PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PELAYANAN
PUBLIK
(STUDI PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS-PELATIHAN PENDIDIKAN TEKNIK
DINAS PENDIDIKAN SUMATERA UTARA)
OLEH
NAMA : PRIYA PRAYOGHA PRATAMA NIM : 070903080
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ... 1.2. Perumusan Masalah ... 1.3. Tujuan Penelitian ... 1.4. Manfaat Penelitian ...
BAB II KERANGKA TEORI
2.1. Pengertian Kepemimpinan ... 2.2. Level dan Ketrampilan Yang Perlu Di miliki ... 2.3. Pemimpin dan Kepemimpinan... 2.4. Gaya Kepemimpinan ... 2.5. Kompetensi Kepemimpinan... 2.6. Pengertian Pelyanan Publik ... 2.7. Asas Pelayanan Publik ... 2.8. Kualitas Pelayanan Publik ... 2.9. Hipotesis ... 2.10.Defenisi Konsep... 2.11.Defenisi Operasional ... 2.12.Sistematika Penulisan ... BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Bentuk Penelitian ... 3.2. Lokasi Penelitian ... 3.3. Informan Penelitian ... 3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 3.5. Teknik Analisa Data ... BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA
4.1. Penyajian Data ... 4.2. Variabel Penelitian ... 4.3. Interpretasi Data... 4.4. Pengujian Hipotesis ... 4.5. Pengujian Uji T ... 4.6. Koefisien Determinasi ...
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA
Abstrak
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pelayanan Publik
(Studi Pada Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Teknik Dinas Pendidikan Sumatera Utara)
Skripsi ini disusun oleh :
Nama : Priya Prayogha Pratama
NIM : 070903080
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Drs. Kariono, M.Si
Sumber daya manusia yang berkualitas akan mengoptimalkan pengelolaan usur-unsur organisasi yang lain dan menghasilkan capaian tujuan yang maksimal.Supaya dapat meningkatkan motivasi kinerja serta pembentukan pola prilaku sikap manusia, selain meningkatkan ketrampilan dan pengetahuannya, juga sangat penting sekali seorang pemimpin dalam memimpin, mengarahkan dan mengawasi bawahannya menerapkan Pola Kepemimpinan sesuai dengan situasi dan kondisi yang berada di lingkungan. Terutama dalam instansi pemerintahan, dimana para aparat sangat dituntut untuk mampu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Salah satu instansi pemerintahan yang menyediakan pelayanan bagi masyarakat adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas Pendidikan Sumatra Utara. Lembaga ini berfungsi memberikan berbagai pelatihan teknis bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pelayanan Publik di Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Teknik Dinas Pendidikan Sumatera Utara. Metode peneletian yang digunakanan adalah metode deskriptif kuantitatif dengan teknik mencarian data melalui kuesioner, wawancara dan studi pustaka. Adapun jumlah sample dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang yang merupakan keseluruhan dari jumlah pegawai pada Unit Pelaksanan Teknis Dinas Pelatihan Pendidikan Teknik Dinas Pendidikan Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kepemimpinan terhadap pelayanan public mempunyai pengaruh yang kuat. Hal ini merupakan hasil perhitungan dengan menggunakan teknik Korelasi product Momen yang menghasilkan hitungan 0,77 dan besarnya pengaruh variabel (x) kepemimpinan terhadap variabel (y) pelayanan publik adalah sebesar 59,29%. Ini berarti ada sebesar 41,71% factor lain yang mempengaruhi kualitas pelayan public yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Misalnya kecepatan pelayanan, biaya yang terjangkau dan sebagainya.
Abstrak
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pelayanan Publik
(Studi Pada Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Teknik Dinas Pendidikan Sumatera Utara)
Skripsi ini disusun oleh :
Nama : Priya Prayogha Pratama
NIM : 070903080
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Drs. Kariono, M.Si
Sumber daya manusia yang berkualitas akan mengoptimalkan pengelolaan usur-unsur organisasi yang lain dan menghasilkan capaian tujuan yang maksimal.Supaya dapat meningkatkan motivasi kinerja serta pembentukan pola prilaku sikap manusia, selain meningkatkan ketrampilan dan pengetahuannya, juga sangat penting sekali seorang pemimpin dalam memimpin, mengarahkan dan mengawasi bawahannya menerapkan Pola Kepemimpinan sesuai dengan situasi dan kondisi yang berada di lingkungan. Terutama dalam instansi pemerintahan, dimana para aparat sangat dituntut untuk mampu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Salah satu instansi pemerintahan yang menyediakan pelayanan bagi masyarakat adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas Pendidikan Sumatra Utara. Lembaga ini berfungsi memberikan berbagai pelatihan teknis bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pelayanan Publik di Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Teknik Dinas Pendidikan Sumatera Utara. Metode peneletian yang digunakanan adalah metode deskriptif kuantitatif dengan teknik mencarian data melalui kuesioner, wawancara dan studi pustaka. Adapun jumlah sample dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang yang merupakan keseluruhan dari jumlah pegawai pada Unit Pelaksanan Teknis Dinas Pelatihan Pendidikan Teknik Dinas Pendidikan Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kepemimpinan terhadap pelayanan public mempunyai pengaruh yang kuat. Hal ini merupakan hasil perhitungan dengan menggunakan teknik Korelasi product Momen yang menghasilkan hitungan 0,77 dan besarnya pengaruh variabel (x) kepemimpinan terhadap variabel (y) pelayanan publik adalah sebesar 59,29%. Ini berarti ada sebesar 41,71% factor lain yang mempengaruhi kualitas pelayan public yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Misalnya kecepatan pelayanan, biaya yang terjangkau dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sebuah organisasi akan dapat berjalan dengan baik bila memiliki
unsur-unsur yang penting yang dikelola dengan baik. Unsur-unsur-unsur tersebut antara lain
manusia, modal, mesin, cara kerja, pasar dan bahan mentah atau yang lebihdikenal
dengan istilah The 6 M’s ( the six M: man, money, mechine, method, market,
material). Walaupun pada dasarnya keenam unsure tersebut merupakan bahan
utama dalam sebuah kegiatan organisasi, namun factor keberadaan manusia (Man)
merupakan penentu keberhasilan pengelolaan lima factor yang lainnya. Hal ini
dapat dimengerti mengingat bahwa uang, mesin, bahan mentah dan cara kerja
tidaka akan dapat dikelola tanpa keberadaan manusia yang berkualitas.
Keberadaan sumber daya manusia yang berkualitas sering sekali dijadikan
sebagai factor penentu keberhasilan organisasi. Dan memang pada kenyataannya
dari beberapa hasil penelitian ditemukan kesimpulan bahwa sumber daya manusia
yang berkualitas akan mengoptimalkan pengelolaan usur-unsur organisasi yang
lain dan menghasilkan capaian tujuan yang maksimal. Jadi sangat dibutuhkan
adanya pengelolaan yang benar-benar terencana bagi peningkatan kualitas sumber
daya manusia dalam sebuah organisasi. Beberapa pelatihan dirancang dalam
rangka meningkatkan kualitas SDM baik pelatihan untuk meningkatkan
ketrampilan maupun untuk meningkatkan kemampuan inovasi berpikir dari para
Supaya dapat meningkatkan motivasi kinerja serta pembentukan pola
prilaku sikap manusia, selain meningkatkan ketrampilan dan pengetahuannya,
juga sangat penting sekali seorang pemimpin dalam memimpin, mengarahkan dan
mengawasi bawahannya menerapkan Pola Kepemimpinan sesuai dengan situasi
dan kondisi yang berada di lingkungan. Bisa saja pada saat tertentu seorang
pemimpin dibutuhkan menggunakan kepemimpinan otoriter, pada saat kondisi
tertentu pula menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif. Sebagaimana
diketahui bahwa bekerja adalah sesuatu kegiatan yang unik menyangkut faktor
psikologis, kekuasaan, kepribadian, masyarakat, dan ekonomi. Bekerja juga
merupakan kegiatan pokok dari suatu aktifitas yang dapat dibagi menjadi
sejumlah dimensi ikatan sosial, ekonomis dan psikologi. Salah satu dimensi
kekuasaan tersebut adalah gaya seorang pemimpin dalam memimpin,
mengarahkan dan mengawasi bawahannya dalam mencapai suatu tujuan
organisasi.
Pemimpin yang baik bukan sekedar pemimpin yang mampu mencapai
target perusahaan, tetapi juga harus mampu mengajak karyawan untuk
bekerjasama dalam mencapai target tersebut, mampu menciptakan peluang dan
menjaga hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan lingkungan eksternal
dan internal. Singkatnya dapat dikatakan bahwa salah satu cirri pemimpin yang
mampu mengelola SDM dengan baik adalah pemimpin yang efektif dan efisien.
Lalu bagaimanakah cirri pemimpin yang efektif dan efisien tersebut?
Kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan merupakan
kualitas–kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk
menseleksi pemimpin-pemimpin efektif akan meningkat. Pemimpin adalah figur
seseorang yang bijaksana, berani mengambil keputusan dan yang paling penting
berwibawa dan bisa memimpin untuk mencapai tujuan bersama. Sekarang sudah
sangat sedikit orang yang mempunyai ciri-ciri seorang pemimpin yang baik
didalam organisasi maupun badan-bandan usaha, bisnis, dan pemerintahan.
Contoh yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari - hari adalah mengenai
kepemimpinan presiden dan wakil presiden di negeri kita sendiri. Akibat semakin
rendahnya kualitas yang ditunjukan Presiden dan wakil presiden dalam
memecahkan berbagai masalah yang dialami negeri yang dipimpinnya, serta
minimnya kualitas yang dihasilkan dalam memimpin negara dapat menimbulkan
semakin rendahnya rasa demokrasi dikalangan masyarakat luas. Dan dalam
tingkat pemerintahan yang lebih rendah juga banyak kita ketahui kasus-kasus
penyelewengan dan penyalahgunaan wewenang yang justru dilakukan oleh para
pemimpin.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya peningkatan pemahaman tentang
kepemimpinan dan bagaimana menjadi pemimpin yang berhasil dalam kelompok
yang dipimpin. Terutama dalam instansi pemerintahan, dimana para aparat sangat
dituntut untuk mampu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Sebagaimana kita ketahui bahwa saat ini pemerintah sedang menggalakkan
pelayanan prima di berbagai sector pelayanan public. Berbagai ketentuan dan
standar telah dirumuskan untuk menjadi patokan dalam memberikan pelayanan
pelayanan yang berkualitas tersebut yang dibutuhkan bukan sekedar sarana dan
prasarana, namun yang terpenting adalah sumber daya manusia yang mampu
menjalankan tugasnya secara terarah. Dengan kata lain dibutuhkan para aparat
yang mengetahui fungsi dan tugasnya masing-masing, aparat yang dapat dipimpin
dan memimpin.
Salah satu instansi pemerintahan yang menyediakan pelayanan bagi
masyarakat adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik
Dinas Pendidikan Sumatra Utara. Lembaga ini berfungsi memberikan berbagai
pelatihan teknis bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Dalam hal ini yang menjadi
konsumen adalah pihak-pihak tertentu, artinya tidak semua lapisan masyarakat
akan memiliki kepentingan secara langsung terhadap lembaga ini. Walaupun
demikian Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas
Pendidikan Sumatra Utara (UPTD-PPT DP SU) tetap dituntut untuk mampu
memberikan pelayanan maksimal sesuai dengan standar pelayanan public yang
berlaku. Pelayanan public yang maksimal harus dijadikan sebagai suatu budaya
yang akan mewarnai setiap pelaksanaan tugas oleh aparat.
Agar penerapan budaya kerja berdasarkan berbagai prinsip dan azas
pelayanan public tersebut dapat berjalan, maka peran serta seorang pemimpin
sangat diperlukan. Sebagaimana dikatakan oleh Robbins (2006), ada tiga kekuatan
yang memainkan bagian sangat penting dalam mempertahankan budaya kerja
dalam sebuah organisasi yaitu: praktik seleksi, tindakan pimpinan, dan metode
sosialisasi. Artinya, selain melalui pemilihan orang yang sesuai dengan budaya
pimpinan sangat besar dalam upaya aplikasi dan mempertahankan budaya kerja
yang berlaku.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan sebuah
penelitian yang selanjutnya akan dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul:
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pelayanan Publik (Studi Pada Unit Pelaksana
Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas Pendidikan Sumatra Utara)
1.2. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah pola kepemimpinan di Unit Pelaksana Teknis
Dinas-.Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas Pendidikan Sumatra Utara?
2. Bagaimanakah pengaruh kepemimpinan terhadap pelayanan public pada
Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas
Pendidikan Sumatra Utara?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimanakah pola kepemimpinan di Unit Pelaksana
Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas Pendidikan Sumatra
Utara
2. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh kepemimpinan terhadap
pelayanan public pada Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat-manfaat tersebut adalah :
1. Manfaat secara ilmiah
Untuk menambah khasanah pengetahuan ilmiah dalam studi administrasi
terutama yang berkaitan dengan bidang kepemimpinan dan pelayanan
public.
2. Manfaat secara praktis
Secara paraktis, hasil penelitian ini diharapkan akan memeberikan manfaat
sebagai berikut :
a. Dapat dijadikan sebagai kontribusi terhadap pemecahan
permasalahan yang terkait dengan kepemimpinan dan pelayanan
publik.
b. Sebagai masukan baru baik bagi penulis maupun dalam literatur
perpustakaan yang berkaitan dengan masalah-masalah studi
administrasi dan pembangunan.
3. Manfaat secara akademis.
Sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian studi strata-1 di Departemen
Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
1.4 . Kerangka Teori
1.4.1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar orang
tersebut mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan juga sering dikenal sebagai kemampuan untuk memperoleh
konsensus anggota organisasi untuk melakukan tugas manajemen agar tujuan
organisasi tercapai. Sedangkan menurut George Terry (2002:16), Kepemimpinan
adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain agar mau bekerja dengan suka
rela untuk mencapai tujuan kelompok. Dari dua pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan terdiri atas :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau melakukan sesuatu.
2. Memperoleh konsensus atau suatu pekerjaan.
3. Untuk mencapai tujuan pemimpin .
4. Untuk memperoleh manfaat bersama.
Selanjutnya harus dipahami juga bahwa seorang pemimpin harus memiliki fungsi
dan tugas yang jelas sehingga seorang pemimpin dapat mengetahui apa yang
harus dilakuan dan yang bukan merupakan wewenang dan kewajibannya. Adapun
seorang pemimpin secara umum berfungsi sebagai berikut :
1. Mengambil keputusan
2. Mengembangkan informasi
3. Memelihara dan mengembangkan loyalitas anggota
4. Memberi dorongan dan semangat pada anggota
6. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan
7. Memberikan penghargaan pada anggota yang berprestasi
Sedangkan tugas kepemimpinan dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Yang berkaitan dengan kerja :
- Mengambil inisiatif
- Mengatur langkah dan arah
- Memberikan informasi
- Memberikan dukungan
- Memberi pemikiran
- Mengambil suatu kesimpulan
b. yang berkaitan dengan kekompakan anggota :
- Mendorong, bersahabat, bersikap menerima
- Mengungkapkan perasaan
- Bersikap mendamaikan
- Berkemampuan mengubah dan menyesuaikan pendapat
- Memperlancar pelaksanaan tugas
- Memberikan aturan main
1.4.2. Level dan Keterampilan Yang Perlu Dimiliki
Dalam perusahaan yang besar dengan cakupan tugas yang lebih banyak,
tentunya dibutuhkan pemimpin dengan level dan tingkatan yang berbeda sesuai
dengan bidang yang ditanganinya. Menurut Hani Handoko (2001:34) bahwa
sedikitnya ada 3 (tiga) level atau tingkatan pemimpin atau pemimpin dalam
1. Level Top Leader/Top Management
Pimpinan puncak, misalnya, direktur utama. Melakukan tugas yang bersifat
konseptual. Misalnya, melakukan perencanaan yang akan dilakukan seluruh
anggota.
2. Level Middle Leader/Middle Management
Golongan menengah, misalnya, staf produksi, pemimpin keuangan.
Melakukan tugas konseptual sebagai penjabaran dari top management, juga
melakukan pekerjaan tersebut. Penguasaan teknis relatif penting.
3. Lower Leader/Lower Management
Golongan bawah, misalnya, supervisor, mandor dan pelaksana teknis. Harus
menguasai teknis walaupun secara konseptual tidak begitu penting.
Tugas dan tanggungjawab yang dimiliki seorang pemimpin tidaklah mudah.
Oleh karena itu seorang pemimpin harus memiliki bekal kemampuan yang akan
mendorong dan membantu dalam dalam menjalankan tugasnya.
1. Keterampilan konseptual
Pemimpin tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk
membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi yang ia pimpin .
Keterampilan ini sering disebut sebagai keterampilan kosepsional (conceptional
skill). Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan
menjadi suatu rencana kegiatan untuk menciptakan gagasan atau konsepnya itu.
Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya
disebut sebagai proses perencanaan. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional
2. Keterampilan komunikasi atau kemanusiaan
Selain kemampuan konsepsional, pemimpin juga perlu dilengkapi dengan
keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang laion
yang disebut juga keterampilan kemanusiaan (human skill).
Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh pemimpin terhadap
bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan
kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan
bersikap terbutka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik
pada tingkatan manajemen atas, menengah maupun bawah.
3. Keterampilan teknis
Keterampilan teknis pada umumnya merupakan bekal bagi pemimpin pada
tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk
menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya memperbaiki mesin, membuat
kursi, merangkai bunga dan keterampilan teknis yang lain.
Sedangkan menurut George R. Terry, pemimpin harus memiliki ciri sebagai
berikut :
1. Mental dan fisik yang energik
2. Emosi yang stabil
3. Pengetahuan human relation yang baik
4. Motivasi personal yang baik
5. Cakap berkomunikasi
6. Cakap untuk mengajar, mendidik dan mengembangkan bawahan
7. Ahli dalam bidang sosial
Menurut Horold Koontz dan Cyrel O'Donnel, ciri-ciri pemimpin yang baik
adalah:
a. Tingkat kecerdasan yang tinggi
b. Perhatian terhadap keseluruhan kepentingan
c. Cakap berbicara
d. Matang dalam emosi dan pikiran
e. Motivasi yang kuat
f. Penghayatan terhadap kerja sama
2.3. Pemimpin Dan Kepemimpinan
Dari kata “pimpin” kita mengenal kata “pemimpin” dan “kepemimpinan”. Dalam
Ensiklopedi Umum
Adapun beberapa pendapat ahli mengenai Kepemimpinan (dalam bahasa
Indonesia): menurut John Piffner, Kepemimpinan merupakan seni dalam
mengkoordinasikan dan mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai
suatu tujuan yang dikehendaki (H. Abu Ahmadi, 1999:124-125).
, kata “kepemimpinan” ditafsirkan sebagai hubungan yang erat
antara seorang dan sekelompok manusia karena adanya kepentingan bersama;
hubungan Itu ditandai oleh tingkah laku yang tertuju dan terbimbing dari manusia
yang seorang itu. Manusia atau orang ini biasanya disebut yang memimpin atau
pemimpin, sedangkan kelompok manusia yang mengikutinya disebut yang
dipimpin. Menurut Kartini Kartono (1994. 33) Pemimpin adalah seorang pribadi
yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kclebihan
disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk
bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau
1.4.3. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu
perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut
kemampuannya dalam memimpin. Menurut Davis dan Newstrom (1995) terdapat
3 (tiga) gaya kepemimpinan yaitu:
a) Teori Genetis (Keturunan). Inti dari teori menyatakan bahwa “Leader are born and nor made” (pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat).
Para penganut aliran teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa
seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan
dengan bakat kepemimpinan.
b) Teori Sosial. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa “Leader are made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati). Jadi teori
ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para penganut teori ini
mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa
menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang
cukup.
c) Teori Ekologis. Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila
ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian
dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang
memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori ini
menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat
Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang beberapa
tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian berikut (Siagian,1997).
a) Tipe Otokratis. Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai
pemilik pribadi; Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi;
Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata; Tidak mau menerima
kritik, saran dan pendapat; Terlalu tergantung kepada kekuasaan
formalnya; Dalam tindakan pengge-rakkannya sering memperguna-kan
pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
b) Tipe Militeristis. Yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin
yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat
berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering
dipergunakan; Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada
pangkat dan jabatannya; Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan;
Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan; Sukar menerima
kritikan dari bawahannya; Menggemari upacara-upacara untuk berbagai
keadaan.
c) Tipe Paternalistis. Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut :
menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa; bersikap
terlalu melindungi (overly protective); jarang memberikan kesempatan
kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif; jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya
kreasi dan fantasinya; dan sering bersikap maha tahu.
d) Tipe Karismatik. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang kharismatik mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya
mempunyai pengikut yang jumlahnya yang sangat besar, meskipun para
pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi
pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab
musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering
hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan
kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil
tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma.
e) Tipe Demokratis. Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk
organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki
karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu
bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang
termulia di dunia; selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan
tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada
bawahannya; senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari
bawahannya; selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork
dalam usaha mencapai tujuan; ikhlas memberikan kebebasan yang
diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi
lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain; selalu berusaha untuk
menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya; dan berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
1.4.4. Kompetensi Kepemimpinan
Suatu persyaratan penting bagi efektivitas atau kesuksesan pemimpin
(kepemimpinan) dan pemimpin (manajemen) dalam mengemban peran, tugas,
fungsi, atau pun tanggung jawabnya masing-masing adalah kompetensi. Konsep
mengenai kompetensi untuk pertamakalinya dipopulerkan oleh Boyatzis (1982)
yang didefinisikan kompetensi sebagai “kemampuan yang dimiliki seseorang
yang nampak pada sikapnya yang sesuai dengan kebutuhan kerja dalam parameter
lingkungan organisasi dan memberikan hasil yang diinginkan”.
Adapun ciri khas pemimpin yang dikagumi sehingga para bawahan
bersedia mengikuti perilakunya adalah, apabila pemimpin memiliki sifat jujur,
memandang masa depan, memberikan inspirasi, dan memiliki kecakapan teknikal
maupun manajerial. Sedangkan Burwash (1996) dalam hubungannya dengan
kualitas kepemimpinan pemimpin mengemukakan, kunci dari kualitas
kepemimpinan yang unggul adalah kepemimpinan yang memiliki paling tidak 8
sampai dengan 9 dari 25 kualitas kepemimpinan yang terbaik. Dinyatakan,
pemimpin yang berkualitas tidak puas dengan “status quo” dan memiliki
keinginan untuk terus mengembangkan dirinya. Beberapa kriteria kualitas
kepemimpinan pemimpin yang baik antara lain, memiliki komitmen
kesalahan yang sama, antusias, berwawasan luas, kemampuan komunikasi yang
tinggi, manajemen waktu, mampu menangani setiap tekanan, mampu sebagai
pendidik atau guru bagi bawahannya, empati, berpikir positif, memiliki dasar
spiritual yang kuat, dan selalu siap melayani.
Selain itu, Karakter seorang pemimpin yang efektif juga harus dapat memenuhi
harapan karyawannya. Oleh sebab itu pemimpin harus mempunyai ;
1. Tujuan yang jelas, pemimpin yang efektif akan memberikan semangat,
pandangan ke depan dan arti dalam proses menentukan tujuan perusahaan.
2. Membangkitkan dan mempertahankan kepercayaan, faktor-faktor yang
membangun kepercayaan, baik dalam pekerjaan, kerjasama, maupun
pertemanan adalah : kompetensi, kesetiaan, perhatian, keterusterangan dan
harmoni.
3. Mengembangkan harapan, harapan memadukan keteguhan seseorang dan
kemampuan untuk menggunakan perangkat yang dimiliki untuk mencapai
tujuannya. Optimisme yang sangat besar, yang membantu membangkitkan
kekuatan dan komitmen yang diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi. Pemimpin yang penuh harapan akan memiliki pernyataan
seperti :
• Saya berpikir bagaimana caranya untuk keluar dari kemacetan.
• Saya bekerja denga penuh semangat untuk mencapai tujuan.
• Pengalaman memimpin yang saya peroleh telah mempersiapkan untuk
mampu menghadapi masa depan.
4. Memperoleh hasil, seorang pemimpin yang realistis akan menggunakan waktu
dan sumber daya yang dimiliki untuk mendapatkan hasil. Pemimpin yang
berorientasi kepada hasil, berharap dapat mencapai sesuatu yang besar, dan
menyadari bahwa mereka membutuhkan bantuan orang lain. Mereka akan
membawa semangat, kekuatan besar, toleransi terhadap resiko. Dan pemimpin
yang baik percaya bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk memberikan
kesempatan bagi seseorang untuk tumbuh dan menciptakan lingkungan yang
membuat orang tetap belajar.
2.6.Pengertian Pelayanan Publik
Esensi pelayanan publik yang paling utama adalah memenuhi berbagai
tuntutan dan kebutuhan masyarakat, baik secara individu, makhluk hidup,
penduduk, warga negara, akan jasa publik (public goods). Untuk memenuhi
tuntutan kebutuhan masyarakat dan upaya pencapaian kepuasan masyarakat,
pemerintah tentunya harus dapat memberikan pelayanan prima.
Pada dasarnya pelayanan merupakan usaha apa saja yang dapat
mempertinggi kepuasan pelanggan. Dukungan kepada pelanggan dapat bermakna
sebagai suatu bentuk pelayanan yang memberikan kepuasan bagi pelanggannya,
selalu dekat dengan pelanggannya, sehingga kesan yang menyenangkan
senantiasa diingat oleh para pelanggannnya.
Menurut Soetopo (Napitupulu, 2007:164), pelayanan adalah suatu usaha
untuk membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan orang lain.
Boediono (2003:60), menyebutkan bahwa pelayanan adalah suatu proses bantuan
hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan. Dari
pengetian tersebut dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh suatu organisasi yang ditujukan kepada masyarakat yang dapat
berbentuk barang atau jasa yang memberikan kepuasan bagi yang menerimanya.
Menurut Tjandra (2005: 12), ketulusan dan integritas dalam memberikan
pelayanan bermuara pada hal-hal yang melekat pada pelayanan prima, antara lain:
1. Keramahan, kesopanan, perhatian dan persahabatan dengan orang yang
menghubunginya.
2. Kredibilitas dalam melayani pelanggan, berpedoman pada prinsip, ketulusan
dan kejujuran dalam menyajikan jasa pelayanan yang sesuai dengan
kepentingan pelanggan, sesuai dengan harapan pelanggan dan komitmen
pelayanan yang menempatkan pelanggan sebagai urutan nomor satu.
3. Akses yaitu aparatur yang tugasnya melayani pelanggan sesuai dengan
keinginan pelanggan.
4. Penampilan fasilitas pelayanan yang dapat mengesankan pelayanan sesuai
dengan keinginan pelanggan.
5. Kemampuan dalam menyajikan pelayanan sesuai dengan keinginan
pelanggan (waktu, biaya, kualitas dan moral).
Menurut Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Men-PAN)
Nomor 81 Tahun 1993 adalah :
maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan (dalam Boediono, 2003:61).
Pengertian tentang pelayanan umum diatas terkait beberapa istilah dalam
administrasi negara seperti instansi pemerintah, tatalaksana, tata kerja, prosedur
kerja, sistim kerja dan wewenang, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Instansi Pemerintah
Yang dimaksud Instansi Pemerintah disini adalah sebuah kolektif yang
meliputi satuan kerja atau satuan organisasi suatu departemen, lembaga
pemerintah bukan departemen, instansi pemerintah lainnya baik instansi
Pemerintah Tingkat Pusat maupun Instansi Pemerintah Tingkat Daerah,
termasuk BUMN dan BUMD.
2. Tatalaksana
Yang dimaksud dengan tatalaksana adalah segala aturan yang ditetapkan oleh
instansi pemerintah yang menyangkut tatacara, prosedur dan sistim kerja
dalam melaksanakan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan tugas
dan fungsi pemerintahan dan pembangunan dibidang pelayanan umum.
3. Tata kerja
Tata kerja disini dimaksudkan sebagai suatu cara pelaksanaan kerja yang
se-efisien mungkin mengenai suatu tugas dengan mengingat segi tujuan,
peralatan, fasilitas, tenaga, ruang dan biaya yang tersedia.
4. Prosedur Kerja
Yang dimaksud prosedur kerja adalah rangkaian tata kerja yang berkaitan
pasti serta cara-cara yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian suatu
bidang tugas.
5. Sistim Kerja
Sistim kerja disini diartikan dengan rangkaian tata kerja dan prosedur kerja
yang membentuk suatu kebulatan pola kerja tertentu dalam rangka mencapai
hasil kerja yang diharapkan.
6. Wewenang
Wewenang disini diartikan sebagai hak aparatur penyelenggaraan pelayanan
umum untuk mengambil tindakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam angka
memuaskan masyarakat sebagai pelanggan, wewenang bukan hanya melekat
pada pejabat, tetapi setiap aparatur dalam lingkungan kerja ketika bertemu
dengan pelanggan (Boediono, 2003:61).
Menurut Nurmandi (1999: 14) Pelayanan publik mempunyai beberapa ciri
yaitu :
a. Tidak dapat memilih konsumen, artinya setiap masyarakat yang datang
dan membutuhkan pelayanan harus diperlakukan secara baik
b. Peranannya dibatasi oleh undang-undang, artinya dalam menjalankan
tugas melayani kepentingan masyarakat, tetap ada norma, aturan dan
ketentuan yang menjadi batas dan dasar.
c. Politik menginstitusionalkan konflik, artinya berbagai konflik dan
d. Pertanggungjawaban yang kompleks, karena mengatasnamakan negara
maka dalam pelayanan publik ada berbagai prosedur yang tetap harus
dijalankan.
e. Sangat sering diteliti.
f. Semua tindakan harus mendapat justifikasi.
g. Tujuan atau output sulit diukur atau ditentukan.
1.4.5. Asas Pelayanan Publik
Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa,
penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi asas-asas pelayanan (Keputusan
MENPAN Nomor 63 Tahun 2004) sebagai berikut:
a. Transparansi
Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.
b. Akuntabilitas
Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
c. Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan
dengan tetap berpegangan pada prinsip efisiensi dan efektifitas.
d. Partisipatif
Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama,
golongan, gender dan status ekonomis.
f. Keseimbangan Hak
Pemberian dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan
kewajiban masing-masing pihak.
1.4.6. Kualitas Pelayanan Publik
Suatu pelayanan dikatakan baik atau berkualitas jika masyarakat merasa
bahwa kebutuhan atau kepentingannya dapat terpenuhi dan ia merasa puas
(melebihi harapannya). Menurut Tjiptono (Kurniawan, 2005:52) pengertian
kualitas adalah:
a. Kesesuaian dengan persyaratan
b. Kecocokan untuk pemakaian
c. Perbaikan berkelanjutan
d. Bebas dari kerusakan dan cacat
e. Pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat
f. Melakukan segala sesuatu secara benar
g. Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan
Dari pengertian tersebut, kualitas dapat diartikan sebagai totalitas dari
karakteristik suatu produk (barang atau jasa) yang menunjang kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan.
Pengertian lain dikemukakan oleh Tjandra (2005:12), yaitu kualitas
merupakan kondisi yang selalu berubah misalnya apa yang dianggap berkualitas
kualitas pelayanan akan berhasil dibangun jika mendapat pengakuan dari
masyarakat.
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas
pelayanan publik adalah totalitas pemberian layanan oleh instansi pelayan publik
kepada (masyarakat) dalam rangka pemenuhan kebutuhan atau kepentingannya.
Penilaian kualitas pelayanan didasarkan pada lima dimensi kualitas yaitu
tangibility, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty. Penjelasan dari
kelima dimensi tersebut adalah :
1. Tangibility, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana
komunikasi.
2. Reliability, yaitu kemampuan perusahan untuk memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan tepat waktu dan memuaskan.
3. Responsiveness, yaitu kemampuan para staf untuk membantu para
pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
4. Assurance, mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya
yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.
5. Emphaty, mencakup kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi
yang baik dan memahami kebutuhan para pelanggan.
1.4.7. Hipotesis
Sugiyono (2003:70) menyebutkan “hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian”. Dikatakan sementara karena
melalui pengumpulan data dan harus diuji kebenarannya melalui pengujian
hipotesis.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. 'Hipotesis Nihil (Ho):
“Tidak ada pengaruh positif antara Kepemimpinan Terhadap Pelayanan Publik
Pada Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas
Pendidikan Sumatra Utara
2. Hipotesis Alternatif (Ha):
“Ada pengaruh positif antara Kepemimpinan Terhadap Pelayanan Publik Pada
Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas Pendidikan
Sumatra Utara”
1.4.8. Defenisi Konsep
Menurut singarimbun (1993:33) “konsep adalah istilah dan definisi yang
digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok
atau individu yang menjadi pusat perhatia ilmu sosial.
Berdasarkan uraian dan kerangka teori diatas, konsep yang digunakan dla
penelitian ini adalah:
1. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar orang
tersebut mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Kualitas pelayanan publik adalah totalitas pemberian layanan oleh instansi
pelayan publik kepada (masyarakat) dalam rangka pemenuhan kebutuhan
1.4.9. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana variabel
diukur. Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yakni satu
variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi dan satu variabel terikat yaitu
variabel yang dipengaruhi.
1. Variabel Bebas (X) dalam penelitian ini adalah kepemimpinan yang dapat
diukur dengan indikator sebagai berikut:
a) Tujuan yang jelas, pemimpin yang efektif akan memberikan
semangat, pandangan ke depan dan arti dalam proses menentukan
tujuan perusahaan.
b) Membangkitkan dan mempertahankan kepercayaan, faktor-faktor
yang membangun kepercayaan, baik dalam pekerjaan, kerjasama,
maupun pertemanan adalah : kompetensi, kesetiaan, perhatian,
keterusterangan dan harmoni.
c) Mengembangkan harapan, harapan memadukan keteguhan
seseorang dan kemampuan untuk menggunakan perangkat yang
dimiliki untuk mencapai tujuannya.
d) Memperoleh hasil, seorang pemimpin yang realistis akan
menggunakan waktu dan sumber daya yang dimiliki untuk
2. Variabel Terikat (Y) adalah Kualitas Pelayanan Public yang dapat diukur
dengan indikator :
a) Tangibility, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan
sarana komunikasi.
b) Reliability, yaitu kemampuan perusahan untuk memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan tepat waktu dan memuaskan.
c) Responsiveness, yaitu kemampuan para staf untuk membantu para
pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
d) Assurance, mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau
keragu-raguan.
e) Emphaty, mencakup kemudahan dalam melakukan hubungan
komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan para pelanggan.
1.4.11. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN
yaitu sebagai awal penulisan yang berisikan : Latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori,
hipotesis, definisi konsep, definisi operasional dan sistematika penulisan.
BAB II : METODE PENELITIAN
Yaitu suatu teknik penelitian yang digunakan. Bab ini terdiri atas : bentuk
penelitian, populasi dan sample, teknik pengumpulan data, teknik
BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Yaitu memuat gambaran sejarah lokasi penelitian dan struktur organisasi.
BAB IV : PENYAJIAN DATA PENELITIAN Penyajian data yang diperoleh secara sistematis.
BAB V : ANALISA DATA
Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis sesuai dengan tehnik
analisis yang telah ditetapkan serta menguji hipotesis yang dikemukakan.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah
BAB II
METODE PENELITIAN 2.1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang penulis gunakan adalah bentuk penelitian
eksplanasi (Expalanatory Research), yaitu untuk menguji hubungan antara
variabel yang dihipotesiskan atau untuk mengetahui apakah suatu variabel
berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya. Dan untuk memperkuat
hipotesis tersebut, maka penulis menggunakan analisis kuantitatif sehingga
diharapkan dapat menjelaskan hubungan dan fenomena yang ada berdasarkan data
dan fakta yang diperoleh di lapangan.
2.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan
Pendidikan Tehnik Dinas Pendidikan Sumatra Utara yang beralamat di jalan
Karya Dalam Medan
2.3. Informan Penelitian
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas
pada Unit Pelaksana Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas Pendidikan
Sumatra Utara yang berjumlah 30 orang.
Maka dari jumlah populasi tersebut, penulis akan memilih sample. Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono,2003:91). Menurut Arikunto, bila populasi kurang dari 100 orang,
maka diambil keseluruhannya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian
10-15 persen atau 20-25 persen sampel atau lebih. Oleh karena, merajuk pada
peryataan diatas, dikarenakan populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 orang,
maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi (100
persen), yaitu 30 orang.
Dan sebagai pengukur dari kualitas pelayanan publik, penulis akan memilih
sebanyak 30 orang dari masyarakat yang menggunakan jasa Unit Pelaksana
Teknis Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas Pendidikan Sumatra Utara.
2.4. Tehnik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder,
dimana dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung
terhadap gejala-gejala yang dapat diamati dari objek penelitian. Cara-cara
yang dilakukan adalah:
a. Angket (kuesioner), yaitu mengajukan pertanyaan secara tertutup
yang disebarkan kepada aparat/petugas pada Unit Pelaksana Teknis
Dinas-Pelatihan Pendidikan Tehnik Dinas Pendidikan Sumatra Utara.
b. Wawancara, yaitu tanya jawab langsung kepada kepada pihak-pihak
yang terkait dan memiliki relevansi terhadap masalah penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang mendukung data primer yang diperoleh dari:
b) Dokumentasi dari Dinas Pendidikan Sumatra Utara dan
sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian.
2.5. Tehnik Analisa Data
Untuk menganalisa data yang diperoleh, dianalisis dengan analisis
kuantitatif dengan melihat korelasi antara variabel X dengan variabel Y. Teknik
penentuan skor dalam penelitian ini adalah dengan memakai skala ordinat untuk
menilai secara umum jawaban dari angket.
Adapun penentuan skor adalah:
- Jawaban a diberi skor 5
- Jawaban b diberi skor 4
- Jawaban c diberi skor 3
- Jawaban d diberi skor 2
- Jawaban e diberi skor 1
Untuk mengetahui atau menentukan kategori jawaban responden dari
masing-masing variabel, apakah tergolong tinggi, sedang, atau rendah, maka
terlebih dahulu ditentukan kelas intervalmya.
Berdasarkan alternatif jawaban responden, maka dapat ditentukan
kelas intervalnya dengan perhitungan, sebagau berikut :
Banyaknya skor yang diperoleh berdasarkan koefisien korelasi menurut
penafsiran Sugiyono, adalah sebagai berikut :
Skor Tertinggi − Skor Terendah
i =
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Sedangkan untuk menganalisis data, penulis menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Koefisien Korelasi Product Moment
Yaitu untuk mengetahui hubungan antara variable digunakan analisis
korelasi Product Moment Pearson sebagaiman disebutkan Sudjana (1992:373)
dengan rumus sebagai berikut:
(
)( )
X = Skor variabel bebas (indikator kepemimpinan)
Y = Skor Variabel terikat (kualitas pelayanan publik)
2. Uji “t”
Untuk menguji keberartian koefisien antara variable, digunakan uji
statistic t dengan rumus:
2
- jika harga t hitung < ttabel maka hipotesis alternatif ditolak.
- jika harga t hitung > ttabel maka hipotesis alternatif diterima.
Dengan nilai r yang diperoleh, maka dapat diketahui apakah nilai r yang
diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui table
korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila nilai r
tersebut signifikan, artinya hipotesis alternatif (Ha) diterima.
3. Koefisien Determinan
Selanjutnya untuk mengetahui besarnya hubungan variable bebas dengan
variable terikat, maka digunakan uji determinasi (D) dimana :
( )
r 2x100%D= xy
D = Koefisien Determinan
BAB III
GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
3.1. Sejarah dan Dasar Hukum
Peran lembaga pelatihan dalam memberikan layanan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap bagi masyarakat, merupakan salah satu aspek yang sangat
strategis dalam mendukung program pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
Jumlah lembaga pelatihan di Indonesia jumlahnya cukup memadai, dengan
berbagai jenis keterampilan merupakan kekuatan yang sangat besar dalam
mendukung pemerintah untuk mewujudkan pengentasan kemiskinan dan
pengangguran tersebut.
Pengangguran dan kemiskinan di Indonesia masih cukup besar yang
memerlukan perhatian besar pemerintah. Jumlah penganggur terbuka berdasarkan
data BPS pada Agustus 2011 sebesar 7,70 juta jiwa atau 6,56% dari jumlah
angkatan kerja (15 tahun ke atas), yaitu sebanyak 117,37 juta jiwa. Sementara itu
jumlah angkatan kerja setengah menganggur sebanyak 13,52 juta jiwa dan bekerja
paruh waktu sebanyak 21,06 juta jiwa.Jumlah penduduk miskin (penduduk
dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di
Indonesia pada September 2011 mencapai 29,89 juta orang atau 12,36% dari
jumlah penduduk Indonesia.
Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu segera dilakukan langkah-langkah
strategis melalui pengembangan program yang secara langsung dapat mengurangi
penurunan angka kemiskinan dan tindak kriminal. Program Pendidikan
Kecakapan Hidup (Life Skill) adalah salah satu solusi yang tepat dalam
menanggulangi masalah pengangguran sekaligus kemiskinan dan tindak
kejahatan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Dinas Pendidikan Provinsi
Sumatera Utara melalui UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera
Utara pada tahun anggaran 2012 telah memprogramkan, melanjutkan, dan
memperkuat pelayanan pendidikan kecakapan hidup (life skill) bagi warga
masyarakat putus sekolah, menganggur dan kurang mampu (miskin).
Penyelenggaraan Program Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill)
merupakan upaya nyata untuk mendidik dan melatih warga masyarakat agar
menguasai bidang-bidang keterampilan tertentu sesuai dengan kebutuhan, bakat
minat, dan peluang kerja/usaha mandiri yang dapat dimanfaatkan untuk bekerja
baik di sektor formal maupun informal sesuai dengan peluang kerja (job
opportunities) atau usaha mandiri.
Dasar hukum yang menaungi unit kerja ini adalah :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentangSistem Pendidikan
Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
4. Peraturan DaerahNomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Daerah Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2008 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Sumatera Utara Nomor 8);
5. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Daerah
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 9);
6. Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 36 Tahun 2011 tentang
Organisasi Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas Unit Pelaksana Teknis Dinas
pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara;
7. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA –
SKPD) Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012.
3.2.Struktur Organisasi Dan Tugas Masing-Masing
Alam menjalankan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan, unit
Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara memiliki
susunan personil dan fungsi/tugas masing-masing sebagai berikut:
A. J a b a t a n : Kepala UPTD Pelatihan dan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara
Kepala UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik mempunyai uraian tugas :
1. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan persiapan penegakan
2. Menyelenggarakan pengelolaan dan penyajian data/bahan di bidang pelatihan
pendidikan teknik, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan standar yang ditetapkan;
3. Menyelenggarakan penetapan perencanaan dan program kegiatan pelatihan
pendidikan teknik, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan standar yang ditetapkan;
4. Menyelenggarakan penyusunan dan penyempurnaan standar, norma dan
kriteria di bidang pelatihan pendidikan teknik;
5. Menyelenggarakan fasilitas pelayanan umum dan pelayanan minimal;
6. Menyelenggarakan penyediaan kebutuhan sarana prasarana pendidikan dan
pelatihan;
7. Menyelenggarakan koordinasi kegiatan pelatihan pendidikan teknik dengan
instansi terkait, dunia usaha, industri dan perguruan tinggi;
8. Menyelenggarakan dan penyempurnaan standar pelaksanaan rehabilitasi
sarana dan prasarana operasional dan pemeliharaan di bidang pelatihan
pendidikan teknik;
9. Menyelenggarakan pembinaan ketatausahaan, administrasi keuangan dan
kepegawaian;
10. Menyelenggarakan standar teknis UPTD;
11. Menyelenggarakan fasilitasi dan pengaturan keamanan kantor;
12. Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi hasil pelatihan;
13. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan;
14. Menyelenggarakan evaluasi kegiatan UPTD;
15. Menyelenggarakan pengkajian kebutuhan anggaran belanja UPTD, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan standar yang
J a b a t a n : Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan dan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara
Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik mempunyai
uraian tugas :
1. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada
lingkup sub bagian tata usaha;
2. Melaksanakan pengumpulan data/bahan dan referensi untuk kebutuhan
pelaksanaan tugas sub bagian tata usaha;
3. Melaksanakan penyusunan standar, norma dan kriteria pelaksanaan
ketatausahaan, sesuai standar yang ditetapkan;
4. Melaksanakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan, sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan administrasi/penatausahaan, penerimaan dan pendistribusian
surat-surat naskah dinas sesuai standar yang ditetapkan;
6. Melaksanakan pembinaan administrasi kepegawaian dan keuangan, sesuai
ketentuan dan standar yang ditetapkan;
7. Melaksanakan urusan perbendaharaan, sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
8. Melaksanakan inventarisasi barang bergerak dan tidak bergerak sesuai
9. Melaksanakan urusan rumah tangga, kenyamanan dan keamanan kantor,
sesuai standar yang ditetapkan;
10. Melaksanakan pengkoordinasian penyusunan program dan laporan, sesuai
standar yang ditetapkan;
11. Melaksanakan perawatan, pemeliharaan dan pendistribusian peralatan dan
instrumen kantor, sesuai standar yang ditetapkan;
12. Melaksanakan fasilitasi penyelenggaraan rapat-rapat internal maupun
eksternal UPTD;
13. Melaksanakan fasilitasi pelayanan umum dan pelayanan minimal;
14. Melaksanakan pengkoordinasian pembinaan kelompok jabatan fungsional,
sesuai standar yang ditetapkan;
15. Melaksanakan persiapan penyusunan telaahan staf di bidang ketatausahaan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan;
16. Melaksanakan pemberian masukan kepada Kepala UPTD, sesuai dengan
bidang tugasnya;
17. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD, sesuai dengan
bidang tugasnya;
18. Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya,
J a b a t a n :Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara
Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan UPTD Pelatihan Pendidikan
Teknik mempunyai uraian tugas :
1. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada
lingkup seksi perencanaan dan pengembangan;
2. Melaksanakan pengumpulan data, pengolahan data/bahan dan referensi untuk
kebutuhan pelaksanaan tugas seksi perencanaan dan pengembangan pelatihan
pendidikan teknik;
3. Melaksanakan penyusunan standar, norma dan kriteria pelaksanaan kegiatan
perencanaan dan pengembangan pelatihan pendidikan teknik;
4. Melaksanakan penyusunan perencanaan dan laporan kegiatan, sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi peserta pasca pelatihan;
6. Melaksanakan penyusunan kurikulum pelatihan;
7. Melaksanakan penyelenggaraan sistem informasi manajemen pelatihan
pendidikan teknik;
8. Melaksanakan pemantauan dalam rangka perencanaan kebutuhan dan
penyesuaian kurikulum pelatihan pendidikan teknik;
9. Melaksanakan persiapan penyusunan telaahan staf di seksi perencanaan dan
pengembangan pelatihan pendidikan teknik sebagai bahan pertimbangan
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD, sesuai bidang
tugasnya;
11. Melaksanakan pemberian masukan kepada Kepala UPTD, sesuai dengan
bidang tugasnya;
12. Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya,
sesuai standar yang ditetapkan.
J a b a t a n : Kepala Seksi Pelayanan Teknis dan Pelatihan
UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara
Kepala Seksi Pelayanan Teknis Pelatihan UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik
mempunyai uraian tugas :
1. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada
lingkup seksi pelayanan teknis pelayanan pelatihan;
2. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data/bahan dan referensi untuk
kebutuhan pelaksanaan tugas seksi pelayanan teknis pelatihan;
3. Melaksanakan penyusunan standar, norma dan kriteria pelaksanaan kegiatan
di bidang teknis pelatihan;
4. Melaksanakan penyusunan perencanaan dan laporan kegiatan, sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan penyediaan sarana dan prasarana kebutuhan pelatihan;
6. Melaksanakan penyediaan tenaga pengajar dan instruktur;
8. Melaksanakan persiapan penyusunan telaahan staf di seksi pelayanan teknis
pelatihan pendidikan teknik sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan;
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD, sesuai bidang
tugasnya;
10. Melaksanakan pemberian masukan kepada Kepala UPTD, sesuai dengan
bidang tugasnya;
11. Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya,
sesuai standar yang ditetapkan.
J a b a t a n :Staf Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara (Penanggung Jawab Urusan Umum dan Kepegawaian) Uraian Tugas :
1. Membantu Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan
Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara dalam hal pengelolaan
Urusan Umum dan Kepegawaian, meliputi :
2. Mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis,
pedoman dan petunjuk pelaksanaan serta bahan lainnya yang berkaitan
dengan urusan umum dan kepegawaian;
3. Menyusun program kerja urusan umum dan kepegawaian;
4. Menyelenggarakan kegiatan kerumahtanggaan yang terdiri dari :
kebersihan dan keamanan serta kegiatan lain yang berkaitan dengan
urusan rumah tangga;
5. Melaksanakan pengelolaan ketatausahaan, yang meliputi :
6. Melaksanakan pengelolaan presensi pegawai;
7. Pembuatan daftar nominatif pegawai, file kepegawaian, daftar
penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP-3), daftar urutan kepangkatan
(DUK), buku-buku penjagaan, seperti : kenaikan pangkat, kenaikan
gaji berkala, pension, kartu hukuman disiplin dan lain-lain;
8. Mempersiapkan usulan kenaikan pangkat, mutasi, cuti, bebas
tugas/pension, perubahan gaji, hukuman disiplin tingkat ringan;
9. Memproses cuti tahunan, cuti bersalin, cuti hamil, cuti alasan penting,
cuti diluar tanggung jawab Negara dan cuti sakit bagi pegawai negeri;
10.Mempersiapkan bahan pembinaan disiplin pegawai;
11.Mengusulkan kenaikan gaji berkala pegawai kepada Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera Utara untuk dapat diteruskan kepada
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Sumatera Utara;
12.Mengurus proses penerbitan keputusan kenaikan gaji berkala pegawai;
13.Memproses dan mempersiapkan bahan penjatuhan hukuman disiplin
pegawai;
14.Memproses dan mempersiapkan bahan pengusulan kesejahteraan
pegawai yang meliputi pemberian tanda jasa, tabungan asuransi
pensiun (Taspen), asuransi kesehatan (Askes), dan tabungan
kartu suami serta hal-hal lain yang berhubungan dengan kesejahteraan
pegawai;
15.Mengusulkan izin belajar, tugas belajar, pendidikan, latihan dan
lain-lain yang berhubung-an dengan peningkatan profesionalisme pegawai;
16.Menyusun dan mengkoordinasikan perencanaan kebutuhan pendidikan
dan latihan bagi pegawai;
17.Menyusun draft usulan kebutuhan tambahan pegawai;
18.Mempersiapkan bahan pembinaan pegawai;
19.Mempersiapkan dan menyusun draft surat perintah tugas, surat
keputusan, surat perintah perjalanan dinas;
20.Mewakili kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan
Teknik Provinsi Sumatera Utara menghadiri rapat/undangan pada saat
Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik
Provinsi Sumatera Utara berhalangan, sepanjang diperintahkan Kepala
Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi
Sumatera Utara;
21.Menjadi pembina apel/pembawa acara sesuai dengan jadual waktu
yang telah ditetapkan;
22.Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Sub Bagian
Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera
Utara selaku atasan langsung baik secara berkala maupun
23.Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan baik
secara lisan maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.
J a b a t a n : Staf Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara (Penanggung Jawab Urusan Keuangan)
Uraian Tugas :
Membantu Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik
Provinsi Sumatera Utara dalam hal pengelolaan keuangan, meliputi :
1. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, pedoman dan
petunjuk pelaksanaan serta bahan lainnya yang berkaitan dengan urusan
keuangan;
2. Menyusun program kerja urusan keuangan;
3. Menyusun draft rencana kerja dan anggaran sumber dana APBD/APBN serta
memproses draft dokumen pelaksanaan anggaran sumber dana APBD/APBN;
4. Memberikan pelayanan administrasi keuangan kepada seluruh unit kerja di
lingkungan UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara;
5. Mengatur dan menatausahakan pembayaran gaji, insentif dan tunjangan
lainnya bagi pegawai di lingkungan UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik
Provinsi Sumatera Utara;
6. Melakukan ketatausahaan meliputi permintaan pembayaran, pelaksanaan
7. Melaksanakan tugas verifikasi, menguji keabsahan kuitansi/bukti pembayaran
sebagai pertanggung jawaban keuangan, kemudian melaporkan hasil
pekerjaan tersebut kepada pimpinan;
8. Mewakili kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik
Provinsi Sumatera Utara menghadiri rapat/undangan pada saat Kepala Sub
Bagian Tata Usaha UPT BLPT Provinsi Sumatera Utara berhalangan,
sepanjang diperintahkan Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPT BLPT Provinsi
Sumatera Utara;
9. Menjadi Pembina Apel/Petugas Apel lainnya sesuai dengan jadual waktu
yang telah ditetapkan;
10. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Sub Bagian Tata
Usaha UPT BLPT Provinsi Sumatera Utara selaku atasan langsung baik
secara berkala maupun sewaktu-waktu diperlukan;
11. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan baik secara
lisan maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk kelancaran
J a b a t a n : Staf Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara (Koordinator Keamanan dan Kebersihan)
Uraian Tugas :
Membantu Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik
Provinsi Sumatera Utara melalui Penanggung Jawab Urusan Umum dan
Kepegawaian dalam hal pengelolaan keamanan dan kebersihan kantor, meliputi :
1. Mengkoordinir, menjaga dan mengawasi gedung kantor dan inventaris kantor
UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara, yang terdiri
dari :
a. Menjaga dan mengawasi kunci kantor, dan bengkel/workshop;
b. Menjaga dan mengawasi masuk/keluar personil, tamu, dan masyarakat
umum;
c. Menjaga dan mengawasi masuk/keluar kendaraan;
d. Menjaga dan mengawasi masuk/keluar barang (dilengkapi dengan
dokumen);
2. Mengkoordinir dan mengatur tamu-tamu yang datang dengan cara mengisi
buku tamu dan memakai badge tamu;
3. Mengkoordinir dan mengatur jadual tugas petugas keamanan (termasuk
pengisian buku piket, serah terima tugas, penaikan/penurunan bendera,
4. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Penanggung Jawab Urusan
Umum dan Kepegawaian selaku atasan langsung baik secara berkala maupun
sewaktu-waktu diperlukan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan baik secara
lisan maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
6. Mengatur, menata dana memelihara kebersihan dan keindahan di lingkungan
UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara;
7. Mengatur, menata dan memelihara tanaman di lingkungan UPTD Pelatihan
Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara;
8. Mengatur jadual waktu petugas kebersihan di lingkungan UPTD Pelatihan
Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara;
9. Merawat dan memelihara peralatan kebersihan yang tersedia (mesin potong
rumput, cangkul, beco, dll);
10.Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Penanggung Jawab Urusan
Umum dan Kepegawaian selaku atasan langsung baik secara berkala maupun
sewaktu-waktu diperlukan;
11.Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan baik secara
lisan maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk kelancaran
J a b a t a n : Staf Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara (Staf Urusan Umum dan Kepegawaian)
Uraian Tugas :
Membantu Penanggung Jawab Urusan Umum dan Kepegawaian pada Sub Bagian
Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara dalam
hal pengelolaan kepegawaian, meliputi :
1. Membantu merencanakan dan menetapkan sumber daya manusia di UPTD
Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan
kebutuhan;
2. Membantu membimbing dan mengarahkan tugas-tugas staf yang mengelola
kepegawaian;
3. Membantu merencanakan dan mengusulkan untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan bagi pegawai;
4. Membantu merencanakan, melaksanakan dan mengawasi rotasi, mutasi dan
promosi pegawai;
5. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Penanggung Jawab Urusan
Umum dan Kepegawaian selaku atasan langsung baik secara berkala maupun
sewaktu-waktu diperlukan;
6. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan baik secara
lisan maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk kelancaran
J a b a t a n : Staf Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara (Staf Urusan Umum dan
Kepegawaian)
Uraian Tugas :
Membantu Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pelatihan Pendidikan Teknik
Provinsi Sumatera Utara melalui Penanggung Jawab Urusan Umum dalam hal
pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian, meliputi :
1. Menerima dan memberikan lembar disposisi atas surat-surat yang masuk;
2. Mencatat dalam buku agenda atas semua surat masuk dan surat keluar;
3. Mengatur dan menata pengarsipan surat masuk dan surat keluar sesuai
peruntukkannya;
4. Melaksanakan pengetikan (komputer) surat-surat dan dokumen-dokumen
dinas;
5. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Penanggung Jawab Urusan
Umum dan Kepegawaian selaku atasan langsung baik secara berkala maupun
sewaktu-waktu diperlukan;
6. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan baik secara
lisan maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk kelancaran