• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wirausaha Baru

Dalam dokumen 373066377 Prosiding KNIT 2016 rampipb (Halaman 42-44)

Dwi Purnomo1, Anas Bunyamin2, Salamun Taofik3, Marlis Nawawi4

1, 2, 3, 4Departemen Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran Jl. Raya

Bandung Sumedang Km. 21, Jatinangor, Jawa Barat 45363

1email: dwi.purnomo@unpad.ac.id 2email: anasbunyamin@unpad.ac.id

3email: s.taofik@gmail.com 4email: marlis230491@gmail.com

ABSTRACT

In the process of entrepreneurship development especially in technology- based entrepreneurship (Technopreneurship), a model is needed to describe the sustainable process in creating new entrepreneurs from fundamental the first stage to the final stage of business incubation. The process is designed to have higher attentiveness from the society to be involved in entrepreneurship activities. Each stage in the ecosystem needs to be established and systematically used to produce more activists, which have excellent knowledge, creative and good entrepreneurial skills. For the purposes above, this article presented how Universitas Padjadjaran conducting the application of a conceptual model of

Jatinangor Creative Hub Model that divides into three important processes in the growth of attentiveness and effort-based technologies that foster entrepreneurial ecosystem and broadening the impact on the number of growth in creating new knowledge-based entrepreneurs in significant quantities.

Keywords: Entrepreneurship, Creative Community, Incubator, Jatinangor

ABSTRAK

Tantangan pengembangan kewirausahaan saat ini bukan saja dalam hal menciptakannya, namun juga dalam hal mengarahkahnya untuk berjalan menuju tingkatan yang lebih tinggi sehingga dapat bersaing, mandiri dan memiliki kemampuan untuk mempertahankan keberlanjutan kemajuannya. Dalam proses penumbuh-kembangan kewirausahaan terlebih pada kewirausahaan berbasis Teknologi (Technopreneurship), diperlukan sebuah wahana sebagai tahapan awal untuk dijadikan media perkenalan dan penumbuhan minat sebagai tahapan fundamental pembentukan wirausaha. Tahapan-tahapan ini dirancang untuk mampu memberikan dampak pada penumbuhan minat yang tinggi untuk terlibat bagi kewirausahaan. Setiap tahapan perlu dibentuk dan dijadikan wadah sistematis bagi pembentukan ekosistem yang baik untuk menghasilkan lebih banyak lagi penggiat kreatif dan kewirausahaan dalam jumlah yang tinggi dan memiliki kedalaman keilmuan dan keterampilan yang baik. Untuk kepentingan di atas, pada artikel ini disajikan bagaimana Universitas Padjadjaran melakukan kegiatan aplikasi dari sebuah model konseptual yang membagi tiga proses penting

dalam penumbuhan minat dan usaha berbasis teknologi sehingga menumbuhkan ekosistem kewirausahaan yang baik dan berdampak pada penumbuhan jumlah wirausaha baru berbasis pengetahuan dalam jumlah yang signifikan.

Kata Kunci: Kewirausahaan, Komunitas Kreatif, Inkubator, Jatinangor

LATAR BELAKANG

Penumbuhan minat kewirausahaan perlu diwadahi dalam ekosistem yang disediakan bagi kalangan muda dan kalangan berpengalaman. Hal ini ditujukan untuk dapat membantu memperbesar probabilitas jumlah wirausaha pemula yang dapat ditumbuhkan. Proses penumbuhan minat perlu dirancang untuk dapat memberikan nilai-nilai fundamental dan keterampilan dasar. Lebih lanjut, sebagai dasar perlu juga para pelaku usaha pemula ini dikawal untuk memiliki kemampuan merancang visi yang kuat dalam mengembangkan jiwa dan aksi kewirausahaannya dalam jangka panjang.

Tumbuh kembangnya kewirausahaan akan semakin baik jika dapat diwujudkan dalam media yang memiliki mekanisme untuk replikasi penumbuhan semangat dan keterampilan kewirausahaan termasuk pada individu-individu yang belum memiliki minat dan belum memutuskan bidang apa yang mereka akan jalankan terkait passion dan masa depannya.

Merujuk pada definisi kewirausahaan menurut Purnomo (2013),

Kewirausahaan hendaknya menjadi jiwa yang melandasi setiap insan untuk berkarya dengan usaha terbaiknya, dengan menumbuhkan passion serta niat baik untuk berkontribusi positif bagi lingkungannya”, dalam upaya menumbuhkan minat yang terkait dengan kewirausahaan perlu diselenggarakan ekosistem yang secara terstruktur mampu mewadahi beragam kebutuhan dukungan dan aksi terkait penumbuhan minat dan akselerasi pengembangan mutu usaha yang dihasilkan pelaku usaha pemula.

Untuk menjawab tantangan di atas, perlu ditumbuhkan sebuah cara inovatif dalam pembelajaran dimana subjek Rekayasa Teknologi dan Sains perlu meracik ulang tata cara penyampaiannya. Tata cara penyampaian konten-konten yang dianggap sulit tersebut harus mampu menumbuhkan rasa cinta peserta didik akan konten yang mereka dapatkan. Selain itu, metodologi penyampaiannya juga perlu mampu menarik sehingga secara tidak sadar mahasiswa akan dibahwa kepada tingkatan pemikiran yang jauh lebih dalam (Bunyamin 2015).

Wadah-wadah yang dibangun perlu menjadi sebuah rangkaian dalam ekosistem dimana didalamnya terdapat tahapan-tahapan yang harus dibangun dan dilalui sehingga melahirkan beragam usaha yang berkontribusi baik bagi lingkungannya. Wadah-wadah ini diharapkan dapat mengakomodir berbagai kepentingan, kewirausahaan dan berperan sebagai poros kolaborasi Penta Helix yang melibatkan Akademisi, Pemerintahan, Komunitas, Bisnis dan Media.

METODE PENCIPTAAN

Model Ekosistem Penciptaan Kewirausahaan

Model ekosistem yang digambarkan dibawah ini merupakan pengalaman empiris Universitas Padjadjaran melalui pembangkitan ekosistem kewirausahaan melalui Forum Kreatif Jatinangor dan Komunitas The Local Enablers. Dua entitas

komunitas ini dibentuk atas dasar rencana dalam rangka membangkitkan beragam usaha baru yang dengan dampak luas bagi masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya dalam upaya mendukung pembangunan yang diselenggarakan negara.

Model Empiris Pentahapan Penciptaan Ekosistem Penciptaan Wirausaha Baru

Model empiris ini terdiri dari tiga fase pembangkitan kewirausaahaan yang terdiri dari Fase I: Persemaian Pembangkitan Minat Kewirausahaan, Fase II: Penumbuhan Wirausaha dan Fase III: Pemantapan dan Akselerasi Usaha.

Gambar 1 Model Empiris Pentahapan Penciptaan Ekosistem Penciptaan Wirausaha Baru

Dalam model ini juga digambarkan tingkat penguasaan kewirausahaan dari mulai penumbuhan minat hingga melahirkan kemampuan untuk melakukan aksi kewirausahaan. Pada setiap fase-nya, terdapat pula beragam jenis wadah yang tepat mengawalnya disesuaikan dengan parameter tujuan dari masing-masing fase-nya. Pada Gambar 1 digambarkan rangkaian upaya yang diperlukan dalam proses pembangkitan kewirausahaan melalui proses yang berkesinambungan. Proses pembangkitan minat merupakan tantangan awal yang memerlukan atensi lebih sebelum memasuki proses akselerasi atau masa inkubasi. Proses-proses ini diwadahi dengan peran serta aktif para pemangku kepentingan dalam konteks Penta Helix yang terdiri Akademisi, Bisnis, Pemerintahan, Komunitas dan Media.

Dalam dokumen 373066377 Prosiding KNIT 2016 rampipb (Halaman 42-44)