Tepat pada tanggal Oktober , di depan dewan penguji yang terdiri atas Prof. Dr. (.M. Quraish Syihab, MA., mantan menteri agama R) dan Prof. Dr. (j. Andi Rasdianah Amir mantan Dirjen Binbaga )slam dan Rektor )A)N Alauddin Makassar , Andi Syamsu Alam dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar
Doktorandus Drs .
PANGKEP, . )jazah masih tersimpan di dalam koper besar, baju kemeja berwarna putih dan celana hitam sudah dijemur. Pikiran ASA hanya satu, harus bekerja dan bekerja. )a memilih menjadi guru pada pesantren putri )MM)M Minasa Te ne Pangkep. Masih dekat dari kampung halaman dan kepala sekolahnya mengenal ASA. Di pesantren putri, )a mengajar ilmu fikih, tafsir, dan ilmu Al-Qur an. ASA mau mengembangkan ilmu selama di )A)N, selebihnya terus menimba ilmu dari beberapa ulama dan tokoh pendidikan di sana.
Rupanya menjadi guru zaman itu sangat menarik, guru dihormati dan disegani, beda dengan zaman sekarang, guru dia- jak berkelahi, ceritanya kembali mengenang. Andi Syamsu Alam sa ngat dihargai pihak pesantren dan santri putri, berbekal penge- tahuan di )A)N dan petuah orangtua dan motivasi istri, ASA terus bersemangat mengajar para santri. Alhasil, di tahun itu pula,
pimpinan Muhammadiyah di Pangkep meng angkatnya menjadi wakil direk- tur PGA Muhammadiyah Labakkang.
MAKASSAR, Tahun . “Ada tim Departemen Agama kemaren, dia mengundang kamu ke Makassar!. Dia bilang, Syam harus mengikuti tes hakim peradilan agama!”, tutur (aji
Andi Mukhtar. ASA bingung dalam
hati tapi senang, karena ada juga yang membutuhkan dan mengingatnya kala itu.
Esoknya Andi Syamsu Alam men- datangi Departemen Agama Makas- sar, menurut keterangan panitia dibutuhkan sebanyak orang calon hakim peradilan agama saat itu, namun tidak mencukupi karena sar- jana yang bergelar sarjana syariah tidak banyak, masih susah mencari sarjana lulusan Fakultas Syariah )A)N, apalagi di Makassar.
Dengan ikhlas dan istiqamah, Andi Syamsu Alam mengikuti tes peneri- maan calon hakim peradilan agama, ujiannya masalah fikih, ayat-ayat hukum dan hadits hukum, selebihnya soal hukum acara peradilan agama.
PANGKAJENE KEPULAUAN, Feb- ruari . Tepat tanggal lahir ASA Februari. )a menerima SK dari tim Departemen Agama yang menyatakan lulus menjadi hakim Pengadilan Agama dan diangkat menjadi hakim pertama kali di Pengadilan Agama Pangkep. Kantornya kecil, buruk, dan belum ada AC seperti sekarang ini. Dinding kantor terbuat dari kayu beratap seng tua, kalau hujan deras banyak tetesan air di mana-mana. Ter- letak di atas rawa-rawa di belakang kantor Departemen Agama yang sudah bagus gedungnya. Sebenarnya tidak layak disebut kantor karena bentuknya adalah sebuah rumah tua berlantai papan yang kotor dan bau, mesin ketik ada dua, satu yang pan- jang dan satu lagi agak pendek, belum ada kendaraan dinas apalagi rumah
dinas, tidak ada uang transport dan uang makan karena memang hanya sekadar gaji saja.
ASA sendiri membawa makanan dari rumah dan air satu termos besar untuk bagi-bagi minum den- gan kawan-kawan. Syukur masih ada kantor dan tempat duduk, karena keba nyakan Pengadilan Agama tidak punya banyak tempat duduk apalagi tempat duduk untuk seorang pegawai baru.
Pegawai yang bekerja di sana ada tiga orang, ketuanya bernama K.(. Burhanuddin kemudian pen- siun, pegawai tersisa dua orang lagi, satu orang panitera bernama Sultan (amid dan satu orang ketua baru bernama K.(. (usain (amzah. Gena- plah kami tiga orang lalu disusul orang panitera, seorang laki-laki dan orang perempuan, urainya dengan mata bekaca-kaca.
Apa yang dirasakan oleh Pengadi- lan Agama yang lain, turut dirasakan pula Pengadilan Agama di Sulawesi Selatan. Bangunan gedung belum layak, masih sangat sederhana, semua peralatan kantor juga tidak mumpuni bahkan ada yang masih menyewa kantor sana-sini. Seperti kantor yang sudah mau bubar termasuk kantor tempat dimana Andi Syamsu Alam bertugas kala itu.
Alhamdulillah, atas pertolo-
ngan Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, setelah ASA masuk tenaga bertambah tiga orang lagi lulusan sarjana sya- riah, sehingga jumlah pegawai men- jadi enam orang untuk melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor Tahun tentang Perkawinan.
Andi Syamsu Alam menuturkan, Pengadilan Agama saat itu sama sekali
tidak dianggap oleh masyarakat, pegawai Pengadilan Agama dipan- dang sebelah mata. Orang menye- but Pengadilan Agama adalah Kuasi Peradilan pengadilan yang bukan
pengadilan sebenarnya . Alasannya secara struktural Pengadilan Agama berada di bawah Departemen Agama yang masa itu sangat kuat di bawah eksekutif atau Presiden, padahal Pengadilan Agama adalah lembaga peradilan yang berdiri sendiri. Begi- tulah keadaan dari hari ke hari sam- pai kemudian Departemen Agama memberikan perhatian pada Penga- dilan Agama Pangkep. Kami dibuat- kan kantor yang agak permanen dan difasilitasi ala kadarnya. Kendaraan dinas sangat terbatas, sehingga kami membentuk yayasan untuk membeli sendiri kendaraan, termasuk saya pada saat diangkat menjadi Ketua PTA Makassar pada tahun , imbuhnya.
Andi Syamsu Alam patut bersyu- kur melihat kondisi Pengadilan Agama ketika itu, masih ada kantor dan fasilitas walaupun belum layak. Bila mengingat kondisi Pengadilan Agama sebelum )a masuk, sangat mempriha- tinkan. Para Qadli berkantor di ser-
ambi masjid dan Qadlinya hanya satu orang saja, bila meninggal tak ada lagi penggantinya. Lalu berapa gaji Qadli? Tidak ada gaji dan tidak diberikan gaji oleh pemerintah Belanda. Mereka makan dan minum dari sumbangan masyarakat. Kerajaan yang mengang- kat para Qadli dan kerajaan yang ber- tanggung jawab tentang kehidupan- nya bukan Belanda, karena Belanda tidak pernah mau mengangkat Qadli dan memajukan peradilan agama. Jus- tru hemat Andi Syamsu Alam, Belanda