• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Dan Pembuatan Sistem Pengontrol Ruangan Menggunakan Sensor TSOP 1738 Berbasis Mikrokontroler AT8535 Secara Hardware

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Dan Pembuatan Sistem Pengontrol Ruangan Menggunakan Sensor TSOP 1738 Berbasis Mikrokontroler AT8535 Secara Hardware"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGONTROL

RUANGAN MENGGUNAKAN SENSOR TSOP 1738 BERBASIS

MIKROKONTROLER AT8535 SECARA HARDWARE

TUGAS AKHIR

ALVRIS PRATAMA

082408058

PROGRAM STUDI D3 FISIKA INSTRUMENTASI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGONTROL

RUANGAN MENGGUNAKAN SENSOR TSOP 1738 BERBASIS

MIKROKONTROLER AT8535

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

PROGRAM STUDI D3 FISIKA INSTRUMENTASI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : PERANCANGAN DAN PEMBUATANSISTEM

PENGONTROL RUANGAN MENGGUNAKAN

SENSOR TSOP 1738 BERBASIS MIKROKONTROLER

AT8535 SECARA HARDWARE

Kategori : LAPORAN TUGAS AKHIR

Nama : ALVRIS PRATAMA

Nomor Induk Mahasiswa : 082408058

Program studi : D-3 FISIKA INSTRUMENTASI

Departemen : FISIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Medan, Juni 2011 Diketahui / Disetujui oleh:

Ketua Program Studi Dosen Pembimbing

D3 Fisika Instrumentasi Tugas Akhir

Dr. Susilawati, M.Si Drs. Herli Ginting, M.S.

(4)

PERNYATAAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGONTROL

RUANGAN NENGGUNAKAN SENSOR TSOP 1738 BERBASIS

MIKROKONTROLER AT8535SECARA HARDWARE

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkassan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2011

ALVRIS PRATAMA

(5)

KATA PENGHANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin,

Segala puji dan syukur bagi Allah Subhanahuwata’ala yang telah melimpahkan barokah, rahmat, hidayah-Nya dan menganugerahkan kemudahan serta kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini sesuia waktu yang telah ditetapkan. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Sallallahu’alaihiwassalam sang pembawa petunjuk dan selalu menjadi inspirasi dan teladan bagi penulis

Tugas Akhir ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam mencapai gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma Tiga (III) Fisika Instrumentasi Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGONTROL

RUANGAN NENGGUNAKAN SENSOR TSOP 1738 BERBASIS

MIKROKONTROLER AT8535 SECARA HARDWARE

”.

Penulis menyadari bahwa tersusunnya Tugas Akhir ini dari Do’a, perhatian, bimbingan, motivasi dan dukungan berbagai pihak, sehingga dengan keikhlasan dan kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua penulis serta saudara kandung yang telah memberikan bantuan moril maupun materil, semangat dan do’a yang begitu besar kepada penulis.

2. Ibu Dr. Susilawati, M.Si, selaku Ketua Program Studi Fisika Instrumentasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.

(6)

4. Bapak Drs. Herli Ginting, M.S, selaku dosen pembimbing, yang telah banyak membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi Diploma Tiga (III) Fisika Instrumentasi Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

6. Abangda Jimmy Kardo Sitepu dan Arie Yudha Nugraha, yang telah banyak membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Proyek ini.

7. Rekan satu team Dian haprianto Nst yang telah sama-sama berjuang sehingga dapat menyelesaikan Tugas proyek ini dengan tepat waktu.

8. Rekan – rekan seperjuangan Keluarga Besar Fiska Instrumentasi dan UKMI AL-FALAK yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Proyek ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat ny membangun dalam penyempurnaan Tugas Proyek ini.

Semoga laporan ini menjadi ibadah yang baik bagi penulis dan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi pembaca.

Amin Yaa Rabbal’alamin

Medan, Juni 2011

Hormat Kami,

(7)

ABSTRAK

Remote kontrol inframerah menggunakan cahaya inframerah sebagai media dalam mengirimkan data ke penerima. Data yang dikirimkan berupa pulsa-pulsa cahaya dengan modulasi frekuensi 40kHz. Sinyal yang dikirimkan merupakan data-data biner dengan kode berbeda pada tiap tombolnya. Oleh karena itu Sensor TSOP 1738 dapat mengetahui kode-kode scan tombol dari remote TV yang digunakan.

Dalam Tugas Akhir ini di implementasikan sebuah remote kontrol menggunakan media infra merah. Remote kontrol yang digunakan pada sistem ini menggunakan sebuah mikrokontroler jenis ATmega 8535. IR (InfraRed) remote kontrol yang digunakan pada Tugas Proyek ini menggunakan remote TV Sony dengan type SNY-870. Sebagai penerima infra merah dari remote TV menggunakan Sensor TSOP 1738.

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

PERNYATAAN ... ii

KATA PENGHANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL………x

BABI………..1

PENDAHULUAN……….1

1.1. Latar Belakang………...1

1.2. Rumusan Masalah………....2

1.3. Tujuan………....2

1.4. Batasan Masalah………...2

1.5. Metodologi Penulisan………..2

1.6. Sisitematika Penulisan……….3

1.7. Relavansi………..……….4

BAB II………5

LANDASAN TEORI………..………5

2.1. Infra Merah………...5

2.2. Metode Pengiriman Data Remote Kontrol……….…..6

2.3. Mikrokontroler ATMega 8535………..……….9

2.4. Konfigurasi Pin ATMega 8535…………..………..13

2.5. Peta Memori ATMega 8535……….………14

2.5.1. Program Memory………..………14

2.5.2. Data Memory………...………..15

2.5.3. EEProm Memory………..15

(9)

2.6. Relay………..………..………...………

17

2.7. Motor DC dan Kipas DC………..19

2.8. Bahasa Pemograman Mikrokontroler………...19

2.9. Komponen-Komponen Pendukung……….…….20

2.9.1. Resistor……….20

2.9.2. Kapasitor………..21

2.9.2.1 Kapasitansi………..21

2.9.2.2 Membaca Kapasitansi………..23

2.9.2.3Dissipation Factor (DF) dan Impedansi (Z) ……….23

2.9.1. OELC………...25

2.9.2. Dioda………25

2.9.4.1. Jenis–Jenis Dioda………...27

2.9.1. LCD………28

2.9.3. Transformator……….…..31

2.9.4. TSOP1738………33

2.9.5. Relay……….33

BAB III………36

PERANCANGAN SISTEM………36

3.1. Perancangan Perangkat Keras………..………36

3.1.1. Receiver Infra Merah………37

3.1.2. Rangkaian Power Supply……...………..38

3.1.3. Rangkaian Mikrokontroler ATMega 8535………39

3.1.4. Rangkaian Liquid Crystal Display (LCD)……….40

3.1.5. Rangkaian sensor TSOP 1738………..41

3.1.6. Display LCD Character 2x16...….42

3.2. Kerja Alat Keseluruhan...45

BAB IV...47

PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM………..47

4.1. Pengujian Sistem Remote Kontrol………..47

4.2. Pengujian Rangkaian Power Supply...48

(10)

4.4. Pengujian Rangkaian Liquid Crystal Display (LCD)………...49

4.5. Pengujian Rangkaian Relay……….…49

BAB V………..…50

KESIMPULAN DAN SARAN……….………..50

5.1. Kesimpulan……….…50

5.2. Saran………50

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN : A. GAMBAR ALAT B. PROGRAM KESELURUHAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pengiriman Kode dengan Tioe Pulse-Coded Signal………..6

Gambar 2.2 Pengiriman Kode dengan Tipe Space-Coded Signal………..6

Gamabr 2.3 Pengiriman Kode dengan Tipe Shift-Coded Signal………...7

Gambar 2.4 Sinyal Header dan Kode Remote Kontrol………..7

Gamabr 2.5 Blok Diagram ATMega 8535………...12

Gamabr 2.6 Konfigurasi Pin ATMega 8535………..13

Gamabr 2.7 Peta Memori Program………... 14

Gamabr 2.8 Peta Memori Data……….15

Gamabr 2.9 EEPROM Data Memori………...15

Gamabr 2.10 Satatus Register ATMega 8535………...16

Gambar 2.11 Relay………...17

Gambar 2.12 Susunan Relay Sederhana………...18

Gambar 2.13. Resistor………..20

Gambar 2.14 Ceramic Capasitor……….21

Gambar.2.15 : Prinsip kapasitor Elco………..22

Gambar 2.16 : Faktor dissipasi………24

Gambar 2.17 : Impendansi Z………...24

(11)

Gambar 2.19 LED………28

Gambar 2.20 LCD………29

Gambar. 2.21 Trafo………..31

Gambar 2. 22 Sensor TSOP 1738………33

Gambar 2.23 Jenis-jenis relay……….34

Gamabr 3.1 Diagram Blok………...36

Gamabr 3.2 Rangkaian Penerima Infra Merah………...37

Gamabr 3.3 Rangkaian Skematik Power Supply………...38

Gamabr 3.4 Rangkaian Skematik Minimum Mikrokontroler ATMega 8535………39

Gamabr 3.5 Rangkaian LCD………40

Gambar 3.6 Rangkaian penerima infra merah………..41

Gambar 3.7 LCD character 2x16……….43

Gambar 3.8 Peta memory LCD character 2x16………...44

(12)

DAFTAR TABEL

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar belakang

Kemajuan teknologi dibidang elektronika dewasa ini berkembang cepat sekali dan berpengaruh dalam pembuatan alat-alat canggih, yaitu alat yang dapat bekerja secara otomatis dan memiliki ketelitian tinggi dengan bantuan mikrokontroler. Ada beberapa macam kontroler yang dapat digunakan, namun yang saat ini yang paling banyak digunakan adalah kontroler yang merupakan dari mikroprosesor.

Sistem mikroprosesor tidak dapat bekerja sendiri tanpa didukung oleh internal system (software) dan eksternal system (hardware). Apabila sebuah mikroprosesor dikombinasikan dengan memori (ROM/RAM) dan unit-unit I/O maka akan dihasilkan sebuah mikrokomputer. Kombinasi ini dapat dibuat dalam satu level chip yaitu chip mikrokomputer atau sering disebut juga mikrokontroller.

Penggunaan sebagai unit-unit kendali sudahlah sangat luas. Hal ini dikarenakan peralatan-peralatan yang dikontrol secara elektronik lebih banyak memberi kemudahan-kemudahan dalam penggunaanya. Seperti dapat melakukan pengontrolan secara otomatis. Misalnya dibidang rumah tangga yang mana dari remote control TV, dengan kemajuan elektronik yang ada saat ini remote control yang ada dirumah dapat digunakan untuk mengontrol peralatan rumah tangga yang lain. Seperti pada ruang utama rumah, yang didalamnya terdapat lampu utama, korden, tape, dan lain-lain.

Untuk lebih mengoptimalkan fungsi dari remote control TV tersebut, maka dalam skripsi ini dibuat sistem pengontrol yang menggunakan remote control TV sebagai pengendalinya.

1.2.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas,dapat di rumuskan beberapa masalah yang dibahas dalam Tugas Akhir ini,yaitu:

(14)

• Bagaimana merencanakan dan membuat suatu alat dengan kode-kode dari remote kontrol yang dapat menghidupkan ataupun mematikan peralatan rumah tangga pada ruang utama rumah.

1.3.

Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk membuat suatu sistem yang dapat dikontrol dengan menggunakan remote kontrol TV pada peralatan listrik di ruang utama rumah. Dengan menggunakan sistem pengontrolan ini diharapkan dapat lebih mengoptimalkan fungsi dari remote kontrol TV.

1.4.

Batasan Masalah

Agar permasalahan tidak terlalu luas, maka penulis membatasi hanya pada hal-hal berikut:

a. Alat yang dibuat berbasis mikrokontroler.

b. Remote kontrol yang digunakan adalah remote kontrol TV buatan China yang umum dijual dipasaran.

c. Ruangan yang digunakan dalam bentuk miniatur. d. Mikrokontroler yang di gunakan adalah jenis AT8535 e. Sensor yang digunakan adalah sensor TSOP 1738 f. Untuk menampilkan data IR digunakan LCD 2x16 g. Catu daya tidak dibahas.

1.5.

Metodologi Penulisan

Adapun metode penulisan yang digunakan dalam menyusun dan menganalisa tugas akhir ini adalah:

(15)

• Perencanaan dan pembuatan alat

Merencanakan peralatan yang telah dirancang baik software maupun hardware. • Pengujian alat

Peralatan yang telah dibuat kemudian diuji apakah telah sesuai yang telah direncanakan. 1.6.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam tugas akhir ini terdiri dari 5 bab, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang permasalahan, batasan masalah, tujuan pembahasan, metodologi pembahasan, sistematika penulisan dan relevansi dari penulisan tugas akhir ini.

BAB II : LANDASAN TEORI

Membahas tentang teori inframerah, metode pengiriman data remote kontrol, mikrokontroller, hardware dan teori dasar alat-alat pendukung lainnya.

BAB III : PERANCANGAN SISTEM

Membahas tentang perencanaan dan pembuatan sistem secara keseluruhan.

BAB IV : PENGUJIAN RANGKAIAN

Berisi tentang uji coba alat yang telah dibuat, pengoperasian dan spesifikasi alat.

BAB V : PENUTUP

Merupakan kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan kemungkinan pengembangan alat.

1.7.

Relevansi

Diharap laporan tugas akhir ini dapat dihasilkan suatu metode perancangan dan prototype yang dapat digunakan sebagai acuan dan masukan dalam perancangan untuk dikembangkan lebih lanjut.

BAB II

LANDASAN TEORI

(16)

• Perencanaan dan pembuatan alat

Merencanakan peralatan yang telah dirancang baik software maupun hardware. • Pengujian alat

Peralatan yang telah dibuat kemudian diuji apakah telah sesuai yang telah direncanakan. 1.6.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam tugas akhir ini terdiri dari 5 bab, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang permasalahan, batasan masalah, tujuan pembahasan, metodologi pembahasan, sistematika penulisan dan relevansi dari penulisan tugas akhir ini.

BAB II : LANDASAN TEORI

Membahas tentang teori inframerah, metode pengiriman data remote kontrol, mikrokontroller, hardware dan teori dasar alat-alat pendukung lainnya.

BAB III : PERANCANGAN SISTEM

Membahas tentang perencanaan dan pembuatan sistem secara keseluruhan.

BAB IV : PENGUJIAN RANGKAIAN

Berisi tentang uji coba alat yang telah dibuat, pengoperasian dan spesifikasi alat.

BAB V : PENUTUP

Merupakan kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan kemungkinan pengembangan alat.

1.7.

Relevansi

Diharap laporan tugas akhir ini dapat dihasilkan suatu metode perancangan dan prototype yang dapat digunakan sebagai acuan dan masukan dalam perancangan untuk dikembangkan lebih lanjut.

BAB II

LANDASAN TEORI

(17)

dipahami untuk pembahasan selanjutnya. Pengetahuan yang mendukung perencanaan dan realisasi alat meliputi pemancar infra merah, detektor infra merah, driver relay, dan mikrokontroler.

2.1.

Sensor Inframerah

Rangkaian sensor infra merah menggunakan foto transistor dan led infra merah. Foto transistor akan aktif apabila terkena cahaya dari led infra merah. Antara Led dan foto transistor dipisahkan oleh jarak. Jauh dekatnya jarak mempengaruhi besar intensitas cahaya yang diterima oleh foto transistor. Apabila antara Led dan foto transistor tidak terhalang oleh benda, maka foto transistor akan aktif. Transistor BC 547 akan tidak aktif karena tidak ada arus yang mengalir ke basis transistor BC 547. Karena transistor tersebut tidak aktif, maka tidak ada arus yang mengalir dari kolektor ke emitor sehingga menyebabkan transistor BD 139 tidak aktif dan outputnya berlogik ‘1’ dan Led padam. Apabila antara Led dan foto transistor terhalang oleh benda, foto transistor akan tidak aktif, sehingga transistor BC 547 akan aktif karena ada arus mengalir ke basis transistor BC 547. Dengan transistor dalam keadaan on, maka arus mengalir dari kolektor ke emitor sehingga menyebabkan transistor BD 139 on dan outputnya berlogik ‘0’ serta Led menyala.

Karakteristik Inframerah

• Tidak dapat dilihat oleh manusia

• Tidak dapat menembus materi yang tidak tembus pandang • Dapat ditimbulkan oleh komponen yang menghasilkan panas

• Panjang gelombang pada inframerah memiliki hubungan yang berlawanan atau berbanding terbalik dengan suhu. Ketika suhu mengalami kenaikan, maka panjang gelombang mengalami penurunan.

Kelebihan inframerah dalam pengiriman data

• Pengiriman data dengan infra merah dapat dilakukan kapan saja, karena pengiriman dengan inframerah tidak membutuhkan sinyal.

• Pengiriman data dengan infra merah dapat dikatakan mudah karena termasuk alat yang sederhana.

(18)

Kelemahan inframerah dalam pengiriman data

• Pada pengiriman data dengan inframerah, kedua lubang infra merah harus berhadapan satu sama lain. Hal ini agak menyulitkan kita dalam mentransfer data karena caranya yang merepotkan.

• Inframerah sangat berbahaya bagi mata, sehingga jangan sekalipun sorotan infra merah mengenai mata

• Pengiriman data dengan inframerah dapat dikatakan lebih lambat dibandingkan dengan rekannya Bluetooth.

2.2.

Metode Pengiriman Data Remote Kontrol

Remote kontrol inframerah menggunakan cahaya inframerah sebagai media dalam mengirimkan data ke penerima. Data yang dikirimkan berupa pulsa-pulsa cahaya dengan modulasi frekuensi 40kHz. Sinyal yang dikirimkan merupakan data-data biner. Untuk membentuk data-data biner tersebut, ada tiga metode yang digunakan yaitu pengubahan lebar pulsa, lebar jeda (space), dan gabungan keduanya.

Pulse - Coded Signals
(19)

Gambar 2.1 Pengiriman Kode Dengan Tioe Pulse-Coded Signal

Space - Coded Signal

Dalam mengirimkan kode remote kontrol dilakukan dengan cara mengubah lebar jeda, sedangkan lebar pulsa tetap. Jika lebar jedadan lebar pulsa adalah sama yaitu t, berarti yang dikirim adalah 0 . Jika lebar jeda adalah 3t, berarti data yang dikirim adalah 1 .

Gambar 2.2 Pengiriman Kode dengan Tipe Space-Coded Signal

Shift - Coded Signal

(20)

Gambar 2.3 Pengiriman Kode dengan Tipe Shift-Coded Signal

Sebelum kode dikirim, terlebih dahulu mengirimkan sinyal awal yang disebut sebagai header. Header adalah sinyal yang dikirimkan sebelum kode sebenarnya, dan juga

merupakan sinyal untuk mengaktifkan penerima. Header selalu dikirimkan dengan lebar pulsa yang jauh lebih panjang daripada kode. Setelah header dikirimkan, baru kemudian kode remote kontrol. Kode remote kontrol dibagi menjadi dua fungsi, yaitu fungsi pertama digunakan sebagai penunjuk alamat peralatan yang akan diaktifkan, fungsi kedua adalah sebagai command atau perintah untuk melaksanakan instruksi dari remote kontrol.

Gambar 2.4 Sinyal Header dan Kode remote kontrol

Antara jenis remote kontrol yang satu dengan lainnya memiliki panjang header berbeda, begitu pula lebar pulsa dan jeda (space). Berikut dijelaskan tentang jenis remote kontrol dari berbagai merk perusahaan.

Tabel 2.1 Metode Pengiriman Kode Remote Kontrol dari Berbagai Merek

Catatan: Semua angka dalam microsecond (µs)

Merek Remote

Panjang data Tipe

Header Pulse

Header

(21)

Akai 32 bit Space 8800 2200 550 1650 550 550

Canon 32 bit Space 8800 4400 550 1650 550 550

Denon 15 bit Space 0 0 275 1900 275 275

Finlux 10/16 bit Shift 500 5200 500 530 500 530

Funai 24 bit Space 3200 3200 800 2400 800 800

Goldstar 32 bit Space 8800 2200 550 1650 550 550

Grundig 10 bit Shift 500 2600 500 550 500 550

Hitachi 32 bit Space 8800 2200 550 1650 550 550

JVC 16 bit Space 2080 4160 520 1560 520 520

Kenwood 32 bit Space 8800 2200 550 1650 550 550

Mitsubishi 16 bit Space --- --- 300 1950 300 880

Nec 32 bit Space 8800 2200 550 1650 550 550

Onkyo 32 bit Space 8800 2200 550 1650 550 550

Orion 33 bit Space 9000 4450 550 1650 550 550

Panasonic 48 bit Space 4000 1600 400 1200 400 400

Philips 14 bit Shift --- --- 889 889 889 889

Pioneer 32 bit Space 8000 4000 500 1500 500 500

Salora 12 bit Space 50 550 0 375 0 190

Sanyo 32 bit Space 7850 4200 525 1575 525 525

Schneider 12 bit Space --- --- 1250 450 450 1250

Sharp 17 bit Space --- --- 275 1900 275 775

Sony 15 bit Pulse 2200 550 1100 550 550 550

TEAC 32 bit Space 8800 2200 550 1650 550 550

Technics 48 bit Space 4000 1600 400 1200 400 400

Yamaha 32 bit Space 8800 2200 550 1650 550 550

(22)

2.3.

Mikrokontroler ATMega 8535

Mikrokontroler, sesuai namanya adalah suatualat atau komponen pengontrol atau pengendali yang berukuran mikro atau kecil. Sebelum ada mikrokontroler, telah ada terlebih dahulu muncul mikroprosesor. Bila dibandingkan dengan mikroprosesor, mikrokontroler jauh lebih unggul karena terdapat berbagai alasan, diantaranya :

1. Tersedianya I/O

I/O dalam mikrokontroler sudah tersedia sementara pada mikroprosesor dibutuhkan IC tambahan untuk menangani I/O tersebut. IC I/O yang dimaksud adalah PPI 8255.

2. Memori Internal

Memori merupakan media untuk menyimpan program dan data sehingga mutlak harus ada. Mikroprosesor belum memiliki memori internal sehingga memerlukan IC memori eksternal. Dengan kelebihan-kelebihan di atas, ditambah dengan harganya yang relatif murah sehingga banyak penggemar elektronika yang kemudian beralih kemikrokontroler. Namun demikian, meski memiliki berbagai kelemahan, mikroprosesortetap digunakan sebagai dasar dalam mempelajari mikrokontroler. Inti kerja dari keduanya adalah sama, yakni sebagai pengendali suatu sistem.

Mikrokontroler merupakan komputer di dalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Secara harfiahnya bisa disebut “pengendali kecil“ dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi / diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini. Dengan menggunakan mikrokontroler ini maka :

1. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas.

2. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi.

(23)

adalah versi mini atau mikro dari sebuah komputer karena mikrokontroler sudah mengandung beberapa bagian yang langsung bisa dimanfaatkan, misalnya port paralel, port serial, komparator, konversi digital ke analog (DAC), konversi analog ke digital (ADC), dan sebagainya hanya menggunakan Minimum System yang tidak rumit atau kompleks.

Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor sebagai otak komputer. Namun mikrokontroler memiliki nilai tambah karena didalamnya sudah terdapat memori dan sistem input/output dalam suatu kemasan IC. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s RISC processor) standar memiliki arsitektur 8-bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16- bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satusiklus clock. Berbeda dengan instruksi MCS-51 yang membutuhkan 12 siklus clock karena memiliki arsitektur CISC (seperti komputer).

(24)

Gambar 2.5 Blok Diagram ATMega 8535

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa ATMega 8535 memiliki bagian sebagai berikut :

1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, Port D. 2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.

3. /Counter dengan kemampuan pembandingan. Tiga buah Timer 4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

5. Watchdog Timer dengan osilator internal. 6. SRAM sebesar 512 byte.

7. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write. 8. Unit interupsi internal dan eksternal.

9. Port antarmuka SPI.

10.EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi. 11.Antarmuka komparator analog..

12.Port USART untuk komunikasi serial.

Kapabiltas detail dari ATMega 8535 adalah sebagai berikut :

1. Sistem mikroprosesor 8 bit bebrbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz. 2. Kapabiltas memori flash 8 Kb, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM (Electrically

(25)

3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel.

4. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps. 5. Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan daya listrik.

2.4.

Konfigurasi PIN ATMega 8535

Mikrokontroler ATMega8535 mempunyai jumlah pin sebanyak 40 buah, dimana 32 pin digunakan untuk keperluan port I/O yang dapat menjadi pin input/output sesuai konfigurasi. Pada 32 pin tersebut terbagi atas 4 bagian (port), yang masing-masingnya terdiri atas 8 pin. Pin-pin lainnya digunakan untuk keperluan rangkaian osilator, supply tegangan, reset, serta tegangan referensi untuk ADC. Untuk lebih jelasnya, konfigurasi pin ATMega8535 dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 2.6 Konfigurasi Pin ATMega 8535

Berikut ini adalah susunan pin-pin dari ATMega8535;

• VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukkan catu daya • GND merupakan pin ground

• Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC

(26)

• Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, Komparator Analog, dan Timer Oscilator

• Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu Komparator Analog, Interupsi Iksternal dan komunikasi serial USART

• Reset merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler

• XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukkan clock eksternal (osilator menggunakan kristal, biasanya dengan frekuensi 11,0592 MHz)

2.5.

Peta Memori ATMega 8535

ATMega8535 memiliki dua jenis memori yaitu Data Memory dan Program Memory ditambah satu fitur tambahan yaitu EEPROM Memory untuk penyimpan data.

2.5.1. Program Memory

ATMEGA 8535 memiliki On-Chip In-System Reprogrammable Flash Memory untuk menyimpan program. Untuk alasan keamanan, program memory dibagi menjadi dua bagian, yaitu Boot Flash Section dan Application Flash Section. Boot Flash Section digunakan untuk menyimpan program Boot Loader, yaitu program yang harus dijalankan pada saat AVR reset atau pertama kali diaktifkan.

Application Flash Section digunakan untuk menyimpan program aplikasi yang dibuat user. AVR tidak dapat menjalakan program aplikasi ini sebelum menjalankan program Boot Loader. Besarnya memori Boot Flash Section dapat deprogram dari 128 word sampai 1024 word tergantung setting pada konfigurasi bit di register BOOTSZ. Jika Boot Loader diproteksi, maka program pada Application Flash Section juga sudah aman.

(27)

2.5.2. Data Memory

Gambar berikut menunjukkan peta memori SRAM pada ATMEGA 8535. Terdapat 608 lokasi address data memori. 96 lokasi address digunakan untuk Register File dan I/O Memory sementara 512 likasi address lainnya digunakan untuk internal data SRAM. Register file terdiri dari 32 general purpose working register, I/O register terdiri dari 64 register.

Gambar 2.8 Peta Memori Data

2.5.1. EEPROM Data Memory

ATMEGA 8535 memiliki EEPROM 8 bit sebesar 512 byte untuk menyimpan data. Loaksinya terpisah dengan system address register, data register dan control register yang dibuat khusus untuk EEPROM. Alamat EEPROM dimulai dari $000 sampai $1FF.

(28)

2.5.2. Status Register (SREG)

Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap operasi yang dilakukan ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan bagian dari inti CPU mikrokontroler.

Gambar 2.10 Status Register ATMega 8535

Bit 7 – I : Global Interrupt Enable

Jika bit Global Interrupt Enable diset, maka fasilitas interupsi dapat dijalankan. Bit ini akan clear ketika ada interrupt yang dipicu dari hardware, setelah program interrupt dieksekusi, maka bit ini harus di set kembali dengan instruksi SEI.

Bit 6 – T : Bit Copy Storage

Instruksi bit copy BLD dan BST menggunakan bit T sebagai sumber atau tujuan dalam operasi bit.

Bit 5 – H: Half Carry FlagBit 4 – S : Sign Bit

Bit S merupakan hasil exlusive or dari Negative Flag N dan Two’s Complement Overflow Flag V.

Bit 3 – V : Two’s Complement Overflow Flag Digunakan dalam operasi aritmatika

Bit 2 – N : Negative Flag

Jika operasi aritmatika menghasilkan bilangan negatif, maka bit ini akan set. • Bit 1 – Z : Zero Flag

Jika operasi aritmatika menghaslkan bilangan nol, maka bit ini akan set. • Bit 0 – C : Carry Flag

(29)

2.6.

Relay

Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relai merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka.Relay biasanya digunakan untuk

menggerakkan.

arus/tegangan yang besar (misalnya peralatan listrik 4 ampere AC 220 V) dengan memakai arus/tegangan yang kecil (misalnya 0.1 ampere 12 Volt DC). Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan sebuah dioda yang di-paralel dengan lilitannya dan dipasang terbalik yaitu anoda pada tegangan (-) dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya.

Gambar 2.11 Relay

(30)

yang on. Ketika arus pada lilitan dihentikan medan magnet hilang dan kontak kembali terbuka (off).

[image:30.612.216.396.204.287.2]

Relay merupakan komponen yang menggunakan prinsip kerja medan magnet untuk menggerakan saklar. Saklar ini digerakkan oleh magnet yang dihasilkan oleh kumparan didalam relay yang dialiri arus listrik. Susunan relay sederhana adalah sebagai berikut.

Gambar 2.12 Susunan Relay Sederhana

Gerakan armatur ini menyebabkan kontak membuka/menutup dengan konfigurasi sebagai berikut:

Normally Open (NO), apabila kontak-kontak tertutup saat relay dicatu. Normally Closed (NC), apabila kontak-kontak terbuka saat relay dicatu.

Change Over (CO), relay mempunyai kontak tengah yang normal tertutup, tetapi ketika relay dicatu kontak tengah tersebut akan membuat hubungan dengan kontak-kontak yang lain.

Relay adalah suatu komponen elektronika yang akan bekerja bila ada arus yang melalui kumparannya. Sebuah relay terdiri dari kumparan yang dililitkan pada inti besi dan kontak-kontak penghubung. Apabila kumparan yang melilit inti besi dilalui arus listrik maka akan menimbulkan induksi medan magnet, dan induksi ini akan menarik kontak-kontak penghubung relay.

Kontak penghubung relay terdiri dari dua bagian, yaitu : • Kontak NC (Normally Close),

Kontak penghubung dalam kondisi menutup atau terhubung bila relay tidak mendapat masukan tegangan pada kumparannya. Tetapi bila diberi tegangan yang mencukupi pada kumparannya maka kontak penghubung menjadi terbuka.

(31)

Kontak penghubung dalam kondisi terbuka bila relay tidak mendapat tegangan pada kumparannya. Tetapi bila diberi tegangan yang mencukupi pada kumparannya maka kontak penghubung menjadi tertutup.

2.7. Motor DC & Kipas DC

Suatu mesin listrik berfungsi sebagai motor listrik apabila terjadi proses konversi energi listrik menjadi energi mekanik di dalamnya. Motor DC adalah motor yang memerlukan suplai tegangan searah pada kumparan jangkar dan kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Berdasarkan karakteristiknya, motor arus searah ini mempunyai daerah pengaturan putaran yang luas dibandingkan dengan motor arus bolak-balik, sehingga sampai sekarang masih banyak digunakan pada pabrik-pabrik yang mesin produksinya memerlukan pengaturan putaran yang luas.

Prinsip Kerja Motor DC

Pada motor DC, kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konverter energi baik energi listrik menjadi energi mekanik (motor) maupun sebaliknya dari energi mekanik menjadi energi listrik (generator) berlangsung melalui medium medan magnet. Energi yang akan diubah dari suatu sistem ke sistem yang lain, sementara akan tersimpan pad medium medan magnet untuk kemudian dilepaskan menjadi energi system lainya. Dengan demikian, medan magnet disini selain berfungsi sebagi tempat penyimpanan energi juga sekaligus proses perubahan energi, dimana proses perubahan energi pada motor arus searah.

2.8.

Bahasa Pemograman Mikrokontroler

Pengembangan sebuah sistem menggunakan mikrokontroler AVR buatan ATMEL

(32)

(Integrated development Environment) yang lengkap, dimana penulisan program, compile, link, pembuatan kode mesin (assembler) dan download program ke chip AVR dapat

dilakukan dengan CodeVision, selain itu ada fasilitas terminal, yaitu melakukan komunikasi serial dengan mikrokontroler yang sudah di program. Proses download program ke IC

mikrokontroler AVR dapat menggunakan System programmable Flash on-Chip mengizinkan memori program untuk diprogram ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial SPI.

2.9. Komponen – Komponen Pendukung

2.9.1. Resistor

Resistor komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang mengalir. Berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjadi 2 yaitu: Fixed Resistor dan Variable Resistor, dan umumnya terbuat dari carbon film atau metal film, tetapi tidak

menutup kemungkinan untuk dibuat dari material yang lain.

[image:32.612.108.317.516.631.2]

Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan tembaga perak emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron dan disebut sebagai insulator seperti ditunjukkan pada gambar berikut :

(33)

2.9.2. Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan.

Gambar 2.14 Ceramic Capasitor

2.9.2.1. Kapasitansi

(34)

memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis :

Q = CV ……….(1)

Q = muatan elektron dalam C (coulombs)

C = nilai kapasitansi dalam F (farads)

V = besar tegangan dalam V (volt)

Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumusan dapat ditulis sebagai berikut :

C = (8.85 x 10-12) (k A/t) ...(2)

[image:34.612.137.309.578.708.2]

Untuk rangkain elektronik praktis, satuan farads adalah sangat besar sekali. Umumnya kapasitor yang ada di pasar memiliki satuan uF (10-6 F), nF (10-9 F) dan pF (10-12 F). Konversi satuan penting diketahui untuk memudahkan membaca besaran sebuah kapasitor. Misalnya 0.047uF dapat juga dibaca sebagai 47nF, atau contoh lain 0.1nF sama dengan 100pF.

(35)

2.9.2.1. Membaca Kapasitansi

Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis dengan angka yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan polaritasnya. Misalnya pada kapasitor elco dengan jelas tertulis kapasitansinya sebesar 22uF/25v.

Kapasitor yang ukuran fisiknya mungil dan kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua) atau 3 (tiga) angka saja. Jika hanya ada dua angka satuannya adalah pF (pico farads). Sebagai contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka kapasitansi kapasitor tersebut adalah 47 pF.

Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000 dan seterusnya. Misalnya pada kapasitor keramik tertulis 104, maka kapasitansinya adalah 10 x 10.000 = 100.000pF atau = 100nF. Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya kapasitansi kapasitor tersebut adalah 22 x 100 = 2200 pF = 2.2 nF.

Selain dari kapasitansi ada beberapa karakteristik penting lainnya yang perlu diperhatikan. Biasanya spesifikasi karakteristik ini disajikan oleh pabrik pembuat didalam datasheet. Berikut ini adalah beberapa spesifikasi penting tersebut.

2.9.2.2. Dissipation Factor (DF) dan Impedansi (Z)

(36)
[image:36.612.212.397.118.284.2]

besarnya adalah persentasi dari impedansi kapasitor Xc. Secara matematis di tulis sebagai berikut :

Gambar 2.16 : Faktor dissipasi

Dari penjelasan di atas dapat dihitung besar total impedansi (Z total) kapasitor adalah :

Gambar 2.17 : Impendansi Z

[image:36.612.247.369.413.595.2]
(37)

2.9.1 Elco listrik DC dan lain AVOME menunjuk keatas lag 2.9.2 Dioda ad satu arah semikond diperliha yaitu tipe tipe P di ”Katode”

. ELCO

adalah komp C, juga serin n-lain. Elco ETER, caran

kkan ke ata gi.

. Dioda

dalah kompo h sehingga d duktor jenis atkan pada ga

e P (Positive inamakan “A ”.

O

ponen berka ng di pakai d

juga bisa nya kita col as lalu perla

onen elektron dioda biasa d s silicon da

ambar berik e) dan tipe N

Anode” seda

aki 2 yaitu (+ dalam rangka

rusak kalau lokan kabel ahan2 turun

Gamba

nika yang ha disebut juga an germaniu kut. Dioda ter N (Negative)

angkan yang

+) (-) adapun aian apapun, u tidak kel l AVO ke k

sampai 0 k

ar 2.18 Elco

anya memper a sebagai “P um. Simbol

rbuat dari pe , kaki dioda g terhubung

n fungsi elco , seperti pow lihatan mele kaki elco, k kalau rusak o rbolehkan ar Penyearah”. dioda dalam enggabungan yang terhub pada semik

o adalah me wer suply reg etus bisa k kalau norma

elco gak bi

rus listrik m Dioda terbu m rangkaian n dua tipe se bung pada se konduktor ti

enyimpan aru gulator,powe

ita tes pak al jarum av isa turun ata

mengalir dalam uat dari baha

(38)

Pada ben ini digun kaki Kato Arus list “Forward atau tersu contoh be

Catatan

0,7V pad Pada con lampu m dioda. Pa arus listri keadaan ntuk aslinya nakan untuk ode.

trik akan sa d-Bias” teta

umbat hal in erikut.

n : Teganga

da Silicon, 0,

ntoh gambar enyala ini di ada contoh g ik akan men reverse-bias

pada dioda t menandaka

angat muda api jika sebal

ni dinamaka

an yang mele ,3V pada Ge

[image:38.612.98.467.421.560.2]

sebelah kiri ikarenakan a gambar sebel ngalir melalu s sehingga ar

terdapat tand an bahwa pa

h mengalir liknya yakn an sebagai “

ewati dioda ermanium.

dioda dalam arus listrik d lah kanan su ui katoda dio rus listrik tid

da cincin ya ada sisi yang

dari anoda i dari katoda “Reverse-Bia

dalam kead

m keadaan fo dapat mengal umber tegang oda, tetapi ha

dak dapat me

ang melingka g terdapat ci

a ke katoda a ke anoda, as”. Untuk

daan forward

orward-bias lir tanpa ham gan dibalik p al ini menyeb

engalir mele

ar pada salah incin tersebu

hal ini dis arus listrik lebih jelasny

d-bias akan

sehingga me mbatan apa p

polaritas-nya babkan diod ewati dioda d

(39)

menyebabkan lampu padam. Oleh karena itu dioda banyak digunakan sebagai pengaman pada rangkaian elektronika sebagai pencegah terbalik-nya pemasangan polaritas dari sumber tegangan.

2.9.4.1. Jenis–Jenis Dioda

Diode Zener

Ketika tegangan reserve-bias maksimum diberikan kepada dioda, maka arus listrik akan mengalir seperti layaknya pada keadaan forward-bias. Arus listrik ini tidak akan merusak dioda jika tidak melebihi dari apa yang telah ditentukan. Ketika tegangan reserve-bias ini dapat dikendalikan pada level tertentu maka dioda ini disebut sebagai Dioda Zener. Dioda zener memiliki nilai tegangan yang telah ditentukan dalam pembuatan-nya, nilai tegangan ini mempunyai rentang dari beberapa volt hingga ratusan volt dan toleransi dioda zener berkisar antara 5% - 10%. Pada aplikasinya di dalam rangkaian elektronika, dioda zener berfungsi sebagai pengatur tegangan (regulator) dengan berperan sebagai beban. Dioda zener akan mengalirkan banyak arus listrik jika tegangan terlalu tinggi, dan mengurangi arus listrik jika tegangan terlalu rendah, sehingga menyebabkan tegangan stabil. Seperti pada contoh gambar diatas tegangan dari sumber tegangan adalah 12V tetapi tegangan yang terukur pada Rload adalah 9V sama dengan nilai tegangan dioda zener.

LED (Light Emitting Diodes)

(40)

Simbol L dua garis elektroni 2.9.1 L sehingga terdapat program ukuran lc lcd 16 x 2 lcd 16 x 4 perbedaa karakter y Comman Dalam an perintah LED hampir s panah ke a

ka biasa dig

. LCD

LCD liquid c a kita bisa m

sebuah mik untuk berko

cd ada berba 2 ada 16 col 4 ada 16 col anya terletak yang ditamp

nd dan data ntarmuka lcd

dan data yai

r sama deng arah luar sep gunakan seba

ell display m menampilka kroprosesor omunikasi.

agai macam s lom dan 2 ba lom dan 4 ba k pada alama

pilkan oleh L

d dengan mc itu berupa te

Gamba

gan simbol d perti ter-ilus agai lampu in

merupakan su an campuran yang meng seperti aris aris

t menaruh k LCD beranek

cs maka kita xt yang kita

ar 2.19 LED

dioda hanya strasi pada g

ndikator.

uatu alat yan n huruf dan gendalikan ta

karakter saja. ka ragam ter

harus mene ingin tampi

[image:40.612.187.426.69.228.2]

saja pada s gambar diata

ng dapat men n angka seka ampilan, kit . rgangtung da mbakan com ilkan. Supay simbol LED as. LED dal

nampilkan k aligus. LCD ta hanya pe

ari jenis lcd t

mmand yang a lcd dapat m

(41)

text maka yang perlu dilakukan adalah mengirimkan format hex data dalam bentuk asci. misal :

0 dengan mengirimkan 48 desimal A mengirimkan 65 desimal

[image:41.612.232.378.235.377.2]

Untuk mengunakan lcd untuk yang pertama, harus mengkonfigurasi lcd itu seperti keinginan kita. Konfigurasi berarti kita harus menambahkan command.

Gambar 2.20 LCD

PIN PIN LCD 1. Ground 2. VCC

3. Contrast (buat konfigurasi pin 3 ->100ohm->pin b potensio 5K) 4. RS

(42)

10. D3

11. D4

12. D5 13. D6

14. D7

15. Anoda (untuk backlight, lampu background) 16. Katoda

- RS

Pin ini memberi informasi apakah kirim data atau instruksi 0 = instruksi

1 = data R/!W

0 = Write (tulis ke lcd) 1 = Read (baca dari lcd) D0 -D7 = pin komunikasi

Anoda = supply VCC untuk background, beri 4.3 (serikan dari VCC ke LED baru masuk ke anoda).

katoda = berikan ground

kombinasi dari pin RS dan RW RS R/!W : Operation

(43)

yang diperlukan untuk basic penulisan adalah write command dan write data. Dibuat dengan assembly, kita buat dalam bentuk prosedure karena akan sering digunakan, kita define port dulu

.

2.9.3. Transformator

Transformer atau trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Adaptor AC-DC merupakan piranti yang menggunakan transformator step-down

Transformator step-down

Gambar. 2.21 Trafo

(44)

lilitan sek lilitan sek Hubung Fluks pad Rumus u untuk GG

Karena k

dimana d

sekunder transform kunder. Jika kunder. an Primer-S da transform untuk fluks m

GL induksi y

kedua kump dengan men . De r ditentukan mator step-up

a efisiensi sem

Sekunder

mator magnet yang yang terjadi d

paran dihubu nyusun ulan engan kata oleh perband p mpurna, sem g ditimbulkan di lilitan sek

ungkan deng

ng persamaa lain, hubun dingan juml

mua daya pad

n lilitan prim kunder adala

gan fluks ya

an akan did ngan antara

ah lilitan pri

transformat

da lilitan pri

mer adalah ah

ang sama, m

dapat

tegangan p imer dengan

tor step-dow

imer akan di

.

maka

sedem primer deng n lilitan sekun

(45)

2.9.4. TSOP 1738

[image:45.612.247.383.249.312.2]

Pada sensor ini, logika yang digunakan logika high, setela logika low sesaat dan itulah yang dijadikan sebagai data, sehingga dengan mengatur lebar pulsa high (1) tersebut dengan suatu nilai tertentu dan menjadikan nilai tersebut sebagai datanya, maka pengiriman data dapat dilakukan.

Gambar 2. 22 Sensor TSOP 1738

IC ini mempunyai karakteristrik yaitu akan mengeluarkan logika high (1) atau tegangan ± 4,5 volt pada outputnya jika IC ini mendapatkanpancaran sinar infra merah dengan frekuensi antara 38 – 40 Khz, dan IC ini akan mengeluarkan sinya Low (0) atau tegangan ± 0.109 volt

jika pancaran sinar infra merah dengan frekuensi antara 38 – 40 KHz berhenti, namun logika low tersebut hanya sesaat yaitu sekitar 1200µs. Setelah itu, outputnya kan kembali menjadi high. Sifat inilah yang dimanfaatkan sebagai pengiriman data. Output dari IC ini dihubungkan ke P3.7 pada Mikrokontroler. Sehingga setiap kali IC ini mengeluarkan logika low atau high pada outputnya, maka mikrokontroler dapat langsung mendeteksinya.

2.9.5.

Relay

(46)
[image:46.612.158.465.247.357.2]

gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka. Relay biasanya digunakan untuk menggerakkan arus/tegangan yang besar (misalnya peralatan listrik 4 ampere AC 220 V) dengan memakai arus/tegangan yang kecil (misalnya 0,1 ampere 12 volt DC). Dalam pemakaian biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan dioda yang diparalel dengan lilitannya dan dipasang terbalik yaitu anoda pada tegangan (-) dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya.

Gambar 2.23 Jenis-jenis relay

Relay adalah suatu komponen elektronika yang akan bekerja bila ada arus yang melalui kumparannya. Sebuah relay terdiri dari kumparan yang dililitkan pada inti besi dan kontak-kontak penghubung. Apabila kumparan yang melilit inti besi dilalui arus listrik maka akan menimbulkan induksi medan magnet, dan induksi ini akan menarik kontak-kontak penghubung relay.

Kontak penghubung relay terdiri dari dua bagian, yaitu :

• Kontak NC (Normally Close),

(47)

• Kontak NO (Normally Open).

(48)

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

Bab ini membahas perancangan sisitem control ruangan dengan menggunakan Remote TV berbasis Mikrokontroller ATMega 8535. Pembuatan alat disini dibagi dalam beberapa blok perangkat yang mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Pembuatan sistem meliputi pembuatan perangkat keras dan perangkat lunak.

3.1.

Perancangan Perangkat Keras

[image:48.612.99.519.333.668.2]

Diagram blok system control ruangan dengan menggunakan Remote TV berbasis Mikrokontroller ATMega 8535 dapat di lihat pada gambar 3.1 di bawah ini.

(49)

Penjelasan dari masing-masing blok adalah sebagai berikut:

1. Fungsi remote sony adalah penghasil clock yang akan di pancar kan mengenai sensor TV. Clok yang dipancarkan berbeda-beda datanya sesuai dengan tombol apa yang di tekan pada remote TV.

2. Sensor TV TSOP 1738, berfungsi untuk menerima kode-kode scan tombol dari remote TV yang digunakan.

3. ATmega8535 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit daya-rendah berbasis arsitektur RISC yang ditingkatkan. Kebanyakan instruksi dikerjakan pada satu siklus clock, ATmega8535 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz membuat disainer sistem untuk mengoptimasi komsumsi daya versus kecepatan proses.

4. Rangkaian driver lampu AC sebagai penggerak dari peralatan listrik (lampu) agar dapat dikontrol oleh mikrokontroller.

5. Lampu Utama dan motor DC (kipas) digunakan sebagai beban yang akan dikontrol oleh remote.

6. Rangkaian driver motor DC sebagai penggerak dari peralatan listrik (kipas) agar dapat dikontrol oleh mikrokontroller.

7. LCD berfungsi menampilkan suatu nilai hasil sensor,menampilkan teks,atau menampilkan menu pada aplikasi mikrokontroler.

3.1.1. Receiver Infra Merah

[image:49.612.193.452.586.680.2]

Detektor infra merah berfungsi untuk menangkap/ menerima sinyal remote kontrol televisi. Blok ini menggunakan Infra Red Detektor Module GP1U5 yang mempunyai keluaran dalam tingkat TTL. Skema rangkaian penerima infra merah ditunjukkan dalam Gambar 3.2.

(50)

Detektor infra merah tersebut membutuhkan tegangan sebesar 5 volt untuk mencatu rangkaian di dalamnya. C1 pada rangkaian tersebut dugunakan untuk mengurangi ripple yang diakibatkan oleh pemberian catu daya dari luar. Sedangkan R1 digunakan sebagai pull-up keluaran detektor infra merah yang mempunyai nilai resistansi sebesar 22 K.

3.1.2. Rangkaian Power Supply

Rangkaian power supply berfungsi untuk mensupplay arus dan tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian power supply ini terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk menghidupkan seluruh rangkaian kecuali rangkaian ADC, sedangkan keluaran 12 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke rangkaian ADC, karena rangkaian ADC memerlukan tegangan input sebesar 12 volt agar tegangan referensinya stabil.

Trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 µF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi sebagai penguat arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran jembatan dioda.

[image:50.612.162.450.552.680.2]

Rangkaian skematik power supply dapat dilihat pada gambar 3.6 di bawah ini:

(51)

3.1.3. Rangkaian Mikrokontroler ATMega 8535

Dalam membuat rangkaian mikrokontroler memerlukan pemahaman mengenai sistem minimum dari mikrokontroler yang akan dirancang itu sendiri. Sistem rangkaian yang dirancang diusahakan menggunakan rangkaian yang seringkas mungkin dan dengan pengkabelan yang baik, karena biasanya rangkaian tersebut bekerja pada frekuensi yang relatif tinggi, sehingga peka terhadap noise dari luar AVR ATMega 8535 mempunyai rangkaian tambahan yang relatif sedikit dibanding dengan mikrokontoler yang lain. Dalam pembuatan minimum system ATMega 8535, diperlukan rangkaian penunjang untuk menjamin kehandalan dari Minimum System tersebut. Rangkaian penunjang yang dibutuhkan antara lain :

1. clock generator CPU 2. regulatord a n noise filter

3. interfacing ke rangkaian luar (tergantung kebutuhan pemakai)

Rangkaian skematik dan layout PCB system minimum Mikrokontroler ATMega 8535 dapat dilihat pada gambar 3.4 di bawah ini.

.

[image:51.612.134.509.422.597.2]

Pin 12 dan 13 dihubungkan ke XTAL 8 MHz dan dua buah kapasitor 30 pF. XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan Mikrokontroler ATMega 8535 dalam mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset (aktif rendah). Pulsa transisi dari tinggi ke rendah akan me- reset Mikrokontroler ini.

(52)

Untuk men- download file heksadesimal ke Mikrokontroler, Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd dari kaki mikrokontroler dihubungkan ke RJ45. RJ45 sebagai konektor yang akan dihubungkan ke ISP Programmer. Dari ISP Programmer inilah dihubungkan ke komputer melalui port paralel.

Kaki Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd pada Mikrokontroler terletak pada kaki 6, 7, 8, 9, 10 dan 11. Apabila terjadi keterbalikan pemasangan jalur ke ISP Programmer, maka pemograman Mikrokontroler tidak dapat dilakukan karena Mikrokontroler tidak akan bisa merespon.

3.1.4. Rangkaian Liquid Crystal Display (LCD)

Untuk menampilkan angka dari setiap penekanan tombol, maka dibutuhkansebuah display untuk menampilkannya. Pada alat ini, display yang digunakan adalahLCD (Liquid Crystal Display) 16 x 2.Rangkaian display LCD ditunjukkan pada gambar berikut ini:

Rangkaian ini terhubung kePB.0 dan PB7, yang merupakan akan pin I/O duaarah dan pin fungsi khusus, yaitu sebagai Timer/Counter, komperator analog dan SPImempunyai fungsi khusus sebagai pengiriman data secara serial. Sehingga nilai yanga k a n t a m p i l p a d a d i s p l a y a k a n d a p a t d i k e n d a l i k a n o l e h m i k r o k o n t r o l e r A T M e g a 8535.Adapun konfigurasi dan deskripsi dari pin-pin LCD antara lain:

VCC (pin 1)

[image:52.612.217.427.398.518.2]

Merupakan sumber tegangan +5V GND 0V(pin 2)

(53)

Merupakan sambungan ground VEE (pin 3)

Merupakan input tegangan Kontras LCD RS register Select (pin 4)

Merupakan register pilihan 0 = Register perintah, 1 = Register Data R/W (pin 5)

Merupakan read select, 1 = Read, 0 = Write

E Enable Clock LCD (pin 6)

Merupakan masukan logika 1 setiap kali pengiriman atau pembacaan data. D0 – D7 (pin 7 – pin 14)

Merupakan Data Bus 1 – 7 ke port. Anoda (pin 15)

Merupakan masukan tegangan positif backlight. Katoda (pin 16)

Merupakan masukan tegangan negatif backlight.

3.1.5. Rangkaian Sensor TSOP 1738

[image:53.612.136.478.490.644.2]

Sensor TSOP 1738 digunakan sebagai penerima / receiver remote kontrol dari TV atau VCD. Rangkaiannya tampak seperti dibawah ini:

(54)

Pada rangkaian di atas,digunakan resistor100 ohm untuk membatasi arus yang masuk pada rangkaian sedangkan pada kapasitor 10 mikrofarad digunakan agar arus masuk ke IC TSOP 1738 lebih stabil.

IC ini mempunyai karakteristik yaitu akan mengeluarkan logika high (1) atau tegangan kurang lebih 4,5 volt pada outputnya,jika IC ini mendapatkan pancaran sinyal infra merah dengan frekuensi antara 38 – 40 kilohertz dan IC ini mengeluarkan I low (0) atau tegangan kurang lebih 0,109 volt,jika pancaran sinyal infra merah antara 38 – 40 kilohertz

berhenti,namun logika low tersebut yaitu sekitar 1200 mikroscond,setelah itu outputnya akan kembali menjadi high.Sifat ini lah yang di manfaatkan sebagai pengiriman data.

Output IC ini dihubungkan ke P3.7 pada mikrokontroler,hingga setiap kali IC ini mengeluarkan logika low/high pada output nya,maka mikrokontroler dapat langsung mendeteksinya.

3.1.6. Display LCD Character 2x16

Display LCD 2x16 berfungsi sebagai penampil nilai kuat induksi medan elektromagnetik yang terukur oleh alat. LCD yang digunakan pada alat ini mempunyai lebar display 2 baris 16 kolom atau biasa disebut sebagai LCD Character 2x16, dengan 16 pin konektor, yang didifinisikan sebagai berikut:

PIN Nama fungsi

1 VSS Ground voltage

2 VCC +5V

3 VEE Contrast voltage

4 RS

Register Select 0 = Instruction Register

1 = Data Register

(55)

mode 0 = write mode

1 = read mode

6 E

Enable

0 = start to lacht data to LCD character

1= disable

7 DB0 LSB

8 DB1 -

9 DB2 -

10 DB3 -

11 DB4 -

12 DB5 -

13 DB6 -

14 DB7 MSB

15 BPL Back Plane Light

[image:55.612.139.474.62.571.2]

16 GND Ground voltage

Tabel 3.1 fungsi pinLCD character 2x16

(56)

Modul LCD terdiri dari sejumlah memory yang digunakan untuk display. Semua teks yang

kita tuliskan ke modul LCD akan disimpan didalam memory ini, dan modul LCD secara berturutan

membaca memory ini untuk menampilkan teks ke modul LCD itu sendiri.

Gambar 3.8 Peta memory LCD character 2x16

Pada peta memori diatas, daerah yang berwarna biru ( 00 s/d 0F dan 40 s/d 4F ) adalah

display yang tampak. jumlahnya sebanyak 16 karakter per baris dengan dua baris. Angka pada setiap

kotak adalah alamat memori yang bersesuaian dengan posisi dari layar. Dengan demikian dapat

dilihat karakter pertama yang berada pada posisi baris pertama menempati alamat 00h. dan karakter

kedua yang berada pada posisi baris kedua menempati alamat 40h

Agar dapat menampilkan karakter pada display maka posisi kursor harus terlebih dahulu

diset. Instruksi Set Posisi Kursor adalah 80h. dengan demikian untuk menampilkan karakter, nilai

yang terdapat pada memory harus ditambahkan dengan 80h.

Sebagai contoh, jika kita ingin menampilkan huruf “B” pada baris kedua pada posisi kolom

kesepuluh.maka sesuai dengan peta memory, posisi karakter pada kolom 10 dari baris kedua

mempunyai alamat 4Ah, sehingga sebelum kita menampilkan huruf “B” pada LCD, kita harus

mengirim instruksi set posisi kursor, dan perintah untuk instruksi ini adalah 80h ditambah dengan

alamat 80h + 4Ah =0Cah. Sehingga dengan mengirim perintah 0Cah ke LCD, akan menempatkan

(57)

3.2. Kerja Alat Keseluruhan

Kerja Alat Keseluruhan Pada Perancangan dan Pembuatan Sistem Pengontrol Ruangan Menggunakan sensor TSOP 1738 Berbasis Mikrokontroler AT8535 Secara Hardware sebagai berikut ;

Alat difungsikan sebagai pengontrol ruangan di mana alat ini menggunakan tombol pada remot yang berfungsi sebagai input data ir yang ingin kita set,sehingga jika kita ingin mengeset atau menekan tombol pada remote maka alat ini akan bekerja untuk

menyalakan lampu dan menampilkan keluaran data ir pada LCD.Untuk menghidupkan lampu 1,kita dapat menekan tombol 1 pada remote yang mana frekuensi tombol 1 pada remote akan diterima oleh sensor TSOP 1738 (sensor remote) dan akan diteruskan ke

mikrokontroler.Didalam mikrokontroler data yang diterima dari sensor TSOP 1738 akan di proses oleh program program yang ada di mikrokontroler AT8535.

Setiap tombol yang ada pada remote memancarkan frekuensi yang berbeda kepada sensor TSOP 1738.

Setelah frekuensi yang diterima oleh sensor TSOP 1738,maka frekuensi akan berubah menjadi data di dalam mikrokontroler dan di proses oleh program yang ada ,kemudian akan di teruskan pada LCD dan lampu sebagai outputnya.Untuk keluaran pada LCD,data ir yang sudah diproses pada mikrokontroler akan diteruskan dan ditampilkan pada LCD,yang mana jika kita menekan tombol 1 pada remote maka data yang di tampilkan pada LCD yaitu 320. Untuk keluaran pada lampu,data ir yang sudah di proses bersama program yang ada pada mikro akan di teruskan ke relay.Pada relay terjadi satu rasi yang mana relay akan di aliri arus listrik 12 volt sehingga terjadi gaya elektromaknetik pada relay,yang mana saklar pada lampu akan terhubung sehingga lampu akan menyala.

(58)
(59)

BAB IV

PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM

4.1. Pengujian Sistem Remote Kontrol

[image:59.612.91.494.266.509.2]

Pengujian melalui remote dilakukan dengan cara menekan tombol-tombol remote yang sudah ditentukan yang akan menghasilkan keluaran nyala lampu yang berbeda-beda. Tabel di bawah adalah table dari tombol-tombol remote dengan macam fungsinya.

Tabel 4. 1 Pengujian Remote Kontrol

Tombol Remote Kode Remote Fungsi

Tombol 1 320 Untuk menyalakan dan mematikan lampu 1 Tombol 2 321 Untuk menyalakan dan mematikan lampu 2 Tombol 3 322 Untuk menyalakan dan mematikan lampu 3 Tombol 4 323 Untuk menyalakan dan mematikan lampu 4

Tombol “POWER”

341

Untuk mematikan semua lampu

Tombol “PROGRAM”

1. 336 (+) 2. 337 (-)

1. Untuk menaikan putaran kipas 2. Untuk menurunkan putaran kipas

Cara Kerja Sistem

• Bila tombol remote ditekan, remote akan mengeluarkan output yang akan diterima receiver infrared pada downloader Mikrokontroller.

• Downloader bekerja pada tegangan 3 – 5 volt.

• Receiver dalam keadaan baik akan mengeluarkan output kira-kira 3 volt ketika menerima input dari remote. Kondisi awal 5 volt.

• Mikrokontroller akan memproses input dan mengeluarkan output melalui kaki- kakinya untuk mengaktifkan relay, atau aktuator lain.

(60)

keempat lampu tersebut. Tombol ”PROGRAM” menaikan dan menurunkan putaran kipas.

• Output dapat diganti dengan aktuator lain dengan memberikan rangkaian tambahan, misalnya berupa tansistor dan relay.

4.2. Pengujian Rangkaian Power Supply

Pengujian rangkaian power supply ini bertujuan untuk mengetahui tegangan yang dikeluarkan oleh rangkaian tersebut, dengan mengukur tegangan keluaran dari power supply menggunakan multimeter digital. Setelah dilakukan pengukuran maka diperoleh besarnya tegangan keluaran sebesar 5 volt. Dengan begitu dapat dipastikan apakah terjadi kesalahan terhadap rangkaian atau tidak. Jika diukur, hasil dari keluaran tegangan tidak murni sebesar +9 Volt dan +12 Volt, tetapi +8.97Volt dan +12.03 Volt. Hasil tersebut dikarenakan beberapafaktor, diantaranya kualitas dari tiap-tiap komponen yang digunakannilainya tidak murni. Selain itu, tegangan jala-jala listrik yang digunakan tidak stabil.

4.3. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATMega 8535

Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ATMega 8535 ini dapat dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ini dengan rangkaian power supply sebagai sumber tegangan. Kaki 40 dihubungkan dengan sumber tegangan 5 volt, sedangkan kaki 20 dihubungkan dengan ground. Kemudian tegangan pada kaki 40 diukur dengan menggunakan Voltmeter. Dari hasil pengujian didapatkan tegangan pada kaki 40 sebesar 4,9 volt. Langkah selanjutnya adalah memberikan program sederhana pada mikrokontroler ATMega 8535, program yang diberikan adalah sebagai berikut:

#include <mega8535.h> #include <delay.h> #include <stdio.h>

while (1) {

// Place your code here while ( ir == 1) {}; while ( ir == 0) {

(61)

4.4. Pengujian Rangkaian Liquid Crystal Display (LCD)

Pengetesan ini bertujuan untuk mengetahui apakah LCD tersebut dapat menampilkan pesan-pesan sesuai dengan proses yang diharapkan. Listing program

pengetesan LCD :

lcd_gotoxy(2,0);

lcd_putsf("DIAN-ALVRIS"); lcd_gotoxy(1,1);

lcd_putsf("Data Ir");

Analisa Pengujian LCD :

Setelah program pengujian LCD didownload ke modul, maka pada layar LCD akan menghasilkan tampilan sebagai berikut :

Pada baris 1 tampil ‘ DIAN-ALVRIS ‘ dan baris 2 tampil ‘ Data Ir ’

4.5. Pengujian Rangkaian Relay

(62)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan

Setelah dilakukan pengujian hasil perancangan alat pemanfaatan system kontrol ruangan dengan menggunakan remote TV, dapat diambil beberapa kesimpulan:

Sensor TSOP 1738 dapat mendeteksi sinyal remote kontrol televisi pada jarak lebih

kurang 3 meter secara lurus atau sejajar.

Panjang data remote kontrol sebesar 15 bit atau 2 byte merek Sony type SNY-870

Protokol pengiriman kode remote kontrol menggunakan tipe pulse

Ada enam tombol remote kontrol yang digunakan sebagai fungsi mematikan dan

menghidupkan peralatan, yaitu tombol “POWER”, “1”, “2”, “3”, “4” dan “PROGRAM” yang masing-masing fungsinya untuk mematikan dan menghidupkan lampu dan kipas.

5.2.

Saran

Beberapa tambahan yang diperlukan dalam meningkatkan kemampuan alat ini adalah:

Agar seluruh fungsi tombol dapat dimaksimalkan, maka beban yang akan dikontrol oleh
(63)

Daftar Pustaka

Bejo,Agus. 2005. C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroler ATMega8535 . Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Heryanto, M.Ary dan Wisnu Adi.2008.Pemrograman Untuk Mikrokontroler ATMEGA 8535.Yogyakarta: ANDI.

Lingga, W. 2006. Belajar sendiri Pemrograman AVR ATMega8535. Yogyakarta: Andi Offset.

Malvino, A. P. 1992. Prinsip-prinsip Elektronika. Jakarta: Erlangga.

(64)
(65)
(66)

Program Keseluruhan dari sistem kontrol ruangan dengan menggunakan Sensor TSOP

1738 berbasis mikrokontroler ATMega8535 adalah sebagai berikut:

#include <mega8535.h> #include <delay.h> #include <stdio.h>

#define ir PINA.0

#define lamp1 PORTD.0 #define lamp2 PORTD.1 #define lamp3 PORTD.2 #define lamp4 PORTD.3

// Alphanumeric LCD Module functions #asm

.equ __lcd_port=0x15 ;PORTC #endasm

#include <lcd.h>

// Declare your global variables here

void main(void) {

// Declare your local variables here

unsigned char count,data1,data2,data3, data4, data5, data6, data7, data8; unsigned char data11, data12, data13, data14;

unsigned char start; int tampil;

unsigned char buf[16]; PORTA.0 = 1;

DDRA.0=0;

DDRB = 0X08; PORTB = 0X00;

DDRD = 0X0F; PORTD = 0X00;

// LCD module initialization lcd_init(16);

lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("DIAN-ALVRIS"); lcd_gotoxy(1,1)

lcd_putsf(“Data_Ir”) count = 0;

(67)

{

// Place your code here while ( ir == 1) {}; while ( ir == 0) {

delay_us(100); count ++; }

start = count; count = 0;

if ( start >= 24 && start <= 27) {

while ( ir == 1 ){}; while ( ir == 0) {

delay_us(100); count ++; }

data1 =count; count = 0;

//================================================== data1 while ( ir == 1 ) {};

while ( ir == 0) {

delay_us(100); count ++; }

data2 = count; count = 0;

//================================================= data2 while ( ir == 1 ){};

while ( ir == 0) {

delay_us(100); count ++; }

data3 =count; count = 0;

//================================================= data3 while ( ir == 1 ){};

while ( ir == 0) {

delay_us(100); count ++; }

data4 =count; count = 0;

//================================================== data4 while ( ir == 1 ){};

while ( ir == 0) {

(68)

}

data5 =count; count = 0;

//================================================== data6 while ( ir == 1 ){};

while ( ir == 0) {

delay_us(100); count ++; }

data6 =count; count = 0;

//================================================= data7 while ( ir == 1 ){};

while ( ir == 0) {

delay_us(100); count ++; }

data7 =count; count = 0;

//================================================= data8

Gambar

Gambar 2.1 Pengiriman Kode dengan Tioe Pulse-Coded Signal………………………………..6
Gambar 2.1 Pengiriman Kode Dengan Tioe Pulse-Coded Signal
Gambar 2.4 Sinyal Header dan Kode remote kontrol
Gambar 2.5 Blok Diagram ATMega 8535
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keunggulan barang jadi karet dari lateks alarn iradiasi untuk tensimeter adalah bebas nitrosamin dan protein alergen, hal ini terbukti bahwa walaupun kadar

Setelah didapatkan fitur, maka selanjutnya adalah proses SVM, dari fitur tersebut bisa langsung di test apakah dikenali atau tidak dengan proses recognize , atau dimasukkan

Jadi jika ditinjau dari besarnya kadar air pada subgrade tanah ekspansif terhadap tegangan yang terjadi berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa

Mengenai tanggungan harta, fuqaha telah berpendapat bahwa apabila orang yang ditanggung itu meninggal atau bepergian, maka penanggung harus mengganti

Apabila kualitas air dibandingkan terhadap baku mutu air berdasarkan PP No.82 tahun 2001 yang disajikan pada Tabel 6 diperoleh bahwa kualitas air Sungai

Dengan keterbatasan peneliti baik dari segi waktu maupun dana dan untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada

Indonesia seagai negara yang memiliki idang $ertanian sangat esar ham$ir  setia$ $enduduk indonesia ermata $en2aharian seagai $etani %emangunan $ertanian itu $ada

Melakukan sosialiasi tentang rencana dana penelitian, anugerah iptek, dan anugerah penelitian Pemerintah Kota Yogyakarta kepada perguruan tinggi, lembaga/organisasi masyarakat