• Tidak ada hasil yang ditemukan

. Hubungan Partisipasi Dengan Pelaksanaan Kegiatan Dan Kesejahteraan Anggota Pinjaman Dana Bergulir Di Desa Terusan, Kabupaten Indramayu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan ". Hubungan Partisipasi Dengan Pelaksanaan Kegiatan Dan Kesejahteraan Anggota Pinjaman Dana Bergulir Di Desa Terusan, Kabupaten Indramayu"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

HUBUNGAN PARTISIPASI DENGAN PELAKSANAAN KEGIATAN

DAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA PINJAMAN DANA

BERGULIR DI DESA TERUSAN, KABUPATEN INDRAMAYU

AMANDA YUNITA

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan Partisipasi dengan Pelaksanaan Kegiatan dan Kesejahteraan Anggota Pinjaman Dana Bergulir Di Desa Terusan, Kabupaten Indramayu” adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis ini kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015

(4)
(5)

AMANDA YUNITA. Hubungan Partisipasi dengan Pelaksanaan Kegiatan dan Kesejahteraan Anggota Pinjaman Dana Bergulir Di Desa Terusan, Kabupaten Indramayu. Di bawah bimbingan DJUARA P LUBIS.

Kemiskinan di Indonesia merupakan persoalan yang utama. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi persoalan kemiskinan yaitu dengan membuat program Pinjaman Dana Bergulir. Tujuan utama penelitian ini yaitu mengetahui sejauhmana keefektifan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir dalam mengatasi persoalan kemiskinan, menganalisis hubungan karakteristik individu dengan tingkat penilaian sikap terhadap partisipasi anggota kelompok, menganalisis hubungan tingkat penilaian sikap terhadap partisipasi dengan tingkat efektivitas pelaksanaan kegiatan, dan menganalisis hubungan tingkat penilaian sikap terhadap partisipasi dengan tingkat kesejahteraan anggota. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lama menjadi anggota dengan tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat partisipasi pada tahap perencanaan dengan fasilitas tempat tinggal dan tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil dengan fasilitas tempat tinggal dan kesehatan keluarga. Namun, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tahap perencanaan dengan tingkat ketepatan sasaran, ketepatan waktu, dan ketepatan tujuan.

Kata kunci: efektivitas, partisipasi, kesejahteraan, pinjaman dana bergulir

ABSTRACT

AMANDA YUNITA. Participation Relations with The Implementation of The Activities and Welfare of Revolving Fund Members In Terusan Village, Indramayu Distric. Under the guidance of DJUARA P LUBIS.

Poverty in Indonesia is a major problem. The efforts by governments to overcome poverty problem is a credit to get revolving fund. The main objective of this study that is know about the effectiveness of revolving fund in overcoming the problem of poverty, analyze individual characteristics relationship with a judgment attitude toward the participation members of the group, analyze relations assessment level attitude toward participation with the effectiveness the implementation of activities, and analyze the relation of level judgment attitude toward participation with the level of welfare the members. This research result indicates that there is a significant relation between long been a member with the level of participation on the stage of the utilization the results. There are a significant relation between the level of participation on the planning stage with facilities residence and the level of participation on the utilization the results of phase with facilities residence and family health. But, there is no significant relationship between the planning stages with the level of targeting accuracy, the accuracy of the time, and the accuracy of the purpose.

(6)
(7)

HUBUNGAN PARTISIPASI DENGAN PELAKSANAAN

KEGIATAN DAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA PINJAMAN

DANA BERGULIR DI DESA TERUSAN, KABUPATEN

INDRAMAYU

AMANDA YUNITA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Hubungan Partisipasi dengan Pelaksanaan Kegiatan dan Kesejahteraan Anggota Pinjaman Dana Bergulir Di Desa Terusan, Kabupaten Indramayu

Nama : Amanda Yunita

(10)
(11)

Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi dengan judul ‘Hubungan Partisipasi dengan Pelaksanaan Kegiatan dan Kesejahteraan Anggota Pinjaman Dana Bergulir Di Desa Terusan, Kabupaten Indramayu’ ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik karena adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Dr Ir Djuara P. Lubis, MS sebagai pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan masukan selama proses penulisan skripsi hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Bapak Dr Ir Pudji Muljono, M.Si dan Ibu Dr Ir Ekawati S. Wahyuni, MS selaku dosen penguji dalam sidang skripsi penulis.

3. Papa Iis Iskandar dan Mama Hj Sri Hadiyati, S.Kep, Ners. dan Adik Gilang Galang Gemilang, tercinta yang telah mencurahkan rasa kasih sayangnya, perhatiannya, serta motivasi-motivasinya yang diberikan kepada penulis. 4. Pihak Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kec. Sindang, Kab. Indramayu, pihak

Kantor Kepala Desa Terusan yang telah memberikan ijin serta mempermudah penulis dalam mengambil dan mengumpulkan data selama proses penyusunan skripsi ini.

5. Ketua kelompok dalam Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir khususnya Desa Terusan yang telah memberikan informasi dan mempermudah penulis dalam mengambil dan mengumpulkan data yang diperlukan penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

6. Anggota kelompok dalam Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir khususnya Desa Terusan yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

7. Sahabat-sahabat penulis yang selalu setia dan mensupport penulis serta memberikan saran dan masukan yang berguna bagi penulis yaitu Indah Octavia Putri, Annisa Noviani, Nadia Itona Siregar, Tri Utami Meylinda dan Surya Kinanti. Tidak lupa penulis juga ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Feri Supriyanto dan Fitria Nurma Gupitha yang telah bersedia menemani penulis selama proses penelitian hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

8. Teman-teman SKPM angkatan 48 atas semangat dan kebersamaannya selama penulis melaksanakan kuliah di IPB.

Harapan dari penulis yaitu semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Bogor, Agustus 2015

(12)
(13)

DAFTAR ISI

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

(PNPM-Mandiri) 5

Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir 7

Konsep Efektivitas Pelaksanaan 10

Tingkat Penilaian terhadap Partisipasi Anggota 17

Tingkat Efektivitas Pelaksanaan 18

Tingkat Kesejahteraan Anggota 18

PENDEKATAN LAPANGAN 21

Metode Penelitian 21

Lokasi dan Waktu Penelitian 21

Teknik Pengambilan Responden dan Informan 22

Teknik Pengumpulan Data 23

Teknik Pengolahan dan Analisis Data 23

GAMBARAN UMUM 25

Gambaran Umum Lokasi Penelitian 25

Kondisi Geografis 25

Kondisi Ekonomi 25

Kondisi Sarana dan Prasarana 26

Gambaran Umum Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir di Desa Terusan

26

Gambaran Umum Responden Penelitian 28

TINGKAT PENILAIAN TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA DAN

HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU 31

Tingkat Penilaian terhadap Partisipasi Anggota Kelompok 31

Penilaian Sikap Pada Tahap Perencanaan 32

Penilaian Sikap Pada Tahap Pelaksanaan 33

Penilaian Sikap Pada Tahap Pemanfaatan Hasil 34

(14)
(15)

Analisis Hubungan Karakteristik Individu dengan Tingkat Penilaian

terhadap Partisipasi Anggota 37

TINGKAT EFEKTIVITAS PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PENILAIAN TERHADAP

PARTISIPASI ANGGOTA 39

Tingkat Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir 39 Penilaian terhadap Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan

Berdasarkan Ketepatan Sasaran

41

Penilaian terhadap Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Berdasarkan Ketepatan Waktu

42

Penilaian terhadap Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Berdasarkan Ketepatan Tujuan

43

Analisis Hubungan Tingkat Penilaian terhadap Partisipasi Anggota dengan Tingkat Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana

Bergulir 44

TINGKAT KESEJAHTERAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PENILAIAN TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

KELOMPOK PINJAMAN DANA BERGULIR 47

Tingkat Kesejahteraan 47

Pendapatan 47

Fasilitas Tempat Tinggal 49

Kesehatan Keluarga 50

Akses Terhadap Pelayanan Kesehatan 51

Akses Terhadap Pendidikan 52

Kepemilikan Alat Transportasi 53

Analisis Hubungan Tingkat Penilaian terhadap Partisipasi Anggota dengan Tingkat Kesejahteraan Anggota Kelompok Pinjaman Dana

Bergulir 54

SIMPULAN DAN SARAN 59

Kesimpulan 59

Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 61

LAMPIRAN 65

(16)
(17)

DAFTAR TABEL

1 Perbandingan hasil penelitian sebelumnya terkait dengan

Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir 14

2 Jumlah dan persentase penduduk menurut mata pencaharian di

Desa Terusan pada tahun 2014 25

3 Jumlah sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Terusan pada

tahun 2014 26

4 Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik responden Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir di Desa Terusan

pada tahun 2015 28

5 Jumlah dan persentase responden menurut penilaiannya terhadap partisipasi dalam Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir di Desa

Terusan pada tahun 2015 31

6 Jumlah responden menurut penilaiannya terhadap partisipasi pada tahap perencanaan di Desa Terusan pada tahun 2015 33 7 Jumlah responden menurut penilaiannya terhadap partisipasi

pada tahap pelaksanaan di Desa Terusan pada tahun 2015 34 8 Jumlah responden menurut penilaiannya terhadap partisipasi

pada tahap pemanfaatan hasil di Desa Terusan pada tahun 2015 35 9 Jumlah responden menurut penilaiannya terhadap partisipasi

pada tahap evaluasi di Desa Terusan pada tahun 2015 36 10 Nilai koefisien korelasi dan signifikansi antara karakteristik

individu dengan tingkat penilaian terhadap partisipasi anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir di Desa Terusan pada tahun

2015 37

11 Jumlah dan persentase responden menurut tingkat efektivitas pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir di Desa Terusan

pada tahun 2015 39

12 Jumlah responden menurut jawaban pertanyaan komponen ketepatan sasaran di Desa Terusan pada tahun 2015 41 13 Jumlah responden menurut jawaban pertanyaan komponen

ketepatan waktu di Desa Terusan pada tahun 2015 42 14 Jumlah responden menurut jawaban pertanyaan komponen

ketepatan tujuan di Desa Terusan pada tahun 2015 43 15 Nilai koefisien korelasi dan signifikansi antara tingkat penilaian

terhadap partisipasi anggota dengan tingkat efektivitas pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir 44 16 Nilai koefisien korelasi dan signifikansi antara tingkat penilaian

terhadap partisipasi anggota dengan kesejahteraan anggota

(18)
(19)

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran “Hubungan Tingkat Partisipasi dengan Tingkat Pelaksanaan Kegiatan dan Tingkat Kesejahteraan Anggota Pinjaman Dana Bergulir di Desa Terusan” 15 2 Jumlah responden anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir di

Desa Terusan menurut pendapatan pada tahun 2015 48 3 Jumlah responden anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir di

Desa Terusan menurut fasilitas tempat tinggal pada tahun 2015 49 4 Jumlah responden anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir di

Desa Terusan menurut kesehatan keluarga pada tahun 2015 50 5 Jumlah responden anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir di

Desa Terusan menurut akses terhadap pelayanan kesehatan pada

tahun 2015 51

6 Jumlah responden anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir di Desa Terusan menurut kemana responden berobat 51 7 Jumlah responden anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir di

Desa Terusan menurut kepemilikan jaminan kesehatan 52 8 Jumlah responden anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir di

Desa Terusan menurut akses terhadap pendidikan pada tahun

2015 52

9 Jumlah responden anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir di Desa Terusan menurut tingkat kepemilikan alat transportasi pada

tahun 2015 54

DAFTAR LAMPIRAN

1 Sketsa lokasi penelitian 67

2 Kerangka sampling kelompok Pinjaman Dana Bergulir di Desa

Terusan 68

3 Daftar nama responden penelitian 69

4 Kuesioner penelitian 70

5 Panduan wawancara mendalam 77

6 Dokumentasi penelitian 78

(20)
(21)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang yang mengalami berbagai masalah salah satunya kemiskinan. Kemiskinan yang terjadi di Indonesia sampai saat ini merupakan masalah utama dan sangat kompleks. Permasalahan terkait dengan kemiskinan sampai saat ini belum menemui titik terang, oleh karena itu pemberantasan kemiskinan dimasukkan ke dalam agenda pertama dari delapan

agenda MDG’s tahun 1990-2015. Bank Dunia menyimpulkan bahwa sebanyak 60% penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan (Theresia et al., 2014). Upaya pemberdayaan masyarakat semakin menjadi suatu kebutuhan dalam setiap upaya pembangunan. Hal tersebut juga dibuktikan dari beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan persoalan kemiskinan yang menunjukkan bahwa angka kemiskinan di Indonesia masih terbilang cukup tinggi. Angka kemiskinan di Indonesia jika ditilik dari tahun 1998 hingga tahun 2011 terjadi penurunan. Hal tersebut menunjukkan hasil yang semakin membaik, namun belum cukup menjadikan Indonesia terbebas dari permasalahan kemiskinan.

Kemiskinan diartikan oleh Badan Pusat Statistik (2015) sebagai suatu ketidakmampuan seseorang atau kelompok dalam memenuhi standar kebutuhan dasar, baik berupa makanan maupun bukan makanan. Kemiskinan menjadi salah satu alat ukur untuk dapat mengetahui perihal tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Pada dasarnya kesejahteraan merupakan suatu hak bagi setiap manusia. Untuk dapat mengukur tingkat kesejahteraan dari suatu masyarakat yang berada di suatu wilayah, maka salah satu alat ukur yang dapat digunakan yaitu dengan mengukur tingkat kemiskinan suatu masyarakat yang bermukim di wilayah tersebut.

(22)

Pengaman Sosial (JPS), Program Penanggulangan Kemiskinan Di-Perkotaan (P2KP), Beras Miskin (Raskin), Bantuan Langsung Tunai (BLT), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) baik di lingkup perdesaan maupun perkotaan, dan masih banyak program-program yang lainnya.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) memiliki fokus kegiatan yakni dalam bidang ekonomi, sosial, dan infrastruktur atau yang dikenal dengan Tridaya. PNPM Mandiri merupakan salah satu program pemerintah untuk menanggulangi persoalan kemiskinan dan penurunan angka pengangguran. PNPM Mandiri ini dibentuk sejak tahun 2007 yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, dan PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. Salah satu desa yang terkena program PNPM Mandiri adalah Desa Terusan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu yang berawal sejak tahun 2007. Fokus kegiatan PNPM Mandiri di Desa Terusan yaitu bidang ekonomi dan infrastruktur. Pada bidang ekonomi terdapat Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan atau yang sekarang berganti nama menjadi Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir yang sasaran kegiatan ini yaitu masyarakat miskin yang bermukim di Desa Terusan dan tercatat dalam daftar warga miskin Desa Terusan.

Jika mengevaluasi setiap program yang telah dibentuk oleh pemerintah Indonesia, pada kenyataannya jumlah masyarakat yang masih termasuk ke dalam golongan miskin di Indonesia masih terbilang cukup tinggi dan jikalau terjadi penurunan angka kemiskinan tetapi penurunan angka kemiskinan tersebut tidaklah menunjukkan perubahan yang sangat drastis. Hal tersebut mungkin dikarenakan masih terdapat banyak halangan serta hambatan di dalam pelaksanaan suatu program yang dapat membuat program tersebut tidak dapat berjalan dengan baik sehingga dampak yang dirasakan oleh masyarakatpun kurang dapat dirasakan dan mengakibatkan persoalan kemiskinan masih saja terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi peneliti untuk mengetahui serta menganalisis terkait program pemberdayaan masyarakat dalam hal ini yakni salah satu kegiatan di dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri). Kegiatan tersebut adalah Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir yang dilakukan dalam rangka pengentasan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Masalah Penelitian

(23)

Dana Bergulir tidak lepas dari adanya partisipasi dari masyarakatnya itu sendiri. Masalah utama yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu apakah Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir ini efektif dalam mengatasi masalah kemiskinan?

Berdasarkan kondisi di atas, dapat dirumuskan pertanyaan spesifik dalam penelitian ini yakni sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat partisipasi anggota kelompok dalam Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir?

2. Bagaimana hubungan karakteristik individu dengan tingkat partisipasi anggota kelompok?

3. Bagaimana hubungan tingkat partisipasi anggota kelompok dengan tingkat efektivitas pelaksanaan kegiatan?

4. Bagaimana hubungan tingkat partisipasi anggota kelompok dengan tingkat kesejahteraan anggota kelompok?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disampaikan sebelumnya, maka secara umum penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui sejauhmana keefektifan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir dalam mengatasi masalah kemiskinan. Adapun tujuan lain dalam penelitian ini yaitu untuk:

1. Menganalisis tingkat partisipasi anggota kelompok dalam Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir.

2. Menganalisis hubungan karakteristik individu dengan tingkat partisipasi anggota kelompok.

3. Menganalisis hubungan tingkat partisipasi anggota kelompok dengan tingkat efektivitas pelaksanaan kegiatan.

4. Menganalisis hubungan tingkat partisipasi anggota kelompok dengan tingkat kesejahteraan anggota kelompok.

Manfaat Penelitian

Penulisan ini akan berguna bagi berbagai pihak, yakni: 1. Bagi akademisi

Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi mengenai partisipasi masyarakat terhadap Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir dan efektivitas pinjaman bergulir pada PNPM Mandiri dalam mengatasi persoalan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menjadi referensi untuk dilakukannya penelitian-penelitian selanjutnya. 2. Bagi pemerintah

(24)

persoalan-persoalan pada saat pelaksanaan kegiatan. 3. Bagi masyarakat

(25)

PENDEKATAN TEORETIS

Tinjauan Pustaka

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri)

Pendekatan pemberdayaan masyarakat selama ini telah diupayakan melalui pembangunan baik dalam skala sektoral maupun regional. Namun, kebanyakan pembangunan tersebut dilakukan secara parsial dan tidak berkelanjutan, efektivitasnya terutama dalam hal penanggulangan kemiskinan dipandang masih belum berjalan optimal. Oleh karena itu, dengan adanya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) diharapkan terjadinya harmonisasi antaraa prinsip dasar, pendekatan, strategi, serta berbagai mekanisme dan prosedur pembangunan yang berbasis pemberdayaan masyarakat dapat berdampak kepada kesejahteraan masyarakat yang berjalan lebih efektif dan efisien.

Untuk meningkatkan efektivitas dalam hal penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, maka salah satu langkah yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal menanggulangi persoalan kemiskinan yang selama ini terjadi yaitu dengan membuat suatu program yang diberi nama Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri atau yang biasa dikenal dengan sebutan PNPM-Mandiri. PNPM-Mandiri dimulai sekitar tahun 2007 yang terdiri dari PNPM-Mandiri Perdesaan, PNPM-Mandiri Perkotaan, dan PNPM-Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. Melalui PNPM-Mandiri ini dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan atau evaluasi. Melalui proses pembangunan yang partisipatif, adanya kesadaran kritis dan kemandirian dari suatu masyarakat, terutama masyarakat yang tergolong ke dalam masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan dengan pemberian beberapa program bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri), sehingga mereka tidaklah hanya sebagai objek melainkan sebagai subjek dalam hal upaya penanggulangan kemiskinan (Sukidjo, 2009).

PNPM Mandiri merupakan pengembangan dari PPK yang selama ini dinilai berhasil dijalankan sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di perdesaan beserta dengan program pendukungnya seperti PNPM Generasi, Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan, dan Percepatan Pembangunan Daerah Terringgal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan daerah tertinggal, pasca bencana, dan konflik.

(26)

pelaksanaannya, PNPM-Mandiri ini diprioritaskan dilaksanakan di desa-desa tertinggal dan masyarakatnya mayoritas termasuk ke dalam kelompok masyarakat miskin.

PNPM Mandiri didefinisikan sebagai suatu program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat sendiri didefinisikan sebagai suatu upaya untuk menciptakan atau meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun secara kelompok, dalam memecahkan berbagai permasalahan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan dari berbagai pihak, seperti pemerintah daerah serta berbagai pihak lainnya untuk memberikan suatu kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) memiliki tujuan yang dikategorikan ke dalam tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari PNPM-Mandiri adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat miskin secara mandiri. Sedangkan tujuan khusus dari PNPM-Mandiri yaitu:

1. Untuk meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat termasuk masyarakat miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil, dan masyarakat yang terpinggirkan untuk ikut berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.

2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representatif, dan akuntabel.

3. Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak kepada masyarakat miskin.

4. Meningkatkan sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, dan kelompok peduli lainnya untuk mengefektifkan upaya-upaya dalam hal penganggulangan kemiskinan.

5. Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat, serta kapasitas pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya.

6. Meningkatkan modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal.

7. Meningkatkan inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat.

(27)

perundang-undangan yang berlaku serta landasan khusus terkait dengan pelaksanaan PNPM-Mandiri.

Menurut Panduan Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri tahun 2008 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) dibedakan menjadi dua kategori, yakni kategori PNPM inti yang terdiri dari program atau kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berbasis kewilayahan, yang mencakup PPK, P2KP, Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), dan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Khusus (P2DTK), serta PNPM penguatan yang terdiri dari program pemberdayaan masyarakat berbasis sektoral, kewilayahan, serta khusus untuk mendukung penanggulangan kemiskinan yang pelaksanaannya terkait pencapaian target tertentu. Ruang lingkup kegiatan PNPM-Mandiri dalam hal penanggulangan kemiskinan yaitu meliputi penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana lingkungan permukiman, sosial dan ekonomi serta padat karya, penyediaan sumberdaya keuangan melalui program dana bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin, kegiatan terkait peningkatan kualitas sumberdaya manusia, peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintah lokal melalui penyadaran kritis, pelatihan keterampilan usaha, manajemen organisasi dan keuangan, serta penerapan tata kepemerintahan yang baik.

Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sudah dilaksanakan sejak tahun 1999 dan merupakan suatu upaya yang dilakukan pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam hal menanggulangi persoalan kemiskinan secara berkelanjutan. Program P2KP ini sangat strategis dilakukan karena menyiapkan landasan kemandirian masyarakat berupa lembaga kepemimpinan masyarakat yang representatif, mengakar, dan kondusif bagi perkembangan modal sosial masyarakat di masa yang akan datang, serta menyiapkan program masyarakat dengan jangka menengah dalam menanggulangi kemiskinan yang menjadi pengikat di dalam kemitraan masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.

(28)

pasar yang tujuannya untuk memperbaiki kondisi ekonomi serta memberikan pelajaran dalam mengelola dana pinjaman tersebut.

Sasaran dari pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir yaitu rumah tangga miskin yang berpendapatan rendah yang terdapat di suatu wilayah atau desa dimana di wilayah atau desa tersebut sudah terdapat Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) atau Unit Pengelola Keuangan (UPK) dan warga tersebut sudah tercatat dalam daftar warga miskin. Indikator tercapainya sasaran tersebut yaitu peminjam tercatat dalam daftar warga miskin, sebanyak 30% peminjam berasal dari kaum perempuan, peminjam tergabung di dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang beranggotakan minimal 5 orang dalam setiap kelompok.

Pendekatan yang dilakukan di dalam Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir adalah dengan mengarahkan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir sebagai suatu akses pinjaman bagi masyarakat yang saat ini belum memiliki akses pinjaman ke lembaga keuangan yang lainnya melalui:

1. Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir dilaksanakan di tingkat kelurahan, dan dikelola secara profesional untuk menjaga kelangsungan akses pinjaman bagi masyarakat miskin.

2. Transparansi atas pengelolaan dan kinerja UPK serta monitoring partisipatif oleh warga masyarakat sebagai wujud dari pertanggungjawaban pengelolaan dana masyarakat.

3. Penyediaan akses pinjaman yang jumlahnya maupun tingkat bunganya hanya menarik bagi kelompok masyarakat miskin.

4. Menggunakan sistem tanggung jawab renteng kelompok sebagai alat kontrol pengelola (UPK) maupun kelompok peminjam (KSM).

5. Meningkatkan kapasitas kewirausahaan masyarakat melalui pelatihan ekonomi rumah tangga, kewirausahaan, dan pembukuan sederhana.

Dalam Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir terdapat prinsip dasar dalam pemberian pinjaman bergulir yang perlu mendapatkan perhatian dari LKM/UPK, yakni antara lain:

1. Dana BLM yang dialokasikan untuk Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir merupakan milik masyarakat kelurahan/desa sasaran dan bukanlah milik perorangan.

2. Tujuan dipilihnya Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir ini adalah dalam rangka membantu program penanggulangan kemiskinan dan oleh karenanya harus menjangkau warga masyarakat miskin sebagai kelompok sasaran utama dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri).

3. Pengelolaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir berorientasi kepada proses pembelajaran untuk penciptaan peluang-peluang usaha dan memberikan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan pada masyarakat miskin, serta kegiatan-kegiatan produktif yang lainnya.

4. Pengelolaan pinjaman dana bergulir dipisahkan antara LKM sebagai representasi dari warga masyarakat pemilik modal dengan UPK sebagai pengelola Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir yang bertanggungjawab langsung kepada LKM.

(29)

6. Manajer dan petugas UPK haruslah orang yang memiliki kemampuan dan telah memperoleh sertifikat pelatihan dasar yang diadakan oleh PNPM-Mandiri.

7. UPK memiliki sistem pembukuan yang standar dan sistem pelaporan keuangan yang memadai.

8. UPK mendapat pengawasan baik dari LKM melalui Pengawas UPK maupun konsultas pelaksana melalui tenaga ahli dan fasilitator, atau pihak yang ditunjuk proyek.

Agar pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir dapat berjalan dengan baik maka perlu dibuat aturan terkait dengan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir, yakni kriteria kelayakan lembaga pengelola Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir, kelayakan peminjam, ketentuan umum atau skim pinjaman bergulir, sumber dana, kolektabilitas pinjaman bergulir dan pendampingan. Kriteria-kriteria tersebut dijelaksan sebagai berikut:

1. Kriteria kelayakan lembaga pengelola pinjaman bergulir. Dalam hal ini yang mengelola Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir yaitu Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) atau Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), Unit Pengelola Keuangan (UPK), dan pengawas UPK.

2. Kelayakan peminjam. Dalam hal ini yang diperbolehkan melakukan peminjaman yaitu hanya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) atau anggotanya yang sudah memenuhi persyaratan sebagai peminjam.

Berikut ini merupakan kriteria kelayakan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM):

a. KSM peminjam telah terbentuk dan anggotanya adalah warga miskin yang tercantum dalam daftar PS2.

b. KSM dibentuk hanya untuk tujuan penciptaan peluang usaha dan kesempatan kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat miskin. c. KSM dibentuk atas dasar kesepakatan anggota-anggotanya secara

sukarela, demokratis, partisipatif, transparan dan kesetaraan.

d. Anggota KSM termasuk kategori keluarga miskin yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sendiri oleh LKM/BKM/Masyarakat.

e. Jumlah anggota KSM minimal 5 orang.

f. Jumlah anggota KSM minimal 30% perempuan.

g. Mempunyai pembukuan yang memadai sesuai dengan kebutuhan. h. Semua anggota KSM menyetujui sistem tanggung renteng dan

dituangkan secara tertulis dalam Pernyataan Kesanggupan Tanggung Renteng.

i. Semua anggota KSM telah memperoleh pelatihan tentang Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir, Rencana Usaha, Kewirausahaan dan Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga (PERT) dari fasilitator dan LKM/UPK.

j. KSM dapat mengakses dana pinjaman apabila membentuk kelompok dan minimal 3 bulan berturut-turut memiliki kegiatan untuk menggalang tabungan kelompok.

Sedangkan berikut ini merupakan kriteria kelayakan anggota KSM:

(30)

b. Termasuk dalam kategori keluarga miskin sesuai dengan kriteria yang dikembangkan dan siepakati sendiri oleh masyarakat dan terdaftar dalam PS2.

c. Dapat dipercaya dan dapat bekerjasama dengan anggota lain.

d. Semua anggota KSM telah mempunyai tabungan minimal 5% dari pinjaman yang diajukan sebagai dana tanggung renteng dan bersedia aktif untuk menggalang kegiatan tabungan kelompok secara berkelanjutan.

e. Memiliki motivasi untuk berusaha dan bekerja atau dapat pula memiliki usaha mikro dan bermaksud untuk meningkatkan usaha, pendapatan, dan meningkatkan kesejahteraan keuarganya.

f. Belum pernah mendapatkan akses pinjaman dari lembaga keuangan lainnya.

3. Ketentuan umum atau skim pinjaman bergulir. Ketentuan tersebut didalamnya mencakup terkait siapa saja yang boleh melakukan pinjaman, tujuan penggunaan pinjaman, besarnya pinjaman, jasa pinjaman dan sistem bagi hasil, jangka waktu pinjaman dan frekuensi pinjaman, serta angsuran pinjaman.

4. Kolektabilitas pinjaman. Dalam hal ini kolektabilitas pinjaman adalah cerminan dari pengelolaan pinjaman bergulir. Dengan kolektabilitas tersebut dapat dilihat baik buruknya kualitas dan tingkat resiko daripada pinjaman. 5. Pendampingan. Dalam hal ini bentuk pendampingan yang dilakukan yaitu

dalam bentuk coaching, konsultasi dan diskusi, membimbing, membantu pelaksanaan kegiatan sampai petugas dapat melakukan secara mandiri,dan upaya yang lainnya yang dapat mengarah kepada peningkatan kemamouan petugas dan anggota masyarakat. Pendampingan tersebut dilakukan kepada LKM, UPK, dan kelompok Pinjaman Dana Bergulir (Petujuk Teknis Pinjaman Bergulir, 2012).

Konsep Efektivitas Program

Kata efektif berasal dari Bahasa Inggris yaitu effective yang artinya berhasil. Efektivitas didefinisikan sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau ketepatan tujuan. Efektivitas merupakan salah satu unsur pokok dalam mencapai suatu tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan atau program. Dapat dikatakan efektif apabila suatu tujuan ataupun sasaran yang sudah ditentukan tersebut dapat tercapai dengan baik. Efektivitas didefinisikan oleh banyak ahli, salah satunya definisi efektivitas menurut Robbins seperti dikutip oleh Indrawijaya (2010) yang mengemukakan bahwa efektivitas merupakan tingkat pencapaian organisasi atas tujuan jangka pendek (tujuan) dan jangka panjang (cara). Selain itu Siagian dalam Indrawijaya (2010) juga memberikan pengertian mengenai efektivitas yang berkaitan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan yaitu penyelesaian pekerjaan yang sesuai atau tepat pada waktu yang telah ditetapkan sebelumnya.

(31)

“Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kualitas, kuantitas, waktu) telah dicapai. Makin besar target yang dicapai, maka semakin tinggi tingkat efektivitas. Konsep ini orientasinya lebih tertuju pada keluaran. Masalah penggunaan masukan tidak menjadi isu salam konsep ini. Pada umumnya organisasi pemerintah (yang tidak mencari laba) berorientasi ke pencapaian

efektivitas.”

Upaya mengevaluasi jalannya suatu program dapat dilakukan melalui konsep efektivitas. Efektivitas merupakan pencapaian tujuan organisasi secara efisiensi yang ditinjau dari sisi masukan atau input, porses, maupun keluaran atau output. Menurut Mahmudi (2005) efektivitas merupakan hubungan antar output dengan tujuan, semakin besar konsumsi (sumbangan) output terhadap tujuan maka semakin efektif suatu organisasi, program atau kegiatan. Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program atau kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan. Menurut Sutrisno (2007) indikator dalam mengukur tingkat efektivitas suatu kegiatan yaitu:

1. Pemahaman program atau kegiatan 2. Tepat sasaran

3. Tepat waktu 4. Tercapainya tujuan 5. Perubahan nyata

Untuk mengukur suatu efektivitas program bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, karena efektivitas dikaji dari berbagai sudut pandang. Tingkat efektivitas dapat diukur dengan membandingkan antara rencana awal yang telah ditentukan dengan hasil yang nyata yang sudah diwujudkan. Jika rencana awal tersebut dilakukan dengan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan atau sasaran tidak tercapai, maka hal tersebut dikatakan tidak efektif. Siagian dalam Indrawijaya (2010) mengemukakan bahwa pencapaian tujuan efektif atau tidak diukur berdasarkan:

1. Kejelasan tujuan yang akan dicapai 2. Kejelasan strategi dalam mencapai tujuan

3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap 4. Perencanaan yang matang

5. Penyusunan program yang tepat sesuai yang dibutuhkan 6. Tersedianya sarana dan prasarana kerja

7. Pelaksanaan program yang efektif dan efisien

8. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik

(32)

Partisipasi Masyarakat

Definisi partisipasi menurut Theodorson (1969) seperti dikutip Theresia et al. (2014) mendefinisikan partisipasi yaitu keikutsertaan seseorang di dalam kelompok sosial untuk mengambil bagian dari kegiatan masyarakatnya, di luar pekerjaannya atau profesinya sendiri. Raharjo (1983) seperti dikutip Theresia et al. (2014) juga menambahkan terkait keterlibatan atau keikutsertaan tersebut. Ia menjelaskan bahwa keikutsertaan seseorang itu dilakukan sebagai akibat dari terjadinya interaksi sosial antar individu yang bersangkutan dengan anggota masyarakat yang lain. Tumbuhnya interaksi dan komunikasi tersebut dilandasi dengan adanya kesadaran yang dimiliki. Kesadaran tersebut menurut Theresia et al. (2014) yaitu terkait dengan:

1. Kondisi yang tidak memuaskan dan mengharuskan untuk diadakannya perubahan.

2. Kondisi tersebut dapat diperbaiki dengan kegiatan manusia atau masyarakatnya sendiri.

3. Kemampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dapat dilakukan. 4. Adanya kepercayaan diri bahwa dirinya dapat memberikan sumbangan yang

bermanfaat bagi kegiatan yang bersangkutan.

Dalam kegiatan pembangunan, partisipasi masyarakat merupakan perwujudan dari kesadaran dan kepedulian serta tanggung jawab terhadap pentingnya pembangunan. Hal tersebut dimaksudkan bahwa dengan adanya partisipasi yang diberikan, berarti mereka menyadari bahwa kegiatan pembangunan bukanlah sekedar kewajiban yang dilaksanakan oleh pemerintah melainkan melibatkan adanya partisipasi dari masyarakat yang akan diperbaiki mutu hidupnya (Theresia et al., 2014).

Menurut Yadav seperti dikutip Theresia et al. (2014) menjelaskan bahwa terdapat empat macam kegiatan yang menunjukkan partisipasi masyarakat di dalam kegiatan pembangunan, yaitu partisipasi dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan, partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi, serta partisipasi dalam pemanfaatan hasil-hasil program.

1. Partisipasi dalam perencanaan dan pengambilan keputusan

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan perlu ditumbuhkan dengan membuat forum yang memungkinkan untuk adanya partisipasi dari masyarakat secara langsung dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan program pembangunan di wilayah atau desa tersebut.

2. Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat diartikan sebagai suatu partisipasi masyarakat banyak untuk sukarela dalam menyumbangkan tenaga di dalam kegiatan pembangunan tersebut.

3. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan

(33)

pembangunan maka sudah jelas masyarakat dapat menerima manfaatnya. Padahal, seringkali masyarakat justru tidak memahami manfaat dari program pembangunan secara langsung.

4. Partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi pembangunan

Kegiatan pemantauan dan evaluasi pembangunan merupakan salah satu kegiatan yang sangat dibutuhkan. Dalam kegiatan ini partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan perkembangan kegiatan pembangunan.

Berkembangnya suatu partisipasi dari masyarakat di dalam suatu kegiatan pembangunan tidaklah lepas dari adanya unsur-unsur pokok ini, yaitu adanya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi, adanya kemauan yang timbul dari suatu masyarakat untuk ikut berpartisipasi serta adanya kemampuan yang dimiliki suatu masyarakat untuk ikut berpartisipasi (Mardikanto 2010 seperti dikutip oleh Theresia et al. 2014). Selain itu, terdapat faktor lain yang juga berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam suatu kegiatan pembangunan yaitu faktor internal atau yang biasa disebut dengan karakteristik individu dan faktor eksternal. Faktor eksternal tersebut menurut Yulianti (2012) yaitu pengaruh yang berasal dari luar kelompok yakni adanya suatu peran pemerintah, pengurus kelurahan, tokoh masyarakat dan peran dari fasilitator yang juga dapat mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan. Kemudian dijelaskan kembali oleh Tjokroamidjojo seperti dikutip Girsang (2012) bahwa faktor eksternal lainnya yang juga mendukung tingkat partisipasi adalah kepemimpinan dan informasi atau komunikasi.

Konsep Kesejahteraan Masyarakat

Kemiskinan ditandai dengan kurangnya akses masyarakat terhadap barang, jasa, aset dan peluang yang penting yang menjadi suatu hak bagi setiap orang. Untuk dapat mengukur tingkat kesejahteraan suatu masyarakat maka dapat digunakan instrumen kesejahteraan. Konsep kesejahteraan ini merupakan suatu konsep yang digunakan untuk dapat mengukur suatu keadaan seseorang pada kondisi tertentu di suatu wilayah.

Untuk dapat mengukur tingkat kesejahteraan suatu masyarakat maka diperlukan indikator-indikator yang diukur dari beberapa sudut pandang. Indikator untuk mengukur kesejahteraan masyarakat dikemukakan oleh BPS yang dikutip oleh Bappenas (2005), yaitu diantaranya tingkat pendapatan, tingkat konsumsi dan pengeluaran rumah tangga, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan akses terhadap pelayanan kesehatan, kemudahan akses terhadap pendidikan, dan kepemilikan alat transportasi. Indikator di atas secara rinci dijelaksan oleh BPS (2011):

1. Pendapatan adalah penghasilan tetap yang diperoleh dalam satu bulan oleh seseorang untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

2. Tingkat konsumsi atau pengeluaran rumahtangga adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

3. Fasilitas tempat tinggal yang diukur berdasarkan penerangan yang digunakan, jenis lantai/ubin, kondisi MCK, kondisi bangunan, atap rumah, dan sumber air.

(34)

5. Akses terhadap pelayanan kesehatan merupakan kemudahan bagi responden dalam memperoleh fasilitas untuk kesehatan seperti program jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas), BPJS dan lain-lain.

6. Akses terhadap pendidikan merupakan suatu kemudahan bagi responden dalam memperoleh pendidikan yang layak.

7. Kepemilikan alat transportasi merupakan jenis alat transportasi yang dimiliki oleh responden.

Hasil Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan hasil penelitian Maulidyah (2014) bahwa efektivitas pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir ini sudah dapat dikatakan efektif. Namun dalam pelaksanaannya terdapat dampak positif dan dampak negatif yang dihasilkan. Dampak positif tersebut yaitu berupa dampak fisik dan dampak ekonomi. Dampak fisik yakni adanya perbaikan sarana prasarana infrastruktur, sedangkan dampak ekonomi yakni terjadinya peningkatan pendapatan. Peningkatan pendapatan itu dirasakan oleh masyarakat penerima kegiatan karena berkat adanya bantuan pinjaman dana.

Tabel 1 Perbandingan hasil penelitian sebelumnya terkait dengan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir

Penulis Hasil Penelitian

Rahmatika (2011)

Masyarakat penerima bantuan dana bergulir PNPM Mandiri merasa tidak adanya kenaikan profit dari sebelum menerima program dan sesudah menerima program. Hal tersebut terjadi karena sistem pengelolaan program yang berjalan kurang baik, sehingga menyebabkan tidak terjadinya peningkatan pendapatan. Oleh karena itu dalam penelitian ini kegiatan dana bergulir belum dapat dikatakan efektif.

Surya (2011)

Program dana bergulir dari PNPM Mandiri memberikan dampak yang positif kepada masyarakat. Hal tersebut terbukti dari meningkatnya pendapatan masyarakat setelah mengikuti program karena dengan porgram dana bergulir masyarakat menerima bantuan dana untuk memajukan usaha mikro dan kecil.

Widodo (2014)

(35)

Kerangka Pemikiran

Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir dapat terlaksana dengan baik jika adanya partisipasi dari masyarakat pada Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir yang dapat dilihat pada setiap tahapan partisipasi yaitu dalam tahap perencanaan kegiatan, tahap pelaksanaan kegiatan, tahap pemanfaatan hasil dari kegiatan, dan tahap evaluasi kegiatan (Yadav seperti dikutip oleh Theresia et al., 2014). Diduga tingkat partisipasi tersebut dipengaruhi oleh karakteristik individu (Yulianti, 2012) dari setiap partisipan yaitu antara lain umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan lama menjadi anggota di dalam Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir. Tingkat partisipasi juga diduga dapat mempengaruhi tingkat efektivitas pelaksanaan kegiatan. Untuk mengukur tingkat efektivitas pelaksanaan kegiatan maka menurut Sutrisno (2007) dapat menggunakan indikator pemahaman program, ketepatan sasaran, ketepatan waktu, ketepatan tujuan, dan perubahan yang terjadi. Namun dalam penelitian ini hanya menggunakan indikator tingkat ketepatan sasaran kegiatan, tingkat ketepatan waktu kegiatan, dan tingkat ketepatan tujuan kegiatan. Indikator perubahan yang terjadi dapat dilihat dari tingkat kesejahteraan anggota. Dalam hal ini kesejahteraan dapat diukur dari tingkat pendapatan, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, akses terhadap pelayanan kesehatan, akses terhadap pendidikan, dan kepemilikan alat transportasi (BPS seperti dikutip oleh Bappenas, 2005).

Keterangan:

: Berhubungan

Gambar 1. Kerangka pemikiran “Hubungan Tingkat Partisipasi Dengan Tingkat Pelaksanaan Kegiatan Dan Tingkat Kesejahteraan Anggota Pinjaman Dana Bergulir Di Desa Terusan, Indramayu”

(36)

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka analisis di atas, dapat disusun hipotesis penelitian adalah adalah sebagai berikut:

1. Diduga terdapat hubungan antara karakteristik individu dengan tingkat partisipasi anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir.

2. Diduga terdapat hubungan antara tingkat partisipasi anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir dengan tingkat pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir.

3. Diduga terdapat hubungan antara tingkat partisipasi anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir dengan tingkat kesejahteraan anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir.

Definisi Operasional

Karakteristik individu

Karakteristik individu atau karakteristik responden penelitian yaitu ciri-ciri khas yang melekat yang dimiliki oleh individu atau responden yang membedakan dirinya dengan orang lain di dalam penelitian ini. Terkait dengan tujuan dari penelitian ini, indikator dari karakteristik individu anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir dalam penelitian ini adalah umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan lama menjadi anggota dalam Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir. Definisi operasional dari setiap masing-masing indikator yang tergolong dalam karakteristik individu atau karakteristik responden anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir secara rinci dapat dilihat di bawah ini:

1. Umur adalah lama hidup seseorang yang dihitung sejak hari kelahiran sampai pada saat penelitian ini dilakukan. Skala pengukuran yang digunakan yaitu berupa data ordinal. Umur tersebut dikategorikan ke dalam:

Dewasa muda (<34 tahun)

Dewasa pertengahan (35-40 tahun) Dewasa tua (>41 tahun)

2. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh seseorang pada saat penelitian ini dilakukan. Skala pengukuran yang digunakan yaitu berupa data ordinal. Tingkat pendidikan tersebut dikategorikan ke dalam:

Tidak sekolah-SD skor 1 SMP skor 2

SMA-Perguruan Tinggi skor 3

3. Jenis pekerjaan adalah kegiatan yang ditekuni seseorang untuk memperoleh upah atau penghasilan. Skala pengukuran yang digunakan yaitu berupa data ordinal. Jenis pekerjaan dikategorikan ke dalam:

Buruh skor 1 Pedagang skor 2

(37)

diukur berdasarkan satuan tahun. Skala pengukuran yang digunakan yaitu berupa data ordinal. Lama menjadi anggota dikategorikan ke dalam:

Rendah jika <x-½sd

Sedang jika x-½sd<x<+½sd Tinggi jika >x+½sd

Tingkat penilaian terhadap partisipasi anggota

Tingkat partisipasi anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir adalah derajat keterlibatan atau keikutsertaan seseorang di dalam semua tahapan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir. Tingkat partisipasi anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir ini meliputi tahap yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan kegiatan, tahap pemanfaatan hasil, serta tahap monitoring dan evaluasi. Definisi operasional dari setiap masing-masing indikator yang tergolong ke dalam tingkat partisipasi anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir secara rinci dapat dilihat di bawah ini:

1. Tahap perencanaan adalah penilaian responden terhadap keikutsertaannya dalam merancang suatu kegiatan dan pengambilan keputusan. Skala pengukuran yang digunakan yaitu berupa data ordinal. Tahap perencanaan dikategorikan ke dalam:

Rendah jika skor 5-6 Sedang jika skor 7-8 Tinggi jika skor 9-10

2. Tahap pelaksanaan adalah penilaian responden terhadap keikutsertaannya di dalam melaksanakan suatu kegiatan. Di dalam penelitian ini kegiatan yang dilihat yaitu Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir. Skala pengukuran yang digunakan yaitu berupa data ordinal. Tahap pelaksanaan dikategorikan ke dalam:

Rendah jika skor 7-14 Sedang jika skor 15-21 Tinggi jika skor 22-28

3. Tahap pemanfaatan hasil adalah penilaian responden terhadap keikutsertaannya di dalam memanfaatkan dan menikmati hasil dari suatu kegiatan. Skala pengukuran yang digunakan yaitu berupa data ordinal. Tahap pemanfaatan hasil ini dikategorikan ke dalam:

Rendah jika skor 7-14 Sedang jika skor 15-21 Tinggi jika skor 22-28

4. Tahap monitoring atau evaluasi adalah penilaian responden terhadap keikutsertaannya di dalam memberikan saran, ide, dan masukan di dalam suatu kegiatan yang tujuannya untuk memajukan dan meningkatkan kinerja semua pihak yang terlibat di dalam suatu Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir. Skala pengukuran yang digunakan yaitu berupa data ordinal. Tahap monitoring dan evaluasi ini dikategorikan ke dalam:

(38)

Tingkat efektivitas pelaksanaan kegiatan

Tingkat efektivitas pelaksanaan kegiatan adalah suatu keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang diukur berdasarkan ketercapaian tujuan kegiatan. Tingkat efektivitas kegiatan ini mencakup tingkat ketepatan sasaran, tingkat ketepatan waktu, dan tingkat ketepatan tujuan. Definisi operasional dari setiap masing-masing indikator yang tergolong ke dalam tingkat efektivitas pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir secara rinci dapat dilihat di bawah ini:

1. Tingkat ketepatan sasaran adalah kesesuaian seseorang yang diperbolehkan untuk ikut menjadi anggota dalam Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir. Skala pengukuran yang digunakan yaitu berupa data ordinal. Tingkat ketepatan sasaran ini dikategorikan ke dalam:

Rendah jika skor 5-9 Sedang jika skor 10-14 Tinggi jika skor 15-20

2. Tingkat ketepatan waktu adalah kesesuaian seseorang dalam hal waktu peminjaman, pengembalian dana pinjaman serta frekuensi pinjaman. Skala pengukuran yang digunakan yaitu berupa data ordinal. Tingkat ketepatan waktu ini dikategorikan ke dalam:

Rendah jika skor 6-8 Sedang jika skor 9-10 Tinggi jika skor 11-12

3. Tingkat ketepatan tujuan adalah kesesuaian tujuan suatu kegiatan dengan tujuan yang diharapkan seseorang dari anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir. Skala pengukuran yang digunakan yaitu berupa data ordinal. Tingkat ketepatan tujuan ini dikategorikan ke dalam:

Rendah jika skor 8-11 Sedang jika skor 12-15 Tinggi jika skor 16-18

Tingkat Kesejahteraan Anggota

Tingkat kesejahteraan anggota adalah ukuran suatu kondisi baik atau buruknya keadaan suatu individu yang diukur berdasarkan tingkat pendapatan, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, akses terhadap pelayanan kesehatan, akses terhadap pendidikan, dan kepemilikan alat transportasi. Definisi operasional dari setiap masing-masing indikator yang tergolong ke dalam tingkat efektivitas pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir secara rinci dijelaksan di bawah ini:

1. Tingkat pendapatan adalah jumlah uang yang didapatkan oleh seseorang selama satu bulan yang diukur dengan satuan rupiah. Skala pengukuran yang digunakan yaitu berupa data ordinal. Tingkat pendapatan dikategorikan ke dalam:

Rendah jika <x-½sd

Sedang jika x-½sd<x<+½sd Tinggi jika >x+½sd

(39)

digunakan, jenis lantai yang digunakan, jenis penerangan yang digunakan, alat eletronik yang dimiliki, sumber air bersih yang digunakan, dan kondisi MCK. Skala pengukuran yang digunakan yaitu berupa data ordinal.

a. Status kepemilikan bangunan tempat tinggal adalah kepemilikan bangunan tempat tinggal seseorang.

Sewa/kontrak skor 1

Milik orang tua/saudara skor 2 Milik pribadi skor 3

b. Jenis atap rumah adalah jenis atap bangunan terluas yang digunakan seseorang yang ada di bangunan rumahnya.

Rumbia skor 1 Seng/asbes skor 2 Genteng skor 3

c. Jenis dinding rumah adalah jenis dinding bangunan terluas yang digunakan seseorang yang ada di bangunan rumahnya.

Rumbia skor 1

Tembok tanpa diplester/batako skor 2 Tembok skor 3

d. Jenis lantai rumah adalah jenis lantai atau alas bangunan terluas yang digunakan seseorang yang ada di bangunan rumahnya.

Tanah skor 1 Kayu skor 2 Keramik skor 3

e. Jenis penerangan yang digunakan adalah sumber penerangan yang digunakan seseorang.

Lilin/lampu minyak skor 1 Senter skor 2

Listrik PLN skor 3

f. Jenis bahan bakar/energi yang digunakan adalah jenis bahan bakar yang digunakan untuk memasak.

Kayu bakar/arang skor 1 Minyak tanah skor 2 Gas LPG skor 3

g. Alat elektronik yang dimiliki adalah macam-macam alat elektronik yang dimiliki seseorang dan berguna bagi kesehariannya.

Memiliki <3 buah alat elektronik skor 1 Memiliki 4-5 buah alat elektronik skor 2 Memiliki >6 buah alat elektronik skor 3

h. Sumber air bersih adalah sumber air yang digunakan seseorang untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci dan kakus.

Sumur umum/bersama skor 1 Sumur pribadi skor 2

PAM/ledeng skor 3

i. Kondisi MCK adalah kondisi fasilitas yang digunakan seseorang untuk keperluan buang air kecil/besar.

Milik orang lain skor 1 Milik bersama skor 2 Milik pribadi skor 3

(40)

Rendah jika skor 9-14 Sedang jika skor 15-21 Tinggi jika skor 22-28

3. Kesehatan anggota keluarga adalah pengukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat kesehatan anggota keluarga dan penyakit yang biasa diderita. Skala pengukuran yang digunakan yaitu berupa data ordinal. Kesehatan anggota keluarga dikategorikan ke dalam:

Rendah jika skor 1-2 Sedang jika skor 3-4 Tinggi jika skor 5-6

4. Akses terhadap pelayanan kesehatan adalah kemudahan seseorang dalam mengakses pelayanan kesehatan dan kepemilikan asuransi kesehatan. Skala pengukuran yang digunakan yaitu berupa data ordinal. Akses terhadap pelayanan kesehatan dikategorikan ke dalam:

Rendah jika skor 1-2 Sedang jika skor 3-4 Tinggi jika skor 5-6

5. Akses terhadap pendidikan adalah kemudahan seseorang dalam mengakses pendidikan dan penerimaan awal masuk ke salah satu sarana pendidikan. Skala pengukuran yang digunakan yaitu berupa data ordinal. Akses terhadap pendidikan dikategorikan ke dalam:

Rendah jika skor 1-3 Sedang jika skor 4-6 Tinggi jika skor 7-9

6. Kepemilikan alat transportasi adalah pengukuran yang digunakan untuk mengetahui jenis alat transportasi apa saja yang dimiliki seseorang. Skala pengukuran yang digunakan yaitu berupa data ordinal. Kepemilikan alat transportasi dikategorikan ke dalam:

Rendah jika tidak memiliki kendaraan

(41)

PENDEKATAN LAPANGAN

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan didukung oleh pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan metode survei, yang mana menggunakan kuesioner sebagai instrumen dalam mengumpulkan informasi dari responden (Singarimbun dan Effendi, 1987). Pendekatan kuantitatif ini digunakan untuk melihat hubungan yang ditimbulkan dari adanya partisipasi anggota kelompok dengan tingkat pelaksanaan kegiatan dan kesejahteraan anggota kelompok. Sedangkan pendekatan kualitatif digunakan peneliti dengan melakukan wawancara mendalam kepada informan dengan menggunakan panduan pertanyaan penelitian untuk memahami secara mendalam mengenai suatu peristiwa terkait dengan penelitian, serta dapat menggali berbagai realitas, proses sosial, dan makna yang berkembang dari orang-orang yang menjadi subjek penelitian. Informasi yang diperoleh melalui data kualitatif ini kemudian digunakan sebagai interpretasi terhadap data-data yang telah didapatkan dari pendekatan kuantitatif.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Terusan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Lokasi tersebut dipilih secara sengaja (purposive) dengan berbagai pertimbangan yakni diantaranya yaitu:

1. Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir yang terdapat di Desa Terusan, Kecamatan sindang, kabupaten Indramayu, sudah terlaksana sejak tahun 1998 yang mana pada saat itu bernama Usaha Ekonomi Produktif (UEP) yang kemudian dilanjutkan oleh PNPM-Mandiri pada tahun 2007 dengan nama kegiatan yaitu Kegiatan Simpan Pinjaman Perempuan atau SPP dan sekarang berubah nama menjadi Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir. Selama terlaksananya Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir tersebut belum pernah diadakan penelitian terkait dengan efektivitas pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir yang terdapat di Desa Terusan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu.

2. Masyarakat penerima Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir masih tergolong ke dalam masyarakat miskin sehingga perlu diadakan penelitian terkait efektivitas pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir pada PNPM-Mandiri dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Terusan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu.

(42)

pengambilan data lapangan, penulisan draft skripsi, sidang skripsi, dan perbaikan laporan skripsi. Jadwal kegiatan penelitian ini tersedia pada Lampiran 2.

Teknik Pengambilan Responden dan Informan

Penelitian ini menggunakan sumber data dari responden dan informan. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu anggota kelompok dalam Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang tergabung dalam Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir yang terdapat di Desa Terusan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu. Pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan Rumus Slovin karena anggota sampel terlalu banyak sehingga untuk memungkinkan mengetahui jumlah responden maka dapat menggunakan Rumus Slovin. Berikut ini adalah cara penentuan jumlah sampel minimal dengan menggunakan Rumus Slovin menurut Sujarweni (2008):

�= � 1 +��2

Ket:

n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi

e : Nilai kritis (batas ketelitian)

� = 102 1 + 102� 10

100

2 � =

102

1 + 102�0,01 � = 102

1 + 1,02 � = 102

2,02= 50,4

(43)

Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data kuantitatif maka menggunakan alat ukur kuesioner. Data kualitatif yang berasal dari informan diperoleh dengan menggunakan observasi langsung dan wawancara mendalam. Definisi terkait dengan penelitian survei menurut Singarimbun dan Effendi (1987) adalah penelitian yang menggunakan sampel dari populasi dan menggunakan alat ukur kuesioner sebagai alat untuk pengumpulan data. Metode penelitian dengan menggunakan data kualitatif digunakan untuk mendefinisikan secara mendalam terkait peristiwa-peristiwa dan proses yang terjadi. Strategi penelitian yang menggunakan data kualitatif di dalam penelitian ini yaitu studi kasus dengan menentukan suatu kejadian yang akan diteliti.

Hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan di lapangan kemudian dicatat dalam catatan harian dengan bentuk uraian yang rinci dan kutipan langsung. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan menggunakan informasi tertulis, data mengenai fokus penelitian seperti contohnya yaitu definisi Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir, definisi Program Nasional Pemberdayaan Masyarkat Mandiri, partisipasi anggota serta kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir. Literatur-literatur seperti buku terkait dengan pemberdayaan dan hasil-hasil penelitian lainnya termasuk ke dalam data sekunder.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini mempunyai dua jenis data yang akan diolah dan dianalisis yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2007 dan SPSS for windows versi 17.0. Pembuatan tabel frekuensi, grafik, diagram, serta tabel tabulasi silang untuk melihat data awal responden untuk masing-masing variabel secara tunggal dengan menggunakan Microsoft Excel 2007. Kemudian aplikasi SPSS for windows versi 17.0 digunakan untuk membantu dalam uji statistik yang nantinya akan menggunakan korelasi Rank Spearman yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara dua variabel yang berskala ordinal.

(44)
(45)

GAMBARAN UMUM

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kondisi Geografis

Desa Terusan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, dengan luas wilayahnya mencapai 263.00 ha. Ketinggian desa ini adalah 12.65 mt dengan curah hujan 15.00 mm/tahun dan kelembapan suhu rata-rata 28-32oC. Desa Terusan terdiri dari 10 Rukun Warga dan 37 Rukun Tetangga. Batas wilayah Desa Terusan dapat dilihat sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Dermayu

Sebelah Timur : Kelurahan Bojong Sari Sebelah Selatan : Desa Panyindangan Sebelah Barat : Desa Kenanga

Kelembagaan yang ada di Desa Terusan adalah PKK dengan jumlah pengurus sebanyak 70 orang, dan Linmas dengan jumlah anggota sebanyak 25 orang. Jarak Desa Terusan dari pusat Pemerintahan Kecamatan Sindang yaitu sekitar 2km sedangkan jarak dari pusat Pemerintahan Kabupaten Indramayu sekitar 4km. Desa Terusan memiliki jumlah penduduk sebanyak 10499 jiwa dengan sebaran laki-laki sebanyak 5276 jiwa dan perempuan sebanyak 5223 jiwa.

Kondisi Ekonomi

Mata pencaharian penduduk Desa Terusan sangat beragam. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

(46)

Berdasarkan tabel di atas, jumlah penduduk jika dilihat berdasarkan mata pencaharian, maka yang paling banyak terdapat pada penduduk dengan mata pencaharian petani sawah dengan jumlah 431 jiwa (23.29%), buruh tani dengan jumlah 428 jiwa (23.13%) dan pedagang dengan jumlah 306 jiwa (16.54%). Hal tersebut dikarenakan di Desa Terusan masih banyak terdapat lahan sawah yang luas dan kebanyakan penduduk di Desa Terusan bermatapencaharian sebagai petani sawah dan buruh tani. Keadaan seperti itu disebabkan karena pendidikan yang kurang sehingga penduduk Desa Terusan kesulitan mendapatkan lapangan pekerjaan dan kemudian memilih untuk bekerja sebagai buruh tani dan pedagang.

Kondisi Sarana dan Prasarana

Berdasarkan data monografi Desa Terusan pada tahun 2014, sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Terusan yaitu:

Tabel 3 Jumlah sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Terusan pada tahun 2014

Sarana Keagamaan Jumlah (Buah)

Masjid 5

Mushola 13

Rumah Sakit Bersalin 1

TK 3

Sekolah Dasar 4

SLTP 2

SLTA 1

Sumber: Data monografi Desa Terusan tahun 2014

Berdasarkan tabel 3, terlihat bahwa jumlah sarana keagamaan yang terbanyak yang terdapat di Desa Terusan yaitu mushola sebanyak 13 buah. Hal tersebut membuktikan bahwa mayoritas agama penduduk di Desa Terusan adalah agama Islam. Sedangkan sarana yang terkait dengan pendidikan yang terbanyak adalah Sekolah Dasar sebanyak 4 buah. Selain itu pula, terdapat prasarana penghubung seperti jalan yang panjangnya mencapai 19 km, sawah yang luasnya mencapai 168 ha, pemukiman warga seluas 52 ha dan pemakaman umum seluas 3 ha.

Gambaran Umum Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir di Desa Terusan

(47)

kelompok yang sampai pada saat ini masih aktif dalam Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir. Pada masing-masing kelompok terdiri dari sekitar 4-15 orang anggota dan satu ketua kelompok. Peserta dalam Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir ini memiliki usaha seperti berdagang kosmetik, berdagang pakaian, berdagang makanan kecil baik usaha di rumah atau keliling, dan lain-lain. Kerangka sampling anggota kelompok Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir yang terdapat di Desa Terusan, Kec. Sindang, Kab. Indramayu dapat dilihat pada Lampiran 3.

Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir yang dilaksanakan di Desa Terusan ini sudah berlangsung sejak tahun 1998 yang pada saat itu masih dikenal dengan kegiatan Usaha Ekonomi Produktif (UEP), kegiatan ini yaitu lanjutan dari kegiatan PPK. Kemudian pada tahun 2007 Kegiatan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) berubah nama menjadi Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Pada tahun 2011 perubahan nama tersebut kembali terjadi, yang semula bernama Simpan Pinjam Perempuan (SPP) menjadi Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir. Perubahan nama tersebut terjadi bukan tanpa alasan, melainkan terdapat beberapa alasan yang mendasari terjadinya perubahan nama. Seperti pada kegiatan UEP yang berlangsung kurang baik dikarenakan banyaknya warga yang menunggak dan tidak dapat melunasi dana pinjaman. Anggota yang dilibatkan dalam kegiatan UEP pada saat itu yakni dari kalangan laki-laki maupun perempuan. Menurut informasi yang disampaikan oleh Ketua UPK Kec. Sindang, Bapak Bulhadi, ia memaparkan bahwa pada saat kegiatan UEP berlangsung, banyak dari kalangan laki-laki yang tidak bisa melunasi dana pinjamannya. Oleh karena itu, kemudian dibatasilah anggota yang diperbolehkan mengikuti kegiatan tersebut yakni hanya kalangan perempuan saja yang boleh bergabung namun tetaplah harus mendapatkan persetujuan dari kalangan laki-laki jika yang meminjam sudah memiliki keluarga, sehingga namanya kembali diganti menjadi Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang sekarang dirubah kembali menjadi Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir.

Dalam pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir tersebut banyak terjadi ketidaklancaran pengembalian dana atau penyetoran dari ketua kelompok kepada UPK. Hal tersebut dikarenakan terdapat anggota kelompok yang belum melunasi pembayaran kepada ketua kelompoknya. Sehingga ketua kelompoknya tidak dapat menyetorkan uang pinjaman kepada UPK. Jika terdapat masalah seperti anggota kelompok yang menunggak biasanya oleh tim dari UPK Kecamatan Sindang datang mengunjungi langsung rumah anggota kelompok yang menunggak tersebut untuk menanyakan perihal kapan kesiapan untuk melunasi dana pinjamannya. Biasanya ketua kelompok memberikan bantuan dengan cara menalangi terlebih dahulu anggota kelompok yang menunggak atau semacam tanggung renteng.

Gambar

GAMBARAN UMUM
Gambar 1.    Kerangka pemikiran “Hubungan Tingkat Partisipasi Dengan Tingkat
Tabel 2 Jumlah dan persentase penduduk menurut mata pencaharian di Desa
Tabel 4 Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sulitnya mencari pekerjaan serta banyaknya PHK saat ini membuat tingginya pengangguran terutama di Batam yang awalnya dikenal dengan tempat yang mudah untuk

Hasil kajian struktur interaksi terhadap karakteristik agronomi hasil, berat tongkol, kadar air panen, dan usia masak fisiologis menunjukkan klasifikasi genotipe stabil dan

WASTE MANAGEMENT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG. SEBAGAI BAGIAN

Tipe Koreksi ini digunakan untuk menurunkan HPP item karena user mendapatkan potongan hutang dari suplier sebagai pengganti nilai barang suplier yang harganya diturunkan

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh parsial (sendiri-sendiri) dan simultan (bersama-sama) antara minat konsumen dan harga

[r]

Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak.. dan Gas Bumi (BPMIGAS), dan Direktorat Jenderal Anggaran