• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAIRED STORY TELLING KELAS V SD NEGERI 106162 MEDAN ESTATE TAHUN AJARAN 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAIRED STORY TELLING KELAS V SD NEGERI 106162 MEDAN ESTATE TAHUN AJARAN 2016/2017."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Latar Belakang Keluarga

a. Nama : Isny Alfiani Barus

b. Tempat/Tanggal Lahir : Medan/ 3 Juni 1995

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Kewarganegaraan : Indonesia

e. Status : Belum Menikah

f. Agama : Islam

g. No. HP : 082274733639

h. Nama Ayah : A. Barus

i. Nama Ibu : J. Batu Bara

j. Pekerjaan Orang Tua

1. Ayah : Pegawai Negeri Sipil

2. Ibu : Ibu Rumah Tangga

k. Alamat Orang Tua : Jalan Tangguk Bahagia IV Blok. II No. 251, Griya Martubung Kec. Medan Labuhan

l. Anak ke- : 2 dari 3 bersaudara

2. Riwayat Pendidikan

No. Riwayat Pendidikan Tahun Lulus

1 TK ISLAM WASHLIYANI 2000

2 SD NEGERI NO. 066657 MEDAN 2006

3 SMP NEGERI 45 MEDAN 2009

4 SMA SWASTA LAKS. MARTADINATA MEDAN 2012

Medan, April 2017 Penulis,

(5)

i ABSTRAK

ISNY ALFIANI BARUS. NIM. 1133311037. Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Metode Paired Story Telling Kelas V SD Negeri 106162 Medan Estate Tahun Ajaran 2016/2017.

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Rendahnya keterampilan berbicara siswa disebabkan oleh rasa percaya diri siswa berbicara di depan teman-temannya relatif rendah dan juga kurangnnya kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga guru kurang melatih kemampuan siswa untuk berbicara di depan kelas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan metode Paired Story Telling pada materi cerita anak (fabel) di kelas V SD Negeri 106162 Medan Estate.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB yang berjumlah 30 orang, terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. Objek dalam penelitian ini adalah tindakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode Paired Story Telling. Penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi dan analisis data menggunakan analisis data kualitatif.

Pada pra siklus sebelum diberikan tindakan dari jumlah siswa sebanyak 30 orang diperoleh 1 orang siswa sangat terampil dengan persentase (3,4%), 9 orang siswa terampil dengan persentase (30%), 13 orang siswa cukup terampil dengan persentase (43,3%), 7 orang siswa kurang terampil dengan persentase (23,3%) dalam berbicara dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 56,53 dengan ketuntasan klasikal sebesar 33,33%. Pada tindakan siklus I dengan penggunaan metode Paired Story Telling diperoleh 2 orang siswa sangat terampil dengan persentase (6,6%), 15 orang siswa terampil dengan persentase (50%), 8 orang siswa cukup terampil dengan persentase (26,7%), 5 orang siswa kurang terampil dengan persentase (16,7%) dalam berbicara dengan peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh siswa menjadi 61,26 dengan pencapaian ketuntasan sebesar 56,66%. Pada tindakan siklus II secara signifikan diperoleh jumlah siswa yang terampil berbicara meningkat menjadi 5 orang siswa sangat terampil dengan persentase (17%), 21 orang siswa terampil dengan persentase (70%), 4 orang siswa cukup terampil dengan persentase (13%) dalam berbicara dengan nilai rata-rata menjadi 71,6 dengan presentase ketuntasan mencapai angka 86,66%. Pada penelitian ini dapat diperoleh peningkatan persentase kegiatan peneliti dalam mengajar. Pada siklus I pertemuan 1 persentase kegiatan peneliti dalam mengajar adalah 50%. Persentase yang diperoleh pada siklus I pertemuan 2 meningkat menjadi 73,21%. Pada siklus II pertemuan 1 persentase kegiatan peneliti dalam mengajar adalah 60,71%. Persentase kembali meningkat pada siklus II pertemuan 2 yaitu sebesar 89,28%.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang mendalam penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Universitas Negeri Medan.

Skripsi ini berjudul, “Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Metode Paired Story Telling Kelas V SD Negeri 106162 Medan Estate Tahun Ajaran 2016/2017. Selama penyelesaian skripsi ini penulis mengalami berbagai kesulitan karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman dalam penulisan skripsi, namun penulis bersyukur karena mendapatkan banyak bantuan dan bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak sehingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada kedua orang tuaku yang tercinta Ayahanda A. Barus dan Ibunda tersayang J. Batu Bara atas kasih sayang, motivasi, doa, dan pengorbanan baik berupa materi maupun moril yang diberikan. Semua pengorbanan kalian tidak dapat ananda balas dengan apapun.

Berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang membantu sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagaimana mestinya, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

(7)

iii

2. Bapak Dr. Nasrun, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs. Elizon Nainggolan, M.Pd, selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Kepegawaian Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd, selaku Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

6. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Pra Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

7. Ibu Dr. Naeklan Simbolon, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Pra Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

8. Ibu Dra. Eva Betty Simanjuntak, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

9. Ibu Dra. Mastiana Ritonga, M.Pd, Bapak Dr. Wildansyah Lubis, M.Pd, dan Bapak Dr. Irsan Rangkuti, M.Pd M.Si, selaku Dosen Penguji, yang telah banyak memberikan masukan dan saran penulis dalam penyusunan skripsi ini.

10.Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan yang telah mentransfer ilmunya selama perkuliahan.

(8)

iv

12.Ibu Nurlaili Pulungan, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 106162 Medan Estate yang telah membantu dalam penelitian ini.

13.Ibu Mela Dewi, M.Pd, selaku Guru Kelas V SD Negeri 106162 Medan Estate yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini.

14.Siswa siswi tercinta SD Negeri 106162 Medan Estate yang telah banyak menginspirasi peneliti dan memberikan pengalaman nyata bagi peneliti dalam mengemban tugas menjadi guru.

15.Seluruh teman-teman PPLT UNIMED 2013 SD Negeri 106162 Medan Estate yaitu Indah Ayu Utari, Dasmanasyah Hutapea, Rara Sintia Lubis, Evi Sundari, Zubaidah Nur, Anikha Sarah Siregar, Diah Nurzanah, Verawati Angelina, Royment Bancin, Surahmawati Dwi Ririn, dan Nursa’adah Sitompul yang telah bersedia menemani melaksanakan penelitian serta memberikan motivasi kepada penulis.

16.Saudara-saudaraku yang tercinta, kakakku Heni Alfiani Barus, dan Adikku Dinda Alfiani Barus yang telah banyak memberikan do’a, saran, dan motivasi kepada penulis.

17.Sepupuku Yunita Sari Waruwu, Dita Putri, dan tetangga tetapi sudah seperti saudara Ibu Ina yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis. 18.Sahabat-sahabatku Intan Nazri Syam, Ella Mona Yolanda Br. Barus,

Khoirunnisa’ Harahap, Fifi Andriani, Elma Dewi Novia Capah, dan Siti Mahyuni

(9)

v

19.Sahabat-sahabatku Edy Syahputra, Muhammad Hanafi, Mauliana Dewi, Wirananda Pratama, dan Uli Febrina Siregar yang telah memberikan do’a dan

motivasi kepada penulis.

20.Seluruh teman-teman kelas B-Ekstensi 2013 dan teman-teman seperjuangan lainnya.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik isi, bahasa maupun tata bahasa untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, April 2017 Penulis,

(10)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR DIAGRAM ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Rumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan Penelitian ... 6

1.6 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

2.1 Pengertian Keterampilan Berbicara ... 8

2.1.1 Tujuan Berbicara ... 9

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Berbicara ... 11

2.1.3 Penilaian Keterampilan Berbicara ... 13

2.2 Pengertian Metode Pembelajaran ... . 16

2.2.1 Metode Paired Story Telling ... 17

2.2.2 Karakteristik Metode Paired Story Telling ... 20

2.2.3 Manfaat dan Tujuan Metode Paired Story Telling ... 22

2.2.4 Langkah-langkah Metode Paired Story Telling... 24

(11)

vii

2.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ... 28

2.3.1 Materi Pelajaran Cerita ... 30

2.4 Penelitian yang Relevan ... 34

2.5 Kerangka Berpikir ... 35

2.6 Hipotesis Tindakan ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38

3.1 Jenis Penelitian ... 38

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 39

3.4 Operasional Variabel Penelitian ... 39

3.5 Desain Penelitian ... 40

3.6 Prosedur Penelitian ... 41

3.6.1 Siklus I ... 41

3.6.1.1 Perencenaan ... 41

3.6.1.2 Pelaksanaan ... 42

3.6.1.3 Observasi ... 43

3.6.1.4 Refleksi ... 43

3.6.2 Siklus II ... 44

3.6.2.1Perencenaan ... 44

3.6.2.2 Pelaksanaan ... 44

3.6.2.3 Observasi ... 45

3.6.2.4 Refleksi ... 46

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.8 Teknik Analisis Data ... 52

3.9 Jadwal Penelitian ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 56

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pra Siklus ... 57

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ... 60

(12)

viii

4.4 Rekapitulasi Nilai Pra Siklus, siklus I dan II ... 83

4.5 Temuan Penelitian ... 87

4.6 Pembahasan Penemuan Penelitian ... 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 96

5.1 Kesimpulan ... 96

5.2 Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99

(13)

ix

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 4.1 Diagram 4.2 Diagram 4.3 Diagram 4.4 Diagram 4.5 Diagram 4.6

Diagram 4.7 Diagram 4.8

Hasil Keterampilan Berbicara Siswa Pra Siklus ... Hasil Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I ... Kegiatan Siswa Siklus I ... Hasil Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II ... Kegiatan Siswa Siklus II ... Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Pra Siklus, siklus I dan Siklus II ... Peningkatan Hasil Observasi Kegiatan Siswa ... Peningkatan Hasil Observasi Kegiatan Guru ...

59 66 70 78 82

(14)
[image:14.595.105.514.172.671.2]

x DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16

Fase-Fase Paired Story Telling pada Pembelajaran Bahasa Indonesia…... Indikator Keterampilan Berbicara ... Format Penilaian Keterampilan Berbicara ... Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... Lembar Observasi Kegiatan Peneliti ... Kriteria Keberhasilan Dalam Persen ... Jadwal Penelitian ... Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Siswa Pra Siklus ... Persentase Keterampilan Berbicara Siswa Pra Siklus ... Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I ... Persentase Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I ... Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I ... Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ... Rekapitulasi Kegiatan Siswa Siklus I ... Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II ... Persentase Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II ... Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II ... Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ... Rekapitulasi Kegiatan Siswa Siklus II ... Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Siswa ... Rekapitulasi Perolehan Nilai Keterampilan Berbicara Siswa ... Peningkatan Hasil Observasi Kegiatan Siswa ... Peningkatan Hasil Observasi Kegiatan Guru ...

(15)

xi DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15

RPP Siklus I ... RPP Siklus II ...

Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I ... ... Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II ... ... Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ...

Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ... Daftar Nama Siswa ... Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Siswa Pra Siklus..

Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I ... ... Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II ....

Rekapitulasi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... Materi Cerita Fabel “Kisah Semut dan Gajah” ... Foto Penelitian ... Surat Izin Penelitian ... Surat Keterangan Penelitian ...

(16)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

[image:16.595.107.492.186.631.2]

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif digunakan oleh seseorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Sebab dengan menggunakan bahasa manusia dapat saling berhubungan, berinteraksi, berbagi pengalaman dan bekerja sama dengan orang lain serta untuk meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa merupakan kunci berlangsungnya suatu komunikasi, tanpa bahasa seseorang tidak akan mampu mengungkapkan apa yang dirasakannya pada orang lain. Oleh karena itu pengenalan bahasa harus dilakukan sejak dini.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan salah satu sarana yang baik untuk meningkatkan keterampilan berbahasa anak, karena di dalam pembelajaran tersebut anak dilatih untuk berkomunikasi melalui media lisan maupun tulisan dengan memperhatikan 4 aspek keterampilan bahasa yaitu: (1) Keterampilan menyimak; (2) Keterampilan berbicara; (3) Keterampilan membaca, dan (4) Keterampilan menulis. Aspek berbicara sebagai kegiatan komunikasi linguistik dalam kehidupan seseorang. Keterampilan berbicara lebih rumit dari ketiga aspek keterampilan berbahasa yang lainnya, karena keterampilan berbicara tidak hanya sekedar mengucapkan kata-kata.

(18)

2

menyimpulkan sendiri), sementara siswa hanya diam. Padahal bila guru memberikan kesempatan kepada siswa berbicara, maka guru akan lebih banyak mengoreksi bahasa siswa. Masalah lain yang muncul yaitu siswa yang tampil adalah siswa yang mempunyai keberanian lebih dibandingkan teman-temannya yang lain. Ada sejumlah siswa yang sudah mampu menyatakan pendapatnya secara lancar, namun ada juga sebagian siswa yang belum mampu menyatakan pendapat dan perasaannya. Keberanian siswa yang berbeda-beda disebabkan oleh potensi keterampilan berbicara siswa relatif bervariasi.

Sebagai seorang guru harus terampil dalam melatih kemampuan siswa untuk berbicara. Siswa harus dilatih secara bertahap agar mereka mahir berbicara dengan tepat, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Hal ini dilakukan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar.

Berbicara merupakan salah satu alat komunikasi dalam berinteraksi, dalam berbicara terjadi proses menyampaian pesan (informasi) dari komunikator pada pihak penerima pesan (komunikan). Informasi yang disampaikan secara lisan dapat diterima oleh pendengar apabila pembicara mampu menyampaikannya dengan baik dan benar. Sedangkan Tarigan (2008: 16) menyebutkan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan buah pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang kepada orang lain.

(19)

3

membacakan cerita yang telah mereka baca, banyak siswanya tidak berani berbicara di depan kelas, bahkan ada yang tidak lancar dan diam membisu. Siswa yang tidak berani tampil tersebut adalah siswa yang mengalami beberapa masalah sewaktu tampil berbicara, seperti takut, lupa, dan grogi ketika bercerita di depan teman-temannya. Akibatnya, keterampilan berbicara siswa tidak dikembangkan secara optimal.

Permasalahan dalam keterampilan berbicara juga terjadi pada siswa kelas V di SD Negeri 106162 Medan Estate. Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di sekolah tersebut dan hasil wawancara dengan guru kelas V SD Negeri 106162 Medan Estate ibu Mela Dewi yang menyatakan bahwa rendahnya keterampilan berbicara siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia terutama ketika mengikuti pembelajaran yang melibatkan keterampilan berbicara. Kondisi seperti ini dapat dijadikan landasan masalah yang melatarbelakangi upaya peningkatan keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Materi cerita anak yaitu bercerita tentang kisah binatang (fabel) pada siswa kelas V SD Negeri 106162 Medan Estate.

(20)

4

masih konvensional karena masih bertumpu pada buku pelajaran; (4) Guru kurang menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk melatih keterampilan berbicara siswa.

Untuk mengoptimalkan keterampilan berbicara siswa dalam bercerita tentang kisah binatang (fabel), diperlukan metode pembelajaran yang efektif, yang lebih menekankan pada aktivitas belajar siswa secara aktif dan kreatif selama proses pembelajaran berlangsung. Metode pembelajaran memiliki arti penting sebagai varisi pembelajaran, dengan tujuan agar siswa dapat mengikuti aktivitas pembelajaran dikelas secara menyenangkan dan tidak membosankan. Untuk itu guru perlu mengubah metode pembelajaran yang efektif yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran Paired Story Telling.

Metode pembelajaran Paired Story Telling adalah jenis pembelajaran kooperatif yang di rancang untuk mempengaruhi pola interaksi antar siswa, pengajar dan bahan ajar melalui bercerita secara berpasangan. Keuntungan dari metode pembelajaran Paired Story Telling yakni menambah kosa kata siswa, membantu siswa mengembangkan kemampuan untuk berpikir dan berimajinasi. Selain itu, suasana kerja sama yang terjalin antar siswa akan dapat melatih keterampilan siswa dalam berkomunikasi.

(21)

5

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Metode Paired Story Telling Kelas V SD Negeri 106162 Medan Estate Tahun Ajaran 2016/2017”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka, identifikasi masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Proses pembelajaran yang bersifat konvesional b. Rendahnya penguasaan kosa kata siswa

c. Siswa kurang percaya diri untuk berbicara di depan kelas d. Guru kurang memberikan latihan berbicara kepada siswa.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah, penelitian ini hanya membatasi pada meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Materi Cerita Anak (fabel) dengan menggunakan metode Paired Story Telling siswa kelas V SD Negeri 106162 Medan Estate Tahun Ajaran 2016/2017.

1.4 Rumusan Masalah

Sesuai dengan judul, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan menggunakan metode Paired Story Telling dapat meningkatkan

(22)

6

Anak (fabel) Kelas V SD Negeri 106162 Medan Estate Tahun Ajaran 2016/2017?”

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Materi Cerita Anak (fabel) dengan menggunakan metode Paired Story Telling siswa kelas V SD Negeri 106162 Medan Estate Tahun Ajaran 2016/2017.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah : a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang sangat berharga pada perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada penerapan model-model pembelajaran untuk meningkatkan hasil proses pembelajaran dan hasil belajar dikelas.

b. Manfaat Praktis 1. Bagi Siswa

a. Menambah dan memperaya pengalaman belajar siswa dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia.

(23)

7

2. Bagi Guru

a. Sebagai umpan balik bagi guru untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas

b. Memberikan alternatif pilihan penggunaan metode, sehingga guru lebih kreatif lagi dalam mengembangkan dan menggunakan metode pembelajaran di kelas.

3. Bagi Sekolah

a. Memberikan sumbangan pikiran mengenai model pembelajaran Paired Story Telling sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia.

b. Sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di SDN 106162 Medan Estate.

4. Bagi Peneliti

a. Sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan terjun langsung sehingga dapat melihat, merasakan, dan menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan selama ini sudah efektif dan efesien.

(24)

96 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Paired Story Telling dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD Negeri 106162 Medan Estate dengan materi cerita anak (fabel). Peningkatan keterampilan berbicara siswa secara klasikal dapat dibuktikan dari persentase rata-rata nilai berdasarkan hasil pengamatan pra siklus, siklus I dan siklus II, sebagai berikut :

1. Sebelum diberikan tindakan dari hasil pelaksanaan pra siklus, diperoleh tingkat keterampilan berbicara siswa sebesar 33,33 % atau 10 peserta didik yang terampil.

2. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I diperoleh hasil tingkat keterampilan berbicara siswa sebesar 56,66 % atau 17 peserta didik yang terampil. Hal ini dianggap belum maksimal karena belum mencapai kriteria nilai ketuntasan yaitu sebesar ≥ 80 %.

(25)

97

4. Terjadi peningkatan dari hasil pra siklus dan siklus I sebesar 23,33 %. Dari hasil pelaksanaan siklus I dan siklus II terjadi peningkatan sebesar 30 %. Hasil peningkatan ini dikategorikan sangat baik karena mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dideskripsikan sebelumnya, maka peneliti dapat mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa, agar lebih aktif dan partisipatif dalam proses belajar mengajar sebaiknya materi yang disampaikan oleh pendidik dapat dipahami dengan baik khususnya dalam metode Paired Story Telling. Siswa hendaknya lebih melatih diri dalam berbicara agar memiliki kepercayaan diri sehingga dapat bertanggung jawab dalam belajar.

2. Bagi guru, diharapkan lebih meningkatkan kualitas pembelajarannya dengan terus berlatih, menggunakan variasi metode pembelajaran serta memilih dan mengembangkan metode pembelajarannya sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Selain mata pelajaran Bahasa Indonesia, metode Paired Story Telling juga dapat dilaksanakan pada mata pelajaran IPS, IPA, dan Pendidikan Kewarganegaraan sehingga dapat menambah wawasan tentang metode pembelajaran yang digunakan.

(26)

98

lainnya yang dapat menunjang keterampilan berbicara siswa khususnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

(27)

99

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widia: Bandung

Arini Fitri, Cahyo .2011. Penerapan Metode Paired Story Telling Untuk Meningkatkan Ketrampilan Berbicara Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SDN Bareng 3 Kota Malang Tahun Ajaran 2011/2012. http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php.KSDP/article. (diunduh 11 Desember 2016)

Asrori, Mohammad. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. CV. Wacana Prima: Bandung

Astutik, Anik. 2014. Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Melalui Teknik Bercerita Berpasangan Pada Siswa Kelas IV MI YAPPI Nologaten Ngawen Gunungkidul Tahun Ajaran 2013/2014”. http://digilib.uin-suka.ac.id. (diunduh 03 Januari 2017)

Dewi, Rosmala. 2015. Profesionalisasi Guru melalui Penelitian Tindakan Kelas. Unimed Press: Medan

Ginting, Duma Wedaria. 2011. Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Dengan Menggunakan Metode Berdialog Kelas V Sd Negeri No. 020268 Binjai. Medan: Universitas Negeri Medan. Skripsi Tidak Dipublikasikan.

Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. CV. Pustaka Setia: Bandung

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Pustaka Belajar: Yogyakarta

Isbell,R., Sobol,J., Lindauer,L.,& Lowrance, A. 2004. The Effects of Storytelling and Story Reading on the Oral Language Complexity and Story Comprehension of Young Children. Early Childhood Education Journal, (Online) Vol. 32, No. 3. https://pelangipsikologi.wordpress.com/metode-storytelling-terhadap-kecerdasan-verbal-anak-pra-sekolah/html, (diunduh 02 Desember 2016)

Isjoni. 2007. Cooperative Learning. Alfabeta: Bandung

Kemali, Syarif. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Unimed Press: Medan Lie, Anita. 2007. Cooperative Learning. Grasindo: Jakarta

(28)

100

Nugraheni, Aninditya Sri. 2012. Penerapan Strategi Cooperative Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Pedagogia: Yogyakarta

Nurcholis, Hanif dkk. 2007. Saya Senang Berbahasa Indonesia Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Erlangga: Jakarta

Sunandar, Shodik. 2012. Penilaian Kemampuan Berbicara. (dalam .http://mayasa.blogspot.com/2012/09/penilaian-kemampuan-berbicara.html. diunduh 27 Desember 2016)

Tanjung, Bahdin Nur dan Ardial. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Kencana: Medan

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa Bandung: Bandung

Gambar

Tabel 3.1 Indikator Keterampilan Berbicara ..............................................
Gambar 3.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas ..............................................

Referensi

Dokumen terkait

[r]

ANALISIS KESULITAN SISWA MELALUI TAHAP-TAHAP PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI STOIKIOMETRI

Memecah kan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut dan bola  Menggunakan rumus luas selimut dan volume untuk. memecahkan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut

Kitosan larut asam yang digunakan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan kedelai selama awal fase generatif, tetapi memberikan pengaruh yang

dengan ad. margina/lls tertinggi terlihat pada pengamatan tanggal27 Mei 20 I0 sebanyak 211 P. margina/lis dari total populasi 320 P. margina/lis arau sekitar 65,94% di

Kelompok IV (Gambar 12) secara morfologi memiliki karakter rimpang putih kecoklatan, rimpang ini dikonsumsi masyarakat, daun bulat telur, tepi rata, daun berwarna hijau

Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang lain agar dapat memahami orang lain lebih baik. Menganalisis corak kehidupan masyarakat

Motivasi belajar siswa pada materi larutan penyangga untuk siswa kelompok tinggi tergolong kategori sangat baik pada indikator durasi kegiatan; persistensi pada