• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iklan KB ditelevisi dan Persepsi Remaja Tentang Pernikahan Diusia Dini (Studi Korelasional Iklan KB Versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu di Televisi Terhadap Persepsi Remaja Tentang Pernikahan Diusia Dini Pada Pelajar di SMA Gajah Mada Padang Bulan dan R

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Iklan KB ditelevisi dan Persepsi Remaja Tentang Pernikahan Diusia Dini (Studi Korelasional Iklan KB Versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu di Televisi Terhadap Persepsi Remaja Tentang Pernikahan Diusia Dini Pada Pelajar di SMA Gajah Mada Padang Bulan dan R"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

IKLAN KB DI TELEVISI DAN PERSEPSI REMAJA TENTANG PERNIKAHAN DIUSIA DINI

(Studi Korelasional Iklan KB Versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu di Televisi Terhadap Persepsi Remaja Tentang Pernikahan Diusia Dini Pada Pelajar di SMA

Gajah Mada Padang Bulan dan Remaja Putus Sekolah di Kecamatan Medan Labuhan)

Diajukan Oleh:

Josefine Margaret Simatupang

080904067

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Iklan KB ditelevisi dan Persepsi Remaja Tentang Pernikahan Diusia Dini (Studi Korelasional Iklan KB Versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu di Televisi Terhadap Persepsi Remaja Tentang Pernikahan Diusia Dini Pada Pelajar di SMA Gajah Mada Padang Bulan dan Remaja Putus Sekolah di Kecamatan Medan Labuhan). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana iklan KB mempengaruhi persepsi remaja mengenai pernikahan diusia dini serta untuk mengetahui upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat pernikahan diusia dini pada remaja.

Teori yang digunakan adalah Teori Komunikasi, Iklan, Persepsi, Model S-O-R, Remaja, Keluarga Berencana bagi Remaja dan Pernikahan diusia Dini. Penelitian ini menggunakan studi korelasional, yakni sebuah studi yang bertujuan untuk melihat sejauhmana variasi- variasi antara variabel Iklan KB yang berkaitan dengan persepsi remaja pada koefisien korelasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di SMA Gajah Mada yang duduk di kelas X, XI, XII tahun ajaran 2011-2012 dan remaja di Kecamatan Medan Labuhan dengan jumlah 430 orang. Untuk menghitung jumlah sampel digunakan cara menurut Arikunto dengan presisi 20%, maka diperoleh sampel sebanyak 86 orang. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik penarikan sampel stratifikasi proporsional.

Dari uji hipotesa dengan menggunakan rumus Rank Spearman melalui program SPSS 13.0 diperoleh hasil 0.609 pada remaja di SMA Gajah Mada dan 0.482 pada remaja di Kecamatan Medan Labuhan dengan tingkat signifikansi 0.01. Sesuai dengan kaidah Spearman yaitu rho>0, maka hipotesis pada penelitian ini adalah Ha yaitu terdapat hubungan antara iklan KB versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu dan persepsi remaja mengenai pernikahan diusia dini pada remaja bersekolah dan putus sekolah. Pada pengujian tingkat signifikansi, dihasilkan nilai t hitung > daripada t tabel sehingga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan.

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan penulis kesehatan, hikmat, pertolongan dan semangat dalam penulisan skripsi ini, dari awal hingga selesai, guna meraih gelar sarjana.

Penulis menyadari didalam skripsi berjudul Iklan KB versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu dan persepsi remaja mengenai pernikahan diusia dini ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca skripsi ini, sehingga dilain waktu penulis bisa menyusun karya ilmiah yang lebih baik lagi.

Penulis tak lupa ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berbaik hati dan merelakan waktunya untuk membantu dan mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini:

1. Prof. Dr. Badaruddin, M. Si selaku dekan Fakultas Ilmu- Ilmu Sosial dan Politik USU.

2. Drs. Zakharia, M.SP selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Ilmu- Ilmu Sosial dan Politik USU.

3. Ketua Departemen Ilmu Komunikasi USU, Dra. Fatmawardy Lubis, M.Si. 4. Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi USU sekaligus Dosen

pembimbing dan dosen wali saya yang sudah sangat banyak membantu dan mengarahkan saya, Dra. Dayana, M.Si.

5. Seluruh dosen Ilmu Komunikasi Fisip USU, terimakasih atas segala ilmu yang telah bapak dan ibu berikan selama penulis menjadi mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi.

6. Kepada seluruh staf Departemen Ilmu Komunikasi, Kak Icut, Kak Maya dan Kak Ros yang selalu dengan ramah memberi informasi dan membantu setiap administrasi dengan rapi.

7. Kepada seluruh staf guru SMA Gajah Mada dan staf kantor Camat Medan Labuhan yang telah membantu selama penelitian berlangsung.

8. Kepada Kak Puan atas bantuannya yang sudah mengajarkan peneliti dalam mengolah data.

(4)

maju. Juga abang ku Tulus Pahala Simatupang, S. E., kakak ku Melda Maria Simatupang, S.H. serta adik ku Sahala Parulian Simatupang dan juga keponakanku Jocelyne Rachel Bethany Simatupang dan Josiah Caleb Emmanuel Simatupang atas seluruh cinta, dukungan dan doa yang kalian berikan. Kepada kakak iparku Niasma Delvi Maretha Sibarani, S.Sos atas perhatiannya yang besar.

10.Sahabat terbaikku saat ini hingga selamanya, Franz Mika Widardo Harahap, S.H. atas cinta, kasih, teguran, dorongan semangat yang menguatkan.

11.Sahabatku, Desy Nathalya Situmeang, S.E. dan Irma Betharia Pakpahan, S.S. yang selalu menemaniku dalam kondisi apapun. You are my warrior of pray! Multimedia Crew GBI Rayon 4 Medan, terimakasih buat dukungannya.

12.Sahabat “kupu- kupu” Andet S.Ikom, Ika Liani Manurung S.Ikom, Resky Datsita S.Sos.

13.Buat teman- temanku seperjuangan Boyke Rondbergh, Mawi Anna, Dwiko, Kak Inda, bang Perdana, bang Firman. Buat semua teman- teman komunikasi 2008, beruntung mengenal kalian orang- orang hebat.

14.Kepada teman- teman Departemen Pemuda GBI Medan Plaza.

15.Buat saudara- saudaraku Fetricya Naomi, Immanuel Marbun dan Zivo Loise atas dukungannya yang besar. Teman- teman kelompok mentoring RI2040, atas waktunya untuk mendoakanku.

Terima kasih banyak atas semua yang telah diberikan selama ini kepada penulis dan semoga segala yang terbaik selalu menjadi bagian semua yang namanya disebutkan diatas. Amin

Medan, September 2012

(5)

DAFTAR ISI

BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Kerangka Teori ... 9

II.1.6. Keluarga Berencana Bagi Remaja ... 26

II.1.7. Pernikahan Diusia Dini ... 27

II.2. Kerangka Konsep ... 28

II.3. Variabel Penelitian ... 29

II.4. Defenisi Operasional ... 30

II.5. Hipotesis ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1. Deskripsi Umum SMA Gajah Mada ... 33

III.1.2. Deskripsi Umum Kecamatan Medan Labuhan ... 34

III.1.3. Deskripsi umum iklan kb versi Shireen sungkar dan Teuku Wisnu ... 41

III.2. Metode Penelitian ... 42

III.3. Populasi Dan Sampel III.3.1. Populasi ... 42

III.3.2. Sampel ... 43

III.4. Teknik Pengumpulan Data ... 45

III.5. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian IV.1.1. Tahapan Pengumpulan Data ... 49

IV.1.2. Proses Pengolahan Data ... 50

IV.2. Analisis Tabel Tunggal IV.2.1. Karakteristik Responden ... 51

IV.2.2. Iklan Kb Versi Shireen Sungkar Dan Teuku Wisnu ... 54

(6)

IV.3. Analisis Tabel Silang ... 96

IV.4. Penelitian Hipotesis ... 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan ... 111

V.2. Saran Responden Penelitian ... 112

V.3. Saran Dalam Kaitan Akademis ... 113

V.4. Saran Dalam Kaitan Praktis ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 114

(7)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Kecamatan Medan Labuhan

Tabel 1 Jumlah Penduduk ………...36

Tabel 2 Sarana Pendidikan ………...37

Tabel 3 Sarana Kesehatan ………37

Tabel 4 Sarana Ibadah ………..38

Tabel 5 Sarana Olah Raga ………38

Tabel 6 Sarana Keuangan ……….38

Tabel 7 Sarana Hotel, Restoran, Hiburan dan Pariwisata ………39

Tabel 8 Sarana Pasar dan Pertokoan ……….39

Stratified Proposional Random Sampling Tabel 9 Responden di SMA Gajah Mada ……….….44

Tabel 10 Responden di Kecamatan Medan Labuhan ………..45

Analisis Tabel Tunggal Tabel 11 Jenis Kelamin ………51

Tabel 12 Usia ………...52

Tabel 13 Pendidikan Terakhir ………..53

Tabel 14 KB Merupakan Salah Satu Iklan Layanan Masyarakat ...54

Tabel 15 Iklan KB Sarana Pemerintah Mensosialisasikan KB …..55

Tabel 16 Iklan KB menggunakan TV sebagai Sarana ……….56

Tabel 17 Suara yang Terdengar dari Iklan KB ………....57

Tabel 18 Dapat Mengerti Makna Emosional ………...58

Tabel 19 Musik Menjadi Salah Satu unsur yang Penting …………59

Tabel 20 Alunan Musik Melalui Iklan KB ………...60

Tabel 21 Iklan KB Mudah Diingat ………...61

Tabel 22 Iklan KB Mencapai Tingkat Pengenalan Produk ………..62

Tabel 23 Pemilihan Kata- kata yang Digunakan dalam Iklan KB ...63

Tabel 24 Iklan KB mampu Menyampaikan Pesan Dengan Baik ….64 Tabel 25 Gambar yang Ditampilkan Melalui Iklan KB …………...65

(9)

Tabel 27 Figur yang diperankan Shireen Sungkar ………67

Tabel 28 Figur yang Diperankan Teuku Wisnu ………68

Tabel 29 Figur yang Diperankan Dua orang Anak ……….. 69

Tabel 30 Figur yang Diperankan dr. Sonia Wibisono ………. 70

Tabel 31 Pemilihan Lokasi dan Latar Belakang ……….. 71

Tabel 32 Warna Gambar dan Tulisan Dapat Dimengerti ………...72

Tabel 33 Pengaturan Cahaya Sudah Serasi ………...73

Tabel 34 Iklan KB Secara Visual Berupa Gambar dan Gerak …...74

Tabel 35 Dari Gerakan Mampu Untuk Menerapkan ……….75

Tabel 36 Pernah Melihat Informasi Pernikahan Dini ………76

Tabel 37 Pernah Mendengar Informasi Pernikahan Dini ………...77

Tabel 38 Dapat Mengerti Informasi yang Dilihat atau Dengar …....78

Tabel 39 Tertarik Mengikuti Kegiatan- Kegiatan ………....80

Tabel 40 Informasi Pernikahan diusia dini Menarik ……….81

Tabel 41 Informasi Pernikahan Diusia Dini Bermanfaat ………...82

Tabel 42 Informasi Pernikahan Dini Lebih Menarik ………...83

Tabel 43 Standar Usia Menurut BKKBN ……….84

Tabel 44 Tujuan Standar Usia ………..85

Tabel 45 Kerugian Pihak Perempuan Menikah Diusia Dini ………86

Tabel 46 Perceraian Akibat Pernikahan Diusia Dini ………...87

Tabel 47 Hukum Islam Menikah Jika Sudah Baligh ………...88

Tabel 48 Pendidikan Rendah Mempersulit Pekerjaan Layak ……..89

Tabel 49 Menimbulkan Berbagai Tekanan ………..90

Tabel 50 Bersedia Melakukan Program KB ………91

Tabel 51 Setuju Menikah Usia 20 tahun(Pr) dan 25 tahun (Lk)…..92

Tabel 52 Memiliki Dua Orang Anak Saja ………...93

Tabel 53 Tambah Anak Jika Perempuan Saja ……….94

Tabel 54 Tambah anak Jika Laki- Laki Saja ………...95

Tabel Silang Tabel 55 Iklan KB dan Tingkat Pemahaman Remaja ……….97

Tabel 56 Pemilihan Kata- Katadan Pemahaman Remaja …………98

(10)

Tabel 58 Peran Teuku Wisnu dan Kesediaan untuk KB …………101 Tabel 59 Figur Dua Orang Anak dan Kesediaan Kelak Dua Anak..102 Tabel 60 Peran Dokter dan Kerugian Secara Medis ………104

Uji Hipotesis

(11)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Iklan KB ditelevisi dan Persepsi Remaja Tentang Pernikahan Diusia Dini (Studi Korelasional Iklan KB Versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu di Televisi Terhadap Persepsi Remaja Tentang Pernikahan Diusia Dini Pada Pelajar di SMA Gajah Mada Padang Bulan dan Remaja Putus Sekolah di Kecamatan Medan Labuhan). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana iklan KB mempengaruhi persepsi remaja mengenai pernikahan diusia dini serta untuk mengetahui upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat pernikahan diusia dini pada remaja.

Teori yang digunakan adalah Teori Komunikasi, Iklan, Persepsi, Model S-O-R, Remaja, Keluarga Berencana bagi Remaja dan Pernikahan diusia Dini. Penelitian ini menggunakan studi korelasional, yakni sebuah studi yang bertujuan untuk melihat sejauhmana variasi- variasi antara variabel Iklan KB yang berkaitan dengan persepsi remaja pada koefisien korelasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di SMA Gajah Mada yang duduk di kelas X, XI, XII tahun ajaran 2011-2012 dan remaja di Kecamatan Medan Labuhan dengan jumlah 430 orang. Untuk menghitung jumlah sampel digunakan cara menurut Arikunto dengan presisi 20%, maka diperoleh sampel sebanyak 86 orang. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik penarikan sampel stratifikasi proporsional.

Dari uji hipotesa dengan menggunakan rumus Rank Spearman melalui program SPSS 13.0 diperoleh hasil 0.609 pada remaja di SMA Gajah Mada dan 0.482 pada remaja di Kecamatan Medan Labuhan dengan tingkat signifikansi 0.01. Sesuai dengan kaidah Spearman yaitu rho>0, maka hipotesis pada penelitian ini adalah Ha yaitu terdapat hubungan antara iklan KB versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu dan persepsi remaja mengenai pernikahan diusia dini pada remaja bersekolah dan putus sekolah. Pada pengujian tingkat signifikansi, dihasilkan nilai t hitung > daripada t tabel sehingga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Selama hidup di dunia ini, manusia memiliki banyak sekali kebutuhan yaitu berupa kebutuhan sandang, pangan dan papan. Manusia tidak dapat hidup sendiri dalam memenuhi segala kebutuhannya dan dalam usaha untuk mencapai berbagai target dalam kehidupannya, manusia perlu untuk saling berkomunikasi dan berinteraksi.

Padatnya jumlah penduduk akan menimbulkan berbagai masalah. Masalah kesehatan, masalah lahan untuk tempat tinggal, masalah pangan, pendidikan juga pengangguran. Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat ini dapat dikendalikan dengan cara- cara yang positif dan preventif. Beberapa cara preventif adalah keluarga berencana, perkawinan yang lambat atau penundaan perkawinan.

Menurut C. A. Sanchez dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Kependudukan (1982:32), ada tiga penyebab pertumbuhan penduduk yang cepat, yaitu:

1. Fertilitas yang Tetap (Sustain Fertaility)

a. Adat istiadat, tradisi, dan kepercayaan tertentu banyak menyumbang kepada pertumbuhan penduduk yang tinggi. Untuk sebagian suku bangsa di Indonesia, menpunyai keluarga yang besar adalah tradisi.

b. Sedikit sekali orang yang terdorong untuk mempunyai anak sedikit atau membatasi besarnya keluarga mereka.

c. Tersedianya sejumlah alat kontraseptif yang murah dan aman serta efektif tidak mempunyai pengaruh yang menghambat kelahiran yang menyolok terhadap pertumbuhan penduduk secara keseluruhan

d. Perkawinan yang dini

(13)

f. Suasana yang memberikan kemungkinan untuk terjadinya hubungan seks sebelum perkawinan.

2. Turunnya angka kematian 3. Imigrasi

Keluarga berencana atau pengendalian kelahiran ini bertujuan untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga yang pada akhirnya akan mengendalikan jumlah penduduk yang dikenal dengan Zero Population Growth atau pentumbuhan penduduk nihil. Untuk dapat mencapai penurunan jumlah penduduk pada titik tertentu, setiap pasangan subur tidak boleh melebihi jumlah anak mereka dari dua orang. Mempunyai dua anak berarti bila orang tua anak- anak itu nantinya meninggal, kedua anak itulah yang menggantinya. Jadi dua orang tua diganti dua orang anak, maka tidak dapat pertumbuhan penduduk atau nihil.

Untuk mengatur kelahiran penduduk, pemerintah menggalakkan program Keluarga Berencana dalam rangka mencapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Program KB juga mengarah pada catur warga, yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang anak. Dalam mengatur kelahiran ini tidak dapat dipaksakan kepada penduduk, karena itu pemerintah saat ini lebih giat melakukan kampanye KB ke desa- desa, kota- kota untuk mensosialisasikan bagaimana lebih baiknya mutu suatu kehidupan dengan hanya mempunyai keluarga kecil. Ternyata sejauh ini, program KB di Indonesia berhasil sangat baik dan bahkan dijadikan contoh oleh banyak negara untuk mengatasi masalah kependudukan.

Data terakhir yang diperoleh oleh Badan Pusat Statistik, diperkirakan, jumlah penduduk Indonesia pada 2010 mencapai 234,2 juta atau naik dibanding jumlah penduduk 2000 yang mencapai 205,1 juta jiwa. Dari jumlah itu, sekitar 121 juta jiwa atau 60,1 persen tinggal di Pulau Jawa sehingga menjadikan pulau itu sebagai yang terpadat di Indonesia, yaitu mencapai tingkat kepadatan 103 jiwa

per km2

(14)

http://nasional.kompas.com).

Menurut Undang-undang No 1 tahun 1974 pasal 7 ayat 1 bahwa usia minimal untuk suatu pernikahan adalah 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk pria. Meskipun demikian bila terjadi perkawinan pada usia ini maka masih di perlukan izin orang tua untuk menikahkan individu tersebut dan baru bila telah mencapai usia diatas 21 tahun ia boleh menikah tanpa izin orang tua (pasal 6 ayat 2).

Usia pernikahan pertama bagi remaja saat ini idealnya 21 hingga 25 tahun karena pada usia itu, remaja sudah tumbuh pengetahuan dan kesadaran dalam pengelolaan kesehatan reproduksi. Perkawinan dini juga akan berpengaruh terhadap kesehatan pasangan maupun generasi atau anak dari pasangan muda. Pendewasaan usia perkawinan bagi remaja itu sudah dicetuskan pada International Conference on Population and Development (ICPD) atau Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan pada 1994 di Kairo, Mesir. Program aksi ini menyerukan agar setiap negara meningkatkan status kesehatan, pendidikan dan hak-hak individu khususnya bagi perempuan dan anak-anak dan mengintegrasikan program Keluarga Berencana (KB) kedalam agenda kesehatan perempuan yang lebih luas

Berdasarkan hasil survei Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2000-2010, angka usia pernikahan dini meningkat dari rata-rata usia 19,8 tahun menjadi 19,2 tahun. Padahal, standar usia yang ditekankan BKKBN untuk seorang wanita siap menikah adalah 21 tahun. Pertimbangan standar usia ini dimaksudkan untuk mengawasi jumlah kelahiran bayi. Semakin muda seorang wanita menikah, maka masa reproduksinya akan berlangsung lebih lam

Pemerintah, dalam hal ini BKKBN, telah melakukan berbagai cara persuasi untuk mensosialisasikan pesan- pesan KB agar sampai kepada khalayak. Salah satunya adalah melalui iklan layanan masyarakat di televisi.

(15)

membutuhkan media sebagai sarana untuk menyampaikan informasi kepada khalayak tentang suatu produk dan televisi membutuhkan iklan sebagai salah satu sumber pemasukan untuk mampu beroperasi.

Keunggulan televisi dibandingkan dengan media lain adalah kemampuannya dalam menyampaikan pesan melalui suara (audio) dan gambar bergerak (visual) sehingga pesan yang diterima pun mudah diterima, dimengerti dan dilakukan khalayak yang menyaksikannya. Pendekatan yang digunakan komunikasi massa mampu mempengaruhi khalayak tentang suatu penekanannya terdapat dalam salah satu prinsipnya, yaitu aspek pengulangan (redudancy) yang menyatakan bahwa media massa memiliki efek yang besar (all powerful) dalam mempengaruhi opini, sikap dan perilaku khalayak. Menciptakan pengaruh akibat proses komunikasi ini lah yang merupakan tujuan akhir dari proses komunikasi itu sendiri.

Stasiun televisi yang ada di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dimulai dari stasiun televisi pemerintah, TVRI yang berdiri pada tahun 1962 hingga saat ini yang telah mencapai sepuluh stasiun televisi siaran gratis, yaitu TVRI, RCTI, SCTV, Global TV, Indosiar, Metro TV, MNCTV, Trans TV, Trans 7 dan TV One. Dan tiga belas siaran televisi berlangganan yaitu Aora TV, Astro Nusantara (tidak beroperasi), centrin TV, First Media, groovia TV, IM2 Pay TV, indovision, M2V mobile TV, Oke Vision, Skynindo, Telkom Vision, Top TV dan YesTV

Banyaknya stasiun televisi yang ada di Indonesia saat ini, membuat setiap stasiun televisi berlomba- lomba untuk memberikan tayangan yang terbaik yang bisa mereka sajikan kepada pemirsanya. Program yang disajikan juga sangat variatif, dimulai dari acara berita yang edukatif seperti berita, talk show hingga yang menghibur seperti tayangan musik, film, sinetron, olah raga juga reality show.

(16)

angka Rp 2,6 triliun, naik 50% dibanding periode yang sama tahun 2009, diikuti iklan partai politik dan pemerintah senilai Rp 1,37 triliun (

Data terbaru Nielsen’s Advertising Information Services menunjukkan, belanja iklan selama kuartal pertama tahun 2011 mencapai Rp 15,6 triliun atau tumbuh 20 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Menurut Senior Manager of Media Client Service Nielsen, Tri Susanti Simangunsong, televisi masih mendominasi dengan meraup 62 persen dari total belanja iklan kuartal pertama. Belanja iklan di televisi meningkat 21 persen dari periode yang sama tahun lal

Periklanan yang baik adalah periklanan yang mampu menghasilkan daya tarik. Belanja iklan yang besar di televisi dan pengaruhnya kepada masyarakat luas, membuat pemerintah memilih televisi sebagai salah satu media andalan mereka untuk mensosialisasikan programnya. Program KB ini menjadi salah satu program yang sangat penting bagi pemerintah Indonesia.

Menurut sifatnya, iklan terbagi menjadi dua yaitu iklan komersial dan iklan non komersil. Iklan komersil adalah iklan yang bertujuan untuk meningkatkan pemasaran suatu produk dan jasa seperti iklan makanan. Sedangkan Iklan non komersial atau yang lebih dikenal dengan layanan masyarakat adalah iklan yang menyajikan pesan-pesan sosial yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang bisa mengancam keselarasan dan kehidupan umum seperti iklan keluarga berencana.

Pemerintah melalui BKKBN telah membuat berbagai versi iklan layanan masyarakat untuk mencapai tujuan keluarga yang sejahtera melalui program keluarga berencana. Ada iklan pil KB andalan versi dapur “langsung dung”, iklan program KB andalan dan tidak tangung- tanggung untuk menarik perhatian masyarakat luas, iklan KB ini diisi oleh beberapa artis seperti Shinta-Jojo tentang generasi berencana, lalu iklan KB versi Afgan, juga pasangan muda mudi yang namanya sedang ramai mengisi berbagai acara ditelevisi, Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu.

(17)

baiknya. Perbedaan iklan KB versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu dengan iklan KB lainnya yaitu selain menampilkan pasangan artis muda, pada iklan ini semua pesan dari keluarga berencana disampaikan dalam bentuk nyanyian atau jingle yang dibuat sangat menarik sehingga tidak hanya menyajikan iklan yang baik tetapi juga membuat pesan menjadi gampang diingat dan dimengerti. Iklan ini memiliki slogan “dua anak lebih baik”.

Fokus utama dari iklan KB versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu ini adalah para remaja dan pemuda-pemudi, karena pada masa ini berbagai perencanaan penting akan dibuat untuk menyongsong masa depan yang baik. Salah satu rencana tersebut adalah mengenai usia yang tepat untuk menikah. Melalui iklan ini, pemerintah berharap adanya kesadaran bagi para remaja dan pemuda- pemudi untuk melakukan perencanaan yang baik agar kelak keluarga yang dibentuk sejahtera dan masalah kependudukan dapat teratasi.

Di Kota Medan, menurut data pernikahan Kantor Urusan Agama Kota Medan, hingga bulan November 2011 dicatat ada sebanyak 2632 remaja yang tersebar di 21 kecamatan Kota Medan , baik laki- laki dan perempuan yang melakukan pernikahan di usia dini, yaitu dengan usia 16 sampai 21 tahun, dengan rincian laki-laki sebanyak 560 dan perempuan sebanyak 2072 orang.

Dari 21 kecamatan yang ada di Kota Medan, Kecamatan Medan Labuhan menjadi kecamatan dengan jumlah pernikahan diusia dini yang paling banyak sehingga wilayah ini dipilih sebagai tempat untuk melakukan penelitian ini.

SMA Gajah Mada yang terletak di Kecamatan Medan Selayang merupakan sebuah sekolah yang memiliki total lima sekolah pada tingkat SMA. Selain memenuhi kriteria, sekolah ini juga tidak jauh dari rumah peneliti sehingga peneliti memilih sekolah ini untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian.

(18)

I.2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut:

“Sejauhmanakah pengaruh iklan KB versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu ditelevisi terhadap persepsi remaja tentang pernikahan diusia dini pada pelajar di SMA Gajah Mada Kecamatan Medan Selayang dan remaja putus sekolah di Kecamatan Medan Labuhan?”.

I.3. PEMBATASAN MASALAH

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga menghasilkan uraian yang sistematis, maka peneliti membatasi masalah yang diteliti. Pembatasan Masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas dan terarah.

Adapun pembatasan Masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Subjek penelitian ini adalah iklan KB versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu yang ditayangkan di televisi.

2. Persepsi dalam penelitian ini dilihat melalui komponen-komponen seleksi, sensasi, atensi, interpretasi, dan reaksi.

3. Objek penelitian adalah remaja yang bersekolah di SMA Gajah Mada Kecamatan Medan Selayang dan remaja putus sekolah di Kecamatan Medan Labuhan.

4. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012- Juli 2012.

I.4. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui isi pesan program KB yang disampaikan melalui iklan ini.

(19)

3. Untuk mengetahui hubungan Iklan Kb Versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu Ditelevisi terhadap Persepsi Remaja Tentang Pernikahan Diusia Dini pada remaja bersekolah di SMA Gajah Mada Kecamatan Medan Selayang dan remaja putus sekolah di Kecamatan Medan Labuhan.

I.5. MANFAAT PENELITIAN

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan penelitian mengenai Ilmu Komunikasi terutama mengenai iklan sebagai bagian dari ilmu komunikasi.

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU khususnya mengenai iklan.

(20)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. KERANGKA TEORI

Dalam penelitian ilmiah, teori berperan sebagai landasan untuk mendukung pemecahan permasalahan dengan jelas dan sistematis. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang membuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 1995: 39-40).

Menurut Kerlinger, teori adalah himpunan konstruksi (konsep), definisi dan proporsi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala yang menjabarkan relasi diantara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 1991: 6).

Adapun teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

II.1.1. Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam Bahasa Inggris disebut commnunication berasal dari Bahasa Latin communicatio yang bersumber dari kata communis yang artinya sama. Sama dalam Ilmu Komunikasi berarti memiliki kesamaan makna. Komunikasi adalah suat agar terhubung denga mengatakan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja.

Menurut Carl Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk meneruskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap (Effendy, 2005: 10).

(21)

Charles H. Cooley dalam bukunya The Significance of Communication berpendapat bahwa dengan komunikasi adalah dimaksud, mekanisme melalui mana hubungan manusia terjadi dan berkembang segala lambang dari pemikiran dengan alat-alat penyampaian dan sara menjaganya melalui ruang dan waktu. Ia meliputi ekspresi muka, sikap dan gesture, nada suara, kata-kata, tulisan, lukisan, kereta api, telegrap, telepon, dan segala apa yang dapat disebut sebagai hasil usaha menaklukkan ruang dan waktu (Suwardi, 2007: 9).

Berger dan Chaffee (1987) mengemukakan ilmu komunikasi adalah ilmu pengetahuan tentang produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang (Senjaya, 2007: 1.10).

Komunikasi massa merupakan salah satu jenis komunikasi yang dapat menyampaikan pesan dan informasi secara cepat, luas dan menjangkau banyak orang karena menggunakan media massa sebagai penyampai pesannya. Media yang digunakan adalah seperti televisi, surat kabar, radio.

Televisi dapat menyajikan pesan, salah satunya melalui iklan. Tidak hanya menyampaikan secara audio tetapi juga dengan visual atau gambar yang nyata sehingga menarik dan lebih memudahkan audience mengerti akan pesan yang disampaikan.

II.1.2. Iklan

II.1.2.1. Sejarah Periklanan

Revolusi penting dalam dunia periklanan terjadi ketika Guttenberg menemukan mesin cetak. Perkembangan iklan semakin dipacu ketika pada abad ke-17 Nicholas Bourne dan Thomas Archer menerbitkan surat kabar pertama di Inggris yaitu The Weekly News. Perkembangan inipun kian pesat hingga saat ini, ditandai dengan semakin beragamnya produk yang diiklankan, mulai dari minuman, buku, mainan, obat- obatan, iklan pernikahan, iklan layanan masyarakat dan lain- lain.

(22)

iklan di Philadelpia. Perkembangan pesat di Amerika dimungkinkan oleh beberapa faktor. Pertama, industri yang tumbuh di Amerika pada masa itu mengarah pada mekanisme produksi yang menggunakan teknologi modern.

Kedua, adanya percepatan infrastruktur seperti jaringan kereta api, lalu lintas jalan raya sehingga semakin mempermudah dan mempercepat distribusi komoditi maupun media periklanan sampai ke wilayah pedalaman. Ketiga, adanya program wajib belajar di sekolah- sekolah modern semakin menambah jumlah masyarakat terpelajar sehingga mempertinggi konsumsi media informasi.

II.1.2.2. Pengertian iklan

Secara filosofis, kata iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya menggiring orang pada gagasan. Dalam kamus komunikasi, iklan (advertisement) adalah pesan komunikasi yang disebarluaskan kepada khalayak untuk memberikan sesuatu atau untuk menawarkan barang atau jasa dengan jalan menyewa media massa. Sedangkan periklanan adalah kegiatan menyebarluaskan pesan komunikasi kepada khalayak untuk memberikan sesuatu atau untuk menawarkan barang atau jasa dengan jalan menyewa media massa (Effendy, 1989: 8). Secara sederhana, Rhenald Kasali mendefinisikan iklan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media (1992).

Dalam sebuah iklan layanan masyarakat, isi iklan tidak membujuk seseorang untuk membeli barang atau jasa tertentu. Iklan layanan masyarakat menawarkan suatu kondisi ideal atau sebuah kondisi yang lebih baik dalam sebuah masyarakat.

Menurut Rossiter dan Percy (1997:197), bahwa “Processing responses are made to stimulus details (elements) contained in the advertisement. These elements, or stimuli, depending on the advertising medium, can be pictures (still or video), words (seen or heard), music, or other special effects, that comprise the various detail of the ad”.

(23)

pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa pemirsa akan merespon stimuli yang terkandung dalam suatu iklan melalui elemen stimuli iklan yang terdiri dari suara, musik, kata-kata, gambar, warna, dan gerakan.

Enam stimuli iklan dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Suara

Suara adalah kata-kata yang terdengar dan mengandung arti emosional serta dapat menimbulkan pesan-pesan dalam pikiran pemirsa.

b. Musik

Musik adalah alunan lagu yang berirama, baik dari suara manusia maupun alat-alat musik. Musik dapat berupa bunyi-bunyian (Jinggle) atau musik latar belakang.

c. Kata-kata

Kata-kata adalah tulisan yang terlihat, dapat dibaca, diingat, dan akan melekat dalam ingatan pemirsa, sehingga mampu mendukung manfaat produk yang diiklankan.

d. Gambar

Gambar adalah tampilan dalam suatu tayangan iklan yang dilihat pemirsa atau masyarakat, yang meliputi obyek figur, lokasi, dan latar belakang yang dipakai.

e. Warna

Warna adalah komposisi warna, keserasian warna dari gambar dan tulisan, dan termasuk pengaturan cahaya yang terdapat dalam tayangan iklan. f. Gerakan

Gerakan adalah adegan yang disajikan dalam tayangan iklan, yang digunakan dengan tujuan memperjelas maksud dari iklan tersebut sesuai dengan suara dan irama atau lagu yang diperdengarkan.

(24)

Iklan dalam radio dan televisi sering sekali menggunakan musik dalam menyampaikan informasi kepada khalayak. Hampir rata- rata iklan radio dan televisi memiliki musik dan lagu sendiri. Karena ternyata memang musik merupakan suatu bahasa yang universal dan mempunyai kekuatan untuk mengiringi penampilan iklan melalui media massa terutama media elektronik (radio dan televisi).

Jingle yang dalam bahasa Indonesia artinya bunyi dan dalam kamus istilah periklanan Indonesia diartikan sebagai musik dan lagu yang menjadi salah satu unsur penting dalam iklan radio dan televisi. Hampir sebagian besar iklan menggunakan jingle, sebab jingle kerab kali menjadi suatu elemen yang membuat iklan itu diingat oleh orang yang melihat atau mendengar. Untuk mencapai suatu tingkat awareness (sadar kenal) yang diinginkan.

II.1.2.3. Jenis Iklan

Secara garis besar terdapat dua jenis iklan, yaitu iklan standar atau iklan komersil dan iklan layanan masyarakat. iklan standar adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan mengenal barang, jasa pelayanan untuk konsumen melalui sebuah media. Tujuan iklan standar adalah merangsang motif dan minat para pembeli atau para pemakai.

Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang bersifat non profit, jadi iklan ini tidak mencari keuntungan akibat pemasangannya kepada khalayak. Umumnya iklan layanan masyarakat bertujuan memberikan informasi dan penerangan serta pendidikan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi, bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan.

Mengingat iklan mempunyai beberapa tujuan utama, yaitu untuk memberi informasi (informative), untuk membujuk (persuasive), dan untuk mengingatkan (reminding) khalayaknya, maka periklanan yang baik seharusnya mengacu pada segi daya tarik. Segi daya tarik iklan terdiri atas daya tarik pesan dalam artian kata-kata, kalimat dan berikut daya tarik fisik, penampilan luar, ilustrasi atau gambar yang menyertai iklan itu.

(25)

- Iklan Tanggungjawab Sosial adalah iklan yang bertujuan untuk menyebarkan pesan-pesan yang bersifat informatif, penerangan, pendidikan agar membentuk sikap warga masyarakat sehingga mereka bertanggungjawab terhadap masalah sosial dan kemasyarakatan tertentu.

- Iklan Bantahan adalah iklan yang diajukan melalui media massa untuk membantah dan memperbaiki citra suatu peroduk yang namanya sudah tercemar dikalangan masyarakat akibat suatu informasi yang tidak benar. - Iklan Pembelaan: Mirip dengan iklan bantahan, namun iklan yang diajukan

untuk membela keberadaan suatu barang, jasa, idea tau gagasan tertentu dari pengajuan atau klaim dari pihak lain terhadap suatu produk tertentu.

- Iklan Perbaikan/Ralat: Iklan yang memperbaiki pesan-pesan tentang suatu produk tertentu yang terlanjur salah dan disebarluaskan melalui media massa. - Iklan Keluarga: Ikan yang pesan-pesannya merupakan pemberitahuan tentang

terjadinya suatu peristiwa kekeluargaan kepada keluarga/khalayak lainnya. b. Pembagian iklan secara khusus yaitu:

- Iklan berdasarkan khalayak sasaran psikologis: khalayak sasaran iklan dapat digolongkan atas khalayak demografis (usia, jenis kelamin, status sosial, pekerjaan, pendapatan); dan psikografis (gaya hidup, motif membeli, sikap terhadap produk tertentu).

- Iklan berdasarkan khalayak sasaran geografis :jenis iklan ini diarahkan untuk menjangkau khalayak dalam wilayah tertentu. Berdasarkan hal ini kita mengenal; iklan internasional, iklan nasonal, iklan regional, iklan lokal.

- Iklan berdasarkan penggunaan media: jenis iklan yakni iklan yang

menggunakan media cetak dan media elektronik.

- Iklan berdasarkan fungsi dan tujuan : setiap iklan tentunya mempunyai fungsi tertentu serta mempunyai tujuan tertentu juga. Jenis iklan ini terdiri atas, iklan tentang produk dengan bukan produk, iklan komersial dengan bukan komersial, iklan berdampak langsung dengan tidak langsung.

II.1.2.4 Fungsi Periklanan

(26)

a. Fungsi Pemasaran adalah fungsi untuk memenuhi permintaan para pemakai ataupun pembeli terhadap barang-barang ataupun jasa serta gagasan yang diperlukannya.

b. Fungsi Komunikasi: adalah semua bentuk iklan memang mengkomunikasikan melalui media berbagai pesan dari komunikator kepada komunikan yang terdiri atas sekelompok orang yang menjadi khalayaknya. Sebagai fungsi komunikasi, iklan berisi cerita mengenai suatu produk sehingga harus memenuhi syarat-syarat pemberitaan.

c. Fungsi Pendidikan merupakan sebagian fungsi komunikasi. Secara khusus sebenarnya dalam setiap ulasan efek komunikasi maka efek pendidikan lebih diutamakan. Hal ini disebabkan karena semua orang ingin menghindari terbentuknya suatu sikap yang negatif. Dalam periklanan hal ini demikian sangat diperhatikan dan melalui fungsi pendidikan untuk membentuk sikap setiap orang dapat meningkatkan aspek-aspek kognisinya, kemudian aspek afeksinya dan aspek psikimotor. Fungsi pendidikan dalam komunikasi harus memberikan pilihan yang bebas dari khalayak untuk mengambil keputusan.

d. Fungsi Ekonomi: Iklan mengakibatkan orang semakin tahu tentang produk-produk tertentu, bentuk pelayanan jasa, maupun kebutuhan serta memperluas ide-ide yang mendatangkan keuntungan finansial.

e. Fungsi Sosial: Iklan juga mempunyai fungsi sosial membantu menggerakkan suatu perubahan standar hidup yang ditentukan oleh kebutuhan manusia di seluruh dunia. Misalnya melalui iklan dapat digerakkan bantuan keuangan, bahan-bahan makanan. Melalui publikasi iklan mampu menggugah pandangan orang tentang suatu peristiwa, kemudian meningkatkan sikap, afeksi yang positif dan diikuti tindakan pelaksanaan nyata atau tindakan sosial.

II.1.3. Persepsi

(27)

Melalui persepsi kita dapat mengenali dunia sekitar kita, yaitu seluruh dunia yang terdiri dari benda serta manusia dengan segala kejadian-kejadiannya.

Secara etimologis, persepsi atau dalam Bahasa Inggris perception berasal dari Bahasa Latin perceptio; dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil. Persepsi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah pengindraan (penglihatan, pendengaran, peraba dan sebagainya). Sebaliknya, alat untuk memahaminya adalah kesadaran atau kognisi (Sarwono, 2002: 94).

Persepsi, menurut Rakhmat Jalaluddin (1985: 51), adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Menurut John R. Wenburg dan William W. Wilmot, persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna. Sedangkan menurut Rudolph F. Verderber persepsi adalah proses penafsiran informasi inderawi. (Deddy Mulyana, 2005: 167).

Menurut Leavitt (Sobur, 2003: 445) persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah padangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Sedangkan De Vito (Sobur, 2003: 445) mengemukakan persepsi sebagai proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita.

Desiderato (1976) menyebutkan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi. Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dan memori (Rakhmat, 2007: 51).

(28)

Menurut teori persepsi diri bahwa kita menarik kesimpulan tentang sikap kita melalui pengamatan terhadap perilaku kita. Ketika kita melihat diri kita melakukan sesuatu yang tidak biasa, kita mungkin menggunakan informasi ini untuk memperbaiki penaksiran (estimasi) kita tentang perilaku kita yang seharusnya (Dayakisni, 2003:107).

Persepsi tidak timbul begitu saja, akan tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat sesuatu yang sama mungkin memberikan interpretasi yang berbeda tentang apa yang mereka lihat tersebut.

Dalam Sobur (2003: 446), dijelaskan bahwa dalam persepsi terdapat tiga komponen utama yaitu:

1. Seleksi, merupakan proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.

3. Reaksi, merupakan persepsi yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi.

Sedangkan menurut Deddy Mulyana (2005: 168-170), persepsi meliputi: 1. Penginderaan (sensasi) melalui alat-alat indera (indera peraba, indera

penglihat, indera pencium, indera pengecap, dan indera pendengar). Sensasi merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak melalui penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman dan pengecapan. Reseptor inderawi adalah penghubung antara otak manusia dan lingkungan sekitar.

(29)

3. Interpretasi, merupakan tahap yang paling penting dalam persepsi. Kita tidak dapat menginterpretasikan makna setiap objek secara langsung, melainkan menginterpretasikan makna informasi yang anda percayai mewakili objek tersebut.

Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian- balik (decoding) dalam proses komunikasi. Menurut J. Cohen, persepsi didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai representatif objek eksternal dan pengetahuan yang tampak mengenai apa yang diluar sana (Mulyana, 2005: 167).

Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengana efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antarindividu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi.

Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu hal yang pasti dialami oleh setiap orang melalui informasi ataupun rangsangan yang datang dari lingkungan sekitarnya. Segala rangsangan ini diterima oleh panca-panca indra untuk kemudian diproses.

Menurut Dedy Mulyana (2005: 171-172), persepsi manusia terbagi dua, yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia atau persepsi sosial. Persepsi terhadap lingkungan fisik berbeda dengan persepsi terhadap lingkungan sosial. Perbedaan tersebut mencakup:

- Persepsi terhadap objek melalui lambang- lambang fisik, sedangkan persepsi terhadap orang melalui lambang- lambang verbal dan nonverbal. Orang lebih aktif daripada kebanyakan objek dan lebih sulit diramalkan. - Persepsi terhadap objek menanggapi sifat- sifat luar, sedangkan persepsi

(30)

- Objek tidak bereaksi, sedangkan manusia bereaksi. Dengan kata lain, objek bersifat statis, sedangkan manusia bersifat dinamis. Oleh karena itu, persepsi terhadap manusia dapat berubah dari waktu ke waktu, lebih cepat daripada persepsi terhadap objek.

Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas di sekelilingnya. Beberapa prinsip penting mengenai persepsi sosial yang menjadi pembenaran atas perbedaan persepsi sosial ini adalah sebagai berikut:

- Persepsi berdasarkan pengalaman

Ketiadaan pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu objek jelas akan membuat seseorang menafsirkan objek tersebut berdasarkan dugaan semata, atau pengalaman yang mirip. Oleh karena terbiasa merespons suatu objek dengan cara tertentu, kita sering gagal mempersepsi perbedaan yang samar dalam suatu objek lain yang mirip (Mulyana, 2005:176-180). - Persepsi bersifat selektif

Setiap saat, manusia menerima jutaan rangsangan inderawi, maka akan sangat sulit untuk menafsirkan semua itu karena itu untuk mengatasi kerumitan tersebut maka cukup memperhatikan sedikit saja rangsangan ini. Atensi yang diberikan oleh seseorang pada suatu rangsangan merupakan faktor utama yang menentukan selektivitas atas rangsangan tersebut.

1. Faktor internal yang mempengaruhi atensi; Faktor biologis (lapar,haus, dan sebagainya), faktor fisiologis (tinggi, pendek, gemuk, sakit, lelah, dan sebagainya), dan faktor sosial budaya (gender, agama, tingkat pendidikan, dan sebagainya).

(31)

- Persepsi bersifat dugaan

Proses persepsi yang bersifat dugaan, memungkinkan kita menafsirkan suatu objek dengan makna yang lebih lengkap dari suatu sudut pandang manapun karena informasi yang lengkap tidak pernah tersedia.

- Persepsi bersifat evaluatif

Tidak ada persepsi yang pernah onjektif, selalu melakukan interpretasi berdasarkan pengalaman masa lalu dan kepentingan diri sendiri. Menurut Rogers, kita tidak bereaksi terhadap realitas mutlak melainkan terhadap persepsi kita mengenai realitas tersebut.

Persepsi yang dilakukan sering sekali tidak cermat. Salah satu penyebabnya adalah asumsi atau pengharapan pribadi masing- masing. Manusia mempersepsi sesuatu atau seseorang sesuai dengan pengharapannya. Berikut ini beberapa bentuk kekeliruan dan kegagalan persepsi (Mulyana, 2005:211-218):

1. Kesalahan Atribusi

Atribusi adalah proses internal dalam diri manusia untuk memahami penyebab perilaku orang lain. sering sekali manusia menjadikan perilaku orang lain sebagai sumber informasi mengenai sifat- sifat mereka. Akan tetapi cara ini tidak selalu membawa hasil. Bisa jadi perilaku yang ditunjukkan karena pengaruh eksternal bukan sifat konsistennya.

2. Efek Halo

Kesalahan persepsi yang disebut efek halo merujuk pada fakta bahwa begitu kita membentuk suatu kesan menyeluruh mengenai seseorang, kesan yang menyeluruh ini cenderung menimbulkan efek yang kuat atas penilaian kita akan sifat- sifatnya yang spesifik. Kesan menyeluruh itu sering diperoleh dari kesan pertama, yang biasanya berpengaruh kuat dan sulit digoyahkan atau sering disebut “hukum keprimaan” (law of primacy).

3. Stereotip

(32)

komunikasi akan muncul dari penstereotipan, yakni mengeneralisasikan orang- orang berdasarkan sedikit informasi dan membentuk asumsi mengenai orang lain berdasarkan keanggotaan dalam suatu kelompok. Penstereotipan adalah proses menempatkan oran- orang dan objek- objek kedalam kategori- kategori yang mapan, atau penilaian mengenai orang- orang atau objek- objek berdasarkan kategori- kategori yang dianggap sesuai.

II.1.4. Model S-O-R

Teori S-O-R yang semula berasal dari psikologi merupakan singkatan dari Stimulus- Organism- Response. Juga menjadi teori komunikasi karena objek material dari psikologi dan komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen- komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.

Menurut Stimulus-Response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikasi. Unsur- unsur dalam model ini adalah pesan (stimulus, S), komunikan (organism, O), Efek (Response, R) (Uchjana, 1933:254).

Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya, mengutip pendapat Hovland, Janis, Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel yang penting, yaitu:

- Perhatian - Pengertian

- Penerimaan( Uchjana, 1933:255).

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikasi inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap (Uchjana, 1933:255-256).

(33)

langsung dapat diamati dan penjelasan psikologis berusaha menghubungkan, yakni menjelaskan, perilaku dalam artian stimuli dan keadaan internal.

Pengetahuan bahwa repons dapat diramalkan, setidak- tidaknya sebagian, dari respons yang lalu menunjukkan adanya suatu segi menarik yang lain dari penjelasan S-R- konsep penyimpanan memori dari respons masa silam dalam organisme (Rakhmat, 1986:198).

II.1.5. Remaja

II.1.5.1. Karakteristik Remaja

Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting. Menurut Konopka (Pikunas, 1976) dalam buku Syamsu Yusuf yang berjudul Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, masa remaja meliputi:

- Remaja awal: 12- 15 tahun - Remaja madya: 15- 18 tahun - Remaja akhir: 19- 22 tahun

Seringkali dengan mudah banyak orang mendefinisikan remaja sebagai masa transisi antara masa anak- anak kemasa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau jika seseorang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah tersinggung dan sebagainya. Tetapi ternyata mendefinisikan remaja tersebut tidaklah semudah itu.

Dalam membahas mengenai karakteristik remaja, berikut dikemukakan beberapa tinjauan atau pandangan dari beberapa ahli (Yusuf, 2004:185-193):

a. Perspektif Biososial

(34)

diterima anak, maka pertumbuhan fisik seseorang menentukan pengalaman sosialnya.

b. Perspektif Relasi Interpersonal

Remaja merupakan suatu periode yang mengalami perubahan dalam hubungan sosial, yang ditandai dengan berkembangnya minat terhadap lawan jenis, atau pengalaman pertama dalam bercinta. Kegagalan dalam hubungan sosial mungkin akan menjadi penghambat bagi perkembangan berikutnya, baik dalam persahabatan, pernikahan atau berkeluarga.

Levinger berpendapat bahwa remaja mulai mengenal minatnya terhadap lawan jenisnya, yang biasanya terjadi pada saat kontak dengan kelompok. Levinger bersama koleganya mengajukan teori Pair Relatedness yang menjelaskan hubungan akrab, diawali dengan pertemuan antara remaja dalam kelompok sosial yang sifatnya netral. Setelah mereka berada dalam kelompok, maka terjadi kontak atau hubungan diantara mereka, dari mulai hubungan pertama sampai terjadi hubungan yang akrab terdapat tiga tahapan sebagai berikut:

o Kesadaran untuk berhubungan: kesadaran ini hanya terbatas pada

informasi dan impresi (kesan umum) tentang yang lain berdasarkan penampilan fisiknya.

o Kontak permulaan: hubungan diantara anggota kelompok atau

antara dua orang, frekuensinya sudah begitu sering. Diantara mereka sudah terjalin komunikasi meskipun belum begitu intensif.

o Saling berhubungan: terjadi interdependensi diantara dua orang

yang berlainan jenis dan diantara mereka menjadi begitu akrab.

c. Perspektif Sosiologis dan Antropologis

Perspektif ini menekankan studinya terhadap pengaruh norma, moral, harapan- harapan budaya dan sosia, ritual, tekanan kelompok, dan dampak teknologi terhadap perilaku remaja.

Kingsley Devis menyatakan bahwa terjadinya konflik antara orangtua dan anak disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:

(35)

b. Sistem sosial orangtua kurang memberi peluang kepada anak untuk mengembangkan diri

c. Remaja bersifat ideal, sementara orangtua bersifat pragmatis.

d. Perspektif Psikologis

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga (http://www.psikologizone.com).

Stres dan krisis dipandang sebagai elemen- elemen pokok dalam perspektif ini. Tokoh yang dipandang mewakili perspektif ini adalah Erick H. Erikson. Dia berpendapat bahwa masa remaja berkaitan erat dengan perkembangan sense of identity vs role confusion, yaitu perasaan atau kesadaran akan jati dirinya.

Apabila remaja berhasil memahami dirinya, peran- perannya, dan makna hidup beragama, maka dia akan menemukan jati dirinya, dalam arti dia akan memiliki kepribadian yang sehat. Sebaliknya apabila gagal, dia akan mengalami kebingungan atau kekacauan. Suasana kebingungan ini berdampak kurang baik bagi remaja. Dia kurang dapat menyesuaikan dirinya, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.

Definisi remaja dan batasan usia remaja itu berbeda- beda, sesuai dengan sosial dan budaya setempat. Dr. Sarlito Wirawan dalam Psikologi Remaja memaparkan berbagai definisi remaja dari berbagai sudut pandang.

a. Remaja Menurut Hukum

(36)

Pada hukum perdata seseorang dinyatakan dewasa apabila sudah mencapai usia 21 tahun atau kurang dari itu asalkan sudah menikah. Dibawah usia tersebut seseorang masih membutuhkan wali (orang tua) untuk melakukan tindakan hukum perdata, misalnya membuat perjanjian di hadapan pejabat hukum.

b. Undang- Undang Kesejahteraan Anak

Undang- Undang Kesejahteraan Anak (UU No. 4/1979) juga tidak mengenal istilah remaja. UU ini menganggap semua orang dibawah usia 21 tahun dan belum menikah sebagai anak- anak dan karenanya berhak mendapat perlakuan dan kemudahan- kemudahan yang diperuntukkan bagi anak. Misalnya pendidikan, perlindungan dari orang tua.

c. Undang- Undang Perkawinan

Usia minimal untuk suatu perkawinan menurut undang- undang ini adalah 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk pria (Pasal 7 UU No.1/1974 tentang perkawinan). Orang yang berada diatas usia tersebut dianggap bukan anak- anak lagi sehingga sudah diizinkan untuk menikah. Tetapi selama seseorang belum mencapai usia 21 tahun masih diperlukan izin orang tua untuk menikahkan orang tersebut. Setelah berusia 21 tahun ia boleh menikah tanpa izin orang tua (Pasal 6 ayat 2 UU No. 1/1974). UU tidak menganggap mereka yang diatas 16 tahun atau 19 tahun sebagai bukan anak- anak lagi tetapi mereka juga belum dianggap dewasa penuh, sehingga masih diperlukan izin orang tua untuk mengawinkan mereka. Rentang usia 16/19 ke 21 tahun inilah yang diartikan sebagai usia remaja.

d. Remaja Ditinjau dari Sudut Perkembangan Fisik

(37)

Masa dua tahun ini dinamakan pubertas yang dalam bahasa latin berarti usia kedewasaan.

e. Remaja Menurut BKKBN

Menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun (http://ceria.bkkbn.go.id).

Penelitian ini melihat bagaimana persepsi remaja yang ditimbulkan dari iklan keluarga berencana mengenai pernikahan diusia dini. Sehingga digunakan batasan usia remaja yang ditetapkan oleh Badan Kependudukan dan keluarga berencana nasional (BKKBN), yaitu 10- 21 tahun.

II.1.6. Keluarga Berencana Bagi Remaja

Pelopor gerakan keluarga berencana di Indonesia adalah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) yang didirikan di Jakarta tanggal 23 Desember 1957 dan diikuti sebagai badan hukum oleh Depkes tahun 1967. Jika selama orde lama, program gerakan KB dilakukan oleh sekelompok tenaga sukarela tapi kini pada masa orde baru, gerakan KB diakui dan dimasukkan dalam program pemerintah (http: //pikremaja-yasemablogspot.com).

Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Rustam,1998:155). Sedangkan menurut WHO adalah tindakan membantu individu atau pasangan suami istri untuk:

- Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan - Mendapat kelahiran yang memang diinginkan - Mengatur interval diantara kehamilan

- Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungannya dengan suami istri - Menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto Hanafi,2004:26).

(38)

Remaja dan permasalahannya menjadi sesuatu dasar yang penting untuk diperhatikan dalam mencapai Generasi Berencana (Genre) karena jumlah remaja-mahasiswa sangat besar, mencapai 30% dari jumlah penduduk. Besarnya arus globalisasi informasi yang tidak terkendali akan berdampak positif dan negatif bagi remaja dan mahasiswa. Salah satu program yang dilakukan oleh BKKBN untuk mencapai GenRe adalah Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja(PKBR).

Dulu pendekatan hanya dilakukan kepada remaja saja tetapi sekarang konsep PKBR juga disampaikan kepada keluarga dan masyarakat. Untuk itu diperlukan wadah yang ditujukan untuk remaja dan keluarga yang disebut PIK remaja/mahasiswa dan kelompok BKR.

Tujuan umum dari PKBR ini adalah memfasilitasi remaja untuk belajar memahami dan mempraktikan perilaku hidup sehat dan berakhlak (healthy and ethical life behaviors) untuk mencapai ketahanan remaja (adolescent resilience) sebagai dasar mewujudkan Generasi Berencana (GenRe).

II.1.7. Pernikahan Diusia Dini

Pernikahan diusia dini hingga saat ini masih menjadi perdebatan bagi berbagai pihak. Kaum agamawan, sosiolog, kalangan medis sampai pemerintah terus saja berbicara mengenai hal ini, ada yang pro dan ada juga yang kontra. Para ulama menilai pernikahan diusia dini tidak menjadi masalah asal kedua belah pihak telah mencapai usia baligh. Sementara para sosiolog menilai masalah itu bertentangan dengan Hukum Tata Negara yang mengatur soal perkawinan.

Menurut UU perkawinan, seorang laki- laki boleh menikah jika sudah mencapai usia minimal 19 tahun, sementara dipihak wanita setelah mencapai usia 16 tahun. Kebijakan ini sudah melewati berbagai pertimbangan. Secara fisik dan psikologis, usia tersebut adalah batas minimal seseorang dapat memikul tanggung jawab yang lebih besar.

(39)

muda seorang wanita menikah, maka masa reproduksinya akan berlangsung lebih lama.(

Pertimbangan dari sisi medis, pernikahan diusia dini dapat merugikan pihak perempuan. Kondisi rahim perempuan pada usia dini belum cukup kuat untuk melahirkan anak. Sementara menurut pakar sosiolog, pernikahan usia dini dapat memicu konflik keluarga. Hal ini disebabkan usia pasangan suami istri yang masih labil, penuh emosi dan belum matang secara pikiran. Menikah di usia muda juga akan menimbulkan banyak permasalahan di berbagai sisi kehidupan; ekonomi misalnya, dengan tingkat pendidikan rendah yang dimiliki pasangan akan menyulitkan mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak yang berimbas pada kurangnya kecukupan secara ekonomi dalam rumah tangga. Terlebih bila menikah muda itu karena alasan kehamilan di luar pernikahan yang seringkali memicu konflik keluarga, gunjingan dan penolakan masyarakat itu dapat memicu tekanan pasangan muda. Dan tekanan tersebut dapat mempengaruhi persoalan-persoalan kekerasan dalam rumah tangga

Pernikahan dini juga bisa terjadi karena faktor agama. Dalam Islam sendiri, salah satu syarat pernikahan adalah jika sudah berusia baligh, yaitu jika laki- laki sudah mengalami mimpi tanda dewasa, dan pihak perempuan setelah mengalami menstruasi pertama. Banyak masyarakat pedesaan yang menilai daripada anaknya bertingkah macam- macam, lebih baik dinikahkan saja.

Secara harfiah mereka berdua sudah dinilai dewasa dalam Islam karena sudah berhak mendapat pahala dan dosa. Sementara tujuan pernikahan dalam Islam sendiri adalah menghindari zina dan meneruskan keturunan. Sehingga menikah diusia dini dari sudut pandang agama tidak menjadi masalah.

Pernikahan diusia dini yang sering muncul pada masyarakat perkotaan adalah pernikahan karena “kecelakaan” atau sering disebut merried by accident. Misalnya pihak perempuan hamil diluar nikah dengan kekasihnya sehingga mereka dinikahkan oleh orang tuanya.

II. 2. KERANGKA KONSEP

(40)

148). Sedangkan Kerlinger (1986) menyebut konsep sebagai abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus. Jadi, konsep merupakan sejumlah ciri atau standar umum suatu objek (Rachmat, 2008: 17).

Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesa, yang sebenarnya jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel.

II.3. VARIABEL PENELITIAN

Variabel- variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (X) atau Independent Variable

Variabel bebas adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang adanya menentukan atau mempengaruhi adanya variabel yang lain (Nawawi, 1995: 41).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah iklan KB versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu dan yang terdiri dari:

a. Suara dalam iklan b. Musik atau jingle c. Kata- kata atau pesan d. Gambar

e. Warna f. Gerakan

2. Variabel Terikat (Y) atau Dependent Variable

Variabel terikat adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang adanya ditentukan atau dipengaruhi oleh adanya variabel yang lain (Nawawi, 1995: 42).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi pelajar SMA dan remaja putus sekolah, dan indikatornya adalah sebagai berikut:

(41)

e. Reaksi

II.4. DEFENISI OPERASIONAL

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1995 : 46).

Untuk memudahkan peneliti dalam meletakkan konsep-konsep dalam dataran operasional maka dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X) yaitu Iklan KB versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu, sebuah iklan berjenis iklan layanan masyarakat yang disampaikan kepada masyarakat luas melalui media televisi, dan memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Suara yaitu bunyi yang terdengar dan mengandung arti emosional mengenai iklan Keluarga Berencana dalam iklan KB versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu.

2. Musik yaitu alunan lagu yang digunakan dalam menyampaikan pesan KB dalam iklan KB versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu.

3. Kata- kata yaitu kalimat yang disampaikan dalam iklan KB versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu .

4. Gambar yaitu apakah gambar atau ilustrasi yang ditayangkan dalam iklan KB versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu dapat menarik dan diterima oleh pelajar SMA dan remaja putus sekolah dengan jelas.

5. Warna yaitu keserasian semua unsur dalam iklan KB versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu.

6. Gerakan yaitu mudah atau tidaknya pesan KB yang disajikan melalui suara dan musik dalam iklan dipahami oleh pelajar SMA dan remaja putus sekolah.

(42)

Wisnu. Penelitian yang hendak dilakukan adalah melihat apakah terdapat perubahan persepsi dalam diri para pelajar SMA dan putus sekolah terhadap pernikahan diusia dini. Persepsi dalam hal ini meliputi:

a. Sensasi, yaitu informasi-informasi dari iklan KB versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu yang diterima melalui alat-alat indra responden dan dikirimkan ke otak. Reseptor inderawi adalah penghubung antara otak manusia dan lingkungan sekitar.

b. Atensi, merupakan proses secara sadar maupun tidak sadar dimana sejumlah kecil informasi yang spesifik disaring dari sekumpulan informasi yang lebih besar. Hal ini bertujuan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsangan tertentu. Atensi didalam penelitian ini adalah perhatian yang diberikan responden dalam melihat iklan KB versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu.

c. Seleksi, yaitu memilih suatu hal dibanding hal-hal sejenis atas dasar alasan-alasan tertentu. Dalam penelitian ini, responden memilih beberapa jenis informasi yang dibutuhkannya dan mengabaikan yang lainnya.

d. Interpretasi, merupakan proses mengorganisasikan informasi yang ada sehingga memiliki arti bagi seseorang. Dalam penelitian ini, interpretasi merupakan pemahaman responden terhadap pesan- pesan yang disampaikan dalam iklan KB versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu.

e. Reaksi, adalah sesuatu yang ditimbulkan sebagai jawaban dari rangsangan yang diterima. Dalam penelitian ini, reaksi yang diperkirakan adalah perubahan persepsi responden terhadap hal-hal yang berhubungan dengan pernikahan diusia dini dan jumlah anak.

(43)

a. Usia yaitu remaja yang berusia 15- 17 tahun

b. Jenis Kelamin yaitu remaja berjenis kelamin laki- laki dan perempuan

c. Riwayat Pendidikan yaitu remaja yang bersekolah hingga sma atau putus sekolah

d. Kuantitas menyaksikan iklan yaitu remaja yang sudah menyaksikan iklan KB versi Shireen Sungkar dan teuku Wisnu paling sedikit dua kali

II.5. HIPOTESIS

Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi (Nazir, 1988: 182). Hipotesa yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat hubungan antara iklan kb versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu ditelevisi terhadap persepsi remaja tentang pernikahan diusia dini pada pelajar SMA dan yang putus sekolah.

(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dari iklan keluarga berencana di televisi terhadap persepsi remaja yang dilakukan di dua tempat yaitu SMA Gajah Mada dan remaja putus sekolah di Kecamatan Medan Labuhan mengenai pernikahan diusia dini.

III.1.1. Deskripsi Umum SMA Gajah Mada Kecamatan Medan Selayang

III.1.1.1.Profil SMA Gajah Mada

SMA Swasta Gajah Mada didirikan pada tanggal 23 September 1985 oleh yayasan Perguruan Gajah Mada. Sekolah ini terletak di Jalan Bunga Kenanga No.2 Pasar 5 Kecamatan Padang Bulan Medan. Jenis sekolah yang disediakan oleh Yayasan Perguruan Gajah Mada ini untuk mendukung pendidikan yaitu Taman Kanak- Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas juga Sekolah Menengah Kejuruan.

Sekolah yang memperoleh akte notaris pada tanggal 25 Oktober 1985 ini terletak dalam satu lingkungan yaitu di Jalan Bunga Kenanga No. 2, hanya Taman Kanak- Kanak saja yang terletak terpisah di jalan Bunga Mawar.

III.1.1.2. Dasar SMA Gajah Mada

Dasar didirikannya Sekolah Menengah Atas Gajah Mada ini adalah ikut berpartisipasi dalam pembangunan negara terutama dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya serta bertanggung jawab mendidik putra- putri bangsa sesuai tujuan pendidikan nasional.

III.1.1.3. Kondisi SMA Gajah Mada

SMA Gajah Mada yang terletak dipinggir ruas jalan dan dilalui oleh angkutan umum sehingga mudah untuk dicapai ini terdiri dari lima kelas yaitu:

(45)

- Kelas XI IPA : 18 siswa/i - Kelas XI IPS : 24 siswa/ i - Kelas XII IPA : 13 siswa/ i - Kelas XII IPS : 22 siswa/i

TOTAL : 104 siswa/i

III.1.1.4. Struktur Organisasi

Gambar 1

III.1.2. Deskripsi Umum Kecamatan Medan Labuhan

III.1.2.1. Sejarah kecamatan Medan Labuhan

Asal nama Kecamatan Medan Labuhan berasal dari kisah Kerajaan Deli yang dipimpin Sultan Kaca Puri . Pada tahun 1692 ada pelabuhan yang banyak disinggahi bangsa New Delhi sehingga masyarakat menyebut tempat tersebut dengan Pelabuhan Delhi. Setelah Kerajaan Deli, pada waktu itu diciptakan distrik- distrik dan pada zaman Belanda diangkatlah demang (setingkat camat) dan kemudian dibentuk LANRAT atau kejaksaan/ pengadilan (arsip Kantor Camat Medan Labuhan).

YAYASAN

SEKRETARIS

PEMBANTU KEPALA SEKOLAH KEPALA

SEKOLAH

BENDAHARA

WALI KELAS

PEGAWAI STAFF

GURU

KELAS X

KELAS XII IPA KELAS

XI IPA

KELAS XII IPS KELAS

(46)

Setelah masa kemerdekaan pada tahun 1945 dibentuklah oleh pemerintah RI sebuah kecamatan yaitu Kecamatan Labuhan Deli. Pada tahun 1974 ditetapkan Labuhan Deli menjadi Kecamatan Medan Labuhan Kotamadya Medan. Martubung merupakan ibukota dari Kecamatan Medan Labuhan ini. Kecamatan ini disahkan berdasarkan (arsip kantor camat Medan Labuhan):

- Keputusan Gubsu KDH TK I Sumut Nomor: 140/ 4078/ K/ 1978 tgl 19 Oktober 1978 tentang pemekaran kelurahan di wilayah Kota Madya

- Kepres No. 35 tahun1992 SK Gubsu No. 146.9/1101/ K/ 13 Juni 1934 ditetapkan enam kelurahan di Kecamatan Medan Labuhan dengan luas ± 5022 Ha.

III.1.2.2. Keadaan Demografi

Kota Medan secara geografis terletak di antara 2 27'-2 47' Lintang Utara dan 98 35'-98 44' Bujur Timur. Posisi Kota Medan ada di bagian Utara Propinsi Sumatera Utara dengan topografi miring ke arah Utara dan berada pada ketinggian tempat 2,5-37,5 m di atas permukaan laut. Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2 secara administratif terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan dengan jumlah penduduk 1.899.327 jiwa

Kecamatan Medan Labuhan merupakan salah satu dari 21 kecamatan yang ada di Kota Medan. Memiliki enam kelurahan dan 99 lingkungan dengan luas wilayah 36, 67 KM2 di wilayah utara Kota Medan dengan batas- batas sebagai berikut:

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Marelan Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Deli dan Kabupaten Deli Serdang

(47)

Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang penduduk Kecamatan Medan Labuhan, maka di bawah ini akan dipaparkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 1

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Kelompok

Umur

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

0-4 4.571 4.689 9.260

5-14 9.996 9.720 19.716

15-44 28.485 28.473 56.957

45-64 8.315 7.815 16.130

>=65 1.658 2.245 3.903

Jumlah 53.025 52.941 105.966

Sumber:

III.1.2.3. Keadaan Sosial Ekonomi

Di Kecamatan Medan Labuhan ini banyak terdapat industri kecil seperti produksi perabot rumah tangga dari kayu. Disamping itu juga ada pertanian dibidang tanaman kelapa genjah di Kelurahan Nelayan Indah. Di Kecamatan Medan Labuhan ini terdapat industri menengah dan industri besar seperti produksi inti sawit dan makanan ternak.

III.1.2.4. Fasilitas dan Sarana

(48)

Tabel 2 Sarana Pendidikan

No Sekolah Negeri Swasta Jumlah

1 TK - 25 25

2 SD 23 19 42

3 SLTP 4 22 26

4 SLTA 2 19 21

5 Universitas - - 0

Sumber:

Dari tabel 2 diketahui bahwa Kecamatan Medan Labuhan memiliki sarana pendidikan yang diperlukan oleh masyarakat setempat, kecuali universitas belum dimiliki oleh kecamatan ini.

Tabel 3 Sarana Kesehatan

No Sarana Jumlah

1 Rumah Sakit 2

2 Puskesmas 3

3 Balai Pengobatan Umum 9 4 Balai Kesehatan Ibu dan Anak 1

Sumber:

Gambar

Gambar 1 YAYASAN
Tabel 1      Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Tabel 2 Sarana Pendidikan
Tabel 5 Sarana Olahraga
+7

Referensi

Dokumen terkait

a. Kemampuan motorik halus. a) Stimulasi yang perlu di lanjutkan. 1) Memasukan benda kedalam wadah. 2) Bermain dengan mainan yang mengapung di air. 3) Menggambar, menyusun kubus

Hasil belajar siswa kelas X dalam mata pelajaran KKPI dari tahun ke.. tahun belum pada tingkat yang

Hasil penelitian ini, dapat disimpulkan, bahwasanya menerima hipotesis yang dikemukakan pada bab 2, yang berbunyi jika Proses pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran

Berdasarkan latarbelakang diatas, maka peneliti mengambil judul PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL ,KOMUNIKASI, DAN ROTASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KESATUAN PEMANGKUAN

Menurut Wahyono (2004:23), Sistem Informasi Manajemen dalam sebuah perusahaan adalah kumpulan dari sistem manajemen atau sistem yang menyediakan informasi yang

Dalam setiap transaksinya pedagang emas diperkenankan untuk menggunakan faktur pajak sederhana, mengingat bahwa konsumennya tidak memiliki NPWP.Pengenaan Tarif atas Emas Perhiasan

Seperti terlihat dalam hasil survey, mayoritas pengurus yayasan sekolah tidak memiIiki rencana strategis untuk mendirikan suatu pusat pelatihan guru kebanyakan

Melihat hasil perhitungan pada Persamaan 5, maka pasangan roda gigi planetary yang digunakan harus dapat berfungsi untuk meningkatkan putaran poros fly wheel agar sesuai