( SUSTAINABLE )
LAPORAN
PERANCANGAN
TGA
490
‐
STUDIO
TUGAS
AKHIR
SEMESTER
B
TAHUN
AJARAN
2009/2010
Sebagai
Persyaratan
Untuk
Memperoleh
Gelar
Sarjana
Teknik
Arsitektur
Oleh
:
SUWANTI
06 0406 028
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A 2010
( SUSTAINABLE )
LAPORAN
PERANCANGAN
TGA
490
‐
STUDIO
TUGAS
AKHIR
SEMESTER
B
TAHUN
AJARAN
2009/2010
Sebagai
Persyaratan
Untuk
Memperoleh
Gelar
Sarjana
Teknik
Arsitektur
Oleh
:
SUWANTI
06 0406 028
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A 2010
( SUSTAINABLE )
Oleh
:
SUWANTI
06 0406 028
Medan,
18
Juni
2010
Disetujui
Oleh
:
Pembimbing
I
Pembimbing
II
Ketua
Departemen
Arsitektur
Ir.
Dwi
Lindarto
Hadinugroho,
MT
NIP.
196307161998021001
SURAT HASIL
PENILAIAN
PROYEK AKHIR
Ir.
Basaria
Talarosha,
MT
NIP.
19650109
199501
2001
Salmina
Wati
Ginting,
ST,
MT
Nama : Suwanti NIM : 060406028
Judul Proyek Akhir : KASINO HOTEL DI BINTAN Tema Proyek Akhir : Sustainable
Rekapitulasi Nilai :
Nilai A B+ B C+ C D E
Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :
No Status
Waktu Pengumpulan
Laporan
Paraf Pembimbing I
Paraf Pembimbing
II
Koordinator TGA ‐ 490
1 LULUS LANGSUNG
2 LULUS
MELENGKAPI
3 PERBAIKAN TANPA
SIDANG
4 PERBAIKAN
DENGAN SIDANG
5 TIDAK LULUS
Medan, 18 Juni 2010
Ketua Departemen Arsitektur ……..Koordinator TGA – 490
_ _ Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho , MT Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho , MT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Laporan ini berisikan penjelasan mengenai proyek Tugas Akhir dari penulis yang berjudul Kasino Hotel di Bintan. Pada tahapan ini terdapat latar belakang, deskripsi proyek, elaborasi tema, dan analisa dari perancangan bangunan Kasino Hotel di Bintan ini.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Ir. Basaria Talarosha, MT dan Salmina Wati Ginting, ST, MT selaku dosen pembimbing I dan II
atas kesabaran dan perhatiannya dalam proses asistensi dan masukan-masukan bermanfaat yang telah diberikan kepada penulis.
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT selaku dosen penguji dan ketua jurusan Departemen Arsitektur
dan Ir. Rudolf Sitorus, MLA serta Beny O.Y Marpaung, ST, MT selaku dosen penguji yang banyak memberikan kritikan-kritikan dan masukan-masukan yang berguna dalam pengembangan rancangan bangunan ini kedepannya.
Keluarga saya yang banyak memberikan semangat dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini.
PT. Bintan Resorts Cakrawala, teman – teman seperjuangan tugas akhir, teman – teman
stambuk ’05 atas dukungan, pendapat, waktu dan dorongan kepada penulis selama proses pengerjaan Tugas Akhir ini.
Penulis percaya laporan yang disusun tidak sempurna namun inilah hasil yang telah dirangkum oleh penulis, laporan berisi berbagai pembahasan yang diperlukan untuk rancangan bangunan yang akan dibuat. Semoga dengan adanya laporan ini dapat memberikan informasi dan gambaran yang cukup jelas mengenai proyek dan tema yang dipilih. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini berguna bagi pihak yang membutuhkan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, 18 Juni 2010
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……….………... i
DAFTAR ISI……….……….. ii
DAFTAR GAMBAR... viii
DAFTAR TABEL………... xvi
BAB I PENDAHULUAN……….……...1
1.1. Latar Belakang………... 1
1.2. Maksud dan Tujuan Perancangan………... 2
1.3. Permasalahan Perancangan.………. 2
1.4. Pendekatan Masalah Perancangan………... 3
1.5. Asumsi-asumsi………... 3
1.6. Kerangka Berpikir………... 4
1.7. Sistemaktika Laporan………...5
BAB II TINJAUAN UMUM……….…………...………..………….. 6
2.1. Perjudian……… 6
2.1.1. Sejarah Perjudian……… 6
2.1.2. Globalisasi Perjudian……….. 7
2.2. Kasino………..…... 8
2.2.1. Etimologi Kasino……….. 9
2.2.2. Sejarah Kasino………... 9
2.2.3. Lokasi Perjudian/Kasino di Indonesia…...………... 11
2.2.4. Desain dan Layout Kasino ……….... 12
2.2.5. Permainan Kasino……… 20
A. Permainan Meja……….... 20
B. Permainan Mesin……….. 22
2.3. Hotel……… 23
2.3.1. Etimologi Hotel………. 23
2.3.2. Sejarah Perkembangan Hotel………... 23
2.3.3. Klasifikasi Hotel………... 27
2.3.3.1. Hotel Berdasarkan Kelas………... 29
2.3.3.2. Hotel Berdasarkan Plan……….… 29
2.3.3.4. Hotel Berdasarkan Lokasi……...………. 30
2.3.3.5. Hotel Berdasarkan Area………...… 31
2.3.3.6. Hotel Berdasarkan Kunjungan………..…….. 31
2.3.3.7. Hotel Berdasarkan Lamanya Tamu Menginap... 31
2.3.3.8. Hotel Berdasarkan Kriteria Jenis Tamu...….. 32
2.3.3.9. Hotel Berdasarkan Bangunan………...…….. 32
2.3.3.10. Hotel Berdasarkan Wujud Fisik………... 32
2.3.4. Tinjauan Area Hotel……….…… 33
A. Front-of-the-House………... 33
1. Tipikal Lantai Bangunan……….…... 33
2. Area Publik………... 35
B. Back-of-the-House……… 37
1. Area Penyediaan dan Penyimpanan Makanan….. 38
2. Area Penerimaan Barang dan Persampahan …... 40
3. Area Pegawai………... 40
4. Area Laundry and Housekeeping………. 42
5. Area Engineering and Mechanical………... 43
C. Kantor Administrasi………... 43
1. Front Desk dan Front Office……….. 43
2. Accounting Office……… 43
3. Sales dan Catering Offices……… 44
2.4. Kasino Hotel……….. 44
2.4.1. Pertimbangan Perencanaan Kasino Hotel……….. 44
2.4.2. Pertimbangan Perancangan Kasino Hotel……….…………. 44
2.4.3. Fasilitas Pendukung………... 46
2.4.4. Kamar Tamu………. 46
2.5. Studi Banding Proyek Sejenis……… 46
2.5.1. Casino de Genting, Resorts World Bhd………... 46
a. Pengelola Resorts World Bhd………. 47
b. Profil Resorts World Bhd………. 48
c. Visi dan Misi Resorts World Bhd……….... 49
d. Site……….. 49
e. Bangunan………... 51
e.1. Hotel……….. 52
e.1.2. Hotel Highlands……….………. 56
e.1.3. Hotel Resort…………..………..…… 59
e.2 Casino de Genting……….…………. 62
f. Transportasi dan Pencapaian Bangunan……….. 68
g. Finansial………. 69
h. Pengunjung……….... 70
2.5.2 StarWorld, Genting, Resorts World Bhd……….. 71
a. Hotel First World……… 71
b. Kasino StarWorld……….. 80
2.5.3 Macao Cotai Strip®………. 82
a. Profil……… 82
b. Hotel……… 82
c. Kasino………... 86
e. Pencapaian Bangunan.……….... 87
BAB III TINJAUAN KHUSUS……… 88
3.1 Data Umum Proyek……….. 88
3.2 Pengertian Judul Proyek………. 88
3.3 Deskripsi Proyek………... 90
3.3.1 Pulau Bintan, Kepulauan Riau………. 91
3.3.1.1 Sejarah Kepulauan Riau……….. 92
3.3.1.2 Visi dan Misi Pulau Bintan……… 94
3.3.1.3 Letak dan Keadaan Geografis Pulau Bintan………. 95
3.3.1.4 Peraturan Presiden Tahun 2009 tentang Tata Ruang Kawasan Bintan……….. 96
3.3.2 Lagoi Bay, Bintan Resorts……….. 98
3.3.2.1 Data Umum Lagoi Bay, Bintan Resorts... 99
3.3.2.2 Sejarah Bintan Resorts... 99
3.3.2.3 Resor yang Ada di Bintan Resorts... 102
3.3.2.3.1 Nirwana Gardens... 102
3.3.2.3.2 Laguna Bintan... 106
3.3.2.3.3 Ria Bintan... 111
3.3.2.3.4 Bintan Lagoon Resort... 112
3.3.2.4 Pencapaian Bintan Resorts... 115
3.3.2.5 Pengunjung Bintan Resorts... 116
3.4 Studi Kelayakan Proyek……….. 123
BAB IV ELABORASI TEMA……….. 128
4.1 Latar Belakang Sustainable………..……….. 128
4.2 Tujuan Sustainable Development………….………. 130
4.3 Pengertian Sustainable…………..………….……….130
4.4 Kebutuhan akan Penerapan Konsep Sustainable..………...…. 133
4.5 Keuntungan dari Penerapan Konsep Sustainable……….. 133
4.6 Bangunan Hemat Energi……….134
4.7 Sistem LEED-NC (Leadership in Energy and Environmental Design-New Construction)……… 136
BAB V ANALISA……….145
5.1 Analisa Tapak……… 145
5.1.1 Lokasi……….... 145
5.1.2 Tata Guna Lahan (Kawasan Lokasi)………... 149
5.1.3 Prasarana……….. 150
Utilitas ………... 150
Drainase………. 151
5.1.4 Data Lokasi………..…………. 151
5.2 Analisa Potensi Lingkungan……… 153
5.2.1 Potensi Lokensi………...… 153
5.2.2 Vegetasi………. 155
5.2.3 Kebisingan……… 155
5.2.4 Sirkulasi dan Pencapaian……….. 157
5.2.5 View Lokasi……...………... 158
5.2.5.1 View ke Dalam……… 158
5.2.5.2 View ke Luar……… 160
5.2.6 Matahari………. 160
5.2.7 Angin……….. 162
5.3 Analisa Fungsional……….. 163
5.3.1 Kelompok Kegiatan………. 163
5.3.2 Hubungan Antar Ruang………. 164
5.3.3 Analisis Kegiatan………. 165
BAB VI KONSEP PERANCANGAN………. 179
6.1 Penerapan Tema pada Bangunan………. 179
6.1.1 Orientasi Bangunan………. 179
6.1.2 Ketebalan Bangunan………... 195
6.1.3 Selubung Bangunan……… 196
6.1.4 Efisiensi Air………... 196
6.2 Konsep Site……… 197
6.2.1 Zoning Ruang Luar………..… 197
6.2.2 Sirkulasi Ruang Luar………... 198
6.3 Konsep Bangunan……… 199
6.3.1 Zoning Bangunan………. 200
6.3.2 Sirkulasi di Dalam Bangunan……….… 201
6.4 Struktur Bangunan……… 201
BAB VII GAMBAR PERANCANGAN………..……. 203
7.1 Site Plan……….…… 203
7.2 Ground Plan………..…….204
7.3 Denah……… ..…….. 205
7.3.1 Denah Lantai 1……….… 205
7.3.2 Denah Lantai 2……….… 206
7.3.3 Denah Lantai 3……….…… 207
7.3.4 Denah Lantai 4……….…… 208
7.3.5 Denah Lantai Atap………...………… 209
7.3.6 Denah Lantai Kasino………...…………210
7.3.7 Detail Denah Kamar Hotel……….………. 211
7.4 Tampak Bangunan……… 212
7.5 Potongan Bangunan………. 214
7.6 Rencana Fondasi dan Rencana Pembalokan……….…… 215
7.6.1 Rencana Fondasi………. 215
7.6.2 Rencana Pembalokan Lantai 2………. 216
7.6.3 Rencana Pembalokan Lantai 3……….………… 217
7.6.4 Rencana Pembalokan Lantai 4……….……… 218
7.6.5 Rencana Pembalokan Lantai Atap………..……. 219
7.6.6 Rencana Atap………...… 220
7.6.7 Rencana Pembalokan Kasino……… 221
7.7.1 Rencana Sanitasi Lantai 1………...…….. 222
7.7.2 Rencana Sanitasi Lantai 2………...….. 223
7.7.3 Rencana Sanitasi Lantai 3………... 224
7.7.4 Rencana Sanitasi Lantai 4………. 225
7.7.5 Rencana Sanitasi Lantai Atap……… 226
7.7.6 Aksonometri Rencana Sanitasi ………..……….. 227
7.8 Rencana Tata Udara……… 228
7.8.1 Rencana Tata Udara Lantai 1……….……….. 228
7.8.2 Rencana Tata Udara Lantai 2……….……….. 229
7.8.3 Rencana Tata Udara Lantai 3………..………. 230
7.8.4 Rencana Tata Udara Lantai 4……….………….. 231
7.9 Rencana Elektrikal………...…………. 232
7.9.1 Rencana Elektrikal Lantai 1………..………. 232
7.9.2 Rencana Elektrikal Lantai 2……….……….. 233
7.9.3 Rencana Elektrikal Lantai 3……… 234
7.9.4 Rencana Elektrikal Lantai 4………..……. 235
7.10 Rencana Sprinkler………..…….. 236
7.10.1 Rencana Sprinkler Lantai 1………..…….. 236
7.10.2 Rencana Sprinkler Lantai 2………...…. 237
7.10.3 Rencana Sprinkler Lantai 3……….... 238
7.10.4 Rencana Sprinkler Lantai 4………...………. 239
7.11 Rencana Smoke Detector……… 240
7.11.1 Rencana Smoke Detector Lantai 1……….……….. 240
7.11.2 Rencana Smoke Detector Lantai 2………..………. 241
7.11.3 Rencana Smoke Detector Lantai 3……….……….. 242
7.11.4 Rencana Smoke Detector Lantai 4………...……… 243
7.12 Eksterior View……… 244
7.12.1 Perspektif Eksterior 1……….…. 244
7.12.2 Perspektif Eksterior 2……….. 245
7.12.3 Perspektif Eksterior 3……….. 246
7.12.4 Perspektif Eksterior 4………..……… 247
8.1 Maket……….... 248
DAFTAR PUSTAKA………..….. xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Prajurit yang Sedang Berjudi………... 6
Gambar 2.2 Penyebaran Lokalisasi Kasino di Asia……….……….. 8
Gambar 2.3 Bangunan di Genting yang Berorientasi Menurut Sirkulasi Kendaraan…… 13
Gambar 2.4 Bangunan di Genting yang Berorientasi Menurut Sirkulasi Kendaraan…… 14
Gambar 2.5 Posisi Hotel Genting, Hotel Highlands dan Hotel Resort……… 14
Gambar 2.6 Posisi Hotel Genting, Hotel Highlands dan Hotel Resort Terhadap Akses Kendaraan, Sirkulasi Pejalan Kaki dan Parkir……….. 15
Gambar 2.7 Pintu Masuk Hotel Genting……….. 15
Gambar 2.8 Pintu Masuk Hotel Highlands……….……….. 15
Gambar 2.9 Pintu Masuk Hotel Highlands dan Hotel Genting Terhadap Denah……….. 16
Gambar 2.10 Posisi Hotel Genting, Hotel Highlands dan Hotel Resort……… 16
Gambar 2.11 Mobil yang Menjadi Objek yang Mengundang Pengunjung……… 16
Gambar 2.12 Area Masuk yang Menarik, Dirancang dengan Suasana Karnaval………... 16
Gambar 2.13 Pintu Masuk Kasino (Dinotasikan dengan Tanda Panah)……….. 17
Gambar 2.14 Fasilitas Pendukung Berada Pada Setiap Zona (Zona Dibedakan Berdasarkan Warna)………. 17
Gambar 2.15 Casino de Genting, Malaysia Membagi Kasino Menjadi Beberapa Dunia Permainan yang Kecil, Tetapi Berada Dalam Suatu Kesatuan Permainan Kasino yang Besar………. 18
Gambar 2.16 Hollywood Casino Membagi Kasino Menjadi Beberapa Dunia Permainan yang Kecil, Tetapi Berada Dalam Suatu Kesatuan Permainan Kasino yang Besar……… 18
Gambar 2.17 Langit-Langit Casino de Genting Berbeda-beda Pada Tiap Zona…………. 18
Gambar 2.18 Focal Points Bangunan di Hotel Genting dan Venetian Hotel, Macao…….. 18
Gambar 2.19 The Tremont House……….………..25
Gambar 2.20 Hotel Des Indes……….. 27
Gambar 2.21 Bali Beach Hotel Sanur Bali……….……… 27
Gambar 2.22 Foto Udara Resorts World Bhd……… 49
Gambar 2.23 Peta Negara Malaysia………... 50
Gambar 2.24 Peta Posisi Kuala Lumpur terhadap Resorts World Bhd……….…… 51
Gambar 2.25 Fasad Hotel Genting………. 52
Gambar 2.26 Kamar Hotel Genting Tipe Deluxe (Twin)……….. 53
Gambar 2.28 Kamar Hotel Genting Tipe Junior Suite……….. 53
Gambar 2.29 Denah Hotel Genting Lantai 1………. 55
Gambar 2.30 Denah Hotel Genting Lantai 2………. 56
Gambar 2.31 Fasad Hotel Highlands………. 56
Gambar 2.32 Kamar Hotel Highlands Tipe Deluxe……….. 57
Gambar 2.33 Kamar Hotel Highlands Tipe Premier………. 57
Gambar 2.34 Denah Hotel Highlands Lantai 1………..…… 59
Gambar 2.35 Fasad Hotel Resort……… 59
Gambar 2.36 Kamar Hotel Resort Tipe Standard………. 60
Gambar 2.37 Kamar Hotel Resort Tipe Deluxe……….... 60
Gambar 2.38 Kamar Hotel Resort Tipe Superior……….. 60
Gambar 2.39 Denah Hotel Resort Lantai 1………... 62
Gambar 2.40 Suasana di Meja Kasino……….…….. 63
Gambar 2.41 Suasana di Area Permainan Mesin……….…... 63
Gambar 2.42 International Room……….63
Gambar 2.43 Denah Menuju ke Casino de Genting……….…... 64
Gambar 2.44 Cashier Cage di Kasino ………..………. 64
Gambar 2.45 Band Platform yang Menghibur dan Meramaikan Suasana di Kasino….…. 64 Gambar 2.46 Pit Boss Dibagi Per Grup Meja yang Bertugas Memantau Kegiatan Judi... 64
Gambar 2.47 Security yang Bertugas di Setiap Pintu Masuk Kasino.………...…………... 65
Gambar 2.48 Pengecekan Oleh Security pada Entrance Kasino…….………. 66
Gambar 2.49 Pola Circurlar Groups pada Meja di Circus Palace…….………. 66
Gambar 2.50 International Room……….66
Gambar 2.51 Peta Casino de Genting………... 66
Gambar 2.52 Money Changer yang Berada Pada Entrance Kasino……..………... 66
Gambar 2.53 Foto Udara Resorts World Bhd………... 66
Gambar 2.54 Mesin Permainan di @Latte……….……… 67
Gambar 2.55 Lounge di @Latte……….. 67
Gambar 2.56 Permainan Mesin………... 67
Gambar 2.57 Cara menggunakan Coinless Slot……….. 67
Gambar 2.58 Kios Informas………. 68
Gambar 2.59 Jalan Menuju Genting……….……….. 69
Gambar 2.60 Jalan Menuju Genting……….……….. 69
Gambar 2.61 Grafik Pengunjung Genting Highlands Resort………..……… 70
Gambar 2.62 Fasad Hotel First World………... 71
Gambar 2.64 Kamar Hotel First World Tipe Standard View………... 72
Gambar 2.65 Kamar Hotel First World Tipe Deluxe………. 72
Gambar 2.66 Kamar Hotel First World Tipe Deluxe View………... 72
Gambar 2.67 Kamar Hotel First World Tipe Superior Deluxe……….... 72
Gambar 2.68 Kamar Hotel First World Tipe Triple………... 72
Gambar 2.69 Kamar Hotel First World Tipe World Club……….. 73
Gambar 2.70 Denah Tower First World Hotel Tower B Lantai 19……….. 79
Gambar 2.71 Denah Podium First World Hotel Lantai 1………. 79
Gambar 2.72 Denah Podium First World Hotel Lantai 2……….… 79
Gambar 2.73 Denah Podium First World Hotel Lantai 2a………... 80
Gambar 2.74 Denah Podium First World Hotel lantai 2b………... 80
Gambar 2.75 StarWorld Café………... 80
Gambar 2.76 Mezzanine Café………. 81
Gambar 2.77 Peta Kasino StarWorld……….. 81
Gambar 2.78 Peta Kasino di Hotel First World………. 81
Gambar 2.79 Peta Venetian Macao……… 82
Gambar 2.80 Venetian Macao………...……….. 82
Gambar 2.81 Lobby Venetian Macao………. 83
Gambar 2.82 Suasana di Dalam Venetian Macao………... 83
Gambar 2.83 Royale Suite di Venetian Macao………. 84
Gambar 2.84 Bella Suite di Venetian Macao……….……… 84
Gambar 2.85 Rialto Suite di Venetian Macao……… 84
Gambar 2.86 Ilustrasi Bangunan Venetian Macao……….…….. 85
Gambar 2.87 Site Plan Venetian Macao……… 85
Gambar 2.88 Letak Posisi Kasino Terhadap Hotel Venetian Macao……….… 86
Gambar 2.89 Venetian Macao………. 89
Gambar 3.1 Batas-batas Kabupaten Bintan………...…. 94
Gambar 3.2 Pulau Bintan Berada Pada Posisi yang Strategis……….… 95
Gambar 3.3 Mayang Sari Beach Resort……….. 104
Gambar 3.4 Kamar Tamu di Mayang Sari Beach Resort……….. 105
Gambar 3.5 Angsana Resort dan Spa………. 108
Gambar 3.6 Pencapaian Bintan Resorts Dengan Transportasi Air dari Singapura dan Batam………...114
Gambar 3.7 Pencapaian Bintan Resorts Dengan Jalan Darat………... 115
Gambar 3.8 Posisi Pulau Bintan Terhadap Dunia………..……… 119
Gambar 3.10 Posisi Lagoi Bay Development Terhadap Pulau Bintan………..…… 119
Gambar 3.11 Posisi Lagoi Bay Development Terhadap Bintan Resorts……….. 119
Gambar 3.12 Posisi Lokasi Proyek Terhadap Lagoi Bay Development………... 119
Gambar 3.13 Posisi Lokasi Proyek Terhadap Kawasan Lagoi Bay Development….……. 120
Gambar 3.14 Lokasi B12 Merupakan Lokasi Proyek………... 121
Gambar 4.1 Ilustrasi Pendaurulangan Air Kotor………. 135
Gambar 4.2 Ilustrasi Air dari Penggunaan Air sampai Penggunaannya Kembali………. 136
Gambar 4.3 Synthetic Grass………..……… 138
Gambar 4.4 Synthetic Grass……….. 138
Gambar 4.5 Rumput Buatan……….. 139
Gambar 4.6 Rumput Buatan……….. 139
Gambar 5.1 Peta Posisi Kepulauan Riau Terhadap Negara Tetangga ……….…145
Gambar 5.2 Peta Pulau Bintan ………. 146
Gambar 5.3 Peta Lagoi Bay Development ……….…… 146
Gambar 5.4 Sebelah Utara Berbatasan dengan Open Space and Habitat Preservation dan Laut Cina Selatan.………. 148
Gambar 5.5 Sebelah Timur Berbatasan dengan Open Space and Habitat Preservation dan Laut Cina Selatan.………. 148
Gambar 5.6 Batas-batas Site ……… 148
Gambar 5.7 Sebelah Barat Berbatasan dengan Open Space and Habitat Preservation dan Laut Cina Selatan.………... 148
Gambar 5.8 Sebelah Selatan Berbatasan dengan Resort Hotels and Accomodation dimana merupakan Forest Sensitive Development………. 148
Gambar 5.9 Tata Guna Lahan ……….. 149
Gambar 5.10 Peta Lagoi Bay Development (Area Site)……….. 150
Gambar 5.11 Luas Lokasi ………..………..152
Gambar 5.12 Peta Lagoi Bay Development (Area Site)………...…... 153
Gambar 5.13 Peta Lagoi Bay Development ………. 153
Gambar 5.14 Potensi Lokasi……… 154
Gambar 5.15 Potensi Lokasi ………... 154
Gambar 5.16 Lokasi yang Berbatasan Dengan Pesisir Pantai ………. 154
Gambar 5.17 Potensi Site ……… 155
Gambar 5.18 Analisa Kebisingan Lokasi ……….. 156
Gambar 5.19 Lokasi yang Boleh Dibangun ……….. 156
Gambar 5.20 Pencapaian Bintan Resorts Dengan Jalan Darat ………... ……… 157
Gambar 5.22 Jalan di Peta Lagoi Bay Development ……….. 158
Gambar 5.23 Jalan Menuju Site ………... 159
Gambar 5.24 View ke Dalam Site ……….. 159
Gambar 5.25 View ke Luar Site ……….. ……….. 160
Gambar 5.26 Ilustrasi Bangunan yang Memaksimalkan View ke Arah Air ………. 160
Gambar 5.27 Analisa Matahari Site ………161
Gambar 5.28 Ilustrasi Bangunan yang Menggunakan Shading untuk Meminimalkan Panas Matahari………...161
Gambar 5.29 Analisa Angin……….. 162
Gambar 6.1 Tampak Timur Bangunan pada tanggal 21 Maret pukul 08.00 WIB….…… 179
Gambar 6.2 Tampak Utara Bangunan pada tanggal 21 Maret pukul 08.00 WIB……….. 180
Gambar 6.3 Tampak Selatan Bangunan pada tanggal 21 Maret pukul 08.00 WIB…….. 180
Gambar 6.4 Tampak Barat Bangunan pada tanggal 21 Maret pukul 08.00 WIB……..… 180
Gambar 6.5 Tampak Timur Bangunan pada tanggal 21 Maret pukul 12.00 WIB…….… 181
Gambar 6.6 Tampak Utara Bangunan pada tanggal 21 Maret pukul 12.00 WIB……….. 181
Gambar 6.7 Tampak Selatan Bangunan pada tanggal 21 Maret pukul 12.00 WIB…….. 181
Gambar 6.8 Tampak Barat Bangunan pada tanggal 21 Maret pukul 12.00 WIB……….. 182
Gambar 6.9 Tampak Timur Bangunan pada tanggal 21 Maret pukul 16.00 WIB………. 182
Gambar 6.10 Tampak Utara Bangunan pada tanggal 21 Maret pukul 16.00 WIB……….. 182
Gambar 6.11 Tampak Selatan Bangunan pada tanggal 21 Maret pukul 16.00 WIB…….. 183
Gambar 6.12 Tampak Barat Bangunan pada tanggal 21 Maret pukul 16.00 WIB……….. 183
Gambar 6.13 Tampak Timur Bangunan pada tanggal 22 Desember pukul 08.00 WIB…. 183 Gambar 6.14 Tampak Utara Bangunan pada tanggal 22 Desember pukul 08.00 WIB….. 184
Gambar 6.15 Tampak Selatan Bangunan pada tanggal 22 Desember pukul 08.00 WIB.. 184
Gambar 6.16 Tampak Barat Bangunan pada tanggal 22 Desember pukul 08.00 WIB….. 184
Gambar 6.17 Tampak Timur Bangunan pada tanggal 22 Desember pukul 12.00 WIB…. 185 Gambar 6.18 Tampak Utara Bangunan pada tanggal 22 Desember pukul 12.00 WIB….. 185
Gambar 6.19 Tampak Selatan Bangunan pada tanggal 22 Desember pukul 12.00 WIB.. 185
Gambar 6.20 Tampak Barat Bangunan pada tanggal 22 Desember pukul 12.00 WIB….. 186
Gambar 6.21 Tampak Timur Bangunan pada tanggal 22 Desember pukul 16.00 WIB…. 186 Gambar 6.22 Tampak Utara Bangunan pada tanggal 22 Desember pukul 16.00 WIB….. 186
Gambar 6.23 Tampak Selatan Bangunan pada tanggal 22 Desember pukul 16.00 WIB.. 187
Gambar 6.24 Tampak Barat Bangunan pada tanggal 22 Desember pukul 16.00 WIB….. 187
Gambar 6.25 Tampak Timur Bangunan pada tanggal 22 Juni pukul 08.00 WIB………… 187
Gambar 6.26 Tampak Utara Bangunan pada tanggal 22 Juni pukul 08.00 WIB…………. 188
Gambar 6.28 Tampak Barat Bangunan pada tanggal 22 Juni pukul 08.00 WIB…………. 188
Gambar 6.29 Tampak Timur Bangunan pada tanggal 22 Juni pukul 12.00 WIB ………... 189
Gambar 6.30 Tampak Utara Bangunan pada tanggal 22 Juni pukul 12.00 WIB…………. 189
Gambar 6.31 Tampak Selatan Bangunan pada tanggal 22 Juni pukul 12.00 WIB………. 189
Gambar 6.32 Tampak Barat Bangunan pada tanggal 22 Juni pukul 12.00 WIB…………. 190
Gambar 6.33 Tampak Timur Bangunan pada tanggal 22 Juni pukul 16.00 WIB………… 190
Gambar 6.34 Tampak Utara Bangunan pada tanggal 22 Juni pukul 16.00 WIB…………. 190
Gambar 6.35 Tampak Selatan Bangunan pada tanggal 22 Juni pukul 16.00 WIB………. 191
Gambar 6.36 Tampak Barat Bangunan pada tanggal 22 Juni pukul 16.00 WIB…………. 191
Gambar 6.37 Tampak Timur Bangunan pada tanggal 23 September pukul 08.00 WIB… 191 Gambar 6.38 Tampak Utara Bangunan pada tanggal 23 September pukul 08.00 WIB…. 192 Gambar 6.39 Tampak Selatan Bangunan pada tanggal 23 September pukul 08.00 WIB. 192 Gambar 6.40 Tampak Barat Bangunan pada tanggal 23 September pukul 08.00 WIB…. 192 Gambar 6.41 Tampak Timur Bangunan pada tanggal 23 September pukul 12.00 WIB… 193 Gambar 6.42 Tampak Utara Bangunan pada tanggal 23 September pukul 12.00 WIB…. 193 Gambar 6.43 Tampak Selatan Bangunan pada tanggal 23 September pukul 12.00 WIB. 193 Gambar 6.44 Tampak Barat Bangunan pada tanggal 23 September pukul 12.00 WIB…. 194 Gambar 6.45 Tampak Timur Bangunan pada tanggal 23 September pukul 16.00 WIB… 194 Gambar 6.46 Tampak Utara Bangunan pada tanggal 23 September pukul 16.00 WIB…. 194 Gambar 6.47 Tampak Selatan Bangunan pada tanggal 23 September pukul 16.00 WIB. 195 Gambar 6.48 Tampak Barat Bangunan pada tanggal 23 September pukul 16.00 WIB…. 195 Gambar 6.49 Sirip Vertikal Bangunan……… 196
Gambar 6.50 Konsep Site Plan ……….. 198
Gambar 6.51 Konsep Sirkulasi Site……….199
Gambar 6.52 Site Plan……….. 200
Gambar 6.53 Zoning Secara Vertikal……….. 201
Gambar 7.1 Site Plan……….…… ……… 203
Gambar 7.2 Ground Plan………..………..204
Gambar 7.3 Denah Lantai 1……….… ………. 205
Gambar 7.4 Denah Lantai 2……….… ………. 206
Gambar 7.5 Denah Lantai 3……….…… ………. 207
Gambar 7.6 Denah Lantai 4……….…… ………. 208
Gambar 7.7 Denah Lantai Atap………...………… ………. 209
Gambar 7.8 Denah Lantai Kasino………...……….. 210
Gambar 7.9 Detail Denah Kamar Hotel……….………. ………. 211
Gambar 7.11 Potongan Bangunan……….. 214
Gambar 7.12 Rencana Fondasi………... 215
Gambar 7.13 Rencana Pembalokan Lantai 2……… 216
Gambar 7.14 Rencana Pembalokan Lantai 3……….……….. 217
Gambar 7.15 Rencana Pembalokan Lantai 4……….……… ………. 218
Gambar 7.16 Rencana Pembalokan Lantai Atap………..……. ………. 219
Gambar 7.17 Rencana Atap………...… ………. 220
Gambar 7.18 Rencana Pembalokan Kasino……… ………. 221
Gambar 7.19 Rencana Sanitasi……….………. ……… 222
Gambar 7.20 Rencana Sanitasi Lantai 1………...…….. ………. 222
Gambar 7.21 Rencana Sanitasi Lantai 2………...….. ………. 223
Gambar 7.22 Rencana Sanitasi Lantai 3………... ………. 224
Gambar 7.23 Rencana Sanitasi Lantai 4………. ………. 225
Gambar 7.24 Rencana Sanitasi Lantai Atap……… ………. 226
Gambar 7.25 Aksonometri Rencana Sanitasi ………..……….. ………. 227
Gambar 7.26 Rencana Tata Udara Lantai 1……….………. 228
Gambar 7.27 Rencana Tata Udara Lantai 2……….………. 229
Gambar 7.28 Rencana Tata Udara Lantai 3………..………... 230
Gambar 7.29 Rencana Tata Udara Lantai 4……….………. 231
Gambar 7.30 Rencana Elektrikal Lantai 1………..………... 232
Gambar 7.31 Rencana Elektrikal Lantai 2……….……….... 233
Gambar 7.32 Rencana Elektrikal Lantai 3……….……… 234
Gambar 7.33 Rencana Elektrikal Lantai 4………....……. 235
Gambar 7.34 Rencana Sprinkler Lantai 1………...…….. 236
Gambar 7.35 Rencana Sprinkler Lantai 2………....…. 237
Gambar 7.36 Rencana Sprinkler Lantai 3………... 238
Gambar 7.37 Rencana Sprinkler Lantai 4………...……….…………. 239
Gambar 7.38 Rencana Smoke Detector Lantai 1……….………..….. 240
Gambar 7.39 Rencana Smoke Detector Lantai 2………..…..………. 241
Gambar 7.40 Rencana Smoke Detector Lantai 3……….……… 242
Gambar 7.41 Rencana Smoke Detector Lantai 4………...………..…… 243
Gambar 7.42 Perspektif Eksterior 1………...…. 244
Gambar 7.43 Perspektif Eksterior 2………..….. 245
Gambar 7.44 Perspektif Eksterior 3………..….. 246
Gambar 7.45 Perspektif Eksterior 4………....……… 247
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komunitas Judi di Macao……….……… 8
Tabel 2.2 Daftar Lokasi Perjudian dan Pengelola di Indonesia……...…... 12
Tabel 2.3 Permainan Meja………... ……… 17
Tabel 2.4 Permainan Mesin ………... 18
Tabel 2.5 Tipe Hotel Berdasarkan Berbagai Klasifikasi ………... 28
Tabel 2.6 Klasifikasi Hotel Berdasarkan kelas………... 29
Tabel 2.7 Penggolongan Area Kasino Hotel………... 35
Tabel 2.8 Faktor Kebutuhan Area Parkir Menurut Waktu………. 37
Tabel 2.9 Luas Area Pegawai berdasarkan Area pada Tiap Kamar………... 42
Tabel 2.10 Jumlah Kamar dan Tipe Kamar di Genting Hotel………. 52
Tabel 2.11 Fasilitas Kamar Tamu Genting Hotel……….. 54
Tabel 2.12 Fasilitas Pendukung Kamar Mandi di Genting Hotel………... 54
Tabel 2.13 Fasilitas Lain-Lain untuk Kamar Tamu di Genting Hotel………. 55
Tabel 2.14 Fasilitas di Genting Hotel……….. 55
Tabel 2.15 Jumlah Kamar dan Tipe Kamar di Highlands Hotel………. 56
Tabel 2.16 Fasilitas Kamar Tamu Highlands Hotel……….. 57
Tabel 2.17 Fasilitas Pendukung Kamar Mandi di Highlands Hotel……… 58
Tabel 2.18 Fasilitas Lain-Lain untuk Kamar Tamu di Highlands Hotel………... 58
Tabel 2.19 Fasilitas di Highlands Hotel……….. 59
Tabel 2.20 Jumlah Kamar dan Tipe Kamar di Resort Hotel………... 60
Tabel 2.21 Fasilitas Kamar Tamu Resort Hotel……… 61
Tabel 2.22 Fasilitas Pendukung Kamar Mandi di Resort Hotel………. 61
Tabel 2.23 Fasilitas Lain-Lain untuk Kamar Tamu di Resort Hotel………... 62
Tabel 2.24 Fasilitas di Resort Hotel………... 62
Tabel 2.25 Nilai yang Disumbangkan Genting ke Kas Negara Malaysia Dalam Kurun waktu 10 Tahun………. 69
Tabel 2.26 Perbandingan Wisatawan Malaysia dan Wisatawan Genting, Malaysia …. 71 Tabel 2.27 Jumlah Kamar dan Tipe Kamar di First World Hotel………... 72
Tabel 2.28 Fasilitas Kamar Tamu First World Hotel……….75
Tabel 2.29 Fasilitas Pendukung Kamar Mandi di First World Hotel……….. 77
Tabel 2.30 Fasilitas Lain-Lain untuk Kamar Tamu di First World Hotel………... 78
Tabel 2.31 Fasilitas di First World Hotel……….79
Tabel 2.33 Fasilitas Kamar Tamu Venetian Macao………. 85
Tabel 3.1 Tipe dan Luas Kamar di Nirwana Gardens………... 102
Tabel 3.2 Fasilitas Kamar Tamu Nirwana Gardens……….. 104
Tabel 3.3 Akomodasi, Area makan dan Ruang Rapat di Laguna Bintan…..……….... 108
Tabel 3.4 Akomodasi di Angsana Resort and Spa, Laguna Bintan…...………... 109
Tabel 3.5 Akomodasi di Ria Bintan, Laguna Bintan……….………. 111
Tabel 3.6 Akomodasi di Lagoon Bintan……….……….. 113
Tabel 3.7 Jumlah Pengunjung Lagoy Bay Tahun 2003-2009………. 117
Tabel 3.8 Luas dan Jumlah Akomodasi Site……….. 121
Tabel 3.9 Banyaknya Wisatawan Mancanegara yang Datang Melalui Pelabuhan di Kabupaten Bintan Menurut Kewarganegaraan Tahun 2003-2008………. 123
Tabel 3.10 Banyaknya Fasilitas Akomodasi/Hotel, Kamar dan Tempat Tidur yang Tersedia di Kabupaten Bintan Tahun 2004-2008……….………… 123
Tabel 3.11 Banyaknya Hotel Berbintang dan Kelas Hotel di Kabupaten Bintan Tahun 2004-2008………... 124
Tabel 3.12 Banyaknya Kamar yang Tersedia di Hotel Berbintang di Kabupaten Bintan Tahun 2004-2008……….………. 124
Tabel 3.13 Banyaknya Tempat Tidur yang Tersedia dan Kelas Hotel di Hotel Berbintang di Kabupaten Bintan, 2004-2008………. 124
Tabel 3.14 Lama Menginap dan Persentase Tamu Baik Domestik Maupun Asing Pada Tahun 2006-2008……….…. 125
Tabel 3.15 Banyaknya Wisatawan yang Datang Melalui Pelabuhan di Kabupaten Bintan Per Bulan Menurut Jenis Visa, 2006-2008……….... 125
Tabel 4.1 Tujuan dan Persyaratan LEED Mengenai Pemanfaatan Air Hujan………... 135
Tabel 4.2 Tujuan dan Persyratan LEED Mengenai Efisiensi Air pada Lansekap……. 135
Tabel 4.3 Tujuan dan Persyaratan LEED Mengenai Efisiensi Air………..… 137
Tabel 4.4 Ilustrasi Biaya Untuk Rumput Buatan………. 138
Tabel 4.5 Ilustrasi Biaya Untuk Rumput Alami………... 138
Tabel 4.6 Tujuan dan Persyaratan LEED Mengenai Material yang Diaplikasikan Merupakan Produk dalam Negeri ……….. 139
Tabel 4.7 Kriteria Bahan Ruangan …... 140
Tabel 4.8 Kriteria Bahan Ruangan ………..… 141
Tabel 4.9 Kriteria Pengisi Utama Ruangan……….... 141
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1.1 Kerangka Berpikir……….…. 4 Diagram 2.1 Skematik Area Publik……… 35 Diagram 2.2 Hubungan Ruang Back-of-the-House ………...…… 38 Diagram 2.3 Hubungan Ruang dengan Dapur Utama……… 39 Diagram 2.4 Hubungan Antara Area Penerimaan, Area Persampahan, dan General
Storage Area……….…..40
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Gambling merupakan sebuah dunia lain yang bersifat untung-untungan dimana
kegiatan ini telah berkembang sejak dahulu kala, dan terus mengalami perkembangan seiring dengan perubahan zaman. Rasa penasaran yang timbul terhadap ketidakpastian di dalam dunia lain ini khususnya judi, mengakibatkan aktivitas judi tidak mengenal baik siang maupun malam.
Judi dalam komunitas tertentu merupakan sebuah tradisi turun temurun yang melekat dan menjadi bagian di dalam kebutuhan hidup. Pada golongan masyarakat seperti ini, mereka menjadikan judi untuk bersosialisasi dengan warga setempat, bahkan judi pun dijadikan sebagai sebuah batu loncatan untuk melancarkan suatu hubungan bisnis.
Sekelompok orang menjadikan judi sebagai rutinitas dalam kehidupan sehari-hari sebagai pemenuhan kebutuhan hidup baik secara rohani maupun jasmani, sehingga kegiatan judi menjadi suatu kebiasaan yang melekat di dalam kehidupan. Kebiasaan hidup sekelompok orang yang mempertaruhkan uangnya di atas meja judi mengaku memiliki kepuasan ketika jantung berdetak lebih cepat, dan pada saat memenangkan taruhan.
Komunitas orang yang menganggap judi sebagai sebuah rekreasi dimana pandangan mereka terhadap judi adalah efek perasaan yang akan diterima ketika mempertaruhkan sebagian dari hartanya di atas meja judi. Kemenangan ataupun kekalahan bukan bagian dari tujuan komunitas dengan sifat seperti ini, melainkan kepuasan hati yang menjadi prioritas utama.
2004; Resorts World Bhd, Singapura pada tahun 2010) menunjukkan berkembangnya komunitas judi di dunia.
Casino de Genting yang terdapat di Malaysia merupakan lokalisasi perjudian terpusat yang membuktikan bahwa adanya sifat-sifat manusia pada komunitas tertentu yang senang berjudi, yaitu tercatat bahwa dalam kurun waktu 10 tahun, pengunjung kasino meningkat sebesar ±1700%.
Kenyataan memperlihatkan perjudian di Singapura yaitu 54% dari penduduk Singapura melakukan aktivitas judi dan tercatat bahwa ±1.000.000 orang berkunjung ke Genting Highlands, Malaysia pada tahun 2007. Berdasarkan data statistik Macao dari tahun 2005-2007, menyatakan penjudi dari Malaysia yang mengunjungi Macao meningkat sebesar 300%, begitu juga dengan masyarakat Thailand yang berkunjung ke Macao meningkat sebesar 143%. Demikian halnya, penduduk di India khususnya komunitas penjudi yang datang ke Macao pada tahun 2005-2007 meningkat 118%, dan komunitas penjudi dari Indonesia meningkat sebanyak 200%.
Sumbangan dari lokalisasi perjudian terhadap devisa negara khususnya di negara Malaysia menunjukkan adanya peningkatan pendapatan sebesar 164.233,33% dalam kurun waktu 10 tahun. Pajak atas lokasi perjudian sebesar 26%-28% dari keuntungan Resorts World Bhd di Genting akan disumbangkan ke kas negara Malaysia setiap bulannya.
1.2 Maksud dan Tujuan Perancangan
Fenomena perjudian sebagai sebuah kondisi global yang nyata diwujudkan di sebuah kawasan tertutup yaitu Lagoi yang terletak di bagian utara dari Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Posisi Kepulauan Riau yang sangat strategis yaitu pada segitiga emas Sijori (Singapura-Johor-Riau) dan berada pada lintas perdagangan Selat Malaka dan Laut Cina Selatan sehingga mengakibatkan tingginya arus domestik maupun internasional yang berkunjung ke wilayah tersebut, baik untuk tujuan bisnis ataupun melakukan kegiatan wisata.
1.3 Permasalahan Perancangan
Beberapa masalah perancangan yang mungkin timbul dalam proses perencanaan bangunan Bintan Casino Hotel ini sebagai berikut:
a. Bagaimana memfasilitasi kebutuhan pengunjung baik hotel maupun kasino, dan karyawan sehingga terdapat efisiensi pada sarana rekreasi untuk judi dan rekreasi hotel dalam sebuah lokasi.
b. Bagaimana menerapkan sistem struktur bangunan hotel dan kasino dalam penggabungannya pada bangunan.
c. Bagaimana sistem keamanan di dalam kasino khususnya dalam hal keuangan sehingga uang akan mengalir pada jalur yang tepat dan benar.
1.4 Pendekatan Masalah Perancangan
Berikut beberapa pendekatan yang dilakukan dalam perancangan proyek ini antara lain:
a. Studi lapangan dan studi literatur mengenai judul proyek untuk mendapatkan informasi dan memperkuat fakta secara ilmiah.
b. Studi literatur yang berkaitan dengan judul dan tema, sumber dapat berupa buku, majalah, internet, film, dan lain-lain.
c. Studi lapangan mengenai situasi dan kondisi keadaan eksisting site serta lingkungan secara fisik yang berhubungan dengan kasus proyek.
d. Melakukan wawancara dengan instansi terkait dan orang-orang yang dianggap mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan proyek.
1.5 Asumsi-Asumsi
Beberapa asumsi-asumsi dalam merancang kasino hotel adalah:
Keberadaan sosial budaya masyarakat setempat tidak menjadi suatu permasalahan yang dapat menghambat keberadaan proyek ini.
Pihak pemerintah pusat sudah mengizinkan perjudian1 di Pulau Bintan, Indonesia yang sesuai dengan usulan Bupati Bintan.
1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1957 pasal 14 yang berbunyi pemerintah daerah memungut pajak atas izin
1.6 Kerangka berpikir
Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan dalam proses perancangan dapat dilihat dari diagram di bawah ini:
PENUGASAN IDENTIFIKASI MASALAH PROSES DATA KOMPILASI DAN ANALISA DATA KONSEP
Latar Belakang:
Adanya sifat-sifat orang pada komunitas tertentu
Fenomena komunitas penjudi berasal dari negara lain, bukan berasal dari negara dimana terdapat kasino. Meningkatkan pariwisata
Maksud dan Tujuan:
Untuk memfasilitasi kebutuhan rekreasi pengunjung baik berjudi maupun rekreasi lainnya.
Identifikasi Permasalahan
Bagaimana memfasilitasi kebutuhan pengunjung sehingga terdapat efisiensi antara sarana rekreasi judi dan rekreasi hotel yang terdapat dalam sebuah lokasi.
Bagaimana menerapkan sistem struktur bangunan hotel dan kasino yang memiliki banyak alat berat dalam penggabungannya pada bangunan.
Bagaimana sistem keamanan di dalam kasino khususnya dalam hal keuangan sehingga uang akan mengalir pada jalur yang tepat dan benar.
Tinjauan Umum
Studi literatur mengenai kasino, hotel dan kasino hotel Studi banding mengenai kasino hotel
Tinjauan Khusus
Tinjauan mengenai data proyek, judul proyek, deskripsi proyek dan studi kelayakan proyek
Elaborasi Tema
Studi literatur mengenai tema, dan pengaplikasian pada bangunan
Analisa Tapak
Lokasi, tata guna lahan, prasarana (utilitas dan drainase) dan peraturan lokasi
Analisa Potensi Lokasi
Analisa vegetasi, kebisingan, sirkulasi dan pencapaian, view, matahari dan angin
Analisa Fungsional
Hubungan antar Ruang, Analisis Kegiatan, dan Program Ruang
Konsep Dasar Fisik Tapak Konsep Dasar Fisik Ruang Konsep Dasar Fisik Bangunan Konstruksi Bangunan yang Dipakai
PERANCANGAN ARSITEKTUR
1.7 Sistematika Laporan
Secara garis besar, sistematika pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah:
BAB 1: PENDAHULUAN
Berisikan uraian tentang latar belakang, maksud dan tujuan, identifikasi permasalahan, pendekatan, asumsi, kerangka berpikir dan sistematika laporan.
BAB 2: TINJAUAN UMUM
Berisikan kajian tentang tinjauan umum hotel, tinjauan umum kasino, tinjauan umum kasino hotel, dan studi banding kasino hotel.
BAB 3: TINJAUAN KHUSUS
Berisikan pembahasan tentang data umum proyek, judul proyek, deskripsi proyek, dan studi kelayakan proyek.
BAB 4: ELABORASI TEMA
Menjelaskan tentang pengertian tema, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul, dan studi pengaplikasian.
BAB 5: ANALISA
Membahas dan menganalisis masalah yang berkaitan dengan tapak dan lingkungan, analisis fasilitas dan kebutuhan ruang, organisasi ruang, dan menghasilkan program ruang
BAB 6: KONSEP PERANCANGAN
Membahas konsep dasar fisik tapak, konsep dasar fisik ruang, konsep dasar fisik bangunan dan teknologi struktur dan konstruksi bangunan yang akan dipakai.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 2.1 Prajurit yang Sedang Berjudi
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Perjudian
2.1.1 Sejarah Perjudian2
Berdasarkan catatan sejarah dan fakta arkeologi, judi telah ada sepanjang era dan kebudayaan peradaban masa lalu. Arkeolog setuju dengan data yang didapat pada abad ke-20 bahwa perjudian pernah menempati masyarakat dalam skala besar. Contoh, telah ditemukannya artefak judi peninggalan Cina (2.300 SM), India, Yunani dan Roma yang dimainkan berdasarkan keahlian dan hiburan. Satu set dadu juga pernah ditemukan tahun 1.500 SM di Piramid, Giza.
Perjudian mempunyai peranan dalam sejarah suatu bangsa. Sekitar tahun 1000 T.M., Raja Norwegia dan raja Swedia sepakat untuk sama-sama memustuskan kepemilikan atas distrik di Hising. Karena perselisihan tidak dapat diselesaikan secara diplomatis, kedua raja setuju untuk memutar sepasang dadu. Pada putaran pertama, kedua raja mendapat angka 6 pada kedua mata dadunya; pada putaran kedua, raja Swedia kembali mendapatkan dua mata dadu berangka 6, dan raja Norwegia kalah dengan jumlah kedua mata dadu adalah 7. Pihak Norwegia menerima kekalahan dan berakhir dengan hubungan yang baik.
Ditemukan bahwa perjudian sangat terkenal pada pertengahan abad, Raja Henry VIII dan beberapa negara lainnya melarang prajuritnya untuk berjudi. Tetapi perjudian tetap dilakukan secara diam-diam.
Permainan kartu dimulai dari China, sejak Negara R.R.C. membuat kertas dan uang yang terbuat dari kertas. Sebenarnya, China berkata bahwa mereka ingin belajar mengocok uang pada tahun 900 T.M., tetapi berkembang
menjadi mengocok kartu. Permainan kartu kemudian menyebar ke Kerajaan Mameluke. Karena Mameluke menganut ajaran agama Islam, mereka tidak mendekorasi permainan kartu mereka dengan bentuk-bentuk yang bervariasi, Kemudian kartu berkembang sampai ke Laut Tengah, warga Prancis mendesain seorang Raja dan Ratu dalam kartu yang mereka desain. Satu set kartu ini menjadi bentuk asli dari kartu yang kita gunakan sampai hari ini.
2.1.2 Globalisasi Perjudian
Industri perjudian yang semakin mengglobal di seluruh dunia terlihat pada kesuksesan di industri pariwisata dan industri hiburan yang berkembang dengan sangat pesat, terutama pada negara-negara di Australia, Prancis, Macau, Inggris, dan Amerika Serikat.
Perjudian di Asia Pasifik mengalami perkembangan yang signifikan sejak tahun 1999. Perluasan sasaran komunitas judi di Asia terlihat pada perkembangan kasino di Malaysia dan Macau, serta adanya gabungan kasino resor di Marina Bay dan Sentosa Island, Singapura yang mulai dibuka pada tahun 2010. Sehingga negara-negara di Asia mulai merencanakan gabungan kasino resor seperti perencanaan kasino di Pulau Jeju, Korea Utara; Manila Ba, Filipina; Ho Tram, Danang, Phu Duoc di Vietnam; Pulau Koh Rong dan Angkor Wat di Cambodia; dengan prediksi keuntungan yang berbeda-beda oleh masing-masing negara.
Benua Asia memiliki ciri-ciri dalam mengembangan dunia perjudian yaitu kasino3, potensi tersebut terlihat dari:
Macau telah dinobatkan sebagai lokasi perjudian yang memiliki pasar kasino yang terbesar di dunia, yaitu pendapatan sebesar US$2.000.000.000 pada tahun 1999 meningkat menjadi US$14.000.000.000 pada akhir tahun 2008.
Perjudian di Malaysia, Resorts World Bhd, memiliki pendapatan dari A$1.000.000.000 menjadi A$2.000.000.000 pada tahun 2007.
Philippine Amusement and Gaming Corporation (PAGCOR), Filipina memiliki peningkatan pendapatan dari A$400.000.000 menjadi A$1.000.000.000 pada tahun 2007.
Peningkatan pendapatan kasino di Korea Selatan yaitu dari US$256.000.000 pada tahun 1994 menjadi US$115.000.000.000 pada tahun 2007.
3 Berdasarkan
Sumber : Australasian Casino Association
Komunitas perjudian dari beberapa negara di Asia terhadap lokalisasi perjudian di Macao, sebagai berikut:
Komunitas Judi dari Malaysia Komunitas Judi dari Thailand Komunitas Judi dari India Komunitas Judi dari Indonesia Tahun 2005-2007 Peningkatan pengunjung sebesar > 300% yang mengunjungi Macao4 Peningkatan sebesar 143% yang mengunjungi Macao5 Peningkatan sebesar 118% yang mengunjungi Macao6 Peningkatan sebesar 200% yang berkunjung ke Macao7
2.2 Kasino
4
Resorts World public filings 5
Macao Statistics and Census Service 6
Macao Statistics and Census Service 7
Macao Statistics and Census Service
[image:31.595.110.530.88.358.2]Gambar 2.2 Penyebaran Lokalisasi Kasino di Asia
2.2.1 Etimologi Kasino
Istilah “casino” berasal dari bahasa Italia, kata dasarnya yaitu “Casa” (rumah) yang berarti sebuah villa kecil, rumah di musim panas atau paviliun. Pengertian kata tersebut berubah menjadi sebuah bangunan yang dibangun untuk kesenangan, biasanya bangunan lebih besar dari villa orang Itali. Bangunan tersebut digunakan untuk kegiatan berkumpul dan berorganisasi di dalam kota, termasuk menari, mendengarkan musik dan berjudi. Sejalan dengan perkembangan kosa kata, casino kemudian memiliki pengertian sebuah tempat yang mengakomodasi dan menampung seluruh aktivitas judi di dalamnya.
Pada tahun 1851, kata dari bahasa Itali ini diadopsi menjadi bahasa Inggris, pengertian casino pun berubah dari “tempat berkumpul dan bersosialisasi” menjadi “tempat perjudian8.
2.2.2 Sejarah Kasino
Berikut sejarah mengenai kasino di beberapa negara di dunia dari tahun 1638 adalah:
o 1638 – Italia
Kota Venesia yang memperkenalkan kasino untuk pertama kali kepada dunia. Kasino tersebut bernama Casinò di Venezia, 1638. Orang-orang dari kalangan atas kemudian melakukan pertemuan di tempat yang berasal dari kata “casa” tersebut untuk berbisnis, berpolitik, berjudi, berpesta dan melakukan segala hal yang menyenangkan.
o 1650 – Eropa
Kasino pun menyebar dan berkembang di Eropa khususnya spa resort, dimana yang paling terkenal adalah Spa Resort di Belgia yang aktivitas kasino telah diketahui secara umum di abad ke 17. Kasino menjadi resmi dan terorganisasi dan merupakan aktivitas yang legal serta dilindungi oleh kaum aristokrat Eropa dan kaum borjuis,
o Setelah Venesia
Setelah Venesia dijatuhkan, spa dijejalkan dengan kasino-kasino baru dengan permainan yang baru. Pada waktu itu, kasino pun berkembang sampai Prancis, Jerman dan Inggris.
o 1806 – Napoleon
Pada abad ke 18, Napoleon melegalkan adanya kasino. Kasino memperkenalkan fasilitas kalangan atas, servis yang berkualitas, keamanan, kenyamanan dan kemewahan. Legenda kasino lahir dengan cerita kesuksesan, kebangkrutan, bunuh diri, keberuntungan, dan adanya dunia malam. Judi menjadi tempat pertemuan bagi orang-orang kaya dan terkenal.
o 1837 – Jerman
Pada tahun 1837, seluruh kasino di Prancis dinyatakan ilegal oleh kelompok oposisi di Jerman.
o 1854-1861 – Monako
Pada tahun 1854, perjudian dilegalkan oleh raja Florestan I. Kasino pertama dibuka di villa yang dekat dengan pelabuhan (1856). Dan pada saat itu, Monako sedang berada dalam masa perekonomian yang sulit, kemudian seorang bernama Francois Blanc mengajukan rencana untuk membuka kasino dengan tujuan mengatasi kemiskinan (1863). Beberapa tahun kemudian, kasino tersebut dioperasikan oleh Société des Bains de Mer (1898). Kasino ini menjadi Monte
Carlo Casino yang memiliki fasilitas yang kompleks yaitu opera dan ruang ballet,
teater (Grand Théâtre de Monte Carlo) dan pengurus Ballets de Monte Carlo.
o 1899 – VIP Rooms
Ruangan-ruangan baru dibuka di kasino, kapasitas yang lebih luas untuk menciptakan keberuntungan masing-masing. VIP Rooms (Salon Prives) dibuka dengan jumlah taruhan yang tidak terbatas.
o 1931 – Las Vegas
o 1962 – Asia
Di Asia, perjudian mulai beroperasi di China, Saigon (Vietnam) dan Macao dimana kasino mulai dibuka pada awal tahun 1850. Ketika Sociade de Turismo e
Diversoes de Macao memenangkan monopoli dari lisensi kasino, maka kasino di
Macao pada waktu itu menjadi kerajaan judi di Asia (1962).
2.2.3 Lokasi Perjudian/Kasino di Indonesia
Munculnya tempat-tempat judi ilegal di berbagai pelosok Indonesia hanya akan menguntungkan oknum-oknum tertentu. Oleh karena itu, kebijaksanaan negara Malaysia diharapkan dapat menjadi referensi sehingga pemerintah Negara Indonesia dapat melokalisasikan perjudian secara terpusat yang bertujuan untuk memperkecil ruang gerak judi ilegal. Selain itu, pajak dari lokalisasi perjudian tersebut akan dimasukkan ke devisa negara.
Beberapa contoh berikut membuktikan bahwa terdapat banyaknya lokasi perjudian ilegal di Indonesia9 antara lain:
Nama Lokasi Judi Lokasi Pemilik
- Jalan Kunir, Jakarta Arief Cocong
- Jalan Gajahmada no.82/85, Jakarta
Arief Cocong
- Pulau Ayer, Kepulauan Seribu
Arief Cocong, Jan Darmadi dan Henry Pribadi
Rainbow Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Arief Cocong
Raja Kota Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Arief Cocong
Rajamas Glodok Rudy Susanto
- Jalan Gajahmada no. 80, Jakarta
Robby dan Atung
FIGJT Gunung Sahari Robby dan Atung
Pancoran Glodok Apo
- Muara Karang Raya no.90, Jakarta
Apo
- Kelapa Gading, Jakarta Apo
- Mangga Dua, Jakarta Engsiu, Yasmin, dan David
Nama Lokasi Judi Lokasi Pemilik
- Jalan Asemka, Jakarta David
- Lokasari/Kabuki Alex dan Mulyono
- Plaza Pasifik, Jakarta Afon
- Jalan Labu Jajang
Orient Mangga Besar, Jakarta Awi
- Taman Harapan Indah,
Jakarta
Rudy Susanto
Toko Rezeki Hayam Wuruk Rudy Susanto
- Ruko Green Garden Blok A Apo
Komplek Robinson Bandengan Li Yun Fang dan Apo
- Teluk Gong Randy dan Jimmy
- Citra Garden Matono
- Jalan Batu tulis Yudi dan Hendra
Sumampauw
- Jalan Mangga Besar no.31 A Aliong
Komplek Hibrida - Kelapa Gading, Jakarta Jimmy
- Hayam Wuruk no. 103 Yongky
- Jalan Kejayaan, Jakarta Barat
Apo
Hotel Travel lantai 5 - Ajin dan Gunawan
Panti Pijat Super Jalan Labu Robert
Bioskop Fajar Teluk Gong Liem Hong dan Aba
Restoran Thio Chu Jalan Labu Apo dan Juhua
Stasiun Sawah Besar
- Aphin
Taman Ratu Kebun Jeruk, Jakarta Akim dan Yongky
Poris Indah - Alung
_ Duta Merlin Blok I Ferry
Hotel Accacia Kramat Raya Hendro Sumampauw
Sumber: Politik Indonesia, Jaringan Informasi Politisi
2.2.4 Desain dan Layout Kasino Menurut Friedman Casino Design Principles®
Friedman Casino Design Principles® berasal dari analisa pengaturan dalam interior secara sistematis terhadap para pemain, baik yang terdapat pada permainan kasino yang cepat maupun pada kasino yang dalam permainannya bermain secara pelan. Penemuan memperlihatkan secara spesifik efek elemen dalam mendesain kasino terhadap para pemain. Penelitian terhadap proyek selama 20 tahun menyimpulkan bahwa desain interior dan layout didalamnya mempunyai peranan yang lebih besar terhadap pemain daripada dari segi pemasarannya.
Ketika kasino-kasino bersaing dalam pasar yang sama, kasino yang sesuai dengan Friedman Casino Design Principles® selalu mempunyai jumlah pemain yang lebih banyak, dan keuntungan yang lebih besar. Peraturan ini disahkan oleh persaingan pasar pada setiap permainan kasino di seluruh dunia.
Banyak kasino yang menggunakan tema yang lebih mencolok pada eksterior dan/atau promosi pemasaran secara luas dan teknik pengoperasian dalam hal periklanan untuk menarik perhatian pemain terhadap fasilitasnya, tetapi beberapa kasino meng-eksposed perlengkapan dari permainan judinya.
Friedman International Standards of Casino Design® menegaskan perilaku dari perjudian, dan hal-hal yang menarik agar para pengunjung tetap bermain judi. Dalam bukunya yang berjudul Designing Casinos to Dominate the Competition membahas sebagai berikut:
1. Desain kasino secara arsitektural (eksterior, interior dan pintu masuk)
[image:36.595.214.357.578.747.2] Menempatkan lokasi dan orientasi bangunan berdasar pada sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki yang akan memudahkan pandangan terhadap bangunan tersebut.
Gambar 2.4 Bangunan di Genting yang Berorientasi Menurut Sirkulasi Kendaraan
[image:37.595.75.516.275.616.2] Elemen-elemen didesain secara efisien, seperti pintu masuk, akses kendaraan, parkiran, area pejalan kaki, dan pintu masuk kasino.
Keterangan:
Sirkulasi
kendaraan
Sirkulasi
[image:38.595.82.532.83.428.2]Pejalan Kaki
Gambar 2.6 Posisi Hotel Genting, Hotel Highlands dan Hotel Resort Terhadap Akses Kendaraan, Sirkulasi Pejalan Kaki dan Parkir
[image:38.595.78.527.488.748.2]Gambar 2.7 Pintu Masuk Hotel Genting
Area masuk yang mengundang dan menarik.
Gambar 2.9 Pintu Masuk Hotel Highlands dan Hotel Genting Terhadap Denah
Gambar 2.10 Posisi Hotel Genting, Hotel Highlands dan Hotel Resort
Gambar 2.11 Mobil yang Menjadi Objek yang Mengundang Pengunjung
Merencanakan seluruh area permainan kasino dan fasilitas-fasilitas seperti makanan, minuman dan atau hiburan/pertunjukkan, sesuai dengan jalur pejalan kaki di dalam bangunan. Fasilitas-fasilitas harus berada posisi yang tepat untuk membuat para pemain tetap menggunakan, menempati dan tetap sibuk dengan permainan judinya.
Bagi area kasino menjadi banyak dunia-dunia permainan yang kecil, tetapi tetap berada pada suatu kesatuan permainan kasino yang besar.
Gambar 2.13 Pintu Masuk Kasino (Dinotasikan dengan Tanda Panah)
Dianjurkan membuat ketinggian langit-langit yang berbeda.
Gambar 2.15 Casino de Genting, Malaysia Membagi Kasino Menjadi Beberapa Dunia Permainan yang Kecil, Tetapi Berada Dalam Suatu Kesatuan Permainan Kasino yang Besar
Gambar 2.16 Hollywood Casino Membagi Kasino Menjadi Beberapa Dunia Permainan yang Kecil, Tetapi Berada Dalam Suatu Kesatuan Permainan Kasino yang Besar
2. Desain kasino yang memperlihatkan aktivitas perjudian kepada para pengunjung, yaitu dalam sirkulasi dan penempatan permainannya
Mendesain sirkulasi untuk memfasilitasi pergerakan para pengunjung agar lebih mudah, khususnya antara pintu masuk kasino dan pintu masuk fasilitas-fasilitas seperti makanan, minuman dan pertunjukkan, dan meng-eksposed kepada para pengunjung bahwaterdapat banyak area perjudian.
Memfokuskan perhatian para pengunjung pada permainan judi dan tuntun para pengunjung pada lorong-lorong area perjudian.
Menciptakan banyak area permainan yang kecil, yang menarik dan bersahabat.
Menghilangkan garis pandang mata yang jauh dibawah kemampuan mata.
3. Desain kasino pada pengaturan latar perjudian yaitu focal points, kanopi,
signage, dan langit-langit
Menempatkan bentuk dan ukuran focal points, kanopi, dan signage secara tepat dan strategis.
Merencanakan layout kasino yang tepat agar setiap lokasi interior kasino tersebut jelas terhadap para pengunjung.
Hindari langit-langit yang terlalu rendah.
Memilih dan memposisikan fungsi dan dekorasi pencahayaan dengan tepat.
4. Evaluasi keberadaan kasino dari segi desain eksterior bangunan dan perkembangan image kasino
Penelitian menunjukkan bahwa elemen eksterior dapat mempengaruhi image dari perusahaan tersebut. Friedman Management group (FMG) mengatakan bahwa perasaan dan pengalaman para pengunjung terhadap elemen visual berdampak terhadap potensi kasino tersebut.
Friedman Casino Design Principles® merekomendasikan untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Pada pemasaran periklanan, terdapat papan iklan dan signage pada jalan bebas hambatan dan jalan besar, termasuk marguees, papan pengumuman, dan lain-lain untuk menarik perhatian para penjudi.
Memiliki beberapa alternatif pencapaian bangunan seperti jalan, jalan bebas hambatan, kereta api bawah tanah, kereta gantung, bus, area pejalan kaki, dan lain-lain.
Orientasi bangunan, lokasi bangunan serta fasad bangunan. Visualisasi terhadap elemen-elemen bangunan.
Focal points
2.2.5 Permainan Kasino
Permainan di dalam kasino dikenal dengan nama permainan kasino / casino games. Di dalam permainan kasino, pemain berjudi dengan menggunakan chips / koin khusus. Terdapat dua kategori umum dalam permainan kasino yaitu: permainan meja dan permainan mesin elektronik.
A. Permainan Meja
Permainan
Ukuran Meja (meter)
Ukuran Meja + Pemain (meter)
Luas Gang/ Sirkulasi
(meter²)
Jumlah Pemain yang
Baik
Jumlah Maksimal
Pemain
Gambar
Blackjack 0,9 x 1,5 2,1 x 2,1 6,2 7 orang 7 orang
Craps 1,2 x 3 2,4 x 4,2 15,5 12 orang 16 orang
Roulette (single
table)
1,2 x 2,4 2,1 x 3 10,8 8 orang 14 orang
Roulette (double table)
1,2 x 4,8 2,1 x 6 20,4 16 orang 28 orang
Triple Shot Bonus (Blackjack)
Permainan Ukuran Meja (meter) Ukuran Meja + Pemain (meter) Luas Gang/ Sirkulasi (meter²) Jumlah Pemain yang Baik Jumlah Maksimal Pemain Gambar Mini
Baccarat 0,9 x 1,5 2,1 x 2,1 6,2 7 orang 7 orang
Big
Baccarat 1,2 x 3 3 x 4,8 7 14 orang 14 orang
Multi Action Blackjack
0,9 x 1,5 2,1 x 2,1 6,2 7 orang 7 orang
B. Permainan Mesin Jackpot/Slot Machine
Permainan mesin/slot machine dimana terdapat perbandingan jumlah permainan mesin dengan jumlah kasir adalah 50:1, memiliki ukuran mesin-mesin permainan sebagai berikut:
Permainan Gambar Ukuran Jumlah Pemain
yang Baik
Flat-top slot
machine
Tinggi = 1,2 meter
Lebar = 0.6 meter
Dalam = 0.5 meter
Permainan Gambar Ukuran Jumlah Pemain
yang Baik
High-top
slot
machine
Tinggi = 1,3 meter
Lebar = 0.6 meter
Dalam = 0.5 meter
1 orang
Round-top
slot
machine
Tinggi = 1,3 meter
Lebar = 0.6 meter
Dalam = 0.5 meter
1 orang
2.3 Hotel
2.3.1 Etimologi Hotel
Kata “hotel” berasal dari kata hospitium (bahasa latin), yang artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu yang lama, kata hospitium mengalami proses perubahan arti. Untuk membedakan antara guest house dan mansion house, maka mansion house pada waktu itu dikenal dengan istilah “hostel”. Hostel ini disewakan kepada masyarakat umum untuk berisitrahat dalam jangka waktu yang pendek, yang selama menginap para tamu akan dikoordinir oleh seorang host, dan semua tamu harus tunduk dan hormat atas peraturan yang dibuat dan ditentukan oleh host hostel. Sesuai dengan perkembangan zaman, kepuasan akan kenyamanan semakin bertambah, para pengunjung merasa tidak nyaman dengan peraturan yang terlalu mengikat tersebut, dan kata hostel lambat laun mengalami perubahan. Huruf “s” dalam hostel dihilangkan, dan menjadi hotel.
[image:46.595.72.530.71.438.2]2.3.2 Sejarah Perkembangan Hotel
Di Eropa dan Amerika
Sejak permulaan abad masehi, hotel dimulai dengan usaha penyewaan kamar untuk orang yang melakukan perjalanan. Hotel merupakan jenis akomodasi lain yang berasal dari kata “inn” dapat diartikan sebagai usaha penyewaan sebagian dari bangunannya kepada orang lain yang memerlukan kamar untuk menginap yang pada umumnya dihuni oleh beberapa orang secara bersama-sama.
kegiatan segala acara di kota tersebut. Selanjutnya disusul di kota Boston, Amerika Serikat, sedangkan pada tahun 1829 dibangun hotel dengan nama The Tremont House yang kemudian oleh sebagian para ahli dianggap sebagai cikal bakalnya perhotelan modern. Hotel tersebutlah yang pertama kali memperkenalkan jenis-jenis kamar single dan double, yang pada setiap kamar dilengkapi kunci masing-masing, air minum di setiap kamar, pelayanan oleh
bellboy serta memperkenalkan masakan Perancis ke dunia perhotelan. Hotel pun
menjadi sangat terkenal dan menjadi tempat persinggahan yang sangat ramai. Yang terpenting mulai disadari bahwa industri hotel bergerak di bidang industri penjualan jasa.
The Tremont House adalah hotel pertama yang memberikan pendidikan dan menyeleksi karyawannya untuk lebih meningkatkan mutu dalam upaya memberikan pelayanan yang memuaskan kepada tamunya. Pada saat itu, hotel belum menyediakan layanan kamar mandi dan pendingin atau penghangat untuk setiap kamarnya. Saat sekarang ini hal tersebut sudah menjadi suatu keharusan. Setelah 20 tahun beroperasi hotel ini kemudian ditutup untuk diperbarui. Tidak disangsikan lagi bahwa keberasilan The Tremont House telah mendorong lahirnya hotel-hotel baru yang kemudian saling bersaing dalam meningkatkan mutu baik pelayanannya maupun fasilitas fasilitasnya.
Perubahan yang cukup berarti terjadi pada permulaan abad ke 20 pada industri perhotelan yaitu mulai diperkenalkannya hotel-hotel kelas menengah dan kelas atas bagi para pengusaha atau wisatawan yang membutuhkannya, dengan
[image:48.595.157.454.267.487.2]ciri yang lebih mengutamakan kepraktisan, kemudian hotel berkembang dengan pesatnya.
Ellswort M. Statler yang berjasa dalam menemukan ide-ide baru seperti penyediaan koran pagi, cermin di kamar, dan lain-lain. Dalam kurun waktu 40 tahun, hotel-hotel milik Statler menjadi contoh dalam pembangunan kontruksi hotel-hotel baik di Amerika Serikat maupun diseluruh dunia.
Pada masa kejayaan industri perhotelan, secara alamiah hotel-hotel diklasifikasikan menurut pengguna jasanya dan lokasi dimana hotel itu berada. Terdapat dua kelompok besar jenis hotel yakni City Hotel yang terletak di tengah kota besar yang digunakan oleh kebanyakan usahawan dan Resort Hotel yang diperuntukkan bagi para wisatawan dan yang berlokasi di daerah tujuan wisata seperti pantai, pegunungan, pulau, danau dan lain-lain. Diawal tahun 1950-an, khususnya di daratan Eropa dan Amerika, dengan adanya persaingan yang semakin ketat yang dibarengi dengan semakin mahalnya upah buruh dan ongkos-ongkos operasionalnya, para pengelola hotel mulai menyadari bahwa mereka harus meningkatkan kemampuan manajemen dan melipatgandakan upaya penjualan agar mereka dapat bersaing dalam industri hotel. Perusahaan-perusahaan besar mulai mengadakan pendidikan khusus di bidang perhotelan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan karyawan dan berusaha mencari bentuk atau cara usaha yang paling menguntungkan dalam pengelolaan hotelnya. Asosiasi atau organisasi profesi mulai dibentuk, dan mereka menciptakan standarisasi dan pola bekerja yang terbaik untuk industri hotel.
Di Indonesia
Perkembangan hotel-hotel bersejarah di Indonesia setelah tahun 1945, Ir Soekarno sebagai presiden pertama Indonesia mulai membangun beberapa hotel atas kepemilikan pemerintah yang belakangan menjadi hotel di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), diantaranya: Hotel Indonesia di Jakarta, Bali Beach di Bali, dan Samudera Beach Hotel, di Yogyakarta.
Pada saat ini telah banyak bermunculan berbagai tipe hotel dari hotel berbintang lima, diamond, apartemen, sampai hotel melati atau losmen sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya.
2.3.3 Klasifikasi Hotel
Tipe-tipe hotel dapat dikelompokkan berdasarkan klasifikasi sebagai berikut: Gambar 2.20 Hotel Des Indes
No Dasar Klasifikasi Penjelasan
1 Berdasarkan Kelas Hotel Melati
Hotel bintang satu (
*
) Hotel bintang dua (
**
) Hotel bintang tiga (
***
) Hotel bintang empat (
****
) Hotel bintang lima (
*****
)2 Berdasarkan Plan Full America Plan
Modified American Plan
Continental Plan
European Plan
3 Berdasarkan Ukuran Hotel Kecil/Small Hotel
Hotel Sedang/Medium Hotel
Hotel Besar/Large Hotel
4