• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PARTISIPASI ANAK DALAM PERTANIAN KENTANG TERHADAP MINAT MELANJUTKAN KE JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH (Studi Kasus di Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Tahun 2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PARTISIPASI ANAK DALAM PERTANIAN KENTANG TERHADAP MINAT MELANJUTKAN KE JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH (Studi Kasus di Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Tahun 2013)"

Copied!
230
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PARTISIPASI ANAK DALAM PERTANIAN

KENTANG TERHADAP MINAT MELANJUTKAN

KE JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

(Studi Kasus di Desa Dieng Kecamatan Kejajar

Kabupaten Wonosobo Tahun 2013)

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Agustina Ridhowati NIM. 3201409095

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Selasa

Tanggal : 23 Februari 2012

Penguji Utama

Ariyani Indrayati, S. Si, M. Sc NIP. 197806132005012005

Penguji I

Drs. Sunarko, M. Pd NIP. 195207181980031003

Penguji II

Drs. Tukidi, M. Pd NIP. 195403101983031002

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Sosial

(3)

iii

PERNYATAAN

Penyusun menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri dan bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi pendidikan geografi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka penyusun bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Juni 2013

Agustina Ridhowati

(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS. Al Insyirah : 6).

2. Mencari ilmu seperti ibadah, mengungkapkannya bagaikan bertasbih,

penelitiannya bagaikan berjihat, mengejarnya bagaikan sedekah dan

memikirkannya bagaikan berpuasa (Ibnu Adz Bin Jabbal, Syufi Muslim).

3. Selalu maju untuk langkah pertama dan terus maju hingga langkah terakhir

(Agustina Ridhowati).

4. Terkadang kita sedih, kecewa dan terluka tapi itu semua hanyalah belokan

bukanlah jalan buntu dan Allah tersenyum disana karena Dia sedang merajut

hal terbaik untuk kita (Agustina Ridhowati).

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Kedua orang tuaku tercinta, Ibu Suprihati dan Bapak Paikun Suprawoto yang berjuang untukku dan tak hentinya memberikan kasih sayang, dukungan, arahan dan do’a untuk keberhasilanku.

2. Mas-masku dan adikku, mas Setyo Wibowo, mas Warih Sudrajat dan adek Muhammad Haryadi yang selalu mendukungku selama ini.

3. Sahabatku, Ruli, Reka, Pika, Anisa, Dyah, Indah, Deni dan Kemoceng yang selalu membantu dan memberiku semangat serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Teman-teman Pendidikan Geografi 2009 yang saling berdampingan, berjuang dan tertawa bersama.

(5)

v PRAKATA

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang terhadap Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah (Studi Kasus di Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Tahun 2013).”

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah banyak membantu baik motivasi, moral dan material kepada penyusun. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi strata satu di Universitas Negeri Semarang;

2. Dr. Subagyo, M. Pd. Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perjanjian penelitian;

3. Drs. Apik Budi Santoso, M. Si. Ketua Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam menyelesaikan skripsi ini;

4. Drs. Sunarko, M. Pd. Dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada penyusun selama penyusunan skripsi ini; 5. Drs. Tukidi, M. Pd. Dosen pembimbing II sekaligus sebagai Dosen Wali yang

telah memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada penyusun selama penyusunan skripsi dan selama menuntut ilmu di bangku kuliah;

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang khususnya Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu yang tidak ternilai harganya dan mudah-mudahan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi penyusun;

(6)

vi

8. Mahasiswa Pendidikan Geografi Angkatan 2009, terimakasih atas rasa berbagi dan kerjasamanya;

9. Kedua orang tuaku tercinta dan keluargaku yang telah memberikan doa terbaiknya untukku;

10.Apresiasi khusus penulis berikan untuk Ruli, Reka, Pika, Anisa, Dyah, Indah, Deni dan Kemoceng atas cinta dan persahabatan yang tak terlupakan.

11.Bapak Mardi Yuwono. Kepala Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo yang telah memberikan ijin penelitian dan membantu terlaksananya penelitian ini;

12.Anak-anak di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini;

13.Penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo yang telah bersedia menjadi informan dalam penelitian ini;

14.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Penyusun menyadari akan segala keterbatasan dan kekurangan. Maka semua saran dan kritik sangatlah diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.Harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Semarang, 23 Juni 2013

(7)

vii SARI

Ridhowati, Agustina. 2013. Pengaruh Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang terhadap Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah (Studi Kasus di Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Tahun 2013. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Drs. Sunarko, M. Pd. Pembimbing II Drs. Tukidi, M. Pd.

Kata Kunci: Partisipasi, Pertanian Kentang, Minat Berpendidikan

Salah satu permasalahan yang tengah dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya tingkat pendidikan penduduk. Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, KabupatenWonosobo adalah sebagian kecil dari bagian besar daerah yang mengalami permasalahan pendidikan tersebut. Berhubungan dengan hal tersebut penulis ingin meneliti tentang pengaruh partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui profil pertanian kentang di Desa Dieng, 2) Mengetahui seberapa besar partisipasi anak pada usia 16 - 18 tahun dalam pertanian kentang di Desa Dieng, 3) Mengetahui seberapa besar minat anak usia 16 - 18 tahun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng, 4) Mengetahui adakah pengaruh antara partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pedidikan menengah di Desa Dieng.

Populasi dalam penelitian ini adalah anak berusia 16 - 18 tahun yang telah tamat SMP dan belum melanjutkan ke SMA yang berjumlah 47 anak. Seluruh populasi digunakan sebagai sampel karena responden kurang dari 100 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini adalah: 1) Profil pertanian di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, 2) Tingkat partisipasi anak usia 16 - 18 tahun dalam pertanian kentang di Desa Dieng, 3) Tingkat minat anak usia 16 - 18 tahun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng, 4) Ada tidaknya pengaruh partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng dan berapa besar pengaruhnya. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan angket dan wawancara. Analisis data menggunakan metode analisis deskriptif persentase yaitu untuk mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian ini, analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui adakah pengaruh dari variabel (X) terhadap variabel (Y) dan uji hipotesis yang terdiri dari uji F dan uji R2.

(8)

viii

variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang dianggap sama dengan nol, maka variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar 40,010), 2) Koefisien X = - 0,254 (jika variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang mengalami kenaikan sebesar satu poin maka akan menyebabkan penurunan variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar 0,254). Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel X diperoleh nilai Fhitung = 51,727 > F tabel = 2,43 dengan sig = 0,00 < 0,05, jadi H0ditolak. Ini berarti variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Selanjutnya uji koefisien determinasi diperoleh nilai Adjusted r2 = 0,524 atau 52,4% sehingga besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y sebesar 52,4%. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa partisipasi anak dalam pertanian kentang berpengaruh terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah secara simultan, namun pengaruh tersebut bersifat negatif karena semakin tinggi partisipasi anak dalam pertanian kentang maka semakin rendah minat anak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.

(9)

ix

BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 7

C.Tujuan Penelitian ... 7

D.Manfaat Penelitian ... 8

E.Penegasan Istilah ... 9

F. Sistematika Penulisan Skripsi ... 14

BAB II. LANDASAN TEORI A.Landasan Teori ... 17

1. Partisipasi ... 17

2. Anak ... 27

3. Pertanian Kentang ... 28

4. Minat ... 44

5. Jenjang Pendidikan Menengah ... 57

B.Penelitian Terdahulu ... 65

C.Kerangka Berfikir ... 69

(10)

x BAB III. METODE PENELITIAN

A.Lokasi Penelitian ... 71

2. Variabel Terikat (Dependent) ... 73

D.Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 74

2. Uji Prasyarat Regresi Linier Sederhana ... 83

3. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 85

4. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 86

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 88

1. Kondisi Umum Daerah Penelitian ... 88

2. Profil Pertanian Kentang di Desa Dieng ... 95

3. Deskriptif Persentase Variabel Penelitian ... 107

4. Uji Prasyarat Regresi Linier Sederhana ... 138

5. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 144

6. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 145

B.Pembahasan ... 147

BAB V. PENUTUP A.Simpulan ... 158

(11)

xi

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni ... 4

1.2. Pendapatan Kecamatan Kejajar dan Pendapatan Kabupaten Wonosobo ... 6

3.1. Populasi Penelitian ... 71

3.2. Hasil Uji Validitas Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang... 79

3.3. Hasil Uji Validitas Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah ... 80

3.4. Reliabilitas Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang dan Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah ... 81

3.5. Kriteria Deskriptif Persentase ... 82

4.1. Penduduk Menurut Kelompok Umur Desa Dieng ... 90

4.2. Mata Pencaharian Penduduk Desa Dieng ... 92

4.3. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Desa Dieng ... 93

4.4. Jumlah Keluarga Berdasarkan Luas Lahan yang digunakan untuk Bertani Kentang ... 96

4.5. Jumlah Keluarga Berdasarkan Kepemilikan Lahan yang digunakan untuk Bertani Kentang ... 96

4.6. Jumlah Keluarga Berdasarkan Status Pekerjaan Orangtua di dalam Pertanian Kentang ... 97

4.7. Jumlah Keluarga Berdasarkan Waktu yang digunakan Orangtua untuk Bertani Kentang selama Sehari ... 98

4.8. Jumlah Keluarga Berdasarkan Pemasaran Kentang ... 99

4.9. Distribusi Variabel Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang ... 108

4.10. Distribusi Partisipasi dalam Persiapan ... 110

4.11. Distribusi Partisipasi dalam Penanaman ... 112

4.12. Distribusi Partisipasi dalam Pemeliharaan ... 114

4.13. Distribusi Partisipasi dalam Pemupukan ... 116

(13)

xiii

4.15. Distribusi Partisipasi dalam Perlindungan dari Hama dan Penyakit . 120

4.16. Distribusi Partisipasi dalam Panen ... 122

4.17. Distribusi Partisipasi dalam Pemasaran ... 124

4.18. Deskriptif Persentase Indikator dari Variabel Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang ... 126

4.19. Deskriptif Persentase Penanaman ... 127

4.20. Deskriptif Persentase Pengairan ... 128

4.21. Distribusi Variabel Minat Melanjutka ke Jenjang Pendidikan Menengah ... 129

4.22. Distribusi Ketertarikan ... 131

4.23. Distribusi Keinginan ... 132

4.24. Distribusi Tindakan ... 134

4. 25. Deskriptif Persentase Indikator dari Variabel Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah ... 136

4.26. Deskriptif Persentase Keinginan ... 137

4.27. Deskriptif Persentase Tindakan ... 138

Tabel Halaman 4.28. Hasil Uji Normalitas ... 139

4.29. Hasil Uji Homogenitas ... 142

4.30. Hasil Uji Linieritas ... 143

4.31 Hasil Persamaan Regresi Linier Sederhana ... 144

4.32. Hasil Uji F atau Uji Friedman ... 145

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Kerangka Berpikir (Bagan pengaruh variabel X terhadap variabel

Y) ... 70

4.1. Peta Administrasi Desa Dieng ... 94

4.2. Diagram Batang Deskriptif Persentase Tingkat Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang ... 109

4.3. Diagram Batang Deskriptif Persentase Persiapan ... 112

4.4. Diagram Batang Deskriptif Persentase Penanaman ... 114

4.5. Diagram Batang Deskriptif Persentase Pemeliharaan ... 116

4.6. Diagram Batang Deskriptif Persentase Pemupukan ... 117

4.7. Diagram Batang Deskriptif Persentase Pengairan ... 119

4.8. Diagram Batang Deskriptif Persentase Perlindungan dari Hama dan Penyakit ... 122

4.9. Diagram Batang Deskriptif Persentase Panen ... 124

4.10. Diagram Batang Deskriptif Persentase Pemasaran ... 126

4.11. Diagram Batang Deskriptif Persentase Tingkat Minat Melanjutkan ke Jenjang Menengah Atas ... 130

4.12. Diagram Batang Deskriptif Persentase Ketertarikan ... 132

4.13. Diagram Batang Deskriptif Persentase Keinginan ... 134

4.14. Diagram batang Deskriptif Persentase Tindakan ... 135

4.15. Grafik Uji Normalitas ... 140

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Responden ... 164

2. Instrumen Penelitian ... 166

3. Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang ... 178

4. Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah... 179

5. Perhitungan Validitas Angket Penelitian Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang ... 180

6. Perhitungan Reliabilitas Angket Penelitian Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang ... 181

7. Perhitungan Validitas Angket Penelitian Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah... 182

8. Perhitungan Reliabilitas Angket Penelitian Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah... 183

9. Klasifikasi Deskriptif Persentase dari Penskoran Instrumen Penelitian ... 184

10. Skor Variabel Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang ... 188

11. Skor Variabel Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah . 190 12. Skor Indikator Persiapan ... 192

13. Skor Indikator Penanaman ... 193

14. Skor Indikator Pemeliharaan ... 194

15. Skor Indikator Pengairan ... 195

16. Skor Indikator Pemupukan... 196

17. Skor Indikator Pelindungan dari Hama dan Penyakit ... 197

18. Skor Indikator Panen ... 198

19. Skor Indikator Pemasaran ... 199

20. Skor Indikator Ketertarikan ... 200

(16)

xvi

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu bidang yang harus diutamakan oleh setiap negara, sebab masalah pendidikan adalah masalah yang menyangkut kehidupan masa depan suatu bangsa. Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai dengan tuntutan pembangunan bangsa, dimana kualitas suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Perwujudan masyarakat yang berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan terutama dalam menyiapkan peserta didik menjadi subjek yang semakin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan profesional pada bidang masing-masing.

(18)

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Lingkungan mempunyai peran yang amat penting yang dapat mengarahkan kepada dua akibat. Akibat itu ialah apakah lingkungan itu akan memberikan tempat berkembangnya kemungkinan-kemungkinan jelek ataukah akan membantu menolong kepada pembentukan pribadi yang tinggi (Partowisastro, 1983:42).

Lingkungan menjadi wadah bagi anak untuk mengekspresikan bakat dan kemampuannya, namun lingkungan juga dapat membuat adanya penyimpangan dalam pertumbuhan anak, lingkungan yang baik juga dapat berdampak negatif jika tidak disertai dengan dorongan dan bimbingan dari orangtua, keluarga dan masyarakat.

(19)

Perguruan Tinggi. Faktor extern yang mempengaruhi belajar antara lain adalah pengaruh kegiatan anak dalam masyarakat. Kegiatan anak dalam masyarakat dapat menguntungkan pada perkembangan pribadinya. Tetapi jika anak ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lainnya, maka belajarnya akan terganggu, terlebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktu (Slameto, 2010:70). Jadi pada dasarnya lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan pribadi anak tetapi dalam mengikuti kegiatan di dalam masyarakat harus dibatasi sesuai dengan umur, kemampuan dan intensitasnya, sehingga tidak mengganggu kegiatannya dalam belajar.

(20)

Tabel. 1. 1 Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Menengah Atas Kecamatan Kejajar dan Kabupaten Wonosobo.

Daerah

Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka Partisipasi Murni (APM)

L P L+P L P L+P

Kecamatan

Kejajar 30,65 33,46 31,93 17,96 20,74 19,23 Kabupaten

Wonosobo 39,20 41,65 41,50 25,20 25,53 26,07 Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo Tahun 2011

Berdasarkan data Angka Partisipasi Kasar (APK) Kecamatan Kejajar pada jenjang SMA anak laki-laki memiliki Angka Partisipasi Kasar (APK) sebesar 30,65 dan anak perempuan memiliki Angka partisipasi Kasar (APK) sebesar 33,46. Sedangkan Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten Wonosobo untuk anak laki-laki sebesar 39,20 dan Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk anak perempuan sebesar 41,65. Dari gambaran pada tabel 1.1 sudah jelas dapat disimpulkan bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) di Desa Dieng Kecamatan Kejajar masih sangat rendah dibandingkan dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Wonosobo, sedangkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Wonosobo sebagai patokan atau pedoman dari standar pendidikan untuk semua Kecamatan di Kabupaten Wonosobo.

(21)

di Desa Dieng Kecamatan Kejajar di bawah dari Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Wonosobo (Iskandar, 2012:17). Rendahnya APK dan APM di Kecamatan Kejajar salah satunya juga dipengaruhi oleh keterbatasan jumlah sekolah. Di Kecamatan Kejajar hanya terdapat 1 SMA yaitu SMA NU Kejajar. Menghadapi hal tersebut pemerintah perlu memperhatikan lebih besar terhadap masalah pendidikan terutama mengenai input dan output fungsi pendidikan, penyelenggaraan pendidikan serta keterlibatan masyarakat atau orangtua pada pendidikan anak.

(22)

melanjutkan sekolah karena ingin bermain dan tidak mempunyai beban. Kelima, keinginan anak untuk membantu orangtua untuk bertani. Karena

pertanian di Desa Dieng sangat menonjol, bahkan dapat dikatakan sumber penghasilan dan mata pencaharian utama penduduk Desa Dieng adalah dari bertani. Pertanian di Desa Dieng meliputi beberapa tanaman, antara lain adalah tanaman kentang, bawang daun dan kol atau kubis, sedangkan pertanian tanaman sayuran tersebut sangat membutuhkan perawatan yang intensif. Sehingga membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga untuk merawatnya. Penelitian ini hanya mengkaji keikutsertaan anak di dalam pertanian kentang. Pertanain kentang merupakan suatu kebiasaan dan budaya bagi penduduk Desa Dieng. Keikutsertaan anak di dalam pertanian kentang meliputi membantu orangtua di dalam proses pertanian kentang, sedangkan proses partanian tersebut mencakup banyak tahap dari kegiatan penanaman sampai pada kegiatan pemasaran. Pendapatan daerah Kecamatan Kejajar dan Kabupaten Wonosobo dapat dilihat pada tabel 1.2.

Tabel. 1. 2 Pendapatan Kecamatan Kejajar dan Pendapatan Kabupaten Wonosobo

Daerah Tahun 2010 Tahun 2011 Kecamatan Kejajar 1.732.613.000 1.705.221.400 Kabupaten Wonosobo 2.530281.700 2.524873.600 Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo Tahun 2011

(23)

Berdasarkan uraian diatas, maka penyusun mengambil judul penelitian “PENGARUH PARTISIPASI ANAK DALAM PERTANIAN KENTANG TERHADAP MINAT MELANJUTKAN KE JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH (STUDI KASUS DI DESA DIENG KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2013)”. B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah profil pertanian kentang di Desa Dieng?

2. Seberapa besar partisipasi anak pada usia 16 - 18 tahun dalam pertanian kentang di Desa Dieng?

3. Seberapa besar minat anak usia 16 - 18 tahun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng?

4. Adakah pengaruh partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng?

C. Tujuan Penelitian

Penentuan tujuan tak kalah penting dengan langkah-langkah penelitian yang digunakan karena tujuan itu akan memberikan arahan pada kegiatan penelitian yang dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui profil pertanian kentang di Desa Dieng.

(24)

3. Mengetahui seberapa besar minat anak usia 16 - 18 tahun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng.

4. Mengetahui adakah pengaruh antara partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pedidikan menengah di Desa Dieng.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Secara Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi aktivitas akademik dalam bidang pendidikan geografi, khususnya tentang pengaruh partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat anak melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.

b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya di bidang pendidikan geografi dengan menambah variabel lain yang berhubungan dengan partisipasi anak dalam pertanian kentang dan minat anak melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.

(25)

2. Manfaat Secara Praktis a. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu dan menambah wawasan dalam mengaplikasikan teori yang telah didapat di bangku kuliah pendidikan geografi dan sebagai sumbangan untuk pendidikan nasional.

b. Bagi Orangtua

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pengaruh lingkungan sekitar terhadap pendidikan anak sehingga para orang tua dapat mengarahkan anaknya ke arah yang positif dan kegiatan yang sesuai usianya.

E. Penegasan Istilah

Agar tidak menimbulkan salah pemahaman dan penafsiran maka perlu diberikan penegasan dari judul sebagai berikut:

1. Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang a.Partisipasi

(26)

Indikator dari variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang yang diteliti di dalam penelitian ini meliputi: partisipasi dalam persiapan, partisipasi dalam penanaman, partisipasi dalam pemeliharaan, partisipasi dalam pemupukan, partisipasi dalam pengairan, partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit, partisipasi dalam panen, partisipasi dalam pemasaran (Herawati, 2012:95). Dalam mengukur partisipasi digunakan teknik deskriptif persentase dengan memberikan skor 1 sampai 4. Pilihan jawaban responden meliputi: tidak pernah, kadang-kadang, sering dan selalu. Kemudian hasil jawaban responden diklasifikasikan dalam 4 kelas, yaitu: Sangat Rendah (SR), Rendah (R), Tinggi (T), Sangat Tinggi (ST) (Azwar,2012:105).

b.Anak

(27)

ini bukan semua anak yang berumur dibawah 18 tahun tetapi dibatasi pada semua anak yang berumur 16 - 18 tahun.

c.Pertanian Kentang

Pertanian mencakup arti yang sangat luas, tetapi di dalam penelitian ini arti pertanian hanya mengkaji perlakuan terhadap lahan. Perlakuan terhadap lahan di sini berupa pengolahan lahan pertanian. Pengelolaan lahan pertanian tersebut dilakukan untuk pertanian sayuran yang diambil akarnya, yaitu kentang. Tanaman kentang di Desa Dieng merupakan komoditas unggulan dan dibudidayakan selama bertahun-tahun.

(28)

penyemprotan/penyebaran obat anti hama), panen (pencabutan kentang, pembawaan hasil panen ke tempat dikumpukannya kentang), pasca panen/pemasaran (penjualan, pemasaran ke luar daerah).

Jenis pertanian pada penelitian ini disesuaikan dengan teori Banowati dan Sriyanto (2011:43) yang menjelaskan pertanian dibagi menjadi 2 yaitu pertanian dalam arti sempit dan dalam arti luar. Pertanian di dalam penelitian ini termasuk pada pertanian dalam arti sempit karena termasuk kegiatan perlakuan terhadap lahan untuk menghasilkan produk yang diusahakan dalam skala kecil atau bersifat keluarga. Hal ini didukung pula oleh Banowati dan Sriyanto (2011:43) tentang pengertian pertanian kentang yang dibagi menjadi 4 yaitu: 1) sebagai proses produksi, 2) pertanian atau pengusahaan, 3) tanah tempat usaha, 4) usaha pertanian (farm business). Dengan demikian pertanian dalam penelitian ini termasuk dalam pertanian sebagai kegiatan proses produksi.

2.Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah a. Minat

(29)

anak apabila seorang anak tersebut memiliki rasa senang, perhatian, konsentrasi dan kesadaran terhadap pentingnya pendidikan. Kemudian anak akan mengekspresikan minatnya pada suatu kegiatan, yang di dalam penelitian ini kegiatan yang difokuskan adalah melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.

(30)

b. Jenjang Pendidikan Menengah

Jenjang pendidikan menengah di dalam penelitian ini adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang pendidikan menengah dalam penelitian ini mencakup SMA, MA, SMK, MAK dan sekolah lain yang sederajat sesuai dengan pengertian Jenjang Pendidikan Menengah menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 18. 3.Studi Kasus

Studi kasus adalah salahh salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena masa kini dalam konteks kehidupan nyata (Robert. K Yin, 2008:1).

F. Sistematika Penulisan Skripsi

(31)

1. Bagian Awal Skripsi

Bagian ini berisi tentang judul skripsi, sari, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.

2. Bagian Pokok Skripsi terdiri atas lima bab, yaitu: BAB I. Pendahuluan

Dalam bab ini berisi gambaran keseluruhan isi skripsi yaitu, pendahuluan yang berisi alasan pemilihan judul skripsi, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II. Landasan Teori

Di dalam bab ini memuat teori-teori, penelitian terdahulu, kerangka berfikir dan hipotesis yang dijadikan pedoman dalam pembuatan skrispsi. Berupa kajian pustaka dari berbagai sumber yang relevan sebagai landasan teoritis.

BAB III. Metode Penelitian

(32)

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Di dalam bab ini meliputi latar belakang daerah penelitian, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V. Simpulan dan Saran

Penutup memuat kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang dikemukakan berdasarkan kesimpulan penelitian.

3. Bagian Akhir Skripsi

(33)

17 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Partisipasi Anak di dalam Pertanian Kentang a. Partisipasi

(34)

pemantauan dan evaluasi. Jelasnya partisipasi dapat dilakukan pada setiap tahap dalam daur tata penyelenggaraan kehidupan bersama.

Partisipasi adalah perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan. Partisipasi diberi interpretasi yang lebih jelas yaitu ikut serta. Pengertian partisipasi menurut Ensiklopedia pendidikan adalah sebagai berikut: “Sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam perencanaan serta pelaksaan dan juga ikut memikul tanggungjawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan.

Menurut Murbyarto dan Kartodirjo (1983:3) partisipasi adalah ketersediaan untuk membantu keberhasilannya setiap program sesuai dengan kemampuan, setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri. Beberapa penulis meyakini bahwa partisipasi adalah kebutuhan hak asasi manusia yang mendasar (Jochen Ropke, 2003:39). Menurut DirJen. Pembangunan Desa tahun 1981 mengartikan partisipasi ialah suatu keikutsertaan seseorang atau kelompok orang dalam suatu aktivitas tertentu. Dalam arti orang atau kelompok orang tersebut ikut merencanakan, melaksanakan dan menikmati hasil dari aktivitas itu sendiri.

(35)

disertai kesadaran dan tanggungjawab terhadap kegiatan kepentingan kelompok untuk kepentingan bersama. Sedangkan definisi lain yang tertulis dalam BPS (1999:23) menerangkan partisipasi adalah kegiatan memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan tertentu. Tokoh lain yang mendefinisikan partisipasi secara sedarhana Coben dan Joyomartono (1990:63) bahwa partisipasi sebagai keterlibatan sejumlah besar orang-orang dalam situasi atau tindakan-tindakan dalam usaha meningkatkan kesejahteraan sosial. Sedangkan pendapat Davis dalam Supardjan (2003:57) mengartikan partisipasi sebagai keterlibatan mental dan emosional seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk ikut serta menyumbangkan kemampuan dalam mencapai tujuan kelompok dan ikut bertanggungjawab atas tujuan kelompok tersebut.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah ketersediaan seseorang mengikuti suatu kegiatan untuk meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk menjalankan dan mengelola suatu kegiatan. Dalam hal ini partisipasi merupakan keterlibatan anak dalam kegiatan pertanian baik perawatan maupun pengolahan lahan pertanian kentang di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.

1) Dimensi partisipasi

(36)

sifatnya, bentuk pelaksanaan dan peran serta perorangan atau kelompok. Dimensi-dimensi tersebut dijelaskan sebagai berikut oleh Hendar Kusnadi (2005:92):

a) Dimensi partisipasi dipandang dari sifatnya. Berupa partisipasi dipaksakan dan partisipasi sukarela.

b) Dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya. Partisipasi dapat bersifat formal dan informal. Pada partisipasi yang bersifat formal biasanya telah tercipta suatu mekanisme formal dalam pengambilan keputusan dan dalam pelaksanaan setiap kegiatan. Pada partisipasi informal biasanya hanya mendapat persetujuan lisan.

c) Partisipasi dipandang dari pelaksanaannya. Partisipasi dapat dilaksanakan secara langsung maupun secara tidak langsung. 2) Jenjang kesukarelaan atau partisipasi

Dusseldrop dalam Mardikanto (2003:23) membedakan adanya beberapa jenjang kesukarelaan sebagai berikut:

a) Partisipasi spontan, yaitu peran serta yang tumbuh berdasarkan motivasi intrinsik berupa pemahaman, penghayatan dan keyakinannya sendiri.

(37)

c) Partisipasi tertekan oleh kebiasaan, yaitu peran serta yang tumbuh berdasarkan tertekan yang dirasakan sebagaimana layaknya warga masyarakat pada umumnya atau peran serta yang dilakukan untuk mematuhi kebiasaan, nilai-nilai atau norma yang dianut oleh masyarakat setempat. Jika tidak berperanserta, khawatir akan tersisih atau dikucilkan oleh masyarakatnya.

d) Partisipasi tertekan oleh sosial-ekonomi, yaitu peran serta yang dilakukan karena takut akan kehilangan status sosial atau menderita kerugian atau tidak memperoleh bagian manfaat dari kegiatan yang dilakukan.

e) Partisipasi tertekan oleh peraturan, yaitu peran serta karena takut menerima hukuman dari peraturan/hukum-hukun yang sudah diberlakukan.

Dusseldorp juga membuat klasifikasi dalam 9 dasar tipe klasifikasi dari partisipasi yaitu:

a) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada derajat kesukarelaan, yang terdiri dari partisipasi bebas dan partisipasi terpaksa.

(38)

c) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada keterlibatan terdiri dari 6 langkah yaitu: perumusan tujuan, penelitian, persiapan rencana, penerimaan rencana, pelaksanaan, penilaian.

d) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada tingkatan organisasi, dibedakan menjadi dua yaitu partisipasi yang terorganisasi0dan0partisipasi0yang0tidak0terorganisasi. e) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada intensitas dan

frekuensi kegiatan, dibedakan menjadi dua yaitu partisipasi intensif dan partisipasi ekstensif.

f) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada lingkup liputan kegiatan. Penggolongan partisipasi ini ada dua yaitu partisipasi tak terbatas dan partisipasi terbatas.

g) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada pada efektifitas, dibedakan menjadi dua yaitu partisipasi efektif dan partisipasi tidak efektif.

h) Penggolongan partisipasi pada siapa yang terlibat.

(39)

3) Bentuk partisipasi

Menurut Djatmika (2003:34) partisipasi seseorang dapat diperinci menjadi:

a) Seseorang berpartisipasi dalam memberikan kontribusi atau memberikan sumber dayanya.

b) Seseorang berpartisipasi dalam mengambil keputusan. c) Seseorang berpartisipasi dalam mengambil keuntungan.

Sedangkan bentuk partisipasi menurut Ropke (2003:52) dengan membagi partisipasi menjadi:

a) Partisipasi dalam menggerakkan atau mengkontribusi sumberdaya.

b) Partisipasi dalam mengambil keputusan (perencanaan, implementasi atau pelaksanaan dan evaluasi).

c) Partisiapsi anggota dalam menikmati manfaat. 4) Jenis-jenis partisipasi

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang partisipasi, disini akan dijelaskan mengenai jenis-jenis partisipasi menurut Keith Davis dalam Sastroputro (1989:56). Jenis-jenis partisipasi, yaitu:

(40)

b) Partisipasi berupa tenaga (physical participation), adalah partisipasi dari individu atau kelompok dengan tenaga yang dimilikinya, melibatkan diri dalam suatu aktivitas dengan maksud tertentu.

c) Partisipasi yang berupa tenaga dan pikiran (physical and psychological participation). Partisipasi ini sifatnya lebih luas

lagi disamping mengikutsertakan aktivitas secara fisik dan non-fisik secara bersama.

d) Partisipasi yang berupa keahlian (participation with skill), merupakan bentuk partisipasi dari orang atau kelompok yang mempunyai keahlian khusus, yang biasanya juga berlatar belakang pendidikan baik formal maupun non-formal yang menunjang keahliannya.

e) Partisipasi yang berupa barang (material participation), partisipasi dari orang atau kelompok dengan memberikan barang yang dimilikinya untuk membantu pelaksanaan kegiatan tersebut.

(41)

kelihatan secara jelas beraktivitas melainkan mengikutsertakan barang atau uangnya.

5) Persyaratan terjadinya partisipasi

Berdasarkan pendapat Keith Davis dan Newstorm dalam Hayati (2001:18) bahwa ada beberapa persyaratan terjadinya partisipasi, yaitu antara lain:

a) Waktu yang cukup untuk berpartisipasi. b) Keuntungan lebih besar dari kerugian. c) Relevan dengan kepentingan.

d) Kemampuan.

e) Kemampuan berkomunikasi timbal balik.

f) Tidak timbul perasaan terancam bagi kedua belah pihak. g) Masih dalam bidang keleluasaan.

Menurut Krech dkk (1988) dalam Sugiyo (1993:5) partisipasi merupakan salah satu bentuk tingkah laku yang ditentukan oleh lima faktor, antara lain:

1) Pengetahuan atau kognitif. Berupa pengetahuan tentang tema, fakta, aturan dan keterampilan membuat translation.

2)Kondisi situasional. Seperti lingkungan fisik, lingkungan sosial, psikososial dan faktor-faktor sosial.

3)Kebiasaan sosial. Seperti kebiasaan menetap.

(42)

5)Sikap. Meliputi pandangan, perasaan, kesediaan bereaksi, interaksi sosial, minat dan perhatian.

Parisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu. Pengertian dari partisipasi di dalam penelitian ini bahwa partisipasi adalah sebagai suatu keikutsertaan dan peran serta anak pada suatu kegiatan yaitu pertanian kentang. Partisipasi anak berupa partisipasi tenaga dan pikiran atau ide dalam proses pertanian kentang, dari proses penanaman kentang sampai pada proses pemasaran kentang. Partisipasi anak dalam kegiatan pertanian kentang diukur melalui intensitas bekerja anak dalam kegiatan pertanian kentang.

Adapun indikator partisipasi anak di dalam pertanian kentang yang diteliti di dalam penelitian ini meliputi:

1) Partisipasi dalam persiapan 2) Partisipasi dalam penanaman 3) Partisipasi dalam pemeliharaan 4) Partisipasi dalam pemupukan 5) Partisipasi dalam pengairan

6) Partisipasi dalam perlindungan dari hama/penyakit 7) Partisipasi dalam panen

(43)

Dalam mengukur partisipasi digunakan deskriptif persentase dengan memberi skor 1 sampai 4. Pilihan jawaban responden meliputi: tidak pernah, kadang-kadang, sering, selalu. Kemudian hasil jawaban responden diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu: Sangat Rendah (SR), Rendah (R), Tinggi (T), Sangat Tinggi (ST) (Azwar,2012:105).

b. Anak

Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002 yang berbunyi: “Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya”. Definisi anak pada Pasal 1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “Seorang anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan”. Berdasarkan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang menetapkan bahwa “Setiap anak berhak atas perlindungan orangtua, keluarga, masyarakat dan negara. Menindaklanjuti Undang-Undang tersebut, maka telah dilakukan pemerataan sekolah di seluruh pelosok negara untuk meningkatkan pendidikan anak. Serta menekankan pada hak anak atas perlindungan terhadap ketenagakerjaan”.

(44)

No. 10 Tahun 1921 mengenai Usia Minimum untuk Sektor Agraria, menetapkan bahwa usia minimum untuk bekerja 14 (empat belas) tahun. Dalam penerapan Konvensi tersebut, di banyak negara masih ditemukan berbagai bentuk penyimpangan batas usia minimum untuk bekerja. Oleh karena itu ILO merasa perlu menyusun dan mengesahkan konvensi yang secara khusus mempertegas batas usia minimum untuk diperbolehkan bekerja yang berlaku di semua sektor yaitu 15 (lima belas) tahun”. Definisi anak di dalam penelitian ini adalah semua anak pada usia 16 - 18 tahun yang telah lulus SMP dan belum melanjutkan ke SMA di Desa Dieng.

c. Pertanian Kentang

(45)

tani. Selain itu ada unsur manusia, tumbuhan, hewan, dan lingkungan tidak dapat dilepaskan begitu saja dari unsur-unsur pokok.

(46)

dengan behavior environment atau pemberdayaan masyarakat antara lain melalui revitalisasi sektor pertanian dengan menggunakan lahan sesuai daya dukungnya. Jika kegiatan pertanian dalam arti luas dilakukan sesuai dengan kemampuan lahannya maka akan membuka lapangan kerja yang menyerap tenaga kerja, sehingga dapat menekan jumlah pengangguran, menghasilkan panen yang optimal, meningkatkan pendapatan petani dan anggota masyarakat lainnya, serta diharapkan dapat mengurangi bencana alam akibat penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan atau potensi fisiknya. Secara ringkas pengertian pertanian adalah sebagai berikut: 1) proses produksi, 2) pertanian atau pengusahaan, 3) tanah tempat usaha, 4) usaha pertanian (farm business). Pertanian merupakan kegiatan produksi yang memanfaatkan sumberdaya alam (tanah) dengan cara menanam tanaman pertanian.

(47)

lingkungan. Pada kesuburan tanah yang lebih baik atau lebih kering, tanaman yang sudah tua warnanya akan lebih menyolok. Bagian bawah batangnya bisa sampai berkayu. Sedangkan batang tanaman muda tidak berkayu sehingga tidak terlalu kuat dan mudah roboh (Herawati, 2012:90).

Jenis kentang (Solanum tuberosum L) termasuk jenis tanaman sayuran berumur pendek dan berbentuk perdu/semak. Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya satu kali produksi, setelah itu mati. Untuk umur tanaman kentang antara 90 - 180 hari. Dalam dunia tumbuhan kentang diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Devisi : Spermatophyta 2) Subdivisi : Angiospermae 3) Kelas : Dicotiledonea 4) Family : Solanaceae

5) Genus : Solanum

6) Species : Solanum tuberosum

Varietas kentang yang banyak ditanam di Indonesia adalah kentang kuning yaitu varietas granola, atlantis, cipanas dan segunung (Herawati, 2012:91). Sedangkan jenis tanaman kentang di Desa Dieng didominasi oleh jenis granola.

1) Lahan pertanian kentang

(48)

lapisan biosfera, tempat hidup tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. Ruang dapat berubah karena proses alam atau tindakan manusia. Ruang identik dengan lahan yang merupakan aset yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi ataupun sosial. Tanah (land) memiliki arti yang sangat penting bagi manusia karena merupakan tempat dimana manusia melakukan segala aktivitas, dapat digunakan sebagai tempat tinggal (bermukim), berusaha (menopang kebutuhan hidup) dan juga berfungsi tempat interaksi antar manusia (interaksi soial). Seperti dikemukakan oleh Marsil (1974) bahwa ruang akan digunakan oleh manusia untuk menempatkan lokasi aktivitas secara efisien. Pernyataan Marsil tersebut berimplikasi pada tiga prinsip pemanfaatan ruang oleh manusia seperti:

a) Memaksimalkan nilai guna dan produktivitas suatu ruang atau tempat dengan usaha yang minimal.

b) Memaksimalkan interksi spasial dengan usaha atau biaya yang minimal.

c) Menciptakan aktivitas-aktivitas ekonomi sedekat mungkin satu dengan lain tergantung pada sumber daya dan kekuatan hubungan tersebut.

(49)

a) Iklim

(1)Daerah curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun sangat sesuai untuk membudidayakan kentang. Daerah yang sering mengalami angin kencang tidak cocok untuk budidaya kentang.

(2)Lama penyinaran yang diperlukan tanaman kentang untuk kegiatan fotosistesis adalah sekitar 9 - 10 jam/hari. Lama penyinaran juga berpengaruh terhadap waktu dan masa perkembangan umbi.

(3)Suhu optimal adalah 18 - 20o C. Pertumbuhan umbi akan terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10o C dan lebih dari 30o C.

(4)Kelembaban yang sesuai untuk tanaman kentang adalah 80 - 90%. Kelembaban yang terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman mudah terserang hama dan penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan.

b) Media tanam

(50)

(2)Tanah yang memiliki sifat ini adalah tanah andosol yang terbentuk di pegunungan-pegunungan.

(3)Keadaan pH tanah yang sesuai untuk tanaman kentang bervariasi yaitu antara 5,0 - 7,0 tergantung pada varietasnya. Untuk produksi yang baik pH yang rendah tidak cocok ditanami kentang. Pengapuran mutlak diberikan pada tanah yang memiliki nilai pH dibawah 7,0.

c) Ketinggian tempat

Daerah yang cocok untuk menanam kentang adalah pada dataran tinggi/daerah pegunungan, dengan kemiringan antara 1.000 - 3.000 m dpl. Ketinggian idealnya berkisar antara 1.000 - 3.000 m dpl. Beberapa varietas dapat ditaman di dataran menengah (300 - 700 m dpl).

Sedangkan keadaan di lapangan penelitian ditemukan kondisi fisik lahan pertanian kentang di Desa Dieng meliputi:

(1) Pola pertanian kentang di Desa Dieng

(51)

terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman yang diusahakan pada umunya tanaman pangan, seperti padi, jagung atau umbi-umbian (Banowati dan Sriyanto, 2011:41). Luas lahan pertania di Desa dieng seluas 62,51 hektar. Di tahun 2012 jumlah produksi kentang sebanyak 10.771,17 kw. Sehingga produktivitas pertahunnya sebanyak 172,30 kw/ha.

(2) Kondisi tanah pertanian kentang di Desa Dieng

Berdasarkan Peta Tanah Skala 1: 50.000 kondisi tanah di Dieng tidak bervariasi, jenis tanah yang berkembang adalah tanah alluvial, regosol, andosol dan sedikit organosol ekotraf. Berdasarkan sampel analisis Bappeda, struktur tanah granuler, permeabilitas sedang, pH 5,6, kadar bahan organik (BO) 2,3%, kandungan pasir kasar sebesar 5,1%, kandungan pasir halus dan debu sebesar 68%. Tekstur pada umumnya sandy loam pada lapisan atas dan loam sandy clay pada lapisan bawah. Secara umum identifikasi jenis

(52)

mendapat campur tangan manusia, karena penduduknya memanfaatkan lahan untuk pertanian kentang secara intensif. Pengaruh pupuk kandang dan pupuk kimia sangat dominan. Lahan pertanian terdapat pada kemiringan 15 - 40% (Setyowati dan Hardati, 2009:29).

(3) Iklim di Desa Dieng

Dieng merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian berkisar antara 1.500 - 2.000 m dpl, dengan curah hujan rata-rata lebih dari 3.500 mm/tahun, curah hujan bulan terbasah pada bulan Januari dan bulan terkering pada bulan Agustus. Puncak hujan pada akhir bulan Desember sampai bulan Januari. Menurut klasifikasi Schmidt - Ferguson iklim Dieng tergolong tipe A, yaitu iklim basah. Temperatur udara rerata berkisar antara 19,3oC - 20,6oC. Kelembaban udara rata-rata sekitar 86,6%, kelembaban udara minimum 53% dan kelembaban udara maksimum 100%. Sistem pengairan untuk pertanian menggunakan pipa-pipa kecil (Setyowati dan Hardati, 2009:32).

(4) Jangka waktu panen pertanian kentang

Jangka waktu yang dibutuhkan pertanian kentang untuk sekali panen adalah 3 bulan.

(53)

(1)Tanaman kentang paling ekonomis dan menguntungkan karena dalam satu tahun bisa tiga kali panen, walaupun biaya produksi mahal tetapi petani masih memperoleh keuntungan yang lebih.

(2)Tanaman kentang tidak mengenal musim, kapanpun bisa ditanam asalkan disiram.

(3)Kentang tidak mudah busuk, bisa tahan selama dua bulan setelah dipanen (dengan angka susut sebesar 5% saja).

(4)Pemasaran sangat mudah, petani tidak perlu memasarkan karena pembeli datang sendiri.

(5)Tanaman kentang merupakan tradisi turun temurun sehingga budaya menanam kentang terus berjalan (Setyowati dan Hardati, 2009:40).

Herawati (2012:104) menjelaskan standar produksi kentang meliputi klasifikasi dan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara pengujian contoh, syarat penandaan dan pengemasan. Kentang yang segar adalah umbi batang dari tanaman kentang dalam keadaan utuh bersih dan segar, sesuai dengan SNI.Klasifikasi dan standar mutu tanaman kentang, ialah sebagai berikut:

Menurut ukuran berat, kentang segar digolongkan dalam: (1) Kecil : < 50 gram

(54)

(3) Besar : 101 - 300 gram (4) Sangat besar : > 301 gram

Menurut jenis mutunya kentang segar digolongkan dalam 2 jenis mutu, yaitu mutu I dan mutu II:

(1)Kesegaran warna dan bentuk; mutu I = seragam, mutu II = seragam

(2)Keseragaman ukuran; mutu I = seragam, mutu II = seragam (3)Kerataan permukaan kentang; mutu I = rata, mutu II = tidak

disyaratkan

(4)Kadar kotor (bobot/bobot); mutu I = maksimum 2,5%, mutu II = maksimum 2,5%

(5)Kentang cacat (bobot/bobot); mutu I = maksimum 5%, mutu II = maksimum 10%

(6)Ketuaan kentang; mutu I = tua, mutu II = cukup tua

(55)

2) Proses/kegiatan dalam pertanian kentang

Menurut Banowati dan Sriyanto (2011:47) untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka petani perlu menempuh langkah-langkah dalam pemeliharaan tanaman yang meliputi: a) Mempersiapkan lahan

b) Menyiapkan bitit/benih c) Pengelolaan tanah d) Penanaman e) Pemupukan

f) Penyiangan tanaman pengganggu g) Pengaturan air

h) Pemberantasan hama/penyakit i) Perlakuan setelah panen

Sedangkan menurut Herawati (2012:95) tentang pedoman teknis budidaya kentang meliputi:

a)Pengolahan media tanam

(56)

tanah tetap terjaga. Pada lahan datar sebaiknya dibuat bedengan memanjang dari barat - timur agar memperoleh sinar matahari secara optimal, sedangkan pada ladang berbukit arah bedengan dibuat tegak lurus kemiringan tanah untuk mencegah erosi. Lebar bedengan 70 cm (1 jalur tanaman) atau 140 cm (2 jalur tanam), tinggi 30 cm dan jarak antara bedengan 30 cm. Lebar dan jarak antar bedengan dapat diubah sesuai varietas kentang yang ditanam. Di sekeliling petak bedengan dibuat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.

b)Teknik penanaman

Pemupukan dasar organik yaitu berupa kotoran ayam 10 ton/ha, kotoran kambing sebanyak 15 ton/ha atau kotoran sapi 20 ton/ha diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih semingu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam. Pupuk anorganik berupa TSP-36=400 kg/ha.

c)Cara penanaman (1)Penyediaan bibit

(57)

menanam kentang pada musin hujan, dan penanaman yang baik jika dilakukan di pagi/sore hari.

(3)Pembuatan lubang tanam dan mulsa, lubang tanam dibuat dengan kedalaman 8 - 10 cm. Bibit dimasukkan ke lubang tanam, ditimbun dengan tanah dan tekan di sekitar umbi. Bibit akan tumbuh sekitar 10 - 40 hari. Mulsa jerami perlu dihamparkan di bedengan jika kentang ditanam di dataran medium.

d) Pemeliharaan (1)Penyulaman

Untuk mengganti tanaman yang kurang baik, maka dilakukan penyulaman. Penyulaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari. Bibit sulaman merupakan bibit cadangan yang telah disiapkan bersamaan dengan bibit produksi. Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang mati/kurang baik tumbuhnya dan diganti dengan tanaman baru.

(2)Penyiangan

(58)

Penyiangan harus dilakukan pada fase kritis yaitu vegetatif awal dan pembentukan umbi.

(3)Pemangkasan bunga

Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara untuk pembentukan umbi dan pembungaan.

e) Pemupukan

Pemupukan tanaman kentang dengan menggunakan tiga jenis pupuk, yaitu:

(1)Pupuk kandang (2)Pupuk anorganik (3)Pupuk cair f) Pengairan

(59)

g) Hama dan penyakit

Antisipasi terhadap hama dan penyakit tanaman kentang karena terdapat banyak sekali jenis hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman kentang.

h) Panen dan pasca panen

Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit serta batang tanaman telah berwarna kekuning-kuningan dan agak mengering. Selain itu tanaman yang siap panen kulit umbi akan lekat sekali dengan dagung umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.

Berdasarkan proses kegatan pertanian kentang di atas, terdapat banyak sekali kegiatan yang dilakukan dari kegiatan persiapan lahan pertanian hingga pada kegiatan pemasaran. Pertanian mencakup arti yang sangat luas, tetapi di dalam penelitian ini arti pertanian hanya mengkaji perlakuan terhadap lahan. Perlakuan terhadap lahan di sini berupa pengolahan lahan pertanian. Pengelolaan lahan pertanian tersebut dilakukan untuk pertanian sayuran yang diambil akarnya, yaitu kentang. Dimana tanaman kentang di Desa Dieng merupakan komoditas unggulan dan dibudidayakan selama bertahun-tahun.

(60)

berbeda-beda intensitasnya antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya. Kegiatan-kegiatan yang terdapat di dalam pertanian kentang meliputi: persiapan (pembajakan lahan, pencangkulan/penggaruan lahan, pembuatan bedengan/larikan), penanaman (pencarian bibit kentang, pembuatan lubang mulsa, penanaman bibit), pemeliharaan (penyulaman, penyiangan, pembumbunan, pemangkasan bunga), pemupukan susulan (pembelian pupuk, pengopolosan pupuk, pemupukan), pengairan (pembuatan saluran pipa pengairan, pencarian sumber air untuk pengairan), perlindungan hama (pembelian obat anti hama, penyemprotan/penyebaran obat anti hama), panen (pencabutan kentang, pembawaan hasil panen ke tempat dikumpukannya kentang), pasca panen/pemasaran (penjualan, pemasaran ke luar daerah).

2. Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah a. Minat

(61)

karena itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Sedangkan menurut Suryo Subroto (1988:109), berpendapat bahwa minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu obyek atau menyenangi sesuatu obyek. Minat dapat muncul dengan sendirinya dan ada yang muncul karena dibangkitkan dengan usaha atau sengaja.

Definisi minat secara sederhana menurut Hilgard ialah: “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some

activity or content”, yang berarti bahwa minat diartikan sebagai

perhatian dan kenikmatan dalam beraktivitas atau melakukan suatu hal. Begitu pula dengan Slameto (2010:180) yang mengatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan menurut Daryanto (2010:38) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang di perhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Berbeda dengan perhatian, karena perhatian bersifat sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan rasa senang.

(62)

dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang diransang oleh kegiatan itu sendiri. Crow & crow (1976:150) menyatakan bahwa minat digunakan untuk menyatakan semangat atau motivasi yang menyebabkan seorang individu memberikan perhatian pada seseorang, benda atau aktivitas.

(63)

Sutikno, M (2004:81) juga mempunyai padangan mengenai minat, beliau mengartikan minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan atau mengenang beberapa kegiatan. Dalam pengertian lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat selalu diikuti dengan perasaan senang yang akhirnya memperoleh kepuasan.

(64)

Dari beberapa pengertian di atas minat dapat diartikan sebagai kecenderungan hati terhadap suatu aktivitas yang dinyatakan dalam berbagai kegiatan yang menarik sehingga orang senang berkecimpung dalam bidang itu, dan dapat menumbuhkan prestasi gemilang. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang diinginkan. Apabila sesuatu tersebut menguntungkan, maka orang akan cenderung berminat. Kemudian mendatangkan kepuasan dan sebaliknya. Minat lebih tetap karena memuaskan kebutuhan yang penting dalam kehidupan seseorang.

1) Jenis-jenis minat

Beberapa jenis minat menurut Salfram dalam Slameto (2010:181) ada tiga cara yang digunakan dalam mengungkapkan minat, yaitu :

a) Minat yang diekspresikan (expressed interest), seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu.

b) Minat yang diwujudkan (manifest interest), seseorang dapat mengungkapkan minat bukan dengan kata-kata tetapi tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam aktivitas tertentu.

(65)

Sedangkan menurut Sukardi (1986:105) jenis-jenis minat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a) Minat bawaan yaitu minat yang muncul berdasarkan bakat yang ada tidak dipengaruhi faktor-fator lain baik lingkungan atau biaya.

b) Minat karena pengaruh luar yaitu minat yang telah mengalami perubahan, minat ini ada karena pengaruh teman atau orang lain.

Menurut Mappiare (1982:63) Bentuk-bentuk minat yang dipunyai remaja yang penting dan menonjol dikelompokkan dalam beberapa jenis, yaitu:

a) Minat pribadi dan sosial, merupakan kelompok minat yang paling kuat dimiliki oleh banyak remaja awal. Minat pribadi timbul karena remaja menyadari bahwa penerimaan sosial (terutama peer-groupnya) sangat dipengaruhi oleh kesan keseluruhan yang dinampakkan oleh remaja itu pada sekitarnya.

(66)

c) Minat terhadap agama, mulai dialami oleh remaja awal. Mereka mulai memikirkan secara serius soal-soal agama yang dimulai sejak periode pertama masa remaja awal.

d) Minat terhadap sekolah dan jabatan, remaja awal banyak dipengaruhi oleh orangtua dan minat kelompoknya. Jika orangtua dan kelompoknya work-oriented maka seringkali remaja meminati sekolah mengarah pada pekerjaan (sekolah kejuruan). Jika orangtua atau kelompoknya college-oriented maka remaja terpengaruh meminati sekolah-sekolah yang dapat mengantarkannya keperguruan tinggi, menuju cita-cita jabatannya.

Sedangkan menurut Mighwar (1997:72) menbedakan minat menjadi beberapa golongan, yaitu:

a) Minat rekreasi, yaitu kegiatan permainan yang biasa dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya diubah dengan bentuk rekreasi yang baru dan lebih matang.

b) Minat sosial, yaitu adanya minat remaja yang bersifat sosial tergantung pada kesempatan yang diperolehnya untuk mengembangkan minat tersebut.

(67)

yang dimiliki, kemandirian, sekolah, keanggotaan sosial dan banyak uang yang dibelanjakan.

d) Minat terhadap pendidikan, yaitu minat remaja pada pekerjaan dipengaruhi besarnya minat mereka terhadap pendidikan. Bagi mereka pendidikan tinggi dianggap sebagai batu loncatan untuk meraih pekerjaan.

e) Minat terhadap pekerjaan, minat pada karir sering menjadi sumber pikiran pada akhir masa remaja.

f) Minat terhadap agama, remaja memiliki potensi atau menaruh minat pada agama dan menganggap bahwa agama berperan penting dalam kehidupan.

g) Minat terhadap hal simbolik, yaitu tinggi rendahnya status seseorang, yang menjadi ukuran prestisnya biasanya digambarkan dengan hal-hal yang bersifat simbolik.

2) Ciri-ciri minat

Slameto menjelaskan ciri-ciri minat yang ada pada diri masing-masing individu adalah sebagai berikut:

a) Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan dipelajari kemudian.

(68)

c) Minat dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.

d) Minat mempunyai segi motivasi dan perasaan.

e) Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu objek akan cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap objek tersebut.

3) Faktor yang mendasari timbulnya minat

Crow & crow (1973) dalam Shaleh dan Muhhib (2004: 264) menyebutkan bahwa faktor yang mendasari timbulnya minat adalah sebagai berikut:

a) Faktor dorongan dari dalam diri individu

Dorongan dari dalam diri individu misalnya dorongan untuk makan, ingin tahu dan seks. Dorongan akan makan akan membangkitkan minat untuk bekerja atau mencari penghasilan. Dorongan ingin tahu akan membangkitkan minat untuk membaca, belajar dan menuntut ilmu. Sedangkan dorongan seks akam membangkitkan untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis.

b) Faktor motif sosial

(69)

keinginan untuk memperoleh pengakuan dari teman sejenis maupun lawan jenisnya.

c) Faktor emosional

Minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Apabila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas menimbulkan perasaan senang dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut sebliknya suatu kegagalan akan mengurangi atau menghilangkan minat seseorang terhadap sesuatu hal.

4) Fungsi Minat

Minat berkaitan erat dengan motivasi. Motivasi dikatakan sebagai segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Begitu juga dengan minat, minat akan ada pada seseorang apabila sesuai dengan kebutuhannya.

Dengan demikian fungsi minat tidak berbeda dengan fungsi motivasi sebagaimana dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah (200:123) sebagai berikut :

(70)

b) Sebagai penggerak perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dilakukan yang serasi guna mencapai tujuan.

c) Sebagai pengarah perbuatan.

d) Dapat melahirkan perhatian yang serta merta. Perhatian serta merta terjadi secara spontan, bersifat wajar, mudah bertahan dan tumbuh tanpa pemakaian daya kemauan dalam diri seseorang, semakin besar minat seseorang semakin besar derajat spontanitas perhatiannya.

e) Dapat memudahkan terciptanya konsentrasi. f) Dapat mencegah gangguan perhatian dari luar. g) Dapat memperkuat ingatan.

h) Dapat memperkecil kebosanan.

Aspek-aspek minat menurut Jefkins (1994:241) dibagi menjadi lima, yaitu:

1) Perhatian (attention), yaitu pemusatan pengamatan dari individu satu atau lebih pada objek yang menurut individu itu cukup menarik. Jadi perhatian mengandung pemusatan tenaga psikis berupa kesadaran yang turut serta mengikuti apa yang menjadi titik fokusnya.

(71)

mempunyai ketertarikan pada pendidikan maka dia akan mempunyai kemauan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

3) Keinginan (desire), yaitu suatu dorongan untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang objek tersebut. Anak yang mempunyai keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjeng yang lebih tinggi maka dia akan selalu mencari tahu secara mendalam tentang apa yang akan didapat pada pendidikan tersebut dan bagaimana manfaatnya untuk masa depannya.

4) Keyakinan (conviction), suatu aspek yang muncul setelah orang mempunyai informasi terhadap suatu onjek sehingga merasa tertarik. Seorang anak yang sudah memiliki keyakinan bahwa pendidikan tinggi dapat bermanfaat bagi dirinya maka dia akan merasa tertarik dan berusaha mencapai dan menuntaskan pendidikannya.

5) Tindakan (action), yaitu orang yang berminat akan bergerak melakukan sesuatu untuk mewujudkannya. Seseorang yang memiliki minat terhadap sesuatu akan bergerak menuju objek tersebut dalam bentuk ikutserta dalam kegiatan tersebut.

(72)

minat yaitu hanya pada kemauan anak untuk melanjutkan sekolah (jenjang pendidikan menengah). Minat untuk melanjutkan sekolah dimiliki anak apabila seorang anak tersebut memiliki rasa senang, perhatian, konsentrasi dan kesadaran, kemudian anak akan mengekspresikan minatnya pada suatu kegiatan, yang di dalam penelitian ini kegiatan yang difokuskan adalah melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Adapun indikator minat yang diteliti di dalam penelitian ini meliputi:

1) Ketertarikan (interest) 2) Keinginan (desire)

3) Tindakan (action) (Jefkins,1994:241)

Menurut Azwar (2012:105) minat merupakan variabel sikap yang seharusnya di deskripsikan secara kualitatif, tetapi minat juga dapat diukur dengan menggunakan suatu skala sikap yang berwujud kumpulan-kumpulan pernyataan sikap yang ditulis, disusun dan dianalisis sedemikian rupa sehingga respon seseorang terhadap pernyataan tersebut dapat diberi angka atau skor dan kemudian dapat diinterpretasikan. Dalam mengukur minat digunakan skala likert, dimana di dalam pengukurannya terdapat dua jenis pernyataan yaitu favorable (pernyataan yang benar) dan unfavorable (pernyataan tidak

(73)

tidak setuju. Kemudian hasil jawaban responden diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu: Sangat Rendah (SR), Rendah (R), Tinggi (T), Sangat Tinggi (ST).

b. Jenjang Pendidikan Menengah

Menurut Pidarta (2007:1) pendidikan adalah khas milik dan alat manusia. Anak menerima pendidikan dari orangtuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka juga akan mendidik anak-anaknya. Begitu pula di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa dididik oleh guru dan dosen.

Menurut Lavengeld dalam Pidarta (2007:10) mendidik adalah memberi pertolongan secara sadar dan sengaja pada seorang anak (yang belum dewasa) dalam pertumbuhannya menuju kearah kedewasaan dalam arti dapat berdiri sendiri dan bertanggungjawab susila tindakannya menurut pilihannya sendiri. Sedangkan menurut Dewantara pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat mendapat keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

(74)

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.

1) Tujuan pendidikan

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 yang menjelaskan tentang fungsi dan tujuan pendidikan, menyebutkan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Nasution (2009:41) merumuskan tentang tujuan pendidikan yang menyebutkan bahwa pendidikan bertujuan untuk membekali setiap anak agar masing-masing dapat maju dalam hidupnya mencapai tingkat yang setinggi-tingginya.

(75)

pendidikan sebagai berikut. Pertama, pendidikan sebagai lembaga konservasi yang mencakup fungsi control sosial, pelestari budaya, seleksi serta alokasi terhadap para lulusan dalam wujud kualifikasi tertentu yang cocok untuk jenis pekerjaan tertentu.

Kedua, pendidikan sebagai perubah sosial yang mencakup

reproduksi budaya, difusi kebudayaan, meningkatkan kemampuan, menganalisis secara kritis, memodifikasi hierarki ekonomi masyarakat, dan perguruan tinggi sebagai pusat perubahan. Sementara Broom dalam Pidarta (2007) menyebut fungsi pendidikan sebagai:

a) Transmisi budaya.

b) Meningkatkan integrasi sosial atau bermasyarakat.

c) Mengadakan seleksi dan alokasi tenaga kerja melalui pendidikan itu sendiri.

d) Mengembangkan kepribadian. 2) Manfaat pendidikan

(76)

meningkatkan peranan mereka sebagai warga masyarakat, baik yang berkaitan dengan kewajiban maupun dengan hak mereka. Khusus bagi para siswa dan remaja, manfaat pendidikan atau lembaga pendidikan adalah lebih bersifat sebagai wahana persiapan untuk menjadi individu dan warga negara yang baik.

Beberapa fungsi sekolah atau pendidikan menurut Slameto (2010), yaitu:

a) Sekolah menyiapkan anak untuk mutu pekerjaan. b) Sekolah memberikan keterampilan dasar.

c) Sekola membuka kesempatan memperbaiki nasib. d) Sekolah menyediakan tenaga pembangunan.

e) Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial. f) Sekolah mentransmisi kebudayaan.

g) Sekolah membentuk manusia yang sosial.

h) Sekolah merupakan alat mentransformasi kebudayaan.

Sedangkan menurut Pidarta (2007) manfaat sekolah atau pendidikan bagi masyarakat adalah sebagai berikut:

a) Pendidikan sebagai transmisi budaya dan pelestari budaya. b) Sekolah sebagai pusat budaya bagi masyarakat dan

sekitarnya.

(77)

d) Pendidikan membuat orang menjadi warga negara yang baik, tahu akan kewajiban dan haknya.

e) Pendidikan meningkatkan integritas sosial atau kemampuan bermasyarakat.

f) Pendidikan meningkatkan kemampuan menganalisis secara kritis, melalui pelajaran ilmu, teknologi dan kesenian.

g) Sekolah meningkatkan alat control sosial dengan memberi pendidikan agama dan budi pekerti.

h) Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial. i) Pendidikan adalah sebagai perubah sosial melalui

kebudayaan-kebudayaan yang baru.

j) Pendidikan berfungsi sebagai seleksi dan alokasi tenaga kerja.

k) Pendidikan dapat memodifikasi hierarki ekonomi masyarakat.

Gambar

Gambar. 2. 1 Bagan Pengaruh variabel X terhadap variabel  Y
Tabel. 3. 1 Populasi Penelitian
Tabel. 3. 2 Hasil Uji Validitas Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang (X)
Tabel. 3. 3 Hasil Uji Validitas Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah (Y)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambar dendogram di atas terlihat tiga aksesi yang memiliki jarak euclidius yang berbeda dari garis lainya, sehingga dapat ditentukan tiga aksesi tersebut dan

Berdasarkan hasil olah data dan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan model Vector Error Correction Model (VECM) dan Uji Kausalitas Granger dalam

Pada running software CFD akan dapat dengan jelas diketahui bentuk pola aliran dan tekanan kapal selam serta kocakan air yang terjadi pada permukaan bebas di tanki

Mayoritas infeksi HIV berasal dari hubungan seksual tanpa pelindung antara individu yang salah satunya terkena HIV. Hubungan heteroseksual adalah modus utama infeksi HIV

Investor memandang rasio DER yang tinggi belum tentu berakibat buruk pada perusahaan, mereka berpendapat bahwa Artinya investor memandang rasio DER yang tinggi belum

indirect speech acts of Sheryl Sandberg’s interview transcript entitled “Now is our. time” in “Harvard Business Review” magazine that was published on April

Kegiatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Mlati I dipilih menjadi tempat praktik kerja lapangan didasarkan pada pertimbangan yaitu pengelolaan rekam medis telah

bahwa untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan Kepala Daerah di wilayah Kabupaten Lombok Timur, serta kelembagaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten