• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Upaya Penanganan Bullying Melalui Penanaman Pendidikan Karakter (Studi Kasus di Kelas IV SD Muhammadiyah 4 andangsapi Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Upaya Penanganan Bullying Melalui Penanaman Pendidikan Karakter (Studi Kasus di Kelas IV SD Muhammadiyah 4 andangsapi Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017)."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, sebab pendidikan merupakan pondasi utama untuk membentuk suatu bangsa yang maju. Bangsa yang maju memulai pembangunan di bidang pendidikannya. Pendidikan yang maju akan mampu mencetak sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di dunia luar. Seperti halnya Bangsa Indonesia yang memiliki cita-cita mulia demi terciptanya sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan sebagai upaya memberantas kebodohan tertuang dalam pasal 5 ayat 4 UU No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa semua warga negara memiliki potensi serta kecerdasan oleh karenanya mereka berhak memperoleh pendidikan secara khusus. Pemerintah mencanangkan program pendidikan yang mampu mewadahi seluruh bakat serta kecerdasan tersebut untuk membentuk sumber daya manusia yang lebih baik lagi.

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Senada dengan pernyataan diatas, Hamalik (2011: 79) menyatakan bahwa: “Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat”.

(2)

seseorang memiliki kepribadian yang bertentangan dengan pola yang dianut masyarakat maka akan mendapat penolakan dari masyarakat tempatnya hidup” (Djaali. 2011:1).

Pendidikan berfungsi membentuk kepribadian setiap siswa agar dapat diterima oleh masyarakat. Upaya dalam melaksanakan pendidikan di sekolah dibutuhkan berbagai faktor pendukung diantaranya yaitu kondisi kelas yang kondusif, baik kondusif fisik maupun non fisik. Kondusif fisik diantaranya meliputi kondisi bangunan, fasilitas dan lingkungan yang mendukung pendidikan tersebut. Sedangkan kondusif non fisik yaitu suasana dalam kelas, suatu sekolah dikatakan kondusif non fisik apabila sekolah tersebut mampu menciptakan suasana yang damai atau peaceful (Darmalina. 2014: 22). Namun pada kenyataanya, masih banyak sekolah yang belum memiliki suasana yang damai.

Pemerintah sudah mencanangkan adanya pendidikan ramah anak, mengupas hak-hak anak dan menganjurkan untuk tidak melakukan kekerasan pada anak atau yang sering disebut bullying. Prinsip utama penyelenggaraan pendidikan ramah anak tertuang dalam UU No. 23 Tahun 2002 pasal 54 tentang perlindungan anak yang menyebutkan bahwa “anak di dalam sekolah dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman-temannya di dalam sekolah yang bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya”. Meskipun dalam UU telah ada pasal yang menjamin tentang rasa aman seorang anak dari kekerasan di sekolah, namun dengan banyaknya pemberitaan tentang kekerasan anak di sekolah, nampaknya UU No. 23 Tahun 2002 pasal 54 tersebut belum diterapkan secara optimal.

(3)

fisik ataupun mental karena adanya penyalahgunaan ketidakseimbangan kekuatan” (Kesuma. 2014: 15). Apabila bullying terjadi terus menerus dan tidak segera diselesaikan akan menimbulkan dampak negatif bagi dunia pendidikan di Indonesia. Tujuan pendidikan akan terhambat karena anak mengalami hambatan dalam mengaktualisasikan dirinya.

Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang sering terjadi kasus

bullying. Hal ini ditunjukkan pada banyaknya berita dari media masa mengenai

kekerasan anak di sekolah yang semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), “Saat ini kasus

bullying menduduki peringkat teratas pengaduan masyarakat. Dari 2011 hingga

agustus 2014, KPAI mencatat 369 pengaduan terkait masalah tersebut jumlah itu sekitar 25% dari total pengaduan dibidang pendidikan sebanyak 1.4880 kasus” (Ikhsani. 2015: 1). Menurut kepala Disdikpora Kabupaten Magelang, Endra E Wacana dalam Suara Merdeka (28/9/2016) mengatakan bahwa “kasus bullying atau kekerasan tak hanya dilakukan kalangan remaja, tetapi sudah merambah hingga siswa SD”. Salah satu kasus praktik bullying terjadi di tingkat sekolah dasar yaitu kematian Fifi Kusrini, anak usia 13 Tahun yang melakukan aksi bunuh diri pada 15 Juli 2005. Kematian siswi ini dipicu oleh rasa minder dan frustasi karena sering diejek sebagai anak tukang bubur oleh teman-teman sekolahnya (Wiyani. 2012: 17). Hal ini menggambarkan bahwa lingkungan sekolah sudah tidak aman dari perilaku bullying.

Sebagian besar negara Barat, bullying dianggap sebagai hal yang serius karena cukup banyak penelitian yang menunjukkan bahwa dampak dari perilaku ini sangat negatif (Wiyani. 2012: 18). Perilaku bullying menjadi perhatian khusus yang harus ditangani oleh pihak sekolah, salah satu upaya penanganan perilaku

bullying yaitu dengan menanamkan dan mengembangkan pendidikan karakter di

(4)

masyarakat yang beragam” (Daryanto dan Darmiatun 2013: 64). Berangkat dari akar masalah yang berkaitan dengan problem sosial, seperti ketidaksopanan, ketidakjujuran, kekerasan, pelanggaran kegiatan seksual, dan etos kerja (belajar) yang rendah. Dengan adanya penanaman pendidikan karakter di sekolah diharapkan siswa mampu memiliki karakter yang membentengi diri agar tidak melakukan hal-hal menyimpang khususnya dalam penelitian ini adalah perilaku

bullying.

Berdasarkan observasi di kelas IV SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta terdapat berbagai kasus yang berkaitan dengan penyimpangan perilaku yang dilakukan siswa yaitu melakukan bullying terhadap temannya. Beberapa siswa melakukan bullying kepada siswa lain secara fisik, verbal maupun mental.

Bullying secara fisik terlihat pada beberapa kejadian seperti: siswa memukul,

menendang, mendorong, mempiting leher. Bullying secara verbal terlihat pada beberapa kejadian seperti: mengejek, memberi julukan, berkata kotor/kasar, menyoraki, mengancam. Sedangkan bullying mental nampak pada beberapa kejadian seperti: mengucilkan korban bullying berupa tidak diikutkan dalam diskusi kelompok, tidak mau duduk sebangku dengan korban, mengancam dengan cara memelototi.

(5)

seorang siswa putra yang memang menjadi pemimpin/bos diantara teman-temannnya, sehingga teman-temannya banyak yang tidak berani dengan siswa yang menjadi pemimpin atau pelaku bullying tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti berusaha melakukan penelitian mengenai masalah ini dalam skripsi yang berjudul “Upaya Penanganan Bullying Melalui Penanaman Pendidikan Karakter “ (Studi Kasus di Kelas IV SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017).

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan penulis diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apa sajakah bentuk-bentuk bullying yang terjadi di kelas IV SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta tahun ajaran 2016/2017?

2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bullying di kelas IV SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta tahun ajaran 2016/2017?

3. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan karakter di SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta tahun ajaran 2016/2017?

4. Bagaimana penanganan bullying melalui penanaman pendidikan karakter di kelas IV SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta tahun ajaran 2016/2017.

C.Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk bullying yang terjadi di kelas IV SD

Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta tahun ajaran 2016/2017.

(6)

3. Mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan karakter di SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta tahun ajaran 2016/2017.

4. Mendeskripsikan penanganan bullying melalui penanaman pendidikan karakter di kelas IV SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta tahun ajaran 2016/2017.

D.Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diantaranya yaitu sebagia berikut: 1. Manfaat Teoritis

Sebagai karya ilmiah, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi perkembangan ilmu pengetahuan tentang perilaku bullying dan penanaman pendidikan karakter di sekolah dasar, mampu menambah wawasan bagi pembaca, dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian sejenis diwaktu yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah

Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada kepala sekolah yaitu: 1) Untuk membangun hubungan sosial yang harmonis antara kepala

sekolah, guru, dan siswa sebagai upaya untuk menghindari fenomena

bullying di sekolah.

2) Mampu menggambarkan mengenai perilaku bullying yang terjadi pada siswa sekolah dasar sehingga kepala sekolah dapat memberikan penanganan yang tepat.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada guru yaitu:

1) Memberikan informasi kepada guru mengenai bentuk-bentuk perilaku

bullying yang terjadi di kelas, agar guru mampu menganalisis berbagai

(7)

tersebut, serta mencegah terjadinya perilaku bullying yang mungkin akan terjadi.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diharapkan dari perancangan dan pembuatan sistem informasi kantor hukum sekretaris daerah kota Surakarta adalah untuk meningkatkan efisiensi kerja, kualitas pelayanan,

lain: magnesium, calcium, garam zinc, dan asam stearat. Zat tersebut merupakan bahan pelicin yang efektif untuk tablet effervescent dalam konsentrasi kurang dari

Dalam pembuatan testament senantiasa dianggap sebagai perbuatan hukum dalam bidang hukum kekayaan yang sangat erat hubungannya dengan seorang pribadi, dalam hal ini tidak hanya

Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu mengambil satu obyek tertantu untuk di analisa secara mendalam dengan memfokuskan pada satu masalah, metode pengumpulan

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

Analisis data tersebut juga menunjukan untuk jumlah rendemen tinggi mempunyai nilai r= 0.9512, Hal ini menunjukan korelasi yang besar diantara faktor-faktor percobaan

Dengan ini saya Hidayah Puji Riski NIM: H0912064 Program Studi: Ilmu dan Teknologi Pangan menyatakan bahwa dalam skripsi saya yang berjudul “APLIKASI ENZIM

Judul dalam penelitian ini adalah Analisis Penanda Hubungan Substitusi Pada Buku Gaul Yang Pas Buat Kamoe-Kamoe Karya Ron Herron dan Val J..