UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN VISUAL-SPASIAL
ANAK USIA 5 - 6 TAHUN MELALUI BERMAIN
PUZZLE
DI PAUD GLORIA
MEDAN T.A 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini
OLEH
CICI SALMA SRINOMBA LUBIS
NIM. 1123313003
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
ABSTRAK
Cici Salma Srinomba Lubis, NIM 1123313016, Upaya Meningkatkan Kecerdasan Visual-Spasial Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Bermain Puzzle Di PAUD Gloria T.A 2015/2016. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan
Permasalahan dalam penelitian adalah Bermain puzzle yang dilakukan di PAUD Gloria Medan hanya sebagai sudut pengaman, pada kegiatan tambahan. Sedikitnya jumlah media yang dapat menstimulasi perkembangan kecerdasan visual-spasial anak dengan jumlah anak didik. tuntutan orangtua agar anaknya bisa segera membaca, menulis dan berhitung. Metode pembelajaran yang digunakan tidak bervariasi hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Objek penelitian adalah meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun di PAUD Gloria Medan T.A 2015/2016. Subjek penelitian adalah anak kelas B, berjumlah 16 orang. Proses penelitian melalui dua siklus. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi.
Hasil penelitian pada siklus I pertemuan I, 1 orang anak memperoleh kriteria baik (6,25%), kriteria cukup, 15 orang anak (93,75%). Pada siklus I pertemuan II diperoleh nilai rata-rata anak 56,77%, hanya 6 orang (37,5%) yang kecerdasan visual-spasialnya baik, 10 orang (62,5%) kecerdasan visual-spasial cukup. Pada siklus II pertemuan I perkembangan kecerdasan visual-spasial sangat baik, 3 orang (18,75%), perkembangan kecerdasan visual-spasial baik, 10 orang (62,50%), kriteria cukup 3 orang (18,75%), meningkat dari siklus I. Siklus II pertemuan II perkembangan visual-spasial anak semakin meningkat, 10 orang anak (62,50 %) perkembangan visual-spasialnya sangat baik, 6 orang anak (37,50%) berkembang dengan baik.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, nikmat dan karunia-Nya sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Bermain Puzzle Di PAUD Gloria Tahun Ajaran 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Selaku Rektor UNIMED.
2. Bapak Dr. Nasrun, MS., Selaku Dekan FIP UNIMED. 3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS., Sebagai Wakil Dekan I.
4. Bapak Drs. Aman Simaremare, MS., Sebagai Wakil Dekan II. 5. Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd., Selaku Wakil Dekan III.
6. Ibu Kamtini, S.Pd, M.Pd Selaku Ketua Prodi PG-PAUD FIP UNIMED. 7. Drs. J. Simanjuntak, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan berupa ilmu dan kasih sayangnya sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini. 8. Ibu Dra. Dorlince Simatupang, M.Pd, ibu Dra. Ratna Uli Gultom, M.Pd, dan
9. UPT.BP-PAUDNI Reg.I yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti perkuliahan pada Program S1 Konversi PG PAUD.
10.Kepala PAUD Gloria Bapak Wilson Tarigan, S.E yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, serta rekan sejawat yang telah membantu dalam melaksanakan penelitian.
11. Bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai Prodi PG-PAUD Ika Suyanti, S.Pd yang telah memberikan kelancaran selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
12. Keluarga yang begitu banyak memberikan kasih sayang, do’a, motivasi serta semangat kepada penulis, khususnya kedua orangtua Ayahanda Harianto Lubis, Ibunda Masyitah Zalukhu, dan Kakanda Eka Badri Marsiah Lubis, Abangda Rusli Zebua, Adinda Arifman Toguan Lubis dan Zikri Zebua. 13. Teman-teman seperjuangan PG-PAUD Konversi 2012, Fitri Pasaribu,
Demaris Limbong, Jumiarsih, dan Agustini dan yang setia menemani dan memberi motivasi kepada penulis, Afrizal terima kasih telah hadir mengisi hari-hariku.
Penulis menyadari terdapat kekurangan dari segi isi maupun tata bahasa dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk dunia pendidikan khususnya pada pendidikan anak usia dini.
Medan, Januari 2016 Penulis
DAFTAR ISI
2.1.1 Kecerdasan Visual-Spasial 10 2.1.2. Ciri Ciri Anak Dengan Potensi Kecerdasan Visual Spasial 12 2.1.3. Cara Mengembangkan Kecerdasan Visual Spasial 13 2.1.4. Manfaat Kecerdasan Visual-Spasial ... .142.1.5. Indikator Kecerdasan Visual Spasial Anak ... 16
2.2. Bermain Puzzle ... 17
2.2.1. Pengertian Bermain Puzzle ... 17
2.2.1.2. Manfaat Bermain Puzzle ... 20
2.2.1.3. Langkah-langkah Bermain Puzzle ... 21
2.2.1.4. Pengaruh Puzzle Terhadap Kecerdasan Visual-spasial Anak ... 22 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ... 37
4.1. Gambaran Lokasi Penelitian ... 37
4.2. HasilPenelitian ... 37
4.3. Pembahasan Penelitian ... 50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 53
5.2. Saran ... 54
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
3.1. Kisi-Kisi Perkembangan Kecerdasan Visual-Spasial Anak ... 31
3.2. Lembar Observasi Guru ... 32
3.3. Kriteria Penilaian ... 33
3.4. Jadwal Penelitian ... 34
4.1. Hasil Observasi Perkembangan Siklus I Pertemuan I dan II ... 38
4.2. Rekapitulasi Perkembangan Kecerdasan Visual-Spasial Anak Siklus I ... 39
4.3. Hasil Observasi Perkembangan Siklus II Pertemuan I dan II ... 43
4.4. Rekapitulasi Perkembangan Kecerdasan Visual-Spasial Anak Siklus II .... 44
4.5. Rekapitulasi Persentase Kecerdasan Visual-Spasial Anak Siklus I dan II .. 46
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
3.1. Gambar Desain Penelitian Tindakan Kelas ... 27
4.1. Grafik Kecerdasan Visual-Spasial Anak Siklus I ... 40
4.2. Grafik Kecerdasan Visual-Spasial Anak Siklus II ... 45
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Nama Anak Didik Paud Gloria
Lampiran 2 : Lembar Observasi Perkembangan Kecerdasan Visual-Spasial Anak
Lampiran 3 : Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan I
Lampiran 5 : Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan II
Lampiran 6 : Rencana Kegiatan Harian Siklus II Pertemuan I
Lampiran 7 : Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan II
Lampiran 8 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 9 : Tabulasi Data Siklus I
Lampiran 10: Tabulasi Data Siklus II
- Surat Izin Penelitian dari FIP UNIMED
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Masa anak usia dini merupakan tahun-tahun kehidupan yang sangat aktif. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan oleh lingkungannya. Masa kanak-kanak merupakan masa bermain sehingga pada pendidikan di PAUD diberikan melalui kegiatan bermain seraya belajar. Pada saat bermain semua fungsi baik jasmani maupun rohani anak ikut terlatih, semakin banyak kesempatan bermain anak makin sempurna penyesuaian anak terhadap keperluan hidup didalam masyarakat. Dimana melalui bermain anak akan banyak belajar bagaimana cara bersosialisasi dalam masyarakat. Masa persiapan anak menjadi dewasa tidak cukup hanya diisi dengan pelajaran-pelajaran pengetahuan saja, tetapi juga dengan bermain yang mampu mengembangkan fisik dan mental anak yang sesuai dengan perkembangan yang diperlukan. Kegiatan bermain yang dilakukan anak hendaknya disesuaikan dengan perkembangan usia dan mencerminkan tingkat perkembangan kecerdasan mereka masing-masing yang beragam dan unik.
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Teori Multiple Intelligences yang ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner menjadi solusi yang adil dan tepat, bahwa melihat anak sebagai individu yang unik. Gardner dalam Winataputra, dkk (2007: 5.3) mengatakan bahwa kecerdasan manusia tidak dapat diukur secara mutlak dengan tes-tes IQ. Tes IQ hanya mampu mengukur kemampuan seseorang dalam mengerjakan segala yang diberikan kepada anak tersebut itu saja. Ia menegaskan bahwa skala kecerdasan yang selama ini dipakai ternyata memiliki keterbatasan sehingga kurang akurat dalam meramalkan kinerja yang sukses untuk masa depan seseorang. Selanjutnya ia menemukan bahwa setiap orang memiliki beberapa kecerdasan yang terdiri dari kecerdasan bahasa, kecerdasan logika matematika, kecerdasan fisik, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan musikal dan kecerdasan naturalis.
yang menghasilkan karya nyata memerlukan sentuhan kecerdasan ini.
Zaman yang serba teknologi seperti sekarang ini ,sudah tidak aneh jika anak lebih sering membawa handphone untuk memainkan 'game' favoritnya. Padahal permainan yang sederhana tidak kalah seru untuk anak anda. Selain itu beberapa permainan akan membantu dalam perkembangan emosi anak.Dalam mengembangkan teori kecerdasan ini sudah dapat diasah sejak anak berada dalam Kelompok Bermain (KOBER) melalui permainan yang dapat mengembangkan kecerdasan spasial anak usia dini dengan pemanfaatan sumber atau media belajar. Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak dengan bermain puzzle.
Puzzle adalah permainan menyusun gambar, potongan gambar diacak terlebih dahulu, kemudian anak disuruh untuk menyusunnya di dalam bingkai dengan menghubungkan potongan-potongan kecil sehingga menjadi gambar utuh. Kepingan gambar puzzle umumnya dibuat tidak simetris sehingga keping gambar itu unik dan membantu pemain dalam memudahkan menyusun.
Bermain puzzle dapat memberikan kesenangan pada anak, terutama ketika anak menyusun keping-keping puzzle menjadi gambar yang utuh dan menciptakan kombinasi yang baru dengan alat permainannya. Anak akan terus menerus menggunakan daya imajinasinya untuk menyelesaikan keping puzzle menjadi gambar utuh. Permainan warna pada puzzle juga mampu meningkatkan visual-spasial anak, karena warna puzzle yang bermacam-macam memotivasi anak untuk terus menerus berimajinasi tentang suatu objek.
individu yang menunjukkan kemampuan dalam kecerdasan visual-spasial itu antara lain: “senang merancang sketsa, gambar, desain grafik, tabel, peka terhadap warna, pandai memvisualisasikan ide, imajinasinya aktif, mudah menemukan jalan dalam ruang, mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut, senang membuat rumah-rumahan dari balok, mengenal relasi benda-benda dalam ruang”. Kenyataan yang terjadi di PAUD Gloria tempat peneliti mengajar, kecerdasan visual spasial anak usia 5-6 tersebut cenderung masih belum berkembang secara optimal. Dikatakan demikian karena dari 16 orang anak didik pada saat kegiatan inti, ketika menggambar terdapat 4 orang anak yang tidak tahu akan menggambar apa, 2 orang anak menggambar objek yang sama, dan 3 orang anak belum mengenal warna dengan baik. Pada saat kegiatan inti, menyusun puzzle terlihat 4 orang anak yang tidak dapat menyusun puzzle kembali, masih terdapat 3 orang anak yang belum mengenal warna dengan baik. Ketika peneliti menyediakan puzzle di sudut pengaman, 56% anak didik yang mengalami masalah dengan visual-spasial terlihat adanya ketertarikan anak terhadap media tersebut.
proses pembelajaran di PAUD yang seharusnya belajar seraya bermain, justru kegiatan pembelajaran terfokus pada membaca, menulis dan menghitung disertai tugas rumah pada anak untuk menulis secara penuh satu halaman buku.
Berdasarkan permasalahan yang ada di PAUD Gloria peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait kecerdasan visual spasial anak tersebut melalui kegiatan yang menyenangkan. Upaya yang akan dilakukan peneliti dan pendidik dalam mengatasi permasalahan terkait kecerdasan visual spasial anak tersebut yaitu melalui bermain puzzle, karena selama ini bermain puzzle hanya dilakukan di sudut pengaman bukan kegiatan inti. Peneliti memilih puzzle juga karena terlihat adanya ketertarikan anak pada saat bermain puzzle. Selain warna puzzle yang menarik, permainan warna pada puzzle mampu meningkatkan visual spasial anak.
Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang “upaya meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun melalui bermain puzzle di PAUD Gloria Medan T.A 2015/2016”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, yaitu:
1. Bermain puzzle yang dilakukan di PAUD Gloria Medan tidak pernah dilakukan di kegiatan inti, hanya sebagai sudut pengaman, pada kegiatan tambahan.
3. Jumlah media yang tidak sebanding dengan jumlah anak. Sedikitnya jumlah media yang dapat menstimulasi perkembangan kecerdasan visual-spasial anak dengan jumlah anak didik.
4. Tuntutan orangtua agar anaknya bisa segera membaca, menulis dan berhitung.
5. Metode pembelajaran yang dilaksanakan di PAUD, cenderung monoton dan tidak bervariasi, lebih sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab
1.3
Pembatasan Masalah
Dari uraian masalah di atas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini. Batasan masalahnya yaitu meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun melalui bermain puzzle di PAUD Gloria Medan T.A 2015/2016.
1.4
Perumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan bermain puzzle dapat meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun di PAUD Gloria Medan TA 2015/2016.
1.6
Manfaat Penelitian
a.
Manfaat Praktis
1. Bagi anak
Mengoptimalkan kecerdasan visual-spasial anak melalui bermain puzzle. 2. Bagi guru
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai konsep visual-spasial dan kegiatan bermain di PAUD untuk meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak.
3. Bagi sekolah
Sebagai alternatif kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak usia dini di PAUD Gloria agar menuju ke arah yang lebih baik.
4. Bagi peneliti
b. Manfaat Teoritis
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kegiatan bermain puzzle pada pembelajaran dapat meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun di PAUD Gloria Medan.
2. Pada siklus I pertemuan I, anak yang memperoleh kriteria baik sebanyak 1 orang anak (6,25%), dan anak yang memperoleh kriteria cukup sebanyak 15 orang anak (93,75%). Pada siklus I pertemuan II diperoleh nilai rata-rata anak 56,77%, hanya 6 orang (37,5%) yang kecerdasan visual spasialnya baik, sedangkan 10 orang (62,5%) kecerdasan visual spasial cukup.
3. Pada siklus II pertemuan I perkembangan kecerdasan visual-spasial sangat baik sebanyak 3 orang (18,75%) dan perkembangan kecerdasan visual-spasial baik sebanyak 10 orang (62,50%) serta perkembangan kecerdasan visual-spasial cukup sebanyak 3 orang (18,75%), meningkat dari siklus I. Siklus II pertemuan II perkembangan visual-spasial anak semakin meningkat, dimana sebanyak 10 orang anak (62,50 %) perkembangan visual-spasialnya sangat baik dan 6 orang anak (37,50%) berkembang dengan baik.
anak, dapat mengembangkan kemampuan anak berekspresi sesuai dengan perasaan dirinya (emosi anak), dan juga dapat mengenalkan konsep warna.
5.2. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat peneliti berikan adalah:
1. Bagi guru, dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada peningkatan kecerdasan visual-spasial anak, guru dapat menggunakan kegiatan bermain puzzle. Guru diharapkan terampil membuat dan menggunakan media yang diperlukan dalam proses pembelajaran.
2. Bagi kepala sekolah, hendaknya kepala sekolah memberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan pembuatan media dan perbaikan proses pembelajaran dan melatih guru-guru dalam membuat media pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence. Jakarta: GramediaEinon, Dorothy. 2005. Permainan Cerdas Untuk Anak Usia 2-6 Tahun. Jakarta: Erlangga
Gunawan, Adi, W. 2006. Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum
IKAPI. 2009. Undang-Undang Guru Dan Dosen. Bandung: Fokus Media
Lwin, May,dkk. 2008. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Jakarta: Indeks
Musfiroh, T. 2005. Bermain Sambil Belajar Dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta: Universitas Terbuka
Musfiroh, T. 2012. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta: Universitas Terbuka
Nurjatmika, Yusep. 2012. Ragam Aktivitas Harian Untuk TK. Jogjakarta: Diva Press.
Rachmawati, Y dan Kurniati E. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Samsudin. 2008. Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Litera Sudaryati. 2010. Penilaian PAUD. Depdiknas. Jakarta
Sugiono. 2011. Metode Pendidikan Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suparno, Paul. 2004. Teori Inteligensi Ganda Dan Aplikasinya Di Sekolah. Bandung: Kanisius
Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Paud. Yogyakarta: Pedagogia
Winataputra, Udin S, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka
Yaumi, Muhammad. 2012. Pembelajaran Berbasis Multiple Intellegences. Jakarta: Dian Rakyat
Yus, Anita. 2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sumber Internet:
Sahara. http://syukronsahara.blogspot.com/2011/05
Setianingsih, Y. (http://repository.upi.edu/). Diakses 10 Oktober 2014 Qanitah.