• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk Wanpretasi dalam Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor Perjanjian dalam pelaksanaannya memungkinkan untuk tidak terlaksana atau

KENDARAAN BERMOTOR DENGAN ASURANSI

A. Bentuk Wanpretasi dalam Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor Perjanjian dalam pelaksanaannya memungkinkan untuk tidak terlaksana atau

tidak sempurna, baik karena kesalahan maupun karena kekuatan memaksa namun adakalanya perjanjian tidak terlaksana sepenuhnya seperti yang disepakati bahkan perjanjian dapat tidak terlaksana sama sekali. Kondisi tidak terlaksananya perjanjian tersebut dikenal dengan istilah wanprestasi.

Menurut Pasal 1239 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang berbunyi :

“Tiap-tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu, apabila si berutang tidak memenuhi kewajibannya, mendapatkan penyelesaiannya dalam kewajiban memberikan penggantian biaya, rugi dan bunga.”52

“Wanprestasi adalah tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”.

Dalam Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, menyatakan bahwa: 53 52 Subekti, Op.Cit., hlm. 324. 53 Ibid, hlm. 346.

Dalam Pasal 1366 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan bahwa:

“Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan kelalaian atau kurang hati-hatinya”.

Hal ini menjelaskan mengenai kewajiban bertanggung jawab dalam hal wanprestasi.54

Istilah wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang berarti prestasi buruk, artinya debitur tidak memenuhi prestasinya sebagaimana yang telah ditentukan dalam perjanjian wanprestasi seorang debitur dapat berupa :55

e. Sama sekali tidak memenuhi prestasi f. Tidak tunai memenuhi prestasinya g. Terlambat memenuhi prestasinya h. Keliru memenuhi prestasinya.

Dalam perjanjian sewa beli apabila pihak penyewa melakukan salah satu dari bentuk-bentuk wanprestasi, maka untuk pelaksanaan hukumnya undang-undang menghendaki penyewa untuk memberikan pernyataan lalai kepada pihak yang menyewakan.

Dengan demikian, wanprestasi yang dilakukan oleh pihak penyewa pokoknya harus secara formal dinyatakan telah lebih dahulu, yaitu dengan memperingatkan penyewa bahwa penyewa atau pihak menghendaki pembayaran seketika atau jangka waktu pendek yang telah ditentukan. Singkatnya, hutang harus ditagih dan yang lalai harus ditegur dengan peringatan atau sommatie. Cara pemberian teguran terhadap debitur yang lalai tersebut telah diatur dalam Pasal

54

Ibid, hlm.346. 55

Hasil Wawancara dengan Bapak Indra Zaki selaku insurance staff pada PT. Summit Oto Finance Cabang Medan pada tanggal 20 Juli 2015.

1238 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menentukan bahwa teguran itu harus dengan surat perintah atau dengan akta sejenis. Yang dimaksud dengan surat perintah dalam pasal tersebut adalah peringatan resmi dari juru sita pengadilan, sedangkan yang dimaksud dengan akta sejenis adalah suatu tulisan biasa (bukan resmi), surat maupun telegram yang tujuannya sama yakni untuk memberi peringatan kepada debitur untuk memenuhi prestasi dalam waktu seketika atau dalam tempo tertentu.56

Secara umum klausula perjanjian pemilikan kendaraan bermotor pada perusahaan pembiayaan memberikan ketegasan mengenai akibat hukum dari setiap bentuk wanprestasi yang terjadi dalam perjanjian, yaitu : 57

1. Keterlambatan angsuran maupun denda keterlambatan oleh konsumen kepada perusahaan pembiayaan oleh karena alasan apapun, maka hal ini telah merupakan bukti bahwa konsumen telah melakukan wanprestasi dalam perjanjian.

2. Perusahaan pembiayaan dapat memutuskan perjanjian setiap saat bilamana konsumen melanggar ketentuan perjanjian.

Konsumen memberikan surat kuasa kepada perusahaan pembiayaan untuk bertindak sebagai kuasa konsumen dalam hal pemutusan perjanjian untuk tujuan pemilikan kembali dan penjualan kembali barang untuk memenuhi jumlah-jumlah terhutang oleh konsumen kepada perusahaan pembiayaan. Pihak pertama berhak

56

Subekti, Op.Cit., hlm. 323. 57

Hasil Wawancara dengan Bapak Indra Zaki selaku insurance staff pada PT. Summit Oto Finance Cabang Medan pada tanggal 20 Juli 2015.

meminta, mengambil, atau menarik kembali kendaraan bermotor dari pihak kedua atau pihak lain yang menguasainya.

Bentuk-bentuk wanprestasi dan akibat hukumnya dalam perjanjian sewa beli kendaraan bermotor adalah :58

1. Debitur tidak membayar angsuran, denda dan biaya-biaya lain atas suatu jumlah yang telah jatuh tempo sesuai perjanjian, yang dalam hal lewatnya waktu saja telah memberi cukup bukti bahwa debitur telah melalaikan kewajibannya menurut perjanjian yang telah disepakati, sehingga peringatan juru sita atau surat-surat lain serupa itu tidak diperlukan lagi. 2. Barang dijual, disewakan, dipindah tangankan, dialihkan atau dijaminkan

kepada pihak ketiga tanpa mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari kreditur.

3. Apabila suatu pernyataan, surat keterangan dan dokumen-dokumen yang diberikan oleh debitur dan/atau pemilik jaminan sehubungan dengan perjanjian ini ternyata tidak benar/palsu.

4. Debitur dan/atau pemilik jaminan tidak melaksanakan kewajiban atau lalai untuk memenuhi syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian.

Sehingga untuk memperkecil risiko kerugian-kerugian yang dialami oleh kreditur tersebut dengan membuat klausa-klausa dalam surat perjanjian pembiayaan konsumen, yaitu :59

58

Surat perjanjian pembiayaan konsumen PT. Jasa Motor Jaya Belawan. 59

1. Debitur menjamin tidak akan menjual, menyewakan, memindahtangakan, mengalihkan hak atau menjamin barang, kepada pihak lain selain kepada kreditur berdasarkan perjanjian fidusia yang akan ditandatangani oleh pemilik barang sebagai pemberi fidusia dan kreditur sebagai penerima fidusia sehubungan dengan perjanjian selama seluruh hutang debitur belum lunas.

2. Tidak mengirim atau mengizinkan barang tersebut dikirim atau dibawa keluar wilayah Republik Indonesia dan tidak akan mendaftarkannya dari satu pusat pendaftaraan yang lain tanpa izin tertulis lebih dahulu dari kreditur.

3. Tidak memindahkan, merubah, menghilangkan, menambah, merusak, atau dengan cara lain menggangu nomor mesin, rangka, pendaftaraan atau nomor-nomor seri atau setiap plat tanda pengenal yang terletak pada barang atau pada setiap bagiannya.

4. Menjamin penggunaan barang sebagaimana mestinya dan tidak akan mengizinkan dalam keadaan apapun seseorang mengendarai, memakai atau menjalankan barang tanpa memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) yang sah, atau memakainya untuk maksud-maksud yang melawan hukum maupun yang dilarang menurut perjanjian ini.

5. Dengan biaya sendiri menguasai dan memelihara barang agar senantiasa berada dalam keadaan baik dan dapat dipergunakan serta mengganti semua suku cadang yang tidak sempurna, hilang atau rusak dengan suku cadang yang mutu dan nilainya sama.

6. Segera memperbaharui pendaftaraan barang dan mentaati undang-undang dan peraturan-peraturan mengenai lalu lintas jalan serta memenuhi semua kewajiban biaya dan denda berkenaan dengan hal tersebut.

7. Memberitahukan letak keberadaan barang dan memperlihatkan barang apabila diminta oleh kreditur tanpa harus menyebutkan alasannya.

8. Memberi izin kepada kreditur untuk setiap saat memasuki perkarangan dan bangunan, dimana diperkirakan atau diduga barang ditempatkan, disimpan dan/atau dipakai, guna pemeriksaan dan pengujian atau pengambilan barang itu kembali tanpa atau dengan bantuan instansi yang berwenang. 9. Menyerahkan kepada kreditur :

a. Kwitansi blanko rangkap 3 (tiga) dibubuhi materai secukupnya dengan nama dan tandatangan debitur/pemilik.

b. Asli Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) dan tembusan faktur.

10.Selama jaminan fidusia belum ditandatangani dan didaftarkan, mengakui bahwa hak milik atas barang tetap berada pada kreditur, walaupun barang didalam perjanjian ini didaftarkan atas nama debitur atau pihak ketiga, karenanya debitur tidak mempunyai hak atau kepentingan apapun atas barang kecuali sebagai peminjam pakai.

11.Memberitahukan kepada kreditur apabila debitur mengadakan pengalihan usaha/aktivitas, perubahan anggaran dasar, perubahan susunan pemegang saham, direksi dan/atau dewan komisaris.

12.Menyatakan dan menjamin bahwa telah menyerahkan dengan lengkap dan benar anggaran dasar debitur berikut perubahan dan/atau tambahan dan

terhadap anggaran dasar tersebut pada saat tidak/belum diadakan perubahan atau tambahan lagi berupa apapun juga.

13.Setiap perubahan alamat harus diberitahukan secara tertulis kepada kreditur paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum perubahan dan dengan memberitahukan alamat baru secara lengkap.

Walaupun terdapat larangan mengalihkan jaminan atau kendaraan selama dalam ikatan perjanjian tetapi sebaliknya dalam prakteknya dilapangan sering terjadi perpindahan hak yang dilakukan oleh konsumen secara sengaja ataupun karena sebab-sebab ekonomi tindakan ini berakibat hukum terhadap perjanjian pembiayaan konsumen dengan penyerahan hak milik secara fidusia ketika terjadi wanprestasi, yang dibuat antara kreditur dengan debitur, maupun akibat hukum terhadap objek jaminan kendaraan tersebut serta menyangkut hak-hak pihak ke 3 (tiga) yang menerima pengalihan tersebut.

B. Risiko-risiko yang terjadi dalam Perjanjian Sewa Beli Kendaraan