PENGARUH PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK DI SLUDGE
SEPARATOR TERHADAP EFISIENSI PENGUTIPAN MINYAK DI
STASIUN KLARIFIKASI MINYAK DI PTP.NUSANTARA IV
UNIT KEBUN PABATU TEBING TINGGI
KARYA ILMIAH
AHMAD RIDHOAN SIREGAR
112401012
PROGRAM STUDI D3 KIMIA INDUSTRI
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK DI SLUDGE
SEPARATOR TERHADAP EFISIENSI PENGUTIPAN MINYAK DI
STASIUN KLARIFIKASI MINYAK DI PTP.NUSANTARA IV
UNIT KEBUN PABATU TEBING TINGGI
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat memperoleh ahli madya
AHMAD RIDHOAN SIREGAR
112401012
PROGRAM STUDI D3 KIMIA INDUSTRI
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : PENGARUH PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK DI
SLUDGE SEPARATOR TERHADAP EFISIENSI
PENGUTIPAN MINYAK DI PTP.NUSANTARA IV UNIT KEBUN PABATU TEBING TINGGI
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : AHMAD RIDHOAN SIREGAR
NomorIndukMahasiswa : 112401012
Program Studi : D3 KIMIA INDUSTRI
Departemen : KIMIA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disetujui di Medan, Juli 2014
Diketahui oleh :
Ketua Departemen Kimia Pembimbing,
Dr. Rumondang Bulan,MS Dr. Rumondang Bulan,MS NIP.195408301985032001 NIP .195408301985032001
PERNYATAAN
PENGARUH PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK DI SLUDGE SEPARATOR TERHADAP EFISIENSI PENGUTIPAN MINYAK DI STASIUN KLARIFIKASI
MINYAK PTP.NUSANTARA IV UNIT KEBUN PABATU TEBING TINGGI
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2014
PENGHARGAAN
Bismillahirrahmanirrahim,
Allhamdulillahi-rabbil'allamin, puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta karunia-NYA kepada kita semua, serta shalawat
beriring salam kita sampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW
sehingga,mudah mudahan kita semua mendapat syafaatnya di hari pembalasan nanti,dengan ini
penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah Yang Berjudul “PENGARUH PERSENTASE
KEHILANGAN MINYAK DI SLUDGE SEPARATOR TERHADAP EFISIENSI
PENGUTIPAN MINYAK DI PTP.NUSANTARA IV UNIT KEBUN PABATU TEBING
TINGGI
Selama penulisan karya ilmiah ini penulis banyak mendapatkan dorongan, bantuan dan petunjuk
dari semua pihak, maka pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin
menyampaikan penghargaan dan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.Kedua orang tua penulis,ibunda tercinta Adelaiyda Harahap.Am.Keb dan ayahanda tercinta
Muhammad Samuddin Siregar S.Sos atas do’a dan dukungan,motivasi dan kasih sayang yang
sangat banyak untuk membantu penulis
2.Kedua saudara penulis adikku tersayang Ahmady Anwar Siregar dan Abanganda Ahmad Riady
3.Ibu Dr.Rumondang Bulan.M.S selaku dosen pembimbing yang selalu besedia meluangkan
tenaga,waktu dan pikiran untuk mendiskusikan dan memberikan solusi yang dari banyak masalah
yang dihadapi penulis.
4.Bapak Dr.Sutarman,M.Sc.selaku Dekan Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA) Universitas Sumatera Utara,Medan
5.Ibu Dr.Rumondang Bulan,MS.,Selaku ketua departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam(FMIPA) Universitas Sumatera Utara,Medan
6.Ibu Dra.Emma Zaidar sebagai ketua program studi D3 kimia industri Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara
7.Bapak Aldi Nursyarin.ST selaku asisten pengolahan PKS unit kebun Pabatu Tebing Tinggi
yang telah banyak memberikan arahan dan dukungan selama Praktek kerja lapangan.
8.Bapak Budiono selaku wakil mandor PKS unit kebun Pabatu Tebing Tinggi atas saran dan
motivasi selama melaksanakan praktek kerja lapangan ini kepada penulis
9.Seluruh karyawan-karyawati PKS unit kebun Pabatu Tebing Tinggi yang telah memberikan
wadah dan pengetahuan yang baik.
10.Rekan-rekan sesama Pkl.Anrul Yusuf Nst,Elfrida Sami Siregar,dan Widya Mustika
Sari,rekan-rekan Imakin yang telah mendukung satu sama lain dalam penulisan karya ilmiah ini.
Penulis Besyukur dan berd’oa kehadirat Allah SWT,semoga amal ibadah kebaikan mereka diberikan balasan yang setimpal.terkhusus kepada kedua orang tua penulis,Amin ya Robbal
Alamin
Medan, Juli 2014
PENGARUH PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK DI SLUDGE SEPARATOR TERHADAP EFISIENSI PENGUTIPAN MINYAK DI STASIUN KLARIFIKASI
MINYAK PTP.NUSANTARA IV UNIT KEBUN PABATU TEBING TINGGI
ABSTRAK
ABSTRACT
THE PERCENTAGE OF PALM OIL LOSSES WHICH IN SLUDGE SEPARATOR IMPACT TO EFISIENSI OIL IN CLARFICATION STATION PTP.NUSANTARA IV
UNIT IN PABATU PLANTATIONS TEBING TINGGI
DAFTAR ISI
2.1.3. Sifat Fisiko-Kimia 7
2.1.4. Mutu minyak kelapa Sawit 9
2.1.4.1. Asam lemak Bebas 10
2.1.4.2. Kadar air 11
2.1.4.3. Kadar kotoran 12
2.1.5. Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit 13
2.2 Pemurnian Minyak Kelapa Sawit 14
2.2.1 Vibrating Screen atau Saringan Getar 15
2.2.2 Bak RO atau Crude Oil Tank 15
` 2.2.3 Balance tank 16
2.2.4 Continous Settling Tank 16
2.2.5 Sludge Tank dan Oil Tank 17
2.2.6 Self clearing strainer 18
2.2.7 Desanding cyclone 18
2.2.8 Sludge Separator 19
2.2.9 Oil purifier 22
BAB 3 BAHAN DAN METODE
3.1 Alat-alat 24
3.2 Bahan-Bahan 24
3.3 Prosedur Percobaan 25
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
4.1.1. Data 25
4.1.2. Perhitungan 26
4.1 Pembahasan 27
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 30
5.2 Saran 31
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel.2.1.3 Nilai sifat fisiko-kimia minyak sawit dan minyak inti sawit 8 Tabel 2.1.3.2 Sifat Minyak Kelapa Sawit Sebelum dan Sesudah Dimurnikan 9
Tabel 2.1.5 standar Mutu SPB dan Ordinari 14
PENGARUH PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK DI SLUDGE SEPARATOR TERHADAP EFISIENSI PENGUTIPAN MINYAK DI STASIUN KLARIFIKASI
MINYAK PTP.NUSANTARA IV UNIT KEBUN PABATU TEBING TINGGI
ABSTRAK
ABSTRACT
THE PERCENTAGE OF PALM OIL LOSSES WHICH IN SLUDGE SEPARATOR IMPACT TO EFISIENSI OIL IN CLARFICATION STATION PTP.NUSANTARA IV
UNIT IN PABATU PLANTATIONS TEBING TINGGI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak sawit adalah merupakan hasil pertanian di Sumatera Utara yang sangat potensial
untuk masa depan baik produk - produk hulu maupun produk hilir dan dapat menambah
pendapatan per kapita bagi warga masyarakat Sumatera Utara.
Beberapa pengembangan agroindustri yang sudah ada dilakukan oleh perkebunan kelapa
sawit adalah margarine,oleochemical, fatty acid dan lain-lain.Peningkatan ekspor nonmigas ini
secara umum mempunyai peranan yang sangat strategis di samping sebagai salah satu sumber
devisa dan sumber kegiatan perekonomian dalam negeri yang cukup handal serta membuka
peluang kesempatan kerja di Indonesia.
Dalam proses pemurnian minyak sawit sangat sering terjadi kehilangan minyak ataupun
losis minyak dari beberapa alat komponen daripada pabrik kelapa sawit dan salah satunya
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menambil judul PENGARUH
PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK ( LOSSES ) DI SLUDGE SEPARATOR
TERHADAP EFISIENSI PENGUTIPAN MINYAK DI STASIUN KLARIFIKASI MINYAK
DI PTP.NUSANTARA IV UNIT KEBUN PABATU TEBING TINGGI
1.2 Permasalahan
Pada Stasiun Klarifikasi ini, minyak di proses sedemikian rupa hingga mencapai hasil
yang lebih murni yang sesuai atau yang diharapkan.Pada proses ini akan terjadi pemisahan antara
sludge, minyak dan juga air dengan standart nilai yang telah ditentukan.
Dari uraian diatas timbul permasalahan bagaimana pengaruh persentase kehilangan
minyak di sludge separator yang ditentukan dengan metode ekstraksi sokletasi stasiun.
1.3 Pembatasan masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dibatasi pada pengaruh persentase kehilangan minyak pada sludge separator yang ditentukan melalui proses ekstraksi sokletasi.
1. Untuk mengetahui persentase kadar losis minyak yang diproleh dari hasil ekstraksi sampel
minyak yang sudah ditentukan.
2.Untuk mengetahui penyebab terjadinya kehilangan minyak di sludge separator.
1.5. Manfaat
1.Memberikan petunjuk agar dapat mengetahui perbandingan persentase losis minyak di sludge
separator sehingga tidak melebihi norma kehilangan minyak untuk menghasilkan Rendemen
(hasil olah pabrik) minyak CPO sesuai dengan standart mutu.
2.Memberikan petunjuk agar dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kehilangan
minyak di sludge separator
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Minyak kelapa sawit
Minyak sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah dimasa
mendatang.Potensi tersebut terletak pada keragaman kegunaan minyak sawit.Minyak sawit
disamping digunakan sebagai bahan mentah industri pangan,dapat pula digunakan sebagai bahan
mentah industri non pangan.Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit memegang
peranan yang cukup strategis karena komoditas ini punya prospek yang cerah sebagai sumber
devisa.Disamping itu minyak sawit merupakan bahan baku minyak goreng yang banyak dipakai
di seluruh dunia,sehingga secara terus-menerus mampu pula menciptakan kesempatan kerja yang
luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu tujuan umum pertanian di Indonesia adalah meningkatkan produktivitas
perusahaan dan nilai tambah produktivitasnya.Peningkatatan nilai tambah dari suatu komoditas
dicapai melalui proses pengolahan dari bentuk bahan mentah menjadi barang setengah jadi dan
juga barang jadi.Industri pengolahan komoditas minyak sawit memungkinkan terciptanya mata
rantai pengaolahan dalam negeri.Hal ini diharapkan berdampak positif terhadap perluasan
Pemasaran komoditas perkebunan selama ini masih berkonsentrasi pada upaya ekspor
berupa bahan mentah.Pola pemasaran seperti ini mempunyai posisi yang lemah di tengah-tengah
ketatnya persaingan dalam perdagangan dunia,posisi ini juga akan semakin sulit dengan
banyaknya barang substitusi sebagai hasil kemajuan teknologi di Negara maju yang diciptakan
untuk mengurangi ketergantungannya terhadap Negara-negara berkembang.Oleh karena itu
pemerintah telah memulai mengambil langkah-langkah kebijaksanaan untuk mengembangkan
kegiatan agroindustri.(Suyatno Risza,1994)
2.1.1 Sejarah kelapa sawit
Perkebunan komersial harus dibangun dalam luasan yang besar untuk mencapai skala
ekonomi.Dalam konteks inilah,aspek legal perkebunan kelapa sawit menjadi penting untuk
diketahui karena pemerintah tidak bisa memberikan hak milik untuk penguasaan lahan dalam
skala besar.Penguasaan lahan untuk perkebunan skala besar hanya diberikan dalam bentuk hak
guna usaha(HGU).
Perkebunan indonesia telah melewati perjalanan sejarah yang panjang.Lebih dari lima
abad yang lalu,lautan Nusantara telah ramai oleh lalu lintas perdagangan komoditi utama produk
perkebunan,seperti lada,pala,cengkih, dan rempah-rempah yang kemudian berkembang dengan
berbagai komoditi tambahan,seperti kopi,kakao,karet dan kelapa sawit yang tetap menjadi
produk utama dalam perekonomian nasional.Pada awalnya,perkebunan merupakan sistem
perusahaan kapitalis asing yang sebenarnya merupakan sistem perkebunan Eropa(European
plantation).Sistem perkebunan Eropa sangat berbeda dengan sistem perkebunan rakyat(Garden
System) yang bersifat tradisional dan diusahakan dalam skala kecil dengan penyertaan modal
yang seadanya, perkebunan(plantation) merupakan bagian dari sistem perekonomian pertanian
komersial yang diwujudkan dalam bentuk usaha pertanian tanaman komersial dalam skala besar
dan kompleks yang bersifat padat modal(capital intensive),menggunakan lahan yang
luas,memiliki organisasi tenaga kerja yang besar dengan pembagian kerja yang
rinci,menggunakan teknologi modern,spesialisasi,serta sistem administrasi dan birokrasi.(Iyung
pahan,2001)
2.1.2 Varietas kelapa sawit
Berdasarkan tebal tipisnya tempurung (cangkang) dan kandungan minyak dalam buah
maka kelapa sawit dibedakan beberapa dalam 3 tipe,yakni
1.Tipe dura :Tempurung (cangkang) sangat tebal,kandungan minyak dalam buah rendah
2.Tipe pisifera :Tempurng sangat tipis bahkan hanya berbentuk bayangan cincin,hamper tidak
bertempurung namun kandungan minyak dalam buah tinggi\
3.Tipe tenera : merupakan persilangan dura sebagai pohon ibu,dengan pisifera sebagai pohon
bapak.tenera bertempurung tipis kandungan minyak tinggi.(Suyatno Risza.1994)
Tempurumg sangat tebal,sekitar 5 mm,sedang daging buahnya tipis sekali.
5.Diwikka-wakka
Varietas ini mempunyai cirri khas dengan adanya dua lapisan daging
buah.Diwikka-wakka dapt dibedakan menjadi buah.Diwikka-wakkadura.Diwikka-buah.Diwikka-wakkapsifera dan
diwikka-wakkatenera.Dua Varietas kelapa sawit yang disebutkan terakhir ini jarang dijumpai dan kurnag
begitu dikenal di Indonesia.(Tim Penulis PS,1977)
2.1.3 Sifat-sifat fisiko - kimia sawit
Sifat fisiko-kimia sawit meliputi warna,bau, dan flavor,kelarutan,titik cair dan
polymorphism,titik didih (boiling point),titik pelunakan,slipping point,shot melting point,bobot
jenis,indeks bias,titik kekeruhan (turbidity point),titikasap,titik nyala dan titik api.
Beberapa sifat fisiko-imia dari kelapa sawit nilainya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel.2.1.3 Nilai sifat fisiko-kimia minyak sawit dan minyak inti sawit
Sifat Minyak sawit Minyak Inti Sawit
Bobot jenis pada suhu kamar 0,900 0,900-0,913
Inseks Bias D 40̊ C 1,4565-1,4585 1,495-1,415
Bilangan Iod 48-56 14-20
Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses
pemucatan,karena asam-asam lemak dan gliserida tidak berwarna.Warna orange atau kuning
disebabkan adanya pigmen karotene yang larut dalam minyak.
Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara alami,juga terjadi akibat adanya asam-asam
lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak.Sedangkan bau khas minyak kelapa sawit
ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionone
Titik cair minyak sawit berada dalam nilai kisaran suhu,karena minyak kelapa sawit
mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang berbeda-beda.
Perbandingan sifat antara minyak kelapa sawit sebelum dan sesudah dimurnikan dapat
Tabel 2.1.3.2 Sifat Minyak Kelapa Sawit Sebelum dan Sesudah Dimurnikan
(S,Ketaren,1986)
2.1.4 Mutu minyak kelapa sawit
Akhir-akhir ini minyak sawit berperan cukup penting dalam perdagangan dunia, berbagai
industri baik pangan maupun nonpangan.
Banyakyangmenggunakannya sebagai bahan baku.,berdasarkan peranan dan kegunaan
minyak sawit itu,maka mutu dan kualitasnya harusdiperhatikan sebab sangat menentukan harga
dan nilai komoditasnya.
Sifat Minyak sawit kasar Minyak sawit murni
Di dalam perdagangan kelapa sawit,isitilah mutu sebenarnya dapat dibedakan menjadi
dua arti.yang pertama adalah mutu minyak sawit dalam arti benar-benar murni dan tidak
tercampur dengan minyak nabati yang lain.Mutu minyak dalam arti yang pertama dapat
ditentukan dengan nilai ataupun sifat-sifat fisiknya,antara lain titik lebur angka penyabunan,dan
bilanganyodium,sedangakan yang kedua,yaitu mutu minyak sawit dapat dilihat dalam arti
penilaian menurut ukuran.Dalam hal ini syarat mutunya diukur berdasarkan spesifikasi standar
mutu internasional,yang meliputi kadar asam lemak bebas(ALB,FFA),air,kotoran,logam
besi,logam tembaga,peroksida, dan ukuran pemucatan. (Tim Penulis PS,1977)
2.1.4.1 Asam lemak Bebas (free Fatty acid)
Sebagai minyak atau lemak,minyak sawit adalah suatu trigliserida,yaitu senyawa gliserol
dengan asam lemak.Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya,minyak sawit termasuk
golongan minyak asam oleat-linoleat.Minyak sawit berwarna merah jingga karena kandungan
karotenida(terutama B karotena),berkonsistensi setengah padat pada suhu kamar(konsistensi dan
titik lebur banyak ditentukan oleh kadar ALB-nya),dan dalam keadaan segar dan kadar asam
lemak bebas yang rendah,baud an rasanya cukup enak.
Titik lebur minyak sawit tergantung pada kadar ALB-nya,atau lebih tepat lagi pada kadar
digliseridanya.Pada kadar ALB 7% terdapat titik lebur terendah karena terbentuk formasi
Minyak sawit terdiri atas berbagai trigliserida dengan rantai asam lemak yang
berbeda-beda.Panjang rantai adalah antara 14-20 atom karbon.dengan demikian sifat minyak sawit
ditentukan oleh perbandingan dan komposisi trigliserida tersebut.Pada tabel 2.2.2 tercantum
panjang rantai dan sifat-sifat asam lemak yang ada dalam minyak sawit.Karena kandungan asam
lemak yang terbanyak adalah asam tak jenuh oleat dan linoleat,minyak sawit masuk golongan
minyak asam oleat-linoleat. (Soepadiyo Mangoensoekarjo .2003)
2.1.4.2 Kadar air
Seperti juga energy dan bahan proses,air mutlak diperlukan dalam industry kimia.Air
digunakan untuk berbagai macam keperluan,misalnya;
• Sebagai media pemanas(air panas) dan media pendingin (air pendingin),es
• Sebagai bahan baku untuk pembuatan kukus (air umpan ketel)
• Sebagai energy hidrolik(penggerak pada alat sentrifugasi,torak hidrolik)
• Sebagai bahan proses(melarutkan,mensuspensikan,mencuci,bahan baku untuk sintesa)
• Sebagai air minum,bahan pembersih,pemadam api
Air dapat membahayakan jika terjadi tekanan lebih,reaksi kimia(misalnya
2. 1.4.3 Kadar Sludge
Sludge yang masuk ke dalam sludge separator ataupun sludge centrifuge terdiri dari
bahan mudah menguap(VM) 80-85%,bahan padatan bukan minyak (NOS) 8-12 % dan minyak
5-10 %.komposisi sludge yang keluar daripada sludge tank dipengaruhi oleh beberapa hal antara
lain
a) Jumlah air pengencer yang digunakan.jumlah air yang terproyeksi pada sludge
seluruhnya beralas daripada air buah,air pengencer pada screw press,ayakan getar dan air
pencucian lantai yang terkumpul ke fat pit dan dipompakan ke COT(crude oil tank) dan
CST(continous settling tank).
b) Perlakuan sebelumnya,apakah menggunakan desander seperti sand cyclone ataupun
strainer.Pabrik yang tidak menggunakan decanter untuk mengambil lumpur sebelum
continous settling tank
Umumnya menggunakan decanter.c.Pemakaian ayakan getar.Ayakan getar dapat dapat
ditempatkan pada bak penampung sludge yang kemudian di pompakan kedalam sludge
separator.fungsi daripada ayakan ini adalah untuk memisahkan lumpur dan pasir yang terdapat
dalam cairan.dengan kurangnya kandungan NOS maka kemampuan sludge separator untuk
memisahkan minyak semakin tinggi.Ayakan yang digunakan adalah ukuran 50 mesh sehingga
lumpur dan pasir halus yang lolos pada ayakan getar di Cot dapat tertapis.
Tujuan dari proses ini adalah untuk memisahkan minyak dan juga air dan kotoran,dengan
kata lain untuk memisahkan minyak dan fraksi yang berat jenisya,air dan kotoran yang
dikembalikan ke oil settling tank.suhu minyak dalam sludge separator dipertahankan diatas 90̊ C,yang dapat dibantu dengan pemberian uap panas,Cairan yang telah dibebaskan dari pasir-pasir
halus dipompakan lagi ke oil settling tank. (Ponten Naibaho.1998)
2.1.5 Standart Mutu Sawit
Standart mutu adalah merupakan hal yang paing penting untuk menentukan minyak yang
bermutu baik.Ada beberapa faktor yang menentukan standart mutu yaitu : kandungan air dan
kotoran dalam minyak,kandungan asam lemak bebas(FFA) ,warna,dan bilangan peroksida
Faktor lain yang mempengaruhi standar mutu adalah titik cair dan kandungan gliserida,
refining loss, plastisitas dan spreadability, kejernihan kandungan logam berat dan bilangan
penyabunan
Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1 %dan kadar
kotoran lebih kecil dari 0,01%, kandungan asam lemak bebas serendah mungkin (kurang lebih
2% atau kurang),bilangan peroksida dibawah 2%,bebas dari warna merah atau kuning(harus
berwarna pucat) tidak berwarna hijau,jernih dan kandungan logam berat serendah mungkin atau
Tabel 2.1.5 standar Mutu SPB dan Ordinary
Tokoferol p.p.m. 800 400-600
(S.Ketaren,1986)
2.2 Pemurnian kelapa sawit
Stasiun pemurnian minyak terdiri dari beberapa alat yang berfungsi untuk mengutip dan
memurnikan minyak dengan bantuan panas dan secara centrifugase.Instalasi pemurnian minyak
bekerja lebih efektif bila pengutipan minyak dalam Continous Settling tank(CST) dilakukan pada
ketebalan ≥ 50 cm.Ketebalan minyak pada saat pengutipan< 50 lebih cm menghasilkan minyak
dengan kadar air dan kadar kotoran lebih tinggi dibandingkan dengan pengutipan pada ketebalan
> 50 cm.Dalam kondisi seperti ini ada kemungkinan instalasi pemurnian tidak dapat
menghasilkan kualitas minyak sesuai spesifikasi.Pengutipan minyak di stasiun pemurnian harus
2.2.1 Vibrating Screen atau Saringan getar
Vibrating screen berfungsi untuk memisahkan massa padatan berupa ampas,yang terikut
minyak kasar.massa padatan berupa ampas yang disaring dikembalikan ke timba buah untuk di
prose kembali.Sedangkan cairan minyaknya ditampung dalam tangki minyak kasar(Crude Oil
tank atau bak RO).Vibrating Screen terdiri dari 2 tingkat.Tingkat atas memakai kawat saringan
mesh 30 dan tingkat bawah memakai mesh 40.Untuk memudahkan penyaringan,Vibrating
screen tersebut disiram dengan air panas.Pengenceran dengan air panas diatur sedemikian
rupa,sehingga cairan dalam bak RO mempunyai perbandingan kira-kira 1(satu) bagian minyak
dan 2(dua) bagian air/lumpur(sludge).
2.2.2 Bak RO atau Crude oil Tank
Bak RO atau tangki Crude Oil adalah tangki penampung crude oil atau minyak kasar
yang dilengkapi pipa pemanas steam coil(temperatur> 95℃.Fungsi utama Bak RO adalah untuk
meningkatkan temperature sebelum minyak kasar dipompakan ke CST melalui balance tank
terlebih dahulu.Dengan temperatur di minyak≥95℃,berarti di CST tidak perlu dipanaskan
dengan steam injeksi sehingga cairan dalam kondisi yang lebih tenang dan pemisahan minyak
dapat lebih maksimal.Pemanasan di Bak RO menggunakan steam coil untuk membantu
pengendapan kotoran dalam minyak kasar(karena cairan tidak bergejolak).
Balance tank adalah tangki penampung minyak yang dipompakan dari Bak RO sebelum
dimasukkan ke CST.Fungsi dari tangki ini adalah untuk mengurangi tekanan cairan yang
dipompakan langsung ke CST sehingga cairan di CST tetap dalam kondisi tenang.Dengan
kondisi ini diharapkan proses pemisahan minyak dapat berlangsung lebih sempurna.posisi
balance tank lebih tinggi dari CST(5-10 cm) dan mengalir melalui pipa CST.Jumlah balance tank
yang diperlukan cukup satu buah walaupun pabrik memiliki 2 unit CST.Untuk mempertahankan
temperature cairan minyak,ada juga yang memnerikan pemanasan di balance tank.
2.2.4 Continous Settling Tank
CST atau clarifier Tank adalah tangki berkapasitas 70 ton/90 ton/120 yang difungsikan
untuk memisahkan(mengutip) minyak dengan sludge dalam temperature yang tinggi dan kondisi
cairan yang tenang sehingga terjadi pengendapan.Sistem pemisahan minyak dan sludge terjadi
karena adanya perbedaan berat jenis.Sludge yang mempunyai berat jenis lebih besar mengendap
ke bawah,sedangkan minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan naik keatas.
Minyak yang naik keatas mengalir melalui oil skimmer yang dapat diatur sesuai dengan
ketebalan minyak yang diinginkan.Minyak dari CST dialirkan ke oil tank.Untuk mendapatkan
kualitas minyak yang baik(kadar kotoran dan air),ketebalan minyak pada waktu pengutipan
Bila di satu pabrik sudah tersedia 2 unit CST,maka akan lebih bagus dioperasikan 2
unit(secara seri maupun pararel),walaupun kapasitas pabrik hanya 30 ton TBS/jam.Dengan
kapasitas CST yang lebih besar berarti waktu tinggal(retention time ≥ 5 jam) sehingga proses
pengutipan minyak berlangsung lebih efektif,namun harus diperhatikan juga bilangan
DOBI(deterioration of Bleachability Index = kemampuan untuk memucatkan warna) dengan
norma DOBI≥2,5.
2.2.5 Sludge Tank dan Oil tank
Dari Outlet CST dihasilkan dua cairan yaitu minyak dan sludge.Minyak dialirkan ke oil
tank dan sludg ke dialirkan ke Sludge Tan Oil tank adalah tangki penampung minyak
sementara hasil pemisahan minyak di CST,sebelum diproses di Oil purifier dan Vacum
Drier.Pada tangki ini minyak dipanasi sebelum diolah lebih lanjut pada sentrifuge minyak dan
Oli purifier.Diusahakan tangki tetap berisi untuk menjaga agar temperature pemanasan≥
90℃.Sistem pemanasan dilakukan bagian dasar berbentuk kerucut yang dilengkapi kran untuk
spui endapan/kotoran.
2.2.6 Self Cleaning Strainer
Self Cleaning Strainer adalah alat yang digunakan untuk mengolah sludge dari Sludge
tank,berfungsi untuk memisahkan serabut yang masih ada dalam sludge sebelum diolah dalam
yang berputar bersama poros di tengah-tengah silinder tersebut.Cairan yang telah tersaring keluar
dari bagian atas menuju ke dalam Desanding Cyclone,sedangkan serabut/sampah dibuang dari
bagian bawah.
2.2.7 Desanding Cyclone
Desanding cyclone/sand Cyclone adalah alat untuk memisahkan pasir halus yang masih
terbawa sludge.Bila alat ini bekerja dengan baik maka sangat bermanfaat untuk memperkecil
keausan nozzle sludge separator (life time nozzle sampai > 1.000 jam).
Alat ini pada bagian atas berbentuk silinder,dan bagian bawah berbentuk konus yang
terbuat dari bahan keramik.Dibawah konus terdapat tabung pengendapan pasir.Cairan
dipompakan pada bagian samping atas dengan system cyclone,sehingga cairan berputar dalam
tabung dan konusnya yang mengakibatkan timbulnya gaya sentrifugal.Gaya ini menyebabkan
pasir turun ke bawah dengan cepat melalui konus untuk dibuang,sedangkan cairan tanpa pasir
bergerak ke atas dan keluar melalui pipa masuk ke buffer tank(tangki umpan Sludge separator).
2.2.8 Sludge Separator
Cairan sludge dari sludge tank dipompakan ke self cleaning strainer dan desanding
Cyclone.Selanjutnya dipompakan ke Buffer Tank yang terletak ± 7 meter diatas Sludge
Sludge separator adalah alat untuk memisahkan minyak dari sludge dengan gaya
sentrifugal yang ditimbulkan dari putaran 5000 rpm.Minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan
bergerak menuju ke poros dan terdorong keluar melalui sudu-sudu disc.Minyak hasil pengutipan
dikirim ke bottom Tank kemudian dipompakan ke CST.Cairan yang mempunyai berat jenis lebih
berat dibanding minyak terdorong ke bagian dinding bowl dan keluar melalui nozzle.Padatan
yang menempel pada dinding bowl dibersihkan/dicuci secara manual setiap 4 jam sekali.
Sebelum mulai
a) Lakukan pemeriksaan untuk memastikan tutup elektro motor telah terpasang
b) Periksa buku jurnal shift sebelumnya untuk memastikan mesin tidak mengalami
kerusakan
c) Bersihkan bensin:
• Pastikan tombol dalam posisi OFF pada saat sedang pencucian
• Nozzle dan bushing telah dipasan dengan benar,ikat dengan kuat.
d) Hidupkan mesin untuk memastikan apakah mesin masih balance.
Mulai
a) Buka kran pemasukan air panas
b) Pada saat menghidupakan centrifuge,lakukan pengecekan: • Tidak adanya oli yang bocor
• Tidak adanya suara yang aneh
c) Buka kran sludge sesuai kebutuhan
Pengoperasian
a) Apabila ada kelainan suara,getaran dan beban ampere tinggi menunjukkan bahwa Sludge
separator sudah kotor dan perlu dilakukan pencucian
b) Apabila minyak hasil olahan sludge separator berwarna pucat periksa : • Keseimbangan umpan sludge dengan air panas
• Temperatur sludge dan air panas(norma≥ 90℃ )
• Apabila dua kondisi diatas dalam keadaan normal,maka sludge separator stop untuk
periksa nozzle dan lakukan pencucian
c) Periksa cairan sludge yang keluar sludge separator (norma ≤ 0,5% terhadap contoh)
d) Catat jam jalan masing-masing sludge separator di buku jurnal
Pemberhetian
a) Untuk memberhetikan Sludge separator,tutuo kran pemasukan sludge dan keadaan air
panas tetap terbuka untuk pembilasan selama 5 menit
b) Tutup kran air panas dan stop sludge separator
c) Periksa semua tombol listrik dalam keadaan OFF
• Temperatur sludge dan air panas dipertahankan ≥ 95℃
• Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilaksanakan setiap hari
• Setiap selesai pencucian sebelum Sludge separator dioperasikan,Operator memharus
memutar Conveyor pulley.Apabila putaran pulley tersa ringan maka Sludge Separator
dapat dioperasikan.
2.2.9 Oil purifier
Oil purifier adalah alat yang berfungsi untuk memurnikan atau memisahkan air dan
kotoran yang masih ada dalam minyak.Minyak dari Oil tank yang dialirkan ke Oil purifier masih
mengandung air dan kotoran,tetapi sudah lebih kecil dari minyak yang masuk ke Oil tank akibat
proses pemanasan dan pengendapan.
Minyak diproses dengan system sentrifuge dengan kecepatan ± 7.500 rpm.Akibat gaya
sentrifugal yang terjadi,maka minyak yang mempunyai berat jenis lebih ringan bergerak kea rah
poros,dan terdorong keluar dari sudu-sudu disc.Sedang kotoran dan air yang berat jenisnya lebih
besar terdorong kea rah dinding bowl.Air keluar,padatan melekat pada dinding bowl yang dibilas
dengan pencucian.Pembilasan dilakukan setiap 1 jam sekali.
Jumlah oil purifier yang harus disediakan di PKS tergantung pada besarnya kapasitas
olah.Untuk PKS berkapasitas 30 ton TBS/jam,diperlukan 3 unit oil purifier berkapasitas 2 @
2.2.10 Vacuum drier
Vacuum drier berfungsi untuk memisahkan air yang masih terkangdung dalam minyak
dengan cara penguapan hampa pada ruang ± 760 mmHg.pompa vacuum ,hampa udara
diciptakan oleh vacu, dengan media air.JIka tekanan hampa pada system pompa vacuum tidak
BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-alat
1. Neraca Analitik 4 Desimal Sortarius
2. Oven Fisher Scientific
3. Labu Ekstraksi 4. Sokletasi 5. Kondensor 6. Timbel
7. Cawan penguap 8. Hot Plate 9. Kapas
3.1.2. Bahan
1. Tandan Kosong 2. Air
3.2. Prosedur Percobaan
- Di ambil sampel minyak dari sludge separator secukupnya
- Di timbang sampel minyak sesuai dengan berat sampel yang telah ditentukan - Diletakkan diatas cawan penguap yang sudah diketahui bobot beratnya. - Di masukkan ke dalam oven selama 3 jam pada suhu 130⁰C
- Di keluarkan sampel minyak dari oven
- Didinginkan selama 15 menit kemudian sampel minyak dimasukkan kedalam timbel dan ditutup dengan kapas
- Di masukkan kedalam soklet dan diekstraksi selam 5 jam
- Setelah ekstraksi selesai sampel minyak dipisahkan dari N-heksan dengan cara penguapan (sampai N-heksan menguap),kemudian labu yang berisi minyak tersebut didinginkan selama 30 menit
- Ditimbang untuk mengetahui kadar minyaknya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil 4.1.1. Data
Tabel 4.1 :Data Hasil analisa kehilangan minyak di sludge separator stasiun klarifikasi minyak diPKS PTPN IV Pabatu.
No
Uraian Sludge Separator
Tanggal
Pengambilan 17/02/2014 18/02/2014 19/02/2014 20/02/2014 21/02/2014
Norma 0,6(g) 0,6(g) 0,6(g) 0,6(g) 0,6(g)
1 Berat Contoh
Basah +Tempat 73,3346 73,5363 72,8302 84,1709 84,7184
2 Berat Tempat 52,8263 52,8273 52,8248 63.1530 63,1565
3 Berat Contoh
Basah 20,5083 20,7090 20,0054 21.0179 21,5619
4 Berat Contoh
Kering + Tempat 53,4979 54,1205 53,6606 64,4411 64,1710 5 Berat Tempat 52,8263 52,8273 52,8248 63,1530 63,1565
6 Berat Contoh
Kering 0,6716 1,2932 0,8358 1.2881 1,0145
7 Berat
Minyak+Flask 100,3768 98,538 110,9375 98,5394 100,3948
8
Berat Flask 100,2727 98,4167 110,8245 98,4154 100,2708
9
Berat Minyak 0,1041 0,1222 0,1030 0,1240 0,1240
10
4.1.2 Perhitungan
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan di laboratorium,dapat dihitung kadar minyak yang hilang dalam sludge separator yang dinyatakan dalam persen berat.
Persentase minyak dapat dihitung dengan rumus :
Contoh Perhitungan
Tanggal 17/02/2014
• Berat Contoh Basah = (Berat Contoh Basah + tempat)-Berat Tempat
= 73,3346-52,8263
= 20,5083
• Berat Contoh Kering = (Berat Contoh Kering+ Tempat)- Berat Tempat
= 53,4979-52,8263
= 0,6716
• Berat Minyak = (Berat Minyak + Flask)- Berat Flask
= 100,3768-100,2727
= 0,1041
• % Minyak = �����������
= 0,1046
20,8350× 100 %
= 0,51
Untuk sampel berikutnya dilakukan perhitungan yang sama sehingga dihasilkan data pada tabel IV.
Perhitungan untuk pengutipan dan efisiensi minyak dengan diketahui kehilangan minyak ataupun losis minyak dari unit sludge separator sebesar 0,6% per satuan jam,dimana kapasitas untuk sebuah sludge separator maksimal 12 ton.
• Sludge separator = 12.000 kg × 0,6%
= 72 kg / jam
PKS PTPN IV Pabatu menggunakan dua buah sludge separator,maka kadar kehilangan minyak sebesar
• Sludge separator = 2 × 72 kg
= 144 kg / jam
Maka kehilangan minyak pada unit sludge separator di PKS PTPN IV Pabatu adalah 144 kg / jam.
4.3 Pembahasan
Dari data diatas dapat diketahui bahwa persentase kehilangan minyak kelapa sawit di
sludge separator pada proses pemurnian minyak adalah 0,51% sampai dengan 0,59%.Persentase
kehilngan minyak kelapa sawit tersebut sesuai dengan standar pabrik yaitu ≤0,6%, dan untuk
pengutipan terhadap kehilangan kadar minyak sebesar 144 kg / jam.Oleh karena itu akan lebih
lebih sedikit pada akhir pengolahan minyak kelapa sawit. Hal ini menunjukkan bahwa peralatan
yang digunakan masih bekerja dengan efisien.
Adapun keberhasilan pemakaian sludge separator sangat menentukan terhadap
persentase kehilangan minyak.Kemampuan alat untuk memisahkan bahan mudah menguap dan
NOS tergantug daripada beberapa hal yaitu:
1.Kapasitas olah unit sludge separator
Adapun kapasitas olah unit sludge deparator pada umumnya adalah maksimal 12
ton.Debit cairan minyak yang tinggi akan mempengaruhi pemisahan fraksi-fraksi,yaitu volume
yang terlalu besar dapat menurukan perbedaan antara fraksi ringan dan berat.Sehingga
kehilangan minyak dipengaruhi dalam drab tinggi.Kapasitas olah separator dipengaruhi olah
jenis alat sludge separator dan ukuran nozzle yang dipakai semakin besar ukuran nozzle maka
kapasitas alat semakin besar.
2.Nozzle
Ukuran lobang nozzle mempengaruhi pemisahan fraksi ringan dan berat.Semakin kecil
ukuran nozzle maka daya pisah semakin baik yaitu kadar minyak dalam air buangan relatif
kecil,akan tetapi nozzle sangat cepat rusak,yang diakibatkan gesekan pasir halus jumlah pasir
halus lebih banyak daripada pasir kasar),yang relative tinggi pada air buangan.Umumnya umur
nozzle yang berlobang kecil lebih pendek dibandingkan dengan yang berukuran besar,tiga jenis
sludge separator.
Sludge separator yang dikenal adalah @-alfa laval dan westfalia disebut dengan type
8-10�3,jam.sedangkan type stork kapasitasnya 6-8�3/ jam.Dilihat dari kemampuan alat untuk
memperkecil losis pada air drab,dapat dikatakan bahwa type stork yang lebih mudah
pengoperasiaanya,seperti yang berkembang di Malaysia.
3.Keseimbangan
Keseimbangan pemisahan lumpur cairan yang masuk kedalam sludge separator perlu
dipertahankan dengan cara.
a.Mempertahankan tekanan pada outlet sludge separator dengan membuat bak yang berisi air
sehingga tekanan lawan konstan,ada juga alat sludge separator yang dilengkapi dengan
“vasculator” yang berfungsi untuk mengukur volume outlet sekaligus menjadi stabilisator
tekanan.
b.Mengisi air panas kedalam sludge separator untuk mempertahankan tekanan dalam sludge
separator sehingga kecepatan air dan pemisahan lumpur dengan air kosntan.
Untuk mengurangi banyaknya kadar kehilangan minyak maka proses pemurnian
minyak di sludge separator harus dilakukan secara efektif dengan memperhatikan kapasitas olah
sludge separator untuk kapasitas 30 ton/jam yakni jumlah minyak yang masuk pada sludge
separator 10 ton,Ukuran nozzle dan kerusakannya ,jika nozzle rusak harus segera diganti dan
dibersihkan setiap 4 jam sekali, dan keseimbangan umpan dengan air panas dengan temperatur
sludge dan air panas (norma90℃).Dengan begitu kadar kehilangan minyak dapat
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kadar kehilangan minyak yang terjadi dari lima hari pengambilan sampel pada sludge
separator stasiun pemurnian minyak Pabrik Kelapa Sawit unit kebun Pabatu adalah
0,51%―0,59 % dimana hasil tersebut sesuai dengan standar mutu pabrik yaitu 0,60 % ataupun
sekitar 144 kg / jam.Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin sedikit kehilangan
minyak yang terjadi di sludge separator maka pengutipan minyak dapat dimaksimalkan dan
menambah keuntugan bagi perusahaan.
5.2 Saran
1.Diharapkan agar buah yang telah dipanen agar secepatnya diproses karena akan mempengaruhi
kualitas minyak yang dihasilkan serta memeliki tingkat kehilangan minyak yang lebih besar.
2.Operator setiap stasiun pengolahan dan karyawan harus bekerja seefektif dan seefisien
3.Diharapkan setiap tenaga kerja memakai alat pelindung diri,untuk menjamin keselamatan
kerja.
4.Diharapkan kepada semua karyawan semangat dalam melaksanakan tugasnya masing-masing
DAFTAR PUSTAKA
Handojo, L.1995.Teknologi Kimia.Jakarta.Penerbit Pradnya Paramita.
Ketaren, S.1986.Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan.Cetakan Pertama.Gadjah
Mada Universiry Press.Yogyakarta.
Mangoenssoekarjo,S. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit.Cetakan Pertama.Gadjah Mada
University Press.Yogyakarta.
Naibaho ,P. 1998.Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit.Medan.Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Pahan, I.2006.Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir.Cetakan
Pertama.Penebar Swadaya.Jakarta.
Risza S, 1994.Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktivitas.Yogyakarta.Penerbit Kansius.
Standar Prosedur Operasi(SPO) Pengolahan Kelapa Sawit Pabatu.PT.Perkebunan Nusantara IV
(Persero),2010. Medan.Sumatera Utara.Indonesia.
Tim Penulis PS.1997.Kelapa Sawit,Usaha Budidaya,Pemanfaatan dan Aspek