ANALISIS KINERJA WAKTU DAN PEMODELAN 3D
MENGGUNAKAN SOFTWARE TEKLA STRUCTURES17
PADA PROYEK PABRIK ASTRA HONDA MOTOR,
CIKAMPEK
RISDA GUSTRIANI RAHAYU
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja Waktu dan Pemodelan 3D menggunakan Software Tekla Structures17 Pada Proyek Pabrik Astra Honda Motor, Cikampek adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2015
Risda Gustriani Rahayu
ABSTRAK
RISDA GUSTRIANI RAHAYU. Analisis Kinerja Waktu dan Pemodelan 3D menggunakan Software Tekla Structures17 Pada Proyek Pabrik Astra Honda Motor, Cikampek. Dibimbing oleh MACHMUD ARIFIN RAIMADOYA.
Pada umumnya proyek konstruksi mempunyai rencana pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan tertentu. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, maka tingkat kesulitan untuk mengelola dan menjalankan proyek semakin tinggi. Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2015 ini berlokasi di kawasan industri Bukit Indah City, Cikampek, Karawang. Analisis kinerja waktu pada pembangunan Pabrik Astra Honda Motor menggunakan metode jalur kritis dilakukan dengan bantuan program Microsoft Project 2013. Dengan beberapa tambahan informasi-informasi yang diperlukan, pemodelan 3D dilakukan berdasarkan data Detail Engineering Design dari proyek pembangunan Pabrik Astra Honda Motor. Kemudian kinerja waktu dianalisis menggunakan task manager pada Tekla Structure 17 dalam bentuk barchart. Analisis pada kurva S pembangunan bulan November sampai dengan bulan April di atas dapat dilihat bahwa deviasi yang dihasilkan bernilai nol. Deviasi yang bernilai nol adalah target yang diinginkan oleh kontraktor. Adapun salah satu masalah yang terjadi diantaranya keterlambatan pada proyek pembangunan yang disebabkan oleh cuaca yang tidak menentu, kurangnya tenaga kerja, dan finansial.
Kata Kunci: barchart, Cikampek, deviasi, kontraktor, Tekla Structure 17
ABSTRACT
difficulty to manage and run the project higher. Construction project management is planning, organizing, directing and controlling resources to achieve short-term goals that have been determined. The research, conducted in March-May 2015 is located in the industrial area of Bukit Indah City, Cikampek, Karawang. Time performance analysis on the development of Astra Honda Motor factory using critical path method is done with the help of Microsoft Project 2013 program. With some additional information that is required, 3D modeling is done based on the Detail Engineering Design data of plant development project Astra Honda Motor. Then the time performance is analyzed using the task manager at Tekla Structure 17 in the form of barchart. Analysis of the S curve construction November to April in the above it can be seen that the resulting zero deviation. Deviation of zero is the desired target by the contractor. As one of the problems that occur include delays in development caused by erratic weather, lack of manpower, and financially.Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
ANALISIS KINERJA WAKTU DAN PEMODELAN 3D
MENGGUNAKAN SOFTWARE TEKLA STRUCTURES17
PADA PROYEK PABRIK ASTRA HONDA MOTOR,
CIKAMPEK
RISDA GUSTRIANI RAHAYU
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PRAKATA
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema penelitian yang dilaksanakan sejak bulanMaret sampai dengan Mei 2015 ini berjudul Analisis Kinerja Waktu dan Pemodelan 3D menggunakan Software Tekla Structures17
pada Proyek Pabrik Astra Honda Motor, Cikampek.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini, yaitu:
1. Ir. Machmud Arifin Raimadoya, Msc, sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan yang bermanfaat.
2. Dr. Ir. Meiske Widyarti, M.Eng dan Dr. Ir. Moh. Yanuar Jarwadi Purwanto, MS, sebagai dosen penguji dalam ujian skripsi.
3. PT Adhi Karya Tbk atas bantuannya selama penelitian berlangsung.
4. Mamah, Ayah, A Yuldan, Teh Asih, dan Mama Iyang yang selalu memberikan dukungan, baik dukungan moral hingga dukungan material, sehingga kegiatan penelitian dapat terlaksana dengan baik.
5. Raudhotul Jannah, Anugrah Susilowati, Fachru Bahari Jasman, dan Haspan Limrah sebagai mahasiswa satu pembimbing selama penelitian berlangsung. 6. Seluruh teman-teman SIL angkatan 48 atas segala kebersamaannya.
7. Nadira Tizani, Luni Aulia Safwani dan Zefika Zahlinar yang selalu memberikan semangat dan dukungannya.
8. Teman-teman tujuhbelas (Ulya, Citra, Marin Briza, Sisca, Aul, Aad, Agy, Sukma, Jundi, Mora, Ryan, Hafiz) juga selalu memberikan semangat dan dukungannya.
Disadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan ini. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran demi perbaikan penulisan di masa yang akan datang.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juni 2015
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN viii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 3
Tekla Structures 3
Kelebihan Tekla Structures 3
Manajemen Proyek 4
Manajemen dan Kinerja Waktu Proyek 5
Microsoft Project 6
Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek 7
METODE 8
Waktu dan Tempat Penelitian 8
Bahan 8
Alat 8
HASIL DAN PEMBAHASAN 15
Pengolahan Jadwal Rencana Menggunakan Microsoft Project 2013 16
Pemodelan 3D Menggunakan Tekla Structures 17 17
Analisis Kinerja Waktu Pembangunan Proyek 20
Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Kinerja Waktu Proyek 29
SIMPULAN DAN SARAN 30
Simpulan 30
Saran 30
DAFTAR PUSTAKA 30
LAMPIRAN 303
DAFTAR TABEL
1 Perkembangan pembangunan Pabrik Astra Honda Motor tahun 2014 21 2 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 pekerjaan 1
m3 galian tanah pile cap 24
3 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan galian tanah pile cap 25 4 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 bekisting
fondasi dan sloof beton 25
5 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan bekisting fondasi dan sloof beton 26 6 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 pengecoran
kolom beton biasa Lantai 1 26
7 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan pengecoran kolom beton biasa
Lantai 1 26
8 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 pekerjaan
pembesian 100 kg dengan besi polos atau ulir 27
9 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan pembesian 100 kg dengan besi
polos atau ulir Lantai 1 27
10 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 rangka baja 27 11 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan rangka baja 28 12 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 bekisting
kolom beton biasa 28
13 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan bekisting kolom beton biasa
Lantai 1 28
DAFTAR GAMBAR
1 Kolaborasi pihak yang terlibat dalam proyek 3
2 Variabel utama dalam sebuah manajemen proyek 5
3 Sistem Manajemen Waktu 6
4 Lokasi proyek pembangunan Pabrik Astra Hona Motor 8
5 Diagram Alir Prosedur Penelitian 9
6 Grid Pabrik Astra Honda Motor 10
7 Permodelan pile cap PabrikAstra Honda Motor 11
8 Permodelan kolom Pabrik Astra Honda Motor 11
9 Permodelan balok Pabrik Astra Honda Motor 12
10 Permodelan slab Pabrik Astra Honda Motor 12
11 Pengaturan sambungan pada tekla structures 13
12 Permodelan atap baja Pabrik Astra Honda Motor 13
13 Model organizer pemodelan Pabrik Astra Honda Motor 14
14 Task manager pemodelan Pabrik Astra Honda Motor 15
15 Tampilan hubungan pemodelan, Model Organizer, dan Task Manager 20
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kurva S Proyek Pembangunan Pabrik Astra Honda Motor pada Tahun
2 Kurva S yang telah di update pada Proyek Pembangunan Pabrik Astra
Honda Motor pada Tahun 2015 34
3 Perkembangan Pembangunan Pabrik Astra Honda Motor Tahun 2015dari
Kurva S yang telah diperbaiki 35
4 Kinerja Waktu pada Task Manager 36
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap proyek konstruksi lazimnya mempunyai rencana pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan yang tertentu, kapan pelaksanaan proyek tersebut harus dimulai, kapan harus diselesaikan dan bagaimana proyek tersebut akan dikerjakan, serta bagaimana penyediaan sumber dayanya. Seiring dengan perkembangan dunia industri yang semakin pesat, maka tingkat kesulitan untuk mengelola dan menjalankan sebuah proyek semakin tinggi. Semakin tinggi tingkat kesulitannya, berarti semakin panjang durasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek. Perkembangan pembangunan, seperti bangunan gedung, menara, jembatan, perkantoran, hotel, dan bangunan lainnya. Menghadapi keadaan demikian, langkah yang umumnya ditempuh di samping mempertajam prioritas juga mengusahakan peningkatan efisiensi dan efektifitas pengelolaan agar dicapai hasil guna yang maksimal dari sumber daya yang tersedia. Pengelolaan yang dikenal sebagai manajemen proyek adalah salah satu cara yang ditawarkan untuk maksud tersebut.
Proyek merupakan suatu aktivitas yang baru sehingga tingkat ketidakpastian dan risikonya juga sangat tinggi. Karena tingginya ketidakpastian tersebut, akan lebih sulit untuk memperkirakan tingkat sumber tenaga dan mempersulit perkiraan waktu untuk menyelesaikan suatu proyek. Salah satu cara agar proyek berjalan dengan baik, yaitu dengan adanya manajemen proyek. Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan (Suharto, 1999). Berkaitan dengan masalah proyek ini maka keberhasilan pelaksanaan sebuah proyek tepat pada waktunya merupakan tujuan yang penting baik bagi pemilik proyek maupun kontraktor.
Seringkali dalam pelaksanaan suatu pekerjaan timbul keterlambatan waktu, baik dalam penggunaan tenaga kerja maupun faktor cuaca atau lainnya yang disebabkan kurang matangnya perencanaan. Dengan demikian suatu perencanaan yang baik dan matang adalah salah satu langkah awal yang sangat penting dan diperlukan dalam setiap kegiatan usaha, karena dapat menunjang tercapainya tujuan proyek.
Ketepatan waktu penyelesaian suatu proyek merupakan salah satu aspek yang dinilai owner atau pelanggan. Oleh karena itu, sebaiknya diperlukan perhatian khusus pada masalah perencanaan, dan pengendalian suatu proyek, agar dapat mencapai target waktu penyelesaian tanpa mengurangi kualitas pengerjaannya. Melalui perencanaan yang baik diharapkan waktu penyelesaian suatu proyek dapat sesuai dengan target waktu yang diharapkan konsumen.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, permodelan tiga dimensi (3D) dapat dilakukan dengan menggunakan program Tekla Structures. tekla
structures merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk membangun model
2
bangunan teknik sipil dan akan menciptakan opsi baru dalam penggunaan software
bantu yang tepat guna khususnya perencanaan sistem precast bangunan gedung. Menurut Hergunsel Mehmet (2011), Prinsip dasar dari pemodelan tekla structures
adalah dapat menggunakan model bangunan 3D untuk mendapatkan semua gambar proyek yang diperlukan, termasuk tampak, potongan, gambar presentasi, gambar detail konstruksi, perhitungan kuantitas, estimasi harga, dan kinerja waktu. Memasukan data bangunan ke dalam model 3D tekla structures dapat mempermudah pekerjaan dalam bidang arsitektur, struktur, dan mekanik elektrikal. Seperti memasukan jadwal rencana pembangunan suatu bangunan ke dalam task manager
dalam model tekla structures untuk membuat manajemen kinerja waktu pelaksanaan.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan yang merupakan objek dari penelitian ini, yaitu:
1. Apakah pelaksana menggunakan manajemen proyek yang efisien.
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya keterlambatan pada suatu proyek pembangunan.
3. Tindakan apa yang perlu diperhitungkan terhadap faktor-faktor risiko yang dominan mempengaruhi keterlambatan proyek konstruksi.
4. Bagaimana bentuk dari komponen struktur tersebut tanpa perhitungan analisis pembebenan.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Membuat pemodelan 3D menggunakan Program Tekla Stuctures17 untuk menampilkan tahap pelaksanaan dan bentuk komponen struktur, serta menentukan kinerja waktu pada suatu proyek pembangunan dengan menggunakan task manager pada Program tekla structures 17.
2. Menganalisis Kurva S dan faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan atau kemajuan pada suatu proyek serta melakukan tindakan perbaikan jika terjadi keterlambatan
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup atau batasan masalah penelitian ini yaitu:
1. Penelitian ini hanya dilakukan terhadap manajemen kinerja waktu dan pemodelan 3D pada proyek pembangunan PabrikAstra Honda Motor, Cikampek.
2. Kinerja waktu dianalisis menggunakan Metode Jalur Kritis melalui program
Microsoft Project 2013.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Tekla Structures
Tekla Corporation didirikan di Finlandia pada tahun 1966 dan memiliki kantor
pusat di Espoo, Finlandia, sedangkan kantor cabang dari Tekla Corporation berada di Swedia, Denmark, Jerman dan Amerika Serikat. Tekla memiliki penjualan bersih sebesar hampir 58 juta euro pada tahun 2010. Perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 500 orang dan memiliki pelanggan di sekitar 100 negara (Tekla, 2011). Tekla
corporation memiliki empat jenis software berdasarkan fungsi pekerjaan yang
dihadapi, diantaranya Tekla Stuctures untuk pekerjaan struktur, Tekla XCity untuk arsitektur, Tekla XPipe untuk perpipaan, dan Tekla XPower untuk bagian elektrikal.
Tekla structures awalnya dikenal sebagai Tekla X-Steel di pertengahan tahun
1990 (Jiang Xinan, 2011). Tekla adalah aplikasi Building Information Modelling
yang dikembangkan oleh Tekla Corporation untuk keperluan perhitungan dan rekayasa struktur termasuk juga fitur-fitur komprehensif yang bisa digunakan bagi para detailer, fabricator, manufaktur dan constructor. Modul untuk keperluan manajemen konstruksi juga sudah ditambahkan pada software ini (Khemlani, 2008).
Sumber: Tekla, 2011
Gambar 1 Kolaborasi pihak yang terlibat dalam proyek
Software ini merupakan program bantu yang sangat canggih dan mampu
mempersingkat proses pendetailan, proses manufaktur atau fabrikasi dan manjemen konstruksi, dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa Tekla merupakan program yang dapat membantu penyelesaian suatu proyek mulai dari proses perencanaan (pemodelan, analisa struktur, pendetailan), hingga proses pelaksanaan (fabrikasi, dan manajemen kontruksi) (Yanuari, 2011).
Kelebihan Tekla Structures
4
berbasis BIM memiliki kelebihan dibandingkan dengan program sejenis. Kelebihan-kelebihan tekla structures dintaranya yaitu kualitas dan detailing gambar yang presisi, mengurangi kesalahan dalam fabrikasi dan ereksi, gambar yang dihasilkan selalu up to date karena terintegrasi dengan analisis perencanaan, dan mengurangi pekerjaan yang berulang (Tekla, 2011).
Manajemen Proyek
Manajemen merupakan proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan (Soeharto, 2001). Proyek merupakan suatu usaha yang bersifat sementara untuk menghasilkan produk atau layanan yang unik (Schwalbe, 2006). Sedangkan manajemen proyek muncul dikarenakan penggunaan manajemen itu sendiri yang telah berhasil mengelola kegiatan operasional rutin dengan lingkungan yang stabil, dirasakan kurang mampu dan tidak cukup efisien untuk mengelola kegiatan proyek konstruksi yang sejatinya penuh dengan dinamika dan perubahan cepat, sehingga hasilnya pun tidak bisa optimal.
Sedangkan pengertian manajemen proyek muncul dikarenakan penggunaan manajemen itu sendiri yang telah berhasil mengelola kegiatan operasional rutin dengan lingkungan yang stabil, dirasakan kurang mampu dan tidak cukup efisien untuk mengelola kegiatan proyek konstruksi yang sejatinya penuh dengan dinamika dan perubahan cepat, sehingga hasilnyapun tidak bisa optimal.
Sehubungan dengan itu, dilihat dari wawasan manajemen berdasarkan fungsi dan digabungkan dengan pendekatan sistem, maka yang dimaksud dengan manajemen proyek yaitu merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek yang telah ditentukan, serta menggunakan pendekatan sistem dan hirarki (arus kegiatan) vertikal dan horizontal (Kerzner, 1982).
Handoko (1999) menyatakan tujuan manajemen proyek adalah sebagai berikut: a. Tepat waktu (on time) yaitu waktu atau jadwal yang merupakan salah satu sasaran
utama proyek, keterlambatan akan mengakibatkan kerugian, seperti penambahan biaya, kehilangan kesempatan produk memasuki pasar.
b. Tepat anggaran (on budget) yaitu biaya yang harus dikeluarkan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.
c. Tepat spesifikasi (on specification) dimana proyek harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Pada manajemen proyek sangat dibutuhkan “triple constraiint”, yaitu scope,
time, dan cost dari sebuah proyek dalam mengatur sebuah proyek. Quality dari
5
Gambar 2 Variabel utama dalam sebuah manajemen proyek
Manajemen dan Kinerja Waktu Proyek
Pengendalian menurut R. J. Mockler sebagaimana dikutip Soeharto (2001) adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar menganalisa kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran. Proses pengendalian berjalan sepanjang daur hidup proyek guna mewujudkan performa yang baik di dalam setiap tahap. Perencanaan dibuat sebagai bahan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan. Bahan acuan tersebut selanjutnya akan menjadi standar pelaksanaan pada proyek yang bersangkutan, meliputi spesifikasi teknik, jadwal, dan anggaran. Maka untuk dapat melakukan pengendalian perlu adanya perencanaan pekerjaan konstruksi, diantaranya adalah:
1. Kurva S
Kurva S adalah gambaran yang menjelaskan tentang seluruh jenis pekerjaan, volume pekerjaan dalam satuan waktu dan ordinatnya adalah jumlah presentasse (%) kegiatan pada garis waktu. Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi kurva S dapat memberikan informasi mengenai kemajuan proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal rencana. Dari sinilah diketahui apakah ada keterlambatan atau percepatan jadwal proyek. Indikasi tersebut dapat menjadi informasi awal guna melakukan tindakan koreksi dalam proses.
Kurva kemajuan yang disebut kurva "S", secara grafis menyajikan beberapa ukuran kemajuan kumulatif pada sumbu tegak dan terhadap waktu pada sumbu mendatar. Kemajuan ini dapat diukur menurut jumlah nilai uang yang telah dikeluarkan, survei kuantitas dari pekerjaan di proyek, jumlah tenaga kerja yang dipakai. Jadi kurva "S" itu adalah salah satu bentuk pengendalian waktu terhadap sesuatu yang dibandingkan (Tolangi, dkk, 2012). Fungsi kurva S:
1. Menentukan penyelesaian bagian proyek
2. Menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek
6
3. Menentukan waktu pendatangan material, alat dan pekerja yang akan dipakai untuk pekerjaan tertentu
2. CPM (Critical Path Method)
CPM merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan atau percepatan waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan. Manajemen waktu proyek adalah proses merencanakan, menyusun dan mengendalikan jadwal kegiatan proyek. Manajemen waktu termasuk ke dalam proses yang akan diperlukan untuk memastikan waktu penyelesaian suatu proyek. Sistem manajemen waktu (Gambar 3) berpusat pada berjalan atau tidaknya perencanaan dan penjadwalan proyek, dimana dalam perencanaan dan penjadwalan tersebut telah disediakan pedoman yang spesifik untuk menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien (Clough dan Scars, 1991). Adapun aspek-aspek manajemen waktu merupakan proses yang saling berurutan satu dengan yang lainnya.
Gambar 3 Sistem Manajemen Waktu
Lamanya waktu penyelesaian proyek berpengaruh besar dengan pertambahan biaya proyek secara keseluruhan. Maka dari itu dibutuhkan laporan progress harian/ mingguan/ bulanan untuk melaporkan hasil pekerjaan dan waktu penyelesaian untuk setiap item pekerjaan proyek. Dan dibandingkan dengan waktu penyelesaian rencana agar waktu penyelesaian dapat terkontrol setiap periodenya.
Microsoft Project
Microsoft Project adalah suatu paket program komputer yang membantu
penyusunan perencanaan dan pemantauan jadwal suatu proyek. Program tersebut sangat membantu dalam perhitungan jadwal suatu proyek secara terperinci kegiatan
Menentukan penjadwalan
Mengukur dan membuat laporan kemajuan
Membandingkan kemajuan di lapangan dengan penjadwalan
Menentukan akibat yang ditimbulkan pada akhir penyelesaian
Memperbaharui penjadwalan proyek
7 demi kegiatan dan merupakan program buatan Microsoft, yaitu salah satu perusahaan
software terbesar. Microsoft menyatakan bahwa program tersebut merupakan
scheduling terbaik saat ini yang beroperasi di bawah sistem operasinya sendiri yaitu
Microsoft Windows. Microsoft Project membantu melakukan pencatatan dan
pemantauan terhadap penggunaan sumber daya, baik yang berupa sumber daya manusia, peralatan, maupun bahan. Aplikasi tersebut juga dapat mencatat kebutuhan tenaga kerja pada beberapa kegiatan. Program tersebut juga dapat menyajikan laporan pada setiap posisi sesuai perkembangan yang terjadi pada proyek (Lynna et al, 2006).
Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek
Menurut Callahan (1992), keterlambatan (delay) adalah apabila suatu aktifitas atau kegiatan proyek konstruksi mengalami penambahan waktu, atau tidak diselenggarakan sesuai dengan rencana yang diharapkan. Keterlambatan proyek dapat diidentifikasi dengan jelas melalui schedule. Dengan melihat schedule, akibat keterlambatan suatu kegiatan terhadap kegiatan lain dapat terlihat dan diharapkan dapat segera diantisipasi.
Menurut Kraiem dan Dickmann, penyebab-penyebab keterlambatan waktu pelaksanaan proyek dapat dikatagorikan dalam 3 kelompok besar yakni:
a. Keterlambatan yang layak mendapatkan ganti rugi (Compensable Delay), yakni keterlambatan yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan pemilik proyek.
b. Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan (Non- Excusable Delay), yakni keterlambatan yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan pemilik proyek.
c. Keterlambatan yang dapat dimaafkan (Excusable Delay), yakni keterlambatan yang disebabkan oleh kejadian-kejadian diluar kendali baik pemilik maupun kontraktor.
Menurut (Astina dkk, 2000), bahwa dampak dari keterlambatan proyek ini menimbulkan kerugian pada pihak kontraktor, konsultan, dan owner. Kerugian tersebut antaralain :
1. Pihak Kontraktor
Keterlambatan penyelesaian proyek berakibat naiknya overhead, karena bertambah panjangnya waktu pelaksanaan. Biaya overhead meliputi biaya untuk perusahaan secara keseluruhan, terlepas ada tidaknya kontrak yang sedang ditangani.
2. Pihak Konsultan
Konsultan akan mengalami kerugian waktu, serta akan terlambat dalam mengerjakan proyek yang lainnya, jika pelaksanan proyek mengalami keterlambatan penyelesaian.
3. Pihak Owner
8
pihak pemilik adalah non pemerintah, misalnya pembangunan gedung, pertokoan atau hotel, tentu jadwal pemakaian gedung tersebut akan mundur dari waktu yang direncanakan, sehingga ada waktu kosong tanpa mendapatkan uang.
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015. Proyek Pembangunan Pabrik Astra Honda Motor di daerah Kawasan Bukit Indah City, Cikampek. Pengolahan dan analisis data dilakukan di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor.
Sumber: Google Map 2015
Gambar 4 Lokasi proyek pembangunan Pabrik Astra Hona Motor
Bahan
Bahan penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari kontraktor PT. Adhi Karya (Persero) Tbk, konsultan perencana PT. Penta Rekayasa, dan konsultan pengawas PT. Deserco, pada proyek PabrikAstra Honda Motor di daerah Cikampek, yaitu berupa data jadwal perencanaan dan jadwal realisasi kegiatan proyek pembangunan, kurva S, serta data Detail Engineering Design.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Program Microsoft Excel 2010
9 Diagram alir tahapan pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Diagram alir prosedur penelitian
Prosedur Analisis Data
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, antara lain: 1. Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian pertama yang dilakukan adalah penentuan lokasi penelitian dan data-data yang dibutuhkan agar mempermudah dalam pelaksanaan penelitian. Pada tahap ini juga dilakukan penginstalan tekla structures 17.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah kedua setelah tahap persiapan dalam pemodelan pabrik Astra Honda Motor. Dalam pengumpulan data peranan instansi yang terkait sangat diperlukan sebagai pendukung dalam memperoleh data-data yang diperlukan.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yaitu berupa jadwal kegiatan proyek pembangunan dan data detail engineering design. Data ini diperoleh dari PT. Adhi Karya pada proyek pembangunan Pabrik Astra Honda Motor di daerah kawasan industri Bukit Indah City, Cikampek, Karawang.
Pengolahan data sekunder
Menganalisis faktor keterlambatan
Menentukan tindakan perbaikan Pemodelan 3D (Tekla
Structures17) Jadwal Rencana
(Ms. Project 2013)
Membandingkan kesesuaian tahapan kegiatan
Mulai
Selesai Tidak
sesuai
10
3. Pengolahan Data menggunakan Microsoft Project 2013
Pengolahan data dilakukan dengan menginput jadwal rencana menggunakan
Microsoft Project 2013 dan menentukan pekerjaan yang berada pada jalur kritis.
4. Pemodelan 3D menggunakan Tekla Structures
a. Pembuatan grid
Sebelum dilakukan pemodelan objek kolom, balok, dan objek struktur lainnya di Tekla Structure, hal yang perlu dilakukan pertama kali adalah pembuatan garis grid. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:
Pada tab modeling, kemudian dipilih create grid.
Diklik dua kali pada grid untuk memunculkan kotak dialog properties yang berfungsi untuk memodifikasi karakteristik grid.
Definisikan koordinat X, Y,dan Z sesuai shop drawing. Perlu diketahui bahwa koordinat X dan Y bersifat relatif dan Z bersifat mutlak. Gambar grid
Pabrik Astra Honda Motor disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6 Grid Pabrik Astra Honda Motor b. Permodelan pile cap
Tahap-tahap pemodelan pile cap yaitu :
Pada tab modeling, kemudian dipilih create pad footing.
Ditentukan pad footing pada posisi yang sesuai dengan shop drawing. Kemudian dirubah karakteristik kolom dengan cara klik 2 kali pada kolom
11
Gambar 7 Permodelan pile cap PabrikAstra Honda Motor c. Pemodelan kolom
Tahap-tahap pemodelan kolom beton yaitu :
Pada tab modeling, kemudian dipilih create concrete column.
Ditentukan column pada posisi yang diinginkan.
Kemudian dirubah karakteristik kolom dengan cara klik 2 kali pada kolom agar muncul kotak dialog concrete column properties. Gambar permodelan kolom beton Pabrik Astra Honda Motor disajikan pada Gambar 8.
Gambar 8 Permodelan kolom Pabrik Astra Honda Motor d. Pemodelan balok
Tahap-tahap pemodelan balok beton yaitu:
Pada tab modeling, kemudian dipilih create concrete beam.
Pada grid ditentukan titik awal dan titik akhir.
12
Gambar 9 Permodelan balok Pabrik Astra Honda Motor e. Pemodelan slab
Tahap-tahap pemodelan balok beton yaitu:
Pada tab modeling, kemudian dipilih create concrete slab.
Dilakukan pemilihan titik awal slab. Ditentukan titik-titik pojok slab.
Setelah itu dipilih titik awal lagi, atau diklik tombol tengah mouse untuk menyelesaikannya.
Kemudian dirubah karakteristik slab, klik 2 kali pada slab agar muncul kotak dialog concrete slab properties. Gambar permodelan slab Pabrik Astra Honda Motor disajikan pada Gambar 10.
Gambar 10 Permodelan slab Pabrik Astra Honda Motor f. Permodelan atap baja
Atap yang terdapat dalam pembangunan Pabrik Astra Honda Motor adalah atap baja. Tahap-tahap pemodelan kolom baja yaitu :
Pada tab modeling, kemudian dipilih create column.
13 Kemudian dirubah karakteristik kolom, klik 2 kali pada kolom agar muncul kotak
dialog column properties, lalu profile diubah sesuai dengan DED. Pengaturan sambungan pada tekla structures disajikan pada Gambar 11.
Gambar 11 Pengaturan sambungan pada tekla structures
Selanjutnya untuk tahap-tahap pemodelan balok baja yaitu: Pada tab modeling, kemudian dipilih create beam.
Pada grid ditentukan titik awal dan titik akhir. Kemudian dirubah karakteristik balok baja dengan cara klik 2 kali pada balok agar muncul kotak dialog beam
properties.
Setelah pembuatan kolom baja dan balok baja yang sesuai dengan DED,
kemudian pada keyboard ditekan Ctrl+F untuk pemasangan sambungannya, lalu dipilih steel yang sesuai.
Ditentukan bagian kolom dan balok yang akan disambung.
Diklik tombol tengah dari mouse untuk menyelesaikannya. Contoh gambar atap baja disajikan pada Gambar 12.
14
5. Permodelan 4D menggunakan tekla structures
a. Model organizer
Pada tab tools, kemudian dipilih model organizer.
Kemudian terdapat menu object types dan dipilih new object types.
Dibuat kategori tiap objek dengan memilih pada object types.
Dikelompokkan semua objek berdasarkan kategori yang sama seperti komponen kolom pada satu kategori yang sama. Model organizer pada Pabrik Astra Honda Motor disajikan pada Gambar 13.
Gambar 13 Model organizer pemodelan Pabrik Astra Honda Motor b. Penjadwalanpada task manager
Berikut merupakan langkah-langkah menghubungkan jadwal kegiatan dengan objek model masing-masing:
Langkah pertama diklik model organizer pada menu tools.
Dilakukan pemilihan salah satu objek atau komponen seperti column pada
zona 1 dan diubah tampilan objek dengan menekan tombol Ctrl+5.
Diklik kanan dan tekan shift pada objek tersebut dan pilih show only
selected agar ditampilkan hanya komponen column.
Selanjutnya pada task manager diklik kanan pada column dan dipilih add
selected object. Jadwal kegiatan dan objek model terhubung.
Tampilan hubungan antara pemodelan, model oganizer dan task manager
15
Gambar 14 Task manager pemodelan Pabrik Astra Honda Motor 6. Menganalisis jadwal rencana dan realisasi proyek
Untuk kesesuaian kegiatan pembangunan yang dilakukan, jadwal rencana pembangunan dibandingkan dengan jadwal realisasi proyek pembangunan yang dilakukan selama proyek berlangsung.
7. Menganalisis Kinerja Waktu
Analisis yang dilakukan yaitu menentukan kesesuaian atau ketidaksesuaian tahapan kegiatan proyek yang dilakukan dilapangan dengan tahapan kegiatan proyek berdasarkan jadwal rencana dan jadwal pelaksanaan pada kurva S, serta menentukan apakah terjadi keterlambatan dalam kinerja waktu pada suatu proyek pembangunan.
8. Menentukan Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Kinerja Waktu
Pada tahapan ini, penelitian difokuskan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pada proyek pembangunan serta tindakan perbaikan yang dilakukan untuk menanggulangi keterlambatan yang terjadi.
9. Penyusunan Laporan Akhir
Pada tahapan ini dilakukan penyusunan laporan akhir yang berisi keseluruhan proses yang sudah dikerjakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
16
usaha mencapai tujuan pasti dihadapkan pada kendala-kendala yang dihadapi, oleh karena itu setiap proyek dalam menciptakan suatu kerjasama yang baik guna mencapai tujuannya membutuhkan suatu sistem yang disebut manajemen. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu
.
Proyek pada umumnya memiliki batas waktu (deadline), artinya proyek harus diselesaikan sebelum atau tepat pada waktu yang telah ditentukan, oleh karena itu dibutuhkan suatu manajemen waktu. Dengan manajemen waktu dan pelaksanaan yang baik, maka resiko sebuah proyek akan mengalami keterlambatan menjadi kecil. Salah satu fungsi dan proses kegiatan dalam manajemen proyek yang sangat mempengaruhi hasil akhir proyek adalah pengendalian yang mempunyai tujuan utama meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama berlangsungnya proyek.
Jadwal pekerjaan pembangunan dari proyek Pabrik Astra Honda Motor ini berupa jadwal rencana dan jadwal realisasi kegiatan pembangunan. Jadwal perencanaan ditampilkan dalam bentuk barchart dan kurva S, sedangkan jadwal realisasi kegiatan pembangunan ditampilkan dalam bentuk kurva S. Jadwal pekerjaan menjelaskan beberapa informasi yaitu pekerjaan yang dilakukan, durasi pekerjaan, bobot total pekerjaan, rencana bobot pekerjaan mingguan, realisasi bobot pekerjaan mingguan dan deviasi bobot pekerjaan mingguan. Jadwal pekerjaan pembangunan Pabrik Astra Honda Motor dapat dilihat pada Lampiran 1.
Suatu penjadwalan proyek dibuat untuk menentukan jangka waktu suatu proyek, dari mulainya suatu proyek sampai proyek tersebut selesai. Penjadwalan proyek menyediakan beberapa kegunaan, yaitu menunjukkan hubungan tiap aktivitas kepada yang lainnya dan kepada seluruh proyek, menunjukkan hubungan utama diantara kegiatan-kegiatan, mendorong penentuan waktu yang diperlukan dan perkiraan biaya untuk setiap kegiatan, dan membantu meningkatkan kegunaan sumber daya manusia, uang, dan material dengan identifikasi hambatan krtis dalam proyek.
Pengolahan Jadwal Rencana Menggunakan Microsoft Project 2013
Analisis kenerja waktu pada pembangunan Pabrik Astra Honda Motor menggunakan metode jalur kritis dilakukan dengan bantuan program Microsoft
Project 2013. Program Microsoft Project merupakan sistem perencanaan yang dapat
17 Data yang digunakan untuk mengolah pada program Microsoft Project adalah data nama pekerjaan, durasi pekerjaan, tanggal mulai pekerjaan, dan tanggal selesai pekerjaan. Kemudian terakhir menampilkan pekerjaan kritis dan jalur kritis. Pekerjaan kritis merupakan pekerjaan yang berpengaruh terhadap tanggal selesai proyek. Jika pekerjaan ini terlambat maka akan mempengaruhi pekerjaan lainnya yang saling berhubungan dan tanggal selesai proyek secara keseluruhan. Tahapan menampilkan pekerjaan kritis dan jalur kritis dilakukan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan pembangunan yang bersifat kritis sehingga mempermudah dalam melakukan analisis kinerja waktu.
Berikut daftar kegiatan yang berada pada jalur kritis: Pekerjaan Sub Struktur
Tekla structures 17 merupakan perangakat lunak yang dikembangkan oleh
Tekla Corporation di Finlandia pada tahun 1966 dengan kantor pusat di Espoo,
18
Program tekla structures 17 digunakan untuk melakukan pemodelan 3D dari Pabrik Astra Honda Motor dengan beberapa tambahan informasi-informasi yang diperlukan. Pemodelan dilakukan berdasarkan data detail engineering design dari proyek pembangunan ini. Pemodelan ini dilakukan tanpa menampilkan spesifikasi teknis secara detail dan analisis pembebanan pada komponen-komponen tersebut. Pada software ini telah disiapkan menu-menu dasar untuk membuat desain bentuk bagian-bagian struktur bangunan, diantaranya yaitu pondasi telapak (pad footing), pondasi menerus (strip footing), balok, kolom, dan slab dengan material beton atau baja serta beberapa menu tambahan lainnya. Pada menu-menu tersebut, dapat dimodifikasi berdasarkan bentuk dan dimensi struktur yang sesuai dengan data DED
dan shop drawing. Pemodelan pada penelitian ini dilakukan secara 3D dan 4D.
Pemodelan secara 3D pada bangunan gedung Pabrik Astra Honda Motor dilakukan dengan menggambar grid, pile cap, kolom, balok, slab, dan atap baja. Pemodelan secara 4D terjadi dengan menambahkan schedulling dari gambar 3D yang telah dibuat. Grid adalah pemodelan bantuan model tiga dimensi dari bidang horisontal dan vertikal. Grid ini berfungsi untuk mempermudah proses pembuatan model seperti slab, pile cap, kolom, dan balok. Pengaturan grid dilakukan berdasarkan koordinat x, y dan z melalui menu Modeling à Create Grid dan masukan ukuran koordinat yang diinginkan. Pengaturan grid dan hasil pengaturan grid yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 6.
Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan
kolom di bagian atasnya. Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom,
pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada.. Pile
cap pada proyek ini terdapat beberapa ukuran yang berbeda, yaitu Tipe P-1 berukuran 850 x 850 mm dengan bentuk persegi, Tipe P-2 berukuran 850 x 2200 mm dengan bentuk persegi panjang, Tipe P-3 berukuran 2200 x 2019 mm dengan bentuk segienam, Tipe P-4 berukuran 2200 x 2200 mm dengan bentuk persegi, Tipe P-6 berukuran 6250 x 4900 mm memiliki bentuk segienam.
19 yang juga hanya berada di lantai 1, Tipe K-9 untuk semua lantai berukuran 700 x 700 mm, dan Tipe K-10 berukuran 300 x 300 mm yang hanya berada pada atap.
Slab merupakan alas dari suatu ruangan atau bangunan yang diperkuat oleh tulangan sehingga dapat meneruskan beban secara langsung ke kolom. Pada pembuatan slab terdapat 6 tipe, yaitu tipe S1 mempunyai tebal 120 mm, tipe S2 ketebalannya sebesar 150 mm, tipe S3 ketebalannya sebesar 170 mm, tipe S4 ketebalannya sebesar 200 mm, tipe S5 ketebalannya sebesar 220 mm, dan tipe S5A ketebalannya sebesar 220 mm.
Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan beban-beban. Pada proyek ini terdapat beberapa tipe balok, yaitu tipe B24 berukuran 200 x 400 mm, B34 berukuran 300 x 400 mm, tipe B35 berukura 300 x 500 mm, tipe B37 berukuran 300 x 700 mm, tipe B39 berukuraan 300 x 900 mm, tipe B310 berukuran 300 x 1000 mm, tipe B410 berukuran 400 x 1000 mm, tipe B510 berukuran 500 x 1000 mm, tipe B610 berukuran 600 x 1000 mm, dan tipe B710 berukuran 700 x 1000 mm.
Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk keperluan perlindungan. Atap pada pabrik ini menggunakan baja. Baja strukur merupakan material yang liat artinya memiliki kekuatan dan daktilitas. Kelebihan dari material baja struktur adalah kemudahan penyambungan baik dengan baut, paku keling maupun las, cepat dalam pemasangan, dapat dibentuk menjadi profil yang diinginkan, kekuatan terhadap fatik, kemungkinan untuk penggunaan kembali setelah pembongkaran, masih bernilai meskipun tidak digunakan kembali sebagai elemen struktur, adaptif terhadap prefabrikasi.
Setelah dilakukan pemodelan 3D dari Pabrik Astra Honda Motor, selanjutnya dilakukan pengelolaan pemodelan dan melihat jenis objek dalam model objek atau jenis klasifikasi lainnya. Pengelompokan model pada tiap lantai dikelompokan berdasarkan pembagian zona, dalam setiap zona dikelompokkan kembali berdasarkan jenis yaitu pile cap, kolom, slab, balok, dan atap baja, seperti disajikan pada Gambar 13. Hal ini difungsikan untuk membagi model besar menjadi bagian-bagian kecil yang dikategorikan berdasarkan jenis objek yang nantinya mempermudah dalam melakukan penjadwalan pembangunan Pabrik Astra Honda Motor.
Kemudian menganalisis kinerja waktu dengan menggunakan task manager
pada Tekla Structure 17 dalam bentuk barchart. Task manager berfungsi menggabungkan data time schedule pelaksanaan ke dalam struktur 3D dan untuk mengontrol jadwal pelaksanaan seluruh proyek. Task manager dapat menghasilkan
output schedule pelaksanaan proyek. Selain itu, fungsi task manager adalah
20
Gambar 15 Tampilan hubungan pemodelan, Model Organizer, dan Task Manager Analisis Kinerja Waktu Pembangunan Proyek
Kinerja waktu adalah proses yang diperlukan untuk memastikan waktu penyelesaian proyek yang berpusat pada berjalan atau tidaknya perencanaan dan penjadwalan proyek (Ardani, 2009). Penjadwalan dibuat untuk menggambarkan perencanaan dalam skala waktu. Penjadwalan menentukan kapan aktivitas dimulai, ditunda, dan diselesaikan, sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber daya akan disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang akan ditentukan. Lamanya waktu penyelesaian proyek berpengaruh besar dengan pertambahan biaya proyek secara keseluruhan. Maka dari itu dibutuhkan laporan progress harian/ mingguan/ bulanan untuk melaporkan hasil pekerjaan dan waktu penyelesaian untuk setiap item pekerjaan proyek. Kemudian, dibandingkan dengan waktu penyelesaian rencana agar waktu penyelesaian dapat terkontrol setiap periodenya.
Menurut Tan dan Dissanayake (1998) kurva S adalah jadwal (Schedule) tahapan pekerjaan berdasarkan waktu. Kurva S dipakai untuk melihat progress kinerja waktu baik pekerjaan harian, mingguan, ataupun bulan. Dengan melihat deviasi pada kurva S dapat diketahui suatu pekerjaan terlambat atau mendahului dari jadwal rencana pekerjaan. Dalam pembuatan schedule, schedule dibagi menjadi dua yaitu master schedule dan detailed schedule. Master schedule berisikan kegiatan-kegiatan utama dari suatu proyek yang dibuat untuk level executive management,
sedangkan detailed schedule merupakan bagian dari master schedule yang berisikan
detail dari kegiatan-kegiatan utama yang dibuat untuk membantu para pelaksana
21 dengan membandingkan jadwal rencana kegiatan dan jadwal realisasi kegiatan. Berikut analisis kinerja waktu selama 7 bulan pelaksanaan pembangunan yang dimulai pada tanggal 18 November 2014.
Kinerja Waktu Proyek Pabrik Astra Honda Motor selama 7 Bulan
Tabel 1 Perkembangan pembangunan Pabrik Astra Honda Motor tahun 2014
No Bulan Bobot
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa bobot rencana pada bulan November sebesar 0.401% dan bobot realisasinya sebesar 0.272%, sehingga pada bulan ini terjadi deviasi sebesar -0.129%. Deviasi merupakan selisih antara bobot rencana dan bobot realisasi, apabila deviasi ini bernilai negatif berarti terjadi keterlambatan dalam pekerjaan. Sebaliknya apabila deviasi bernilai positif maka ini berarti bahwa realisasi pekerjaan lebih cepat dibandingkan dengan rencana. Pekerjaan diatas tidak semua dapat diselesaikan, karena ada beberapa kemunduran pada pelaksanaan baik pekerjaan mobilisasi dan galian tanah pile cap. Nilai deviasi yang negatif pada bulan November menunjukan keterlambatan -0.129% pekerjaan dari bobot rencana keseluruhan. Adapun pekerjaan rencana bulan November yaitu: 1. Mobilisasi
2. Pekerjaan Engineering
Pada bulan Desember total jumlah bobot rencana dan bobot realisai dengan bulan sebelumnya sebesar 4.189% dan 3.731%, sehingga mengalami deviasi sebesar -0.458% . Jadwal realisasi bulan ini, tidak dilaksanakan sesuai jadwal rencana dan mengalami keterlambatan pekerjaan pembangunan. Pekerjaan yang kritis yaitu pekerjaan pondasi, pile cap zone 1 dan zone 2, dan pekerjaan lantai beton. Adapun pekerjaan rencana bulan Desember yaitu:
1. Pekerjaan pondasi dan pile cap zone 1 dan zone 2 2. Pembesian balok beton dan plat lantai 1 zone 1
Kemudian, untuk bulan Januari dapat dilihat bahwa total jumlah bobot rencana dan realisai sebesar 15.617% dan 12.783%, sehingga terdapat deviasi sebesar -2.834%. Deviasi negatif menunjukkan bahwa pekerjaan mengalami kemunduran. Pekerjaan kritis yang terjadi pada bulan januari yaitu pada pekerjaan upper struktur pada pekerjaan kolom beton dibawah mezanine zone 1 dan zone 2. Adapun pekerjaan rencana bulan Januari yaitu:
1. Pekerjaan pondasi dan pile cap zona 3, zone 4 dan zone 5 2. Balok beton dan plat lantai 1 zone 1, zone 2, dan zone 3 3. Kolom beton dibawah mezanine zone 1 dan zone 2
22
rencana kumulatif dan bobot realisasi kumulatif pada bulan Februari yaitu sebesar 32.049% dan 24.565%. Dan untuk pekerjaan kritis pada bulan ini yaitu, pekerjaan
upper struktur antara lain, balok dan plat beton lantai mezanine zone 2 dan kolom
beton dibawah mezaine zone 3. Adapun pekerjaan rencana bulan Februari yaitu: 1. Balok beton dan plat lantai 1 zone 4 dan zone 5
2. Kolom beton dibawah mezanine zone 3 3. Kolom beton void zone 1
4. Balok dan plat beton lantai mezanine zone 1
Di bulan kelima progres pekerjaan kembali mengalami penurunan dan total jumlah bobot rencana sebesar 50.315% sedangkan total bobot realisasi sebesar 36.714%. Dan terdapat deviasi sebesar -13.601% yang semakin memperburuk kinerja proyek yang selalu mengalami peurunan setiap bulannya. Pada bulan Maret terjadi pekerjaan kritis yaitu pada pekerjaan upper struktur antara lain pekerjaan Balok dan plat beton lantai 2 zone 1-area mezanine, zone 1-area void, zone 2-area mezanine, dan zone 2-area void dan pekerjaan kolom beton lantai 2 zone 1-area mezaine, zone 1-area void, dan zone 2 area-mezanine, serta pekerjaan atap. Nilai deviasi yang negatif pada bulan April menunjukan keterlambatan -13.601% pekerjaan dari bobot rencana keseluruhan. Kegiatan pada bulan Maret yaitu:
1. Pembesian kolom beton dibawah mezanine zone 4 dan zone 5 2. Bekisting dan pengecoran kolom void tahap 2 zone 1
3. Kolom void zone 2, zone 3
4. Balok dan plat beton lantai mezanine zone 2 5. Kolom beton mezanine zone 1 dan zone 2
6. Balok dan plat beton lantai 2 zone 1-area mezanine, zone 1-area void, zone 2-area mezanine, dan zone 2-area void
Kinerja waktu pada bulan April kembali mengalami penurunan yang terlihat dari deviasi yang semakin kecil yaitu sebesar -16.455% pekerjaan dari bobot rencana keseluruhan. Nilai bobot rencana kumulatif dan bobot realisasi kumulatif pada bulan April sebesar 70.118% dan 53.663%. Adapun pekerjaan kritis pada bulan ini yaitu pekerjaan upper struktur antara lain pekerjaan balok dan plat beton lantai 2 zone 2-area void, zone 3-2-area mezanine, dan zone 3-2-area void dan pekerjaan kolom beton lantai 2 zone 2-area mezanne, zone 2-area void, zone area mezanine, dan zone 3-area void. Dan pekerjaan atap yaitu pekerjaan balok dan plat atap zone 2-3-area mezanine, zone 2-area void, zone 3-area mezanine, dan zone 3-area void. Adapun pekerjaan rencana bulan April yaitu:
1. Kolom void zone 3 dan zone 4
2. Kolom beton dibawah mezanine zone 4
3. Balok dan plat lantai mezanine zone 3 dan zone 4 4. Kolom beton mezanine zone 3
5. Kanopi beton
23 7. Kolom beton lantai 2 zone 2-area mezanne, zone 2-area void, zone 3-area
mezanine, dan zone 3-area void
8. Balok dan plat atap zone 2-area mezanine, zone 2-area void, zone 3-area mezanine, dan zone 3-area void
Terakhir untuk analisis pada bulan Mei dapat dilihat bahwa total jumlah bobot rencana dan realisai sebesar 70.118% dan 53.663%, sehingga terdapat deviasi sebesar –17.210%. Pekerjaan yang telah direncanakan tidak semua dapat diselesaikan, karena ada beberapa kemunduran pada pelaksanaan baik pekerjaan pengecoran, pembesian, dan pemasangan bekisting pada balok dan plat beton lantai 2 zone 3-area void, zone 4-area mezanine, zone 4-area void, zone 5-area mezanine, dan zone 5-area void dan pekerjaan kolom beton lantai 2 zone area mezanine, zone 4-area void, zone 5-4-area mezanine. Pekerjaan atap yaitu pekerjaan balok dan plat atap zone 3-area mezanine, zone 3-area void, zone 4-area mezanine, dan zone 4-area void. Dan pekerjaan struktur tangga. Adapun pekerjaan rencana bulan Mei yaitu:
1. Kolom beton void zone 4 dan zone 5
2. Balok dan plat beton lantai mezanine zone 4 dan zone 5 3. Kolom beton mezanine zone 4 dan zone 5
4. Balok dan plat beton lantai 2 zone 3-area void, zone 4-area mezanine, zone 4-area void, zone 5-area mezanine, dan zone 5-area void
5. Kolom beton lantai 2 zone 4-area mezanine, zone 4-area void, zone 5-area mezanine
6. Balok dan plat atap zone 3-area mezanine, zone 3-area void, zone 4-area mezanine, dan zone 4-area void
Bobot rencana dan realisasi pada bulan Mei minggu ke 26 telah dirubah dengan menggunakan kurva S yang telah di update. Itu dikarenakan deviasi yang terjadi cukup banyak sehingga pihak kontraktor meminta penambahan waktu selama 60 hari, serta kurva S nya di update ulang agar bobot yang direncanakan sesuai dengan realisasi. Kurva S yang telah di update ini dapat dilihat bahwa bobot rencana dan bobot realisasinya bernilai sama sehingga tidak terjadi deviasi atau sama dengan nol. Deviasi nol mengartikan bahwa realisasi pekerjaan sesuai dengan bobot rencana. Deviasi ini ditargetkan mencapai nol pada kurva S baru dimaksudkan agar pihak kontraktor dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu. Hal ini sebagai salah satu upaya pihak kontraktor agar dapat terhindar dari denda apabila realisasi pekerjaan tidak sesuai dengan rencana. Agar realisasi sesuai dengan rencana pihak kontraktor meminta perpanjangan waktu pengerjaan. Pada awalnya pekerjaan ditargetkan selesai pada bulan Agustus, kemudian setalah meminta perpanjangan waktu pekerjaan ditargetkan berakhir pada bulan Oktober. Analisis untuk kurva S yag telah di update dapat dilihat pada Lampiran 6.
24
dibuat pada Microsoft Project yang telah dilampirkan, sedangkan untuk gambar disajikan dengan menggunakan software Tekla Structures17.
Dari penjadwalan yang dilakukan meggunakan Microsoft Project, didapatkan bahwa panjang durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek adalah selama 339 hari (termasuk buffer time), hal ini tentu saja jauh lebih lama dibandingkan dengan penjadwal rencana yang dialukakan diawal yaitu selama 279 hari. Hal ini berpengaruh pada waktu dan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu, pihak pelaksana menggambil keputusan dengan menambah durasi yaitu selama 60 hari. Dengan adanya penambahan waktu 60 hari maka pihak pelaksana dapat melaksanakan proyek dengan lebih baik lagi. Selain itu, dalam menentukan aktivitas kritis dilakukan dengan mengidentifikasi aktivitas mana yang berpengaruh besar pada kegiatan proyek lainnya, dan yang memiliki lintasan terpanjang. Semakin tinggi bobot dari pekerjaan tersebut maka tingkat kerumitan yang semakin tinggi pula. Tingkat kerumitan ini berpacu pada perbandingan antara total biaya tiap pekerjaan dengan total biaya proyek.Setelah mengetahui jadwal proyek, maka pihak pelaksana dapat melakukan estimasi tenaga kerja pada setiap pekerjaan. Kebutuhan jumlah pekerja berbanding terbalik dengan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk meyelesaikan suatu pekerjaan, semakin singkat (sedikit) waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan maka kebutuhan pekerja semakin banyak, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan laporan mingguan pekerjaan bulan awal tidak semua dilakukan tepat pada waktunya sesuai dengan tanggal rencana. Awal waktu pengerjaan proyek difokuskan untuk pekerjaan persiapan proyek. Pekerjaan mobilisasi dilakukan selama 7 hari tidak sesuai dengan rencana proyek. Perhitungan untuk menentukan durasi aktivitas dapat diperoleh diperoleh berdasarkan satuan indeks pada SNI dengan rumus seperti persamaan (1) (Wijaya dkk, 2012).
Durasi =
(1)
Berdasarkan persamaan tersebut dengan mengetahui durasi pekerjaan pada jadwal rencana proyek Pabrik Astra Honda Motor maka dapat diketahui jumlah pekerja yang dioperasikan pada pelaksanaan pembangunan. Jumlah pekerja yang digunakan dapat dihitung seperti pada persamaan (2) (Wijaya dkk, 2012).
Jumlah pekerja =
(2)
Apabila mengacu pada SNI mengenai Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum tahun 2013 pada pekerjaan galian tanah nilai indeks untuk koefisien SNI (OH) diperoleh seperti pada Tabel 2. Koefisien dalam SNI AHSP digunakan untuk menghitung jumlah pekerja setiap pekerjaan.
25 Luas pekerjaan galian tanah untuk pile cap yang digunakan adalah 5694.93 m3 dengan durasi rencana awal selama 35 hari sedangkan pada realisasi terlaksana selama 36 hari. Apabila berdasarkan perhitungan SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bagian Pekerjaan Umum Tahun 2013 terhadap jumlah sumber daya yang digunakan diperoleh perbedaan seperti pada Tabel 3.
Tabel 3 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan galian tanah pile cap
Pekerjaan galian tanah direncakan selama 35 hari yang terdiri dari 5 zona, tetapi penyelesaiannya dilakukan selama 36 hari tidak sesuai dengan rencana awal dan seetiap zona nya dikerjakan selama 7 hari. Hal tersebut disebabkan oleh kekurangan jumlah pekerja sehingga diperlukannya penambahan tenaga kerja agar pekerjaan sesuai dengan rencana. Berdasarkan SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum Tahun 2013 nilai koefisien pekerjaan untuk galian tanah berupa sumber daya manusia yaitu tukang gali sebesar 0.675 OH dan mandor sebesar 0.023 OH sehingga dari nilai tersebut diperoleh jumlah tenaga pekerja yang ada seperti pada Tabel 3. Menurut Ridho dkk (2013), pada proyek Gedung Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan pada pekerjaan galian tanah dan timbunan selesai dalam waktu 21 hari berbeda dengan proyek Pabrik Astra Honda Motor yang lebih lama. Kondisi waktu penyelesaian yang berbeda tersebut salah satunya karena nilai produktivitas kerja yang berbeda, pada proyek Pabrik Astra Honda Motor dapat dikatakan nilai produktivitas kerja kurang baik serta nilai mutu pada beton yang berbeda juga. Selanjutnya, berdasarkan SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum Tahun 2013 koefisien tenaga kerja untuk pekerjaan bekisting pondasi dan sloof beton dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 bekisting fondasi dan sloof beton
Berdasarkan SNI AHSP, tukang kayu pekerjaan rangka baja memiliki koefisien tertinggi, yaitu 0.500 sehingga pekerjaan tukang kayu memiliki jumlah pekerja terbanyak. Kemudian, luas pekerjaan bekisting pondasi dan sloof beton yang digunakan adalah 5344.02 m2 dengan durasi rencana awal selama 36 hari sedangkan pada realisasi terlaksana selama 37 hari. Apabila ditinjau dari sumber daya tenaga kerja yang digunakan maka diperoleh seperti pada Tabel 5.
Uraian Satuan Koefisien Kuantitas Durasi Jumlah Pekerja Tukang gali OH 0.675
5694.93 m3 35 hari 110 orang
26
Tabel 5 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan bekisting fondasi dan sloof beton
Pekerjaan bekisting fondasi dan sloof beton mengalami keterlambatan selama satu hari yang seharusnya dikerjaan selama 36 hari menjadi 37 hari. Keterlambatan terjadi disebabkan oleh faktor eksternal diluar kinerja sumber daya yang dioperasikan oleh pihak kontraktor pelaksana. Menurut Ridho dkk (2003), pada proyek Gedung Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan pada pekerjaan pondasi selesai dalam waktu 35 hari berbeda dengan proyek Pabrik Astra Honda Motor yang lebih lama. Kondisi waktu penyelesaian yang berbeda tersebut salah satunya karena nilai produktivitas kerja yang berbeda, pada proyek Pabrik Astra Honda Motor dapat dikatakan nilai produktivitas kerja kurang baik serta mutu yang berbeda dan terdapat 11 jenis pile cap pada proyek Pabrik Astra Honda Motor. Selanjutnya, berdasarkan SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum Tahun 2013, koefisien tenaga kerja untuk pekerjaan pengecoran kolom beton biasa Lantai 1 dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 pengecoran kolom beton biasa Lantai 1
Berdasarkan SNI AHSP, pekerja memiliki koefisien lebih tinggi dibanding dengan mandor, yaitu 0.250 sehingga jumlah pekerja pengecoran beton biasa sebesar 15 orang. Jumlah pekerja dengan besar volume kolom beton yang akan di cor sebesar 2275.23 m3 dengan durasi pekerjaan selama 38 hari dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan pengecoran kolom beton biasa
Lantai 1
Hasil yang diperoleh untuk pengecoran kolom beton biasa Lantai 1 dengan mutu K375 dan volume sebesar 2275.23 m3 yang terdiri dari 5 zona dibutuhkan 15 pekerja selama 38 hari sedangkan pada proses pelaksanaannya pekerjaan terlambat 4 hari. Pekerjaan pengecoran dilakukan perzona. Dalam pengecoran beton dilakukan selama satu hari kemudian bekisting tetap didiamkan hingga 7 hari agar mengeras
Uraian Satuan Koefisien Kuantitas Durasi Jumlah Pekerja
Uraian Satuan Koefisien Kuantitas Durasi Jumlah Pekerja
Pekerja OH 0.250
2275.23 m3 38 hari 15 orang
27 (Matondang dan Mulyana 2012), maka pekerjaan pengecoran struktur utama yang terlambat sulit untuk diakukan percepatan. Selanjutnya, nilai koefisien untuk sumber daya pekerjaan pembesian 100 kg dengan besi polos atau ulir, berdasarkan SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum Tahun 2013 koefisien dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 pekerjaan pembesian 100 kg dengan besi polos atau ulir
Uraian Satuan Koefisien
Berdasarkan Tabel 8, pekerja dan tukang besi memiliki koefisien tertinggi, yaitu 0.700 sehingga pekerja dan tukang besi memiliki jumlah pekerja terbanyak. Perhitungan jumlah pekerja dengan koefisien dari SNI AHSP dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan pembesian 100 kg dengan besi polos atau ulir Lantai 1
Pada pekerjaan pembesian 100 kg dengan besi polos atau ulir Lantai 1 mengalami keterlambatan akibat lamanya waktu pemesanan material. Pekerjaan ini terlambat selama 7 hari yang seharusnya selesai selama 38 hari menjadi 45 hari. Selanjutnya, berdasarkan SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum Tahun 2013 koefisien tenaga kerja untuk pekerjaan pembesian 100 kg dengan rangka baja dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 rangka baja
Uraian Satuan Koefisien
Berdasarkan koefisien SNI AHSP, pekerja dan tukang besi/las pekerjaan rangka baja memiliki koefisien tertinggi, yaitu 0.160. Hasil perhitungan kuantitas pekerjaan rangka baja ialah sebesar 14303.90 kg sehingga untuk mengetahui jumlah
28
sumber daya tenaga kerja yang dioperasikan selama 134 hari dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan rangka baja
Jumlah sumber daya manusia untuk pekerjaan rangka baja selama 134 hari adalah 29 orang. Pelaksanaan pekerjan baja ini dimulai pada bulan Juni, hal ini mengalami kemunduran selama 60 hari dari rencana awal yakni bulan April. Hal ini disebabkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain yang dikerjakan sebelumnya mengalami keterlambatan. Selanjutnya, berdasarkan SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum Tahun 2013 koefisien tenaga kerja untuk pekerjaan bekisting kolom biasa dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 bekisting kolom beton biasa
Berdasarkan koefisien SNI AHSP, pekerja memiliki koefisien tertinggi, yaitu 0.660 sehingga jumlah pekerja untuk pekerjaan bekisting kolom biasa memiliki jumlah pekerja terbanyak. Perhitungan jumlah pekerja dengan koefisien dari SNI AHSP dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan bekisting kolom beton biasa Lantai 1
Sesuai dengan SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum Tahun 2013 diperoleh jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk pekerjaan bekisting kolom biasa dengan luas 8041.75 m2 selama 33 hari adalah sebanyak 161 orang. Kemudian untuk kolom beton zone 2 pekerjaannya dimulai setelah 2 hari pekerjaan di zone 1 dimulai. Sedangkan untuk penyelesaian pekerjaan dilakukan secara bersamaan. Kemudian pekerjaan di zone 3 dimulai setelah
Uraian Satuan Koefisien Kuantitas Durasi Jumlah Pekerja
29 pekerjaan di zone 1 dan pekerjaan di zone 2 selesai. Dan yang terkahir pekerjaan di zone 4 dimulai setelah zone 3 selesai. Dan yang terakhir, pekerjaan di zone 5 baru dimulai setelah pekerjaan zone 4 telah selesai dikerjakan. Pekerjaan ini masih dalam proses pengerjaan dan ditargetkan selesai pada akhir bulan Agustus.
Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Kinerja Waktu Proyek
Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah dibuat, karena kondisi kenyataan tidak sama/sesuai dengan kondisi saat jadwal tersebut dibuat Keterlambatan pelaksanaan proyek umumnya selalu menimbulkan akibat yang merugikan baik bagi pemilik maupun kontraktor, karena dampak keterlambatan adalah konflik dan perdebatan tentang apa dan siapa yang menjadi penyebab, juga tuntutan waktu dan biaya tambah. Menurut (Astina dkk, 2000), keterlambatan proyek sering kali menjadi sumber perselisihan dan tuntutan antara pemilik dan kontraktor, sehingga akan menjadi sangat mahal nilainya baik di tinjau dari sisi kontraktor maupun pemilik.
Dalam kenyataan di lapangannya, pelaksanaan manajemen waktu proyek konstruksi banyak menemui kendala-kendala yang menyebabkan pelaksanaannya tidak optimal. Dari penelitian yang telah dilakukan beberapa ahli pada perusahaan kontraktor di Indonesia sebelumnya, disebutkan bahwa kendala-kendala yang sering dihadapi tersebut adalah kesulitan untuk mendapatkan supliyer dan subkontraktor yang commit dengan schedule yang sudah dibuat bersama, kesulitan untuk mendapatkan pengawas (mandor) yang commit dengan schedule yang sudah dibuat bersama, desain yang sebelum selesai dan perubahan desain, kurangnya koordinasi dan komunikasi dengan pelaksana di lapangan, keterlambatan pembayaran dari owner kepada kontraktor, kekurangan material dan peralatan, perubahan cuaca yang tidak bisa diduga, dan lain-lain.
30
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Permodelan 3D menggunakan Program tekla structures 17 pada bangunan Pabrik Astra Honda Motor mencakup permodelan pile cap, kolom, balok, slab, dan atap serta dapat dilanjutkan pada proses kinerja waktu tahapan pelaksanaan. Pemodelan dilakukan tanpa memperhitungkan analisis pembebanan pada struktur tersebut. Analisis kinerja waktu pada pembangunan Pabrik Astra Honda Motor dengan menggunakan task manager pada Program tekla structures 17 menunjukkan kinerja waktu per-zona rata-rata mengalami kemajuan. Hasil analisis pada kurva S menunjukkan pada pembangunan bulan November sampai dengan bulan Mei terjadi deviasi. Deviasi yang terjadi cukup banyak sehingga kontraktor meminta penambahan waktu 60 hari dan untuk bobot rencana serta realisasi pada bulan Mei (minggu ke 26) digunakan kurva S yang telah di update.
Keterlambatan pada proyek pembangunan ini disebabkan oleh kurangnya tenaga kerja, perubahan desain, alat yang kurang memadai dalam proyek, dan terlambatnya pengadaan material, sehingga kemudian dilakukan penambahan tenaga kerja, perubahan kurva S, dan pengajuan penambahan waktu.
Saran
Pada proyek Pabrik Astra Honda Motor ini deviasi dapat dihindari apabila kurva rencana relatif sama dengan kurva S realisasi. Untuk itu, dalam pembuatan kurva S rencana perlu diperhatikan beberapa faktor seperti iklim, tenaga kerja, alat, dan material sehingga kurva S rencana nantinya dapat sama atau relatif sama dengan kurva S realisasi. Kemudian, disarankan untuk mencegah terjadinya keterlambatan pada suatu proyek harus ada koordinasi yang baik dari pihak struktur, arsitek dan MEP, serta kecukupan tenaga pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Ardani. 2009. Analisa Penerapan Manajemen Waktu Pada Proyek Konstruksi Jalan [Skripsi]. Sumatera Utara (ID): Universitas Sumatera Utara.
Astina DC, Widhiawati IA, Joni IG. 2012. Analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi di Kabupaten Tabanan. J Ilm Elektr Infrast Tek Sip. Denpasar (ID): Universitas Udayana. Badri S. 1997. Dasar-dasar Network Planing. Jakarta (ID): PT Rika Cipta.
Clough RH, Sears, Glenn A. 1991. Construction Management. Canada (US): John Willey & Sons Inc.
Callahan MT. 1992. Contruction Proyect Scheduling. New York (US): Mc Graw Hill.