• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pelayanan Publik (Studi Pada Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Teknik Dinas Pendidikan Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pelayanan Publik (Studi Pada Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Teknik Dinas Pendidikan Sumatera Utara)"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PELAYANAN

PUBLIK

(STUDI PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS-PELATIHAN PENDIDIKAN TEKNIK

DINAS PENDIDIKAN SUMATERA UTARA)

OLEH

NAMA : PRIYA PRAYOGHA PRATAMA NIM : 070903080

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1.2. Perumusan Masalah ... 1.3. Tujuan Penelitian ... 1.4. Manfaat Penelitian ...

BAB II KERANGKA TEORI

2.1. Pengertian Kepemimpinan ... 2.2. Level dan Ketrampilan Yang Perlu Di miliki ... 2.3. Pemimpin dan Kepemimpinan... 2.4. Gaya Kepemimpinan ... 2.5. Kompetensi Kepemimpinan... 2.6. Pengertian Pelyanan Publik ... 2.7. Asas Pelayanan Publik ... 2.8. Kualitas Pelayanan Publik ... 2.9. Hipotesis ... 2.10.Defenisi Konsep... 2.11.Defenisi Operasional ... 2.12.Sistematika Penulisan ... BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian ... 3.2. Lokasi Penelitian ... 3.3. Informan Penelitian ... 3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 3.5. Teknik Analisa Data ... BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

4.1. Penyajian Data ... 4.2. Variabel Penelitian ... 4.3. Interpretasi Data... 4.4. Pengujian Hipotesis ... 4.5. Pengujian Uji T ... 4.6. Koefisien Determinasi ...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

(3)

Abstrak

Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pelayanan Publik

(Studi Pada Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Teknik Dinas Pendidikan Sumatera Utara)

Skripsi ini disusun oleh :

Nama : Priya Prayogha Pratama

NIM : 070903080

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Drs. Kariono, M.Si

Sumber daya manusia yang berkualitas akan mengoptimalkan pengelolaan usur-unsur organisasi yang lain dan menghasilkan capaian tujuan yang maksimal.Supaya dapat meningkatkan motivasi kinerja serta pembentukan pola prilaku sikap manusia, selain meningkatkan ketrampilan dan pengetahuannya, juga sangat penting sekali seorang pemimpin dalam memimpin, mengarahkan dan mengawasi bawahannya menerapkan Pola Kepemimpinan sesuai dengan situasi dan kondisi yang berada di lingkungan. Terutama dalam instansi pemerintahan, dimana para aparat sangat dituntut untuk mampu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Salah satu instansi pemerintahan yang menyediakan pelayanan bagi masyarakat adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas Pendidikan Sumatra Utara. Lembaga ini berfungsi memberikan berbagai pelatihan teknis bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pelayanan Publik di Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Teknik Dinas Pendidikan Sumatera Utara. Metode peneletian yang digunakanan adalah metode deskriptif kuantitatif dengan teknik mencarian data melalui kuesioner, wawancara dan studi pustaka. Adapun jumlah sample dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang yang merupakan keseluruhan dari jumlah pegawai pada Unit Pelaksanan Teknis Dinas Pelatihan Pendidikan Teknik Dinas Pendidikan Sumatera Utara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kepemimpinan terhadap pelayanan public mempunyai pengaruh yang kuat. Hal ini merupakan hasil perhitungan dengan menggunakan teknik Korelasi product Momen yang menghasilkan hitungan 0,77 dan besarnya pengaruh variabel (x) kepemimpinan terhadap variabel (y) pelayanan publik adalah sebesar 59,29%. Ini berarti ada sebesar 41,71% factor lain yang mempengaruhi kualitas pelayan public yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Misalnya kecepatan pelayanan, biaya yang terjangkau dan sebagainya.

(4)

Abstrak

Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pelayanan Publik

(Studi Pada Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Teknik Dinas Pendidikan Sumatera Utara)

Skripsi ini disusun oleh :

Nama : Priya Prayogha Pratama

NIM : 070903080

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Drs. Kariono, M.Si

Sumber daya manusia yang berkualitas akan mengoptimalkan pengelolaan usur-unsur organisasi yang lain dan menghasilkan capaian tujuan yang maksimal.Supaya dapat meningkatkan motivasi kinerja serta pembentukan pola prilaku sikap manusia, selain meningkatkan ketrampilan dan pengetahuannya, juga sangat penting sekali seorang pemimpin dalam memimpin, mengarahkan dan mengawasi bawahannya menerapkan Pola Kepemimpinan sesuai dengan situasi dan kondisi yang berada di lingkungan. Terutama dalam instansi pemerintahan, dimana para aparat sangat dituntut untuk mampu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Salah satu instansi pemerintahan yang menyediakan pelayanan bagi masyarakat adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas Pendidikan Sumatra Utara. Lembaga ini berfungsi memberikan berbagai pelatihan teknis bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pelayanan Publik di Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Teknik Dinas Pendidikan Sumatera Utara. Metode peneletian yang digunakanan adalah metode deskriptif kuantitatif dengan teknik mencarian data melalui kuesioner, wawancara dan studi pustaka. Adapun jumlah sample dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang yang merupakan keseluruhan dari jumlah pegawai pada Unit Pelaksanan Teknis Dinas Pelatihan Pendidikan Teknik Dinas Pendidikan Sumatera Utara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kepemimpinan terhadap pelayanan public mempunyai pengaruh yang kuat. Hal ini merupakan hasil perhitungan dengan menggunakan teknik Korelasi product Momen yang menghasilkan hitungan 0,77 dan besarnya pengaruh variabel (x) kepemimpinan terhadap variabel (y) pelayanan publik adalah sebesar 59,29%. Ini berarti ada sebesar 41,71% factor lain yang mempengaruhi kualitas pelayan public yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Misalnya kecepatan pelayanan, biaya yang terjangkau dan sebagainya.

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sebuah organisasi akan dapat berjalan dengan baik bila memiliki

unsur-unsur yang penting yang dikelola dengan baik. Unsur-unsur-unsur tersebut antara lain

manusia, modal, mesin, cara kerja, pasar dan bahan mentah atau yang lebihdikenal

dengan istilah The 6 M’s ( the six M: man, money, mechine, method, market,

material). Walaupun pada dasarnya keenam unsure tersebut merupakan bahan

utama dalam sebuah kegiatan organisasi, namun factor keberadaan manusia (Man)

merupakan penentu keberhasilan pengelolaan lima factor yang lainnya. Hal ini

dapat dimengerti mengingat bahwa uang, mesin, bahan mentah dan cara kerja

tidaka akan dapat dikelola tanpa keberadaan manusia yang berkualitas.

Keberadaan sumber daya manusia yang berkualitas sering sekali dijadikan

sebagai factor penentu keberhasilan organisasi. Dan memang pada kenyataannya

dari beberapa hasil penelitian ditemukan kesimpulan bahwa sumber daya manusia

yang berkualitas akan mengoptimalkan pengelolaan usur-unsur organisasi yang

lain dan menghasilkan capaian tujuan yang maksimal. Jadi sangat dibutuhkan

adanya pengelolaan yang benar-benar terencana bagi peningkatan kualitas sumber

daya manusia dalam sebuah organisasi. Beberapa pelatihan dirancang dalam

rangka meningkatkan kualitas SDM baik pelatihan untuk meningkatkan

ketrampilan maupun untuk meningkatkan kemampuan inovasi berpikir dari para

(6)

Supaya dapat meningkatkan motivasi kinerja serta pembentukan pola

prilaku sikap manusia, selain meningkatkan ketrampilan dan pengetahuannya,

juga sangat penting sekali seorang pemimpin dalam memimpin, mengarahkan dan

mengawasi bawahannya menerapkan Pola Kepemimpinan sesuai dengan situasi

dan kondisi yang berada di lingkungan. Bisa saja pada saat tertentu seorang

pemimpin dibutuhkan menggunakan kepemimpinan otoriter, pada saat kondisi

tertentu pula menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif. Sebagaimana

diketahui bahwa bekerja adalah sesuatu kegiatan yang unik menyangkut faktor

psikologis, kekuasaan, kepribadian, masyarakat, dan ekonomi. Bekerja juga

merupakan kegiatan pokok dari suatu aktifitas yang dapat dibagi menjadi

sejumlah dimensi ikatan sosial, ekonomis dan psikologi. Salah satu dimensi

kekuasaan tersebut adalah gaya seorang pemimpin dalam memimpin,

mengarahkan dan mengawasi bawahannya dalam mencapai suatu tujuan

organisasi.

Pemimpin yang baik bukan sekedar pemimpin yang mampu mencapai

target perusahaan, tetapi juga harus mampu mengajak karyawan untuk

bekerjasama dalam mencapai target tersebut, mampu menciptakan peluang dan

menjaga hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan lingkungan eksternal

dan internal. Singkatnya dapat dikatakan bahwa salah satu cirri pemimpin yang

mampu mengelola SDM dengan baik adalah pemimpin yang efektif dan efisien.

Lalu bagaimanakah cirri pemimpin yang efektif dan efisien tersebut?

Kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan merupakan

(7)

kualitas–kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk

menseleksi pemimpin-pemimpin efektif akan meningkat. Pemimpin adalah figur

seseorang yang bijaksana, berani mengambil keputusan dan yang paling penting

berwibawa dan bisa memimpin untuk mencapai tujuan bersama. Sekarang sudah

sangat sedikit orang yang mempunyai ciri-ciri seorang pemimpin yang baik

didalam organisasi maupun badan-bandan usaha, bisnis, dan pemerintahan.

Contoh yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari - hari adalah mengenai

kepemimpinan presiden dan wakil presiden di negeri kita sendiri. Akibat semakin

rendahnya kualitas yang ditunjukan Presiden dan wakil presiden dalam

memecahkan berbagai masalah yang dialami negeri yang dipimpinnya, serta

minimnya kualitas yang dihasilkan dalam memimpin negara dapat menimbulkan

semakin rendahnya rasa demokrasi dikalangan masyarakat luas. Dan dalam

tingkat pemerintahan yang lebih rendah juga banyak kita ketahui kasus-kasus

penyelewengan dan penyalahgunaan wewenang yang justru dilakukan oleh para

pemimpin.

Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya peningkatan pemahaman tentang

kepemimpinan dan bagaimana menjadi pemimpin yang berhasil dalam kelompok

yang dipimpin. Terutama dalam instansi pemerintahan, dimana para aparat sangat

dituntut untuk mampu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

Sebagaimana kita ketahui bahwa saat ini pemerintah sedang menggalakkan

pelayanan prima di berbagai sector pelayanan public. Berbagai ketentuan dan

standar telah dirumuskan untuk menjadi patokan dalam memberikan pelayanan

(8)

pelayanan yang berkualitas tersebut yang dibutuhkan bukan sekedar sarana dan

prasarana, namun yang terpenting adalah sumber daya manusia yang mampu

menjalankan tugasnya secara terarah. Dengan kata lain dibutuhkan para aparat

yang mengetahui fungsi dan tugasnya masing-masing, aparat yang dapat dipimpin

dan memimpin.

Salah satu instansi pemerintahan yang menyediakan pelayanan bagi

masyarakat adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik

Dinas Pendidikan Sumatra Utara. Lembaga ini berfungsi memberikan berbagai

pelatihan teknis bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Dalam hal ini yang menjadi

konsumen adalah pihak-pihak tertentu, artinya tidak semua lapisan masyarakat

akan memiliki kepentingan secara langsung terhadap lembaga ini. Walaupun

demikian Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas

Pendidikan Sumatra Utara (UPTD-PPT DP SU) tetap dituntut untuk mampu

memberikan pelayanan maksimal sesuai dengan standar pelayanan public yang

berlaku. Pelayanan public yang maksimal harus dijadikan sebagai suatu budaya

yang akan mewarnai setiap pelaksanaan tugas oleh aparat.

Agar penerapan budaya kerja berdasarkan berbagai prinsip dan azas

pelayanan public tersebut dapat berjalan, maka peran serta seorang pemimpin

sangat diperlukan. Sebagaimana dikatakan oleh Robbins (2006), ada tiga kekuatan

yang memainkan bagian sangat penting dalam mempertahankan budaya kerja

dalam sebuah organisasi yaitu: praktik seleksi, tindakan pimpinan, dan metode

sosialisasi. Artinya, selain melalui pemilihan orang yang sesuai dengan budaya

(9)

pimpinan sangat besar dalam upaya aplikasi dan mempertahankan budaya kerja

yang berlaku.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan sebuah

penelitian yang selanjutnya akan dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul:

Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pelayanan Publik (Studi Pada Unit Pelaksana

Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas Pendidikan Sumatra Utara)

1.2. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pola kepemimpinan di Unit Pelaksana Teknis

Dinas-.Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas Pendidikan Sumatra Utara?

2. Bagaimanakah pengaruh kepemimpinan terhadap pelayanan public pada

Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas

Pendidikan Sumatra Utara?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimanakah pola kepemimpinan di Unit Pelaksana

Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas Pendidikan Sumatra

Utara

2. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh kepemimpinan terhadap

pelayanan public pada Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan

(10)

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik secara

langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat-manfaat tersebut adalah :

1. Manfaat secara ilmiah

Untuk menambah khasanah pengetahuan ilmiah dalam studi administrasi

terutama yang berkaitan dengan bidang kepemimpinan dan pelayanan

public.

2. Manfaat secara praktis

Secara paraktis, hasil penelitian ini diharapkan akan memeberikan manfaat

sebagai berikut :

a. Dapat dijadikan sebagai kontribusi terhadap pemecahan

permasalahan yang terkait dengan kepemimpinan dan pelayanan

publik.

b. Sebagai masukan baru baik bagi penulis maupun dalam literatur

perpustakaan yang berkaitan dengan masalah-masalah studi

administrasi dan pembangunan.

3. Manfaat secara akademis.

Sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian studi strata-1 di Departemen

Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

(11)

1.4 . Kerangka Teori

1.4.1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar orang

tersebut mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kepemimpinan juga sering dikenal sebagai kemampuan untuk memperoleh

konsensus anggota organisasi untuk melakukan tugas manajemen agar tujuan

organisasi tercapai. Sedangkan menurut George Terry (2002:16), Kepemimpinan

adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain agar mau bekerja dengan suka

rela untuk mencapai tujuan kelompok. Dari dua pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa kepemimpinan terdiri atas :

1. Mempengaruhi orang lain agar mau melakukan sesuatu.

2. Memperoleh konsensus atau suatu pekerjaan.

3. Untuk mencapai tujuan pemimpin .

4. Untuk memperoleh manfaat bersama.

Selanjutnya harus dipahami juga bahwa seorang pemimpin harus memiliki fungsi

dan tugas yang jelas sehingga seorang pemimpin dapat mengetahui apa yang

harus dilakuan dan yang bukan merupakan wewenang dan kewajibannya. Adapun

seorang pemimpin secara umum berfungsi sebagai berikut :

1. Mengambil keputusan

2. Mengembangkan informasi

3. Memelihara dan mengembangkan loyalitas anggota

4. Memberi dorongan dan semangat pada anggota

(12)

6. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan

7. Memberikan penghargaan pada anggota yang berprestasi

Sedangkan tugas kepemimpinan dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Yang berkaitan dengan kerja :

- Mengambil inisiatif

- Mengatur langkah dan arah

- Memberikan informasi

- Memberikan dukungan

- Memberi pemikiran

- Mengambil suatu kesimpulan

b. yang berkaitan dengan kekompakan anggota :

- Mendorong, bersahabat, bersikap menerima

- Mengungkapkan perasaan

- Bersikap mendamaikan

- Berkemampuan mengubah dan menyesuaikan pendapat

- Memperlancar pelaksanaan tugas

- Memberikan aturan main

1.4.2. Level dan Keterampilan Yang Perlu Dimiliki

Dalam perusahaan yang besar dengan cakupan tugas yang lebih banyak,

tentunya dibutuhkan pemimpin dengan level dan tingkatan yang berbeda sesuai

dengan bidang yang ditanganinya. Menurut Hani Handoko (2001:34) bahwa

sedikitnya ada 3 (tiga) level atau tingkatan pemimpin atau pemimpin dalam

(13)

1. Level Top Leader/Top Management

Pimpinan puncak, misalnya, direktur utama. Melakukan tugas yang bersifat

konseptual. Misalnya, melakukan perencanaan yang akan dilakukan seluruh

anggota.

2. Level Middle Leader/Middle Management

Golongan menengah, misalnya, staf produksi, pemimpin keuangan.

Melakukan tugas konseptual sebagai penjabaran dari top management, juga

melakukan pekerjaan tersebut. Penguasaan teknis relatif penting.

3. Lower Leader/Lower Management

Golongan bawah, misalnya, supervisor, mandor dan pelaksana teknis. Harus

menguasai teknis walaupun secara konseptual tidak begitu penting.

Tugas dan tanggungjawab yang dimiliki seorang pemimpin tidaklah mudah.

Oleh karena itu seorang pemimpin harus memiliki bekal kemampuan yang akan

mendorong dan membantu dalam dalam menjalankan tugasnya.

1. Keterampilan konseptual

Pemimpin tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk

membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi yang ia pimpin .

Keterampilan ini sering disebut sebagai keterampilan kosepsional (conceptional

skill). Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan

menjadi suatu rencana kegiatan untuk menciptakan gagasan atau konsepnya itu.

Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya

disebut sebagai proses perencanaan. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional

(14)

2. Keterampilan komunikasi atau kemanusiaan

Selain kemampuan konsepsional, pemimpin juga perlu dilengkapi dengan

keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang laion

yang disebut juga keterampilan kemanusiaan (human skill).

Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh pemimpin terhadap

bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan

kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan

bersikap terbutka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik

pada tingkatan manajemen atas, menengah maupun bawah.

3. Keterampilan teknis

Keterampilan teknis pada umumnya merupakan bekal bagi pemimpin pada

tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk

menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya memperbaiki mesin, membuat

kursi, merangkai bunga dan keterampilan teknis yang lain.

Sedangkan menurut George R. Terry, pemimpin harus memiliki ciri sebagai

berikut :

1. Mental dan fisik yang energik

2. Emosi yang stabil

3. Pengetahuan human relation yang baik

4. Motivasi personal yang baik

5. Cakap berkomunikasi

6. Cakap untuk mengajar, mendidik dan mengembangkan bawahan

7. Ahli dalam bidang sosial

(15)

Menurut Horold Koontz dan Cyrel O'Donnel, ciri-ciri pemimpin yang baik

adalah:

a. Tingkat kecerdasan yang tinggi

b. Perhatian terhadap keseluruhan kepentingan

c. Cakap berbicara

d. Matang dalam emosi dan pikiran

e. Motivasi yang kuat

f. Penghayatan terhadap kerja sama

2.3. Pemimpin Dan Kepemimpinan

Dari kata “pimpin” kita mengenal kata “pemimpin” dan “kepemimpinan”. Dalam

Ensiklopedi Umum

Adapun beberapa pendapat ahli mengenai Kepemimpinan (dalam bahasa

Indonesia): menurut John Piffner, Kepemimpinan merupakan seni dalam

mengkoordinasikan dan mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai

suatu tujuan yang dikehendaki (H. Abu Ahmadi, 1999:124-125).

, kata “kepemimpinan” ditafsirkan sebagai hubungan yang erat

antara seorang dan sekelompok manusia karena adanya kepentingan bersama;

hubungan Itu ditandai oleh tingkah laku yang tertuju dan terbimbing dari manusia

yang seorang itu. Manusia atau orang ini biasanya disebut yang memimpin atau

pemimpin, sedangkan kelompok manusia yang mengikutinya disebut yang

dipimpin. Menurut Kartini Kartono (1994. 33) Pemimpin adalah seorang pribadi

yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kclebihan

disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk

bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau

(16)

1.4.3. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu

perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut

kemampuannya dalam memimpin. Menurut Davis dan Newstrom (1995) terdapat

3 (tiga) gaya kepemimpinan yaitu:

a) Teori Genetis (Keturunan). Inti dari teori menyatakan bahwa “Leader are born and nor made” (pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat).

Para penganut aliran teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa

seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan

dengan bakat kepemimpinan.

b) Teori Sosial. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa “Leader are made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati). Jadi teori

ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para penganut teori ini

mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa

menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang

cukup.

c) Teori Ekologis. Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila

ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian

dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang

memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori ini

menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat

(17)

Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang beberapa

tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian berikut (Siagian,1997).

a) Tipe Otokratis. Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai

pemilik pribadi; Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi;

Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata; Tidak mau menerima

kritik, saran dan pendapat; Terlalu tergantung kepada kekuasaan

formalnya; Dalam tindakan pengge-rakkannya sering memperguna-kan

pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.

b) Tipe Militeristis. Yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin

yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat

berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering

dipergunakan; Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada

pangkat dan jabatannya; Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan;

Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan; Sukar menerima

kritikan dari bawahannya; Menggemari upacara-upacara untuk berbagai

keadaan.

c) Tipe Paternalistis. Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut :

menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa; bersikap

terlalu melindungi (overly protective); jarang memberikan kesempatan

(18)

kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif; jarang

memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya

kreasi dan fantasinya; dan sering bersikap maha tahu.

d) Tipe Karismatik. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang kharismatik mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya

mempunyai pengikut yang jumlahnya yang sangat besar, meskipun para

pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi

pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab

musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering

hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan

kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil

tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma.

e) Tipe Demokratis. Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk

organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki

karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu

bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang

termulia di dunia; selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan

tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada

bawahannya; senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari

bawahannya; selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork

dalam usaha mencapai tujuan; ikhlas memberikan kebebasan yang

(19)

diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi

lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain; selalu berusaha untuk

menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya; dan berusaha

mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

1.4.4. Kompetensi Kepemimpinan

Suatu persyaratan penting bagi efektivitas atau kesuksesan pemimpin

(kepemimpinan) dan pemimpin (manajemen) dalam mengemban peran, tugas,

fungsi, atau pun tanggung jawabnya masing-masing adalah kompetensi. Konsep

mengenai kompetensi untuk pertamakalinya dipopulerkan oleh Boyatzis (1982)

yang didefinisikan kompetensi sebagai “kemampuan yang dimiliki seseorang

yang nampak pada sikapnya yang sesuai dengan kebutuhan kerja dalam parameter

lingkungan organisasi dan memberikan hasil yang diinginkan”.

Adapun ciri khas pemimpin yang dikagumi sehingga para bawahan

bersedia mengikuti perilakunya adalah, apabila pemimpin memiliki sifat jujur,

memandang masa depan, memberikan inspirasi, dan memiliki kecakapan teknikal

maupun manajerial. Sedangkan Burwash (1996) dalam hubungannya dengan

kualitas kepemimpinan pemimpin mengemukakan, kunci dari kualitas

kepemimpinan yang unggul adalah kepemimpinan yang memiliki paling tidak 8

sampai dengan 9 dari 25 kualitas kepemimpinan yang terbaik. Dinyatakan,

pemimpin yang berkualitas tidak puas dengan “status quo” dan memiliki

keinginan untuk terus mengembangkan dirinya. Beberapa kriteria kualitas

kepemimpinan pemimpin yang baik antara lain, memiliki komitmen

(20)

kesalahan yang sama, antusias, berwawasan luas, kemampuan komunikasi yang

tinggi, manajemen waktu, mampu menangani setiap tekanan, mampu sebagai

pendidik atau guru bagi bawahannya, empati, berpikir positif, memiliki dasar

spiritual yang kuat, dan selalu siap melayani.

Selain itu, Karakter seorang pemimpin yang efektif juga harus dapat memenuhi

harapan karyawannya. Oleh sebab itu pemimpin harus mempunyai ;

1. Tujuan yang jelas, pemimpin yang efektif akan memberikan semangat,

pandangan ke depan dan arti dalam proses menentukan tujuan perusahaan.

2. Membangkitkan dan mempertahankan kepercayaan, faktor-faktor yang

membangun kepercayaan, baik dalam pekerjaan, kerjasama, maupun

pertemanan adalah : kompetensi, kesetiaan, perhatian, keterusterangan dan

harmoni.

3. Mengembangkan harapan, harapan memadukan keteguhan seseorang dan

kemampuan untuk menggunakan perangkat yang dimiliki untuk mencapai

tujuannya. Optimisme yang sangat besar, yang membantu membangkitkan

kekuatan dan komitmen yang diperlukan untuk mencapai tujuan

organisasi. Pemimpin yang penuh harapan akan memiliki pernyataan

seperti :

• Saya berpikir bagaimana caranya untuk keluar dari kemacetan.

• Saya bekerja denga penuh semangat untuk mencapai tujuan.

• Pengalaman memimpin yang saya peroleh telah mempersiapkan untuk

mampu menghadapi masa depan.

(21)

4. Memperoleh hasil, seorang pemimpin yang realistis akan menggunakan waktu

dan sumber daya yang dimiliki untuk mendapatkan hasil. Pemimpin yang

berorientasi kepada hasil, berharap dapat mencapai sesuatu yang besar, dan

menyadari bahwa mereka membutuhkan bantuan orang lain. Mereka akan

membawa semangat, kekuatan besar, toleransi terhadap resiko. Dan pemimpin

yang baik percaya bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk memberikan

kesempatan bagi seseorang untuk tumbuh dan menciptakan lingkungan yang

membuat orang tetap belajar.

2.6.Pengertian Pelayanan Publik

Esensi pelayanan publik yang paling utama adalah memenuhi berbagai

tuntutan dan kebutuhan masyarakat, baik secara individu, makhluk hidup,

penduduk, warga negara, akan jasa publik (public goods). Untuk memenuhi

tuntutan kebutuhan masyarakat dan upaya pencapaian kepuasan masyarakat,

pemerintah tentunya harus dapat memberikan pelayanan prima.

Pada dasarnya pelayanan merupakan usaha apa saja yang dapat

mempertinggi kepuasan pelanggan. Dukungan kepada pelanggan dapat bermakna

sebagai suatu bentuk pelayanan yang memberikan kepuasan bagi pelanggannya,

selalu dekat dengan pelanggannya, sehingga kesan yang menyenangkan

senantiasa diingat oleh para pelanggannnya.

Menurut Soetopo (Napitupulu, 2007:164), pelayanan adalah suatu usaha

untuk membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan orang lain.

Boediono (2003:60), menyebutkan bahwa pelayanan adalah suatu proses bantuan

(22)

hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan. Dari

pengetian tersebut dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah kegiatan yang

dilakukan oleh suatu organisasi yang ditujukan kepada masyarakat yang dapat

berbentuk barang atau jasa yang memberikan kepuasan bagi yang menerimanya.

Menurut Tjandra (2005: 12), ketulusan dan integritas dalam memberikan

pelayanan bermuara pada hal-hal yang melekat pada pelayanan prima, antara lain:

1. Keramahan, kesopanan, perhatian dan persahabatan dengan orang yang

menghubunginya.

2. Kredibilitas dalam melayani pelanggan, berpedoman pada prinsip, ketulusan

dan kejujuran dalam menyajikan jasa pelayanan yang sesuai dengan

kepentingan pelanggan, sesuai dengan harapan pelanggan dan komitmen

pelayanan yang menempatkan pelanggan sebagai urutan nomor satu.

3. Akses yaitu aparatur yang tugasnya melayani pelanggan sesuai dengan

keinginan pelanggan.

4. Penampilan fasilitas pelayanan yang dapat mengesankan pelayanan sesuai

dengan keinginan pelanggan.

5. Kemampuan dalam menyajikan pelayanan sesuai dengan keinginan

pelanggan (waktu, biaya, kualitas dan moral).

Menurut Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Men-PAN)

Nomor 81 Tahun 1993 adalah :

(23)

maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan (dalam Boediono, 2003:61).

Pengertian tentang pelayanan umum diatas terkait beberapa istilah dalam

administrasi negara seperti instansi pemerintah, tatalaksana, tata kerja, prosedur

kerja, sistim kerja dan wewenang, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Instansi Pemerintah

Yang dimaksud Instansi Pemerintah disini adalah sebuah kolektif yang

meliputi satuan kerja atau satuan organisasi suatu departemen, lembaga

pemerintah bukan departemen, instansi pemerintah lainnya baik instansi

Pemerintah Tingkat Pusat maupun Instansi Pemerintah Tingkat Daerah,

termasuk BUMN dan BUMD.

2. Tatalaksana

Yang dimaksud dengan tatalaksana adalah segala aturan yang ditetapkan oleh

instansi pemerintah yang menyangkut tatacara, prosedur dan sistim kerja

dalam melaksanakan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan tugas

dan fungsi pemerintahan dan pembangunan dibidang pelayanan umum.

3. Tata kerja

Tata kerja disini dimaksudkan sebagai suatu cara pelaksanaan kerja yang

se-efisien mungkin mengenai suatu tugas dengan mengingat segi tujuan,

peralatan, fasilitas, tenaga, ruang dan biaya yang tersedia.

4. Prosedur Kerja

Yang dimaksud prosedur kerja adalah rangkaian tata kerja yang berkaitan

(24)

pasti serta cara-cara yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian suatu

bidang tugas.

5. Sistim Kerja

Sistim kerja disini diartikan dengan rangkaian tata kerja dan prosedur kerja

yang membentuk suatu kebulatan pola kerja tertentu dalam rangka mencapai

hasil kerja yang diharapkan.

6. Wewenang

Wewenang disini diartikan sebagai hak aparatur penyelenggaraan pelayanan

umum untuk mengambil tindakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam angka

memuaskan masyarakat sebagai pelanggan, wewenang bukan hanya melekat

pada pejabat, tetapi setiap aparatur dalam lingkungan kerja ketika bertemu

dengan pelanggan (Boediono, 2003:61).

Menurut Nurmandi (1999: 14) Pelayanan publik mempunyai beberapa ciri

yaitu :

a. Tidak dapat memilih konsumen, artinya setiap masyarakat yang datang

dan membutuhkan pelayanan harus diperlakukan secara baik

b. Peranannya dibatasi oleh undang-undang, artinya dalam menjalankan

tugas melayani kepentingan masyarakat, tetap ada norma, aturan dan

ketentuan yang menjadi batas dan dasar.

c. Politik menginstitusionalkan konflik, artinya berbagai konflik dan

(25)

d. Pertanggungjawaban yang kompleks, karena mengatasnamakan negara

maka dalam pelayanan publik ada berbagai prosedur yang tetap harus

dijalankan.

e. Sangat sering diteliti.

f. Semua tindakan harus mendapat justifikasi.

g. Tujuan atau output sulit diukur atau ditentukan.

1.4.5. Asas Pelayanan Publik

Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa,

penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi asas-asas pelayanan (Keputusan

MENPAN Nomor 63 Tahun 2004) sebagai berikut:

a. Transparansi

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang

membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

b. Akuntabilitas

Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

c. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan

dengan tetap berpegangan pada prinsip efisiensi dan efektifitas.

d. Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan

publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

(26)

Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama,

golongan, gender dan status ekonomis.

f. Keseimbangan Hak

Pemberian dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan

kewajiban masing-masing pihak.

1.4.6. Kualitas Pelayanan Publik

Suatu pelayanan dikatakan baik atau berkualitas jika masyarakat merasa

bahwa kebutuhan atau kepentingannya dapat terpenuhi dan ia merasa puas

(melebihi harapannya). Menurut Tjiptono (Kurniawan, 2005:52) pengertian

kualitas adalah:

a. Kesesuaian dengan persyaratan

b. Kecocokan untuk pemakaian

c. Perbaikan berkelanjutan

d. Bebas dari kerusakan dan cacat

e. Pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat

f. Melakukan segala sesuatu secara benar

g. Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan

Dari pengertian tersebut, kualitas dapat diartikan sebagai totalitas dari

karakteristik suatu produk (barang atau jasa) yang menunjang kemampuan dalam

memenuhi kebutuhan.

Pengertian lain dikemukakan oleh Tjandra (2005:12), yaitu kualitas

merupakan kondisi yang selalu berubah misalnya apa yang dianggap berkualitas

(27)

kualitas pelayanan akan berhasil dibangun jika mendapat pengakuan dari

masyarakat.

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas

pelayanan publik adalah totalitas pemberian layanan oleh instansi pelayan publik

kepada (masyarakat) dalam rangka pemenuhan kebutuhan atau kepentingannya.

Penilaian kualitas pelayanan didasarkan pada lima dimensi kualitas yaitu

tangibility, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty. Penjelasan dari

kelima dimensi tersebut adalah :

1. Tangibility, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana

komunikasi.

2. Reliability, yaitu kemampuan perusahan untuk memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan tepat waktu dan memuaskan.

3. Responsiveness, yaitu kemampuan para staf untuk membantu para

pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

4. Assurance, mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya

yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.

5. Emphaty, mencakup kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi

yang baik dan memahami kebutuhan para pelanggan.

1.4.7. Hipotesis

Sugiyono (2003:70) menyebutkan “hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian”. Dikatakan sementara karena

(28)

melalui pengumpulan data dan harus diuji kebenarannya melalui pengujian

hipotesis.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. 'Hipotesis Nihil (Ho):

“Tidak ada pengaruh positif antara Kepemimpinan Terhadap Pelayanan Publik

Pada Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas

Pendidikan Sumatra Utara

2. Hipotesis Alternatif (Ha):

“Ada pengaruh positif antara Kepemimpinan Terhadap Pelayanan Publik Pada

Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas Pendidikan

Sumatra Utara”

1.4.8. Defenisi Konsep

Menurut singarimbun (1993:33) “konsep adalah istilah dan definisi yang

digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok

atau individu yang menjadi pusat perhatia ilmu sosial.

Berdasarkan uraian dan kerangka teori diatas, konsep yang digunakan dla

penelitian ini adalah:

1. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar orang

tersebut mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Kualitas pelayanan publik adalah totalitas pemberian layanan oleh instansi

pelayan publik kepada (masyarakat) dalam rangka pemenuhan kebutuhan

(29)

1.4.9. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana variabel

diukur. Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yakni satu

variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi dan satu variabel terikat yaitu

variabel yang dipengaruhi.

1. Variabel Bebas (X) dalam penelitian ini adalah kepemimpinan yang dapat

diukur dengan indikator sebagai berikut:

a) Tujuan yang jelas, pemimpin yang efektif akan memberikan

semangat, pandangan ke depan dan arti dalam proses menentukan

tujuan perusahaan.

b) Membangkitkan dan mempertahankan kepercayaan, faktor-faktor

yang membangun kepercayaan, baik dalam pekerjaan, kerjasama,

maupun pertemanan adalah : kompetensi, kesetiaan, perhatian,

keterusterangan dan harmoni.

c) Mengembangkan harapan, harapan memadukan keteguhan

seseorang dan kemampuan untuk menggunakan perangkat yang

dimiliki untuk mencapai tujuannya.

d) Memperoleh hasil, seorang pemimpin yang realistis akan

menggunakan waktu dan sumber daya yang dimiliki untuk

(30)

2. Variabel Terikat (Y) adalah Kualitas Pelayanan Public yang dapat diukur

dengan indikator :

a) Tangibility, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan

sarana komunikasi.

b) Reliability, yaitu kemampuan perusahan untuk memberikan

pelayanan yang dijanjikan dengan tepat waktu dan memuaskan.

c) Responsiveness, yaitu kemampuan para staf untuk membantu para

pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

d) Assurance, mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat

dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau

keragu-raguan.

e) Emphaty, mencakup kemudahan dalam melakukan hubungan

komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan para pelanggan.

1.4.11. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

yaitu sebagai awal penulisan yang berisikan : Latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori,

hipotesis, definisi konsep, definisi operasional dan sistematika penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN

Yaitu suatu teknik penelitian yang digunakan. Bab ini terdiri atas : bentuk

penelitian, populasi dan sample, teknik pengumpulan data, teknik

(31)

BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Yaitu memuat gambaran sejarah lokasi penelitian dan struktur organisasi.

BAB IV : PENYAJIAN DATA PENELITIAN Penyajian data yang diperoleh secara sistematis.

BAB V : ANALISA DATA

Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis sesuai dengan tehnik

analisis yang telah ditetapkan serta menguji hipotesis yang dikemukakan.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah

(32)

BAB II

METODE PENELITIAN 2.1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang penulis gunakan adalah bentuk penelitian

eksplanasi (Expalanatory Research), yaitu untuk menguji hubungan antara

variabel yang dihipotesiskan atau untuk mengetahui apakah suatu variabel

berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya. Dan untuk memperkuat

hipotesis tersebut, maka penulis menggunakan analisis kuantitatif sehingga

diharapkan dapat menjelaskan hubungan dan fenomena yang ada berdasarkan data

dan fakta yang diperoleh di lapangan.

2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan

Pendidikan Tehnik Dinas Pendidikan Sumatra Utara yang beralamat di jalan

Karya Dalam Medan

2.3. Informan Penelitian

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas

pada Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas Pendidikan

Sumatra Utara yang berjumlah 30 orang.

Maka dari jumlah populasi tersebut, penulis akan memilih sample. Sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut

(Sugiyono,2003:91). Menurut Arikunto, bila populasi kurang dari 100 orang,

maka diambil keseluruhannya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian

(33)

10-15 persen atau 20-25 persen sampel atau lebih. Oleh karena, merajuk pada

peryataan diatas, dikarenakan populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 orang,

maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi (100

persen), yaitu 30 orang.

Dan sebagai pengukur dari kualitas pelayanan publik, penulis akan memilih

sebanyak 30 orang dari masyarakat yang menggunakan jasa Unit Pelaksana

Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas Pendidikan Sumatra Utara.

2.4. Tehnik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder,

dimana dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung

terhadap gejala-gejala yang dapat diamati dari objek penelitian. Cara-cara

yang dilakukan adalah:

a. Angket (kuesioner), yaitu mengajukan pertanyaan secara tertutup

yang disebarkan kepada aparat/petugas pada Unit Pelaksana Teknis

Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas Pendidikan Sumatra Utara.

b. Wawancara, yaitu tanya jawab langsung kepada kepada pihak-pihak

yang terkait dan memiliki relevansi terhadap masalah penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang mendukung data primer yang diperoleh dari:

(34)

b) Dokumentasi dari Dinas Pendidikan Sumatra Utara dan

sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian.

2.5. Tehnik Analisa Data

Untuk menganalisa data yang diperoleh, dianalisis dengan analisis

kuantitatif dengan melihat korelasi antara variabel X dengan variabel Y. Teknik

penentuan skor dalam penelitian ini adalah dengan memakai skala ordinat untuk

menilai secara umum jawaban dari angket.

Adapun penentuan skor adalah:

- Jawaban a diberi skor 5

- Jawaban b diberi skor 4

- Jawaban c diberi skor 3

- Jawaban d diberi skor 2

- Jawaban e diberi skor 1

Untuk mengetahui atau menentukan kategori jawaban responden dari

masing-masing variabel, apakah tergolong tinggi, sedang, atau rendah, maka

terlebih dahulu ditentukan kelas intervalmya.

Berdasarkan alternatif jawaban responden, maka dapat ditentukan

kelas intervalnya dengan perhitungan, sebagau berikut :

Banyaknya skor yang diperoleh berdasarkan koefisien korelasi menurut

penafsiran Sugiyono, adalah sebagai berikut :

Skor Tertinggi Skor Terendah

i =

(35)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Sedangkan untuk menganalisis data, penulis menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Koefisien Korelasi Product Moment

Yaitu untuk mengetahui hubungan antara variable digunakan analisis

korelasi Product Moment Pearson sebagaiman disebutkan Sudjana (1992:373)

dengan rumus sebagai berikut:

(

)( )

X = Skor variabel bebas (indikator kepemimpinan)

Y = Skor Variabel terikat (kualitas pelayanan publik)

(36)

2. Uji “t”

Untuk menguji keberartian koefisien antara variable, digunakan uji

statistic t dengan rumus:

2

- jika harga t hitung < ttabel maka hipotesis alternatif ditolak.

- jika harga t hitung > ttabel maka hipotesis alternatif diterima.

Dengan nilai r yang diperoleh, maka dapat diketahui apakah nilai r yang

diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui table

korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila nilai r

tersebut signifikan, artinya hipotesis alternatif (Ha) diterima.

3. Koefisien Determinan

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya hubungan variable bebas dengan

variable terikat, maka digunakan uji determinasi (D) dimana :

( )

r 2x100%

D= xy

D = Koefisien Determinan

(37)

BAB III

GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

3.1. Sejarah dan Dasar Hukum

Peran lembaga pelatihan dalam memberikan layanan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap bagi masyarakat, merupakan salah satu aspek yang sangat

strategis dalam mendukung program pengentasan kemiskinan dan pengangguran.

Jumlah lembaga pelatihan di Indonesia jumlahnya cukup memadai, dengan

berbagai jenis keterampilan merupakan kekuatan yang sangat besar dalam

mendukung pemerintah untuk mewujudkan pengentasan kemiskinan dan

pengangguran tersebut.

Pengangguran dan kemiskinan di Indonesia masih cukup besar yang

memerlukan perhatian besar pemerintah. Jumlah penganggur terbuka berdasarkan

data BPS pada Agustus 2011 sebesar 7,70 juta jiwa atau 6,56% dari jumlah

angkatan kerja (15 tahun ke atas), yaitu sebanyak 117,37 juta jiwa. Sementara itu

jumlah angkatan kerja setengah menganggur sebanyak 13,52 juta jiwa dan bekerja

paruh waktu sebanyak 21,06 juta jiwa.Jumlah penduduk miskin (penduduk

dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di

Indonesia pada September 2011 mencapai 29,89 juta orang atau 12,36% dari

jumlah penduduk Indonesia.

Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu segera dilakukan langkah-langkah

strategis melalui pengembangan program yang secara langsung dapat mengurangi

(38)

penurunan angka kemiskinan dan tindak kriminal. Program Pendidikan

Kecakapan Hidup (Life Skill) adalah salah satu solusi yang tepat dalam

menanggulangi masalah pengangguran sekaligus kemiskinan dan tindak

kejahatan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Dinas Pendidikan Provinsi

Sumatera Utara melalui UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera

Utara pada tahun anggaran 2012 telah memprogramkan, melanjutkan, dan

memperkuat pelayanan pendidikan kecakapan hidup (life skill) bagi warga

masyarakat putus sekolah, menganggur dan kurang mampu (miskin).

Penyelenggaraan Program Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill)

merupakan upaya nyata untuk mendidik dan melatih warga masyarakat agar

menguasai bidang-bidang keterampilan tertentu sesuai dengan kebutuhan, bakat

minat, dan peluang kerja/usaha mandiri yang dapat dimanfaatkan untuk bekerja

baik di sektor formal maupun informal sesuai dengan peluang kerja (job

opportunities) atau usaha mandiri.

Dasar hukum yang menaungi unit kerja ini adalah :

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentangSistem Pendidikan

Nasional;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

(39)

4. Peraturan DaerahNomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun 2008 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah

Provinsi Sumatera Utara Nomor 8);

5. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Daerah

Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran

Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 9);

6. Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 36 Tahun 2011 tentang

Organisasi Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas Unit Pelaksana Teknis Dinas

pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara;

7. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA –

SKPD) Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012.

3.2.Struktur Organisasi Dan Tugas Masing-Masing

Alam menjalankan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan, unit

Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara memiliki

susunan personil dan fungsi/tugas masing-masing sebagai berikut:

A. J a b a t a n : Kepala UPTD Pelatihan dan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara

Kepala UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik mempunyai uraian tugas :

1. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan persiapan penegakan

(40)

2. Menyelenggarakan pengelolaan dan penyajian data/bahan di bidang pelatihan

pendidikan teknik, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

dan standar yang ditetapkan;

3. Menyelenggarakan penetapan perencanaan dan program kegiatan pelatihan

pendidikan teknik, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

dan standar yang ditetapkan;

4. Menyelenggarakan penyusunan dan penyempurnaan standar, norma dan

kriteria di bidang pelatihan pendidikan teknik;

5. Menyelenggarakan fasilitas pelayanan umum dan pelayanan minimal;

6. Menyelenggarakan penyediaan kebutuhan sarana prasarana pendidikan dan

pelatihan;

7. Menyelenggarakan koordinasi kegiatan pelatihan pendidikan teknik dengan

instansi terkait, dunia usaha, industri dan perguruan tinggi;

8. Menyelenggarakan dan penyempurnaan standar pelaksanaan rehabilitasi

sarana dan prasarana operasional dan pemeliharaan di bidang pelatihan

pendidikan teknik;

9. Menyelenggarakan pembinaan ketatausahaan, administrasi keuangan dan

kepegawaian;

10. Menyelenggarakan standar teknis UPTD;

11. Menyelenggarakan fasilitasi dan pengaturan keamanan kantor;

12. Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi hasil pelatihan;

13. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan;

14. Menyelenggarakan evaluasi kegiatan UPTD;

15. Menyelenggarakan pengkajian kebutuhan anggaran belanja UPTD, sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan standar yang

(41)

J a b a t a n : Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan dan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara

Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik mempunyai

uraian tugas :

1. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada

lingkup sub bagian tata usaha;

2. Melaksanakan pengumpulan data/bahan dan referensi untuk kebutuhan

pelaksanaan tugas sub bagian tata usaha;

3. Melaksanakan penyusunan standar, norma dan kriteria pelaksanaan

ketatausahaan, sesuai standar yang ditetapkan;

4. Melaksanakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan, sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan;

5. Melaksanakan administrasi/penatausahaan, penerimaan dan pendistribusian

surat-surat naskah dinas sesuai standar yang ditetapkan;

6. Melaksanakan pembinaan administrasi kepegawaian dan keuangan, sesuai

ketentuan dan standar yang ditetapkan;

7. Melaksanakan urusan perbendaharaan, sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan;

8. Melaksanakan inventarisasi barang bergerak dan tidak bergerak sesuai

(42)

9. Melaksanakan urusan rumah tangga, kenyamanan dan keamanan kantor,

sesuai standar yang ditetapkan;

10. Melaksanakan pengkoordinasian penyusunan program dan laporan, sesuai

standar yang ditetapkan;

11. Melaksanakan perawatan, pemeliharaan dan pendistribusian peralatan dan

instrumen kantor, sesuai standar yang ditetapkan;

12. Melaksanakan fasilitasi penyelenggaraan rapat-rapat internal maupun

eksternal UPTD;

13. Melaksanakan fasilitasi pelayanan umum dan pelayanan minimal;

14. Melaksanakan pengkoordinasian pembinaan kelompok jabatan fungsional,

sesuai standar yang ditetapkan;

15. Melaksanakan persiapan penyusunan telaahan staf di bidang ketatausahaan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan;

16. Melaksanakan pemberian masukan kepada Kepala UPTD, sesuai dengan

bidang tugasnya;

17. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD, sesuai dengan

bidang tugasnya;

18. Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya,

(43)

J a b a t a n :Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara

Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan UPTD Pelatihan Pendidikan

Teknik mempunyai uraian tugas :

1. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada

lingkup seksi perencanaan dan pengembangan;

2. Melaksanakan pengumpulan data, pengolahan data/bahan dan referensi untuk

kebutuhan pelaksanaan tugas seksi perencanaan dan pengembangan pelatihan

pendidikan teknik;

3. Melaksanakan penyusunan standar, norma dan kriteria pelaksanaan kegiatan

perencanaan dan pengembangan pelatihan pendidikan teknik;

4. Melaksanakan penyusunan perencanaan dan laporan kegiatan, sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan;

5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi peserta pasca pelatihan;

6. Melaksanakan penyusunan kurikulum pelatihan;

7. Melaksanakan penyelenggaraan sistem informasi manajemen pelatihan

pendidikan teknik;

8. Melaksanakan pemantauan dalam rangka perencanaan kebutuhan dan

penyesuaian kurikulum pelatihan pendidikan teknik;

9. Melaksanakan persiapan penyusunan telaahan staf di seksi perencanaan dan

pengembangan pelatihan pendidikan teknik sebagai bahan pertimbangan

(44)

10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD, sesuai bidang

tugasnya;

11. Melaksanakan pemberian masukan kepada Kepala UPTD, sesuai dengan

bidang tugasnya;

12. Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya,

sesuai standar yang ditetapkan.

J a b a t a n : Kepala Seksi Pelayanan Teknis dan Pelatihan

UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara

Kepala Seksi Pelayanan Teknis Pelatihan UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik

mempunyai uraian tugas :

1. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada

lingkup seksi pelayanan teknis pelayanan pelatihan;

2. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data/bahan dan referensi untuk

kebutuhan pelaksanaan tugas seksi pelayanan teknis pelatihan;

3. Melaksanakan penyusunan standar, norma dan kriteria pelaksanaan kegiatan

di bidang teknis pelatihan;

4. Melaksanakan penyusunan perencanaan dan laporan kegiatan, sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan;

5. Melaksanakan penyediaan sarana dan prasarana kebutuhan pelatihan;

6. Melaksanakan penyediaan tenaga pengajar dan instruktur;

(45)

8. Melaksanakan persiapan penyusunan telaahan staf di seksi pelayanan teknis

pelatihan pendidikan teknik sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan;

9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD, sesuai bidang

tugasnya;

10. Melaksanakan pemberian masukan kepada Kepala UPTD, sesuai dengan

bidang tugasnya;

11. Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya,

sesuai standar yang ditetapkan.

J a b a t a n :Staf Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara (Penanggung Jawab Urusan Umum dan Kepegawaian) Uraian Tugas :

1. Membantu Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan

Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara dalam hal pengelolaan

Urusan Umum dan Kepegawaian, meliputi :

2. Mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis,

pedoman dan petunjuk pelaksanaan serta bahan lainnya yang berkaitan

dengan urusan umum dan kepegawaian;

3. Menyusun program kerja urusan umum dan kepegawaian;

4. Menyelenggarakan kegiatan kerumahtanggaan yang terdiri dari :

(46)

kebersihan dan keamanan serta kegiatan lain yang berkaitan dengan

urusan rumah tangga;

5. Melaksanakan pengelolaan ketatausahaan, yang meliputi :

6. Melaksanakan pengelolaan presensi pegawai;

7. Pembuatan daftar nominatif pegawai, file kepegawaian, daftar

penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP-3), daftar urutan kepangkatan

(DUK), buku-buku penjagaan, seperti : kenaikan pangkat, kenaikan

gaji berkala, pension, kartu hukuman disiplin dan lain-lain;

8. Mempersiapkan usulan kenaikan pangkat, mutasi, cuti, bebas

tugas/pension, perubahan gaji, hukuman disiplin tingkat ringan;

9. Memproses cuti tahunan, cuti bersalin, cuti hamil, cuti alasan penting,

cuti diluar tanggung jawab Negara dan cuti sakit bagi pegawai negeri;

10.Mempersiapkan bahan pembinaan disiplin pegawai;

11.Mengusulkan kenaikan gaji berkala pegawai kepada Kepala Dinas

Pendidikan Provinsi Sumatera Utara untuk dapat diteruskan kepada

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Sumatera Utara;

12.Mengurus proses penerbitan keputusan kenaikan gaji berkala pegawai;

13.Memproses dan mempersiapkan bahan penjatuhan hukuman disiplin

pegawai;

14.Memproses dan mempersiapkan bahan pengusulan kesejahteraan

pegawai yang meliputi pemberian tanda jasa, tabungan asuransi

pensiun (Taspen), asuransi kesehatan (Askes), dan tabungan

(47)

kartu suami serta hal-hal lain yang berhubungan dengan kesejahteraan

pegawai;

15.Mengusulkan izin belajar, tugas belajar, pendidikan, latihan dan

lain-lain yang berhubung-an dengan peningkatan profesionalisme pegawai;

16.Menyusun dan mengkoordinasikan perencanaan kebutuhan pendidikan

dan latihan bagi pegawai;

17.Menyusun draft usulan kebutuhan tambahan pegawai;

18.Mempersiapkan bahan pembinaan pegawai;

19.Mempersiapkan dan menyusun draft surat perintah tugas, surat

keputusan, surat perintah perjalanan dinas;

20.Mewakili kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan

Teknik Provinsi Sumatera Utara menghadiri rapat/undangan pada saat

Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik

Provinsi Sumatera Utara berhalangan, sepanjang diperintahkan Kepala

Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi

Sumatera Utara;

21.Menjadi pembina apel/pembawa acara sesuai dengan jadual waktu

yang telah ditetapkan;

22.Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Sub Bagian

Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera

Utara selaku atasan langsung baik secara berkala maupun

(48)

23.Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan baik

secara lisan maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk

kelancaran pelaksanaan tugas.

J a b a t a n : Staf Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara (Penanggung Jawab Urusan Keuangan)

Uraian Tugas :

Membantu Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik

Provinsi Sumatera Utara dalam hal pengelolaan keuangan, meliputi :

1. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, pedoman dan

petunjuk pelaksanaan serta bahan lainnya yang berkaitan dengan urusan

keuangan;

2. Menyusun program kerja urusan keuangan;

3. Menyusun draft rencana kerja dan anggaran sumber dana APBD/APBN serta

memproses draft dokumen pelaksanaan anggaran sumber dana APBD/APBN;

4. Memberikan pelayanan administrasi keuangan kepada seluruh unit kerja di

lingkungan UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara;

5. Mengatur dan menatausahakan pembayaran gaji, insentif dan tunjangan

lainnya bagi pegawai di lingkungan UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik

Provinsi Sumatera Utara;

6. Melakukan ketatausahaan meliputi permintaan pembayaran, pelaksanaan

(49)

7. Melaksanakan tugas verifikasi, menguji keabsahan kuitansi/bukti pembayaran

sebagai pertanggung jawaban keuangan, kemudian melaporkan hasil

pekerjaan tersebut kepada pimpinan;

8. Mewakili kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik

Provinsi Sumatera Utara menghadiri rapat/undangan pada saat Kepala Sub

Bagian Tata Usaha UPT BLPT Provinsi Sumatera Utara berhalangan,

sepanjang diperintahkan Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPT BLPT Provinsi

Sumatera Utara;

9. Menjadi Pembina Apel/Petugas Apel lainnya sesuai dengan jadual waktu

yang telah ditetapkan;

10. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Sub Bagian Tata

Usaha UPT BLPT Provinsi Sumatera Utara selaku atasan langsung baik

secara berkala maupun sewaktu-waktu diperlukan;

11. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan baik secara

lisan maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk kelancaran

(50)

J a b a t a n : Staf Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara (Koordinator Keamanan dan Kebersihan)

Uraian Tugas :

Membantu Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik

Provinsi Sumatera Utara melalui Penanggung Jawab Urusan Umum dan

Kepegawaian dalam hal pengelolaan keamanan dan kebersihan kantor, meliputi :

1. Mengkoordinir, menjaga dan mengawasi gedung kantor dan inventaris kantor

UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara, yang terdiri

dari :

a. Menjaga dan mengawasi kunci kantor, dan bengkel/workshop;

b. Menjaga dan mengawasi masuk/keluar personil, tamu, dan masyarakat

umum;

c. Menjaga dan mengawasi masuk/keluar kendaraan;

d. Menjaga dan mengawasi masuk/keluar barang (dilengkapi dengan

dokumen);

2. Mengkoordinir dan mengatur tamu-tamu yang datang dengan cara mengisi

buku tamu dan memakai badge tamu;

3. Mengkoordinir dan mengatur jadual tugas petugas keamanan (termasuk

pengisian buku piket, serah terima tugas, penaikan/penurunan bendera,

(51)

4. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Penanggung Jawab Urusan

Umum dan Kepegawaian selaku atasan langsung baik secara berkala maupun

sewaktu-waktu diperlukan;

5. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan baik secara

lisan maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk kelancaran

pelaksanaan tugas.

6. Mengatur, menata dana memelihara kebersihan dan keindahan di lingkungan

UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara;

7. Mengatur, menata dan memelihara tanaman di lingkungan UPTD Pelatihan

Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara;

8. Mengatur jadual waktu petugas kebersihan di lingkungan UPTD Pelatihan

Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara;

9. Merawat dan memelihara peralatan kebersihan yang tersedia (mesin potong

rumput, cangkul, beco, dll);

10.Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Penanggung Jawab Urusan

Umum dan Kepegawaian selaku atasan langsung baik secara berkala maupun

sewaktu-waktu diperlukan;

11.Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan baik secara

lisan maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk kelancaran

(52)

J a b a t a n : Staf Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara (Staf Urusan Umum dan Kepegawaian)

Uraian Tugas :

Membantu Penanggung Jawab Urusan Umum dan Kepegawaian pada Sub Bagian

Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara dalam

hal pengelolaan kepegawaian, meliputi :

1. Membantu merencanakan dan menetapkan sumber daya manusia di UPTD

Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan

kebutuhan;

2. Membantu membimbing dan mengarahkan tugas-tugas staf yang mengelola

kepegawaian;

3. Membantu merencanakan dan mengusulkan untuk mengikuti pendidikan dan

pelatihan bagi pegawai;

4. Membantu merencanakan, melaksanakan dan mengawasi rotasi, mutasi dan

promosi pegawai;

5. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Penanggung Jawab Urusan

Umum dan Kepegawaian selaku atasan langsung baik secara berkala maupun

sewaktu-waktu diperlukan;

6. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan baik secara

lisan maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk kelancaran

(53)

J a b a t a n : Staf Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara (Staf Urusan Umum dan

Kepegawaian)

Uraian Tugas :

Membantu Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik

Provinsi Sumatera Utara melalui Penanggung Jawab Urusan Umum dalam hal

pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian, meliputi :

1. Menerima dan memberikan lembar disposisi atas surat-surat yang masuk;

2. Mencatat dalam buku agenda atas semua surat masuk dan surat keluar;

3. Mengatur dan menata pengarsipan surat masuk dan surat keluar sesuai

peruntukkannya;

4. Melaksanakan pengetikan (komputer) surat-surat dan dokumen-dokumen

dinas;

5. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Penanggung Jawab Urusan

Umum dan Kepegawaian selaku atasan langsung baik secara berkala maupun

sewaktu-waktu diperlukan;

6. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan baik secara

lisan maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk kelancaran

Gambar

Tabel 1 Usia Responden
Tabel 2
Tabel 4 Agama
Tabel 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

lembaga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten2. Bulukumba yang akan melaksanakan Ren-cana Aksi Daerah (RAD)

Terdapat bukti bahwa disfungsi seksual meningkat pada saat masa transisi menopause yaitu sebanyak 88%, 33 % prevalensi disfungsi seksual pada penelitian saat ini

Of all identified aspects with direct incidence in the implementation of breeding plans, the lack of specific national policies coupled with long-term funding to

kesulitan yang ada pada siswa saat mempelajari prinsip-prinsip yang terdapat pada materi tabel periodik unsur; Langkah kedua: perancangan sistem ini dilakukan

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi anak dengan kebiasaan sarapan (p&lt;0,05), hal ini sejalan dengan penelitian

Sistem perancangan dalam pembuatan website Sistem Informasi Alumni Berbasis Web Program Studi Diploma 3 Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara ini dikembangkan

Kebudayaan yang dimaksud di sini adalah kebudyaan yang riil, yaitu budaya yang hidup di dalam masyarakat kebangsaan Indonesia (H.A.R. Esensi nilai kebudayaan

Berdasarkan Berita Acara Pembuktian Kualifikasi Nomor : 10/PU-PEGAF/LHN-PERUM- PNS-LU/VIII/201 Tanggal 13 Agustus 2016 dengan ini kami umumkan PEMENANG hasil pelelangan