• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Dan Perilaku Adaptif Masyarakat Pinggiran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Persepsi Dan Perilaku Adaptif Masyarakat Pinggiran"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI D AN PERI LAKU AD APTI F M ASYARAKAT PI N GGI RAN

M UBA SI M AN I H URUK

Ju r u sa n Sosiologi

Fa k u lt a s I lm u Sosia l da n I lm u Polit ik Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

" Rasa benci dan am arah subv ersi m endapat ladang subur hany a dim ana inform alit as t idak m am pu berdiri dan form alit as m erkant ilis t elah gagal. ...Obat yang sebenar nya bagi kekuasaan dan kem elar at an adalah m engakui hak m ilik dan hasil kerj a m ereka yang dikucilkan sekarang ini oleh sekt or form al sehingga di m ana ada pem beront akan di sit u ada rasa t urut m em iliki dan t anggung j aw ab." ( Hernando de Sot o)

1 . La t a r Be la k a n g

Mem aham i m asalah pem bangunan, t idak dapat dilepaskan k ait anny a dengan pert um buhan ekonom i dan social engineering.1 Pert um buhan ekonom i m engacu pada kem aj uan suat u bangsa yang diident ifikasi m elalui ukuran kenaikan GNP dan pendapat an per- k epala dengan sarana perbaik an t ehnologi indust ri dan dist ribusi. Model pert um buhan ekonom i ini adalah m odel dim ana agreegat e out put dihubungk an dengan inv est asi fisik dalam bent uk out put capit al rat io dan sangat berorient asi pada t ingk at GNP ( Gross Not ional Product ) . Dalam hal ini m anfaat pem bangunan dij anj ikan ak an m eluas pada sem ua sek t or dalam m asy arak at m elalui dalil yang lebih dikenal dengan " Tricle dow n effect dan spread" ( t et esan ke baw ah dan peny ebaran) .2

Sedangkan social engineering m enunj uk pada aspek sosial dari lem baga non ekonom i yang diarahkan secara t erencana unt uk m enj aga dan m endukung pert um buhan ekonom i. Di m ana keduanya berm uara pada konsep pem bangunan yang m erupakan konsep elit polit ik yang m engandung pengadaian bahw a baik pert um buhan ekonom i m aupun perubahan- perubahan lem baga sosial haruslah diarahkan secara polit ik unt uk m enj am in peningkat an kesej aht eraan yang dapat dibenarkan oleh norm a- norm a t ert ent u.3

Konsep pert um buhan ekonom i dan pem bangunan yang pernah dialam i dan dibuk t ikan oleh negara- negara Eropa ,Barat dalam perkem banganny a bany ak dianut oleh negara- negara dunia k et iga. Melalui st rat egi indust rialisasi dengan k ebij ak sanaan subst it usi im port , opt im ism e unt uk m engej ar k et ert inggalan ekonom i dicoba diw uj udk an. Fak t or m odal at au inv est asi y ang t idak dipuny ai oleh negara dunia k et iga dipecahk an dengan m endat angk an inv est asi asing besert a t ehnologinya.4

Dengan bant uan m odal asing t ersebut , diprak t ek k an st rat egi indust rialisasi y ang t ent uny a dipusat k an di k ot a- k ot a besar, dengan asum si di k ot a- k ot a k ecil

1

Pet er L Berger, Piram ida Korban Manusia, LP3ES, Jak art a, 1982, hal.32 2

Bam bang Sunaryo, Alt ernat if Buday a Pem bangunan, KOMPAS, 10 Pebruari 1984. 3

I gnas Kleden, Soedj at m oko : Sebuah Psikologi Pem bebasan, dalam Et ika Pem bebasan, LP3ES, Jakart a, 1988, hal. xxv ii

4

(2)

apalagi daerah pedesaan t idak t ersedia prasarana fisik dan t enaga t erdidik y ang diperluk an bagi indust ri y ang serba m odern t ersebut .5

st rat egi y ang m em berikan peranan cuk up besar t erhadap perusahaan dan indust ri besar y ang padat m odal ini m enek ank an efesiensi dan produk t iv it as sebagai sarana m em percepat peningk at an laj u ekonom i. Yang pada saat ny a ak an m eningkat kan pendapat an nasional ( GNP) dan sekaligus m em bagi secara m erat a " Kue Nasional" unt uk dinik m at i m asy arak at ( t ricle dow n effect m enj adi suat u k eny at aan) .6

Sebagai negara y ang ada dalam k at egori dunia k et iga, I ndonesia t idak t erkecuali m em akai konsep pert um buhan ekonom i dan pem bangunan unt uk m ew uj udk an im pianny a. Pencipt aan k ant ong- k ant ong daerah indust ri di perkot aan ( j am inan infrast ruk t ur y ang m em adai, t enaga k erj a y ang m elim pah, birok rasi y ang m endukung dan sebagainya) sem akin m em perkuat asum si bahw a kot a m erupakan pusat dari segala ak t ifit as ekonom i y ang diharapk an ak an m endqk ung k eberhasilan pert um buhan ekonom i.

Sebenarny a secara sederhana y ang m em beqak an k ot a dan desa adalah k epadat an relat if penduduk ny a, k om plek sit as m asyarak at dan k ebuday aan m asy arak at , sert a perbedaan k eduduk an dalam adm inist rasi negara, y ang dalam hal ini k ot a m erupak an pusat dom inasi ( Benediet 1968, Mit chel1968, Buecher 1968, dan Uzel and Provencherh 1976) .7

Kebij akan pem bangunan yang m enem pat kan sekt or indust ri pada sisi yang lain harus didukung oleh penyediaan lahan, kebut uhan bahan baku, kebut uhan t enaga kerj a, kebut uhan sarana infra st rukt ur, kebut uhan kebij akan m ikro, k ebut uhan birok rasi dan lain sebagainy a.

Terbat asnya penyediaan lahan dipecahkan dengan kebij akan t at a guna lahan dengan m em anfaat kan daerah pinggiran ( pusat kot a t elah m enj adi daerah yang padat perunt ukannya) , yang dikondisikan searah dengan kebut uhan indust ri t erhadapny a. Kebut uhan ak an t enaga k erj a dicuk upi dengan perpindahan secara suk arela penduduk desa k e k ot a ( disebabk an day a t arik k ot a sebagai t em pat m em perbaiki nasib) , ak ibat ny a adalah t idak t erbendungny a proses m igrasi sehingga cadangan t enaga kerj a m elim pah. Dem ikian j uga dengan kebut uhan- kebut uhan lainnya, yang int inya lebih m em usat kan perhat ian dan kepent ingan dari indust rialisasi.

Di sam ping it u konskuensi dari pem bangunan perkot aan yang konsist en dengan konsep pert um buhan ekonom i dan indust rralisasi ini, j uga m enim bulkan t erj adiny a disk rim inasi sik ap dan perlak uan t erhadap m asy arak at . Ut am any a m asyarak at y ang berada pada st rat a baw ah, dengan asum si ak an m enj adi beban dalam perhit ungan peningkat an angka pert um buhan.

Yang t erj adi k em udian adalah t ercipt any a k ant ong- k ant ong k em iskinan di daerah perkot aan, dengan ciri k has perkam pungan k um uh, organisasi k rim inal, pelacuran, pedagang kaki lim a, t ransport asi inform al, pendudukan t anah- t anah negara dan lain sebagainya. Hal t ersebut set idaknya m enunj ukkan adanya m odel-m odel adapt asi dan perlaw anan odel-m asy arak at t erhadap k onsep pert uodel-m buhan ekonoodel-m i dan indust rialisasi y ang dipandang t idak m em ihak m erek a.

Kondisi ini j uga dialam i di Surabay a, t erut am a berkait an dengan k ebij ak an pengem bangan perkot aan. Ket idak m am puan m asyarak at pinggiran ( y ang t idak

5

Harry T Oshim a, Old an New St rat egies An Ekonom ict ’s View , dik ut ip dari I sm id Hadad, Persoalan dan Perkem bangan Pem ikiran dalam Teori Pem bangunan, Prism a, No. 1, Januari 1980 Tahun I X, hal. 26

6

I sm id Hadad, Op. Cit ., hal.27 7

(3)

t erfasilit asi oleh negara unt uk m engem bangkan akses ekonom i, sosial, budaya dan polit iknya) m encipt akan suat u bent uk kreat ivit as dalam m em pert ahankan t ingkat survivalny a.

Kreat iv it as t ersebut pada saat ny a ak an m elahirkan pola perilak u buday a y ang baru sebagai bent uk peny esuaian diri, prot es dan m odel perlaw anan t erhadap kondisi yang m uncul, yang dianggap t idak m engunt ungkan m ereka.

Berdasarkan hal t ersebut di at as, st udi dan penelit ian t ent ang kondisi, persepsi dan perilaku kreat if m asyarakat pinggiran unt uk m enyesuaikan diri, prat es dan sekaligus perlaw anan t erhadap perubahan- perubahan perlu unt uk dilakukan.

Secara k husus, m asyarak at di suat u k aw asan di pant ai t im ur Surabay a dapat dij adik an cont oh k asus y ang t erj adi di ham pir set iap k ot a besar di I ndonesia. Lebih spesifik lagi t ent ang t ipologi geografi, perilak u ekonom i, buday a, sert a prilak u polit ik m asyarakat di kaw asan t ersebut m em punyai karakt erist ik yang dapat m ew akili prilak u m asy arak at pinggiran perkot aan lainny a.

Secara geografis, dalam rencana t at a ruang pengem angan k ot a Surabay a kaw asan t ersebut diperunt ukkan bagi kaw asan indust ri, sekaligus m engant isipasi indust rialisasi pulau Madura y ang m enem pat k an pant ai t im ur sebagai k aw asan penghubung. Karena kaw asan t ersebut m erupakan daerah pant ai, m aKa perilaku ekonom i m asy arak at k ebany ak an adalah nelay an ( penduduk asli) . Melalui proses m igrasi, secara perlahan- lahan kaw asan ini dipenuhi oleh pendat ang yang m em anfaat kan t anah- t anah negara ( m elalui proses yang ilegal ?) sebagai t em pat pem uk im an. Sedang t enaga k erj a y ang t idak t ert am pung di sek t or indust ri dan sekt or- sekt or inform al lainnya baik dengan sukarela m aupun t erpaksa m enekuni sek t or inform al sebagai ak t ifit as ekonom iny a. Sedang prilak u sosial buday a dan polit ik lebih bany ak m erespon prilak u negara ( pem erint ah daerah) y ang m encoba m engabaikan peran sosial m ereka sebagai w arga negara. Tent unya prilaku- perilaku t ersebut didasarkan pada pem aham an dan persepsi m erek a y ang m uncul berkait an dengan realit as kehidupan yang dij alani.

2 . Pe r u m u sa n M a sa la h

Dari uraian di at as, m ak a perum usan m asalah dalam penelit ian ini adalah sebagai berik ut :

1. Bagaim ana persepsi m asy arak at pinggiran t erhadap pem bangunan dan pengem bangan kaw asan perkot aan ?

2. Bagaim ana perilaku adapt if m asyarakat pinggiran yang m uncul unt uk m em pert ahankan t ingkat survivalnya t erhadap pem bangunan dan pengem bangan k aw asan perkot aan ?

3. Apak ah dam pak persepsi dan perilak u adapt if m asyarak at pinggiran t ersebut t erhadap t ingk at part isipasiny a dalam pem bangunan ?

3 . St u di M a sya r a k a t Pin ggir a n da n Se k t or I n for m a l

Masy arak at pinggiran adalah ident ik dengan k em isk inan. Kem isk inan buk anlah sem at a- m at a k ek urangan dalam uk uran ekonom i, t et api j uga m elibat k an k ek urangan dalam uk uran k ebuday aan dan k ej iw aan. Dim ana di dalam ny a t erkandung proses sosialisasi corak k ebuday aan dari generasi y ang t ua k e generasi berik ut ny a, inilah y ang oleh Oscar Lew is disebut sebagai buday a k em iskinan ( Oscar Lew is 1959) .8 Dalam penelit ian yang dilakukan di Am erika Lat in ( Meksiko) ini, ia berpendapat bahw a k em iskinan m erupak an suat u adapt asi at au peny esuaian dan sekaligus m er upakan r eaksi kaum m iskin t er hadap kedudukan m ar ginal m er eka di dalam m asyarak at y ang berst rat a k elas, sangat indiv idualist ik , dan berciri

8

(4)

k apit alism e. Kebuday aan t ersebut m encerm ink an suat u upay a m engat asi rasa put us asa dan t anpa harapan ak an perbaik an nasibny a.

Kerana k ebuday aan k em isk inan t ersebut t erj adi ak ibat sosialisasi sik ap dan perilaku, m aka ia bersifat lest ari. Upaya unt uk m em erangi kem iskinan pada saat nya adalah dengan j alan m engubah k ebuday aan anak m isk in. Adapun k ebuday aan k em isk inan ak an t um buh pada k ondisi m asy arak at y ang m em puny ai ciri- ciri: ( 1) sist em ekonom i uang, buruh, upahan dan sist em produksi unt uk keunt ungan; ( 2) t et ap t ingginy a t ingk at pengangguran dan set engah pengangguran bagi t enaga t ak t eram pil; ( 3) rendahny a upah buruh; ( 4) t idak berhasilny a golongan berpenghasilan rendah m eningkat kan organisasi sosial, ekonom i dan polit iknya secara sukarela m aupun at as prakarsa pem erint ah; ( 5) sist em keluarga bilat eral lebih m enonj ol dari pada sist em unilat eral, dan y ang t erak hir; ( 6) k uat ny a seperangk at nilai- pilai pada kelas yang berkuasa yang m enekankan penum pukan hart a kekayaan dan adanya kem ungkinan m obilit as vert ikal, dan sikap hem at sert a adanya anggapan hahw a rendahny a t at us ekonom i sebagai hasil k et idak sanggupan pribadi at au pada dasarnya m em ang sudah rendah kedudukannya.

Lain Oscar Lew is lain .pula Hernando de Sot o ( 1989) , penelit ian y ang m em ilih lokasi di Peru ini disam ping m em bahas kem iskinan, ia j uga secara spesifik m em bahas t ent ang sek t or inform al di perkot aan. Baginy a k em isk inan m uncul dari ak ibat t idak adany a k ebebasan m asy arak at unt uk m engem bangk an ak ses ekonom iny a. Ket idak bebasan ini t erj adi ak ibat cam pur t angan negara y ang cenderung m enganggap bahw a sekt or form allah yang dapat m engat asi k et erbelak angan ekonom i. Dalam t ingk at operasional, cam pur t angan t ersebut dilakukan m elalui perngkat - perangkat hukum . Menurut Hernando de Sot o, unt uk m em ecahk an m asalah k em isk inan adalah dengan m em beri k ebebasan m asy arak at unt uk m engem bangkan akses ekonom inya m elalui sekt or inform al dan m enghilangkan perangkat - perangkat hukum yang m enghalangi perkem bangannya, sekaligus m engakui hak m ilik dan hasil kerj a m asyarakat .9

Lebih lanj ut dalam penelit iannya, ia m enggam barkan secara t erinci m engenai sek t or inform al y ang m eliput i t iga bidang, y ait u perum ahan, perdagangan dan t ransport asi. Di m ana sek t or perum ahan, perdagangan dan t ransport asi y ang dibangun m elalui inform alit as, m enunj ukkan kem aj uan dan peningkat an kondisi ekonom i m asyarakat .

Dalam kont eks I ndonesia, st udi dan penelit ian t ent ang m asyarakat pinggiran di perkot aan dan sek t or inform al t elah bany ak dilak uk an oleh para ahli. Tercat at nam a- nam a, sepert i Hans- Diet er Evers, Parsudi Suparlan, Hasan Poerbo, Tian Baht iar dan lernbaga- lem baga sw aday a m asyarak at ( LP3ES, PLPI I S, YI I S dsb) sert a m asih banyak nam a yang perlu disebut kan.

Hans- Diet er Evers ( 1980) dalam st udiny a t ent ang Produk si Subsist ensi dan " Masa Apung" di Jakar t a m ensinyalir t er bent uknya kelas bar u, yait u golongan yang kuat ekonom inya dan golongan yang lem ah ekonom inya. Golongan yang lem ah ekonom iny a ini m erupak an sebagian besar j um lah populasiny a, y ang disebut sebagai " m asa apung" . Berbeda dengan golongan y ang k uat ekonom iny a, m asa apung hidup dalam k et idak st abilan. Yang dit andai dengan t araf k ehidupan ekonom i y ang hany a t erbat as sam pai pada t ingk at subsist ensi, y ait u dari t angan k e m ulut .10

Selanj ut nya ia m enam bahkan, bahw a m asa apung Jakart a bukanlah t anpa t at anan at au hom ogen. Mobilit as m ereka unt uk m engat asi ket idakpast ian akan kondisi m asa depan, pendidikan form al dan pendapat an yang rendah, dilakukan

9

Hernando de Sot o, Masih Ada Jalan Lain : Rev olusi Tersem buny i di Negara Dunia Ket iga, Yay asan Obor I ndonesia, 1991.

10

(5)

dengan kem am puannya dalam m engorganisasi kelom pok- kelom pok kecil sert a m em pert ahankan kekerabat an dan hubungan- hubungan lainnya dengan daerah-daerah asal.

Sedangk an t ent ang pem uk im an liar dan gelandangan ( St udi di Jak art a dan Purw okert o) , m enurut Parsudi Suparlan ( 1986) m erupak an k onsekuensi logis y ang m uncul akibat gangunan dan pengem bangan perkot aan. Tim bulnya gelandangan di perkot aan t erj adi k arena adany a t ek anan- t ek anan ekonom i dan rasa t idak am an sebagian w arga desa y ang k em udian t erpak sa harus m encari t em pat y ang diduga dapat m em beri k esem pat an y ang lebih baik di k ot a.11

Lebih lanj ut dalam st udinya ia m em bagi kondisi kehidupan dalam dua hal yait u perum ahan ( sulit nya gelandangan m endapat kan perum ahan, sehingga m ereka m em anfaat kan t anah- t anah liar sebagai pem ukim an dengan m endirikan gubuk-gubuk) , sert a m at a pencaharian ( akt ivit as ekonom i dilakukan dengan m engum pulkan barang- barang bekas unt uk dij ual kem bali) .12

Sem ent ara Tian Baht iar dan Ayi Bunyam in dalam penelit iannya t ent ang sek t or inform al di Jak art a Ut ara, desa Suk am anah ( 1990) , m enem uk an adany a bent uk dom inasi sist em int erak si sosial y ang bersifat v ert ikal ant ar perilak u unit usaha di perkot aan. Nam un dem ik ian, ragk aian sek t or unit inform al m em perlihat k an suat u bent uk m at a rant ai yang fungsional dalam pem enuhan kebut uhan m asing-m asing. Yang pat ut disayangkan adalah adanya suat u kondisi di asing-m ana kepent ingan sek t or form al ( dengan k ek uat an m odal dan peluang lebih besar y ang diberik an pem erint ah) sem akin m endesak kepent ingan sekt or inform al.13

4 . Ke r a n gk a Te or i

Proses m em persepsi m anusia yang sekaligus m endorong adanya suat u sikap at au t indakan dilakukan m elalui beberapa proses. Proses it u dim ulai dari diperolehnya st im ulan dalam bent uk inform asi, karena ket erbat asan kem am puan m engident ifikasi secara keseluruhan, m anusia cenderung m elakukan upaya m enggolongkan obyek at au disebut " ket ergolongan obyek : ( Miller 1956) . Yait u kecenderungan unt uk m enganggap obyek t ert ent u secara bersam a- sam a. Yang kem udian dilakukan upaya generalisasi obyek dan upaya m elakukan pengukuran y ang berkait an dengan sebab- ak ibat at au k ausalit as. Di m ana m engat ak an suat u k eadaan ak an m elahirkan k eadaan lain ( Heider 1946 dan 1965) .

Keadaan m em persepsi y ang t erbent uk dalam proses t ersebut ak an t erus-m enerus dipengaruhi arus inforerus-m asi baru dari lingkungannya, yang di dalaerus-m nya m eny angk ut proses penginderaan y ang perifeer t erhadap sek it arny a. Selanj ut ny a m elahirkan suat u bent uk yang holist ik dan dalam konst ansi t inggi, yang berlaku j uga pada t em pat dan oby ek lain ( Osgood 1953) .

Sedang m enurut Merleau- Pont y ( 1945) , persepsi adalah lat ar belak ang dari m ana t erpancar sem ua ak t ifit as dan selalu diandaikan oleh ak t ifit as- ak t ifit as t ersebut . Menurut nya persepsi t idak hanya- berupa pengandaian saj a, m elainkan j uga j alan m enuj u kebenaran, yang lahir dari em pirism e dan rasionalism e ( realit as) .

Dalam proses berik ut ny a, m em persepsi j uga m erupak an k endali dalam proses t indakan dan perilaku, salah sat unya adalah proses penyesuaian diri. Di m ana proses t ersebut diaw ali dari sek elom pok organism e m elak uk an adapt asi perilak u. Yait u proses peny esuaian perilak u sek elom pok organism e t erhadap k ondisi t ert ent u, y ang kem udian diikut i oleh kelom pok organism e lain set elah m ereka m engert i dan

11

Parsudi Suparlan, Gelandangan : Sebuah Konsekuensi Perkem bangan Kot a, dalam Gelandangan : Pandangan I lm uan Sosial, LP3ES, Jak art a, 1986.

12

Parsudi Suparlan, Gelandangan : Sebuah Konsekuensi Perkem bangan Kot a, dalam Gelandangan Pandangan I lm uan Sosial, LP3ES, Jak art a, 1986.

13

(6)

m em aham i m anfaat nya ( proses belaj ar) . Selanj ut nya m ereka m em ilih at au m elak uk an seperangk at perilak u t ert ent u unt uk m engadapt asi t erhadap lingkungannya, yang di dalam nya t erkandung t at a nilai, t ingkat an organisasi sosial dan t ehnologi t ert ent u y ang digunak an dalam m engadapt asi perubahan y ang t erj adi, at au disebut j uga sebagai st rat egi adapt if ( Beneet , 1976; Moran, 1979; Vay da, 1980) .

Konsep adapt asi dapat dipandang sebagai suat u proses y ang m enem pat k an m anusia sebagai pelaku yang berupaya m encapai t uj uan- t uj uannya at au kebut uhan-kebut uhannya, unt uk m enghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang berubah- ubah agar t et ap bert ahan ( surv iv e) . Sedang dalam proses adapt asi at au unt uk m encapai t uj uan dan kebut uhan secara individuil at au kelom pok, ia dapat m em obilisasi dan m em anfaat kan sum ber- sum ber sosial, m at erial, t ehnologi sert a penget ahuan kebudayaan yang dim iliki. Cara- cara yang dipilih biasanya m engadakan hubungan-hubungan sosial baik dengan pihak- pihak yang berada di dalam m aupun di luar k om unit as ( Bennet , 1976; 847- 851)

Sedang bila perilak u m anusia dalam k om unit asny a ( m asy arak at ) dipandang sebagai suat u sist em , m aka m asyarakat akan eksis dan survive apabila berada dalam suat u keseim bangan. Di m ana dit erm inasi nilai budaya akan lahir m elalui hasil k onsensus sem ua anggot a m asy arak at , selalu m em puny ai t uj uan- t uj uan y ang hendak dicapai.

Di m ana sist em nilai t ersebut bersum ber pada pola buday a y ang t erdiri at as sist em kepercayaan, sist em sim bolik dan st andar orient asi yang sam a, yang m em ungk ink an hubungan sosial, int erak si sosial dan proses sosial berj alan lancar. Proses sosial y ang t elah diform at sedem ik ian rupa oleh sist em buday a dan sist em k epercay aan y ang ada, m enj adikan set iap orang m engert i bagaim ana hubungan dengan orang lain. Set iap anggot a m asy arak at berusaha m engint regasikan diri dengan sist em nilai yang ada m elalui proses sosialisasi dan inst it usionalisasi t ersebut . Kesam aan sik ap dan ide dalam m erespon orang lain dalam proses sosial it ulah y ang oleh WI Thom as disebut sebagai " m am m on definit ion of t he sit uat ion" .

Pem olaan perilak u oleh k aedah sosial hasil k onsensus bersam a t ersebut m em puny ai k ek uat an m em ak sa dan m em ang disadari oleh sem ua anggot a m asy arak at . Dalam k eadaan sepert i it u, sist em nilai t ersebut bersifat fungsional dan m em puny ai k ek uat an int egrat if ( Talcot Parson 1971) .

Dalam krit ik yang dilont arkan oleh t eori konflik, kondisi yang digam barkan di at as t idak t erbuk t i dalam realit as. I nt egrasi m asyarak at buk an ( saj a) disebabk an adany a k ek uat an sist em nilai hasil k onsensus bersam a, t et api j uga oleh adany a dom inasi kelom pok lain. Sebab hubungan sosial selalu dit ernukan dua proses yang am bivalen, assosiat i dan dissosiat if. Assosiat if m enunj uk pada kecenderungan int egrat if, dan dissosiat if m enunj uk pada disint egrat if.

Referensi

Dokumen terkait

yang ditujukan kepada Pokja III ULP Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu mulai tanggal 15 s.d 19 Agustus. 2013, pada

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: Faktor yang Mempengaruhi Waktu Perolehan Pekerjaan Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Jember pada Sektor

KABUPATEN TANJUNG JABT}NG BARAT DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH.. Toegino Nomor: 5 Telp/Fax. Kegiatan/Pekerjaan Volume

Variabel Tingkat Kedisiplinan Belajar memberikan Sumbangan Relatif (SR) sebesar 77% dan Sumbangan Efektif (SE) sebesar 15,785% (3) Pengaruh positif dan signifikan

Dalam mencari kode suatu wilayah, pencarian data dilakukan secara manual (dengan menggunakan buku petunjuk telepon), penulis mencoba untuk mengkomputerisasikan pencarian kode

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Fertilitas Pasangan Usia Subur di Desa Semboro Kecamatan Semboro Kabupaten Je mber Tahun 2011. Oleh : Andriana

Jika respon antara orang kunci dari populasi kunci mirip satu sama lain dan mereka konsisten dengan pengamatan yang dilakukan oleh tim lapangan, tetapi berbeda dari

Pada hari ini Jumat, tanggal Dua Puluh Lima bulan Agustus tahun Dua Ribu Tujuh Belas, yang bertandatangan dibawah ini Pejabat Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Pekerjaan Umum