• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Dan Analisa Sistem Diskless Berbasis Ubuntu 10.04 Menggunakan Linux Terminal Server Project (LTSP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Dan Analisa Sistem Diskless Berbasis Ubuntu 10.04 Menggunakan Linux Terminal Server Project (LTSP)"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

ii

DEVELOPTMENT AND ANALYSIS DISKLESS SYSTEM BASED ON UBUNTU 10.04 USING LINUX TERMINAL SERVER

PROJECT (LTSP)

By

TIFFAN KAMESWARA 10104241

Linux Operating System that has evolve and popular in the community has

proven to provide many alternative solutions that boost efficiency, cost savings

and ease of working. Linux allows to obtain the maximum capabilities of the

computer with the minimization of the device of the client. Pronoun by using a

computer network without a hard drive (diskless), which usually requires the

development of computer network resources are fairly large.

The use of diskless systems can be used to solve the problems related to

resource limitations. The concept of the computer is using the Linux Terminal

Server Project (LTSP) in thin-client (diskless). Performance of the server that it is

still not optimized to handle a client can do by configuring methods on the

services that are used, such as the Linux kernel integration and use of local

application so that performance of the server is not too disturbed, or in other

words the existing resource on the server is not very much used by client.

The purpose of this final task is to optimize the performance of Linux

Terminal Server Project (LTSP) which then will be used for various purposes

ranging from education to the needs of work. The advantage of using diskless

computers that Backup data is centralized on the server, and ease of

administration on the client.

(2)

i

PENGEMBANGAN DAN ANALISA SISTEM DISKLESS BERBASIS UBUNTU 10.04 MENGGUNAKAN LINUX TERMINAL SERVER

PROJECT (LTSP)

Oleh

TIFFAN KAMESWARA 10104241

Sistem Operasi Linux yang kian berkembang dan memasyarakat telah terbukti memberikan banyak solusi alternatif yang mendorong efisiensi, penghematan biaya dan kemudahan kerja. Linux memungkinkan untuk mendapatkan kemampuan yang maksimal dari perangkat komputer dengan minimalisasi perangkat untuk client. Salah satunya dengan memanfaatkan jaringan komputer tanpa harddisk (diskless), dimana biasanya pembangunan jaringan komputer membutuhkan resource yang cukup besar.

Penggunaan sistem diskless dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan keterbatasan resource. Konsep komputer yang akan dijalankan yaitu dengan menggunakan Linux Terminal Server Project (LTSP) secara thin-client (diskless). Performa server yang dirasa masih kurang untuk menangani client dapat dioptimasi dengan dilakukannya metode konfigurasi pada service-service yang digunakan, seperti integrasi kernel linux dan penggunaan local application agar kinerja server tidak terlalu terganggu atau dengan kata lain resource yang ada pada server tidak terlalu banyak terpakai oleh client.

Tujuan tugas akhir ini adalah untuk mengoptimalkan kinerja penggunaan Linux Terminal Server Project (LTSP) yang kemudian akan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan mulai dari keperluan pendidikan sampai pada keperluan kerja. Keuntungan dari penggunaan diskless computer yaitu Backup data yang terpusat di server, dan mudahnya administrasi pada client.

Kata kunci : Linux, Diskless Computer, Thin Client, Linux Terminal Server Project (LTSP).

(3)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Sistem Operasi Linux yang kian berkembang dan memasyarakat telah terbukti memberikan banyak solusi alternatif yang mendorong efisiensi, penghematan biaya dan kemudahan kerja. Linux memungkinkan untuk mendapatkan kemampuan yang maksimal dari perangkat komputer dengan minimalisasi perangkat untuk client. Salah satunya dengan memanfaatkan jaringan komputer tanpa harddisk (diskless), dimana biasanya pembangunan jaringan komputer membutuhkan resource yang cukup besar.

(4)

(Dinamic host Configuration Protocol), NFS, Rdekstop, PXE, Portmap dan paket LTSP itu sendiri.

Pengembangan sistem diskless menggunakan Linux Service Terminal Project (LTSP) dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan mulai dari keperluan pendidikan sampai pada keperluan kerja. Keuntungan dari penggunaan diskless computer yaitu Backup data yang terpusat di server, dan mudahnya administrasi

pada client. Performa server LTSP yang dirasa masih kurang untuk menangani client dapat dioptimasi dengan dilakukannya metode konfigurasi pada service-service yang digunakan, seperti integrasi kernel linux dan penggunaan local

application yang digunakan pada sistem LTSP agar kinerja server tidak terlalu terganggu atau dengan kata lain resource yang ada pada server tidak terlalu banyak terpakai oleh client.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka menjadi alasan bagi penulis untuk mengambil suatu judul “Pengembangan dan Analisa Sistem Diskless Berbasis Ubuntu 10.04 Menggunakan Linux Terminal Server Project (LTSP)”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat diidentifikasikan masalah yang ada, yaitu :

1. Kemampuan client yang minim dan juga kebutuhan resource dalam pembangunan jaringan komputer yang cukup besar.

(5)

3. Bagaimana penggunaan resources dalam jaringan diskless?

1.3Maksud dan Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengembangkan system diskless menggunakan Linux Terminal Server Project (LTSP).

Sedangkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Membangun sistem diskless menggunakan Linux Terminal Server Project (LTSP).

2. Melakukan optimasi dan efisiensi pada sistem LTSP dengan melakukan integrasi pada kernel linux (kernel versi 3.0) dan penggunaan local application 3. Mengetahui performasi processor dan memori kondisi default dan hasil

optimasi untuk sistem LTSP dan aplikasi yang berjalan diatasnya.

1.4Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut :

1. Kode sumber distro diadopsi dari distribusi Ubuntu versi 10.04 yang merupakan distribusi Linux turunan Debian.

2. Modifikasi Chroot menggunakan distribusi Linux Ubuntu versi 10.04. 3. Pengintegrasian kernel dari versi 2.6.xx menjadi versi 3.0.

(6)

Execution Environment).

5. Pengujian akan dilakukan dengan melihat perbandingan kerja processor dan memori dan diberikan tiga buah beban aplikasi, yaitu Openoffice,Gimp,dan

Firefox web browser.

6. Sistem yang dibangun akan terdiri dari satu buah server LTSP dan tiga buah client dengan spesifikasi sebagai berikut :

a. Spesifikasi server : Processor 2,0 Ghz, Memory 2 GB

b. Spesifikasi client : Processor minimal 533 Ghz, Memory 128 MB

1.5Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Studi Literatur.

Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian.

b) Observasi.

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung terhadap permasalahan yang diambil.

2. Tahap perancangan dan pengembangan sistem.

(7)

yang ditanamkan kedalam sistem server LTSP. 3. Instalasi dan modifikasi sistem

Tahap instalasi yang dibutuhkan oleh system dan dilakukan konfigurasi yang diperlukan untuk mengembangkan sistem.

4. Pengujian

Pengujian yang dilakukan terhadap kondisi sistem default dan setelah dilakukannya optimalisasi pada sistem LTSP.

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian dengan judul PENGEMBANGAN DAN

ANALISA SISTEM DISKLESS BERBASIS UBUNTU 10.04

MENGGUNAKAN LINUX TERMINAL SERVER PROJECT (LTSP) ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi, serta sistematika penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI

(8)

terdistribusi, client server, kernel, sistem operasi, linux, distribusi linux dan struktur direktori.

BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Mengemukakan mengenai dasar-dasar teori yang mendukung topik yang didapat dari studi literatur dan percobaan mulai dari Analisis Sistem, Analisis Masalah, Deskripsi Sistem, Analisis Non Fungsional, Analisis Fungsional, Perancangan Sistem Linux Terminal Server Project (LTSP).

BAB IV. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Menguraikan implementasi atau penerapan sistem yang telah dirancang diantaranya : Instalasi Server Linux Terminal Server Project (LTSP), Tampilan Login dan Desktop Linux Terminal Server Project (LTSP), Pengujian kerja LTSP pada sepuluh Client dan Pengujian Linux Terminal Server Project (LTSP).

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

(9)

7

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Setiap komputer, printer atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node.

2.2.1 Jenis-Jenis Jaringan Komputer

Jaringan komputer dapat dibedakan berdasarkan cakupan geografisnya. Ada empat kategori utama jaringan komputer yaitu :

a. Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi di dalam

(10)

b. Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.

c. Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai.

d. Global Area Network (GAN)

Global Area Network (GAN) merupakan suatu jaringan yang menghubungkan negara-negara diseluruh dunia. Kecepatan GAN bervariasai mulai dari 1.5Mbps sampai dengan 100Gbps dan cakupannya meliputi ribuan kilometer. [7]

2.2 DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)

DHCP menggunakan hubungan server-clientuntuk mengalokasikan alamat, melacak penggunannya ,meminta kembali alamat IP yang sudah ditentukan dan informasi komunikasi yang diperlukan dalam system jaringan. Server DHCP biasa digunakan dengan range alamat IP tertentu. Ketika sebuah

(11)

Pada umumnya, server DHCP berhubungan dengan alamat IP dan sebuah periode waktu yang ditentukan (disebut juga dengan lease) yang akan digunakan oleh client. DHCP mengatur reklamasi dan penugasan dari pengorganisasian alamat IP.

DHCP juga dapat digunakan untuk meneruskan informasi tambahan untuk sebuah system boot. Pertama, sebuah client melakukan request boot, yang termasuk didalamnya informasi konfigurasi yang spesifik mengenai client. Server menerima paket informasi ini dan membandingkan informasi konfigurasi dengn sebuah database parameter, dan bereaksi dengan data tambahan diluar alamat IP (seperti zona waktu atau informasi spesifik lainnya).[4][5][7]

2.3 XDMCP (X Display Manager Control Protocol)

(12)

2.4 NFS ( Network File System)

NFS adalah sebuah file system yang dikembangkan oleh Sun Microsystems dan diperkenalkan pada akhir tahun 1984. NFS pada awalnya dikembangkan untuk workstation Unix namun juga banyak digunakan oleh workstation lain seperti Microsoft Windows. Beberapa istilah yang digunakan dalam NFS adalah sbb:

1. INODE, adalah sebuah struktur data yang mewakili berkas atau direktori yang terdapat pada file system UNIX. INODE digunakan untuk mengidentifikasi dan mencari sebuah berkas atau direktori yang terletak didalam file system lokal UNIX.

2. RNODE (remote file node), adalah sebuah struktur data yang mewakili berkas atau direktori yang terdapat pada remote file system (file system tidak terdapat pada komputer lokal)

3. VNODE (the virtual file node), adalah sebuah struktur data yang mewakili berkas atau direktori yang terdapat pada virtual file system (VFS)

4. VFS (virtual file system), adalah sebuah struktur data (linked lists dari VNODE) yang mengandung semua informasi yang diperlukan pada sebuah file system real yang diatur oleh NFS. Setiap VNODE berhubungan dengan sebuah file system disertakan didalam linked list yang berpaut kepada VFS untuk file system tersebut.

(13)

2.5 Sistem Terdistribusi

Teknologi Informasi telah mengalami konvergensi (perpaduan), antara tiga kutub utama, yaitu teknologi komputer, telekomunikasi dan multimedia. Konvergensi antara ketiganya melahirkan inovasi-inovasi teknologi, produk dan layanan teknologi informasi yang baru, seperti internet, telepon seluler (ponsel) dan Personal Digital Assistant (PDA) dengan aplikasi-aplikasinya. Hal tersebut membuka fenomena baru dalam ekplorasi pengembangan sistem terdistribusi, dimana infrastruktur teknologi baru memungkinkan terjadinya distribusi data, informasi objek, proses, beragam aplikasi, penggunaan bersama dan pengembangan sistem informasi. Konvergensi teknik informasi juga memungkinan terjadinya diversifikasi layanan ClientServer, seperti jasa layanan perbankan Anjungan Tunai Mandiri (ATM), Internet Banking dan sebagainya. 2.5.1 Pengertian Sistem Terdistribusi

Sistem Terdistribusi terdiri dari dua kata, yaitu Sistem dan Terdistribusi. Sistem merupakan sekumpulan elemen yang saling berhubungan dengan lainnya dan membentuk satu kesatuan untuk menyelesaikan suatu tujuan yang spesifik atau menjalankan seperangakat fungsi. Sedangkan kata terdistribusi berasal dari kata distribusi yang merupakan lawan kata sentralisasi, yang artinya penyebaran, sirkulasi, penyerahan, pembagian menjadi bagian-bagian kecil.

(14)

Selain pengertian diatas, sistem komputer terdistribusi didefinisikan pula sebagai sebuah sistem yang memungkinkan aplikasi komputer beroperasi secara terintegrasi pada lebih dari satu lingkungan yang terpisah secara fisis. Ciri khas sistem komputer terdistribusi adalah heterogenitas dalam berbagai hal perangkat keras, Sistem Operasi, dan bahasa pemrograman. Adalah tidak mungkin untuk mengembangkan sistem terdistribusi yang homogen secara paksaan, karena secara alamiah sistem komputer terdistribusi tumbuh dari lingkungan yang heterogen. Kata kunci dalam menjembatani perbedaan-perbedaan yang muncul adalah interoperabilitas (interoperability). Interoperabilitas adalah kemampuan saling bekerjasama antar sistem komputer.

2.5.2 Tantangan Pengembangan Sistem Terdistribusi

Dalam mengembangkan sistem terdistribusi perlu memperhatikan beberapa aspek yang merupakan tantangan dalam pengembangan sistem terdistribusi, yaitu :

1. Keanekaragaman (heterogencity)

Sistem Terdistribusi mampu mendukung berbagai jenis Sistem Operasi, perangkat keras dan perangkat lunak.

2. Keterbukaan (openness)

Pengembangan sistem terdistribusi dilakukan dengan menambahkan komponen-komponen baru dapat dilakukan oleh programer yang berbeda-beda.

(15)

Sistem Terdistribusi harus dapat menyediakan keamanan yang memadai bagi sumber daya yang digunakan bersama dan pesan yang dihantarkan dalam sistem.

4. Skalabilitas (scalability)

Ukuran sistem terdistribusi dan tetap dapat berjalan dengan baik. Perubahan dapat dilakukan dari segi jumlah pengguna maupun dari segi kekuatan perangkat keras komputer-komputer dalam sistem terdistribusi itu sendiri.

5. Penanganan masalah (error handling)

Kesalahan yang terjadi pada suatu komputer dalam sistem terdistribusi mempengaruhi kinerja sistem secara keseluruhan.

6. Kebersamaan (concurrency)

Apabila terjadi permintaan layanan secara bersamaan sistem terdistribusi tidak akan menjadi kacau.

7. Penyembunyian (transparancy)

Penyembunyian membuat aspek distribusi tidak tampil oleh pengguna. a. Penyembunyian akses

Seseorang yang bekerja dalam lingkungan sistem terdistribusi dapat mengakses berbagai sumber daya yang berada dalam lingkungan tersebut untuk menyelesaikan pekerjaannya.

b. Penyembunnyian lokasi

(16)

mengakses basis data dari mana saja sejauh memiliki fasilitas untuk mengakses basis data yang bersangkutan.

c. Penyembunyian kebersamaan

Pengelola data mengetahui cara dalam menangani transaksi yang terjadi secara bersama.

d. Penyembunyian replikasi

Pengguna tidak terpengaruh apakah mengakses data orisinil atau replikasi.

e. Penyembunyian masalah

Apabila salah satu komputer dalam sistem terdistribusi mengalami kerusakan, kerusakan tersebut dapat diatasi secara langsung dan cepat tanpa terlihat dan tidak memerlukan banyak campur tangan dari pengguna.

f. Penyembunyian skala

Pengguna tidak terpengaruh atau direpotkan apabila komputer-komputer dalam sistem terdistribusi di-upgrade guna meningkatkan kinerja dan jangkauan layanan.

2.5.3 Arsitektur Sistem Terdistribusi

(17)

menyediakan aplikasi dari komponen-komponen sistem beserta hubungan atarkomponen dalam sistem. Beberapa jenis arsitektur sistem terdistribusi adalah sebagai berikut :

1. ClientServer

Clientmenghubungi server untuk mendapatkan data, yang kemudian

memformat dan menampilkan pada pengguna. 2. Tightly Coupled (clustered)

Mesin-mesin terintegrasi yang menjalankan Sistem Operasi yang sama secara bersamaan dengan membagi tugas kedalam beberapa bagian yang dijalankan masing-masing mesin. Apabila Sistem Operasi telah selesai, hasil pekerjaan masing-masing mesin digabungkan menjadi satu.

3. Peer-to-peer

Arsitektur dimana tidak ada mesin yang menyediakan layanan atau mengelola sumber daya jaringan, sehingga segala tanggung jawab dibagikan diantara seluruh mesin dikenal dengan istilah pe

2.5.4 Proses

Berikut akan dibahas beberapa materi mengenai proses. a. Sistem Operasi

Sebuah Sistem Operasi adalah program/instruksi berurutan yang sedang dijalankan. Sistem Operasi mempunyai komponen sebagai berikut :

a. Kode program yang akan dieksekusi/dijalankan.

(18)

c. Sumber daya yang dibutuhkan oleh program. d. Status dari Sistem Operasi tersebut.

Agar Sistem Operasi bisa dijalankan, maka Sistem Operasi harus mempunyai lingkungan abstrak mesin yang sesuai untuk mengatur/mengelola sumber daya yang dapat digunakan secara bersama dan sumber daya yang terisolasi di antara komunitas Sistem Operasi.

Gambar II.1 Lingkungan mesin abstrak mengelola Sistem Operasi dan sumber daya.[3]

b. Thread

Motivasi adanya model thread adalah untuk membuat abstraksi sistem informasi yang sederhana dimana terdapat beberapa entri untuk menjalankan program yang sama menggunakan file dan peralatan/device yang sama pula. Thread merupakan bentuk lain sistem operasi menurut sistem informasi klasik Dalam model thread, Sistem Operasi adalah abstraksi sistem informasi yang dapat mengalokasikan beragam sumber daya, namun tidak mempunyai komponen untuk menjalankan program.

Thread adalah suatu entitas yang berjalan menggunakan program dan sumber daya dari sistem operasi yang memilki thread tersebut. Sistem operasi dapat mempunyai beberapa thread. Thread sibling (thread yang berada dalam satu sistem operasi) menggunakan program dan sumber daya sistem operasi secara bersama. Thread harus mempunyai alokasi sumber daya-nya sendiri

Code Data

Process Status

(19)

sehingga status internalnya dapat dibedakan dengan status internal thread lain. Secara praktis, sumber daya minimum yang harus dipunyai adalah stack, informasi status thread, dan beberapa entri tabel sistem informasi. Thread dijalankan dalam address space yang sama namun merupakan unit komputasi yang berdiri sendiri.

2.5.5 RPC (Remote Procedure Call)

Paradigma remote procedure call (RPC) merupakan perluasan dari lingkungan pemrograman sekuensial dengan mengambil keuntungan dari teknologi jaringan. Dalam pemrograman sekuensial, prosedur digunakan untuk memodularkan proses komputasi. Pemodularan ini membungkus data dan implementasi fungsi-fungsi ke dalam suatu interface prosedur publik.

RPC merupakan sebuah variasi dari model penyampaian pesan. Esensi dari teknik ini adalah diperbolehkannya program-program yang terdapat dalam mesin yang berlainan untuk saling berinteraksi dengan menggunakan pemanggilan prosedur, seakan-akan kedua program berada pada satu mesin yang sama. Berikut beberapa penjelasan tambahan mengenai RPC, diantaranya :

a. Mekanisme Kerja RPC

(20)

langsung diikuti operasi baca-pemblokan. Program penerima akan menjalankan proses baca-pemblok hingga ia mendapat pesan yang dikirim oleh proses pemanggil tadi. Selanjutnya, akan memberikan pelayanan dan mengembalikan hasilnya ke proses asal.

(21)

Int main(…) {

msg = receive(anyClient); unpack(msg, t1); send(rpcServer, rtnMsg); }

Gambar II.2 Sinkronisasi RPC

b. Pengimplementasian RPC

Ada beberapa isu yang didapat dalam pengimplementasian RPC, antara lain :

a. Sintaksis RPC sebaiknya memiliki penampilan sintaksis yang sama seperti pemanggilan prosedur lokal dalam bahasa pemrograman tingkat tinggi.

b. Semantik pemanggilan dalam kasus remote dan kasus lokal diupayakan seserupa mungkin, walaupun pada pelaksanaannya sulit. c. Penerima proses RPC sebaiknya dijalankan dalam lingkungan yang

(22)

c. Pengorganisasian Umum

Pada proses implementasi RPC, mesin clientmengeksekusi proses yang terdiri atas kode aplikasi client, client stub dan mekanisme transport. Mesin server mengimplementasikan proses rpcServer dengan sebuah mekanisme transport, program utama server stub dan implementasi server dari prosedur remote. Client stub berfungsi menterjemahkan prosedur lokal menjadi aksi pada sisi clientdari protokol RPC dan server stub mengimplementasikan sisi server dari protokol RPC.

Name Server

Gambar II.3 Implementasi RPC[8]

d. Dukungan jaringan

(23)

memperhatikan bahwa protokol RPC tidak mensyaratkan sirkuit virtual seperti yang disediakan oleh TCP.

RPC berguna untuk proses tersebar pada mesin berbeda tetapi dia tidak mendorong komputasi paralel. Pada implementasi RPC, unjuk kerja pada saat runtime selalu menjadi isu utama. Walau begitu, prosedur remote digunakan secara luas dalam aplikasi terdistribusi karena dia mengimplementasi mode pemrograman tradisional tanpa perlu membutuhkan pengetahuan yang banyak tentang strategi dan mekanisme distribusi.

2.5.6 Penamaan

Nama dalam sebuah sistem yang terdistribusi adalah sebuah string dari bit atau karakter yang digunakan untuk menunjuk sebuah Entity. Untuk mengoperasikan di dalam sebuah Entity, diperlukan sesuatu untuk mengaksesnya, yaitu sesuatu yang disebut Acces Point. Nama dari sebuah Acces Point disebut Address. Untuk menambahkan Address, perlu adanya tipe nama yang lain

mengirimkan sebuah perintah yang khusus, sebagaimana nama unik yang digunakan untuk identify entity. Identifier yang benar adalah sebuah nama yang mempunyai properti berikut.

1. Sebuah Identifier yang menunjukan maksimal satu Entity. 2. Tiap Entity ditunjukkan oleh maksimal satu Identifier.

3. Sebuah Identifier selalu menunjuk ke Entity yang sama.(tidak pernah digunakan kembali)

(24)

grafik yang diarahkan melalui dua tipe Node yaitu Leaf Node yang mewakili sebuah nama Entity dan mempunyai properti yang tidak mempunyai outgoing edge dan Directory Node yang mempunyai sejumlah outgoing edge.

i. Fault Tolerance

Sebuah sistem dikatakan fail apabila sistem tersebut tidak dapat melakukan apa yang sudah dijanjikan. Error adalah apabila ada bagian dari sistem yang menujukkan kegagalan. Penyebab dari error disebut fault. Topik yang paling hangat dari fault tolerance adalah bagaimana caranya sistem tersebut dapat menyediakan servis meskipun dalam keadaan fault.

Secara umum fault diklasifikasikan kedalam transient, intermittent, atau permanent.

2. Transient fault terjadi sekali dan kemudian menghilang. Jika pengoperasian diulang, fault pun menghilang.

3. Intermittent fault terjadi, kemudian lenyap, lalu muncul kembali dan begitu seterusnya.

4. Permanent fault adalah satu-satunya fault yang terus ada sampai komponen yang mengalami fault tersebut diperbaiki.

Terdapat beberapa model Failure, diantaranya :

1. Crash failure terjadi apabila server berhenti secara prematur, tapi pernah berjalan secara benar sampai server itu berhenti.

(25)

3. Timing failure terjadi apabila respon yang terjadi tidak sesuai dengan waktu yang seharusnya.

4. Respon failure adalah apabila respon dari server tidak benar. Ini adalah failure yang termasuk kategori serius.

5. State transition failure terjadi apabila respon dari server tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh permintaan yang datang. 6. Arbitrary failure atau disebut juga Byzantine failure, ketika failure

ini terjadi, dampaknya adalah clientharus bersiap untuk kemungkinan yang terburuk.[8]

2.6 Client server

ClientServer merupakan salah satu arsitektur dari sistem terdistribusi.

Arsitektur ini memiliki beberapa hal yang perlu diketahui, diantaranya :

2.6.1 Komponen dasar ClientServer 1. Client

Clientmerupakan terminal yang digunakan oleh pengguna untuk meminta layanan tertentu yang dibutuhkan. Terminal clientdapat berupa PC, ponsel, komunikator, robot, televisi dan peralatan lain yang membutuhkan informasi

2. Middleware

Midleware merupakan komponen perantara yang memungkinkan clientdan server untuk saling terhubung dan berkomunikasi satu sama

(26)

3. Server

Server merupakan pihak yang menyediakan layanan. Server ini akan dapat berupa basis data SQL, Monitor TP, server groupware, server objek dan web. Secara umum, server berperan menerima pesan permintaan layanan dari client, memproses permintaan tersebut dan mengirimkan hasil permintaan kepada client.

2.6.2 Ciri-ciri Cilent Server

Beberapa ciri dari arsitektur sistem terdistribusi ClientServer diantaranya : 1. Berbasis layanan

Server memberikan sejumlah layanan yang dibutuhkan dan diminta oleh

client, antara lain : berbagai pakai berkas, dan peralatan pendukung.

2. Sumber daya yang digunakan bersama

Server mengelola sejumlah sumber daya yang dimiliki agar dapat diakses dan digunakan secara bersama-sama oleh terminal-terminal clientyang terhubung pada server.

3. Hubungan dan interaksi Client Server

Hubungan yang terjadi antara server dan client adalah one-to many, yang berarti bahwa satu server melayani banyak client. Client selalu memulai transaksi dengan meminta layanan sedangkan server menanti permintaan layanan secara pasif.

4. Client tidak perlu mengetahui lokasi fisik server

Server dapat terletak di berbagai tempat yang belum tentu diketahui oleh

(27)

5. Interoperabilitas perangkat lunak dan perangkat keras

Perangkat lunak dan keras yang digunakan oleh masing-masing clienttidak harus sama dengan yang digunakan pada server, namun masih dapat saling terkoneksi antara satu dan yang lain.

6. Pertukaran berbasis pesan

Mekanisme dari ClientServer berdasar pada pertukuran pesan. Pesan yang dipertukarkan adalah permintaan layanan dan umpan balik dari permintaan layanan tersebut.

7. Enkapsulasi layanan

Clienttidak perlu mengetahui Sistem Operasi pengelolaan permintaan yang

terjadi dalam server sehingga client tidak dapat mengontrol Sistem Operasi pengelolaan permintaan.

8. Skalabilitas

Skalabilitas adalah kemampuan untuk diperbesar atau diperkecil. Ukuran sistem ClientServer dapat diubah secara horizontal maupun vertikal. Perubahan vertikal berarti berpindah ke server lebih besar atau lebih cepat atau mendistribusikan tugas melayani clientke beberapa server. Pengubahan horizontal berarti menambah atau mengurangi jumlah client. 9. Konsistensi data

(28)

2.6.3 Tipe Jaringan Client Server

Berdasarkan tipe layanan yang diberikan server kepada client, jaringan ClientServer dapat dibagi menjadi kedalam banyak tipe, tipe-tipe tersebut antara lain :

1. Server Berkas

Sistem jaringan berkas adalah sistem jaringan yang dimana layanan yang diberikan server berupa berkas, baik berkas aplikasi seperti aplikasi pengolahan kata, pengolahan angka, pengolahan data, pengolahan gambar dan lain sebagainya, maupun berkas yang dihasilkan oleh aplikasi tersebut, seperti dokumen pengolahan kata, tabel-tabel pengolahan angka, berkas presentasi dan lain sebagainya.

`

Permintaan

Berkas

Client Server

Gambar II.4 Server Berkas[8] 2. Server Basis Data

Sistem jaringan server basis data adalah merupakan sistem jaringan dimana layanan yang diberikan oleh server berupa pengolahan dan penyajian data berdasarkan perintah terstruktur (query) yang diberikan client. Pada jaringan ini, server menyimpan berbagai macam data yang

(29)

Client Server

`

Perintah Terstruktur

Hasil Proses

Aplikasi

Gambar II.5 Server Basis Data[8] 3. Server Transaksi

Sistem jaringan server transaksi adalah sistem jaringan dimana layanan yang diberikan server berupa hasil Sistem Operasi dari sekelompok perintah terstruktur yang diberikan client. Jaringan ini pada dasarnya hampir sama dengan sistem jaringan basis data sebelumnya. Perbedaan terletak pada server transaksi yang memproses sekelompok perintah terstruktur dari client, dan sekelompok perintah terstruktur ini disebut prosedur.

Client Server

`

Prosedur

Hasil Proses

Aplikasi Aplikasi

Gambar II.6 Server Transaksi[8] 4. Groupware Server

(30)

5. Server Objek

Sistem jaringan server objek adalah sistem jaringan dimana layanan yang diberikan server berbentuk objek. Dalam jaringan ini, clientdan server berkomunikasi melalui objek-objek yang miliki clientdan server.

6. Web Server

Sistem jaringan web server adalah sistem jaringan dimana layanan yang diberikan server berupa pengelolaan dan pemakaian bersama dokumen-dokumen yang saling terhubung. Jaringan ini merupakan jaringan yang memungkinkan tiap dokumen dalam jaringan memiliki hubungan ke dokumen lain sehingga dokumen-dokumen dalam jaringan terhubung satu dengan yang lain, semacam jaringan laba-laba.

2.6.4 Arsitektur Client Server

1. Two Tier

(31)

a. Thin Client– thick Server

Server

Aplikasi

Client

`

Client

`

Client

`

Gambar II.7 Thin Client – Thick Server[4] b. Thick Client – Thin Server

Server

Client

`

Client

`

Client

`

Aplikasi Aplikasi Aplikasi

Gambar II.8 Thick Client – Thin Server[4] 2. Three Tier

Arsitektur ClientServer ini memisahkan antara data (Data Management Tier), aplikasi (Middle Tier) dan penyajian (Presentation

(32)

Aplikasi

Client

`

Client

`

Server Server

Gambar II.9 Arsitektur Three Tier[8] a. Data Management Tier

Merupakan komputer server yang dikhususkan untuk menangani pengolahan basis data.

b. Middle Tier

Merupakan komputer server yang dikhususkan untuk menangani aplikasi-aplikasi dimana prosedur-prosedur dan perhitungan-perhitungan yang kompleks dilakukan di komputer. c. Presentation Layer

Merupakan komputer clientyang menjadi interface bagi pengguna untuk memasukkan data, mengajuan permintaan layanan kepada server dan melihat hasilnya..

3. n-Tier

Istilah n-tier menunjukan lapisan yang ada dalam sebuah aplikasi. Sebuah aplikasi terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu lapisan Presentation (Presentation Layer), lapisan application (Application Layer)

(33)

berinteraksi dengan aplikasi tersebut menggunakan lapisan presentation ini. Lapisan Application berisi inti dari aplikasi dan lapisan data yang digunakan oleh aplikasi tersebut. Lapisan data dapat berbentuk satu atau lebih server basis data yang lokasinya tersebar dibeberapa tempat.[4][8] 2.7 Kernel

Kernel yang pada banyak persepsinya disamakan dengan Linux adalah low level code yang berfungsi untuk mengatur interaksi perangkat keras komputer yang kemudian lebih dikenal dengan istilah kernel sistem operasi. Kernel ini bertugas menyediakan sumber daya yang akan digunakan oleh aplikasi untuk dapat saling berinteraksi, memungkinkan CPU agar dapat digunakan oleh berbagai aplikasi secara bersamaan dan mengatur penggunaan memori.

Kernel kemudian dilengkapi dengan aplikasi yang menyediakan perangkat fungsional sistem operasi. Perangkat fungsional ini menyediakan antar muka perintah berbasis teks yang berfungsi memberikan instruksi kepada kernel agar dapat berinteraksi dengan perangkat keras komputer. Selain itu, kernel juga dilengkapi dengan compiler, sebuah aplikasi yang berfungsi untuk mengubah kode sumber program menjadi aplikasi binary yang siap digunakan.

(34)

2.7.1 Monolithic Kernel

Kernel yang menyediakan abstraksi perangkat keras yang kaya dan tangguh. Kernel monolitik mengintegrasikan banyak fungsi di dalam kernel dan menyediakan lapisan abstraksi perangkat keras secara penuh terhadap perangkat keras yang berada dibawah sistem operasi.

Pendekatan kernel monolitik didefinisikan sebagai sebuah antar muka virtual yang berada pada tingkat tinggi perangkat keras, dengan sekumpulan primitif atau system call untuk mengimplementasikan layananlayanan sistem operasi, seperti halnya manajemen proses, konkurensi, dan manajemen memori pada modul – modul kernel yang berjalan di dalam mode supervisor.

Meskipun jika setiap modul memiliki layanan operasioperasi tersebut terpisah dari modul utama, integrasi kode yang terjadi di dalam monolitik kernel sangatlah kuat, dan karena semua modul berjalam dalam address space yang sama, sebuah bug dalam salah satu modul dapat merusak keseluruhan sistem. Akan tetapi, ketika implementasi dilakukan secara benar, integrasi komponen internal yang sangat kuat tersebut justru mengijinkan fiturfitur yang dimiliki oleh sistem yang berada dibawahnya dieksploitasi secara efektif, sehingga membuat sistem operasi dengan kernel monolitik sangatlah efisien, meskipun sangat sulit membuatnya.

(35)

kebutuhan, dan tentu saja dapat membantu menjaga agar kode yang berjalan pada ruangan kernel seminim mungkin.

Gambar II.10 Sruktur Kernel Sistem operasi

(36)

2.8 Sistem Operasi

Sistem operasi merupakan program yang ditulis untuk mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan dari sistem komputer serta menyediakan program ke pengguna dengan antarmuka yang lebih sederhana dari pada pengguna langsung mengakses hardware atau sumber daya sistem secara langsung.

Sistem operasi adalah bagian yang sangat penting bagi semua sistem komputer, secara umum sistem komputer terbagi atas hardware, sistem operasi, program aplikasi, dan user.

Gambar II.10 Komponen komponen Sistem Operasi[3]

(37)

machine artinya sistem operasi bertugas untuk menyembunyikan kerumitan hardware dan menyediakan antarmuka yang lebih mudah dipakai pengguna. Sedangkan sistem operasi sebagai resource manager berarti sistem operasi berfungsi sebagai pengatur sumber daya yang ada di komputer baik itu jaringan, software aplikasi, hardware atau sumber daya lainya.

Sistem operasi dilihat dari metode pengembangannya sendiri bisa dibagi menjadi dua. Pertama adalah sistem operasi dengan metode pengembangan tertutup seperti Windows dimana tidak bisa melihat dan mengubah source code dari sistem operasi tersebut dan yang kedua adalah sistem operasi open source dimana pengguna bisa memakai dan melihat kode penyusun dari sistem operasi tersebut. Contoh sistem operasi open source yaitu Linux, Minix dan FreeBSD. Namun, sistem operasi free yang paling populer untuk saat ini adalah Linux. Linux bisa berjalan diatas arsitektur prosesor yang berbeda beda, dari super komputer, server, komputer pribadi, handled device sampai embedded sistem. Untuk memperjelas tentang konsep sistem operasi, berikut adalah diagram yang menunjukan posisi sistem operasi pada sistem berbasis komputer. [3]

(38)

2.9 Linux

Sistem operasi GNU/Linux adalah sebuah sistem operasi yang dibangun dari perpaduan antara kernel Linux yang dibuat oleh Linus Torvalds dan GNU, sebuah sistem yang menyerupai Unix namun terdiri dari berbagai macam program dan komponen sistem operasi yang bersifat terbuka dan bebas yang dikembangkan oleh Free Software Foundation (FSF).

Linux merupakan sistem operasi yang dapat diandalkan, baik sebagai sebuah workstation/desktop maupun sebagai server yang menyediakan berbagai service dan aplikasi seperti yang dapat dilakukan oleh server berbasis sistem operasi Microsoft Windows Server, Unix, dan server lainnya. Selain itu di Linux, semua program (yang berada dibawah lisensi GNU) dapat diperoleh secara cuma-cuma dan legal dengan cara mengunduhnya langsung dari internet. Hampir seluruh perangkat lunak dan berbagai aplikasi yang biasa digunakan pada sistem operasi windows terdapat padanannya pada sistem operasi Linux.

(39)

2.10Distribusi Linux

Distribusi Linux (juga disebut GNU / Linux distribusi oleh beberapa vendor dan user) adalah anggota dari keluarga Unix seperti distribusi software

yang dibangun di atas kernel Linux. Seperti distribusi (sering disebut singkat untuk distro-distro) yang besar terdiri dari kumpulan perangkat lunak aplikasi seperti pengolah kata, spreadsheet, pemutar media, dan aplikasi database. Sistem operasi akan terdiri dari kernel Linux, dan biasanya, sejumlah perpustakaan dan utilitas dari GNU proyek, dengan dukungan dari grafis X Window System. Distro dioptimalkan untuk ukuran mungkin tidak berisi X, dan cenderung menggunakan lebih kompak alternatif untuk GNU utilitas seperti busybox, uclibc atau dietlibc. Saat ini terdapat lebih dari tiga ratus distribusi Linux. Kebanyakan dari mereka yang aktif dalam pembangunan, yang direvisi dan terus ditingkatkan. Karena kebanyakan dari kernel dan paket yang mendukung beberapa kombinasi dari perangkat lunak bebas dan open source, distribusi Linux telah mengambil berbagai bentuk - fitur penuh dari desktop dan server untuk sistem operasi minimal lingkungan (biasanya untuk digunakan dalam embedded system, atau untuk booting dari floppy disk). Selain beberapa perangkat lunak kustom (seperti installers tool dan konfigurasi) yang hanya merujuk kepada distribusi tertentu

(40)

tidak didorong oleh korporasi maupun masyarakat, yang salah satu contohnya adalah Slackware. [6]

2.11 Struktur Direktori

Salah satu perbedaan utama antara sistem operasi Linux dengan DOS ataupun windows adalah sistem file. Linux tidak mengunakan notasi drive yang berbeda untuk membedakan partisi yang terdapat pada hard disk karena semuanya disimpan dalam sebuah direktori utama yang dikenal dengan nama root (/). Linux mengenali semua partisi yang ada pada sebuah hard disk dengan menempatkan partisi-partisi tersebut kedalam sebuah direktori yang terdapat pada direktori utama.

Keunggulan dari penggunaan metode satu direktori utama ini adalah kemampuannya untuk menciptakan sebuah direktori yang bisa terdiri dari berbagai partisi yang dapat membuat kapasitas penyimpanannya bertambah. Sebagai contoh, jika pada sistem operasi windows kapasitas drive sistem c:\ sudah habis, maka kita tidak dapat menambahkan kapasitas baru dari partisi lain agar kapasitas drive c:\ bertambah, sedangkan pada sistem operasi Linux, jika kapasitas direktori utama root sudah habis, maka kita dapat menambahkan partisi lain cukup dengan menempatkannya pada direktori utama tadi dan secara otomatis maka kapasitasnya pun akan bertambah.

(41)

1. /

Direktori ini adalah direktori utama sistem operasi Linux yang menampung seluruh sub-direktori yang terdapat pada sistem operasi Linux.

2. /bin

Direktori ini berisi program-program utama yang dapat dieksekusi oleh pengguna untuk berinteraksi dengan sistem operasi. Selain itu, direktori ini berisi shell dan juga perintah-perintah sistem file seperti ls, cp, mkdir, dll. 3. /boot

Direktori ini beris program yang digunakan untuk melakukan proses pada saat komputer dinyalakan (booting), program tersebut akan mengaktifkan kernel Linux yang juga terdapat pada direktori ini.

4. /dev

Pada sistem operasi Linux, semua sistem, berikut dengan konfigurasi dan bahkan juga perangkat kerasnya dikenali kedalam file. Semua perangkat keras seperti serial port, usb, hard disk, dll akan dibuatkan sebuah file khusus yang berisi informasi perangkat keras dan metode aksesnya. Direktori ini berisi file-file khusus mengenai perangkat keras yang terdapat pada komputer.

5. /etc

(42)

6. /home

Sistem operasi Linux bersifat multi user sehingga setiap pengguna diberikan sebuah akses dan direktori kerja masing-masing yang bersifat pribadi dan berbeda antara pengguna yang satu dengan pengguna yang lainnya. Direktori ini berisi direktori-direktori pengguna tersebut. 7. /lib

Direktori ini berisi seluruh pustaka (libraries) yang akan digunakan oleh sistem operasi.

8. /mnt

Direktori ini berisi akses menuju media penyimpanan data seperti media cakram padat (CD-ROM) ataupun tempat meletakkan partisi-partisi dari media penyimpanan data lain kedalam direktori utama.

9. /opt

Direktori ini berisi program ataupun aplikasi tambahan yang tidak terdapat pada direktori /bin yang akan digunakan oleh pengguna. Biasanya

program/aplikasi tersebut adalah program/aplikasi tambahan (optional). 10./proc

Direktori ini adalah salah satu direktori spesial yang berisi virtual

filesystem yang menyediakan akses menuju informasi kernel seperti jenis prosesor yang digunakan, kecepatan akses memori, dan lain sebagainya. 11./root

(43)

pengguna lainnya. Direktori ini merupakan direktori kerja untuk pengguna tersebut.

12./sbin

Direktori ini berisi program-program yang dapat digunakan oleh pengguna root untuk mengubah konfigurasi sistem operasi. Seluruh file dan program

yang terdapat pada direktori ini tidak dapat digunakan oleh pengguna biasa.

13./tmp

Direktori ini digunakan sebagai media penyimpanan data sementara pada saat proses komputasi berlangsung. Direktori ini dapat digunakan oleh semua pengguna yang terdapat pada sistem operasi.

14./usr

Direktori ini merupakan direktori utama untuk berbagai macam keperluan seperti dokumentasi, kode sumber kernel, modul-modul kernel, dan juga program-program seperti Windows Manager untuk tampilan grafis dan juga program lain yang di install dari kode sumber.

15./var

(44)

42

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Seringkali pengadaan infrastruktur komputer terbentur pada masalah optimalisasi penggunaan perangkatnya yang harus menyesuaikan perkembangan teknologi yang diadopsi seperti sistem operasi atau perangkat lunak yang digunakan.

Hal ini disebabkan penggunaan arsitektur yang umumnya mengharuskan kompabilitas semua perangkat yang digunakan. Solusi dari masalah tersebut adalah dengan menerapkan arsitektur thin-client, sehingga tidak semua perangkat komputer harus di upgrade atau diganti. Hanya perangkat di sisi server saja yang disesuaikan agar dapar mengadopsi teknologi sistem operasi dan perangkat lunaknya, dalam artian memenuhi kompabilitas yang diinginkan.

Dengan sistem LTSP komputer client tidak diinstal suatu Sistem Operasi. Semuanya memanfaatkan teknologi kloning, yaitu sebuah Server yang besar diakses oleh banyak client melalui jaringaan LAN agar merasakan kecepatan yang hampir sama dengan Server tersebut.

(45)

investasi jangka panjang. Disamping itu sistem yang terpusat telah mengurangi beban pemeliharaan dan penanganan masalah (error handling), sehingga pengembangan dapat lebih ditekankan pada pengembangan fitur dan performa dari server dan client.

3.2 Analisis Masalah

Linux Terminal Server Project (LTSP) menyediakan suatu cara yang bisa dipelajari dengan mudah untuk mengoptimalkan komputer jaringan yang murah (low cost workstation) sebagai workstation (client) dengan tampilan grafik ataupun terminal yang berbasiskan teks dengan memanfaatkan GNU/Linux server. Teknologi yang mirip sistem mainframe ini semakin populer karena dapat menghemat sumber daya perangkat keras (hardware) tanpa perlu mengurangi kinerja.

(46)

menggunakan harddisk, dan dapat digunakan untuk solusi alternatif jika tidak menggunakan komputer berkekuatan tinggi.

Dengan diskless system, PC lama bisa digunakan dengan lebih cepat. Hal ini bisa terjadi karena proses kerjanya sebagai berikut :

1. Sebuah client yang disambungkan ke server tanpa menggunakan sistem operasi yang tersimpan di harddisk. Sebagai gantinya, menggunakan bootrom yang terpasang di kartu untuk menghubungkan client ke server.

2. Penggunaan metode diskless computer berbeda dengan metode dump terminal. Karena pada diskless system, meskipun client menggunakan resource pada server namun tidak semuanya, karena tetap dibantu oleh processor dan memori pada client.

3. Tentunya semakin baik client akan membantu kinerja server. Demikian pula halnya server, semakin tinggi spesifikasi dan optimalnya aplikasi pada server yang digunakan akan semakin baik pula kinerja diskless system.

3.3 Deskripsi Sistem

(47)

SERVER LTSP

CLIENT LTSP 1

CLIENT LTSP 2

CLIENT LTSP 3

APPLIKASI NETWORK SERVICE

LOGON STORE FILES DISPLAY MANAGER

Gambar 3.1 Deskripsi Sistem LTSP

Seperti yang terlihat pada Gambar 3.1, LTSP merupakan sebuah jaringan komputer dimana server memberikan fasilitas identifikasi, sistem operasi,aplikasi, penyimpanan data dan display manager kepada client, sehingga komputer client dapat memiliki sistem operasi dan aplikasi yang sama dengan servernya. Teknologi yang mirip sistem mainframe ini semakin populer karena dapat menghemat sumber daya hardware tanpa perlu mengurangi performanya.

(48)

3.4 Analisis Non Fungsional

3.4.1 Analisis Pengguna

Pengguna Linux Terminal Server Project akan dibuat untuk user yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Sebagian besar sudah terbiasa menggunakan komputer

2. Memiliki ketertarikan pada perangkat lunak berbasis kode sumber terbuka dan bebas (open source)

3. Pernah menggunakan sistem operasi Linux ataupun minimal pernah mengetahui sistem operasi Linux

3.4.2 Analisis Perangkat Keras

3.4.2.1 Server

Spesifikasi perangkat keras yang digunakan sebagai komputer server memiliki spesifikasi sebagai berikut :

1. Prosesor : AMD Turion 2,2 GHz 2. RAM : 2 GB DDR2

3. Ethernet : Realtek Ethernet 4. HDD : SATA 160 Gb

3.4.2.2 Client

Spesifikasi perangkat keras yang digunakan sebagai komputer client sebagai berikut :

1. Prosesor : Minimal 533 MHz 2. RAM : 128 MB

(49)

3.4.3 Analisis Jaringan Komputer

Dalam pengerjaan skripsi ini, tipe dan arsitektur jaringan yang digunakan adalan LAN berdasarkan jangkauan areanya, kemudian berdasarkan fungsinya digunakan sistem jaringan client server, serta menggunakan Topologi Star.

Tipe ini digunakan karena jaringan dibangun di satu ruangan dengan jangkauan kecil. LAN merupakan salah satu arsitektur jaringan yang paling sederhana dan dapat dikembangkan menjadi arsitektur jaringan yang cukup luas cakupannya. Luas cakupan LAN itu sendiri tidak melebihi dari satu area yang terdiri dari beberapa terminal yang saling dihubungkan, sehingga menambahkan fungsi dari terminal itu sendiri.

Jaringan komputer yang digunakan dalam sistem Linux Terminal Server Project (LTSP) ini adalah sebagai berikut :

SERVER LTSP / 192.168.1.1

CLIENT LTSP 1 / 192.168.1.2

CLIENT LTSP 2 / 192.168.1.3

CLIENT LTSP 3 / 192.168.1.4

(50)

1. Menggunakan topologi star dengan satu switch. 2. Terdapat satu server LTSP yang melayani 3 client. 3. Server menggunakan IP 192.168.1.1

4. Range IP client mulai 192.168.1.2 sampai 192.168.1.20

Lebih lanjut mengenai jaringan yang akan dipakai untuk server dan client LTSP dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel III.1 Konfigurasi jaringan LTSP

No Jenis Konfigurasi Analisis Konfigurasi

1 Subnet 192.168.1.0

2 Netmask 255.255.255.0

3 Range IP DHCP 192.168.1.2 – 192.168.1.20 4 Root path /opt/ltsp/i386

3.4.4 Analisis Perangkat Lunak

Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan pada server adalah sebagai berikut :

1. Sistem operasi : Ubuntu 10.04 (distro turunan Debian) 2. Ruang Hard disk : 120 GB

3. SWAP : 1Gb

4. Tipe partisi : EXT3

(51)

3.5 Analisis Fungsional

Untuk menjalankan sistem LTSP dibutuhkan beberapa sevice yang harus telah terinstall dan berjalan dengan baik, service – service itu sendiri adalah :

1. DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol), adalah layanan yang secara otomatis memberikan nomor IP kepada komputer yang memintanya. Komputer yang memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai DHCP Client. Dengan demikian tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP untuk client LTSP, tapi cukup dengan memberikan referensi kepada DHCP Server.

2. TFTP (Trivial File Transfer Protocol), memiliki fungsionalitas dasar dari protokol File Transfer Protocol (FTP). TFTP digunakan untuk melakukan booting komputer dalam proses LTSP.

3. NBD (Network block device) merupakan sebuah teknik remote data storage, yang memungkinkan sebuah komputer client untuk dapat mengakses penyimpanan data (data store) pada LTSP. NBD digunakan seolah-olah terdapat sebuah disk drive sebenarnya pada client.

(52)

Pada Proses kerjanya, LTSP menggunakan port-port komunikasi untuk melakukan pertukaran informasi maupun permintaan-permintaan dari client kepada server. Berikut adalah daftar port-port yang dipergunakan dalam LTSP :

Tabel III.2 Daftar Port pada LTSP

Port Spesifik LTSP

Port Tipe Dekripsi

9100

9102

TCP Printer, dilayani oleh lp_server

9200 TCP ltspinfo – digunakan untuk query informasi dari client

9202 TCP lbuscd – berjalan pada thin client, menunggu koneksi dan

pendaftaran session

9210 TCP Port default untuk ltspswapd (NBD Swap Server)

Standard services

67 UDP DHCP (menunggu request DHCP dari clients)

68 UDP DHCP (dhcpd mengirim jawaban kepada client)

69 UDP TFTP (client terhubung ke port 69 pada server untuk

mengunduh kernel)

(53)

177 UDP XDMCP (XDM,GDM,KDM)

1067 UDP Port alternatif untuk port DHCP-67

1068 UDP Port alternatif untuk port for DHCP-68

6000 TCP X Protocol menggunakan port ini untuk menghubungkan

aplikasi client dengan Xserver

Tahapan atau proses kerja umum dari sebuah linux terminal server project dapat dilihat pada gambar berikut :

Server LTSP

Boot Room

DHCP

TFTP NBD

NBD File System NBD File System

File System File System 3

2

Client LTSP 5

Mac Address

NIC Card

Lts.conf

1

4

Gambar 3.3 Proses kerja umum LTSP

(54)

1. Pada saat komputer client melakukan booting dari Lancard, Client akan meminta IP Address dari LTSP Server melalui protokol DHCP (server), DHCP akan membaca file konfigurasi dhcp.conf yang berada pada /etc/ltsp/dhcp.conf.

2. Setelah client mendapatkan IP address dari protocol DHCP, Server kemudian memuat Linux kernel dari preconfigured Linux Image (pxelinux.0 atau nbi.img) kedalam BOOT Rom client dengan menggunakan protokol TFTP (Trivial File Transfer Protokol) yang telah berjalan pada services LTSP Server.

3. Pada saat bersamaan Server akan melakukan mount filesystem baru yang dilakukan oleh protokol NBD (Network File System) khas berada di /opt/ltsp/i386. Ia tidak dapat menambatkan sistem berkas baru sebagai /.

Pertama−tama harus dimount sebagai /mnt. Kemudian, ia akan melakukan pivot_root. pivot_root akan menukar sistem berkas root sekarang dengan sistem berkas baru. Ketika selesai, sistem berkas NBD akan dimount pada /, dan sistem berkas root lama akan dimount pada/oldroot. dan meload image dari /opt/ltsp/images/i386.img.

(55)

5. Client akan membangun saluran SSH (Secure Shell tunnel) untuk berhubungan ke Server LTSP yang kemudian memulai LDM (LTSP Display Manager) login manager pada client.

3.6 Perancangan Sistem Linux Terminal Server Project (LTSP)

Spesifikasi service dan konfigurasi server LTSP yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

1. Menggunakan Distribusi Linux Ubuntu 10.04 (Lucid Lynx)

Sistem operasi yang akan digunakan pada server LTSP adalah Linux distribusi Ubuntu 10.04 (Lucid Lynx). Distribusi linux ini digunakan karena merupakan versi LTS (long term support), yang berarti adanya support waktu sepanjang 3 tahun baik dari segi penyediaan program dan plugin-plugin tambahan yang diperlukan. Repository atau sumber program untuk linux Ubuntu 10.04 dapat ditemui di situs resmi ubuntu, maupun pada mirror-mirror lokal yang terdapat di Indonesia. 2. Menggunakan kernel versi 3.0

Untuk rilis versi 3.0 ini merupakan “loncatan” dari versi sebelumnya

(56)

XEN Dom0, ICMP_ECHO biasa, wake on WLAN, penyaringan Berkeley Packet Filter JIT, syscall yang memungkinkan penanganan lebih baik dari sistem virtualisasi ringan seperti kontainer. Dukungan hardware baru telah ditambahkan: misalnya, Microsoft Kinect, AMD Fusion Llano APUS, Intel iwlwifi 105 dan 135, Intel C600 serial-attached-scsi controller, Ralink RT5370 USB, beberapa perangkat Realtek RTL81xx atau Apple iSight webcam.

3. Menggunakan LTSP-Server-Standalone

Terdapat dua opsi untuk instalasi LTSP pada linux distribusi Ubuntu, yaitu ltsp-server dan ltsp-server-standalone. Perbedaan dari kedua paket tersebut adalah kelengkapan service dan environment pendukungnya. Ltsp-server-standalone digunakan karena merupakan paket LTSP server yang lengkap dan memiliki environment dan program-program pendukung yang lengkap untuk linux terminal server project (LTSP) yang akan dibangun.

4. Melakukan modifikasi pada chroot

(57)

top yang akan memberikan informasi yang dibutuhkan mengenai kinerja prosessor dan memori pada saat linux terminal server project (LTSP) bekerja.

5. Melakukan konfigurasi pada file /etc/ltsp/dhcpd.conf

Konfigurasi yang dilakukan pada file ini adalah setting pada range DHCP, root path, serta next server yang akan digunakan pada client linux terminal server project (LTSP).

6. Efisiensi sistem LTSP agar kinerja client dan server semakin optimal, salah satunya dengan menggunakan dengan menggunakan localapps . Parameter lain yang digunakan adalah adanya pembedaan hak akses dari setiap user untuk pengaksesan program pada LTSP, artinya dapat dilakukan pengaturan hak akses program yang digunakan pada setiap user. Pengaturan tersebut dilakukan pada server dengan perintah chmod.

Sistem LTSP yang akan dibangun akan terdiri dari satu buah server dan tiga buah client yang akan dihubungkan dengan satu hub dan menggunakan topologi star. Aplikasi yang akan dijalankan oleh client akan terdiri dari tiga aplikasi yaitu :

1. Open Office

(58)

3.6.1 Perancangan paket kernel versi 3.0 untuk server LTSP

Persiapan sebelum melakukan pembangunan dan instalasi paket kernel dengan metode manual, dilakukan dalam mode user root, yaitu login sebagai root dan mempersiapkan mesin untuk mengkompilasi kernel versi 3.0 semua dilakukan di Terminal. Paket-paket yang dibutuhkan diantaranya :

1. Paket kernel-package, digunakan sebagai paket kernel yang akan menjadi pedoman saat akan melakukan pengkonfigurasian kernel source, sebelum kernel source akan di kompilasi sesuai dengan kebutuhan dan menyediakan kemampuan untuk membuat paket kernel-image debian.

2. Paket gcc (GNU Compiler Collection), yakni program untuk mengkompilasi source code C. Kernel Linux sendiri ditulis untuk dapat dikompilasi oleh GCC, sehingga paket ini dibutuhkan untuk mengkompilasi paket kernel.

3. Paket libncurses5-dev, digunakan agar saat melakukan kompilsai pada kernel source dapat menampilkan modus grafik (GUI) dari kernel source yang akan dikompilasi sehingga memudahkan dalam melakukan kompilasi kernel linux.

4. Paket fakeroot, berfungsi untuk menyamarkan user yang akan digunakan, seolah olah menjadi user root.

(59)

default dari linux. Sedangkan paket bzip2 digunakan untuk mengekstrak atau menguraikan file terkompresi berbentuk tar.gz2 dan sama seperti wget, paket ini sudah terinstal secara default. Untuk menginstal dependensi dari paket-paket yang dibutuhkan diatas, jalankan perintah berikut dalam terminal dan ketik password untuk user, ketika diminta:

$ sudo apt-get install gcc

$ sudo apt-get install libncurses5-dev $ sudo apt-get install wget bzip2

3.6.2 Perancangan Server Linux Terminal Server Project (LTSP)

(60)

Client 1 / 192.168.1.2

Client 2 / 192.168.1.3

Client 3 / 192.168.1.4 Install LTSP Server

dan Client Software

Membangun dan konfigurasi LTSP Server dan Client

Start service : DHCP, TFTP, Portmapper, XDMCP

Server LTSP / 192.168.1.1

Gambar 3.4 Rancangan sistem LTSP

(61)

START

(62)

Penjelasan dari flowchart diatas adalah sebagai berikut :

1. Muat kernel linux ke dalam memori komputer kerja. Langkah ini dapat dilakukan dengan menggunakan PXE bootrom.

2. Setelah kernel dimuat ke memori, ia akan mulai mengeksekusi.

3. Kernel akan menginisialisasi keseluruhan sistem dan semua periferal yang dikenalinya.

4. Selama proses pemuatan kernel, citra ramdisk juga akan dimuat ke dalam memori. Argumen baris perintah kernel root=/dev/ram0 memberitahu kernel untuk menambatkan citra tersebut sebagai direktori root.

5. Secara normal, jika kernel selesai melakukan boot, ia akan meluncurkan program init. Namun, dalam kasus ini, telah di instruksikan kernel untuk memuat skrip shell kecil sebagai gantinya. Hal ini dilakukan ini dengan melewatkan init=/linuxrc pada perintah baris kernel.

6. Skrip /linuxrc dimulai dengan memindai bus PCI, mencari kartu jaringan, Untuk tiap peranti PCI yang ditemukannya, skrip akan dicari di berkas /etc/niclist, untuk melihat apakah ditemukan yang bersesuaian. Setelah yang ditemukan sesuai, nama modul driver NIC dikembalikan, dan modul kernel itu akan dimuat. Untuk kartu ISA, modul driver harus ditetapkan pada baris perintah kernel, bersama dengan IRQ atau parameter−parameter alamat yang mungkin diperlukan.

7. Sebuah client DHCP kecil yang disebut dhclient kemudian akan dijalankan untuk membuat permintaan dari server DHCP. Hal ini perlu

(63)

dibutuhkan lebih banyak informasi dibandingkan yang dibutuhkan bootrom dari permintaan dhcp pertama.

8. Ketika dhclient mendapat jawaban dari server ia akan menjalankan berkas /etc/dhclient−script, yang akan mengambil informasi yang diperoleh, dan mengkonfigurasi antarmuka eth0.

Gambaran proses dari langkah satu sampai dengan delapan dapat dilihat pada gambar berikut :

BOOT Request DHCP dan TFTP Menerima request

Release DHCP Mengirim Kernel dan

IP Address Menerima Kernel

dan IP Address

Konfigurasi Eth0

Client Muat Image

Client mendapat IP Address

Inisiasi Perangkat Keras

Init

CLIENT

SERVER

Gambar 3.6 Proses DHCP dan TFTP

(64)

NFS. Direktori tersebut diekspor dari server yang secara khas berada di /opt/ltsp/i386. Ia tidak dapat menambatkan sistem berkas baru sebagai /.

Pertama−tama harus ditambatkan sebagai /mnt. Kemudian, ia akan

melakukan pivot_root. pivot_root akan menukar sistem berkas root sekarang dengan sistem berkas baru. Ketika selesai, sistem berkas NFS akan ditambatkan pada /, dan sistem berkas root lama akan ditambatkan pada /oldroot.

10.Setelah proses penambatan dan pivot pada sistem berkas root baru selesai, selesailah skrip shell /linuxrc kemudian dilanjutkan dengan memanggil program /sbin/init yang sebenarnya.

11.Init akan membaca berkas /etc/inittab dan mulai menyiapkan lingkungan komputer kerja.

12.Salah satu dari butir pertama dalam berkas inittab adalah perintah rc.sysinit yang akan dijalankan selagi komputer kerja berada dalam keadaan 'sysinit'.

13.Skrip rc.sysinit akan membuat ramdisk 1mb untuk memuat semua hal yang dibutuhkan untuk ditulis atau diubah dalam berbagai cara.

14.Ramdisk akan ditambatkan sebagai direktori /tmp. Berkas apapun yang perlu ditulis akan berada di direktori /tmp, dan ada tautan simbolis yang

menunjuk kepada berkas−berkas ini.

(65)

16.Berkas lts.conf akan diuraikan, dan semua parameter dalam berkas itu yang berkenaan dengan komputer kerja ini akan di atur sebagai variabel lingkungan untuk digunakan oleh skrip rc.sysinit.

17.Jika komputer kerja tersebut dikonfigurasi untuk melakukan pertukaran melalui NFS, direktori /var/opt/ltsp/swapfiles akan ditambatkan sebagai /tmp/swapfiles. Kemudian, jika belum ada berkas tukaran (swapfile) untuk direktori ini, maka akan dibuatkan secara otomatis. Ukuran berkas tukaran akan dikonfigurasi dalam berkas lts.conf.

Berkas tukaran kemudian akan dimungkinkan, menggunakan perintah swapon.

18.Antarmuka jaringan loopback dikonfigurasi. Ini adalah antarmuka yang memiliki alamat 127.0.0.1.

(66)

Inisiasi NFS Komunisasi

NFS CHROOT

CHROOT Transfer

Environment CHROOT Inisiasi NFS

Inisiasi NFS

CLIENT

SERVER

Gambar 3.7 Proses Chroot

20.Beberapa direktori akan dibuat dalam sistem berkas /tmp untuk

menyimpan berkas−berkas sementara yang dibutuhkan selagi sistem

berjalan. Akan dibuat Direktori−direktori tersebut seperti:

a. /tmp/compiled

b. /tmp/var

c. /tmp/var/run

d. /tmp/var/log

e. /tmp/var/lock

(67)

22.Daemon syslogd dimulai, menggunakan berkas konfigurasi yang dibuat dalam langkah sebelumnya.

23.Setelah skrip rc.init selesai, kendali dikembalikan ke program /sbin/init, yang akan mengubah runlevel dari sysinit ke 5. Ini akan menyebabkan

entri−entri dalam /etc/inittab dijalankan.

24.Secara bawaan, ada entri dalam inittab untuk menjalankan skrip /etc/screen_session pada tty1, tty2 dan tty3. Itu artinya bahwa sudah dapat menjalankan 3 sesi sekali jalan, dan tipe sesi dikendalikan oleh entri SCREEN_01, SCREEN_02 dan SCREEN_03 dalam lts.conf.

Lebih banyak entri dapat ditatasiapkan dalam inittab untuk sesi yang lebih banyak, jika diinginkan.

25.Jika SCREEN_01 diatur ke nilai dari startx maka skrip /etc/screen.d/startx akan dijalankan, yang akan meluncurkan sistem X Windows, yang memberi anda antarmuka pengguna grafis.

Dalam berkas lts.conf, ada sebuah parameter yang disebut XSERVER. Jika parameter ini tidak ada, atau diatur ke "auto", maka deteksi otomatis terhadap kartu video akan dilakukan. Jika kartu tersebut berupa PCI atau AGP, maka ia akan mendapatkan id vendor dan peranti PCI, dan akan mencari dalam berkas /etc/vidlist.

Jika kartu tersebut didukung oleh Xorg 6.7, rutin pci_scan akan

Gambar

Gambar II.7 Thin Client – Thick Server[4]
Gambar II.9 Arsitektur Three Tier[8]
Gambar II.10 Komponen komponen Sistem Operasi[3]
Gambar II.11 Posisi Sistem Operasi dalam Sistem Komputer[3]
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pelajaran ini karena kami mengangkat sub bab menyederhanakan dan mengurutkan pecahan, blok lingkaran pecahan ini digunakan untuk mempermudah guru dalam menjelaskan

Pada bank-bank go public menerapkan PSAK 60 dalam laporan keuangan adalah penting, dimana tujuan PSAK 60 adalah mengatur entitas untuk memberikan pengungkapan dalam

Selain itu proses bisnis layanan pemesanan dan pembelian pada DYRA COLLECTION saat ini masih menggunakan sistem pencatatan secara manual menggunakan buku arsip

PEMBENTUKAN KECAMATAN PRINGAPUS DI WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGGKAT II SEMARANG DALAM WILAYAH PROPINSIb. DAERAH TINGKAT I

dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi bahan Molase dan Kaolin yang tepat sebagai media kultur terhadap pertumbuhan bakteri probiotik Alkaligenus

tanggapan penduduk miskin setuju dengan pernyataan pada kuesioner penelitian yang menyatakan bahwa program Alokasi Dana Desa dalam bentuk Alokasi dana Desa

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka kerangka dari pemikiran ini adalah bahwa informasi yang terkandung dalam laporan arus kas (arus kas operasi, investasi, dan